Oleh :
Rombel 5 ( Kelas 3B)
A. PENDAHULUAN
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
kehidupan manusia. Menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No.13 Tahun 1998
tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah
mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam dkk, 2008:32). Dalam kehidupan ini,
manusia mengalami penuaan. Menua adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi
dan memperbaiki kerusakan yang dideritanya (Constantinides, 1994). Terdapat
batasan pada lanjut usia. Batasan umur lansia menurut WHO meliputi usia
pertengahan ialah kelompok usia 45-59 tahun, lanjut usia antara 60-74 tahun,
lanjut usia tua antara 75-90 tahun, dan usia sangant tua ialah di atas 90 tahun.
Selain itu, menurut Setyonegoro, dalam Padila (2013) ialah usia dewasa muda
usia 18/20-25 tahun, usia dewasa penuh usia 25-60/65, lanjut usia >65/70.
Sesorang yang sudah memasuki masa lansia banyak mengalami masalah
nutrisi maupun perubahan-perubahan fisiknya. Perubahan-perubahan fisik pada
lansia menurut (Maryam, 2008:55) ialah sel, jumlah sel berkurang dan cairan
tubuh menurun. Kemudian, kardiovaskuler kemampuan memompa darah
menurun. Respirasi, kekuatan otot-otot pernafasan menurun. Persarafan,
fungsinya menurun. Muskuluskeletal, cairan tulang menurun sehingga mudah
rapuh. Gastrointestinal, asam lambung menurun. Pendengaran, terjadi gangguan
pendengaran. Penglihatan, respon terhadap sinar berkurang. Kulit, keriput serta
kulit kepala dan rambut menipis. Sedangkan masalah nutrisi yang terjadi pada
lansia misalnya tenaga berkurang, energi menurun, kulit makin keriput, gigi
makin rontok, tulang makin rapuh, dan sebagainya. Berdasarkan data di Komisi
Nasional Lanjut Usia (Komnas Lansia) dan Departemen Sosial, pada tahun 2000
tercatat sekitar 7,18% penduduk Indonesia berlansia atau setara dengan 14,4 juta
orang, hingga Mei 2009 jumlah lansia mencapai kurang lebih 20 juta orang atau
terbesar keempat dunia setelah AS, China, dan India, dan diperkirakan pada tahun
2020 jumlah akan mencapai 11,34% dari seluruh penduduk Indonesia atau setara
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan ini diharapkan :
a. Keluarga mampu menjelaskan pengertian gizi dan status gizi.
b. Keluarga mampu menjelaskan tujuan pemberian gizi atau nutrisi pada
lansia.
c. Keluarga mampu menjelaskan faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi
atau nutrisi pada lansia.
d. Keluarga mampu melakukan pemberian makanan pada lansia.
e. Keluarga mampu memberikan nutrisi pada lansia sesuai kebutuhan.
B. Evaluasi Hasil
Standar hasil : tes lisan pada akhir kegiatan masyarakat.
Kriteria:
a. Masyarakat bisa menjawab 7 pertanyaan dengan benar
b. Masyarakat dapat mengubah pola hidupnya menuju hidup sehat.
A. Pengertian Gizi
Gizi adalah Kandungan organik dan non-organik yang ditemukan dalam
makanan dan dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik (Kozier,
2004). Gizi dikaitkan dengan potensi ekonomi seseorang, karena gizi berkaitan
dengan perkembangan otak. Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan
memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Zat-zat
gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat, lemak, dan protein.
Oksidasi zat-zat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk
melakukan kegiatan atau aktivitas.
Status gizi adalah kesehatan yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan
dan pengguna zat gizi. Lansia memerlukan nutrisi yang baik, bahan bergizi seperti
protein, mineral, kalsium, dan vitamin harus tersedia dalam jumlah yang cukup,
kebutuhan gizi Lansia hampir sama dengan kebutuhan gizi dari generasi yang
lebih muda. Gizi yang paling penting dibutuhkan dalam waktu singkat oleh
makhluk hidup adalah air, tanpa asupan cairan yang adekuat semua perawatan
nutrisi akan sia-sia. Dalam kondisi normal, Lansia membutuhkan asupan cairan
sekitar 1.500 ml setiap hari (Mubarok, 2009).
10 | P r o m o s i K e s e h a t a n L a n s i a
5. Vitamin dan mineral
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang
mengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E
umumnya kekurangan ini terutama disebabkan dibatasinya konsumsi makanan,
khususnya buah-buahan dan sayuran, kekurangan mineral yang paling banyak
diderita lansia adalah kurang mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan
tulang dan kekurangan zat besi menyebabkan anemia. Kebutuhan vitamin dan
mineral bagi lansia menjadi penting untuk membantu metabolisme zat-zat gizi
yang lain. Sayuran dan buah hendaknya dikonsumsi secara teratur sebagai sumber
vitamin, mineral dan serat.
6. Air
Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan
tubuh untuk mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine), membantu
pencernaan makanan dan membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja ginjal).
Pada lansia dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas per hari.
11 | P r o m o s i K e s e h a t a n L a n s i a
Pola susunan makanan untuk manula dalam sehari
12 | P r o m o s i K e s e h a t a n L a n s i a
Daftar Pustaka