Anda di halaman 1dari 10

Agritrop, Juni 2017 Volume 15 (1)

ISSN 1693-2877 http://jurnal.unmuhjember.ac.id/


EISSN 2502-0455 index.php/AGRITROP
EISSN
ISOLASI DNA GENOM DAN IDENTIFIKASI KEKERABATAN
GENETIK NANAS MENGGUNAKAN RAPD (RANDOM AMPLIFIED
POLIMORFIC DNA)

[DNA GENOM ISOLATION AND IDENTIFICATION OF GENETIC


RELATIONSHIP PINEAPPLE USINGRAPD (RANDOM AMPLIFIED
POLIMORFIC DNA)]

Hidayah Murtiyaningsih
Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Jember
Email: hidayahmurtiyaningsih@gmail.com

ABSTRAK
Beberapa jenis nanas lokal di Indonesia umumnya diberi nama
berdasarkan nama daerah atau lokasi, sehingga klon yang secara genetik sama
kemungkinan dapat berbeda namanya. Dengan demikian identifikasi nanas
berdasarkan marka biokimia maupun molekuler sangat dibutuhkan. Penelitian ini
bertujuan memperoleh informasi mengenai teknik isolasi DNA daun nanas
dengan metode CTAB dan kekerabatan genetik nanas lokal dengan metode yang
lebih valid yaitu dengan RAPD (Random Amplified Polimorfic DNA). Hasil
isolasi DNA daun nanas menggunakan metode CTAB menunjukkan kemurnian
yang bagus yaitu diantara 1,8 – 1,9. Hasil analisis RAPD dan dendogram
menunjukkan bahwa kisaran kekerabatan antara kedua kelompok nanas tersebut
berkisar antara 0.95 - 1.00. Hal ini menunjukkan bahwa keragaman antara ketiga
jenis nanas kode 1, 2 dan 4 sangat rendah meskipun memiliki fenotip yang
berbeda.

Kata Kunci: RAPD, Kekerabatan Genetik, Nanas, Ananas sp.

ABSTRACT
Some local pineapple species in Indonesia are generally named by
region or location, so genetically similar clones may be have a different name. So
Pineapple identification based on biochemical or molecular markers is needed.
The aim of this research is to obtain information about DNA Isolation of
pineapple leaf DNA by CTAB methodand genetic relationship of local Pineapple
with more valid method that is RAPD (Random Amplified Polymorphic DNA).
The result of pineapple leaf DNA isolation using CTAB method showed good
purity that is between 1.8 – 1.9. The results of RAPD and dendogram analysis
showed that the range of relationship between the two pineapple groups ranged
from 0.95 - 1.00.nThis study shows that the diversity between the three types of
pineapple code 1, 2 and 4 is very low despite having a different phenotypes.

Key Words: RAPD, Genetic Relationship, Pineapple, Ananas sp.


PENDAHULUAN gembangandariteknik PCR
(Polymerase Chain Reaction) untuk
Identifikasi molekuler mengetahuihubungankekerabatan
memerlukan tahapan awal yaitu isolasi suatuspesiesmaupun kekerabatan atau
DNA genom. Prinsip isolasi DNA keragaman genetikantar spesies(Kumar
adalah mendapatkan DNA murni yang &Gurusubramanian, 2011).
tidak tercampur dengan komponen sel Keragaman genetik merupakan
lainnya seperti protein dan variasi gen dalam satu spesies baik
karbohidrat.Isolasi DNA genom dapat diantara populasi–populasi yang
dilakukan dengan metode lisis sel terpisah secara geografis maupun
secara fisik dan kimia. Secara fisik sel diantara individu–individu dalam satu
dipecah dengan kekuatan mekanik populasi.Adanya keanekaragaman
yaitu secara freeze thaw, bead mill morfologi erat kaitannya dengan
homogenization dan resonansi keanekaragaman genetik (Sijapati et
misalnya dengan sonikasi. Sedangkan al., 2008). Oleh karena itu, perlu
secara kimia sel dirusak dengan buffer dilakukan penelitian mengenai isolasi
lisis berisi senyawa kimia yang dapat DNA genom dan aplikasi teknik RAPD
merusak integritas barrier dinding sel, untuk mengetahui kekerabatan dan
misalnya SDS (Sodium Dedocyl keragaman genetik pada beberapa
Sulfate) dan CTAB sampel tanaman nanas (Ananas sp.).
(Cetyltrimethylammonium bromide) Penelitian ini bertujuan untuk
(Cheng et al., 2003). mengetahui dan mempelajari teknik
Kualitas DNA genom yang baik isolasi genom pada tanaman nanas
merupakan hal penting yang serta teknik RAPD menggunakan
dibutuhkan dalam aplikasi biologi primer OPA 2, 3 dan 4 pada tanaman
molekuler. Aplikasi tersebutmeliputi nanas untuk melihat hubungan
PCR (Polymerase Chain kekerabatan menggunakan pohon
Reaction),RFLP(Restriction Fragment filogenetik.
Length Polymorphism), RAPD
(Random Amplified Polymorphic METODE PENELITIAN
DNA), dan analisis molekuler yang
lain. Tempat dan Waktu
Salah satu aplikasi biologi Penelitian ini dilakukan di
molekuler yang sering digunakan Laboratorium Biorin Pusat Antar
adalah metode RAPD. RAPD Universitas IPB Dramaga Bogor, pada
merupakan teknik pengujian bulan Agustus sampai dengan
polimorfisme DNA berdasarkan pada September 2015.
amplifikasi dari segmen-segmen DNA
acak menggunakan primer tunggal Alatdan Bahan
yang sekuen nukleotidanya ditentukan Alat yang digunakan dalam
secara acak.Teknik RAPD penelitian RAPD adalah mortar-pestle,
merupakanteknikpenandamolekulerpen mikropipet, mikro tip, microtube
Agritrop, Vol. 15 (1): 83 - 93 86

sentrifuge, inkubator, sentrifuge, selama 10 menit.Supernatan yang


vacum dry, spektrophotometer, didapat ditambahkan dengan ETOH
elektroforesis gel agarosa, mesin 10% (2xvolume) dan NaOAc pH 5,2
thermocycler untuk PCR dan UV (0,1 x volume). Campuran dipresipitasi
transiluminator dilengkapi dengan gel dengan cara inkubasi freezer selama 2
doc. jam, kemudian disentrifugasi pada
Bahan yang digunakan adalah 3 kecepatan 10.000 rpm, suhu 4 0C,
jenis daun nanas lokal, liquid nitrogen, selama 15 menit. Pellet yang
buffer CTAB, CI (Cloroform didapatkan dicuci dengan ethanol 70
Isoamilalkohol), PCI (Phenol %, kemudian disentrifugasi ulang pada
Chloroform Isoamilalkohol), ethanol, kecepatan 10.000 rpm, suhu 4 0C,
NaOAc pH 5,2, ddH2O, RNAse, selama 5 menit. Pellet dikeringkan
agarose, buffer TAE, loading buffer, dengan vacum dry selama 20 menit.
Etidhium bromide, master mix PCR, Pellet ditambahkan dengan 20 µl
primer OPA (2, 3, 4 dan ddH2O dan RNAse (0,2 x volume),
13).Sequenceprimer OPA2 diinkubasi pada suhu 370C selama 10
(TGCCGAGCTG), OPA3 menit. Untuk menginaktivasi RNAse,
(AGTCAGCCAC) dan OPA4 dilakukan inkubasi ulang pada suhu 70
0C selama 10 menit.
(CAGCACCCAC).

Metode Pengukuran Kualitas dan Kuantitas


Isolasi DNA Genom DNA
Isolasi genom dilakukan dengan Hasil DNA genom dapat
menggunakan metode CTAB (Cetyl dilihat melalui spektrofotometer
Trimethyl Ammonium Bromida). maupun elektroforesis. Sebanyak 5 µl
Tahap-tahap isolasi genom sebagai DNA diencerkan dengan ddH2O 695
berikut: µl, kemudian dibaca pada
Sebanyak ±100 mg sampel spektrofotometer dengan panjang
nanas diekstraksi menggunakan gelombang 260 nm dan 280 nm untuk
nitrogen cair. Serbuk yang didapat protein. Tahap ini berfungsi untuk
ditambahkan dengan 600 µl buffer mengetahui kemurnian dan konsentrasi
CTAB. Campurandiinkubasi pada suhu DNA genom.
650C selama 30 menit, kemudian Hasil isolasi DNA juga dapat
ditambahkan 600 µl CI, dibolak balik dilihat dengan elektroforesis yaitu
agar homogen. Campuran dengan menambahkan 1 μl loading dye
disentrifugasi pada kecepatan 10.000 pada 5 μl DNA genom, kemudian
rpm, suhu 4 0C, selama 15 menit. dimasukkan dalam sumuran gel
Supernatan yang didapatkan kemudian agarose 1% (0,3 gram agarose dalam
ditambahkan dengan PCI sebanyak 600 30 ml buffer TAE (Tris Acetic EDTA)
µl, dibolak balik agar homogen. 1X. DNA lambda digunakan sebagai
Campuran disentrifugasi pada marker. Elektroforesis dilakukan
kecepatan 10.000 rpm, suhu 4 0C, selama 40 menit pada 85 Volt dengan
Agritrop, Vol. 15 (1): 83 - 93 87

buffer TAE 1X sebagai running buffer. ddH2O 3,5 µl. Campuran


Gel direndam dalam larutan Ethidium dihomogenkan kemudian dimasukkan
Bromida (EtBr). Gel dapat divisualisasi ke dalam mesin thermocycler.
dengan meletakkan gel diatas UV Hasil amplifikasi
iluminator untuk melihat ada tidaknya divisualisasikanmenggunakan
pita DNA genom. elektroforesis horizontal dengan gel
agarose 1 % (w/v) dalam buffer 1x
Amplifikasi DNA Genom TAE. Gel agarose kemudian direndam
Amplifikasi dilakukan dengan dalam larutan EtBr, sehingga pola pita
menggunakan primer OPA 2, 3 dapat dilihat dibawah sinar ultraviolet.
dan4(pada masing- masing sampel) Ukuran fragmen ditentukan dengan
menggunakan mesin thermocycler. membandingkan terhadap standar 1 Kb
Analisis PCR RAPD dilakukan dengan Ladder. Analisis data hasil amplifikasi
total 1x reaksi sebanyak 10 µl, kemudian dibangun berdasarkan
mengandung DNA template 1 µl, analisis data biner program NTSYS
Master Mix 5 µl, Primer OPA 0,5 µl, membentuk dendogram.

HASIL DAN PEMBAHASAN komposisi berupa komponen lipid


dan protein. Selain itu di dalam bufer
Isolasi DNA Genom dan CTAB mengandung
PengukuranKuantitas PVP(polivilpirolidone) yang
sertaKualitas DNA berfungsi mereduksi senyawa
Isolasi DNA genom pada fenolik.Penambahan β-
daun nanas memiliki prinsip berupa Mercaptoethanol pada sampel
lisis sel, presipitasi (pengendapan) tanaman berfungsi untukmereduksi
dan purifikasi (pemurnian). Lisis sel dan memotong ikatan disulfida
dilakukan dengan penggerusan protein. Perlakuan inkubasi 650C
(grinding)bersama nitrogen cair dan berfungsi mengoptimalkan kerja
buffer CTAB. Nitrogen cair buffer ekstraksi yang ditambahkan ke
digunakan karena memiliki suhu dalam sampel (Cheng et al
sangat rendah yaitu -1960C, sehingga 2003).SDS merupakan larutan
dapat membekukan sel deterjen anion kuat yang dapat
danmemudahkan dalam pemecahan melarutkan lipid sebagai penyusun
dinding sel secara mekanik. Selain membran, sehingga DNA akan
itu, suhu dingin juga dapat terekspos ke luar sel,
menonaktifkan kerja seluler misalnya sedangkanpenambahan proteinase-
enzim nuklease yang memiliki fungsi Kberfungsi untuk menghilangkan
dalam pemotongan DNA, sehingga protein dalam larutan dengan
berpengaruh pada hasil isolasi DNA. memotong ikatan
Penambahan buffer CTAB berfungsi peptida.Sentrifugasi pada tahap ini
untuk melisiskan dinding sel maupun berfungsi untuk memisahkan debris
membran sel yang memiliki dan komponen sel lainyang menjadi
Agritrop, Vol. 15 (1): 83 - 93 88

penyebab kontaminasi dengan DNA Purifikasi pada praktikum


(Syafaruddin dan Santoso, 2011). ini dilakukan dengan penambahan
Presipitasi dilakukan dengan RNAse dengan tujuan untuk
penambahan Chlorofom Isoamil menghilangkan RNA pada larutan
alkohol untuk memisahkan DNA DNA. RNAse merupakan enzim
darikontaminan. Chloroform pendegradasi RNA. Prinsip kerja
merupakan pelarut organik RNAse adalah memotong ikatan
yangdapat melarutkan protein, lipid, fosfodiester antara 5'-ribosa dari
dan molekul lain sepertipolisakarida. nukleotida dan gugus fosfatyang
Penambahan PCI (Phenol melekat pada 3'-ribosa, yang
Chloroform Isoamilalkohol) yang kemudian dihidrolisis membentuk 3'-
mengandung fenol berfungsi untuk nukleosida fosfat (Sambrook et al.,
memaksimalkan presipitasi, dimana 1989).
fenol merupakan senyawa yang Larutan DNA yang
mampu berikatan dengan protein. didapatkan kemudian diamati
Penambahan PCI menghasilkan 3 kuantitas dan kualitas DNAnya.
lapisan yaitu lapisan aquous, protein Analisis kuantitas dilakukan untuk
dan fenol. DNA terdapat pada mengetahui kemurnian dan
lapisan aquousyang bebas dari konsentrasi DNA. Kemurnian larutan
kontaminan, sementara protein DNA dapat dihitung melalui
membentuk lapisan tengah, dan perbandingan A260 nm dengan A280
cloroform terletak di bawah karena nm. Hasil isolasi DNA dikatakan
memiliki berat jenis besar. Presipitasi murni apabila rasio perbandingan
juga dilakukan dengan perlakuan A260 nm dan A280 nm adalah 1,8-
suhu dingin (200C) yang bertujuan 2,0 dan telah memenuhi persyaratan
untuk mengendapkan DNA yang dibutuhkan dalam analisis
(Syafaruddin dan Santoso, 2011). molekuler (Sambrook et al., 1989).
Etanol absolut dan Pada penelitian ini diperoleh
NaOAcdigunakan sebagai agen kemurnian antara 1,7 sampai 1,9
presipitasi lanjutan.Etanol memiliki (Tabel 1). Kisaran nilai tersebut
dielektrik lebih rendah daripada air menunujukkan bahwa jumlah DNA
sehingga memudahkan garam yang dalam sampel lebih banyak daripada
memiliki muatan positif (Na+) untuk jumlah protein. Apabila kemurnian
berinteraksi dengan DNA yang dibawah 1,8 dan diatas 2,0
bermuatan negatif. Interaksi diindikasikan DNA masih
tersebutmenyebabkan DNA bersifat terkontaminasi RNA dan protein.
hidrofob dan mengendap. Pellet Pengukuran kuantitas DNA
DNA kemudian dicuci dengan etanol selanjutnya adalah pengukuran
70% untuk menghilangkan kelebihan konsentrasi DNA, yang bertujuan
garam (Syafaruddin dan Santoso, untuk mengetahui banyak sedikitnya
2011). DNA yang terkandung dalam
larutan. Konsentrasi DNA diukur
Agritrop, Vol. 15 (1): 83 - 93 89

melalui spektrofotometer yang Hasil konsentrasi DNA


didasarkan pada prinsip penyerapan (Tabel 1) menunjukkan hasil yang
sinar ultraviolet oleh nukleotida dan cukup tinggi yaitu 3 - 6 ug/ul. Hasil
protein dalam larutan. Penyerapan tersebut kemudian dikonfirmasi
sinar UV oleh DNA dicapai pada dengan gel agarosa. Pengamatan
panjang gelombang 260 nm, kualitas DNA dengan elektroforesis
sedangkan penyerapan protein gel agarosa 1% bertujuan untuk
dicapai pada panjang gelombang 280 mengetahui ada tidaknya DNA,
nm. Pada panjang gelombang 260 keutuhan DNA hasil isolasidan
nm, apabila optical density (OD260) tingkat kemurnian DNA dari
sama dengan 1, maka konsentrasi kontaminan RNA (Brown,
molekul DNA setara 50 ug ml-1 2002).Penambahan Loading
(untuk DNA heliks ganda) 40 ug ml- dyeberfungsi sebagai pemberat dan
1 (untuk RNA) dan 20 ug ml-1 pewarna karena mengandung gliserol
(untuk oligonukleotida).Secara dan bromphenol blue.Visualisasi
umum formula yang digunakan dilakukan dengan
untuk menghitung konsentrasi DNA penambahanethidium bromida yang
dengan alat spektrofotometer adalah akan menyisip di antara utas basa
sebagai berikut: nitrogen (pada ikatan hidrogen)
Konsentrasi (ug ml-1) sehingga membantu memendarkan
= A260 x FP x 50 ug DNA saat dilihat di bawah sinar UV.
ml-1 Pendaran DNA akan terlihat sebagai
Volume sampel yang pita-pita yang bermigrasi pada gel
digunakan dari kutub negatif ke kutub positif.

Tabel 1. Hasil spektrofometri DNA


Konsentrasi
No. Sampel 260 nm 280 nm Kemurnian
(ng/µl)
1 0,396 0,223 1,77 2772
2 0,910 0,509 1,78 6370
Nanas
4 0,498 0,256 1,94 3486

Hasil dari penelitian terkontaminasi RNA, hal ini


menunjukkan bahwa DNA memiliki dibuktikan dengan munculnya pita
keutuhan yang baik, hal ini RNA pada gel agarosa, yang
dibuktikan dengan pita DNA yang memiliki ukuran lebih rendah
muncul single pita (diatas 10000 bp) daripada DNA genom (kurang dari
(Gambar 1). DNA yang utuh akan 250 bp).Munculnya kontaminan
memberikan hasil yang akurat dalam RNA bisa disebabkan oleh kurang
analisis molekuler. Tetapi kemurnian maksimalnya kerja RNAse pada
dari hasil isolasi cenderung tahap purifikasi.
Agritrop, Vol. 15 (1): 83 - 93 122

M M M 1 2 4

Gambar 1. Hasil elektroforesis gel agarosa 1% pada DNA genom. M: marker


lambda( 3 µg, 5 µg, 10 µg), 1-4: sampel DNA daun nanas.

Analisis Keragaman menggunakan amplifikasi dari


Menggunakan Teknik RAPD primer OPA 2, 3 dan 4 didapatkan 17
Variasi genetik total fragmen DNA (Lampiran). Pita-
menggambarkan keragaman fenotipe pita DNA yang teramplifikasi
di alam. Variasi genetik di alam terletak pada posisi antara 250 bp
dapat terjadi karena adanya mutasi dan 3000 bp.Jumlah fragmen DNA
atau rekombinasi. Variasi genetik yang diproduksi untuk setiap primer
dapat diketahui dengan melihat berkisar antara 1 hingga 8 (Gambar
perbedaan urutan basa-basa. 2). Pada primer OPA 3 dan 4
Perbedaan urutan basa tersebut menghasilkan masing-masing 8
mengakibatkan adanya polimorfisme fragmen DNA. Jumlah pita
pada DNA. Polimorfisme adalah polimorfis terbanyak terdapat pada
banyaknya fragmen DNA yang primer OPA 3dan 4 yaitu masing-
berbeda berdasarkan ukuran, karena masing sebanyak 3.Sedangkan untuk
adanya marka-marka yang tersebar primer OPA 2 hanya memiliki 1
pada seluruh genom (Sijapati, 2008). fragmen/ lokus, dan bersifat
Hasil analisis DNApada monomorfik (pada semua sampel
ketiga jenis daun nanas (nanas 1, 2 nanas yang diamati memisah pada
dan 4) dengan metode RAPD jarak yang sama).

Loku

3 1
4 1
5 1
6 1
Loku 7 1
8 1
Agritrop, Vol. 15 (1): 83 - 93 91

Gambar 2. Hasil amplifikasiprimer OPA 2, 3 dan 4 pada DNA nanas. M: marker


1 kb ladder, 1-3: jenis nanas.

Berdasarkan hasil (1995) nilai similaritas berkisar


amplifikasiPCR selanjutnya antara 0 sampai 1,0 dan hubungan
dilakukan skoring terhadap pita DNA kekerabatan dekat apabila nilai
yangmuncul (Tabel 2), dan similaritas mendekati 1.
dilanjutkan dengan analisisterhadap Menurut Hardiyanto et
kekerabatan melalui program al(2008) kemiripan genetik
NTSYS. Hasil analisissebagaimana merupakan kebalikan dari jarak
yang ditampilkan dalam bentuk genetik. Makin kecil nilai tingkat
pohon kekerabatan pada Gambar 3. kemiripan, memiliki indikasi makin
Berdasarkan dendogram dapat dilihat jauhnyakekerabatan genetik sampel
bahwa terdapat 2 kelompok utama yang diuji. Informasi ini sangat
nanas. Kelompok pertama berarti dalam kegiatan pemuliaan di
mengelompok dengan tingkat mana semakin jauh jarak genetik
kemiripan 1.00. Nanas yang yang dimiliki suatu sampel dengan
termasuk golongan ini adalah nanas sampel yang lain akan meningkatkan
1 dan 2. Kelompok kedua hanya peluang mendapatkan keragaman
ditempati oleh nanas 4 dengan genetik.Apabila diaplikasikan dalam
tingkat kemiripan 0.95. Kisaran budidaya pemuliaan nanas, hal ini
kekerabatan antara kedua kelompok menunjukkan bahwa antara nanas
nanas tersebut berkisar antara 0.95- yang diuji diatas tidak bisa
1.00. Hal ini menunjukkan bahwa digunakan dalam persilangan karena
keragaman antara nanas 1, 2 dan 4 memiliki tingkat keragaman yang
sangat rendah.Menurut Olivier et al., rendah.

Tabel 2. Hasil Skoring Amplifikasi PCR


Locus Nanas 1 Nanas 2 Nanas 4
Locus1 1 1 1
Locus2 999 0 0
Locus3 1 1 1
Agritrop, Vol. 15 (1): 83 - 93 92

Locus4 1 1 1
Locus5 999 1 0
Locus6 1 1 1
Locus7 999 999 999
Locus8 999 999 0
Locus9 1 1 1
Locus10 0 0 999
Locus11 0 0 999
Locus12 0 0 999
Locus13 1 1 1
Locus14 1 1 1
Locus15 1 1 1
Locus16 1 1 1
Locus17 1 999 1
Keterangan: Skoring : 1 jika pita jelas; skoring 999 jika pita semir, skoring 0 jika
nanas1
tidak terdapat pita pada lokus.

nanas2

Nana
nanas1
s1
nanas3

Nanas
nanas2 2

Nanas
nanas3 4

0.95 0.97 0.98 0.99 1.00


Coefficient

Gambar 3. Dendogram hasil RAPD menggunakan primer OPA 2, 3 dan 4 dari 3


jenis nanas (nanas 1, 2 dan 4).
0.95 0.97 0.98 0.99 1.00
Coefficient

KESIMPULAN RAPD dapat digunakan untuk


menentukan kekerabatan suatu
Hasil penelitian dapat tanaman. Hasil analisis keragaman
disimpulkan bahwa DNA genom metode RAPD dengan menggunakan
hasil isolasi dengan metode CTAB primer OPA 2, 3, 4 pada ketiga jenis
mendapatkan hasil konsentrasi yang nanas memberikan hasil bahwa
baik.Hasil isolasi DNA daun nanas antara nanas 1, 2 dan 4 memiliki
menggunakan metode CTAB keragaman yang rendah,dengan
menunjukkan kemurnian yang bagus tingkat similaritas/ koefisien antara
yaitu diantara 1,8 – 1,9. Metode
Agritrop, Vol. 15 (1): 83 - 93 93

0.95-1.00, meskipun memilki bentuk fenotip yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA DNA Sequences as Markers for


Canine Genetic Studies. The
Brown, T.A. 2002. Genomes 2nd Ed. journal of heredity.90(1).
BIOS Scientific Publishers Ltd: Sambrook, J., and T. Maniatis. 1989.
New York. Molecular Cloning (A
Cheng YJ, Guo WW, Yi HL, Pang laboratory manual) Vol. 2.
XM & Deng X. 2003. An Spring Harbor LaboratoryPress.
efficient protocol for genomic 1659 p.
DNA extraction from citrus Sijapati J, Rana N, Rana P and
species. Plant Molecular Shrestha S. 2008. Optimization
Biology Reporter 21: 177a-177g. of RAPD-PCR Conditions for
Hardiyanto NF, Devy, dan Martasari the Study of Genetic Diversity in
C. 2008. Identifikasi Nepalese Isolates of Bacillus
Kekerabatan Genetik Klon-klon thuringiensisBerliner. Nepal
Bawang Putih Indonesia Journal of Science and
Menggunakan Isozim dan Technology. 9: 91-97.
RAPD. J. Hort. 18(4): 385-394. Syafaruddin dan Santoso TJ. 2011.
Kumar NS and Gurusubramanian G. Optimasi Teknik Isolasi dan
2011. Random amplified Purifikasi DNA yang Efisien dan
polymorphic DNA (RAPD) Efektif pada Kemiri Sunan
markers and its applications. Sci (Reutalis Trisperma). Jurnal
Vis.11 (3): 116-124. Littri. 17(1): 11–17.
Olivier M, Meehl MA, Lust G. 1999.
Random Amplified Polymorphic

Anda mungkin juga menyukai