Anda di halaman 1dari 38

1.

Pengertian Gempa Bumi

Gempa Bumi adalah getaran di tanah yang disebabkan oleh gerakan


permukaan bumi. Gerakan tersebut menyebabkan suatu kerusakan baik pada
gedung, jembatan, jalan perumahan hingga pada perubahan permukaan tanah,
bahkan sampai melibatkan hilangnya nyawa manusia.

Permukaan bumi memiliki bentuk dari lapisan yang bebatuan paling luar
yang disebut dengan keak bumi. Kerak bumi tersebut memiliki bentuk dari nikel
dan juga besi dengan bagian padat di tengahnya. Ketebalan dari kerak bumi tersebut
dapat mencapai 70 km.

Umumnya gempa bumi berasal dari kerak bumi yang notabene tidaklah jauh
dari bawah tanah. Kerak bumi tersebut kemudian pecah yang membentuk suatu
potongan-potongan besar yang paling berpasangan. Potongan ini disebut dengan
lempeng. Tumbukan antara dua lempeng tersebut menyebabkan salah satu dari
lempeng kerak akan terdorong ke bawah.

Umumnya lempeng samudera di laut menumbuk lempeng benua yang lebih


tipis di darat. Lempeng samudera yang jatuh tersebut kemudian bergesekan dengan
lempeng di atasnya yang mampu menyebabkan gempa bumi dan tsunami.

Sedangkan pada peristiwa lain, saat lempeng kemudia membentuk suatu


kerak bumi yang bergerak dan saling berdesakan akan berakibat suatu tegangan
besar, bahkan dapat memecah batuan. Tempat batuan pecah tersebut desebut
dengan patahan (fault). dan alur dari akibat pecahan batuan dinamakan dengan alur
patahan.

Alur patahan yang dampaknya besar dapat sampai ke bebatuan di bawah


tanah yang dalam dan merentang sepanjang benua. Alur patahan tersebsar di dunia
sama misalnya gempa bumi terkuat dan juga dapat ditemukan di dekat tepi
lempeng. Beberapa dari patahan besar tersebut kemudian membelah tanah saat
bergerak, energi yang telah dilepaskan, kumpulan batuan di kedua sisi patahan
tersebut terkunci pada satu di posisi yang baru.

1
Tekanan dan tegangan yang menyebabkan gempa bumi pertama sering terus
berulang dan kemudian tersu bertambah sampai menyebabkan gempa lain. Setiap
tahunnya tercatat gempa bumi yang memiliki ukuran kecil sebanyak 11 juta kali
dan gempa cukup kuat yakni sebanyak 34.000 kali.

2. Pengertian Gempa Bumi Menurut Para Ahli


1. Howel
Menurut Howel dalam Mulyo (2004) yang mendefinisikan bahwa
pengertian gempa bumi adalah getaran atau serentetan getaran dari kulit
bumi yang bersifat tidak abadi dan kemudian menyebar ke segala arah. Kulit
bumi bergetar secara kontinyu walaupun relatif sangat kecil. Getaran
tersebut tidak dikatakan gempa bumi karena memiliki sifat getaran yang
terus menerus. Jadi, gempa bumi harus memiliki waktu awal dan waktu
akhir yang jelas.
2. Bayong
Menurut Bayong (2006: 12) gempa bumi adalah gerakan atau getaran pada
kulit bumi yang disebabkan oleh tenaga endogen. Tenaga endogen adalah
tenaga yang berasal dari dalam bumi yang disebabkan oleh perubahan pada
kulit bumi. Tenaga endogen memiliki sifat yang membentuk permukaan
bumi menajdi tidak rata. Mungkin saja di suatu daerah dulunya permukaan
bumi rata (datar) tetapi akibat tenaga endogen ini berubah menjadi gunung,
bukit atau pegunungan. Pada bagian lain permukaan bumi turun menjadikan
adanya suatu lembaga ataupun jurang. Secara umum tenaga endogen
tersebut dibagi kedalam tiga jenis yakni vulkanisme, tektonisme, dan seisme
atau gempa. Vulkanisme dibagi lagi menjadi plutonisme dan vulkan.

3. sifat-Sifat Gempa Bumi


Selain itu, gempa bumi juga memiliki sifat-sifat. Sifat-sifat gempa bumi
adalah sebagai berikut...

 Global. Secara geografis, distribusinya terstruktur terdapat daerah gempa


bumi atau dengan gempa bumi yang besar.

2
 Melepaskan energi yang juga sangat besar. Pelepasan energi dapat terjadi di
dataran maupun juga di lautan, pelepasan energi yang terjadi di lautan dapat
menyebabkan tsunami.
 Datang secara berkelompok baik terhadap waktu maupun juga dengan
ruang.
 Kedalaman focus gempa beragam hingga 700 km.
 Distribusi frekuensi gempa merupakan fungsi dari kedalam focus namun
tidak seragam terhadap kedalaman maupun juga geologis.

4. Jenis-Jenis Gempa Bumi


Gempa bumi pada umumnya membuat tanah bergerak. Jika terdapat pusat
gempa yang dekat dengan pemukiman, akan terjadi suatu kerusakan bangunan di
wilayah tersebut. Sebaliknya, jika pusat gempat tersebut berada jauh dari suatu
permukiman, maka pengaruhnya hanya berupa getaran-getaran kecil, terkadang
sama sekali tidak dirasakan getaran.

Adanya rambatan getaran gempa secara vertikal atau horisontal serta besar-
kecilnya dampak tersebut terhadap kerusakan bangunan lebih banyak dipengaruhi
oleh suatu kondisi tanah itu sendiri misalnya.

 Tebal tipisnya lapisan suatu tanah.


 Keras atau lembeknya lapisan tanah,
 Sifat tanah dan kondisi geologis tanah (geological setting).

Terdapat tiga kondisi atau sifat tanah misalnya dapat disimpulkan suatu
proses menjalarnya gempa adalah suatu peristiwa yang sangat kompleks. Tanah
dapat memperbesar atau memperkecil gerak gelombang gempa. Kondisi tanah di
bawah juga menentukan tingkat kerusakan, bukan hanya dari besaran skala Richter
yang tercatat.

Ketika lapisan tanah di bawah sangat keras, maka dapat diprediksikan


adanya suatu gempa yang memiliki kekuatan 5,9 skala Richter dan dapat
menimbulkan kerusakan besar karena tanah keras akan mampu meneruskan dan

3
bahkan memperbesar getaran suatu gempa. Misalnya gempa di Yogyakarta dan di
tanah Jawah Tengah.

Namuin, ketika tanah bagian di bawah lembek, gempa tidak dapat


menimbulkan suatu kerusakan. Contohnya, setelah gempa Yogyakarta beberapa
bulan kemudian Jakarta di guncang gempa dengan kekuatan 6,2 skala Richter, akan
tetapi tidak ada kerusakan. Yang ada hanyalah sebuah kepanikan, itu kemudian
disebagkan oleh sebagian getaran gempa yang terjadi sudah diserap oleh tanah yang
lembek.

Selain dari sifat tanah tersebut, turut memperbesar atau meredam getaran
adalah radius gempa dari pusat gempa. Semakin dekatnya dengan suatu pusat
gempa, maka akan semakin keras getarannya. Selain itu bergerak secara mendatar,
gempa ada yang dapat bergerak ke atas-bawah. Hal ini dapat terjadi ketika gempa
bumi di kota Kobe, Jepang, 17 Januari 1995.

Gempa yang dikenal oleh para ahli terdapat dua macam, yakni gempa
tektonik dan juga gempa vulkanik.

1. Gempa Tektonik
Pengertian Gempa Tektonik - Pengertian Gempa Tektonik adalah gempa
yang disebakan oleh pergeseran kulit bumi secara tiba-tiba di dalam bumi
dan berkaitan sekal idengan gejala pembentukan pegunungan. Dalam kulit
bumi terus menerus terjadi yang disebut dengna proses geologis yang
memiliki akibat konsentrasi dan terkekangnya suatu tegangan-tegangan
serta regangan-regangan yang dalam waktu geologis mampu menghasilkan
suatu perubahan-perubahan pembentukan pegunungan-pegunungan.

Jika kondisi tersebut meningkatkan maka dapat melampua kekuatan pada


batas kulit bumi, terjadilah dikatakan suatu pergeseran-pergeseran
sepanjang bidang terlemah yang disebut dengan patahan lempengan (fault)
atau pergeseran blok-blok batuan untuk mencari suatu keseimbangan
baru. Gempa tektonik tersebut memiliki gelombang gempa yang besar dan
terjadi berulang-ulang serta tidak dapat diprediksi dapat terjadi.

4
Ciri-Ciri Gempa Tektonik

 Gempa tektonik dikenal juga sebagai gempa dislokasi


 Gempa tektonik terjadi jika berentuk patahan aru atau terjadi pergeseran
sepanjang patahan karena timbul tegangan di dalam kulit bumi.
 Berdasar atas rekaman yang ada, 90 persen dari seluruh gempa
dikategorikan sebagai gempa tektonik.
 Penyebaran gempa sangat luas, dengan kekuatan menengah hingga tinggi,
diawal idengan gerakan yang lemah kemudian menimbulka ngempa utama
dengan skala yang cukup besar, kemudian di susul oleh gempa-gempa
susulan yang dengna intensistas yang semakin mengecil dalam usaha
mencapai suatu keseimbangan.
 Koran yang ditimbulkan memiliki bentuk kerusakan dan juga kroban
manusia.

2. Gempa Vulkanik
Pengertian Gempa Vulkanik - Pengertian Gempa vulkanik adalah gempa
yang disebakan oleh kinerja gunung api, dan terjadi sebleum, selama, dan
sesudah letusan gunung api. Ketika sebuah gunung berapi meletus, letusan
yang diakibatkan tersebut mengalirkan gelombang-gelombang yang tercatat
oleh alat sesimograf. Namun jika letusan yang diakibatkan sangat besar,
maka gerakannnya dapat dirasakan langsung.

Gempa vulkanik tersebut memiliki sifat lokal dengan getaran yang lemah.
Hal ini disebabkan oleh sebagian besar energi yang kemudian dilepaskan
dalam suatu bentuk suara ledakan. Jadi, pada umumnya gempa tersebut
kemudian menimbulkan suatu kerusakan adalah gempa bumi tektonik.

Gempa vulkanik dapat terjadi ketika berulang-ulang dalam sehari atau


bahkan dalam hitungan jam. Intensitas getaran gelombangnya tidaklah besar
sehingga tidak dapat mengakibatkan suatu kerusakan parah pada bangunan.
Gelombang gempa vulkanik yang masih dapat diprediksi akan terjadi.

5
Ciri-Ciri Gempa Vulkanik

 Gempa vulkanik terjadi karena kinerja gunung berapi.


 Terjadi sebelum, selama dan sesudah letusan gunung berapi
 Sebab uitama gempa vulkanik ialah bersentuhan magma dengan dinding
tubuh gunung api dan tekanan gas pada peledakan hebat
 Perpindahan mendadak dari magma di dalam dapur magma
 |Berdasarkan rekaman kejadian gempa terjadi, kurang lebih 7 persen
digolongkan ke dalam gempa vulkanik.

Selain itu ada juga yang berpendapat bahwa terdapat 4 jenis-jenis gempa
bumi atau macam-macam gempa bumi yakni sebagai berikut:

3. Gempa Bumi Runtuhan


Gempa bumi runtuhan adalah salah satu dari jenis atau macma bencana alam
yang mana jenis gempa ini umumnya terjadi di daerah yang dekat dengan
pertambnagna atau gunung yang berkapur. Jenis gempa tersebut sebenarnya
jarang terjadi dan bahaya yang diakibatkan atau dampak dari gempa tersebut
relatif kecil dibandingka ndengan gempa bumi tektonik dan vulkanik.

4. Gempa Bumi Buatan


Gempa bumi bautan pada umumnya bukanlah gempa yang termasuk dalam
kategori bencana alam, akan tetpai menjadi kategori bencana alam yang
memiliki akibat sangat besar. Penyebab gempa bumi ini berasal dari
aktivitas manusia yang berlebihan misalnya bom, peledakan dinamit, nuklir
dll, hingga permukaan bumi di sekitarnya terguncang.

Sering juga jenis-jenis atau macam-macam gempa bumi dibedakan menjadi dua
yaitu gempa daratan dan juga gempa lautan. Pembagian gempa atau macam-macam
gempa bumi berdasarkan atas jarak fokus, yakni:

 Gempa setempat dengan jarak episentrum <10.000 km


 Gempa jauh kurang lebih jarak episentrum 10.000 km
 Gempa sangat jauh jarak episentrum > 10.000 km

6
Tidak hanya itu, ada juga jenis-jenis gempa bumi berdasarkan jarak fokus yakni
sebagai berikut:

 Gempa dangkal dengan kedalaman fokus kurang lebih 50 km


 Gempa intermediet dengan kedalaman fokus 100-300 km
 Gempa dalam dengan kedalaman fokus 300-700 km

5. Penyebab Terjadinya Gempa Bumi


Penyebab atau asal mula terjadinya gempa bumi merupakan hasil fenomena
alam dan juga perbuatan manusia yang dapat diakibatkan oleh:

 Akibat meteor yang jatuh


 Aktivitas gunung berapi
 Ledakan bahwa tanah akibat nuklir.

Gempa bumi yang paling membahayakan adalah gempa bumi akibat


pelepasan suatu energi karena konstrasi suatu tegangan yang tinggi pada kerak
bumi. Mekanisme tersebut didasari dari dalam bumi yang mengakibatkan gmepa
bumi belum dimengerti sepenuhnya, dan berbagai teori kemudian mengusulkan
berkenaan dengan mekanisme terseut cenderung menimbulkan suatu konflik.
Untuk maksud tersebut sekarang cukuplah ditujukan sebab utama dari gempa bumi
yang berkaitan dengan proses tektonik lautan dan jgua dipermukaan bumi.

6. Proses Terjadinya Gempa Bumi


Para ahli berpendapat bahwa terdapat sebab timbulnya gempa bumi yakni

 Runtuhan lubang-lubang interior bumi. Misalnya gua atau tambang batuan


atua mineral dalam bumi yang menyebabkan getaran di atas permukaannya,
akan tetapi getaran tersebut tidaklah terlalu besar dan terjadi hanya di
setempat saja atau terjadi secara lokal.
 Tabrakan (Impack). Tabrakan benda langit atau sering juga disebut dengan
meteori yang menyebabkan getaran, hanya saja getarannya tidak sampai
terekam oleh suatu alat pencatat getaran gempa bumi dan juga sangat jarang
terjadi.

7
 Letusan atau ledakan gunung api. Aktivitas gunung api dapat menimbulkan
gempa yang disebut dengan gunung api vulkanik. Penyebabnya adanya
persentuhan antara magma dengan dinding gunung api dan juga tekanan gas
yang meletus dengan kuat, atau terjadi suatu perpindahan magna secara tiba-
tia dari dapur magma.
 Kegiatan Tektonik. Gempa yang memiliki efek besar yang berasal dari
kegiatan tektonik. Gempa yang berhubungan dengan kegiatan gaya tektonik
berlangsung dalam gunung, terjadi patahan dan tarikan ataupun tekanan dari
pergerakan lempeng batuan penyusun kerak bumi.

7. Dampak Gempa Bumi


Adapun yang disebabkan oleh gempa bumi, bukanlah suatu persoalan bisu
ketika terjadi sebuah dampak gempa bumi. Indonesia yang sering dilanda fenomen
demikian, tidaklah sedikit anggaran dan berbagai akibat atau dampak yang diterima
oleh Indonesia akibat terjadinya proses gempa bumi. Akibat gempa bumi atau
dampak gempa bumi tersebut dibagi kedalam dua macam dampak gempa bumi
yakni sebagai berikut:

Dampak fisik :

 Bangunan banyak yang hancur atau roboh.


 Tanah longor akibat goncangan.
 Jatuhnya korban jiwa.
 permukaan tanah menjadi merekat, retak dan jalan menjadi putus.
 Banjir karena rusaknya tanggul.
 Gempa dasar laut dapat menyebabkan tsunami.
 Dan sebagainya.

Dampak sosial:

 Menimbulkan kemiskinan.
 Kelaparan.
 Menimbulkan penyakit.

8
 Bila pada sekala yang besar ( dapat menimbulkan tsunami yang besar), bisa
melumpuhkan politik, system ekonomi dan lain-lain.
 Dan sebagainya.

9
8. Pengertian Hiposentrum, Episentrum, dan
Seismometer

Permukaan yang tidak rata ini diakibatkan adanya tenaga yang mengubah
bentuk permukaan bumi. Tenaga tersebut adalah tenaga eksogen dan tenaga
endogen. Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi. Tenaga ini
memanfaatkan angin, air, dan gletser dalam prosesnya. Tenaga eksogen antara lain
erosi dan sedimentasi. Sedangkan tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari
dalam bumi. Tenaga ini antara lain tektonisme, vulkanisme, dan seisme. Berikut
adalah penjelasan mengenai hiposentrum, episentrum, dan seismometer

Pengertian Seisme

Seisme adalah gerakan atau getaran kerak bumi yang diakibatkan oleh
gelombang seismik. Seisme juga bisa disebut sebagai gempa bumi. seisme dapat
terjadi akibat adanya getaran di dalam maupun di atas permukaan bumi. getaran
atau gelombang yang ada di dalam atau di permukaan bumi, dapat terjadi akibat
adanya patahan. Patahan adalah proses pembentukan permukaan bumi, dimana
terdapat tekanan pada bagian bumi yang keras, sehingga menyebabkan permukaan
bumi menjadi patah.

10
Seisme atau gempa bumi dapat terjadi akibat adanya tektonisme atau
vulkanisme. Tektonisme adalah gerakan yang ada di dalam bumi, akibat adanya
tekanan yang ada di dalam bumi. tekanan ini menghasilkan tenaga horizontal dan
vertikal, yang menekan kerak bumi. sedangkan vulkanisme adalah gerakan magma
di dalam bumi. akibat gerakan ini bumi menjadi tertekan dan bergetar.

Seisme atau gempa bumi dapat terjadi di laut maupun di darat. Kekuatan
dari gempa bumi, dapat mempengaruhi tingkat kerusakan yang terjadi pada kerak
bumi. kekuatan gempa bumi di ukur dengan skala rickter atau skala magnitudo.
Skala 1 adalah yang terkecil, sedangkan skala 3 hingga 6 gempa yang ditimbulkan
tidak membahayakan. Skala 7 ke atas adalah kekuatan gempa bumi yang mampu
menghancurkan gedung dan meretakkan tanah. Jika gempa bumi dengan skala di
atas 7 berada di laut, maka berpotensi menjadi tsunami. Tsunami adalah gelombang
air laut yang sangat besar. Pada gempa bumi, mencari hiposentrum dan episentrum
sangat penting, untuk mengetahui lokasi titik gempa, kekuatan, serta sejauh mana
gempa itu terasa.

Pengertian Hiposentrum

Gempa bumi adalah salah satu tenaga di bumi yang dapat memberikan
akibat pada kehidupan manusia. Semakin kuat dan semakin dekat dengan titik
gempa, maka kerusakan yang ditimbulkan akan semakin besar. Pengertian
Hiposentrum adalah pusat titik gempa yang ada di dalam bumi. Hiposentrum diukur
melalui gelombang seismik. Gelombang seismik adalah gelombang elastik yang
memancarkan getaran di dalam dan di permukaan bumi. hiposentrum adalah pusat
gempa. Sehingga lokasi hiposentrum adalah lokasi awal dari gempa bumi itu
terjadi. Gempa bumi yang terjadi akibat dari tektonisme dan vulkanisme pasti
memiliki hiposentrum.

Tekanan yang ada di dalam bumi, akan menyebakan lapisan bumi bergetar,
yang menghasilkan hiposentrum. Semakin dekat hiposentrum, maka gempa akan
semakin terasa, dan kerusakan yang ditimbulkan akan semakin besar. Hiposentrum
yang ada di laut dan semakin dekat dengat dengan permukaan dasar laut lebih
berbahaya, karena dapat menciptakan tsunami. Gempa bumi sendiri dibagi menjadi

11
3, berdasarkan kedalaman hiposentrumnya. Pembagian tersebut adalah gempa bumi
dangkal, gempa bumi sedang, dan gempa bumi dalam.

 Gempa bumi dangkal jika hiposentrumnya berada pada kedalaman di atas


60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi tipe ini adalah gempa bumi
yang merusak, karena hiposentrum berada dekat dengan permukaan bumi.
 Gempa bumi sedang jika hiposentrumnya berada pada kedalaman antara
60 hingga 300 km dari permukaan bumi. gempa ini tidak begitu merusak,
karena titik hiposentrumnya tidak dekat dengan permukaan bumi.
 Gempa bumi dalam jika hiposentrumnya berada pada kedalaman lebih dari
300 km dari permukaan bumi. gempa ini tidak terasa dan tidak
menghasilkan kerusakan pada permukaan bumi. gempa ini hanya dapat di
deteksi dengan memakai alat bantu untuk mendeteksi gempa.

Pengertian Episentrum

Hiposentrum adalah pusat gempa atau dapat dikatakan sebagai titik pusat
gempa. Sedangkan episentrum adalah gempa yang terjadi di permukaan bumi.
Episentrum dapat dikatakan sebagai gelombang hasil dari rambatan dari
hiposentrum. Saat hiposentrum menghasilkan satu titik gempa, gempa itu memiliki
gelombang yang membentuk melingkar. Gelombang tersebut semakin lama akan
meleber dan menghilang. Episentrum adalah gelombang, hasil dari titik
hiposentrum. Hal ini dapat diumpamakan pada air yang tenang. Saat air tenang,
mendapatkan tekanan pada satu titik, maka timbul gelombang yang melebar dan
semakin jauh dari pusat atau titik tekanan, gelombang tersebut akan semakin
melebar, dan kemudia menghilang.

Episentrum bertugas membawa sisa gelombang dan menyebarkannya.


Dapat dikatakan, episentrum adalah medium yang bertugas meneruskan getaran ke
permukaan bumi. episentrum adalah hasil dari hiposentrum. Untuk mengukur letak
episentru, diperlukan sebuah metode. Metode tersebut adalah metose LASKA.
Metode LASKA adalah metode yang menghitung selisih datangnya gelombang
primer dan sekunder saat terjadinya gempa. Gempa bumi sendiri, dibedakan

12
menjadi dua, berdasarkan episentrumnya. Yaitu gelombang primer dan gelombang
sekunder

 Gelombang primer adalah gelombang yang merambat, dan berasal dari


pusat gempa. Gelombang ini cepat, dan dapat merusak.
 Gelombang sekunder adalah gelombang yang merambat akan tetapi
memiliki kecepatan yang lebih pelan. Gelombang ini ada setelah
gelombang primer. Kekuatan gelombang sekinder lebih lemah dari
gelombang primer.

Pengertian Seismometer

Seismometer adalah alat yang dipakai untuk mengukur gempa bumi. alat ini
mampu mendeteksi hiposentrum dan episentrum. Hasil dari seismometer adalah
seimogram. Seismogram adalah hasil dari seismometer yang berbentuk gambar
getaran. Seismogram dapat menentukan kekuatan gempa, lokasi hiposentrum,
kekuatan episentrum, serta merekam dengan akurat berapa kali gempa terjadi.

Sebelumnya, seismometer hanya mampu mengukur getaran horizontal saja.


Akan tetapi, dengan semakin majunya teknologi, kini seismogram mampu
mendeteksi getaran vertikal. Seismogram menggunakan skala rickter untuk
menentukan besaran gelombang terjadi saat gempa bumi, dan memakai skala
mercalli untuk menentukan intensitas gempa, serta dampak gempa bumi pada
permukaan bumi seperti tanah, bangunan dan manusia.

13
9. Bentuk-bentuk Patahan dan Penjelasannya

Permukaan bumi dikenal sebagai permukaan yang kasar. Hal ini terjadi
karena muka bumi memiliki relief. Relief- relief ini memiliki bentuk berbeda
dengan ukuran yang berbeda pula. Salah satu penyebab permukaan bumi memiliki
bentuk yang berbeda- beda adalah tenaga endogen. Tenaga endogen adalah tenaga
yang berasal dari dalam bumi. Tenaga endogen, membuat permukaan bumi menjadi
tidak rata. Selain itu, tenaga endogen juga menjadi salah satu penyebab perbedaan
tinggi dan rendah permukaan bumi. Tenaga endogen terjadi di darat dan laut,
sehingga menyebabkan keanekaragaman bentuk muka bumi.

Salah satu dampak dari adanya tenaga ini adalah munculnya patahan.
Patahan bumi adalah perubahan bentuk bumi akibat adanya tekanan tenaga endogen
yang cepat, sehingga permukaan bumi tidak sempat melipat. Hal inilah yang
menyebabkan timbulnya patahan. Tekanan ini dapat berupa tekanan vertikal
maupun horizontal. Patahan di bumi, memiliki banyak jenis, dan setiap jenis
memiliki karakter sendiri - sendiri.

Di dalam patahan tersebut terdapat batas bidang. Batas bidang tahan


tersebut dinamakan sesar. Patahan biasanya terjadi pada daerah yang berbentuk
batuan. Sesar membagi batuan menjadi dua, yaitu Hanging Wall dan Foot Wall.
Hanging Wall adalah batuan yang terletak di atas sesar. Sedangkan Foot Wall
adalah batuan yang berada di bawah sesar. Batuan yang mengalami patahan, adalah
batuan yang menyusun lapisan bumi.

Kedalaman patahan bisa hingga mencapai dasar samudra, serta memiliki


panjang hingga lintas benua. Terjadinya patahan, juga mengakibatkan adanya
gempa bumi. Bentuk-bentuk patahan pada bumi sendiri, terbagi menjadi 3. Patahan
vertikal, Patahan Horizontal, Block Mountain, dan Oblique.

14
A. Patahan Vertikal

Bentuk Patahan Vertikal

Patahan vertikal adalah patahan yang terjadi akibat tenaga endogen. Patahan
ini menyebabkan sesar bergerak keatas dan ke bawah. Sesar sendiri dibagi menjadi
dua, yaitu sesar naik dan sesar turun. Sesar naik adalah patahan yang bergerak ke
atas. Sedangkan sesar turun adalah patahan yang bergerak ke bawah.

Patahan vertikal adalah salah satu penyebab relief di muka bumi memiliki
tinggi yang berbeda- beda. Patahan vertikal yang terkenal di indonesia adalah
patahan semangko. Patahan semangko berada di sumatra. Patahan ini membagi
sumatra menjadi bagian barat dan timur. Bentuk patahan vertikal dibagi menjadi
empat, yaitu Horst, Graben, Fault Scrap, dan Pegunungan Patahan.

1. Horst

Horst adalah dataran yang mengalami kenaikan akibat adanya tenaga


endogen. Kenaikan dataran ini akibat adanya gerakan tektogenesa vertikal.
Gerakan tektogenesa adalah gerakan yang berasal dari dalam bumi. Gerakan
tektogenesa memusat dan mendorong sesar melalui dua titik ke arah atas.
Hal ini menyebabkan sesar terangkat ke atas dan menyebabkan patahan di
kanan dan kiri sesar. Horst berbentuk seperti pematang yang lebih tinggi
dari dataran di kanan dan kirinya. Horst juga bisa disebut pematang atau

15
lurah sesar. Horst adalah puncak dari sesar yang terdorong ke atas. Contoh
horst di indonesia adalah dataran tinggi dieng dan dataran tinggi wonosari
di yogyakarta.

2. Graben

Graben adalah dataran yang mengalami penurunan akibat dari tarikan


tenaga endogen. Penurunan ini terjadi secara cepat. Graben terjadi akibat
dari gerakan tektogenesa yang memusat, dan menarik sesar ke arah bawah
melalui dua titik. Graben menyebabkan patahan di kanan dan kiri sesar.
Graben dapat berbentuk lembah. Tekanan tenaga endogen yang berbeda,
menyebabkan bentuk grabien menjadi berbeda juga.

Tekanan yang memusat, membuat graben memiliki dasar yang lebih lebar
dari pada bagian atasnya. Sedangkan tekanan yang menyebar, membuat
graben memiliki permukaan yang lebih lebar dari pada bagian bawahnya.
Graben juga bisa disebut Slenk atau Terban. Graben yang terisi oleh air
dapat menjadi danau. Salah satu contoh graben di indonesia adalah danau
toba di sumatra utara dan danau tempe di sulawesi.

3. Fault Scrap

Fault scarp atau bisa disebut fleksur adalah bentuk patahan yang terjadi
akibat dorongan dari satu sisi saja. Dorongan ini menyebabkan salah satu
bagian sesar menjadi naik, sehingga membentuk dinding terjal yang
posisinya lebih tinggi dari pada daerah sekitar. Fault scarp juga biasa
disebut sebagai Cliff atau tebing.

4. Pegunungan Patahan

Pegunungan patahan atau bisa disebut Step Faulting adalah bentuk patahan
yang berbentuk seperti tangga. Hal ini terjadi akibat adanya gerakan
penurunan beberapa sesar dengan tempo dan gerakan yang hampir sama.
Sesar bentuk tangga ini, menyebabkan gunung atau pegunungan memiliki
tangga alami untuk dinaiki.

16
B. Patahan Horizontal

Bentuk Patahan Horizontal

Patahan horizontal adalah bentuk patahan yang diakibatkan dari tekanan


tenaga endogen yang bergerak secara horiontal. Sesar yang patah, bergerak
mendatar atau ke kanan dan kekiri. Sehingga patahan ini tidak menyebabkan
perubahan tinggi dari sesar.

Patahan ini, biasanya hanya berbentuk garis- garis atau retakan- retakan
besar yang ada di dalam tanah. Garis- garis yang terjadi akibat patahan disebut
kelurusan. Kelurusan akan terlihat seperti garis lurus panjang melalui citra satelit.
Patahan horizontal, biasanya dapat ditemukan pada daerah- daerah yang mengalami
lipatan. Patahan horizontal dipisahkan menjadi dua, yaitu Dekstral dan Sinistral.

1. Dekstral

Dekstral adalah patahan horizontal yang bergerak ke arah kanan. Dekstral


dapat diketahui dengan cara berdiri di depan potongan sesar yang besar. jika
patahan tersebut adalah dekstral, maka sesar tersebut akan bergerak ke kiri.

2. Sinistral

Sinistral adalah kebalikan dari Dekstral. Jika dekstral adalah patahan


horizontal yang bergerak kearah kanan, maka sinistral adalah patahan
horizontal yang bergerak ke arah kiri. Untuk mengetahu sinistral, caranya
sama dengan dekstral. Yaitu berdiri di depan potongan sesar yang besar. jika
sesar tersebut bergerak ke arah kiri, maka patahan tersebut adalah sinistral.

17
C. Block Mauntain

Bentuk Block Mauntain

Block Mauntain adalah kumpulan patahan- patahan yang tidak beraturan.


Patahan tersebut membentuk dataran yang memiliki bentuk yang bermacam-
macam. Ada yang naik, turun, maupun miring. Hal ini terjadi dari akibat adanya
beberapa tekanan yang terjadi di satu daerah yang besar.

Tekanan tersebut membuat tarikan dan dorongan, yang menghasilkan


bentuk relief yang tidak beraturan. Kumpulan patahan ini biasanya akan
membentuk berbagai pegunungan. Pegunungan ini biasanya terdiri dari balok-
balok lithosfer. Lithosfer adalah lapisan bumi atau kulit bumi bagian luar.

D. Oblique

Bentuk Oblique

18
Oblique adalah sesar yang mengalami patahan vertikal bersamaan dengan
patahan horizontal. Gerakan ini juga disebut sebagai gerak miring. Gerakan
miring terjadi akibat adanya dua tekanan yang berbeda, terjadi dalam satu waktu
dan di satu titik yang sama.

Dikarenakan gerakannya yang miring, hal ini menyebabkan sesar


berbentuk miring dan memanjang. berbeda dengan Fault scarp yang membentuk
tebing, bentuk Oblique lebih dalam dan panjang. Selain itu, perbedaan tekanan
yang didapat, membuat Oblique lebih curam dari Fault scarp. Oblique adalah
penyebab terbentuknya palung di dasar laut, dan ngarai di daratan

Beberapa contoh lipatan dan juga patahan yang berada di Indonesia antara lain
sebagai berikut:

 Bukit Barisan

Bukit barisan yang membentang di Pulau Sumatera merupakan salah satu


contoh dari lipatan. Bukit ini merupakan hasil bentukan dari aktivitas lempeng-
lempeng yang ada di bawah permukaan Bumi, yakni lempeng tektonik yang
bergerak.

19
 Pegunungan Tengger

Selain bukit barisan, contoh dari lipatan lainnya adalah pegunungan


Tengger. Pegunungan Tengger merupakan pegunungan yang berada di wilayah
provinsi Jawa Timur. Pegunungan ini terbentuk karena adanya aktivitas dari
lempeng bumi yang aktif.

 Pegunungan Ijen

Contoh dari lipatan lainnya adalah pegunungan Ijen. Pegunungan Ijen


merupakan hasil dari aktivitas lempeng – lempeng bumi yang bergerak atif di
bawah permukaan bumi.

20
10. PERHITUNGAN DAN CONTOH SOAL GEMPA
BUMI
Besaran untuk mengukur gempa bumi, pada umumnya dipakai :

1. Magnitude, adalah ukuran besar energi yang dilepaskan oleh fokus atau
hypocentre.
Skala magnitude dari Richter sering dipakai dan skala ini berguna bagi para
ahli seismologi.

2. Intensitas, Adalah besar kecilnya getaran permukaan di tempat konstruksi.


Secara kuantitatif intensitas gempa setempat dinyatakan dengan percepatan
permukaan dengan satuan gal (cm/dt2).

Skala ini digunakan bagi para inssinyur untuk pengaruhnya pada konstruksi.
Skala yang digunakan adalah skala Modified Mercalli Intensity scale. (MMI)

Perkiraan hubungan kesetaraan Richter Mangnitude (M) dan Modified


Mercalli (MM).

M Percepatan Radius pengaruh


MM permukaan max
richter

3 II – III 0,003 g 25 km
4 IV – V 0,010 g 50 km
5 VI 0,030 g 100 km
6 VII – VIII 0,10 g 200 km
7 IX 0,30 g 400 km
8 X - XI 1,000 g 700 km

Ada dua macam ukuran gempa :

1. Besar energi yang dilepaskan sebagai gempa


2. Besar percepatan maximum permukaan tanah

21
Pelepasan energi pada sumber gempa diukur dengan skala RICHTER.

Log E = 11,4 + 1,5 R

E = Energi yang dilepaskan (erg / dyne–cm)

R = Skala Richter

Contoh : Diketahui gempa dengan 6 skala Richter, berarti energi yang


dilepaskan pada sumber gempa sebagai berikut :

Log E = 11,4 + 1,5 R

= 11,4 + 1,5. 6

= 20,4

E = 1020,4 = 2,512. 1020 erg

 Berapa energi untuk 7 skala Richter ?


79.4.1020 erg

 Berapa peningkatan energi untuk peningkatan 2 skala richter?

Pengaruh gempa dipermukaaan tanah tidak hanya di tentukan oleh besar energi
yang dilepaskan, akan tetapi juga oleh kedalaman atau jarak sumber gempa
(hypocentre).

22
Hubungan Magnitudo Dan Frekuensi Gempa Yang Tejadi
Menurut Guttenberg-Richter :

Log N = A – b . M

N = frekuensi kejadian suatu gempa yang skala richternya M untuk 1


tahun

Misal : dalam 1 tahun terjadi gempa dengan skala Richter sbb:

4;5;4;3;5;2;4

maka untuk magnitudo 4 pada skala richter jumlah kejadian gempa adalah 3 kali,
jadi N = 3

A dan b adalah konstanta gempa untuk suatu daerah gempa tertentu. Misal : untuk
pulau Jawa : A = 5.37 , b = 0.94

Jadi log N = 5.37 – 0.94 M

Hubungan A dan b dikemukakan oleh Kale dan Naran sbb:

A = 6.35 b – 1.41

Catatan : untuk seluruh indonesia log N = 7.30 – 0.94 M, jadi misalkan kita
menghitung frekuensi gempa dengan skala richter = 7, berarti :

Log N = 7.3 – 0.94 (7) = 0.72

N = 5.2 , ini berarti ada gempa kira-kira 5 kali dalam setahun dan untuk
gempa dengan skala richter diatas 7, frekuensi gempa adalah 2 kali setahun.

PERCEPATAN MAKSIMUM PERMUKAAN TANAH

Ukuran gempa yang dapat langsung mempengaruhi struktur bangunan ialah


insensitas lokal gempa, yaitu besar (insensitas) percepatan permukaan tanah di
daerah lokasi gempa.

23
Rumus hubungan besar energi dan percepatan permukaan tanah (a) maksimum.

1. Donovan (1973) : a = 1080.e0,5R.(H+25)-1,32

2. Matuschka (1980) : a = 119.e0,81R. (H+25)-1,15

a = percepatan maksimum permukaan tanah (cm/det2)

e = bilangan natural (2,718)

R = besar gempa skala Richter

H = jarak Hypocentre (km)

Hubungan percepatan permukaan tanah (a) dengan intensitas lokal menurut


skala MM (Modified Mercalli).

1 1 1 1
log a  .I  atau log a  . I 
3 2 4 4
a = cm/det2

I = Skala MM

24
Diketahui :

Gempa di Flores tanggal 12 Desember 1992

Besar gempa = 6,8 skala Richter

Kedalaman sumber gempa = 36 km dari muka tanah

Jarak epicenter dari Maumere (pusat pencatatan gempa) = 30 km

Ditanyakan :

1. Percepatan maksimum permukaan tanah di Maumere ?


2. Besar kerusakan menurut skala MM ?
Penyelesaian :

1. Menentukan jarak hypocenter

Epicenter 30 km Maumere /Seismograf

Jarak hypocenter (H) ?


36 km

FOCUS (hypocenter)

H  36 2  30 2  46,861 km

2. Menentukan Percepatan (Donovan) :


a = 1080.e0,5R. (H+25)-1,32

= 1080.e0,5.(6,8). (46,861+25)-1,32

= 115 cm/det2

Menentukan Percepatan (Matuscha) :

a = 119.e0,81R. (H+25)-1,15

25
= 119.e0,81. (6,8). (46,851+25)-1,15

= 216 cm/det2

Besar / tingkat kerusakan (MM) berdasarkan percepatan : dari (Donovan)

1 1 1 1
log a  .I  atau log a  . I 
3 2 4 4

1 1
log 115  .I    I  7,68 MM
3 2 maka I = VII - MM
1 1
log 115  . I    I  7,24 MM
4 4

Besar kerusakan (MM) berdasarkan percepatan : dari a (Matuscha)

1 1 1 1
log a  .I  atau log a  . I 
3 2 4 4

1 1
log 216  .I    I  8,50 MM
3 2 maka I = 8 MM
1 1
log 216  . I    I  8,35 MM
4 4

Jadi besar kerusakan di Maumere :

 Menurut percepatan tanah dari Donovan 7 MM


 Menurut percepatan tanah dari Matuscha 8 MM

GELOMBANG GEMPA

Saat terjadi gempa, tanah permukaan mengalami gerakan karena permukaan tanah
bergelombang.

26
Gelombang utama :

1. Gelombang Primer (P), merupakan gelombang yang menjalar longitudinal.

Memampat dan menggembung searah rambatannya. Kecepatan antara 1,4 –


6,4 km/det.

2. Gelombang Sekunder (S), merupakan gelombang yang menjalar tranversal.

Kecepatan ± 2/3 x kecepatan gelombang primer.

Kecepatan dari kedua gelombang berbeda, dari hasil rekaman gempa dapat
diperkirakan jarak sumber gempa berdasarkan selisih waktu tiba gelombang
tersebut.

27
Perkiraan jarak sumber gempa

Apabila terukur jarak dari 3 tempat maka dapat ditentukan lokasi gempa
(sumber).

.A

.C .B

28
Dua gelombang yang menjalar hanya dipermukaan tanah saja,

1. Gelombang Rayleigh

Butiran tanah bergerak ellips dengan gerak vertikal.

2. Gelombang Love Q

Butiran tanah bergerak tranversal pada bidang horisontal.

TINGKAT RISIKO GEMPA

P = (1 – e – L/T) x 100% = (1 – e-50/10) x 100% = -99.33%

P = Probabilitas (kemungkinan) bangunan terlanda gempa yang lebih

besar dari gempa (dalam %)

L = umur rencana bangunan (tahun)

T = Jangka waktu ulang gempa rencana (tahun)

29
INTENSITAS, MANGNITUDE, KECEPATAN DAN ENERGI GEMPA

Percepatan
Kecepatan Perbandingan puncak Jumlah
Mangnitude
Insensitas tertinggi dengan rata-rata Gempa
(Skala Deskripsi
Mercalli rata-rata bahan (g adalah pertahun
Richter)
(cm/dt) peledak gravity = di dunia
9,8 m/s2)

I 0 – 1,9 0,45 TNT Tidak terasa Sangat


kecuali besar
menggunakan
alat bantu
pendeteksi
gempa

II 2 – 2,9 50 kg TNT Dirasakan 300,00


oleh hanya
sedikit orang
yang
beristirahaat,
khususnya
pada lantai
atas gedung,
benda-benda
yang
bergantung
akan terayun.

III 3 – 3,9 Mulai 49,00


dirasakan
sebagaian
orang,
khususnya
pada lantai
atas gedung,
tapi banyak
orang yang
tidak
menyadari
akan adanya
gempa
tersebut.
Getarannya
seperti truk
yang sedang
lewat.

IV 4 – 4,4 1–2 2.107 kg TNT Pada siang 0,015g – 4,00


(bom atom hari dirasakan 0,03g
kecil) banyak orang
dalam
ruangan dan
sedikit orang
diluar
ruangan. Pada
malam hari
beberapa
orang akan
terjaga dari
tidurnya.
Pintu dan
jendela mulai
berbunyi;

30
dinding mulai
menimbulkan
suara. Ada
getaran seperti
truk besar
lewat dibawah
gedung. Mobil
yang sedang
parkir dapat
berpindah.

V 4,5 – 4,9 2–5 Dirasakan 0,03g – 1,20


oleh hampir 0,05g
semua orang,
bnyak orang
terbangun dari
tidurnya. Kaca
jendela mulai
pecah, terjadi
keretakan
dibeberapa
plesteran
semen, benda
tidak stabil
akan
terguling.
Kerusakan
pada pohon,
tiang-tiang
listrik, dan
objek tinggi
lainnya.
Bandul jam
mungkin
berhenti.

VI 5 – 5,9 5–8 Dirasakan 0,05g – 800


oleh semua 0,07g
orang, banyak
yang
ketakutan dan
lari keluar
ruangan.
Beberapa
furniture berat
akan bergerak.
Plesteran akan
mulai runtuh,
cerobong
mulai retak.

VII 6 – 6,3 8 – 20 1.109 kg TNT Semua orang 0,07g – 65


(1 bom lari keluar 0,15g
hydrogen) ruangan.
Dirasakan
orang yang
mengendarai
mobil,
bangunan
yang
konstruksinya
kurang baik
akan runtuh,
cerobong akan
runtuh.

31
VIII 6,4 – 6,6 20 – 30 Kerusakan 0,15g – 35
mulai terjadi 0,30g
pada
bangunan
dengan desain
baik. Beberapa
bangunan
akan runtuh
sebagian.
Panel dinding
akan keluar
dari rangka
strukturnya.
Cerobong
tumbang,
tumpukan
material
pabrik akan
runtuh,
dinding,
kolom,
dinding,
monumen
runtuh.
Furniture
berat akan
tumbang.
Pasir dan
lumpur
terlempar
sebagian.
Terjadi
perubahan
dalam air
sumur.
Pengendara
mobil akan
tergangu.

IX 6,7 – 6,9 30 – 60 Kerusakan 0,30g – 20


akan terjadi 0,60g
pada
bangunan
dengan desain
baik, struktur
rangka akan
miring,
sebagian
bangunan
runtuh,
perubahan
terjadi pula
pada pondasi.
Keretakan
tanah terjadi,
pipa bawah
tanah rusak

X 7 – 7,5 Lebih dari 1011kg TNT Bangunan Lebih dari 14


60 (100 bom konstruksi 0,60 g
hydrogen) kayu mulai
rusak,
sebagaian
besar
pasangan batu
rusak, dan

32
struktur
rangka dan
pondasinya
rusak. Tanah
akan terjadi
retakan besar,
rel kereta
bengkok,
kelongsoran
akar terjadi di
tepi sungai
dan tebing-
tebing tanah.
Pasir dan
lumpur sungai
akan
bercampur.
Air berombak
berdeburan.

XI 7,6 – 7,9 Sangat sedikit 4


bangunan
yang masih
berdiri.
Jembatan
hancur.
Terjadi
retakan-
retajkan besar
di tanah dan
jalan aspal,
pipa-pipa
bawah tanah
total tidak
berfungsi.
Terjadi
longsior di
sebagian besar
tebing. Rel
kereta
melengkung
parah.

XII 8 - 8,6 6 x 1013kg Kerusakan 0,2 (satu


TNT (60.000 total. dalam
bom Gelombang lima
hydrogen) terlihat pada tahun)
permukaan
tanah. Benda-
benda
terlempar ke
udara.

Tabel ini adalah perkiraan dari korelasi antara pengukuran mangnitude


gempa, efek gempa dan energi yang dihaslkan, berikut dengan frekwensi
gempa yang pernah terjadi.

Diambil dari “Introduction to Seismology” IISEE (2001) dan “Earthquake


Mangnitude Comparisons” (2001).

33
SKALA INTENSITAS “ MODIFIED MERCALLI”

Skala
Deskripsi
MM

I Tidak terasa orang, tercatat pada pencatat gempa.

II Terasa oleh orang yang istirahat, terutama di lantai dua.

III Benda-benda tergantung goyang,bergetar ringan.

IV Getaran truck lewat, jendela, pintu dan barang pecah


belah beradu dan berbunyian.

V Terasa oleh orang diluar gedung, orang tidur terbangun


, benda diatasnya bisa jatuh.

VI Terasa oleh semuanya, bahkan ketakutan dan keluar


rumah, plesteran tembok retak (mutu D).

VII Sulit berdiri, terasa oleh pengendara kendaraan,


tembok-tembok rusak, plesteran lepas, genteng jatuh,
rawa dan kolam bergelombang.

VIII Tembok Mutu C rusak, runtuh, menara air rusak


gedung portal bergerak, tanah basah retak (mutu C)

IX Semua orang panik, gedung runtuh, pipa-pipa dalam


tanah rusak.

X Bangunan kayu rusak, jembatan rusak, tanah longsor,


air sungai/kolam gelombang tepi.

XI Rel kereta api rusak.

XII Kerusakan total, batuan-batuan besar pindah tempat.

34
PENENTUAN LETAK EPICENTRUM

Metoda Kontur dan Extrapolasi


Kontur : Penandaan daerah gempa yang mempunyai amplitude
sama

Extrapolasi : Perhitungan linier dari suatu titik diluar dua titik yang
menjadi acuan

c = f(x)
6,84 a 7,76 b

x
C = f (x) = a + (b – a)
z
Contoh : Data rekaman beberapa seismograf sebagai berikut :

Lokasi
Ordinat Amplitudo
Seismograf absis
(km) max (cm)
(km)

A 40 70 6,84
B 60 40 7,74
C 90 80 7,17
D 30 30 5,00
E 110 100 4,34
F 10 80 3,68
G 110 50 5,87

Tentukan : koordinat dan amplitude maksimum dari epicenterum

35
Jawab :

Plot koordinat dan amplitude tiap-tiap seismograf buat segitiga lokasi


epicentrum yang amplitudonya tertinggi.

(A, B, C) Extrapolasi di titik (70, 60)

x
Rumus : f (x) = a + (b – a)
z
6,324
Extrapolasi FA ; f (x) = 3,68 + (6,84 – 3,68) = 10
3,162

5,656
Extrapolasi EC ; f (x) = 4,34 + (7,17 – 4,34) = 10
2,828

Extrapolasi DB pada segitiga tidak dilakukan karena diluar segitiga.

Contoh : FA (6,84 – 3,68)

F 3,68 A 6,84
P y'

40 70
10

y 6,84  3,68 (6,84  3,68).60


 ; y  6,32
x z 30

y’ = y + 3,68 = 6,32 + 3,68 =10

36
(7,17 – 4,34)
Contoh lain : EC

E 4,34 C 7,17
P y'

90 70
110

z
x

y 7,17  4,34  (7,17  4,34)


 ; y x 40  5,66
x 20 20

y’ = 5,66 + 4,34 =10

TINGKAT RISIKO GEMPA

Rumus pendekata untuk probabilitas bangunan terlanda gempa yang


lebih besar dari gempa rencana (%).
P = (1 – e –L/T ) x 100%
L = Umur rencana bangunan (th)
T = Jangka waktu ulang gempa rencana (tahun)

Misalkan Bangunan A :

L = 50 th
T = 120 th
P = (1 – e –50/120 ) x 100%
= 34,08%

37
DAFTAR PUSTAKA

Sukandarrumidi. 2010. Bencana Alam dan Bencana Anthropogene: Petunjuk


Praktis untuk Menyelamatkan. Yogyakarta: Kanisius. Hlm: 43-48.
Mistra. 2006. Membangun Rumah Tahan Gempa. Jakarta: Griya Kreasi. hlm: 7-16.

http://www.artikelsiana.com/2017/08/gempa-bumi-pengertian-gempa-bumi-jenis.
html (diakses 10 Desember 2018)

https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/geomorfologi/bentuk-bentuk-patahan(diakses
10 Desember 2018)

http://sapakabar.blogspot.com/2015/02/hukum-laska-cara-mengetahui-pusat-
gempa.html (diakses 12 Desember 2018)

38

Anda mungkin juga menyukai