Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“ Pemenuhan Gizi Lansia”

Oleh :
Rombel 5 ( Kelas 3B)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN PONOROGO


POLTEKES KEMENKES MALANG
2019
PEMENUHAN GIZI PADA LANSIA

A. PENDAHULUAN
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
kehidupan manusia. Menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No.13 Tahun 1998
tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah
mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam dkk, 2008:32). Dalam kehidupan ini,
manusia mengalami penuaan. Menua adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi
dan memperbaiki kerusakan yang dideritanya (Constantinides, 1994). Terdapat
batasan pada lanjut usia. Batasan umur lansia menurut WHO meliputi usia
pertengahan ialah kelompok usia 45-59 tahun, lanjut usia antara 60-74 tahun,
lanjut usia tua antara 75-90 tahun, dan usia sangant tua ialah di atas 90 tahun.
Selain itu, menurut Setyonegoro, dalam Padila (2013) ialah usia dewasa muda
usia 18/20-25 tahun, usia dewasa penuh usia 25-60/65, lanjut usia >65/70.
Sesorang yang sudah memasuki masa lansia banyak mengalami masalah
nutrisi maupun perubahan-perubahan fisiknya. Perubahan-perubahan fisik pada
lansia menurut (Maryam, 2008:55) ialah sel, jumlah sel berkurang dan cairan
tubuh menurun. Kemudian, kardiovaskuler kemampuan memompa darah
menurun. Respirasi, kekuatan otot-otot pernafasan menurun. Persarafan,
fungsinya menurun. Muskuluskeletal, cairan tulang menurun sehingga mudah
rapuh. Gastrointestinal, asam lambung menurun. Pendengaran, terjadi gangguan
pendengaran. Penglihatan, respon terhadap sinar berkurang. Kulit, keriput serta
kulit kepala dan rambut menipis. Sedangkan masalah nutrisi yang terjadi pada
lansia misalnya tenaga berkurang, energi menurun, kulit makin keriput, gigi
makin rontok, tulang makin rapuh, dan sebagainya. Berdasarkan data di Komisi
Nasional Lanjut Usia (Komnas Lansia) dan Departemen Sosial, pada tahun 2000
tercatat sekitar 7,18% penduduk Indonesia berlansia atau setara dengan 14,4 juta
orang, hingga Mei 2009 jumlah lansia mencapai kurang lebih 20 juta orang atau
terbesar keempat dunia setelah AS, China, dan India, dan diperkirakan pada tahun
2020 jumlah akan mencapai 11,34% dari seluruh penduduk Indonesia atau setara

1|Promosi Kesehatan Lansia


dengan 28,8 juta orang. Namun, ada sekitar 74% dari lansia usia 60 tahun ke atas
menderita penyakit kronis yang harus makan obat terus-menerus selama hidup
mereka.
Berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah nutrisi pada
lansia antara lain melalui monitoring BB (kartu lansia), pendidikan gizi. Lansia
dengan penyakit degeneratif perlu diberikan konseling gizi. Konseling gizi
misalnya posyandu lansia yang bertujuan untuk meningkatkan jangkauan
pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, pendidikan gizi yang bertujuan agar
masyarakat dapat memiliki dan mempertahankan pola makan, penyuluhan
kesehatan dan konseling gizi yang bertujuan untuk mengembangkan pengertian
yang benar dan sikap yang positif individu / pasien atau kelompok / keluarga
pasien (receiver), keluarga sadar gizi (kadarzi) yang bertujuan agar suatu keluarga
mampu mengenal, mencegah, dan mengatasi masalah gizi setiap anggotanya.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum

Setelah diberikan penyuluhan kesehatan selama kurang lebih 20 menit


diharapkan Keluarga mampu memahami tentang nutrisi pada lansia, dan mau
melaksanakan pemberian nutrisi pada lansia dengan benar.

2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan ini diharapkan :
a. Keluarga mampu menjelaskan pengertian gizi dan status gizi.
b. Keluarga mampu menjelaskan tujuan pemberian gizi atau nutrisi pada
lansia.
c. Keluarga mampu menjelaskan faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi
atau nutrisi pada lansia.
d. Keluarga mampu melakukan pemberian makanan pada lansia.
e. Keluarga mampu memberikan nutrisi pada lansia sesuai kebutuhan.

2|Promosi Kesehatan Lansia


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PEMENUHAN GIZI PADA LANSIA

1. Pokok Bahasan : Pemenuhan Gizi Pada Lansia


2. Sub Pokok Bahasan :
a. Pengertian gizi.
b. Tujuan pemberian nutrisi atau gizi pada lansia.
c. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi atau nutrisi pada lansia.
d. Pemberian makanan pada lansia.
e. Kebutuhan gizi pada lansia.
3. Sasaran : Lansia di desa Trisono
4. Tempat : Balai Desa Trisono
5. Hari / Tanggal : Jumat, 8 Februari 2019
6. Waktu : 25 menit
7. Metode : Ceramah
Diskusi
Tanya Jawab
8. Media : Leaflet
LCD Proyektor
Laptop
9. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga dapat mengerti tentang
pemenuhan nutrisi pada lansia.
10. Tujuan Instruksional Khusus
a. Keluarga mampu menjelaskan pengertian gizi.
b. Keluarga mampu menjelaskan tujuan pemberian nutrisi atau gizi pada
lansia
c. Keluarga mampu menjelaskan faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi
atau nutrisi pada lansia.
d. Keluarga mampu menjelaskan pemberian makanan pada lansia.
e. Keluarga mampu melakukan pemberian kebutuhan gizi yang diperlukan
lansia.

3|Promosi Kesehatan Lansia


11. Kegiatan Penyuluhan :
No Waktu Kegiataan Kegiatan Peserta Media
Penyuluhan
1 3 menit Pembukaan : Leaflet
a) Memberi salam a) Menjawab
b) Memperkenalkan salam
diri b) Menyimak
c) Mengajukan c) Menyepakati
kontrak waktu kontrak
d) Menjelaskan tujuan waktu (20
dari penyuluhan. menit)
d) Mendengark
an
2 12 menit Penyajian: a) Mendengark Leaflet
Menjelaskan materi an LCD Proyektor
tentang : b) Menyimak Laptop
a) Pengertian gizi c) Mengajukan
b) Tujuan pemberian pertanyaan
nutrisi atau gizi pada d) Mendengark
lansia an
c) Faktor yang e) Mendengark
mempengaruhi an
kebutuhan gizi atau f) Mengajukan
nutrisi pada lansia Pertanyaan
d) Pemberian makanan
pada lansia
e) Kebutuhan gizi pada
lansia
f) Memberi
kesempatan kepada
keluarga untuk
bertanya jika ada
yang belum di
mengerti.
3 10 menit Penutup : Leaflet
a) Review / a) Mendengark
menyimpulkan an
materi b) Menjawab
b) Evaluasi dengan
c) Mengucapkan salam Benar
penutup c) Menjawab
salam
penutup
12. Evaluasi :
A. Evaluasi proses

4|Promosi Kesehatan Lansia


Bentuk : Sumatif
Waktu : 5 menit
Soal evaluasi :
1. Pengetahuan lisan
1. Apakah yang dimaksud dengan nutrisi (status gizi) ?
a. Status gizi adalah kesehatan yang diakibatkan oleh konsumsi,
penyerapan dan pengguna zat gizi.
b. Status gizi adalah kesehatan yang diakibatkan oleh konsumsi,
penyerapan dan pengguna glukosa.
c. Status gizi adalah kesehatan yang diakibatkan oleh konsumsi, dan pola
hidup.
2. Apakah tujuan pemberian gizi pada lansia ?
a. Membiasakan makan secara cukup dan teratur.
b. Mempercepat kemunduran fungsi organ tubuh.
c. Memunculkan penyakit.
3. Berikut mana yang temasuk jenis makanan yang mengandung banyak
protein nabati ?
a. Brokoli.
b. Ikan tuna.
c. Tempe.
4. Makanan apa yang direkomendasikan bagi lansia ?
a. Makanan yang basi.
b. Makanan siap saji .
c. Sayur dan buah-buahan.
5. Berapa kebutuhan minum air putih untuk lansia?
a. 6 - 8 gelas.
b. 4 - 5 gelas.
c. 2 - 3 gelas.

6. Prinsip makan makanan yang mengandung karbohidrat, adalah?


a. Makan banyak dan berlebihan.

5|Promosi Kesehatan Lansia


b. Makan sedikit tapi sering serta makanan masih dalam keadaan baik.
c. Makanan yang sudah dikonsumsi sebelumnya dihangatkan/dimasak
kembali.
7. Apa guna makanan yang mengandung banyak serat bagi lansia?
a. Mengakibatkan konstipasi pada lansia.
b. Penyerapan makanan di usus menurun.
c. Berguna agar buang air besar menjadi lancar.
8. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi pada lansia?
a. Kerongkongan mengalami penyempitan.
b. Penyerapan makanan di usus menurun.
c. Gerakan usus dan peristaltik kuat.
9. Apa saja bahan makanan protein hewani yang berfungsi sebagai zat
pembangun?
a. Telur, ayam, ikan, daging, udang.
b. Telur, ayam, kol, sosis.
c. Ikan, sosis, keju, buncis.
10. Salah satu makanan yang perlu dihindari/dikurangi oleh lansia adalah?
a. Alkohol, sayuran.
b. Makanan yang berlemak dan mengandung MSG
c. Makan makanan yang bergizi.

B. Evaluasi Hasil
Standar hasil : tes lisan pada akhir kegiatan masyarakat.
Kriteria:
a. Masyarakat bisa menjawab 7 pertanyaan dengan benar
b. Masyarakat dapat mengubah pola hidupnya menuju hidup sehat.

6|Promosi Kesehatan Lansia


MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Gizi
Gizi adalah Kandungan organik dan non-organik yang ditemukan dalam
makanan dan dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik (Kozier,
2004). Gizi dikaitkan dengan potensi ekonomi seseorang, karena gizi berkaitan
dengan perkembangan otak. Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan
memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Zat-zat
gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat, lemak, dan protein.
Oksidasi zat-zat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk
melakukan kegiatan atau aktivitas.
Status gizi adalah kesehatan yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan
dan pengguna zat gizi. Lansia memerlukan nutrisi yang baik, bahan bergizi seperti
protein, mineral, kalsium, dan vitamin harus tersedia dalam jumlah yang cukup,
kebutuhan gizi Lansia hampir sama dengan kebutuhan gizi dari generasi yang
lebih muda. Gizi yang paling penting dibutuhkan dalam waktu singkat oleh
makhluk hidup adalah air, tanpa asupan cairan yang adekuat semua perawatan
nutrisi akan sia-sia. Dalam kondisi normal, Lansia membutuhkan asupan cairan
sekitar 1.500 ml setiap hari (Mubarok, 2009).

B. Tujuan Pemberian Gizi Lansia


Menurut Mubarok (2009), tujuan pemberian nutrisi atau gizi pada Lansia
antara lain sebagai berikut :
a. Mempertahankan gizi yang seimbang dalam kaitannya untuk menunda
atau mencegah kemunduran fungsi organ
b. Gizi diharapkan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan tubuh pada Lansia
c. Membiasakan makanan yang cukup dan teratur
d. Menghindari kebiasaan pola makan yang buruk, seperti mengomsumsi
makanan yang berkolesterol, meminum minuman keras, dan lain-lain.
e. Mempertahankan kesehatan dan menunda lahirnya penyakit degeneratif
seperti penyakit jantung koroner, ginjal, atherosklerosis, dan lain-lain.

7|Promosi Kesehatan Lansia


f. Melalui penelitian epidemiologi menjelaskan faktor resiko penyakit
karena komsumsi bahan makanan tertentu seperti penyakit sendi dan
tulang akibat asam urat, penyakit jantung, koroner karena kolesterol dan
lemak jenuh, diabetes mellitus akibat obesitas karena komsumsi hidrat
arang.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi Atau Nutrisi Pada Lansia


Menurut Nugroho (2008), faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi
pada Lansia antara lain sebagai berikut :
a. Berkurangnya kemampuan untuk mencerna makanan (akibat kerusakan
gigi/ompong
b. Berkurangnya cita rasa
c. Berkurangnya koordinasi otot
d. Keadaan fisik yang kurang baik
e. Faktor ekonomi dan sosial
f. Faktor penyerapan makanan (daya absorbsi).

D. Pemberian Makanan Pada Lansia


Menurut Nugroho (2008), hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian
makanan pada Lansia sebagai berikut :
a. Apakah makanan yang disajikan memenuhi kebutuhan gizi
b. Sajikan makanan tersebut pada waktunya secara teratur dan dalam porsi
yang kecil saja
c. Jangan menunjukkan rasa bosan dalam melayani keluarga Lansia ,
tunjukkan wajah yang cerah dan gembira
d. Beri makanan secara bertahap dan bervariasi, terutama bila nafsu makan
kurang
e. Perhatikan makanan apa yang disukai dan tidak, agar dapat menentukan
jenis makanan yang sesuai dengan selera.
f. Jika mendapat diet tertentu, perhatikan apaka diet tersebut sesuai dengan
petunjuk dokter, misalnya untuk diabetes dan tekanan darah tinggi

8|Promosi Kesehatan Lansia


g. Berikan makanan yang lunak untuk menghindari konstipasi serta
memudahkan mengunyah, terutama bagi klien Lansia , yang sudah
ompong, misalnya dalam bentuk nasi tim atau bubur.
Bagi Lansia yang mampu sendiri, diharapkan untuk makan sendiri.
Keluarga dan perawat membantu menyajikan saja. Usahakan klien didorong untuk
mengerjakan sendiri segala sesuatunya. Bagi klien Lansia yang tidak mampu
bergerak sendiri dan pasif, perlu diberikan pertolongan dan bantuan sesuai dengan
kebutuhan, misalnya disuapi.
Cara pemberian makanan pada Lansia antara lain :
a. Posisikan klien setengah duduk
b. Periksa apakah mulutnya dalam keadaan bersih
c. Letakan lap makanan atau serbet diatas dada, guna mencegah bajunya
tidak menjadi kotor
d. Suapi dengan sendok yang tidak terlalu penuh,lalu masukkan kedalam
mulutnya
e. Penolongan atau perawatan dapat duduk atau berdiri di sisi tempat tidur
f. Sediakan waktu yang cukup untuk membantu memberikan makanan
g. Jangan tergesa-gesa agar jalan makanan tidak terganggu dan juga tidak
mengganggu atau mengurangi nafsu makan.

E. Kebutuhan Gizi Lansia.


Masalah gizi yang dihadapi lansia berkaitan erat dengan menurunnya
aktivitas biologis tubuhnya. Konsumsi pangan yang kurang seimbang akan
memperburuk kondisi lansia yang secara alami memang sudah menurun.
1. Kalori
Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal pada
orang-orang berusia lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya
massa otot dan aktivitas. Kalori (energi) diperoleh dari lemak 9,4 kal, karbohidrat
4 kal, dan protein 4 kal per gramnya. Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-
25% berasal dari protein, 20% dari lemak, dan sisanya dari karbohidrat.
Kebutuhan kalori untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan untuk
lansia wanita 1700 kal. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka

9|Promosi Kesehatan Lansia


sebagian energi akan disimpan berupa lemak, sehingga akan timbul obesitas.
Sebaliknya, bila terlalu sedikit, maka cadangan energi tubuh akan digunakan,
sehingga tubuh akan menjadi kurus.
2. Protein
Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa per
hari adalah 1 gram per kg berat badan. Pada lansia, masa ototnya berkurang.
Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang, bahkan harus
lebih tinggi dari orang dewasa, karena pada lansia efisiensi penggunaan senyawa
nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan pencernaan dan
penyerapannya kurang efisien). Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk
lansia sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi
untuk orang dewasa. Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani
dan kacang-kacangan.
3. Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori
yang dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari
konsumsi energi) dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan
pembuluh darah ke jantung). Juga dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut
adalah asam lemak tidak jenuh (PUFA = poly unsaturated faty acid). Minyak
nabati merupakan sumber asam lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak
hewan banyak mengandung asam lemak jenuh.
4. Karbohidrat dan serat makanan
Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau
konstipasi (susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus. Serat
makanan telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat
yang baik bagi lansia adalah sayuran, buah-buahan segar dan biji-bijian utuh.
Manula tidak dianjurkan mengkonsumsi suplemen serat (yang dijual secara
komersial), karena dikuatirkan konsumsi seratnya terlalu banyak, yang dapat
menyebabkan mineral dan zat gizi lain terserap oleh serat sehingga tidak dapat
diserap tubuh. Lansia dianjurkan untuk mengurangi konsumsi gula-gula sederhana
dan menggantinya dengan karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-
kacangan dan biji-bijian yang berfungsi sebagai sumber energi dan sumber serat.

10 | P r o m o s i K e s e h a t a n L a n s i a
5. Vitamin dan mineral
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang
mengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E
umumnya kekurangan ini terutama disebabkan dibatasinya konsumsi makanan,
khususnya buah-buahan dan sayuran, kekurangan mineral yang paling banyak
diderita lansia adalah kurang mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan
tulang dan kekurangan zat besi menyebabkan anemia. Kebutuhan vitamin dan
mineral bagi lansia menjadi penting untuk membantu metabolisme zat-zat gizi
yang lain. Sayuran dan buah hendaknya dikonsumsi secara teratur sebagai sumber
vitamin, mineral dan serat.
6. Air
Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan
tubuh untuk mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine), membantu
pencernaan makanan dan membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja ginjal).
Pada lansia dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas per hari.

 Kelompok makanan jenis makanan


Karbohidrat : nasi, jagung, ketan, bihun, biskuit, kentang, mie, roti,
singkong, talas, ubi-ubian
Protein hewani : daging sapi, daging ayam, hati (ayam atau sapi), telur
unggas, ikan, baso daging
Protein nabati : kacang-kacangan, tahu, tempe, oncom
Buah-buahan : pepaya, belimbing, alpukat, apel, jambu biji, jeruk, mangga,
nangka, pisang, awo, sirsak, semangka
Sayuran : bayam, buncis, beluntas, daun pepaya, daun singkong,
katuk, kapri, kacang panjang, kecipir, sawi, wortel, selada
Makanan jajanan : bika ambon, dadar gulung, getuk lindri, apem, kroket, kue
putu, risoles
Susu : susu kambing, susu kedelai, skim

11 | P r o m o s i K e s e h a t a n L a n s i a
 Pola susunan makanan untuk manula dalam sehari

KELOMPOK JENIS PANGAN PER JUMLAH PORSI DALAM


MAKANAN PORSI SEHARI
LAKI-LAKI PEREMPUAN
Bahan pokok Nasi 3 Porsi 2 Porsi
(1 piring=200 gr)
Lauk pauk Daging (1 ptg=50gr) 1,5 Potong 2 Potong
Tahu (1 ptg=25 gr) 5 Potong 4 Potong
Sayuran Bayam 1,5 Mangkok 1,5 Mangkok
(1 mgk=100 gr)
Buah-buahan Pepaya 2 Potong 2 Potong
(1 ptg=100 gr)
susu Skim 1 Gelas 1 Gelas
(1 gls=100 gr)

 Menu untuk manula dalam sehari


WAKTU MENU PORSI
Pagi Roti-telur-susu 1 tangkep 1 gelas
Selingan Papais 2 bungkus
Siang Nasi 1 piring
Semur 1 potong
Pepes tahu 1 bungkus
Sayur bayam 1 mangkok
Pisang 1 buah
Selingan Kolak pisang 1 mangkok
Malam Mie baso 1 mangkok
Pepaya 1 buah
Sumber :
Pedoman tata laksana gizi usia lanjut untuk tenaga kesehatan. 2003. Direktorat
gizi masyarakat DJBKM. Depkes RI

12 | P r o m o s i K e s e h a t a n L a n s i a
Daftar Pustaka

Citrawathi. (2014). Sistem reproduksi manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.


Kusmiran, Eny. (2012). Kesehatan reproduksi remaja dan wanita. Jakarta:
Salemba Medika
Desmarnita.dkk. (2014). Pengaruh pendidikan kesehatan metode peer group.
terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri tentang kesehatan
reproduksi. jkep. Vol. 2 no. 3 November 2014, hlm 55-62. (online) di akses
pada tanggal 2 Aguatus 2017.
Notoatmodjo, Soekijdo. (2010). Promosi kesehatan teroi dan aplikasinya. Jakarta:
PT.Rineka Cipta
Pinem, Saroha. (2009). Kesehatan reproduksi dan kontrasepsi. Jakarta: CV.
Trans Info Media
Nursalam & Effendi. (2008). Pendidikan dalam keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika
Aritonang,T.R. (2015). Hubungan pengetahuan dan sikap tentang kesehatan
reproduksi dengan perilaku seks pranikah pada remaja usia (15-17 tahun)
di SMK Yadika 13 tambun, Bekasi. Jurnal Ilmiah WIDYA Volume 3 Nomor
2 September - Desember 2015. Di akses pada tanggal 2 Agustus 2017.

Anda mungkin juga menyukai