Anda di halaman 1dari 50

BAB IV

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA (PORTAL)

4.1 Perencanaan Struktur Rangka (Portal) Melintang (Arah X) AS 5 lantai 2

1) Data Umum
Mutu Beton (fc’) = 45 Mpa
Mutu Baja (fy) = 400 Mpa
beton bertulang = 2400 kg/m3
keramik = 2400 kg/m3
spesi = 2100 kg/m3
pasir urug = 1600 kg/m3
dinding = 250 kg/m3
Plafond + Penggantung gording = 18 kg/m3
Tebal selimut beton = 40 mm
Tebal keramik = 10 mm
2) Data Gambar

Gambar 4.3 Potongan Melintang Pembalokkan Lantai 3


3)

Gambar 4.1 Denah Pembalokan Lantai 2


Gambar 4.2 Denah Pembalokkan Lantai 3
Gambar 4.2 Denah Pelat pada Balok Konsol
Gambar 4.2 Denah Pembalokkan pada Balok Konsol

Gambar 4.2 Potongan Melintang pada Balok Konsol Elevasi +12.75


4) Perencanaan Dimensi Balok dan Kolom
a. Balok Induk Melintang
 Balok induk arah melintang (L) = 400 cm
1 1
Ukuran Balok diperkirakan dengan h = 10 sampai 15 L
1
hmin = 10 x 400 cm = 40 cm ≈ 45 cm
1 2
 Lebar Balok 2 sampai 3 dari h balok
2
b = 3 x 45 cm = 30 cm

Maka ukuran balok induk direncanakan dengan ukuran 30/45


b. Balok Konsol
Direncanakan balok konsol dengan ukuran 30/45

5) Skema Pembebanan

Gambar 4.3 Skema Pembebanan Balok As 5 Lantai 2


Gambar 4.4 Skema Pembebanan Balok As 5 Lantai 3
6) Perhitungan Beban Ekivalen
Beban Segitiga 1

Rav =P = ½ x 2,00 x 2,00

= 2,00 m2

M1 = Rav x (½x 4,00)}-{P x ( 1/3 x 2,00)}

= (2,00 x 2,00) – (2,00x 0,667)

= 2,667

M2 =1/8 x heq x L2

= 1/8 x heq x 4,002

= 2,00 heq

M1 = M2

2,667 = 2,00 heq


2,667
Heq = 2,00

= 1,334 m
Beban Segitiga 2

Rav =P = ½ x 1,00 x 1,00

= 0,50 m2

M1 = Rav x (½x 2,00)}-{P x ( 1/3 x 1,00)}

= (0,50 x 1,00) – (0,50x 0,333)

= 0,333

M2 =1/8 x heq x L2

= 1/8 x heq x 2,002

= 0,50 heq

M1 = M2

0,333 = 0,50 heq


0,333
Heq = 0,50

= 0,666 m
Beban Trapesium 1

P1 = ½ x1,625 x 1,625

= 1,320 m2

P2 = 0,375 x 1,625

= 0,610 m2

Rav = P1 + P2

= 1,320 + 0,610

= 1,930 m2
1
M1 = Rav.(1,625 + 0,375) – P1.{(3 X 1,625) + 0,375)

= (1,930 x 2,000) – (1,320 x 0,917)

= 2,650 m2
1
M2 = 8x heq x L2

1
= 8x heq x 4,00

= 0,5 heq

M1 = M2

2,650 = 0,5 heq

Heq = 1,325 m
7) Pembebanan Pada Balok Induk
a. Pembebanan Balok AS 5 A-B,B-C,E-F,F-G

- Beban Mati
Berat sendiri = b x (h - t.Plat) x beton
= 0,30 x (0,45 – 0,12) x 2400 = 238 kg/m
Berat dinding = (T – h balok) x dinding
= (4,00 – 0,45) x 250 = 888 kg/m
Berat pelat = t x beton x 2 x heq
= 0,12 x 2400 x (2 x 1,334) = 769 kg/m
Berat spesi = t x spesi x heq
= 0,03 x 2100 x (2 x 1,334) = 168 kg/m
Berat keramik = t x keramik x heq
= 0,01 x 2400 x (2 x 1,334) = 64 kg/m
Plafond = heq x plafond
= (2 x 1,334) x 18 = 48 kg/m
wDL1 = 2175 kg/m

- Beban Hidup
Beban guna gedung perkantoran 479 kg/m2 (SNI 2847:2013 hal.26)
Beban guna (WLL1) = Beban hidup gedung x 1 m x (2 x heq)
= 479 x 1 x (2 x 1,334)
= 1278 kg/m
Beban berfaktor
Wu1 = 1,4 WDL
= 1,4 (2175)
= 3045 kg/m
Wu1 = 1,2WDL + 1,6 DLL
= 1,2 (2175) + 1,6 (1278)
= 4655 kg/m
b. Pembebanan Balok AS 5 C-C’,D’-E

- Beban Mati
Berat sendiri = b x (h - t.Plat) x beton
= 0,30 x (0,45 – 0,12) x 2400 = 237,600 kg/m
Berat dinding = (T – h balok) x dinding
= (4,00 – 0,45) x 250 = 887,500 kg/m
Berat pelat = t x beton x 2 x heq
= 0,12 x 2400 x (2 x 0,666) = 383,616 kg/m
Berat spesi = t x spesi x heq
= 0,03 x 2100 x (2 x 0,666) = 83,916 kg/m
Berat keramik = t x keramik x heq
= 0,01 x 2400 x (2 x 0,666) = 31,968 kg/m
Plafond = heq x plafond
= (2 x 0,666) x 18 = 23,976 kg/m
WDL2 = 1.648,576kg/m

- Beban Hidup
Beban guna gedung perkantoran 479 kg/m2 (SNI 2847:2013 hal.26)
Beban guna (WLL2) = Beban hidup gedung x 1 m x (2 x heq)
= 479 x 1 x (2 x 2,157)
= 2.066,406 kg/m
Beban Berfaktor
Wu2 = 1,4 WDL
= 1,4 (1649)
= 2309 kg/m

Wu2 = 1,2 WDL +1,6 WLL


= 1,2 (1649) + 1,6 (2067)
= 3310 kg/m
c. Pembebanan Balok AS 5 C’-D’
- Beban Mati
Berat sendiri = b x (h - t.Plat) x beton
= 0,30 x (0,45 – 0,12) x 2400 = 238 kg/m
Berat dinding = (T – h balok) x dinding
= (4,00 – 0,45) x 250 = 888 kg/m
Berat pelat = t x beton x 2 x heq
= 0,12 x 2400 x (2 x 1,325) = 763 kg/m
Berat spesi = t x spesi x heq
= 0,03 x 2100 x (2 x 1,325) = 167 kg/m
Berat keramik = t x keramik x heq
= 0,01 x 2400 x (2 x 1,325) = 64 kg/m
Plafond = heq x plafond
= (2 x 1,325) x 18 = 48 kg/m
WDL3 = 2168 kg/m

- Beban Hidup
Beban guna gedung perkantoran 479 kg/m2 (SNI 2847:2013 hal.26)
Beban guna (WLL3) = Beban hidup gedung x 1 m x (2 x heq)
= 479 x 1 x (2 x 1,325)
= 1270 kg/m
- Beban berfaktor
Wu1 = 1,4 WDL
= 1,4 (2168)
= 3035 kg/m

Wu3 = 1,2WDL + 1,6 WLL


= 1,2 (2168) + 1,6 (1270)
= 4634 kg/m (menentukan)
4.2 Perencanaan Struktur Rangka (Portal) Melintang (Arah X) AS 5 lantai 3
Balok portal pada lantai 3 memiliki jarak dan beban yang sama dengan lantai
2, maka besarnya beban mati dan beban hidup sama.

d. Pembabanan Pada Balok Konsol Elevasi +12,75


Beban Merata

Beban Mati
Berat sendiri = b x h x beton
= 0,30 x 0,45 x 2400 = 324 kg/m
Berat plafon = 18 x (1,75 x 5,25) = 165 kg/m
WDL 4 = 489 kg/m
Beban Titik

Berat sendiri talang


PDL 1 = 0,7 x 1,3 x 2,625 x 2400 = 5733 kg
Beban hidup pada talang = 100 kg/m (PPIUG)
PLL 1 = 100 x 5,25
= 525 Kg
e. Pembabanan Pada Balok Konsol Elevasi +3.00 dan +7.00

Rav =P = ½ x 1,50 x 3,00

= 2,25 m2

M1 = P1 x (2/3 x 1,50)
= 2,25 x (2/3 x 1,50)

= 2,25

M2 =1/2 x heq x L2

= 1/2 x heq x 1,502

= 1,125 heq

M1 = M2

2,25 = 1,125 heq

heq =2m

Beban Merata

Beban Mati
Berat sendiri = b x h x beton
= 0,30 x 0,60 x 2400 = 432 kg/m
Beban pelat = 0,10 x 2400 x 2 (2) = 960 kg/m
Beban spesi = 0,03 x 2200 x 2 (2) = 264 kg/m
Berat plafon = 18 x (2 x 2) = 72 kg/m
WDL 5 = 1728kg/m
Beban Hidup
WLL 5 = 100 x 2 x 2 = 400 kg/m
Beban Berfaktor
Wu =1,2 WDL + 1,6 WLL
= 1,2 (1728) + 1,6 (400)
= 2714 kg/m
Beban Titik (Lisplank)

Berat sendiri lisplank


PDL 2 = 0,1 x 1,2 x 2400 x 2 x 2 = 1152 kg
Beban hidup pada lisplank = 100 kg/m (PPIUG)
PLL 2 = 100 x 2 x 2
= 400 Kg
PU = 1,2 PDL + 1,6 PLL
= 1,2 (1152) + 1,6 (400)
= 2022 kg

Skema Pembebanan

Skema Pembebanan Akibat Beban Mati pada Struktur Rangka AS 5


Skema Pembebanan Akibat Beban Hidup pada Struktur Rangka AS 5
a. Rekapitulasi Data Input Pembebanan Portal AS 5
Tabel 4.7 Beban Merata Searah AS 5
No. Nama Nilai Beban
Balok Kode Beban Mati Beban Kode Beban
Beban (kg/m) Hidup
(kg/m)
Lantai 2 WDL 1 2175 WLL 1 1278
WDL 2 1649 WLL 2 2067
WDL 3 2168 WLL 3 1270
Lantai 3 WDL 1 2175 WLL1 1278
WDL 2 1649 WLL2 2067
WDL 3 2168 WLL 3 1270
Konsol Talang PDL 1 15876 PLL 1 525
WDL 4 489
Elevasi
+12,75
Konsol PDL 2 1152 PLL 2 400
WDL 5 1728 400
Elevasi WLL 5
+3.00
Konsol PDL 2 1152 PLL 2 400
WDL 5 1728 400
Elevasi WLL 5
+7.00

4.7 Perhitungan Beban Gempa


Perhitungan gempa yang dipergunakan adalah cara perhitungan yang
berdasarkan pada SNI 1726-2012 “Tata Cara Perencanaan Ketahanan gempa
untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung”.
1) Menentukan Zona Gempa untuk Daerah Malang
Untuk mencari nilai respown spektra percepatan maka dibutuhkan
nilai SS (respown spektra percepatn 0,2 detik) dan S1 (respown spectrum
percepatn 0,1 detik) yang dapat dilihat pada peta hazard gempa Indonesia
2010 yang dikeluarkan oleh Kementrian Pekerjaaan Umum yang
ditunjukan pada gambar 2.1 dan gambar 2.2. Dari analisa yang dilakukan
diperoleh hasil :
a. Peta Zona Ss

Malang

Gambar 4.5 Hasil Analisa Peta Percepatan Batuan Dasar Periode 1


detik (S1) 2% dalam 50 Tahun untuk Wilayah Malang

Berdasarkan gambar diatas, Nilai Zona Peta Percepatan Batuan


Dasar Periode 1 detik (Ss) untuk wilayah Malang adalah 0.6g
b. Peta Zona S1

Malang

Gambar 4.6 Hasil Analisa Peta Percepatan Batuan Dasar Periode


Pendek (S2) 2% dalam 50 Tahun untuk Wilayah Malang

Berdasarkan gambar diatas, Zona Peta Percepatan Batuan Dasar


Periode Pendek 2% dalam 50 Tahun (S1) untuk wilayah Malang adalah
0.25 g
2) Penentuan Klasifikasi Situs
Penentuan situs tergantung dengan kondisi tanah yang akan menjadi
tempat atau lokasi struktur akan dibangun. berdasarkan study komparasi
perencanaan gedung tahan gempa dengan menggunakan SNI 03-1726-
2002dan SNI-03-1726-2012 oleh Ari Wibowo, Devi Nuralina, Nur Laila
Sari diperoleh Klasifikasi Situs untuk Kota Malang merupakan jenis Tanah
Keras (SC).
Diketahui nilai Ss untuk wilayah Malang sebesar 0,6. Maka
dilakukan interpolasi dengan hasil Fa karena dalam tabel tidak disebutkan
secara langsung nilai Ss = 0,6.

Tabel 4.1 Koefisien Periode Pendek (Fa)


Kelas Parameter Respons Spektral Percepatan Gempa MCER
Situs Terpetakan pada Periode Pendek, T = 0,2 detik, Ss
Ss ≤ 0.25 Ss = 0.5 Ss = 0.75 Ss =1.0 Ss ≥ 1.25
SA 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
SB 1 1 1 1 1
SC 1.2 1.2 1.1 1 1
SD 1.6 1.4 1.2 1.1 1
SE 2.5 1.7 1.2 0.9 0.9
SF SSb
` Sumber : SNI-1726-2012

Kelas Situs SC
Nilai Ss 0,5 pada SC = 1,2
Nilai Ss 0,75 pada SC = 1,1
Dicari Nilai Fa untuk Ss = 0,6 pada kelas situs SC
(0,6−0,50)
Fa = 1,2 + x ( 1,1 – 1,2)
(0,75−0,50)

= 1,25
Diketahui nilai S1 untuk wilayah Malang sebesar 0,25. Maka
dilakukan interpolasi dengan hasil Fv karena dalam tabel tidak disebutkan
secara langsung nilai Ss = 0,25.
Tabel 4.2 Koefisien Periode 1,0 Detik (Fv)
Kelas Parameter Respons Spektral Percepatan Gempa MCER
Situs Terpetakan pada Periode Pendek, T = 1 detik, S1
S1 ≤ 0,1 S1 = 0,2 S1 = 0,3 S1 = 0,4 S1 ≥ 0,5
SA 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
SB 1 1 1 1 1
SC 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3
SD 2.4 2.0 1.8 1.6 1.5
SE 3.5 3.2 2.8 2.4 2.4
SF SSb
` Sumber : SNI-1726-2012

Kelas Situs SC
Nilai S1 0,2 pada SC = 1,6
Nilai S1 0,3 pada SC = 1,5
Dicari Nilai Fv untuk S1 = 0,25 pada kelas situs SC
(0,25 − 0,20)
Fv = 1,6 + x ( 1,5 – 1,6)
(0,30−0,20)

= 1,65

3) Menentukan Spektral Respons Percepatan, SMS dan SM1


Nilai SMS dan SM1untuk wilayah Malang adalah sebagai berikut :
SMS = Fa x Ss
= 0,8 x 0,6
= 0,480
SM1 = Fs x S1
= 1,1 x 0,25
= 0,275

4) Menghitung Parameter Percepatan Spektral Desain,SDS dan SD1


Nilai SDS dan SD1untuk wilayah Malang adalah sebagai berikut :
2
SDS = 3x SMS

2
= 3x 0,480

= 0,320
2
SD1 = 3x SDS

2
= 3x 0,275

= 0,183

5) Penentuan Kriteria Desain Seismik (KDS)


Berdasarkan tabel 2.6 disebutkan bahwa gedung perkantoran
termasuk pada kategori resiko II. Kemudian dari kategori resiko dan nilai
SDS dan SD1 untuk mencari nilai kategori desain seismik maka diplotkan
pada tabel 2.7 dan 2.8.
Penentuan kategori desain seismik untuk tanah keras, tanah sedang,
tanah lunak dengan SDS> 0.5 sebagai berikut :

Penentuan kategori desain seismik untuk tanah keras, tanah


sedang, tanah lunak dengan SD1> 0.2 sebagai berikut:

Dengan menimbang kedua Kategori Desain Seismik yang


dihasilkan, maka KDS yang harus diambil yang lebih tinggi atau dengan
kata lain KDS untuk gedung Kantor Pusat PDAM Kabupaten Malang
berdiri di atas lapisan tanah keras adalah D. Rangka pemikul momen yang
didesain untuk KDS D diistilahkan sebagai Struktur Rangka Pemikul
Momen Khusus / SRPMK.

6) Grafik Respons Spektrum


Untuk membuat grafik respons spektrum menurut SNI 1726-2012
hal : 23 maka harus diperoleh nilai :
1. Periode alami pendekatan (Tα)
Berdasarkan tabel 2.9 untuk rangka beton pemikul momen maka
diperoleh nilai :
Ct = 0,0466
x = 0,90
dan nilai yang diperoleh dari pengukuran gambar (h)= 12,750 m
Tα = Ct x hnx
= 0,0466 x 12,7500,90
= 0,460 sekon

2. Menghitung nilai Tmax


Dengan SD1 = 0,183 maka diperoleh nilai Cu yang diperoleh
berdasarkan tabel 2.10 adalah 1,4 sehingga :
Nilai SD1 0,15 pada Cu = 1,6
Nilai SD1 0,2 pada Cu = 1,5
Dicari Nilai Cu untuk SD1 = 0,183
(0,183 − 0,150)
Cu = 1,6 + (0,200−0,150) x (1,5 – 1,6)

= 0,940
Tmax = Cu x Ta
= 0,940 x 0,460
= 0,432 sekon
3. Membuat Kurva Spektrum
- Nilai Ts
𝑆𝐷1
Ts = 𝑆𝐷𝑆
0,183
=
0,320

= 0,572 sekon
- Nilai T0
𝑆
T0 = 0,2 𝑆𝐷1
𝐷𝑆

0,183
= 0,2 0,320

= 0,114 sekon
- Untuk T ≤ T0, Spektrum respons percepatan desain, Sa, adalah :
𝑇
Sa = SDS ( 0,4 + 0,6 )
𝑇0
0,100
= 0,320 x (0,4 + 0,6 0,114 )

= 0,296
- Untuk T0 ≤T≤ TS,spektrum respons percepatan desain,Sa, adalah:
Sa = SDS
= 0,320
- Untuk periode lebih besar dari Ts ,Sa, adalah :
𝑆𝐷1
Sa = 𝑇
0,259
=
0,700

= 0,183

Gambar 4.5 Grafik Respons Spektrum


Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Sa

T Sa
< T0 0,000 0,128
0,100 0,296
T0 0,115 0,320
0,200 0,320
0,300 0,320
0,400 0,320
0,500 0,320
Ts 0,573 0,320
T > Ts 0,673 0,272
0,773 0,237
0,873 0,210
0,973 0,188
1,073 0,171
1,173 0,156
1,273 0,144
1,373 0,134
1,473 0,124
1,573 0,117

7) Menentukan Koefisien Respon Seismik (Cs)


Untuk penentuan koefisien respon seismik (Cs) maka dibutuhkan
adalah :
a. nilai R, Cd dan I yang diperoleh dari tabel 2.11:
(1) Koefisien Modifikasi Repons (R)
Pada tabel 2.11 nilai R dengan Rangka beton bertulang
pemikul momen khusus adalah 8
(2) Faktor pembesaran defleksi (Cd)
Pada tabel 2.11 nilai Cd dengan Rangka beton bertulang
pemikul momen khusus adalah 5 ½
(3) Faktor kuat-lebih (ꭥ 0)

Pada tabel 2.11 nilai ꭥ 0 dengan Rangka beton bertulang


pemikul momen khusus adalah 3
b. Faktor keutamaan gempa (Ie)
Tabel 4.3 Faktor Keutamaan Gempa
Kategori Risiko Faktor Keutamaan Gempa (Ie)
I atau II 1
III 1,25
IV 1,5
Sumber : SNI-1726-2012-Tabel.2 Halaman 15

Karena gempa termasuk kategori resiko II untuk bangunan


gedung perkantoran maka nilai Ie adalah 1

c. Menentukan Nilai Koefisien Respons


Dari data tersebut maka penentuan nilai koefisien respon (Cs)
adalah sebagai berikut :
𝑆𝐷𝑆
- Cs maks = 𝑅
(𝐼 )
𝑒
0,320
= 8
(1)

= 0,040
𝑆𝐷1
- Cs = 𝑅
𝑇𝑎 (𝐼 )
𝑒
0,183
= 8
0,460 𝑥 (1)

= 0,0497
- Cs min = 0,044 x SDS x Ie
= 0,044 x 0,320 x 1
= 0,0141
Karena Cs> Cs maks, maka diambil nilai Cs = 0,040
8) Menentukan Berat Bangunan
Untuk mengetahui nilai gaya gempa maka diperlukan nilai berat
bangunan, berikut ini adalah skema berat bangunan berdasarkan titik gaya
horizontal gempa :

Gambar 4.6 Beban Berat Bangunan

Berat seismik efektif dari struktur, W, dihitung dari berat di tiap


lantai. Berikut ini merupakan contoh perhitungan dari berat bangunan:

1) Berat Lantai pada Elevasi +4,00


 Berat beban mati
- Plat Lantai = {(25,00 x 24,00) - (3,8 x 4,25) – (7,85 x
3,05)} x 0,12 x 2400
= 161.253,360 kg
- Balok arah x = 0,3 x 0,33 x ((6 x 24.00) - 8) x 2400
= 32.313,6 kg
- Balok arah y = 0,3 x 0,33 x ((6 x 23,5) + (2 x 18,80) +
10,5) x 2400
= 44.930,16 kg
- Berat Plafond = 18 kg/m²
= 25,00 x 24,00 x 18
= 10.800 kg
- Berat Dinding = 250 kg/m²
= 2 ( 25,00 + 24,00) x 3,5x 250
= 85.750 kg
- Berat Kolom lt. 3= 23 (0,5 x 0,5 x 2,00) x 2400
= 27.600 kg
- Berat Kolom lt. 2= 42 (0,5 x 0,5 x 2,00) x 2400
= 50.400 kg
- Berat keramik + spesi = 0,05 x {(25,00 x 24,00)-(4,00 x 4,40
+ 8,00 x 3,275 )} x 2400
= 66.744 kg
- Beban Lisplank = 0,07 x 1,00 x 2400 x 102
= 17.136 kg
WDL = 496.927,12 kg

 Berat beban hidup


- Beban Hidup = 479 kg/m²
- Koefisien reduksi= 0,3
- Beban hidup = 0,3 x 479 x {(25,00 x 24,00) - (3,8 x 4,25)
– (7,85 x 3,05)}
= 80.458,708 kg
- Beban Lisplank = ((24,00 x 2) + (25,00 x 2)) x 100
= 9.800 kg
WLL = 90.258,708 kg

W1 = WDL + WLL
= 496.927,12 + 90.258,708
= 587.185,828 kg
2) Berat Lantai pada Elevasi +8,00
 Berat beban mati
- Plat Lantai = {(25,00 x 24,00) - (3,8 x 4,25) – (7,85 x
3,05)} x 0,12 x 2400
= 161.253,360 kg
- Balok arah x = 0,3 x 0,33 x ((6 x 24.00) - 8) x 2400
= 32.313,6 kg
- Balok arah y = 0,3 x 0,33 x ((6 x 23,5) + (2 x 18,80) +
10,5) x 2400
= 44.930,16 kg
- Berat Plafond = 18 kg/m²
= 25,00 x 24,00 x 18
= 10.800 kg
- Berat Dinding = 250 kg/m²
= 2 ( 25,00 + 24,00) x 3,5x 250
= 85.750 kg
- Berat Kolom lt. 3 = 23 (0,5 x 0,5 x 2,00) x 2400
= 27.600 kg
- Berat Kolom lt. 2 = 42 (0,5 x 0,5 x 2,00) x 2400
= 50.400 kg
- Berat keramik + spesi = 0,05 x {(25,00 x 24,00)-(4,00 x 4,40 +
8,00 x 3,275 )} x 2400
= 66.744 kg
- Beban Lisplank = 0,07 x 1,00 x 2400 x 102
= 17.136 kg
WDL = 496.927,12 kg

 Berat beban hidup


- Beban Hidup = 479 kg/m²
- Koefisien reduksi = 0,3
- Beban hidup = 0,3 x 479 x {(25,00 x 24,00) - (3,8 x 4,25)
– (7,85 x 3,05)}
= 80.458,708 kg
- Beban Lisplank = ((24,00 x 2) + (25,00 x 2)) x 100
= 9.800 kg
WLL = 90.258,708 kg

W2 = WDL + WLL
= 496.927,12 + 90.258,708
= 587.185,828 kg

3) Berat Lantai pada Elevasi +12,75


 Berat beban mati
- Balok arah x = 0,3 x 0,33 x ((6 x 24.00) - 8) x 2400
= 32.313,6 kg
- Balok arah y = 0,3 x 0,33 x ((6 x 23,5) + (2 x 18,80) +
10,5) x 2400
= 44.930,16 kg
- Berat Dinding = 250 kg/m²
= 2 ( 25,00 + 24,00) x 3,5x 250
= 85.750 kg
- Berat Kolom = 23 (0,5 x 0,5 x 2,00) x 2400
= 27.600 kg
- Beban Talang = 0,07 x 1,80 x 2400 x 102
= 30.844 kg
- Beban Kuda-Kuda = 116.485,75
WDL = 337.923,51 kg

 Berat beban hidup


- Beban Hidup = 479 kg/m²
- Koefisien reduksi = 0,3
- Beban hidup = 0,3 x 479 x {(25,00 x 24,00) - (3,8 x 4,25)
– (7,85 x 3,05)}
= 80.458,708 kg
- Beban Talang = ((24,00 x 2) + (25,00 x 2)) x 100
= 9.800 kg
- Beban Kuda-Kuda = 1.065,84
WLL = 91.324,548 kg

W3 = WDL + WLL
= 337.923,51 + 91.324,548
= 429.248,058 kg

a. Rekapitulasi
W1 = 587.185,828 kg
W2 = 587.185,828 kg
W3 = 429.248,058 kg
W total = 1.603.619,714 kg

Berat Beban Hidup WTotal


Beban Gedung Perkantoran = 479 kg/m2
Luas Bangunan = 600 m2
Berat = 479 x 600
= 287.400 kg

Tabel 4.4 Rekapitulasi Berat Bangunan

Berat DL LL W/portal
0,25 x LL
Rekap W 3x 337.923,51 91.324,548 22.831,137 71.541,343
Rekap W2x 496.927,12 90.258,708 22.561,677 97.864,305
Rekap W 1x 496.927,12 90.258,708 22.561,677 97.864,305
Wtot 267.269,953
- Besarnya gaya geser seismik, V :
V = Cs x W
= 0,0497 x 267.269,953
= 13.283,317 kg
9) Distribusi Gaya horizontal Statik ekuivalen (Fx)
Menurut SNI 1726-2012 halaman 57
Fs = Cvx x V
Sedangkan nilai Cvx dapat dihitung dengan rumus :
Penentuan nilai (k) eksponen yang terkait dengan periode struktur
dengan ketentuan sebagai berikut :
(1) Untuk struktur dengan periode (T) sebesar 0,5 detik atau kurang,
k=1
(2) Untuk struktur dengan periode (T) sebesar 2,5 detik atau lebih,
k =2
(3) Untuk struktur yang mempunyai periode antara 0,5 dan 2,5 detik,
nilai k harus di interpolasi linier antar persamaan (1) dan (2) :
Karena nilai (T) sebesar 0,460 mana nilai 𝑘= 1

Untuk perhitungan kompnen Cv dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.5 Perhitungan Komponen untuk Nilai CV

Gaya 𝒉𝒙 𝒉𝒌𝒙 𝑾𝒙 (kg) 𝑾𝒙 𝒙 𝒉𝒌𝒙


F3 12,75 12,75 71.541,343 912.152,123
F2 8 8 93.864,305 750.914,44
F1 4 4 93.864,305 375.457,22
∑𝒏𝒊=𝟏 𝑾𝒊 𝒙 𝒉𝒌𝒊 (kg) 2.038.523,783

Nilai faktor distribusi lateral (Cv x) dapat ditentukan sebagai berikut :


912.152,123
Cv 3 = 2.038.523,783

= 0,4475
750.914,44
Cv 2 = 2.038.523,783

= 0,3684
375.457,22
Cv 1 = 2.038.523,783

= 0,1841
Tabel 4.6 Gaya horizontal Statik ekuivalen (Fx)

Lantai V (kg) Cv` Fx (kg)

F3x 0,4475 5944,284


F2x 13.283,317 0,3684 4893,570
F1x 0,1841 2445,460

Rekapitulasi Data Input Pembebanan Portal As B PADA ELEVASI


+04.00 +08.00+12.75
Tabel 4.7 Beban Merata Searah Sumbu Y
No. Nama Nilai Beban
Balok Kode Beban Mati Beban Hidup Kode Beban
Beban (kg/m) (kg/m)
1. 8–7 QDL 1 2.889,600 QLL 1 2.066,406
2. 7–6 QDL 2 2.889,600 QLL 2 2.066,406
3. 6-5 QDL 3 2.889,600 QLL 3 2.066,406
4. 5–4 QDL 4 2.889,600 QLL 4 2.066,406
5. 4–3 QDL 5 2.889,600 QLL 5 2.066,406
6. Talang QDL 6 324 QLL 6 324
PDL 1 400 400
PLL 1
7. Konsol QDL 7 324 QLL 7 324
PDL 2 400 Kg 400 Kg
PLL 2

Tabel 4.8 Beban Gempa Searah Sumbu x (sisi kiri)

No. Gaya Lateral (Fx) Nilai


1. F3x 5944,284
2. F2x 4893,570
3. F1x 2445,460
4.8 Skema Pembebanan Portal As C

Gambar 4.7 Beban Mati Pada Portal Melintang As B

Gambar 4.8 Beban Hidup Pada Portal Melintang As B


Gambar 4.9 Beban Gempa Pada Portal Melintang As B

4.8 Hasil Analisa Statika


Analisa struktur dilakukan dengan bantuan Software Robot Structural
Analysis Professional 2015 dengan mengaplikasikan beban- beban yang telah
dihitung sebelumnya. Hasil analisa berupa gaya dalam untuk balok
ditampilkan pada tabel 5.26 – 5.29

Gambar 4.10 Momen Akibat Beban Mati Pada Portal Melintang As B


Gambar 4.11 Momen Akibat Beban Hidup Pada Portal Melintang As B

Gambar 4.12 Momen Akibat Beban Gempa Pada Portal Melintang As B


Gambar 4.13 Gaya Lintang Akibat Beban Mati Pada Portal Melintang As B

Gambar 4.14 Gaya Lintang Akibat Beban Hidup Pada Portal Melintang As B
Gambar 4.15 Gaya Lintang Akibat Beban Gempa Pada Portal Melintang As B

Gambar 4.16 Gaya Normal Akibat Beban Mati Pada Portal Melintang As B
Gambar 4.17 Gaya Normal Akibat Beban Hidup Pada Portal Melintang As B

Gambar 4.18 Gaya Normal Akibat Beban Gempa Pada Portal Melintang As B
Gambar 4.19 Kode Batang Pada Portal Melintang As B
4.9 Perhitungan Tulangan Balok Induk Memanjang
Gaya-gaya dalam yang diperoleh (dipilih yang terbesar) :
Mutumpuan- = 20.640,59 kg.m = 20.640,59 x 104 N.mm
Mutumpuan+ = 10.075,48 kg.m = 10.075,48 x 104 N.mm
Mulapangan = 7.227,69 kg.m = 7.227,69 x 104 N.mm
Vumaks = 16.723,62 kg = 167.726 N

1. Perhitungan Tulangan
a) Tinggi Efektif
d = h – p – ½ Dtulangan pokok – Dtulangan geser
= 400 – 40 – ½ .16 – 10
= 342 mm
d’ =h–d
= 400 – 342
= 58 mm
b) Rasio Tulangan
1,4
ρmin = fy
1,4
= 400
= 0,0035
Karena f’c = 30 MPa, maka β1 berdasarkan SNI 2847-2013 maka β1
adalah :
0,05
β1 = 0,85 - ( x (fc'-28) )
7
0,05
= 0,85 - ( x (30-28) )
7

= 0,836
ρmax = 0,75 ρb
0,85 x β1 x f'c' 600
= 0,75 x ( x )
fy 600+fy
0,85 x 0,836 x 30 600
=( x )
400 600+400

= 0,0240
c) Tulangan Tumpuan
Mn = 20.640,59 Kgm
= 206.405.900 Nmm
Mu
Rn = Ø b d²
206.405.900
= 0,9 x 300 x 400²

= 4,778
fy
M = 0,85 fc′
400
= 0,85 x 30

= 15,686
1 2m x Rn
ρperlu = m x (1 − √1 − fy
)

1 2 x 15,686 x 4,778
= 15,686 x (1 − √1 − 400
)

= 0,0133
Karena ρperlu > ρmin, digunakan ρperlu
Astarik = ρperlu x b x d
= 0,0133 x 300 x 400
= 1.600,4 mm2
Dipakai tulangan tumpuan atas (tarik) = 5D22 (1.940.000 mm2)
Astekan = 0,5 x Astarik
= 0,5 x 1.600,4
= 800,2 mm2
Dipakai tulangan tumpuan bawah (tekan) = 3D19 (860,000 mm2)

d) Tulangan Lapangan
Mu lapangan = 7.227,69 Kgm
= 72.276.900 Nmm
Karena letak ring balok pada momen lapangan membentuk Balok T dan
Balok L , maka digunakan lebar efektif (𝑏𝑒 ) dengan aturan sebagai
berikut :
 Untuk Balok L :
bw + (ln ⁄2)
be ≤ min { bw + 6hp
bw + l⁄12
 Untuk Balok T:
bw + 2(ln ⁄2)
be ≤ min { w + 2(8hp)
b
l⁄4
Diambil nilai lebar efektif (𝑏𝑒 ) yang terkecil dengan analisa sebagai
berikut:
 Untuk Balok L
be ≤ 0,30 + (3,9/2) = 2,15 m
be ≤ 0,30 + (6x0,12) = 1,02 m
be ≤ 0,30 + (4,5/12) = 0,375 m …….. (yang digunakan)
 Untuk Balok T
be ≤ 0,30 + 2(3,9/2) = 3,9 m
be ≤ 0,30 + 2(8x0,12) = 2,22 m
be ≤ 0,30 + (4,5/4) = 1,125 m …….. (yang digunakan)
 Tulangan Lapangan Balok L
Mu
Rn =
Ø be d²
72.276.900
= 0,9 x 375 x 400²

= 1,338
fy
m = 0,85 fc′
400
= 0,85 x 30

= 15,686
1 2m x Rn
ρperlu = x (1 − √1 − )
m fy

1 2 x 15,686 x 1,338
= x (1 − √1 − )
15,686 400

= 0,00344
Karena ρperlu > ρmin, sehingga digunakan ρperlu
Astarik = ρperlu x b x d
= 0,00344 x 300 x 400
= 412,80 mm2
Dipakai tulangan tumpuan bawah (tarik) = 2D19 (573,00 mm²)
Astekan = 0,5 x Astarik
= 0,5 x 412,80
= 206,40 mm2
Dipakai tulangan tumpuan atas (tekan) = 2D19 (573,00 mm²)

e) Tulangan Sengkang
Vu maks = 16.723,62 kg
= 167.726 N
fy = 400 Mpa
fc’ = 30 Mpa

Gaya geser nominal :


Vu
Vn = ϕ

167.726
= 0,65

= 258.040,00 N
Gaya geser yang dapat dipikul oleh beton :
1
Vc = x √𝑓𝑐′ x bw x d
6
1
= x √30 x 300 x 400
6

= 109.545 N
𝜙Vc = 0,75 x Vc
= 0,75 x 109.545
= 82.159 N
0,5.𝜙Vc = 0,5 x 82.159
= 41.079 N
Karena Vu = 258.040,00 N > 0,5.𝜙Vc = 41.079 N
Maka diperlukan tulangan geser.
Vs1 = Vn – Vc
= 258.040,00 - 109.545
= 148.495,00 N
Berdasarkan awal perencanaan direncanakan memakai ∅10
1 22
A =4 𝑥 x 𝐷2
7
1 22
=4 𝑥 x 102
7
= 78,571 mm2
Av =2xA
= 2 x 78,571
= 157,143 mm2

Jarak sengkang yang tulangan tumpuan


𝐴𝑣 .𝑓𝑦 .𝑑
S1 = 𝑉𝑠1
157,143 x 400 x 400
= 148.495,00

= 169,318 mm

Kontrol :
1
Vs < √𝑓𝑐′ bw d
3
1
< 𝑥 √30 x 300 x 400
3
< 219.089 N

Vs1 = 148.495,00 < 219.089 . . . . S maks digunakan

Batas spasi tulangan geser :


𝑑
S max = 2
400
= 2
= 200 mm. . . . S digunakan
Sehingga dipakai tulangan geser :

Tumpuan = ø10 – 200


Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Gaya Lintang (Geser) dan Momen Tumpuan dan Lapangan Pada Balok 8-7 Portal As B8
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Gaya Lintang (Geser) dan Momen Tumpuan dan Lapangan Pada Balok 8-7 Portal As B8
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Gaya Lintang (Geser) dan Momen Tumpuan dan Lapangan Pada Balok 8-7 Portal As B8
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Gaya Lintang (Geser) dan Momen Tumpuan dan Lapangan Pada Balok 8-7 Portal As B8

Anda mungkin juga menyukai