Anda di halaman 1dari 37

PROGRAM IMUNIASASI DASAR

PUSKESMAS RAWAT INAP SIMPUR

(Laporan Evaluasi Program)

Oleh:
Kelompok 8
Joko Widodo 1518011001
Chika Tania 1518011036
Hanifa Yuniasari 1518011073
Diah Balqis Ikfi H. 1518011076
M Rizki Fathurrohim 1518011086
Isma Fadlilatus S. 1518011124
Semadela Solichin P. 1518011169
Brian Rocky 1518011183
Charisatus Sidoqtie 1518011189
Dimas Arrohman 1418011058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG

2018
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI.................................................................................................... i

DAFTAR TABEL............................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR....................................................................................... iv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................... 1

B. Tujuan................................................................................................ 3

C. Manfaat.............................................................................................. 3

BAB II. TINAJUAN PUSTAKA

A. Imunisasi............................................................................................ 4

B. Imunisasi Hepatitis B......................................................................... 9

BAB III. METODE EVALUASI

A. Tolak Ukur Penilaian......................................................................... 11

B. Pengumpulan Data............................................................................. 11

C. Cara Evaluasi..................................................................................... 12

i
BAB IV. GAMBARAN WILAYAH KERJA

A. Data Geografi dan Topografi............................................................. 15

B. Program Imunisasi Dasar................................................................... 16

BAB V. HASIL EVALUASI

A. Pendekatan Sistem............................................................................. 18

B. Identifikasi Masalah........................................................................... 19

C. Kerangka Konsep............................................................................... 21

D. Identifikasi Faktor Penyebab Masalah............................................... 23

BAB VI. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

A. Menyusun Alternatif Pemecahan Masalah........................................ 27

B. Memilih Prioritas Pemecahan Masalah............................................. 28

BAB VII. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan............................................................................................ 30

B. Saran.................................................................................................. 31

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 32

ii
DAFTAR TABEL

Hamalan

Tabel 1. Jadwal imunisasi dasar (Kemenkes, 2015)......................................... 9

Tabel 2. Data Demografi Puskesmas Rawat Inap Simpur Tahun 2011............ 16

Tabel 3. Variabel Keluaran............................................................................... 17

Tabel 4. Hasil Pencapaian Puskesmas Rawat Inap Simpur Tahun 2011......... 20

Tabel 5. Teknik Kriteria Matriks Pemilihan Prioritas Penyebab Masalah....... 26

Tabel 6. Alternatif Pemecahan Masalah........................................................... 27

Tabel 7. Pemilihan Prioritas Penyelesaian Masalah......................................... 28

iii
DAFTAR GAMBAR

Hamalan

Gambar 1. Pendekatan Sistem.........................................................................


18

Gambar 2. Kerangka Konsep...........................................................................


22

Gambar 3. Diagram Fishbone..........................................................................


24

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Pendahuluan

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan tubuh seseorang

secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan dengan

penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Imunisasi

berasal dari kata “imun” yang artinya kebal atau resisten. Anak diberikan

imunisasi berarti diberikan kekebalan terhapat suatu penyakit tertentu

(Kemenkes, 2014).

Imunisasi wajib adalah imunisasi yang dijawibkan oleh pemerintah untuk

seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi diri dan

masyarakat sekitarnya dari penularan penyakit tertentu. Imunisasi wajib terdiri

dari hepatitis B, polio, BCG, DPT, dan Campak (Kemenkes 2014; IDAI, 2017)

Imunisasi dapat diselenggarakan oleh pemerintah, swasta, dan masyarakat

dengan mempertahankan prinsip keterpaduan antara pihak terkait. Pelayanan

imunisasi dapat dilakukan secara massal atau perseorangan. Pelayanan imunisasi

program secara massal dilaksanakan di posyandu, sekolah, atau pos pelayanan

imunisasi lainnya (Kemenkes, 2014)

1
Posyandu sebagai lini utama dalam pemberian imunisasi pada bayi dan balita

memiliki peranan sangat penting. Posyandu merupakan perpanjangan tangan

puskesmas yang memberikan pelayanan dan pemantauan kesehatan yang

dilaksanakan secara terpadu. Posyandu termasuk dalam salah satu bentuk Upaya

Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola oleh masyarakat

dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan., guna memberdayakan

masyarakat, dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh

pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu

dan anak (Sari, 2011).

Salah satu kegiatan utama posyandu adalah imunisasi. Pelayanan imunisasi

hanya dilakukan apabila ada petugas puskesmas. Untuk jenis imunisasi yang

diberikan disesuaikan dengan program, baik untuk bayi, balita, dan ibu hamil.

Pelaksanaan program imunisasi ini harus dilaporkan pada puskesmas setempat

untuk dievaluasi (Sari, 2011).

Untuk mengetahui permasalahan yang ada di posyandu wilayah kerja Puskesmas

Rawat Inap Simpur, maka penulis melakukan evaluasi program imunisasi untuk

menemukan penyebab masalah dan mencari solusi yang tepat agar program

imunisasi dapat berjalan optimal.

2
B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mendapatkan gambaran pelaksanaan Program Imunisasi di Puskesmas

Rawat Inap Simpur secara menyeluruh.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya pelaksanaan suatu keberhasilan program imunisasi di

Puskesmas Rawat Inap Simpur Tahun 2011.

b. Diketahuinya penyebab masalah dalam pelaksanaan Program Imunisasi

di Puskesmas Rawat InapSimpur tahun 2011.

c. Diketahuinya pemecahan masalah untuk pelaksanaan Program

Imunisasi di Puskesmas Rawat Inap Simpur taun 2011.

C. Manfaat

1. Manfaat Bagi Puskesmas

a. Sebagai bahan masukan dalam pelaksanaan Program Imunisasi di

wilayah kerja di Rawat Inap Simpur.

b. Mendapatkan gambaran tentang kemungkinan penyebab masalah pada

pelaksanaan Program Imunisasi di Puskesmas Rawat Inap Simpur.

c. Mendapatkan alternatif pemecahan masalah pada Program Imunisasi di

Puskesmas Rawat Inap Simpur.

d. Sebagai bahan masukan untuk melakukan penyuluhan kesehatan sebagai

upaya peningkatan keberhasilan Program Imunisasi di wilayah kerja

Puskesmas Rawat Inap Simpur.

3
2. Manfaat Bagi Mahasiswa

a. Mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah didapat selama menjalani

pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

b. Mendapatkan pengalaman belajar mengenai manajemen dan evaluasi

program Puskesmas.

c. Mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan Program Imunisasi di

Puskesmas Rwat Inap Simpur tahun 2011.

d. Dapat mengidentifikasi masalah dan memberikan alternatif penyelesaian

masalah sebagai masukan untuk pelaksanaan Program Imunisasi di

Puskesmas Rawat Inap Simpur tahun 2011.

3. Manfaat bagi Universitas

Melaksanakan tanggung jawab Universitas yang tertuang dalam tridharma

perguruan tinggi dengan melaksanakan fungsi dan tugas perguruan tinggi

sebagi lembaga penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian bagi

masyarakat.

4. Manfaat bagi Pemerintah

a. Mendapatkan masukan mengenai masalah yang terjadi di lapangan pada

pelaksanaan Program Imunisasi.

b. Sebagai bahan masukan untuk peningkatan keberhasilan Program

Imunisasi.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Imunisasi

1. Definisi Imunisasi

Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi, berarti

diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten

terhadap suatu penyakit tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain.

Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan

kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila

suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya

mengalami sakit ringan (Kemenkes, 2015).

2. Tujuan Imunisasi

Berdasarkan target sasarannya, tujuan imunisasi dibagi menjadi dua, yaitu

tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun penjelasan dari masing masing tujuan

adalah sebagai berikut (Probandari, 2013):

a. Tujuan Umum

Turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian bayi akibat PD3I.

5
b. Tujuan Khusus

1. Tercapainya target Universal Child Immunization yaitu

cakupan imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada bayi di

100% desa/ kelurahan pada tahun 2010.

2. Tercapainya Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (insiden di

bawah 1 per 1.000 kelahiran hidup dalam satu tahun) pada tahun

2005.

3. Eradikasi polio pada tahun 2008.

4. Tercapainya reduksi campak (RECAM) pada tahun 2005.

3. Jenis Imunisasi

a. Imunisasi Wajib

Imunisasi wajib merupakan imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah

untuk seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi

yang bersangkutan dan masyarakat sekitarnya dari penyakit menular

tertentu. Imunisasi wajib terdiri atas imunisasi rutin, imunisasi tambahan,

dan imunisasi khusus (Kemenkes, 2015).

1. Imunisasi Rutin

Imunisasi rutin merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan

secara terus-menerus sesuai jadwal. Imunisasi rutin terdiri atas

imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan. Pada bagian selanjutnya akan

diuraikan macam vaksin imunisasi rutin meliputi deskripsi, indikasi,

cara pemberian dan dosis, kontraindikasi, efek samping, serta

6
penanganan efek samping. Berdasarkan waktu pemberiannya imunisasi

rutin dapat digolongkan menjadi:

a. Imunisasi Dasar

Imunisasi dasar adalah imunisasi pertama yang perlu diberikan

terutama pada bayi yang baru lahir. Adapun lima imunisasi dasar

yang diwajibkan oleh pemerintah antara lain, imunisasi hepatitis

B, imunisasi difteri, imunisasi polio, imunisasi BCG dan imunisasi

campak.

b. Imunisasi lanjutan

Imunisasi lanjutan merupakan imunisasi ulangan untuk

mempertahankan tingkat kekebalan atau untuk memperpanjang

masa perlindungan. Imunisasi lanjutan diberikan kepada anak usia

bawah tiga tahun (Batita), anak usia sekolah dasar, dan wanita usia

subur.

2. Imunisasi Tambahan

Imunisasi tambahan diberikan kepada kelompok umur tertentu yang

paling berisiko terkena penyakit sesuai kajian epidemiologis pada

periode waktu tertentu. Jenis imunisasi yang termasuk dalam kegiatan

imunisasi tambahan adalah Backlog fighting, Crash program, PIN

(Pekan Imunisasi Nasional), Sub-PIN, Catch up Campaign campak dan

Imunisasi dalam Penanganan KLB (Outbreak Response

Immunization/ORI).

7
3. Imunisasi khusus

Imunisasi khusus merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan

untuk melindungi masyarakat terhadap penyakit tertentu pada situasi

tertentu. Situasi tertentu antara lain persiapan keberangkatan calon

jemaah haji atau umrah, persiapan perjalanan menuju negara endemis

penyakit tertentu dan kondisi kejadian luar biasa. Jenis imunisasi

khusus, antara lain terdiri atas Imunisasi Meningitis Meningokokus,

Imunisasi Demam Kuning, dan Imunisasi Anti-Rabies.

b. Imunisasi Pilihan

Imunisasi pilihan merupakan imunisasi yang dapat diberikan kepada

seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang

bersangkutan dari penyakit menular tertentu, yaitu vaksin MMR, Hib,

Tifoid, Varisela, Hepatitis A, Influenza, Pneumokokus, Rotavirus,

Japanese Ensephalitis, dan HPV (Kemenkes, 2015).

8
4. Jadwal Imunisasi

Tabel 1. Jadwal imunisasi dasar (Kemenkes, 2015)

Umur Jenis Imunisasi


0-7 Hari HB 0
1 Bulan BCG, Polio 1
2 Bulan DPT/HB 1
3 Bulan DPT/HB 2
4 Bulan DPT/HB 3
9 Bulan Campak

B. Imunisasi Hepatitis B

1. Jadwal Imunisasi Hepatitis B

Imunisasi hepatitis B dilakukan secara rutin dengan memberikan 4 dosis pada

usia 0, 2, 3, 4 bulan. Pada usia 2, 3, dan 4 bulan pemberian imunisasi hepatitis

B dilakukan bersama dengan pemberian imunisasi difteri.

2. Cakupan Imunisasi Hepatitis B

Salah satu tujuan imunisasi adalah menurunkan angka kematian dan kesakitan

yang ditimbulkan oleh penyakit. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan

pelaksanaan program imunisasi rutin dan kegiatan tambahan imunisasi.

Menurut RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) 2004-

2009, peningkatan cakupan imunisasi menjadi prioritas utama dalam program

pencegahan dan pengendalian penyakit. Dalam program ini, imunisasi

dimaksudkan untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian

9
akibat suatu penyakit. Indikator yang digunakan dalam RPJMN dalam menilai

keberhasilan program adalah dengan menghitung persentase desa yang

mencapai UCI (Universal Child Immunization).

3. Pelaksanaan Imunisasi Hepatitis B

Imunisasi aktif dilakukan dengan suntikan 3 kali dengan jarak waktu satu

bulan antara suntikan 1 dan 2, lima bulan antara suntikan 2 dan 3. Namun cara

pemberian imunisasi tersebut dapat berbeda tergantung pabrik pembuat vaksin.

Vaksin hepatitis B dapat diberikan pada ibu hamil dengan aman dan tidak

membahayakan janin, bahkan akan membekali janin dengan kekebalan sampai

berumur beberapa bulan setelah lahir (Probandari, 2013).

a. Reaksi imunisasi: nyeri pada tempat suntikan, yang mungkin

disertai rasa panas atau pembengkakan. Akan menghilang dalam 2 hari.

b. Dosis: 0.5 ml sebanyak 3 kali pemberian

c. Kemasan: HB PID

d. Efek samping: selama 10 tahun belum dilaporkan ada efek samping

yang berarti.

e. Indikasi kontra: anak yang sakit berat.

10
BAB III

METODE EVALUASI

A. Tolak Ukur Penilaian

Evaluasi dilakukan pada program imunisasi dasar terutama imunisasi Hepatitis B

(0-7 hari) di Puskesmas Rawat Inap Simpur tahun 2011. Adapun sumber rujukan

tolak ukur penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Rancangan Pembangunan Jangka Menengan Nasional tahun 2010-2014

dengan target cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL) untuk bayi 0-11 bulan

adalah 90%.

B. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan berupa:

1. Sumber data primer

Wawancara dengan koordinator pelaksana Program Imunisasi Dasar di

Puskesmas Rawat Inap Simpur dan pengamatan di Puskesmas Rawat Inap

Simpur.

2. Sumber data sekunder

Laporan Tahunan Kinerja Puskesmas Puskesmas Rawat Inap Simpur Tahun

2011.

11
C. Cara Evaluasi

Evaluasi Program Program Imunisasi Dasar di Puskesmas Rawat Inap Simpur

tahun 2011 dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Menetapkan satu dari beberapa tolak ukur

Langkah awal untuk dapat menentukan adanya masalah dari pencapaian

hasil output adalah dengan menetapkan beberapa tolak ukur atau standar

yang ingin dicapai. Nilai standar atau tolak ukur ini dapat diperoleh dari

Rancangan Pembangunan Jangka Menengan Nasional tahun 2010-2014

tentang target cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL) untuk bayi 0-11 bulan.

2. Membandingkan pencapaian keluaran program dengan tolak ukur keluaran

Setelah diketahui tolak ukur, selanjutnya adalah membandingkan hasil

pencapaian keluaran. Puskesmas (output) dengan tolak ukur tersebut. Bila

pencapaian keluaran Puskesmas tidak sesuai dengan tolak ukur, maka

ditetapkan sebagai masalah.

3. Menetapkan prioritas masalah

Masalah-masalah pada komponen output tidak semuanya dapat diatasi

secara bersamaan mengingat keterbatasan kemampuan puskesmas. Selain itu

adanya kemungkinan masalah-masalah tersebut berkaitan satu dengan yang

lainnya dan bila diselesaikan salah satu masalah yang dianggap paling

penting, maka masalah lainnya dapat teratasi pula. Oleh sebab itu,

ditetapkanlah prioritas masalah yang akan dicari solusi untuk

memecahkannya.

12
4. Membuat kerangka konsep dari masalah yang diprioritaskan

Untuk menentukan penyebab masalah yang telah diprioritaskan tersebut,

maka dibuatlah kerangka konsep masalah. Hal ini bertujuan untuk

menentukan faktor-faktor penyebab masalah yang telah diprioritaskan

tadiyang berasal dari komponen sistem yang lainnya, yaitu komponen input,

proses, lingkungan dan umpan balik. Dengan menggunakan kerangka

konsep diharapkan semua factor penyebab masalah dapat diketahui dan

diidentifikasi sehingga tidak ada yang tertinggal.

5. Identifikasi penyebab masalah

Berbagai penyebab masalah yang terdapat pada kerangka konsep selanjutnya

akan diidentifikasi. Identifikasi penyebab masalah dilakukan dengan

membandingkan antara tolak ukur atau standar komponen-komponen input,

proses, lingkungan dan umpan balik dengan pencapaian di lapangan. Bila

terdapat kesenjangan, maka ditetapkan sebagai penyebab masalah yang

diprioritaskan tadi.

6. Membuat alternatif pemecahan masalah

Setelah diketahui semua penyebab masalah, dicari dan dibuat beberapa

alternatif pemecahan masalah. Alternatif pemecahan masalah tersebut dibuat

untuk mengatasi penyebab masalah yang telah ditentukan. Alternatif

pemecahan masalah ini dibuat dengan memperhatikan kemampuan serta

situasi dan kondisi puskesmas.

13
7. Menentukan prioritas cara pemecahan masalah

Dari berbagai alternatif pemecahan masalah yang telah dibuat, maka akan

dipilih satu cara pemecahan masalah (untuk masing-masing penyebab

masalah) yang dianggap paling baik dan memungkinkan.Pertama

ditetapkan nilai efektifitas untuk setiap alternatif jalan keluar, yakni dengan

memberikanangka 1 (paling tidak efektif) sampai angka 3 (paling efektif).

Prioritas jalan keluar adalah yang nilai efektifitasnya paling tinggi. Untuk

menilai efektifitas jalan keluar, diperlukan kriteria tambahan, yaitu

magnitude (M), importancy (I), vulnerability (V), efficiency (E), dan cost

(C).

14
BAB IV

GAMBARAN WILAYAH KERJA

A. Data Geografi dan Topografi

1. Letak Wilayah

Puskesmas Rawat Inap Simpur terletak di wilayah Jl. Tamin No 121 Tanjung

Karang Pusat, Bandar Lampung.

2. Batas-Batas Wilayah Puskesmas Rawat Inap Simpur

Sebelah Utara : Kelurahan Kaliawi, Gotong Royong, dan Pelita

Sebelah Selatan : Kecamatan Kedaton

Sebelah Barat : Kecamatan Tanjung Karang Barat dan Kelurahan

Suka Jawa

Sebelah Timur : Kecamatan Tanjung Karang Timur dan Rawa Laut

3. Wilayah Kerja

Luas wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Simpur adalah 121 Hektar, yang

terdiri dari 4 Kelurahan, yaitu;

 Kelurahan Pasir Gintung 30 Hektar

 Kelurahan Gunung Sari 16 Hektar

 Kelurahan Penengahan 52 Hektar

 Kelurahan Kelapa Tiga 23 Hektar

15
4. Data Demografi Puskesmas Rawat Inap Simpur

Di dalam wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Simpur terdapat 38.650 jiwa

penduduk dengan 6.867 kepala keluarga dijelaskan dalam Tabel 1.

Tabel 2. Data Demografi Puskesmas Rawat Inap Simpur Tahun 2011

Jumlah Jumlah Jumlah


No. Kelurahan
Penduduk Rumah KK
1. Pasir Gintung 6616 1089 1970
2. Gunung Sari 12994 698 666
3. Penengahan 7032 1000 1563
4. Kelapa Tiga 12008 1216 2668
JUMLAH 38.650 4.003 6.867

B. Program Imunisasi Dasar

Program Imunisasi Dasar di Puskesmas Rawat Inap Simpur meliputi imunisasi

BCG, Hepatitis B (0-7 hari), DPT-HB Kombo, Polio, dan Campak. Salah satu

tujuan imunisasi adalah menurunkan angka kematian dan kesakitan yang

ditimbulkan oleh penyakit. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan pelaksanaan

program imunisasi rutin dan kegiatan tambahan imunisasi. Menurut RPJMN

(Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) 2004-2009, peningkatan

cakupan imunisasi menjadi prioritas utama dalam program pencegahan dan

pengendalian penyakit. Dalam program ini, imunisasi dimaksudkan untuk

menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat suatu penyakit.

Indikator yang digunakan dalam RPJMN dalam menilai keberhasilan program

16
adalah dengan menghitung persentase desa yang mencapai UCI (Universal

Child Immunization).

Tabel 3. Variabel Keluaran

Variabel Keluaran Tolak Ukur Pencapaian Masalah


Cakupan bayi yang 90% bayi Jumlah bayi menurut data
mendapat imunisasi mendapatkan proyeksi sasaran bayi tahun 2011
dasar imunisasi dasar adalah 731 orang
lengkap.  Jumlah bayi yang (-)
mendapatkan imunisasi BCG
sebanyak 688 orang (94,1 %)
 Jumlah bayi yang mendapat
imunisasi Hepatiris B (0-7 (+)
hari) < 7 hari sebanyak 299
orang (40,9 %)
 Jumlah bayi yang mendapat (-)
imunisasi DPT-HB Kombo 1
sebanyak 702 orang (96,0%)
, imunisasi DPT-HB Kombo
2 sebanyak 687 orang (94%)
dan yang mendapat imunisasi
DPT-HB Kombo 3 sebanyak
679 orang (92,9%) (-)
 Jumlah bayi yang mendapat
imunisasi polio 1 sebanyak
681 orang (93,2%)
 Jumlah bayi yang mendapat (-)
imunisasi polio 2 sebanyak
670 orang (91,7 %)
 Jumlah bayi yang mendapat (-)
imunisasi polio 3 sebanyak
668 orang (91,4 %) (-)
 Jumlah bayi yang mendapat
imunisasi polio 4 sebanyak
673 orang (92,1 %) (-)
 Jumlah bayi yang mendapat
imunisasi campak 671 orang
(91,8%)

17
BAB V

HASIL EVALUASI

A. Pendekatan Sistem

Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu

proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi dalam upaya

menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan. Suatu sistem pada dasarnya

dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan dan

disepakati bersama. Untuk terbentuknya sistem tersebut, perlu dirangkai berbagai

unsur atau elemen sedemikian rupa sehingga secara keseluruhan membentuk

suatu kesatuan yang secara bersama-sama berfungsi untuk mencapai tujuan.

Pendekatan system adalah suatu pendekatan analisa organisasi yang

menggunakan sifat-sifat dasar sistem sebagai titik pusat analisa.

LINGKUNGAN

INPUT PROSES OUTPUT DAMPAK

UMPAN BALIK

Gambar 1. Pendekatan Sistem

18
B. Identifikasi Masalah
Suatu masalah ditetapkan jika terdapat kesenjangan antara keluaran dengan tolok

ukurnya, sedangkan penyebab masalah ditentukan bila ada kesenjangan antara

unsur system lainnya dengan tolok ukur. Proses identifikasi masalah dilakukan

secara bertahap, dimulai dari keluaran (output) program kerja Puskesmas,

kemudian apabila ditemukan adanya kesenjangan antara tolok ukur dengan data

keluaran tersebut maka harus dicari kemungkinan penyebab masalah pada unsur

masukan (input, proses, atau lingkungan). Hasil pencapaian Program Imunisasi

Dasar di Puskesmas Rawat Inap Simpur periode tahun 2011 sebagaimana

tercantum pada Tabel 2.

Masalah yang ditemukan pada program imunisasi dasar yaitu, imunisasi

Hepatitis B (0-7 hari). Sub program ini memiliki kesenjangan antara target dan

pencapaian. Sub program imunisasi Hepatitis B (0-7 hari), mencapai 40,9% dari

target 90% yaitu hanya mencakup 299 orang bayi dari jumlah 731 orang pada

tahun 2011.

19
Tabel 4. Hasil Pencapaian Puskesmas Rawat Inap Simpur Tahun 2011

No Jenis Kegiatan Jumlah Sasaran Pencapaian Masalah


1 Jumlah bayi yang 731 657.9 688 (94,1 %) (-)
mendapatkan imunisasi (90%)
BCG
2 Bayi yang mendapat 731 657.9 299 (40,9%) (+)
imunisasi Hepatiris B (90%)
(0-7 hari)
3 Bayi yang mendapat 731 657.9 702 (96,0%) (-)
imunisasi DPT-HB (90%)
Kombo 1
4 Bayi yang mendapat 731 657.9 687 (94%) (-)
imunisasi DPT-HB (90%)
Kombo 2
5 Bayi yang mendapat 731 657.9 679 (92,9%) (-)
imunisasi DPT-HB (90%)
Kombo 3
6 Bayi yang mendapat 731 657.9 681 (93,2%) (-)
imunisasi polio 1 (90%)
7 Bayi yang mendapat 731 657.9 670 (91,7 %) (-)
imunisasi polio 2 (90%)
8 Bayi yang mendapat 731 657.9 668 (91,4 %) (-)
imunisasi polio 3 (90%)
9 Bayi yang mendapat 731 657.9 673 (92,1 %) (-)
imunisasi polio 4 (90%)
10 Bayi yang mendapat 731 657.9 671 (91,8%) (-)
imunisasi campak (90%)
Sumber : SP2TP (Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas) Rawat Inap Simpur
2011

20
C. Kerangka Konsep

Untuk mempermudah identifikasi faktor penyebab masalah program imunisasi

dasar diperlukan kerangka konsep dengan menggunakan pendekatan sistem.

21
PROCESS
1. Perencanaan (rencana
usulan kegiatan
INPUT imunisasi mulai dari
1. Tenaga Kesehatan tanggal, waktu,
yang tersedia dan tempat, proses
berkompeten kegiatan)
2. Sarana dan 2. Pelaksanaan
prasarana (penentuan OUTPUT
puskesmas (alat penanggung jawab, Meningkatnya
kesehatan serta pelaksana dan pengetahuan Ibu
laboratorium) pemantau kegiatan, terhadap imunisasi
3. Penyediaan dana penentuan standar Hepatitis B pada
vaksin dari program) bayi di Puskesmas
pemerintah 3. Pengawasan Simpur
4. Media-media (Membentuk tim
penyampai pengawasan internal
informasi untuk dan eksternal serta
penyuluhan membuat laporan
pertanggungjawaban)

FEEDBACK
Evaluasi kinerja program

IMPACT
Meningkatnya persentase angka
bayi usia 0-7 hari yang mendapat
imunisasi Hepatitis B di Puskesmas
Simpur

Gambar 2. Kerangka Konsep

22
D. Identifikasi Faktor Penyebab Masalah

Sesuai dengan pendekatan sistem, ketidakberhasilan pencapaian jumlah bayi

yang mendapat imunisasi Hepatiris B (0-7 hari) di Puskesmas Rawat Inap

Simpur merupakan suatu output/hasil yang tidak sesuai dengan target. Untuk

mengatasinya, dengan pendekatan sistem harus diperhatikan kemungkinan

adanya masalah pada komponen lain pada sistem, mengingat suatu sistem

merupakan keadaan yang berkesinambungan dan saling mempengaruhi.

Setelah mengetahui faktor atau masalah dominan, langkah berikutnya adalah

mencari akar masalah dalam hal ini kami mencari akar masalah dengan

menggunakan diagram fishbone.

Dari diagram fishbone pada Gambar 7, masih perlu mencari masalah-masalah

yang paling memiliki peranan dalam mencapai keberhasilan program. Dengan

menggunakan model teknnik kriteria matriks pemilihan prioritas dapat dipilih

masalah yang paling dominan.

23
Money Materials
Methods
Biaya Jadwal
pengadaan Terbatasnya
Penyuluhan pemberian
imunisasi jumlah vaksin
tentang imunisasi Kurangnya media
Hepatitis B hepatitis B di Rendahnya angka
Imunisasi kurang promosi kesehatan
terbatas puskesmas imunisasi Hepatitis B
Hepatitis B tepat
(0-7 hari) pada bayi di
Puskesmas Rawat Inap
Simpur yaitu 40,9%
Pengetahuan ibu Kurangnya
Dokter tahun 2011
akan pentingnya pelatihan
imunisasi kurang kader
Bidan desa
tentang
Kader Posyandu
imunisasi

Machines
Man/People

Gambar 3. Diagram Fishbone

24
Prioritas penyebab masalah ditetapkan dengan sistem skoring dan akan dinilai

beberapa kriteria:

1. Pentingnya masalah (importancy) yang terdiri dari:

a. Besarnya masalah (P/prevalence)

b. Akibat yang ditimbulkan masalah (S/severity)

c. Kenaikan besarnya masalah (RI/rate of increase)

d. Keuntungan sosial karena selesainya masalah (SB/social benefit)

e. Derajat keinginan masyarakat tidak terpenuhi (DU/degree of

unmeet needs)

f. Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah (PB/public concern)

g. Suasana politik (PC/political climate)

2. Kelayakan teknologi (T/technilcal feasibility)

3. Sumber daya yang tersedia (R/Resources availability)

Untuk setiap kriteria diberikan nilai dalam rentang 1 (tidak penting) hingga 5

(sangat penting). Masalah yang menjadi prioritas utama ialah masalah dengan

nilai tertinggi.

Setelah dilakukan pemilihan prioritas penyebab masalah, didapatkan

penyebab masalah yang ada melibatkan money, methods, machine, dan

material seperti yang tercantum pada Tabel 4. Dari masalah tersebut

didapatkan prioritas penyebab masalah yaitu kurangnya pengetahuan ibu akan

pentingnya imunisasi Hepatitis B, sehingga menyebabkan munculnya

masalah yaitu rendahnya angka imunisasi Hepatitis B (0-7 hari) pada bayi di

Puskesmas Rawat Inap Simpur (40,9%).

25
Tabel 5. Teknik Kriteria Matriks Pemilihan Prioritas Penyebab Masalah
I JUM
No Daftar Penyebab Masalah T R
P S RI DU SB PB PC IxTxR
1 Money
 Terbatasnya biaya
untuk pengadaan 3 2 1 2 1 3 2 2 2 56
imunisasi Hepatitis B
2. Methods
 Kurangnya
penyuluhan tentang 4 2 1 2 3 4 1 3 2 102
imunisasi Hepatitis B
 Jadwal pemberian
imunisasi Hepatitis B 3 1 2 3 1 2 1 2 3 78
kurang tepat
3. Machine
 Kurangnya
pengetahuan ibu akan 4 3 4 5 3 5 2 5 5 650
pentingnya imunisasi
Hepatitis B
 Kurangnya pelatihan
kader tentang 3 2 1 2 1 3 2 4 2 112
imunisasi Hepatitis B
4. Material
 Terbatasnya jumlah
vaksin Hepatitis B di 2 1 3 2 2 4 1 3 4 180
Puskesmas
 Kurangnya media
promosi kesehatan 3 2 1 1 3 2 1 3 1 39

26
BAB VI

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

A. Menyusun Alternatif Pemecahan Masalah

Target cakupan imunisasi dasar Hepatitis B (0-7 hari) yang belum mencapai

90% dapat disebabkan oleh berbagi faktor. Faktor yang memiliki peran

penting dalam angka cakupan imunisasi Hepatitis B di Puskesmas Rawat Inap

Simpur yang didapat dari Tabel 4 adalah kurangnya pengetahuan ibu akan

pentingnya imunisasi Hepatitis B.

Berdasarkan faktor penyebab masalah yang telah didapat, kemudian

dilakukan pemilihan alternatif pemecahan masalah yang dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 6. Alternatif Pemecahan Masalah

Masalah Penyebab Alternatif


Cakupan imunisasi Kurangnya a. Memberikan penyuluhan
Hepatitis B (0-7 hari) pengetahuan ibu akan kepada masyarakat tentang
pada bayi di pentingnya imunisasi materi pentingnya imunisasi
Puskesmas Rawat Hepatitis B Hepatitis B serta manfaatnya
Inap Simpur masih b. Melakukan konseling tentang
rendah, yaitu 40,9% imunisasi Hepatitis B pada
tahun 2011 kunjungan ANC
c. Pembuatan brosur atau leaflet
tentang manfaat melakukan
imunisasi Hepatitis B

27
B. Memilih Prioritas Pemecahan Masalah

Memilih prioritas pemecahan masalah dilakukan menggunakan Criteria

Matrix Technic dengan memperhatikan efektifitas pemecahan masalah

seperti besarnya masalah yang dapat diselesaikan (magnitude), pentingnya

pemecahan masalah (impotancy), sensitivitas pemecahan masalah

(vulnerability), dan efisiensi pemecahan masalah (cost) yang dijelaskan dalam

Tabel 6.

Tabel 7. Memilih Prioritas Penyelesaian Masalah

Daftar Alternatif Efektivitas Efisiensi MIV/C


No
Pemecahan Masalah M I V C (P)
1 Memberikan penyuluhan
kepada masyarakat tentang
materi pentingnya 3 2 4 3 8
imunisasi Hepatitis B serta
manfaatnya
2 Melakukan konseling
tentang imunisasi Hepatitis 5 4 4 2 40
B pada kunjungan ANC
3 Pembuatan brosur atau
leaflet tentang manfaat
2 1 3 3 2
melakukan imunisasi
Hepatitis B

Berdasarkan Tabel 6 didapatkan pemecahan masalah yang utama adalah

melakukan konseling tentang imunisasi Hepatitis B pada kunjungan ANC.

Alternatif pemecahan masalah ini dapat dilakukan di bidan, klinik dokter

maupun Puskesmas saat ibu hamil datang untuk melakukan kunjungan

Antenatal Care (ANC) terakhir sebelum persalinan. Kegiatan ini berguna

dalam meningkatkan pengetahuan ibu tentang pentingnya melengkapi

28
imunisasi dasar pada bayi, dan khususnya imunisasi Hepatitis B. Selain itu,

kegiatan ini akan memberikan pemahaman yang mendalam pada ibu bahwa ia

harus memberikan bayinya imunisasi Hepatitis B dalam waktu kurang dari 7

hari atau segera setelah bayi lahir. Diharapkan dengan dilakukannya

pemecahan masalah ini cakupan imunisasi dasar Hepatitis B di Puskesmas

Rawat Inap Simpur meningkat.

29
BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil dan pembahasan didapatkan kesimpulan sebagai berikut.

1. Pelaksanaan Program Imunisasi Dasar di Puskesmas Rawat Inap Simpur

Tahun 2011 meliputi imunisasi BCG, Hepatitis B (0-7 hari), DPT-HB

Kombo, Polio, dan Campak.

2. Secara umum, Program Imunisasi Dasar di Puskesmas Rawat Inap

Simpur Tahun 2011 telah memenuhi sasaran yaitu cakupan Imunisasi

Dasar pada bayi adalah 90%. Namun cakupan imunisasi Hepatitis B (0-7

hari) belum memenuhi sasaran, yaitu hanya mencapai 40,9%.

3. Penyebab utama rendahnya cakupan imunisasi Hepatitis B (0-7 hari)

adalah kurangnya pengetahuan ibu akan pentingnya imunisasi Hepatitis

B.

4. Pemecahan masalah yang dapat dilakukan adalah melakukan konseling

tentang imunisasi Hepatitis B pada kunjungan ANC agar ibu tidak hanya

paham, namun mau untuk membawa anaknya untuk mendapatkan vaksin

Hepatitis B.

30
B. Saran

Adapun saran yang sebaiknya dilakukan oleh Puskesmas Rawat Inap Simpur

agar program dapat mencapai target untuk tahun selajutnya, yaitu:

1. Alternatif pemecahan masalah ini dapat dilakukan di bidan, klinik

dokter maupun Puskesmas saat ibu hamil datang untuk melakukan

kunjungan Antenatal Care (ANC) terakhir sebelum persalinan.

2. Membuat pencatatan dan pelaporan yang baik dan lengkap, sehingga

program yang diusulkan dapat terlaksana dengan baik dan

memungkinkan evaluasi setiap tahun.

3. Dengan dilakukannya evaluasi tiap tahun, data tersebut dapat jadikan

dasar keberhasilan suatu program dan dengan mudah digabungkan

dengan instasi kesehatan lainnya.

4. Peningkatan pelatihan penyuluhan kader secara berkala yang

terintegrasi agar dapat dilakukan penyampaian informasi secara

menarik dan efektif kepada masyarakat.

31
DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2017. Jadwal Imunisasi Anak 0-18 Tahun. Diakses
pada 22 Mei 2018 23.06 WIB. Tersedia di:
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-2017

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Tentang Penyelenggaraan Imunisasi. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Buku Ajar Imunisasi. Jakarta:


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Probandari, AN. 2013. Keterampilan Imunisasi. Surakarta: Universitas Sebelas


Maret.

Sari, Yohana. 2011. Tujuan, Sejarah, dan Dasar Hukum Posyandu. Diakses pada
22 Mei 2018 22.38 WIB. Tersedia di: http://posyandu.org/posyandu/158-
tujuan-sejarah-dan-dasar-hukum-posyandu.html/

32

Anda mungkin juga menyukai