Anda di halaman 1dari 10

Makalah Seminar Kerja Praktek

PERAWATAN GAS INSULATED SWITCHGEAR 500 kV PADA PT. KPJB


(PT. KOMIPO – PEMBANGKIT JAWA BALI)
Sandra Aditya Kurniawan (L2F009103), Dr. Ir. Hermawan, DEA. (196002231986021001)
Teknik Elektro, Universitas Diponegoro
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang Kode Pos 50275 Telp (024) 7460053, 746055
Fax. (024) 746055
kurniawan.sandra.aditya@gmail.com

ABSTRAK

GIS merupakan sebuah perangkat proteksi yang melindungi sistem tegangan tinggi. Dalam hal ini sistem tegangan
tinggi 500 kV. Gas Insulated Switchgear merupakan salah satu bagian penting dari sistem pembangkit di PLTU Tanjung
Jati B yang berfungsi sebagai hubungan antara generasi dan sistem transmisi PLN. Gas Insulated Switchgear adalah
sistem koneksi dan jaringan listrik pemutus dikemas dalam tabung non-ferrous dan menggunakan bahan
sulphurhexaflouride gas (SF6) sebagai media isolasi. SF6 gas memiliki properti elektronegatif yang memiliki fungsi untuk
menghambat busur yang mungkin terjadi ketika operasi switchgear. GIS terdiri dari 500 peralatan switchgear kV
memiliki fungsi spesifik dan spesifikasi dan tidak diperbolehkan dalam operasi yang salah. Gas Insulated Switchgear
merupakan jenis peralatan penting karena secara langsung terkait dengan keandalan pasokan listrik. Dan karena
peralatan ini penting sehingga harus dilakukan perawatan untuk mencegah kegagalan operasi tersebut. Dan akan terdiri
dari beberapa jenis perawatan seperti perawatan umum, perawatan khusus, perawatan rutin, dan perawatan detail.
Semuanya memiliki tujuan masing – masing dan harus dilakukan sesuai prosedur yang diatur agar tidak merugikan
sistem tegangan tinggi pada PLTU TANJUNG JATI B PT. KOMIPO – PEMBANGKIT JAWA BALI. Poin pemeriksaannya
antara lain meliputi tekanan gas, resistansi isolasi, resistansi kabel, kemurnian gas dan pemeriksaan kebocoran gas.

Kata kunci : GIS, 500kV, Perawatan

1. PENDAHULUAN Dalam Hal ini akan dibahas maintenance mengenai


1.1 Latar Belakang GIS (Gas Insulated Switchgear).
Energi listrik merupakan salah satu
Gas Insulated Switchgear merupakan salah
kebutuhan yang penting bagi kehidupan manusia
satu bagian penting dari sistem pembangkit di
dewasa ini. Kebutuhan akan energi listrik cenderung
PLTU Tanjung Jati B yang berfungsi sebagai
meningkat setiap tahunnya. Hal ini disebabkan
hubungan antara generasi dan sistem transmisi PLN.
karena semakin banyaknya penduduk memerlukan
Gas Insulated Switchgear adalah sistem koneksi
dan menyadari arti pentingnya listrik untuk
dan jaringan listrik pemutus dikemas dalam tabung
menunjang kehidupan sehari-hari. PT. PLN
non-ferrous dan menggunakan bahan
(persero) Sektor Pembangkitan Tanjung Jati B
sulphurhexaflouride gas (SF6) sebagai media
merupakan salah satu pensuplai energi listrik yang
isolasi. SF6 gas memiliki properti elektronegatif
terbesar di Pulau Jawa. PT. PLN (Persero) Sektor
yang memiliki fungsi untuk menghambat busur
Pembangkitan Tanjung Jati B memakai sistem
yang mungkin terjadi ketika operasi switchgear.
suplai listrik tenaga uap. PT. PLN (Persero) Sektor
GIS terdiri dari 500 peralatan switchgear kV
Pembangkitan Tanjung Jati B memiliki dua unit
memiliki fungsi spesifik dan spesifikasi dan tidak
pembangkit dengan daya setiap unit 660MW. PT.
diperbolehkan dalam operasi yang salah.
KOMIPO – PEMBANGKITAN JAWA BALI (PT.
KPJB) adalah bagian perusahaan yang bergerak Dan dalam sistem tenaga listrik,
pada bidang kerja Operation & Maintenance. switchgear adalah kombinasi pemutus listrik,
sekering atau pemisah rangkaian yang
digunakan untuk mengontrol, melindungi dan
Generator
mengisolasi peralatan listrik. Switchgear
merupakan jenis peralatan penting karena
secara langsung terkait dengan keandalan
pasokan listrik. Dan karena peralatan ini
penting sehingga harus dilakukan perawatan Trafo ET Trafo ET
untuk mencegah kegagalan operasi tersebut. Trafo GT
23kV/10kV 23kV/1kV
23kV/525kV

1.2 Maksud dan Tujuan


Hal-hal yang menjadi tujuan penulisan
laporan kerja praktek ini adalah :
1. Meningkatkan pengetahuan dan Gas Insulated Switchgear
wawasan dibidang teknologi khususnya
500 kV
mengenai pembangkitan energi listrik..
2. Mempelajari sistem kelistrikan pada PT.
KOMIPO – PEMBANGKITAN JAWA
BALI (PT. KPJB).
3. Mengetahui sistem proteksi Switchgear Transmisi SUTET
pada PT. KOMIPO – PEMBANGKITAN
JAWA BALI (PT. KPJB).
Gambar 1 Sistem Penempatan GIS 500 kV.
1.3 Pembatasan Masalah
2.1.1 SUTET
Untuk menghindari meluasnya Saluran udara tegangan tinggi atau yang
permasalahan dalam penyusunan dan biasa disebut SUTET adalah sarana penghantar
penulisan laporan Kerja Praktek (KP) ini, diatas tanah untuk mentransmisikan tegangan
maka penulis hanya dapat membahas masalah ekstra tinggi (500 kV) dari pusat pembangkit ke
mengenai perawatan GIS (Gas Insulated gardu induk.
Switchgear) pada PT. KOMIPO – Pada umumnya saluran transmisi di
PEMBANGKITAN JAWA BALI (PT. Indonesia digunakan pada pembangkit dengan
kapastas 500 kV. Dimana tujuannya adalah agar
KPJB).
drop tegangan dari penampang kawat dapat
2. KAJIAN PUSTAKA direduksi secara maksimal, sehingga diperoleh
2.1 GIS Secara Umum operasional yang efektif dan efisien. Akan tetapi
GIS merupakan bagian penting dari suatu terdapat permasalahan mendasar dalam
sistem proteksi. Sistem Proteksi 500 kV disusun pembangunan SUTET ialah konstruksi tiang (tower)
pada sebuah unit yang menjadi suatu kesatuan yang besar dan tinggi, memerlukan tanah yang luas,
dengan generator step-up transformer, Gas memerlukan isolator yang banyak, sehingga
Insulated Switchgear dan bushing 500 kV yang memerlukan biaya besar. Masalah lain yang timbul
dihubungkan secara langsung seperti tampak pada dalam pembangunan SUTET adalah masalah sosial,
gambar 1. Untuk interkoneksi pada jaringan 500 kV yang akhirnya berdampak pada masalah
pada switchyard dilakukan dengan menggunakan pembiayaan
circuit breaker 500 kV yang terletak pada Gas
Insulated Switchgear 500 kV.
2.1.5 Earthing Switch (ES)
Earth switch menghubungkan bagian-bagian
hidup/kabel line dan tanah. Switch ini normally
open. Earth switch digunakan untuk mentanahkan
bagian aktif selama pemeliharaan dan selama
pengujian. Selama pemeliharaan meskipun sirkuit
terbuka masih ada beberapa tegangan tersisa di
rangkaian, karena yang kapasitansi antara line dan
tanah masih ada. Sebelum melanjutkan ke pekerjaan
pemeliharaan tegangan dibuang ke tanah, dengan
menutup earth switch.

2.1.6 Trafo Tegangan (VT)


Trafo tegangan dibagi menjadi 2 (dua) jenis,
trafo tegangan magnetik (magnetic voltage
transformer/VT) atau yang sering disebut trafo
tegangan induktif, dan trafo tegangan kapasitif
(capacitor voltage transformer/CVT). Pada
dasarnya, prinsip kerja trafo tegangan sama
dengan prinsip kerja pada trafo arus. Pada trafo
Gambar 2 Single Line Diagram sistem 500 kV tegangan perbandingan transformasi tegangan dari
Tanjung Jati B #3&4 besaran primer menjadi besaran sekunder
ditentukan oleh jumlah lilitan primer dan
2.1.2 Rel atau Busbar sekunder. Diagram fasor arus dan tegangan untuk
Rel berfungsi sebagai titik trafo arus juga berlaku untuk trafo tegangan.
pertemuan/hubungan trafo-trafo tenaga, SUTT 2.1.7 Trafo Arus (CT)
dan peralatan listrik lainnya untuk menerima CT umumnya terdiri dari sebuah inti besi
yang dililiti oleh konduktor beberapa ratus kali.
dan menyalurkan tenaga listrik /daya listrik. Output dari skunder biasanya adalah 1 atau 5
Bahan dari rel ini umumnya terbuat dari ampere, ini ditunjukan dengan ratio yang dimiliki
tembaga (bar copper atau hollow conductor), oleh CT tersebut. Misal 100:1, berarti sekunder
ACSR, Almalec atau aluminium (bar CT akan mengeluarkan output 1 ampere jika sisi
primer dilalui arus 100 Ampere. Jika 400:5, berarti
alluminium atau hollow conductor). sekunder CT akan mengeluarkan output 5 ampere
jika sisi primer dilalui arus 400 Ampere. Dari
2.1.3 Circuit Breaker (CB) / PMT kedua macam output tersebut yang paling banyak
Circuit Breaker atau Saklar Pemutus ditemui, dipergunakan dan lebih murah adalah
Tenaga (PMT) adalah suatu peralatan pemutus yang 5 ampere.
rangkaian listrik pada suatu sistem tenaga listrik,
yang mampu untuk membuka dan menutup 3. Gas Insulated Switchgear
rangkaian listrik pada semua kondisi, termasuk arus Gas Insulated Switchgear merupakan
salah satu bagian penting dari sistem
hubung singkat, sesuai dengan ratingnya. Juga pada
pembangkit di PLTU Tanjung Jati B yang
kondisi tegangan yang normal maupun tidak normal
berfungsi sebagai hubungan antara generasi dan
sistem transmisi PLN. Gas Insulated
2.1.4 Disconnecting Switch (DS) Switchgear adalah sistem koneksi dan jaringan
Disconnecting switch adalah saklar pemutus
listrik pemutus dikemas dalam tabung non-
yang didesain tidak bisa terbuka pada saat arus
beban yang melewatinya masih ada. Biasanya ferrous dan menggunakan bahan
disconnecting switch dipasang untuk mengisolasi sulphurhexaflouride gas (SF6) sebagai media
peralatan–peralatan yang mungkin tersupply daya isolasi. SF6 gas memiliki properti
besar. elektronegatif yang memiliki fungsi untuk
menghambat busur yang mungkin terjadi ketika
operasi switchgear. GIS terdiri dari peralatan gangguan bersamaan, tenaga listrik masih dapat
500 kV . Switchgear memiliki fungsi spesifik dialihkan meskipun breaker yang terhubung di
dan spesifikasi dan tidak diperbolehkan dalam kedua busbar terbuka.
operasi yang salah.
Tabel 1 Nameplate Gas Insulated Switchgear

Dan dalam sistem tenaga listrik, switchgear


merupakan kombinasi switch disconnect listrik,
sekering atau pemutus sirkuit yang digunakan untuk
mengontrol, melindungi dan mengisolasi peralatan
listrik. Switchgear digunakan baik untuk de-energi
peralatan untuk memungkinkan pekerjaan yang
harus dilakukan dan untuk menghapus kesalahan Gambar 3 Layout Sistem 1 ½ breaker
hilir. Jenis peralatan penting karena secara langsung
terkait dengan keandalan pasokan listrik. Dan
3.2 Gas SF6 (sulphurhexaflouride)
karena peralatan ini penting sehingga kita harus
mengambil beberapa tindakan untuk mencegah
Gas SF6 dipilih sebagai media isolasi karena
kegagalan itu.
beberapa pertimbangan, antara lain :
3.1 Sub-Station 1 ½ breaker
• Pemutus dari gas SF6 mempunyai dimensi
Sebagaimana disebutkan di atas bahwa Sub-
yang lebih kecil jika dibandingkan dengan Air Blast
Station adalah tempat untuk mengirim dan
Breaker.
menyalurkan tenaga listrik, maka peralatan yang
• SF6 dapat digunakan berkali – kali, tidak
terkandung dalam sub-stasion akan diatur
beracun dan tidak mudah terbakar.
sedemikian rupa sehingga dapat memberikan
• Gas SF6 saat ini masih menjadi yang terbaik
pelayanan yang terbaik seperti yang diharapkan.
sebagai media isolasi (peredam busur api).
Sub-station konfigurasi sirkuit di tempat kami dulu
disebut "Sistem 1 ½ breaker" (1 ½ breaker metode).
4. Perawatan GIS 500 kV
Sistem ini menggunakan bus bar ganda dan
4.1 Jenis Pemeriksaan
terhubung ke bus bar kedua dengan 3 buah breaker.
Pemeliharaan dan inspeksi diklasifikasikan
menjadi:
Sistem 1 ½ breaker memiliki kehandalan
a) Inspeksi Rutin (pemeriksaan Patroli)
yang sangat tinggi, bisa kita lihat seperti pada
b) pemeriksaan umum
gambar 3. Jika bus bar 3 terganggu, busbar tersebut
c) Pemeriksaan Detail
dapat dipisahkan (diisolasi) dari sistem dengan
d) Pemeriksaan Sementara (Pemeriksaan Khusus)
membuka pemutus yang menghubungkan bus bar.
Meskipun bus bar 3 dipisahkan, listrik masih akan
4.1.1 Pemeriksaan Rutin
didistribusikan secara keseluruhan. Hal ini juga
Pemeriksaan rutin adalah inspeksi visual
berlaku untuk bus bar 4 jika bus bar mengalami
eksternal untuk GIS secara keseluruhan dilakukan
gangguan. Bahkan jika kedua bus bar terjadi
sebagai tugas rutin untuk memeriksa kondisi operasi
atau adanya kelainan pada GIS..
Tujuan dari pemeriksaan rutin adalah untuk
mengamati kondisi abnormal yang terjadi dengan
peralatan dalam kinerjanya (dilihat secara
eksternal). Sehingga bisa disebut inspeksi ini adalah
menitikberatkan pada faktor visual. Jika secara
visual terjadi kondisi abnormal maka akan diambil
tindakan lebih lanjut serta rekomendasinya. Rentang
waktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan rutin ini
biasanya dilakukan tiap minggu ataupun tiap bulan.

Fokus perhatian pada inspeksi rutin ini antara


lain: Posisi yang mengindikasikan perangkat dan Gambar 4 Prosedur Pemeriksaan Umum
lampu, noise (suara asing) serta bau yang mungkin 4.1.3 Pemeriksaan Detail
timbul, perubahan warna yang disebabkan oleh Pemeriksaan untuk memeriksa mekanisme
overheating pada terminal, korosi pada isolator, pendorong GCB, DS, ES, yang mungkin menyertai
karat dan kerusakan struktur pendukung, serta diassembling atau penggantian suku cadang jika
membaca alat ukur yang terdapat pada SF6. diperlukan. Pemeriksaan ini meliputi semua item
Inspeksi Biasa dan dilakukan di bawah kondisi
4.1.2 Pemeriksaan Umum deenergized.
Pemeriksaan umum mengutamakan pada Tujuannya secara umum adalah untuk
inspeksi visual eksternal. Poin pemeriksaan ini memeriksa fungsi dan mengganti bagian-bagian dari
adalah konfirmasi untuk fungsi peralatan. peralatan jika sekiranya diperlukan. Interval waktu
Pemeriksaan ini meliputi: pelumasan dari yang dibutuhkan untuk pemeriksaan detail ini antara
mekanisme di mana pun diperlukan (GCB, DS, ES), lain adalah sekitara 12 hingga 18 tahun.
uji karakteristik operasi dan switching (GCB, DS, Teknis kerjanya antara lain memeriksa
ES), Kalibrasi alat pengukur dan switch dll. keamanan dari semua pengencang, memeriksa
Tujuannya hampir sama dengan rutin inspeksi yaitu tingkat minyak dan pasokan pelumas, memeriksa
untuk memeriksa kondisi fungsional dari peralatan katup kontrol serta memperbaikinya jika diperlukan.
(dilihat eksternal pula). Biasanya dilakukan dalam Kemudian tak kalah pentingnya untuk mengukur
kurun waktu 6 tahun-an. operasi karakteristik, waktu membuka dan
Fokus perhatiannya antara lain karat air menutupnya CB , deviasi sinkronisme, pemeriksaan
kondensasi dan kejadian korosi dalam kotak fungsi trip bebas, mengkalibrasi alat pengukur
operasi, pelumasan dan pembersihan peralatan, tekanan dan kerapatan switch. Membaca tekanan
kebocoran oli, kelonggaran pada akhir rangkaian. gas sebelum dan sesudah operasi, Memeriksa alat
Juga tak kalah penting, membaca alat pengukur pengukur tekanan hidrolik dan tingkat minyak GCB
tekanan gas sebelum dan sesudah operasi, sebelum dan setelah operasi, mengecek operasi
Memeriksa alat pengukur tekanan hidrolik dan counter, mengukur resistansi isolasi kemurnian SF6
tingkat minyak GCB sebelum dan setelah operasi.
Dan juga kelonggaran pada akhir bushing perlu
diperhatikan. Ketika sudah melebihi batas yang
sudah ditetapkan maka kelonggaran tersebut harus
dikencangkan kembali.

Gambar 5 Proses Pengisian SF6


Pengukuran resistansi isolasi biasanya
dilakukan setelah pengisian SF6 untuk mengecek
tingkat kemurnian dari SF6 tersebut. Jika ternyata
hasil pengukuran menunjukkan bahwa resistansi
isolasi kecil karena kemurniannya menurun maka 4.2 Poin Pemeriksaan dan Penilaian
dilakukan pemeriksaan pada kondisi busbar untuk 4.2.1 Tekanan Gas
membersihkan dari kontaminan yang mungkin ada Penting untuk selalu mengetahui Tekanan
di dalam busbar. Gas pada sistem 500 kV dan dalam hal ini berupa
gas SF6. Proses perawatan pada poin ini dilakukan
dengan membaca tekanan gas yang tertera pada alat
ukur lalu kemudian mencatat nilainya. Peralatan
yang diperlukan cukup sederhana yaitu Unit
Monitoring Gas, dapat berupa digital maupun
analog. Yang digunakan pada Pembangkit Tanjung
Jati B #3&4 menggunakan jenis peralatan analog.
Sehingga jika ingin mengecek tekanan gas pada
sistem kita harus datang ke lapangan untuk melihat
langsung angka yang tertera pada alat ukur tekanan
gas tersebut.
Oleh karenanya pemeriksaan tekanan gas
Gambar 6 Proses Pengukuran Resistansi Isolasi perlu dilakukan dengan disiplin sehingga jika terjadi
kekurangan tekanan dapat segera diketahui. Saat
4.1.4 Pemeriksaan Sementara diketahui terjadi kekurangan tekanan gas maka
Pemeriksaan khusus adalah Pemeriksaan perlu secepatnya dilakukan tindakan mengisi gas
sementara untuk memulihkan kemampuan dan SF6 dengan berdasar pada prosedur – prosedur yang
fungsi GIS secara keseluruhan yang dilakukan sesuai.
untuk kasus-kasus tertentu. Tujuannya untuk
memastikan kinerja tinggi secara berkelanjutan.
Dilakukan pada sejumlah kejadian kondisi abnormal
pada operasi. Teknisnya seperti dissaseembling dan
perbaikan gangguan dan mengisolasi ruang,
mengganti beberapa bagian yang rusak, mengganti
absorbent, mengganti suku cadang yang bekerja
tidak sebagaimana mestinya.

Gambar 7 Perawatan dan Perbaikan Substation

Biasanya dilakukan dalam pengawasan


manufacture, sehingga perlu penjadwalan yang baik Gambar 8 Grafik Hubungan antara Tegangan dan
sehingga schedule perawatan dapat terlaksana Tekanan Gas
dengan baik. Seringnya dilakukan pada saat Dari grafik 24 terlihat pentingnya menjaga
overhaul. Dalam hal ini manufacture Tanjung Jati B tekanan gas pada kondisi normal agar sistem
untuk bagian Substation adalah ALSTOM dan memungkinkan terjadinya tegangan yang tinggi.
TOSHIBA. Grafik diatas juga menunjukkan parameter
pembanding lain seperti udara, oli, dan gas CF4 dan
terlihat bahwa untuk tekanan 5 bar, gas SF6 yang peralatan lainnya dibawah 500 ppm. Jika nilai
paling baik karena tegangannya paling tinggi pengukuran melebihi batas maksimum tersebut
dibanding yang lain. maka harus dilakukan penggantian adsorbent.
Dalam hal ini adsorbent yang digunakan oleh PLTU
4.2.2 Operation Test Tanjung Jati B adalah silica gel. Peralatan yang
Teknis pengerjaan dari operation test ini digunakan pada pengukuran kelembaban gas adalah
berupa pemeriksaan tekanan pada oli, terutama oli hygrometer.
pada Gas Circuit Breaker (GCB). Untuk
memastikan bahwa tekanannya sesuai dengan angka
nominalnya.
. Jika tekanannya rendah maka kemungkinan
terjadi gangguan pada komponen. Dengan kata lain
pada kondisi normal tekanan akan selalu pada angka
nominalnya. Jika berada diluar angka nominalnya
berarti ada komponen yang rusak dan perlu
dilakukan perbaikan pada komponen tersebut.

Gambar 10 Kelembaban dan Breakdown pada


Sepanjang Permukaan Isolator
Dapat dilihat dari gambar bahwa begitu
pengaruhnya kelembaban pada proses isolasi sistem
tegangan tinggi. Semakin Tinggi suhu pada
permukaan isolator maka semakin buruk kualitas
isolasinya. Oleh karena itu, penting menjaga
kelembaban pada isolator untuk tetap
mempertahankan tingkat breakdown yang tinggi.

4.2.4 Pemeriksaan Driving Unit


Pemeriksaan pada driving unit ini harus
sesuai dengan prosedur yang ada. Dengan
mengecek tiap – tiap komponennya seperti kabel
yang rusak, karat yang ada pada driving unit
maupun pelumasan semuanya penting untuk
dilakukan.

Gambar 9 Pemeriksaan tekanan pada oli


GCB
Terdapat indikator yang jelas untuk tekanan
oli pada Gas Circuit Breaker yaitu tekanan oli tidak
boleh keluar dari ‘green zone’. Seperti tertera pada
gambar untuk taksiran angkanya sekitar 50 bar.

4.2.3 Kemurnian dan Kelembaban Gas Gambar 11 Tampak Depan Driving Unit
Pengukuran kelembaban dilakukan pada
kandungan gas pada GCB maupun peralatan
lainnya. Khusus untuk Gas Circuit Breaker (GCB)
kelembaban harus kurang dari 150 ppm. Dan untuk
Gambar 14 Tampak Dalam LCP
Gambar 12 Tampak Dalam Driving Unit Secara umum pemeriksaannya dapat
Sebenarnya Driving unit ini tidak begitu dilakukan dengan manual tanpa harus menggunakan
membutuhkan perawatan secara khusus. Namun alat bantu terutama untuk poin – poin seperti suara,
karena digunakan pada skala industri maka segala bau, dan getaran – getaran asing, tampak visual dari
kemungkinan tetap bisa terjadi. Oleh karena tetap kubikelnya, karat didalam maupun diluar
perlu dilakukan beberap tindakan preventif. Poin – kubikelnya. Jika didapati kondisi gangguan
poinnya antara lain yang perlu diperhatikan adalah demikian maka catat dan lakukan tindakan
memeriksa seal pada panel yang berfungsi untuk selanjutnya.
menahan air masuk, memeriksa kondisi luar dari Secara spesifik juga perlu dilakukan
peralatan drive motor, dan memeriksa electrical pengecekan lebih dalam. Seperti untuk mengecek
heater dapat bekerja tanpa ada gangguan yang indikator semaphore, auxillary relay dengan
berarti. bungkus kaca, suhu pada kubikel, serta time delay
dari relay pada control panel. Jika terdapat kondisi
4.2.5 Pemeriksaan Local Control Panel yang tidak biasa maka perlu diambil tindakan. Jika
Pemeriksaan Local Control Panel (LCP) ini sekiranya perlu dilakukan penggantian, maka
lebih kepada memeriksa konstruksi dan fungsi komponen tersebut harus diganti secepatnya.
berdasar prosedur petunjuk yang berlaku.
4.2.6 Tes Kebocoran Gas

Gambar 15 Seal Gas pad Busbar 500 kV

Tes Kebocoran Gas ini berlaku untuk semua


peralatan karena sangat berbahaya bagi sistem jika
. kebocoran gas yang terjadi tidak terdeteksi.
Pemeriksaan dilakukan dengan gas leak detector
Gambar 13 Tampak Depan LCP pada setiap seal gas. Jika gas leak detector tidak
mendeteksi sesuatu gangguan maka kondisi
peralatan dalam keadaan baik. Namun sebaliknya
jika leak detector mendeteksi kebocoran maka perlu
dilakukan perbaikan disaat yang tepat. Untuk tetap
menjaga kestabilan sistem biasanya perbaikan
dilakukan sekaligus saat outage/overhaul.
4.2.7 Pemeriksaan Pengawasan pada Gas V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Selama melaksanakan kerja praktek di
PT. KOMIPO – PEMBANGKITAN JAWA
BALI, dengan mengambil tema perawatan GIS
penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Gas Insulation Switchgear (GIS) adalah
peralatan penting pada sistem transmisi
tegangan tinggi PLTU Tanjung Jati B PT.
KOMIPO – PEMBANGKITAN JAWA
BALI.

2. Dalam kelengkapannya, sebuah Gas


Insulation Switchgear terdapat kelengkapan
seperti Gas Circuit Breaker (GCB),
Disconnecting Switch (DS), Earthing
Switch (ES) dan peralatan-peralatan
Gambar 16 Konstruksi Gas Monitor
lainnya.
Gambar diatas adalah gas monitor yang biasa
digunakan pada high voltage switchgear. Nomor 1 3. Dalam kenyataannya perlu perawatan
adalah bagian yang disebut pressure element (maintenance) yang dibagi dalam 4 kategori
bourdon tube. Nomor 2 adalah bimetal link. Nomor yaitu : pemeriksaan rutin, pemeriksaan
3 adalah tuas penggerak. Nomor 4 jarum penunjuk. umum, pemeriksaan khusus, pemeriksaan
detail.
4.2.8 Resistansi Isolasi 4. Terdapat poin penting untuk diperhatikan
Pengukuran Resistansi Isolasi ini biasanya dalam proses perawatan seperti : kebocoran
dilakukan antara 2 – 3 tahun. Pengukuran dilakukan gas, resistansi kabel, resistansi isolasi, dll.
pada collective terminal box.
5.2 Saran
1. Pengadaan pelatihan tentang peralatan
proteksi dan maintenance sebaiknya dapat
lebih diperbanyak agar dapat lebih
memahami karakteristik peralatan.
2. Tindakan maintenace dan preventive harus
lebih gencar dilakukan dan juga lebih teliti
dalam menghadapi peralatan-peralatan
kontrol dan driver agar tidak mengganggu
performa operasi GIS secara keseluruhan

Gambar 17 Collective Terminal Box


DAFTAR PUSTAKA
Dengan menggunakan Megaohm Meter
(Megger) maka dapat diketahui resistansi isolasi [1]. Diktat kuliah sistem proteksi teknik
elektro UI oleh J. Sukarto
pada sistem. Ukuran nominalnya adalah 2
[2]. 2-3-08-01-10 INTRUCTION MANUAL
Megaohm dan apabila angka resistansinya kurang OF 525Kv GAS INSULATED
dari 2 Megaohm maka perlu dilakukan pemeriksaan SWITCGEAR.pdf
[3]. 2-3-03-01-INSTRUCTION MANUAL
oleh manufacture. Untuk PLTU Tanjung Jati
FOR 786MVA GENERATOR
manufacture oleh TOSHIBA. TRANSFORMER_R02.pdf
[4]. 2-1-08-04-14-INSTRUCTION MANUAL
CUSTODY OF TRANSFORMER_R00.pdf
[5]. 2-1-17-03-INSTRUCTION MANUAL
FOR BRACKET-TYPE DC
MOTOR_R00.pdf
[6]. http://www.pln.co.id/p3bjawabali/?p=454
[7].http://ichanahmad.blogspot.com/2011/05/sut
etsaluran-udara-tingkat-ekstra.html
[8]. http://planet-
electric.blogspot.com/2010/11/keunggula
n-dan-kelemahan-gas-sf6.html
[9]. Jurnal ELTEK, volume 04 nomor 01,
april 2006 ISSN 1693-4024.

BIODATA PENULIS
Sandra Aditya Kurniawan (L2F009103)

Penulis lahir di Semarang,


31 Agustus 1991.
Menempuh jalur
pendidikan dasar di TK
Diponegoro, SDN 03
Semarang, SMP N 21
Semarang, dan SMA N 4
Semarang dan saat ini
sedang menjalani pendidikan S1 di Teknik Elektro
Universitas Diponegoro Semarang Konsentrasi
Teknik Energi Listrik.

Semarang, 22 November 2012

Mengetahui,
Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Hermawan, DEA.


NIP 196002231986021001

Anda mungkin juga menyukai