Tahun 2017
GARDAPATI 57
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
1.3. Tujuan Penyusunan ....................................................................................... 1
1.4. Manfaat Penyusunan ..................................................................................... 1
DESAIN JEMBATAN SEBENARNYA......................................................................... 2
2.1. Gambaran Umum .......................................................................................... 2
2.2. Kriteria Perancangan ..................................................................................... 2
2.3. Modelisasi Struktur, Analisa Struktur dan Sambungan ................................ 4
DESAIN MODEL JEMBATAN .................................................................................... 12
3.1. Dasar Teori Perancangan ............................................................................ 12
3.2. Kriteria Perancangan ................................................................................... 13
3.3. Modelisasai Struktur, Analisa Struktur dan sambungan ............................. 15
3.4. Kesesuaian Perencangan Jembatan dengan Tema Lomba .......................... 21
METODE PERAKITAN MODEL JEMBATAN ...................................................... 22
METODE PERAWATAN DAN PERBAIKAN JEMBATAN SEBENARNYA 25
RENCANA ANGGARAN BIAYA PEMBUATAN MODEL JEMBATAN ........ 27
PENUTUP ........................................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
i
DAFTAR GAMBAR
2.1.Konfigurasi Rangka Jembatan
2.2.Potongan Pelat Lantai Kendaraan
2.3.Skema Gaya Geser Ponds
2.4.PembebananI katan Angin Bawah
2.5.PembebananI katan Angin Atas
2.6.Konfigurasi Rangka Utama
2.7. Gaya RangkaUtama
3.1.Diagram Alir Perencanaan Jembatan
3.2.Penyesuaian Konfigurasi Jembatan Sebenarnya menjadi Model
3.3.Konfigurasi Struktur Jembatan Titian Tangguh
3.4.Kondisi Jembatan di Panjeng, Jenangan, Kab. Ponorogo
3.5.Profil Baja Segiempat
3.6.Profil Persegi Panjang
3.7. Mur dan Baut
3.8.Sambungan Las
3.9.Analisa Defleksi Jembatan Model
3.10. Topeng Dadak Merak dan Konfigurasi Jembatan
3.11. Lampu Hias yang diberikan ornament berupa Kepala Reog
4.1. Diagram Alir Metode Perakitan Jembatan Model
4.2.Konfigurasi 3-0 dalam metode perakitan
5.1.Pengecatan Jembatan
5.2.Pelapisan Aspal
5.3.Sketsa Prategang Eksternal
5.4.Deviator Prategang Eksternal
5.5.Rangka Tambahan
DAFTAR TABEL
2.1.Dimensi dan Berat Batang Rangka Utama
2.2.Pembebanan Gelagar Melintang
2.3.Rekap Gaya Rangka Utama
2.4.Rekap Kontrol Kekuatan Penampang Rangka Utama
2.5.Rekap Jumlah Baut Rangka Utama
3.1.Pembebanan Jembatan Model 4 Meter
3.2. Gaya Aksial Maksimum Batang
4.1.Tabel Peralatan dan Instrumen K3
4.2.Rencana Anggaran Biaya Jembatan Model
ii
RINGKASAN EKSEKUTIF
SPESIFIKASI TEKNIS SISTEM RANGKA
◊ Waktu Perakitan : 40
Menit
Mengadopsi Kebudayaan
◊ Pelaksanaan Tanpa
salah satu Kabupaten di Jawa
Menyebrangi Sungai
TImur, yaitu Reog Ponorogo
◊ Mudah Dikerjakan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Jembatan sebagai salah satu infrastruktur pembangunan nasional diperlukan
keberadaannya untuk menghubungkan suatu wilayah dengan wilayah lain. Bermanfaat
untuk memudahkan akses manusia, komoditas, teknologi, informasi, dan lain
sebagainya. Perlu suatu jembatan yang kuat/kokoh dalam menerima beban-beban
tersebut. Upaya penghematan anggaran menjadi pertimbangan berikutnya. Biaya yang
lebih kecil dapat didapatkan dari bahan baku yang lebih sedikit, juga berarti bahan
baku yang lebih ringan. Selain itu, kekhasan daerah Indonesia dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan estetika suatu jembatan. Maka dari itu, diperlukan suatu desain
jembatan yang sesuai dengan tema KJI-XIII, “Jembatan Kokoh, Ringan, Berestetika,
dan Berwawasan Nusantara”.
1.2.Rumusan Masalah
1) Bagaimana merencanakan jembatan jalan rangka baja bentang empat puluh
40 meter?
2) Bagaimana merencanakan model jembatan bentang empat 4 meter?
1.3.Tujuan Penyusunan
1) Merencanakan jembatan jalan rangka baja bentang empat puluh (40) meter.
2) Merencanakan jembatan model bentang empat (4) meter.
1.4.Manfaat Penyusunan
Dalam penyusunan proposal ini, kami berharap dapat memberikan sebuah
alternatif desain bagi pemerintah dalam hal perencanaan dan pembangunan jembatan
jalan rangka baja. Serta sebagai sarana kami untuk terus belajar dan berkarya dalam
bidang ketekniksipilan.
1
BAB II
DESAIN JEMBATAN RANGKA BAJA JALAN RAYA REAL 40 METER
2.1 Dasar Teori Perancangan
Jembatan merupakan suatu infrastruktur yang berfungsi untuk melintasi suatu
rintangan berupa sungai, jurang, dll. Oleh karena itu jembatan merupakan infrastruktur
vital di Indonesia.
2.1.1 Pemilihan Lokasi Jembatan
Direncanakan pembangunan di Jalan Panji Ulung, Desa Panjeng, Kecamatan
Jenangan, Kabupaten Ponorogo dengan koordinat 7°48'58.5"S - 111°32'24.4"E.
2.2 Kriteria Perancangan
2.2.1 Dasar Teori Perencanaan
Baja dipilih karena mempunyai kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan beton. Sistem rangka dipilih karena gaya yang terjadi adalah gaya aksial.
2.2.2 Pemilihan Desain Jembatan
Jembatan direncanakan menggunakan konfigurasi K truss (K). Model ini
dipilih setelah melakukan analisa 4 (empat) konfigurasi berbeda (Lihat lampiran).
2.2.3 Preliminary Desain Jembatan
Profil yang digunakan Titian Tangguh Bridge antara lain:
A. Profil Rangka Utama
Direncanakan profil dengan mutu BJ 41.
2
B. Profil Gelagar
Direncanakan profil dengan mutu BJ 41.
Gelagar memanjang : Profil WF 600x200x10x15 ; berat 94,6 kg/m
Gelagar melintang : Profil WF 800x300x14x26 ; berat 210 kg/m
C. Profil Ikatan Angin
Direncanakan profil dengan mutu BJ 41.
Ikatan angin atas : Profil L 65x65x6 ; berat 5,91 kg/m
Ikatan angin bawah : Profil L 65x65x6 ; berat 5,91 kg/m
D. Profil Batang Lateral dan Portal Akhir
Direncanakan profil mutu BJ 41.
Batang lateral : Profil WF 100x50x5x7 ; berat 9,3 kg/m
Portal akhir : Profil WF 100x50x5x7 ; berat 9,3 kg/m
E. Pelat Kendaraan
Direncanakan pelat kendaraan dengan mutu beton f’c 30 MPa dan tebal 20cm.
F. Kerb
Direncanakan kerb dengan mutu beton f’c 30 MPa dan tebal 30cm.
G. Aspal
Direncanakan tebal lapisan aspal 5cm.
2.2.4 Sistem Struktur
Pembebanan mengacu pada SNI 1725:2016 dengan beban antara lain:
A. Beban Mati
a. Beban Profil Baja
Beban profil baja sesuai pasal 3.2.3 poin A, B, C, dan D. (γuMS =1,1)
b. Beban Pelat Kendaraan
Pelat kendaraan memiliki berat jenis 24 kN/m3. (γuMS =1,3)
c. Beban Kerb
Kerb memiliki berat jenis 24 kN/m3. (γuMS =1,3)
d. Beban Aspal
Pelat kendaraan memiliki berat jenis 22 kN/m3. (γuMS =1,3)
e. Beban Bekisting
Bekisting kayu setebal 1cm dengan berat jenis 7,8 kN/m3. (γuMS =1,4)
3
B. Beban Lalu Lintas
a. Beban Lajur (D)
1. Beban Terbagi Rata (BTR)
q BTR = 7,875 kN/m2. γuTD adalah 2. (Lihat lampiran)
2. Beban Garis Terpusat (BGT)
q BGT = 49 kN/m. γuTD adalah 2 dan faktor beban dinamis (1+FBD)
adalah 1,4. (Lihat lampiran)
b. Beban Truk (T)
T as roda depan = 25 kN, T as roda tengah dan belakang = 112,5 kN.
γuTT adalah 2 dan Faktor beban dinamis (1+FBD) adalah 1,3. (Lihat
lampiran)
C. Beban Pejalan Kaki
q pejalan kaki = 5 kN/m2.
D. Beban Angin
Beban angin diterima tiap titik buhul rangka utama jembatan.
1. Gaya angin pada struktur (EWS)
EWs = 44 kN
2. Gaya angin pada kendaraan (EWI)
EWI = 14,6 kN
3. Gaya total (Pa) = EWS + EWI
= 44 + 14,6 = 58,6 Kn
2.3 Modelisasi Struktur dan Analisa Struktur
4
2.3.1 Perencanaan Pelat Lantai Kendaraan dan Kerb
5
- D1 = 200 mm - B0 = 950 mm
- D0 = 450 mm - Bw = 2800 mm
Kuat geser ponds = 0,9 x Bw x D2 x √𝑓′𝑐 : 6 :1000= 351,227 kN
Tu = T x γuTT x (1+FBD)
= 292,5 kN < Kuat geser ponds (Memenuhi)
2.3.2 Perencanaan Gelagar Memanjang
Direncanakan gelagar memanjang komposit dengan pelat lantai.
1. Perhitungan gaya-gaya yang bekerja
a. Kondisi sebelum komposit
Beban yang bekerja :
- Beban mati profil -Beban kerb
- Beban pelat lantai kendaraan - Beban bekisting
Gaya yang didapatkan dari perhitungan :
Vu = 52,822 kN
Mu = 132,055 kNm
b. Kondisi komposit
Beban yang bekerja :
- Beban mati profil - Beban aspal
- Beban pelat lantai kendaraa - Beban D (BGT dan BTR)*
- Beban kerb - Beban T (Truk)*
- Beban bekisting
Keterangan : * dipilih yang paling besar.
Gaya yang didapatkan dari perhitungan :
Vu = 387,472 kN
Mu = 977,868 kNm
2. Perhitungan kebutuhan shear connector
a. Menghitung Vh
C1 = 0,85 x f’c x be x d1 = 6375 kN
C2 = Ag x fy = 3012,5 kN
Vh = 6375 kN
b. Menghitung kebutuhan jumlah baut
Diameter stud = 20 sm ( Asc = 314,159 mm2 )
Qn = 0,5 x Asc x √𝑓 ′ 𝑐 𝑥 𝐸𝑐
= 138,04 kN
6
Jumlah stud (n) = Vh/Qn
= 46,2 buah
n pakai = 50 buah
Jarak antar stud = λ / n pakai = 200 mm
3. Kontrol kekuatan lentur dan geser
a. Sebelum komposit
Kuat lentur = Ø x Mp profil
= 570,375 kNm > Mu = 132,055 kNm (Memenuhi)
b. Sesudah komposit
a = 94,51 mm (dari serat atas pelat)
Mn = C1 x (d1 – a/2) + C2 x d/2
= 1871,475 kNm
ØMn = 1684,327 kNm > Mu = 977,868 kNm (Memenuhi)
4. Sambungan
Digunakan alat sambung baut tipe tumpu BJ 50 (fub = 500 MPa).
Vu = 387,472 kN
Diameter = 20 mm (Ab = 314,159 mm2)
Rd = Ø x r1 x fub x Ab x m
= 0,75 x 0,4 x 500 x 314,159 x 2 : 1000
= 94,248 kN
Jumlah baut = Vu / Rd
= 4,11 buah ~ digunakan 6 Buah Baut
2.3.3 Perencanaan Gelagar Melintang
1. Perhitungan gaya-gaya yang bekerja
Beban yang bekerja :
Tabel 3.2 Pembebanan Gelagar Melintang
Kerb 72 - 1,3 -
Aspal 11 - 1,3 -
7
Jenis Beban Nama Beban q P Faktor beban 1+FBD
(kN/m) kN
Bekisting 0,78 - 1,4 -
Beban Lajur BTR 78,75 - 2 -
BGT 49 - 2 1,4
Beban Truk Truk 112,5 - 2 1,3
Pejalan Kaki Pejalan kaki 50 - - -
Catatan : Beban Lajur dan Beban Truk diambil yang paling besar.
Gaya yang didapatkan dari perhitungan :
Vu = 1048,311 kN
Mu = 1796,01 kNm
2. Kontrol kekuatan lentur dan geser
Ø Vn = Ø x 0,6 x d x tw x fy
= 1344 kN > Vu = 1048,311 kN
Ø Mn = Ø x Zx x fy
= 1798,875 kNm > Mu = 1796,01 kNm
3. Sambungan
Digunakan alat sambung baut tipe tumpu BJ 50 (fub = 500 MPa).
Vu = 1023,311 kN
Diameter = 24 mm (Ab = 452,39 mm2)
Rd = Ø x r1 x fub x Ab x m
= 0,75 x 0,4 x 500 x 452,39 x 2 : 1000
= 135,716 kN
Jumlah baut = Vu / Rd
= 7,54 buah
Baut pakai = 10 buah
3.4.4 Perencanaan Ikatan Angin, Batang Lateral serta Portal Akhir
1. Perhitungan gaya-gaya yang bekerja
Dari pasal 3.2.4 poin D, permodelan gaya pada program SAP
2000 v16 adalah sebagai berikut:
a. Ikatan angin bawah
8
Gambar 2.4 Pembebanan Ikatan Angin Bawah
9
3. Sambungan
Digunakan alat sambung baut tipe tumpu.
Vu = 133,08 kN
Diameter = 18 mm (Ab = 254,469 mm2)
Mutu = BJ 50 (fub = 500 MPa)
Rd = Ø x r1 x fub x Ab x m
= 0,75 x 0,4 x 500 x 254,469 x 1 : 1000
= 38,17 kN
Jumlah baut = Vu / Rd
= 3,6 buah ~ digunakan 6 Buah Baut
2.3.5 Perencanaan Rangka Utama
10
Kontrol kekuatan penampang
Contoh perhitungan kekuatan penampang:
Profil = WF 400x400x21x21
Tu maks = 4595,633 kN
Ø Tn = Ø x Ag x fy = 0,9 x 250700 x 250 : 1000 = 5640,75 kN
Tabel 2.4 Rekap Kontrol Kekuatan Penampang Rangka Utama
11
BAB III
DESAIN JEMBATAN RANGKA BAJA JALAN RAYA MODEL 4 METER
3.1. Dasar Teori Perancangan
3.1.1. Deskripsi Umum Jembatan Rangka
Jembatan rangka merupakan jembatan yang tersusun dari batang-batang
yang membentuk konstruksi rangka segitiga. Jembatan rangka memiliki banyak
tipe, karena banyak ahli yang mengembangkan ide-ide untuk perkembangan
jembatan di dunia.
3.1.2. Dasar Teori Perencanaan Jembatan
Menurut Perencanaan Jembatan Beton (DPU, 1995). Beberapa
pertimbangan yang menentukan perlunya membangun sebuah jembatan yaitu:
1. Umur Jembatan sudah terlalu tua sehingga perlu diganti yang baru
2. Diperlukan Jembatan yang sama sekali baru, sebab alat penyebrangan yang
ada (missal:ponton) tidak dapat memenuhi kebutuhan yang ada
3. Pada jalan yang sama sekali baru, diperlukan membangun jembatan yang
baru
Dalam merencanakan sebuah jembatan, diperlukan data untuk proses
perencanaan antara lain:
a. Lokasi jembatan: 1) Topografi; 2) Lingkungan; 3) Tanah Dasar
b. Keperluan: Melintasi sungai, jurang/lembah, jalan rel kereta api dll.
c. Bahan struktur : 1) Karateristik; 2) Ketersediaan; 3) Peraturan yang berlaku.
Diagram alir perencanaan jembatan ditunjukkan sebagai berikut:
12
3.2.Kriteria Perancangan
3.2.1. Penyesuaian Bentuk Jembatan Real Menjadi Jembatan Model
13
2. Filosofi Jembatan
Jembatan “Titian Tangguh” ini direncanakan terletak di, Jl. Panji Ulung,
Panjeng, Jenangan, Kabupaten Ponorogo menggantikan Jembatan Sraten yang
kondisinya cukup memprihatinkan.
Gambar 3.5 Profil Baja Segiempat Gambar 3.6 Profil Persegi Panjang
14
3. Alat Penyambung
Menyesuaikan dengan peraturan KJI-XII kategori Rangka Baja Jalan Raya
sambungan jembatan model 4 meter digunakan sambungan baut dan pelat baja
sebagai sambungan antar member dan sambungan las sebagai sambungan di dalam
member.
15
2. Kontrol Penampang Gelagar Melintang
Untuk gelagar melintang digunakan profil baja hollow square ukuran
20x20x1,6 dimana diketahui:
Axial (Nu) = - kg Geser (Vu) = 74,69 kg Momen (Mu) = 11.58 kgm
L = 620 mm ix = iy = 7,54 mm A = 117,76 mm2
b = 20 mm Ix = Iy = 6695,05 mm4 Zx = 669,505 mm3
W = 0,92 kg/m Sx = 814,592 mm3 t = 1,6 mm
Kontrol Penampang:
𝑏 200 20 200
≤ → ≤ →12,5≤ 12,9 ……..(SNI 03-1729-2002 tabel 7.5.1) (OK)
𝑡 √𝑓𝑦 1,6 √240
Kontrol Geser:
Vu ≤ øVn…………………………….……(SNI-03-1729-2002 pasal 8.8.1)
Vu ≤ 0.6 fy Aw……………………….….(SNI-03-1729-2002 pasal 8.8.3)
Aw = t x d x 2 = 1,6 x 20 x 2 = 64 mm2 = 0.64 cm2
øVn = 0,6 x 2400 x 0,64 = 921,6 kg → Vu = 74,69 kg < øVn = 921,6 kg (OK)
Berdasarkan perhitungan kontrol diatas, maka profil hollow square ukuran
20x20x1,6 mm dapat digunakan sebagai gelagar melintang jembatan model 4 meter.
3.3.3. Perencanaan Rangka Utama
Dari pembebanan yang diinputkan pada program SAP 2000 yang terdiri
dari beban mati dan beban hidup sehingga didapatkan output aksial maksimal yang
terdapat pada frame. Berikut tabel hasil output menggunakan program SAP 2000.
16
Tabel 3.2 Gaya Aksial Maksimum Batang
No Batang Gaya Aksial (kg) (1D+1L)
1 Bawah 137,44 (Tarik)
2 Atas 212,16 (Tekan)
3 Vertikal 46,44 (Tarik)
4 Diagonal 100,81 (Tekan)
3.3.3.1. Kontrol Batang Bawah
Diketahui :
Pu = 137,44 kg ( Batang Tarik), Lk = 1 m = 1000 mm
Direncanakan batang bawah jembatan model 4 meter menggunakan
Profil Hollow 40x20x1,6 dengan spesifikasi sebagai berikut:
Ag = 1,8176 cm2 ix = 1,42 cm Sx = 1,844811 cm3
Ix = 36,89622 cm3 iy = 0,82 cm Zx = 2,31219 cm3
Iy = 12,125662 cm3 fy = 2400 kg/cm2
Kontrol Kelangsingan
𝐿𝑘
λ max = < 240……………………….(SNI-03-1729-2002 pasal 7.6.4)
𝑖𝑦
100
λ max = = 121,95 < 240 (OK)
0,82
Kontrol Kekuatan Leleh
øNn ≤ ø.fy.Ag………………………….(SNI-03-1729-2002 pasal 10.1)
øNn = 0,9 x 2400 x 1,8176
øNn = 3926,016 kg > Nu = Pu = 137,44 kg (OK)
Kontrol Kekuatan Putus
Pu ≤ ø fu Ae …………………………..(SNI-03-1729-2002 pasal 10.2)
Pn = 0,75 x 3700 x 0,75 x 1,8176 = 3782,88 kg
Pn = 3782,88 kg > Pu = 137,44 kg (OK)
3.3.3.2. Kontrol Batang Atas
Diketahui :
Pu = 212,16 kg (Batang Tekan), Lk = 1 m = 1000 mm
Direncanakan batang bawah jembatan model 4 meter menggunakan
Profil Hollow 40x20x1,6 dengan spesifikasi sebagai berikut:
Ag = 1,8176 cm2 ix = 1,42 Sx = 1,844811 cm3
Ix = 36,89622 cm3 iy = 0,82 Zx = 2,31219 cm3
Iy = 12,125662 cm3 h = 40 – 2 x 1,6 = 36,8 mm
17
Kontrol Kelangsingan Penampang
𝑏𝑓 20 𝑏𝑓 250
Sayap : = = 12,5 <
𝑡𝑓 1,6 𝑡𝑓 √𝑓𝑦
250 250 Penampang
= = 16,14
√𝑓𝑦 √240
tidak langsing !!!
ℎ 36,8 ℎ 665
Badan : = = 23 <
𝑡𝑤 1,6 𝑡𝑤 √𝑓𝑦
665 665
= = 42,92
√𝑓𝑦 √240
λ 𝑓𝑦 97,56 2400
λc = √ = √ = 1,076 → [0,25 < λc < 1,2]
𝜋 𝐸 𝜋 2𝑥106
1,43 1,43
ω= = = 1,626
1,6−0,67 λc 1,6−0,67 𝑥 1,076
𝑓𝑦 2400
Pn = Ag = 1,8176 = 2682,8 kg
ω 1,626
18
3.3.4. Desain Komponen dan Sambungan
3.3.5. Perhitungan Sambungan Tipe Las
Salah satu tipe sambungan dalam perencanaan jembatan model
menggunakan sambungan yang las, diambil salah satu sample member yang
memiliki gaya terbesar dengan rincian data sebagai berikut:
Member hollow segiempat → Du = 0,71 kg Plat penyambung t = 1,6 mm
Mu = 17,83 kg.cm
Syarat tebal→ a min = 6 mm, a max = 16 – 1,6 = 14,4 mm
𝑓𝑢 3700
a ef maks. = 1,41 𝑡 = 1,41 𝑥 𝑥1,6 = 15,04 mm
𝑓 𝐸70𝑥𝑥 70 𝑥 79,3
𝑀𝑢 17,83
Tu = = = 9,7 kg
𝑑 20−1,6
Dipakai (misal)
a=1 cm → tc = 0,707
𝑇𝑢 9,7
Lperlu ≥ = = 6,195 x 10-3 cm
𝑡𝑐 ∅𝑓𝑛 0,707 𝑥 0,75 𝑥70𝑥70,3𝑥0,6
Digunakan L = w + 2l → L = 20 + 2.20 = 60 mm = 6 cm
6,195 𝑥10−3
a perlu = = 1,03 x 10-3 cm →Digunakan a min = 6 mm
6
19
Kuat Tumpu 1 baut
20
Jembatan “Titian Tangguh” merupakan jembatan yang terinspirasi dari suatu
kebudayaan di salah satu daerah di Jawa Timur yaitu Reog Ponorogo. Konfigurasi
struktur dari rangka jembatan “Titian Tangguh” didasarkan pada kekuatan yang
mengimplementasikan kesaktian Raja Kelaswandana yang berhasil mempersunting
Dewi Songgolangit setelah berhasil mengalahkan Singabarong. Selain itu
konfigurasi struktur yang dibentuk arch mengimplementasikan keanggunan bulu
merak pada Topeng Dadak Merak, yaitu topeng terbesar dalam kesenian Reog
Ponorogo.
Gambar 3.11 Lampu Hias yang diberikan ornament berupa Kepala Reog
21
BAB IV
METODE PERAKITAN MODEL JEMBATAN
4.1. Diagram Alir Metode Perakitan Jembatan
22
Adapun garis besar metode perakitan jembatan model bentang 4 meter adalah
sebagai berikut:
1. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan yang termasuk ke dalam alokasi waktu lomba adalah doa dan
pemasangan toolbag yang berisi toolkit dan baut serta mur.
2. Perakitan Jembatan 3/4 Bentang
Pekerjaan perakitan yang dilakukan pada seperempat bagian pertama jembatan
bagian yang akan diletakkan di sebrang sungai.
3. Perakitan Jembatan 1/2 Bentang
Pekerjaan perakitan yang dilakukan pada seperempat bagian pertama jembatan
bagian yang akan diletakkan di sebrang sungai.
4. Perakitan Jembatan 1/4 Bentang
Pekerjaan perakitan yang dilakukan pada seperempat bagian jembatan bagian yang
akan diletakkan di abutmen sisi sungai pekerja.
5. Proses Launching Jembatan ke Abutmen
Proses launching dilakukan dengan mengangkat jembatan menuju abutmen di
sebrang sungai tanpa melewati sungai.
6. Pekerjaan Pelat Lantai Kendaraan
Proses pengerjaan pelat lantai dilakukan dengan pemotongan multiplek 10 mm
120x240 menjadi 2 bagian ukuran 60 x 240 dan 60x160. Setelah itu dilanjutkan
dengan pemasangan stiker motif jalan raya ke pelat lantai.
7. Pemasangan Ornamen
Ornamen dipasang menggunakan lem pada pelat lantai.
8. Pembersihan Area Kerja
Untuk Menjaga kebersihan site plan perlu dilakukan pekerjaan pembersihan setelah
semua pekerjaan utama dilakukan.
Uraian metode perakitan Jembatan “Titian Tangguh” diuraikan dalam tabel dan
gambar pada lampiran.
4.3 Alat K3
Dalam setiap pekerjaan konstruksi perihal keselamatan kerja adalah salah
satu hal yang penting.. Antara lain disajikan dalam tabel dibawh ini.
23
Tabel 4.1. Tabel Peralatan dan Instrumen K3
No Perlengkapan Gambar No PERLENGKAPAN GAMBAR
1 Safety shoes 12 Bendera Merah
Putih
2 Masker 13 Bendera K3
6 Kacamata 17 Rambu-rambu
kerja proyek
7 Penutup 18 Barikade +
telinga safety line tape
10 Tempat 21 Segitiga
sampah pengaman
24
BAB V
METODE PERAWATAN DAN PERBAIKAN JEMBATAN SEBENARNYA
5.1 Latar Belakang Perawatan dan Perbaikan
Peningkatan volume kendaraan bermotor menyebabkan peningkatan
penggunaan infrastruktur transportasi terutama jembatan. Peningkatan ini berdampak
pada naiknya risiko kerusakan jembatan. Umur jembatan yang telah direncanakan
dapat berkurang apabila sering terjadi kerusakan pada jembatan. Guna meminimalisir
kerusakan dan hal-hal yang tidak diinginkan, maka diperlukan perawatan dan
perbaikan berkala pada jembatan.
5.2 Metode Perawatan Jembatan
5.2.1 Pengecatan Jembatan
25
Intesitas kendaraan yang tinggi menyebabkan lapisan aspal lebih cepat dan
mudah terkikis dan menimbulkan lubang sehingga kenyamanan berkendara terganggu
serta berbahaya bagi pengendara. Solusi dari permasalahan diatas adalah melakukan
pelapisan aspal secara berkala..
5.3. Metode Perbaikan Jemabatan
5.3.1 Prategang Eksternal
Gambar 5.3 Sketsa Prategang Ekstrenal Gambar 5.4 Deviator Prategang Eksternal
26
BAB VI
RENCANA ANGGARAN BIAYA PEMBUATAN MODEL JEMBATAN
Untuk membuat jembatan model ukuran empat meter dari Jembatan “Titian
Tangguh” direncanakan anggaran biaya sebesar Rp.8.200.000,- seperti ditunjukkan
pada Tabel 6.1 dibawah ini.
Tabel 6.1. Rencana Anggaran Biaya Jembatan Model
No Jenis Kebutuhan Jumlah Satuan Harga Satuan (Rp) Total (Rp)
1 Bahan Baku
1.1 Hollow P. Panjang 40x20x1,6 5 Batang (6 m) 97.200 486000
1.3 Hollow Segiempar 20x20x1,6 2 Batang (6 m) 67.000 134000
1.4 Baut dan Mur M8 124 Buah 2500 310000
2 Perakitan
2.1 Tool Kits 3 Set 155.000 465.000
3 Perlengkapan K3 Peserta
3.1 Baju Kerja 3 Buah 100.000 300.000
3.2 Helm 3 Buah 50.000 150.000
3.3 Penutup Telinga 3 Set 15.000 45.000
3.4 Full Body Harness 3 Set 400.000 1.200.000
3.5 Sarung Tangan 3 Pasang 10.000 30.000
3.6 Kacamata Kerja 3 Buah 50.000 150.000
3.7 Sepatu Safety 3 Pasang 200.000 600.000
3.8 Masker 3 Buah 10.000 30.000
3.9 Tas Kerja 3 Buah 50.000 150.000
4 Perlengkapan K3 Area Kerja
4.1 Tali Pembatas Area Kerja 1 Gulung 60.000 60.000
4.2 Papan Petunjuk Keselamatan 2 Papan 100.000 200.000
4.3 Rambu/Lampu Keselamatan 2 Set 55.000 110.000
4.4 Heavy Duty Barricade Mesh 1 Gulung 910.000 910.000
4.5 Tempat Sampah 3 Buah 30.000 90.000
5 Upah Pekerja
5.1 Tukang Besi 2 Orang 1.500.000 3.000.000
5.2 Tukang Cat 1 Orang 500.000 500.000
Jumlah Total Biaya 8.200.000
27
BAB VII
PENUTUP
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan mengenai perencanaan jembatan ukuran sebenarnya
40 m dan jembatan model ukuran 4 m, kami simpulkan beberapa poin penting
mengenai perencanaan Jembatan Sabrang Samodra kami yaitu :
1. Secara keseluruhan, baik tarik maupun tekan dalam sistem rangka batang
Jembatan Sabrang Samodra telah memenuhi syarat, dengan lendutan di
tengah bentang, yaitu 1,4 mm. Kemudian berat sendiri struktur prototipe
cukup ringan yaitu 61,017 kg. Hasil tersebut kami peroleh berdasarkan
Analisa menggunakan program bantu SAP 2000.
2. Untuk waktu yang dibutuhkan dalam proses perakitan jembatan model
yaitu selama 40 menit dengan biaya total yang diperlukan untuk membuat
jembatan model sebesar Rp 8.200.00,00 (Delapan Juta Dua Ratu Ribu
Rupiah) yang meliputi prototipe jembatan model sendiri, K3 peserta dan
upah pekerja.
3. Kesesuaian perencanaan jembatan Titian Tangguh dengan tema kompetisi
KJI-XIII yaitu “Kokoh, Ringan, Berestetika dan Berwawasan Nusantara”
kami tunjukkan dalam beberapa poin penting sebagai berikut :
Kriteria Kokoh ditunjukkan dengan nilai lendutan struktur
jembatan yang kecil atau kurang dari lendutan ijin.
Kriteria Ringan ditunjukkan dengan berat total struktur jembatan
yang ringan atau dalam kompetisi kali ini kurang dari 61,017 kg.
Kriteria Estetis kami tunjukkan dengan menerapkan
kombinasi Arch dan K-Truss pada konfigurasi jembatan
Konsep Wawasan Nusatara, kami tunjukkan dalam bentuk
inspirasi bentuk jembatan dan ornament dari Kesenian Tradisional
Reog Ponorogo.
28
DAFTAR PUSTAKA
Badan Litbang PU Departemen Pekerjaan Umum. 2004. Perencanaan Struktur Beton
Jembatan (RSNI T-12-2004). Jakarta : Badan Standardisasi Nasional
(BSN).
Badan Litbang PU Departemen Pekerjaan Umum. 2005. Perencanaan Struktur
Beton Jembatan (RSNI T-03-2005). Jakarta : Badan Standardisasi Nasional
(BSN).
Badan Litbang PU Departemen Pekerjaan Umum. 2005. Standart Pembebanan
Untuk Jembatan (RSNI T-03-2005). Jakarta : Badan Standardisasi
Nasional (BSN).
Badan Litbang PU Departemen Pekerjaan Umum. 2002. Perencanaan Struktur
Baja (SNI 03-1729-2002). Jakarta : Badan Standardisasi Nasional (BSN).
Badan Litbang PU Departemen Pekerjaan Umum. 2002. Tata cara Perhitungan
Struktur Beton (SNI 03-2847-2002). Jakarta : Badan Standardisasi
Nasional (BSN).
Anonim. 2015. Terjemahan : STEEL CONSTRUCTION TODAY & TOMORROW
(No. 44 April 2015). Jakarta : Federasi Besi dan Baja Jepang dan
Masyarakat Konstruksi Baja Jepang
Badan Litbang PU Departemen Pekerjaan Umum. 2005. Pembebanan untuk Jembatan
(SNI 03-1725-2016). Jakarta : Badan Standardisasi Nasional
(BSN).
29