Askep
Askep
8 Asuhan keperawatan pada individu dengan bencana terkait aspek legal dan etik
2.8.1 Kedaruratan
Managemen kedaruraratan (emergency management) merupakan suluruh kegiatan
Seluruh kegiatan yang meliputi aspek perencanaan dan penanggulangan kedaruratan,
pada menjelang, saat dan sesudah terjadi keadaan darurat. Manajemen kedaruratan ini
mencakup : Kesiapsiagaan,tanggap darurat, pemulihan darurat, kesiapsiagaan.
1. Tujuan Manajemen Kedaruratan
a. Mengurangi jumlah korban
b. Meringankan penderitaan
c. Stabilisasi kondisi korban / pengungsi
d. Mengamankan aset
e. Memulihkan fasilitas kunci
f. Mencegah kerusakan lebih
g. Menyediakan pelayanan dasar dalam penanganan pasca darurat
h. Meringankan beban masyarakat setempat
2. Karakteristik Manajemen Kedaruratan
a. Bersifat meluas, besar-besaran, dan membebani sistem normal
b. Dalam suasana yang kacau dan/atau traumatis
c. Segala keputusan membawa konsekuensi langsung
3. Masalah-masalah Umum
a. Kesiapan kurang sempurna / tidak ada
b. Peringatan dini tidak ada atau kurang efektif
c. Informasi tidak lengkap / tidak tepat
d. Komunikasi terputus
e. Kebingungan, chaos, krisis, gagalnya kordinasi
f. Bahan bantuan tidak mencukupi
g. Lingkup terlalu besar / meluas
4. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan
a. Kebutuhan yang mendesak
b. Kegiatan apa
c. Kapan harus dilaksanakan
d. Sumber yang tersedia
e. Siapa bertanggung jawab.
5. Kegiatan Tanggap Darurat
a. Manajemen dan Koordinasi Perlindungan,
b. Penerimaan dan Pendataan
c. Pangan dan Nutrisi Logistik dan Transportasi
d. Penampungan Sementara
e. Air Bersih
f. Sanitasi Lingkungan
g. Pelayanan Kesehatan
h. Pelayanan Masyarakat
i. Pendidikan
6. Manajemen & Koordinasi Manajemen Tanggap Darurat
diperlukan 3 C: - Command (komando) - Control (pengendalian) - Coordination
(kordinasi ) Bentuk kegiatan: - Mendirikan POSKO - Membuat Tim Reaksi Cepat
Kegiatan ini merupakan tugas: BAKORNAS, SATKORLAK dan SATLAK
7. Perlindungan & Pendataan Kegiatan ini meliputi : Evakuasi korban yg masih
hidup dan meninggal Memberikan pertolongan dan perlindungan bagi korban
selamat Menerima dan memberikan tempat penampungan sementara Mendata dan
mencatat agar memudahkan dalam pengurusan pelayanan Tugas ini dilakukan
oleh Pemda (Dinas Kependudukan)
2.9.1 Pertolongan pertama
Konsep dasar dari pertolongan pertama adalah memerikan bantuan hidup
dasar dan mempertahankan nyawa dengan melakukan tindakan pertolongan
pertama secepatnya setelah kejadian. Pertolongan pertama dilakukan oleh para
sukarelawan, petugas pemadam kebakaran, polisi, tim medis gawat darurat, tenaga
perawat gawat darurat terlatih. Pertolongan pertama dapat diberikan dilokasi
sebagai berikut:
a. Lokasi bencana sebelum dipindahkan.
b. Tempat penampungan sementara
c. Pada “tempat hujau” dari pos medis kelanjutan
d. Dalam ambulan saat korban dipindahkan.
A Triase LapanganTim triase melakukan simple triage and rapid treatment untuk
mengklasfikasi korban kejadian massan berdasarkan derajat keparahan cedera
yang dialaminya. START TRIAGE dilakukan sebelum mengevakuasi semua
korban.Semua korban terluka yang berjalan (walking wounded, tag hijau)
dipanggil untuk datang ke penolong. Tim triase akan mendekati area sambil
berteriak. Pemberian tag/penanda dimulai dari korban terdekat. Penanganan
langsung seperti memberikan balutan penekanan pada pendarahan aktif
dilakukan sambil menilai pasien. Semua korban di lapangan dinilai dengan cepat
dan ditandai oleh tim triase pertama dengan warna hitam, merah, kuning atau
hijau. Penolong berpindah ke korban selanjutnya satu per satu setelah setiap
penilaian.
3. Keamanan
a. Keamanan Penolong
a) Alat Perlindungan Diri
Keamanan penolong merupakan hal yang sangat penting,
sebaiknya dilengkapi dengan peralatan yang dikenal sebagai Alat
Perlindungan Diri antara lain :
1) Sarung tangan lateks : Pada dasarnya semua cairan tubuh dianggap
dapat menularkan penyakit.
2) Kaca mata pelindung : Mata juga termasuk pintu gerbang masuknya
penyakit kedalam tubuh manusia.
3) Baju pelindung : Mengamankan tubuh penolong dari merembesnya
carian tubuh melalui pakaian.
4) Masker penolong : Mencegah penularan penyakit melalui udara.
5) Masker Resusitasi Jantung Paru : Masker yang dipergunakan untuk
memberikan bantuan napas.
6) Helm: Seiring risiko adanya benturan pada kepala meningkat. Helm
dapat mencegah terjadinya cedera pada kepala saat melakukan
pertolongan.
b. Keamanan Lokasi
Pelaku pertolongan pertama saat mencapai lokasi kejadian,
haruslah tanggap dan dengan serta merta melakukan penilaian
keadaan dengan mengajukan pertanyaan – pertanyaan seperti
dibawah.
1) Nama Penolong
2) Nama Organisasi
3) Permintaan izin untuk menolong dari penderita / orang
c) Menentukan keadaan umum kejadian (mekanisme cedera) dan mulai
melakukan penilaian dini dari penderita.
d) Mengenali dan mengatasi gangguan / cedera yang mengancam nyawa.
e) Stabilkan penderita dan teruskan pemantauan.
f) Minta bantuan.
Daftar pustaka
https://www.academia.edu