Anda di halaman 1dari 33

Proposal Kompetisi Jembatan Indonesia Ke-13

Tahun 2017

GARDAPATI 57

TITIAN TANGGUH BRIDGE


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
1.3. Tujuan Penyusunan ....................................................................................... 1
1.4. Manfaat Penyusunan ..................................................................................... 1
DESAIN JEMBATAN SEBENARNYA......................................................................... 2
2.1. Gambaran Umum .......................................................................................... 2
2.2. Kriteria Perancangan ..................................................................................... 2
2.3. Modelisasi Struktur, Analisa Struktur dan Sambungan ................................ 4
DESAIN MODEL JEMBATAN .................................................................................... 12
3.1. Dasar Teori Perancangan ............................................................................ 12
3.2. Kriteria Perancangan ................................................................................... 13
3.3. Modelisasai Struktur, Analisa Struktur dan sambungan ............................. 15
3.4. Kesesuaian Perencangan Jembatan dengan Tema Lomba .......................... 21
METODE PERAKITAN MODEL JEMBATAN ...................................................... 22
METODE PERAWATAN DAN PERBAIKAN JEMBATAN SEBENARNYA 25
RENCANA ANGGARAN BIAYA PEMBUATAN MODEL JEMBATAN ........ 27
PENUTUP ........................................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

i
DAFTAR GAMBAR
2.1.Konfigurasi Rangka Jembatan
2.2.Potongan Pelat Lantai Kendaraan
2.3.Skema Gaya Geser Ponds
2.4.PembebananI katan Angin Bawah
2.5.PembebananI katan Angin Atas
2.6.Konfigurasi Rangka Utama
2.7. Gaya RangkaUtama
3.1.Diagram Alir Perencanaan Jembatan
3.2.Penyesuaian Konfigurasi Jembatan Sebenarnya menjadi Model
3.3.Konfigurasi Struktur Jembatan Titian Tangguh
3.4.Kondisi Jembatan di Panjeng, Jenangan, Kab. Ponorogo
3.5.Profil Baja Segiempat
3.6.Profil Persegi Panjang
3.7. Mur dan Baut
3.8.Sambungan Las
3.9.Analisa Defleksi Jembatan Model
3.10. Topeng Dadak Merak dan Konfigurasi Jembatan
3.11. Lampu Hias yang diberikan ornament berupa Kepala Reog
4.1. Diagram Alir Metode Perakitan Jembatan Model
4.2.Konfigurasi 3-0 dalam metode perakitan
5.1.Pengecatan Jembatan
5.2.Pelapisan Aspal
5.3.Sketsa Prategang Eksternal
5.4.Deviator Prategang Eksternal
5.5.Rangka Tambahan
DAFTAR TABEL
2.1.Dimensi dan Berat Batang Rangka Utama
2.2.Pembebanan Gelagar Melintang
2.3.Rekap Gaya Rangka Utama
2.4.Rekap Kontrol Kekuatan Penampang Rangka Utama
2.5.Rekap Jumlah Baut Rangka Utama
3.1.Pembebanan Jembatan Model 4 Meter
3.2. Gaya Aksial Maksimum Batang
4.1.Tabel Peralatan dan Instrumen K3
4.2.Rencana Anggaran Biaya Jembatan Model

ii
RINGKASAN EKSEKUTIF
SPESIFIKASI TEKNIS SISTEM RANGKA

◊ Bentang Jembatan: 4 M Penggabungan Rangka K-Truss


◊ Lebar Jembatan : 0,61 M dan Segitiga Membentuk Struktur
◊ Lendutan : 1,4 Mm yang Kokoh dan Ringan
◊ Berat Jembatan: 61,107 Kg

WAWASAN NUSANTARA ASPEK PELAKSANAAN

◊ Waktu Perakitan : 40
Menit
Mengadopsi Kebudayaan
◊ Pelaksanaan Tanpa
salah satu Kabupaten di Jawa
Menyebrangi Sungai
TImur, yaitu Reog Ponorogo
◊ Mudah Dikerjakan
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Jembatan sebagai salah satu infrastruktur pembangunan nasional diperlukan
keberadaannya untuk menghubungkan suatu wilayah dengan wilayah lain. Bermanfaat
untuk memudahkan akses manusia, komoditas, teknologi, informasi, dan lain
sebagainya. Perlu suatu jembatan yang kuat/kokoh dalam menerima beban-beban
tersebut. Upaya penghematan anggaran menjadi pertimbangan berikutnya. Biaya yang
lebih kecil dapat didapatkan dari bahan baku yang lebih sedikit, juga berarti bahan
baku yang lebih ringan. Selain itu, kekhasan daerah Indonesia dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan estetika suatu jembatan. Maka dari itu, diperlukan suatu desain
jembatan yang sesuai dengan tema KJI-XIII, “Jembatan Kokoh, Ringan, Berestetika,
dan Berwawasan Nusantara”.
1.2.Rumusan Masalah
1) Bagaimana merencanakan jembatan jalan rangka baja bentang empat puluh
40 meter?
2) Bagaimana merencanakan model jembatan bentang empat 4 meter?
1.3.Tujuan Penyusunan
1) Merencanakan jembatan jalan rangka baja bentang empat puluh (40) meter.
2) Merencanakan jembatan model bentang empat (4) meter.
1.4.Manfaat Penyusunan
Dalam penyusunan proposal ini, kami berharap dapat memberikan sebuah
alternatif desain bagi pemerintah dalam hal perencanaan dan pembangunan jembatan
jalan rangka baja. Serta sebagai sarana kami untuk terus belajar dan berkarya dalam
bidang ketekniksipilan.

1
BAB II
DESAIN JEMBATAN RANGKA BAJA JALAN RAYA REAL 40 METER
2.1 Dasar Teori Perancangan
Jembatan merupakan suatu infrastruktur yang berfungsi untuk melintasi suatu
rintangan berupa sungai, jurang, dll. Oleh karena itu jembatan merupakan infrastruktur
vital di Indonesia.
2.1.1 Pemilihan Lokasi Jembatan
Direncanakan pembangunan di Jalan Panji Ulung, Desa Panjeng, Kecamatan
Jenangan, Kabupaten Ponorogo dengan koordinat 7°48'58.5"S - 111°32'24.4"E.
2.2 Kriteria Perancangan
2.2.1 Dasar Teori Perencanaan
Baja dipilih karena mempunyai kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan beton. Sistem rangka dipilih karena gaya yang terjadi adalah gaya aksial.
2.2.2 Pemilihan Desain Jembatan
Jembatan direncanakan menggunakan konfigurasi K truss (K). Model ini
dipilih setelah melakukan analisa 4 (empat) konfigurasi berbeda (Lihat lampiran).
2.2.3 Preliminary Desain Jembatan
Profil yang digunakan Titian Tangguh Bridge antara lain:
A. Profil Rangka Utama
Direncanakan profil dengan mutu BJ 41.

Gambar 2.1 Konfigurasi Rangka Jembatan

Tabel 3.1 Dimensi dan Berat Batang Rangka Utama

No Batang Profil Berat/meter (kg)


2, 3, 16, 17, 18, 19 WF 400x400x20x35 283
5, 15 WF 400x400x18x28 232
1, 4, 6, 14 WF 400x400x21x21 197
6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13 WF 400x200x8x13 66

2
B. Profil Gelagar
Direncanakan profil dengan mutu BJ 41.
Gelagar memanjang : Profil WF 600x200x10x15 ; berat 94,6 kg/m
Gelagar melintang : Profil WF 800x300x14x26 ; berat 210 kg/m
C. Profil Ikatan Angin
Direncanakan profil dengan mutu BJ 41.
Ikatan angin atas : Profil L 65x65x6 ; berat 5,91 kg/m
Ikatan angin bawah : Profil L 65x65x6 ; berat 5,91 kg/m
D. Profil Batang Lateral dan Portal Akhir
Direncanakan profil mutu BJ 41.
Batang lateral : Profil WF 100x50x5x7 ; berat 9,3 kg/m
Portal akhir : Profil WF 100x50x5x7 ; berat 9,3 kg/m
E. Pelat Kendaraan
Direncanakan pelat kendaraan dengan mutu beton f’c 30 MPa dan tebal 20cm.
F. Kerb
Direncanakan kerb dengan mutu beton f’c 30 MPa dan tebal 30cm.
G. Aspal
Direncanakan tebal lapisan aspal 5cm.
2.2.4 Sistem Struktur
Pembebanan mengacu pada SNI 1725:2016 dengan beban antara lain:
A. Beban Mati
a. Beban Profil Baja
Beban profil baja sesuai pasal 3.2.3 poin A, B, C, dan D. (γuMS =1,1)
b. Beban Pelat Kendaraan
Pelat kendaraan memiliki berat jenis 24 kN/m3. (γuMS =1,3)
c. Beban Kerb
Kerb memiliki berat jenis 24 kN/m3. (γuMS =1,3)
d. Beban Aspal
Pelat kendaraan memiliki berat jenis 22 kN/m3. (γuMS =1,3)
e. Beban Bekisting
Bekisting kayu setebal 1cm dengan berat jenis 7,8 kN/m3. (γuMS =1,4)

3
B. Beban Lalu Lintas
a. Beban Lajur (D)
1. Beban Terbagi Rata (BTR)
q BTR = 7,875 kN/m2. γuTD adalah 2. (Lihat lampiran)
2. Beban Garis Terpusat (BGT)
q BGT = 49 kN/m. γuTD adalah 2 dan faktor beban dinamis (1+FBD)
adalah 1,4. (Lihat lampiran)
b. Beban Truk (T)
T as roda depan = 25 kN, T as roda tengah dan belakang = 112,5 kN.
γuTT adalah 2 dan Faktor beban dinamis (1+FBD) adalah 1,3. (Lihat
lampiran)
C. Beban Pejalan Kaki
q pejalan kaki = 5 kN/m2.
D. Beban Angin
Beban angin diterima tiap titik buhul rangka utama jembatan.
1. Gaya angin pada struktur (EWS)
EWs = 44 kN
2. Gaya angin pada kendaraan (EWI)
EWI = 14,6 kN
3. Gaya total (Pa) = EWS + EWI
= 44 + 14,6 = 58,6 Kn
2.3 Modelisasi Struktur dan Analisa Struktur

Gambar 2.1 Modelisasi Struktur

4
2.3.1 Perencanaan Pelat Lantai Kendaraan dan Kerb

Gambar 2.2 Potongan Pelat Lantai Kendaraan

Pada perencanaan pelat lantai kendaraan ditinjaun tiap 1 meter’.


1. Perhitungan gaya-gaya yang bekerja
a. Akibat beban mati pelat + kerb + aspal
M. positif maks = + 0,64 kNm M. negatif maks = - 1,49 kNm
b. Akibat beban lajur BTR + BGT
M. positif maks :+11,41kNm M. negatif maks : -14,35 kNm
c. Akibat beban pejalan kaki
M. positif maks :+0,11 kNm M. negatif maks :- 0,63 kNm
d. Gaya total
M. positif maks :+11,67 kNm
M. negatif maks. :- 15,72 kNm
2. Perhitungan kebutuhan tulangan
a. Penulangan arah melintang ( cover = 30mm)
Diameter yang digunakan = Ø 16 mm
Banyaknya tulangan/meter = 5 buah
b. Penulangan arah memanjang ( cover = 30mm)
Diameter yang digunakan = Ø 12 mm
Banyaknya tulangan/meter = 4 buah
3. Kontrol geser ponds

Gambar 2.3 Skema Gaya Geser Ponds

5
- D1 = 200 mm - B0 = 950 mm
- D0 = 450 mm - Bw = 2800 mm
Kuat geser ponds = 0,9 x Bw x D2 x √𝑓′𝑐 : 6 :1000= 351,227 kN
Tu = T x γuTT x (1+FBD)
= 292,5 kN < Kuat geser ponds (Memenuhi)
2.3.2 Perencanaan Gelagar Memanjang
Direncanakan gelagar memanjang komposit dengan pelat lantai.
1. Perhitungan gaya-gaya yang bekerja
a. Kondisi sebelum komposit
Beban yang bekerja :
- Beban mati profil -Beban kerb
- Beban pelat lantai kendaraan - Beban bekisting
Gaya yang didapatkan dari perhitungan :
Vu = 52,822 kN
Mu = 132,055 kNm
b. Kondisi komposit
Beban yang bekerja :
- Beban mati profil - Beban aspal
- Beban pelat lantai kendaraa - Beban D (BGT dan BTR)*
- Beban kerb - Beban T (Truk)*
- Beban bekisting
Keterangan : * dipilih yang paling besar.
Gaya yang didapatkan dari perhitungan :
Vu = 387,472 kN
Mu = 977,868 kNm
2. Perhitungan kebutuhan shear connector
a. Menghitung Vh
C1 = 0,85 x f’c x be x d1 = 6375 kN
C2 = Ag x fy = 3012,5 kN
Vh = 6375 kN
b. Menghitung kebutuhan jumlah baut
Diameter stud = 20 sm ( Asc = 314,159 mm2 )
Qn = 0,5 x Asc x √𝑓 ′ 𝑐 𝑥 𝐸𝑐
= 138,04 kN

6
Jumlah stud (n) = Vh/Qn
= 46,2 buah
n pakai = 50 buah
Jarak antar stud = λ / n pakai = 200 mm
3. Kontrol kekuatan lentur dan geser
a. Sebelum komposit
Kuat lentur = Ø x Mp profil
= 570,375 kNm > Mu = 132,055 kNm (Memenuhi)
b. Sesudah komposit
a = 94,51 mm (dari serat atas pelat)
Mn = C1 x (d1 – a/2) + C2 x d/2
= 1871,475 kNm
ØMn = 1684,327 kNm > Mu = 977,868 kNm (Memenuhi)
4. Sambungan
Digunakan alat sambung baut tipe tumpu BJ 50 (fub = 500 MPa).
Vu = 387,472 kN
Diameter = 20 mm (Ab = 314,159 mm2)
Rd = Ø x r1 x fub x Ab x m
= 0,75 x 0,4 x 500 x 314,159 x 2 : 1000
= 94,248 kN
Jumlah baut = Vu / Rd
= 4,11 buah ~ digunakan 6 Buah Baut
2.3.3 Perencanaan Gelagar Melintang
1. Perhitungan gaya-gaya yang bekerja
Beban yang bekerja :
Tabel 3.2 Pembebanan Gelagar Melintang

Jenis Beban Nama Beban q P Faktor beban 1+FBD


(kN/m) kN
Beban Mati Gelagar memanjang - 9,46 1,1 -
Gelagar melintang 2,1 - 1,1 -

Pelat kendaraan 48 - 1,3 -

Kerb 72 - 1,3 -
Aspal 11 - 1,3 -

7
Jenis Beban Nama Beban q P Faktor beban 1+FBD
(kN/m) kN
Bekisting 0,78 - 1,4 -
Beban Lajur BTR 78,75 - 2 -
BGT 49 - 2 1,4
Beban Truk Truk 112,5 - 2 1,3
Pejalan Kaki Pejalan kaki 50 - - -

Catatan : Beban Lajur dan Beban Truk diambil yang paling besar.
Gaya yang didapatkan dari perhitungan :
Vu = 1048,311 kN
Mu = 1796,01 kNm
2. Kontrol kekuatan lentur dan geser
Ø Vn = Ø x 0,6 x d x tw x fy
= 1344 kN > Vu = 1048,311 kN
Ø Mn = Ø x Zx x fy
= 1798,875 kNm > Mu = 1796,01 kNm
3. Sambungan
Digunakan alat sambung baut tipe tumpu BJ 50 (fub = 500 MPa).
Vu = 1023,311 kN
Diameter = 24 mm (Ab = 452,39 mm2)
Rd = Ø x r1 x fub x Ab x m
= 0,75 x 0,4 x 500 x 452,39 x 2 : 1000
= 135,716 kN
Jumlah baut = Vu / Rd
= 7,54 buah
Baut pakai = 10 buah
3.4.4 Perencanaan Ikatan Angin, Batang Lateral serta Portal Akhir
1. Perhitungan gaya-gaya yang bekerja
Dari pasal 3.2.4 poin D, permodelan gaya pada program SAP
2000 v16 adalah sebagai berikut:
a. Ikatan angin bawah

8
Gambar 2.4 Pembebanan Ikatan Angin Bawah

Gaya maksimum tekan = - 133,08 kN


Gaya maksimum tarik = + 133,08 kN
b. Ikatan angin atas

Gambar 2.5 Pembebanan Ikatan Angin Atas

Gaya maksimum tekan = - 133,08 kN


Gaya maksimum tarik = + 133,08 kN
2. Kontrol kekuatan penampang
a. Kontrol tarik profil ikatan angin:
Profil = L 65x65x5
Tu = 133,08 kN
Ø Tn = Ø x Ag x fy
= 0,9 x 752,7 x 250 : 1000
= 169,357 kN > Tu = 133,08 kN (Memenuhi)
b. Kontrol tekan profil ikatan angin:
Profil = L 65x65x5
Nu = - 133,08 kN
Ø Nn = Ø x Ag x fy / ω
= 0,85 x 752,7 x 250 / 1 : 1000
= 159,94 kN > Nu = - 133,08 kN (Memenuhi)
c. Kontrol tekan profil batang lateral dan portal akhir:
Profil = WF 100x50x5x7
Tu = 133,08 kN
Ø Tn = Ø x Ag x fy
= 0,9 x 11300 x 250 : 1000
= 2542 kN > Tu = 133,08 kN (Memenuhi)

9
3. Sambungan
Digunakan alat sambung baut tipe tumpu.
Vu = 133,08 kN
Diameter = 18 mm (Ab = 254,469 mm2)
Mutu = BJ 50 (fub = 500 MPa)
Rd = Ø x r1 x fub x Ab x m
= 0,75 x 0,4 x 500 x 254,469 x 1 : 1000
= 38,17 kN
Jumlah baut = Vu / Rd
= 3,6 buah ~ digunakan 6 Buah Baut
2.3.5 Perencanaan Rangka Utama

Gambar 2.6 Konfigurasi Rangka Utama

1. Perhitungan gaya-gaya yang bekerja

Gambar 2.7 Gaya Rangka Utama


Beban yang diperhitungkan pada rangka utama adalah :
- Beban Mati -Beban Lajur -Beban Pejalan Kaki
Tabel 2.3 Rekap Gaya Batang Rangka Utama

Batang Profil Gaya Batang Profil Gaya


(WF) ( kN ) (WF) ( kN )
1 400x400x21x21 4595,633 13 400x200x8x13 1076,446
2 400x400x20x35 7324,884 14 400x400x21x21 3506,820
10 400x200x8x13 1630,608 15 400x400x18x28 -5890,213
11 400x200x8x13 1776,133 16 400x400x20x35 -7477,425
12 400x200x8x13 -1762,620 17 400x400x20x35 -7347,815
2.

10
Kontrol kekuatan penampang
Contoh perhitungan kekuatan penampang:
Profil = WF 400x400x21x21
Tu maks = 4595,633 kN
Ø Tn = Ø x Ag x fy = 0,9 x 250700 x 250 : 1000 = 5640,75 kN
Tabel 2.4 Rekap Kontrol Kekuatan Penampang Rangka Utama

Profil Tu (kN) Nu (kN) Ø Tn Ø Nu(kN) Ket.


(WF) (kN)
400x400x20x35 7324,884 -7477,425 8115,75 -7922,041 Ok
400x400x18x28 - -5890,213 - -6487,849 Ok
400x400x21x21 4595,633 - 5640,750 - Ok
400x200x8x13 1776,133 -1762,620 1892,713 -1785,081 Ok
3. Sambungan
Pada perencanaan sambungan rangka utama digunakan baut tipe gesek.
Contoh perhitungan baut:
Profil tinjauan = WF 400x200x8x13 Gaya maks = 1776,133 kN
Diameter baut = 24 mm (Tb = 210 kN)
Ø Vd = Ø x 1,13 x μ x m x Tb = 1 x 1,13 x 0,35 x 2 x 210
= 166,11 kN
n baut = Gaya maks / Ø Vd = 10,69 buah
Baut pasang = 12 buah
Tabel 2.5 Rekap Jumlah Baut Rangka Utama

Profil Diameter Baut Tb Baut Pasang


(WF) (mm) (kN)
400x400x20x35 36 490 24
400x400x18x28 36 490 20
400x400x21x21 36 490 16
400x200x8x13 24 210 12

11
BAB III
DESAIN JEMBATAN RANGKA BAJA JALAN RAYA MODEL 4 METER
3.1. Dasar Teori Perancangan
3.1.1. Deskripsi Umum Jembatan Rangka
Jembatan rangka merupakan jembatan yang tersusun dari batang-batang
yang membentuk konstruksi rangka segitiga. Jembatan rangka memiliki banyak
tipe, karena banyak ahli yang mengembangkan ide-ide untuk perkembangan
jembatan di dunia.
3.1.2. Dasar Teori Perencanaan Jembatan
Menurut Perencanaan Jembatan Beton (DPU, 1995). Beberapa
pertimbangan yang menentukan perlunya membangun sebuah jembatan yaitu:
1. Umur Jembatan sudah terlalu tua sehingga perlu diganti yang baru
2. Diperlukan Jembatan yang sama sekali baru, sebab alat penyebrangan yang
ada (missal:ponton) tidak dapat memenuhi kebutuhan yang ada
3. Pada jalan yang sama sekali baru, diperlukan membangun jembatan yang
baru
Dalam merencanakan sebuah jembatan, diperlukan data untuk proses
perencanaan antara lain:
a. Lokasi jembatan: 1) Topografi; 2) Lingkungan; 3) Tanah Dasar
b. Keperluan: Melintasi sungai, jurang/lembah, jalan rel kereta api dll.
c. Bahan struktur : 1) Karateristik; 2) Ketersediaan; 3) Peraturan yang berlaku.
Diagram alir perencanaan jembatan ditunjukkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Diagram Alir Perencanaan Jembatan

12
3.2.Kriteria Perancangan
3.2.1. Penyesuaian Bentuk Jembatan Real Menjadi Jembatan Model

Gambar 3.2 Penyesuaian Konfigurasi Jembatan Sebenarnya menjadi Model


3.2.2. Pemilihan Bentuk Rangka
Pemilihan bentuk jembatan”Titian Tangguh” ini didasarkan pada
beberapa aspek yaitu kekuatan, keindahan dan efisiensi yang dijelaskan sebagai
berikut:
1. Konfigurasi Struktur

Gambar 3.3 Konfigurasi Struktur Jembatan Titian Tangguh


Konfigurasi struktur jembatan “Titian Tangguh” didasarkan pada bentuk
segitiga dan letter K. yang kemudian transformasi menjadi bentuk jembatan K-truss
dan tipe rangka segitiga di tepi. Dengan bentuk konfigurasi ini diharapkan dapat
meningkatkan kekokohan dan berat struktur yang ringan.

13
2. Filosofi Jembatan
Jembatan “Titian Tangguh” ini direncanakan terletak di, Jl. Panji Ulung,
Panjeng, Jenangan, Kabupaten Ponorogo menggantikan Jembatan Sraten yang
kondisinya cukup memprihatinkan.

Gambar 3.4 Kondisi Jembatan di Panjeng, Jenangan, Kab. Ponorogo


3. Pemilihan Desain Jembatan “Titian Tangguh”
Pemilihan desain jembatan digunakan metode parametrik antara lendutan
dan berat Jembantan. Dimana perbandingan dilakukan dengan Analisa Program
SAP 2000 dengan menggunakan profil yang sama yaitu profil hollow 25x25x2.
Perbandingan metode parametrik disajikan dalam tabel 3.1 yang kami sajikan
dalam lampiran.
3.2.3. Material Jembatan, Pemilihan Profil dan Alat Penyambung
1. Material Jembatan
Material jembatan “Titian Tangguh” menggunakan material baja yang
memiliki kekuatan BJ 37 yaitu baja yang memiliki tegangan leleh putus minimum
fu=370 MPa dan tegangan leleh minimum fy = 240 MPa serta memiliki nilai
regangan minimum 20% (SNI-1729-2002 Tabel 5.3)
2. Pemilihan Profil
Untuk jembatan model “Titian Tangguh” ini kami mengaplikasikan profil
baja hollow segiempat (square hollow section) sebagai profil batang tegak
sedangkan untuk gelagar atas, gelagar bawah dan batang diagonal yang memiliki
nilai tekan dan tarik yang besar kami mengaplikasikan profil hollow persegi
panjang (rectangular hollow section).

Gambar 3.5 Profil Baja Segiempat Gambar 3.6 Profil Persegi Panjang

14
3. Alat Penyambung
Menyesuaikan dengan peraturan KJI-XII kategori Rangka Baja Jalan Raya
sambungan jembatan model 4 meter digunakan sambungan baut dan pelat baja
sebagai sambungan antar member dan sambungan las sebagai sambungan di dalam
member.

Gambar 3.7 Mur dan Baut Gambar 3.8 Sambungan Las


3.3.Medelisasi Struktur, Analisa Struktur dan Sambungan
3.3.1. Data Perencanaan

Nama jembatan : Titian Tangguh Jenis jembatan : Through Type


Material : Baja BJ 37 Tumpuan : Sendi-Rol
Lebar jembatan : 0,62 m Sambungan : Mur-baut; las (member)
Bentang Jembatan : 4,0 m Lantai kendaraan :Multiplek 10 mm
Tinggi rangka : 0.55 m Profil: Rectangular dan square hollow
3.3.2. Perencanaan dan Perhitungan Gelagar Melintang
1. Pembebanan
Pembebanan untuk Jembatan Model diuraikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 3.1 Pembebanan Jembatan Model 4 Meter
Beban Mati
Beban Multiplek 10 mm = berat jenis multiplek x volume multiplek
(jarak antar gelagar λ = 1 m) = 650 kg/m3 x 1 m x 0,01 m x 0,6 m = 3,9 kg
Beban Trotoar = berat jenis multiplek x volume multiplek x n
(kayu ringan) = 170 kg/m3 x 1 m x 0,01 m x 0.05 m x 2 = 0.17 kg
Berat Profil (20 x 20 x 1.6) = (Web + Tinggi ) x 2 x L x tebal x Berat Jenis
= (0.02+0.02) m x 2 x 0.62 m x 0.0016 m x 7850 kg/m3= 0.623 kg
TOTAL BEBAN MATI = 3,9 + 0,17 + 0,623 = 4,693 kg
Beban Hidup
Pelat dan Balok Beban = 150 kg
Beban Pekerja Pelaksana = 70 kg
TOTAL BEBAN HIDUP = 150 kg
(beban hidup maximum)

15
2. Kontrol Penampang Gelagar Melintang
Untuk gelagar melintang digunakan profil baja hollow square ukuran
20x20x1,6 dimana diketahui:
Axial (Nu) = - kg Geser (Vu) = 74,69 kg Momen (Mu) = 11.58 kgm
L = 620 mm ix = iy = 7,54 mm A = 117,76 mm2
b = 20 mm Ix = Iy = 6695,05 mm4 Zx = 669,505 mm3
W = 0,92 kg/m Sx = 814,592 mm3 t = 1,6 mm
Kontrol Penampang:
𝑏 200 20 200
≤ → ≤ →12,5≤ 12,9 ……..(SNI 03-1729-2002 tabel 7.5.1) (OK)
𝑡 √𝑓𝑦 1,6 √240

Mn = Mp < 1,5 My ……………………….……(SNI-0301729-2002 pasal 8.2.1)


Mp = Zx.fy = 669,505 mm3 x 2400 kg/cm2 = 1606,812 kg.cm
1,5 My = 1,5 Sx.fy = 1,5 x 814,592 mm3 x 2400 kg/cm2 = 2932,53 kg.cm
Mp < 1,5 My (OK)
Mu ≤ øMn ………………………………….(SNI 03-1729-2002 pasal 8.3.1)
11,58 kgm ≤ 0.9 x 16,068 kgm → 11,58 kgm ≤ 14,46 kgm (OK)
Kontrol Lendutan:
f ijin = 1/240.B…………………..…(SNI 03-1729-2002 pasal 6.4.3 tabel 6.4.1)
f ijin = 1/240 x 0.62 = 0,259 cm
5 𝑞𝐿4
f max = 𝑥 …………………………………..(LRFD SNI-03-1729-2002)
384 𝐸.𝐼𝑥
5 (2,41+0,0092)𝑥0.624
f max = 𝑥 = 3,348 x 10-10 cm
384 2𝑥106 .66,9505

Kontrol Geser:
Vu ≤ øVn…………………………….……(SNI-03-1729-2002 pasal 8.8.1)
Vu ≤ 0.6 fy Aw……………………….….(SNI-03-1729-2002 pasal 8.8.3)
Aw = t x d x 2 = 1,6 x 20 x 2 = 64 mm2 = 0.64 cm2
øVn = 0,6 x 2400 x 0,64 = 921,6 kg → Vu = 74,69 kg < øVn = 921,6 kg (OK)
Berdasarkan perhitungan kontrol diatas, maka profil hollow square ukuran
20x20x1,6 mm dapat digunakan sebagai gelagar melintang jembatan model 4 meter.
3.3.3. Perencanaan Rangka Utama
Dari pembebanan yang diinputkan pada program SAP 2000 yang terdiri
dari beban mati dan beban hidup sehingga didapatkan output aksial maksimal yang
terdapat pada frame. Berikut tabel hasil output menggunakan program SAP 2000.

16
Tabel 3.2 Gaya Aksial Maksimum Batang
No Batang Gaya Aksial (kg) (1D+1L)
1 Bawah 137,44 (Tarik)
2 Atas 212,16 (Tekan)
3 Vertikal 46,44 (Tarik)
4 Diagonal 100,81 (Tekan)
3.3.3.1. Kontrol Batang Bawah
Diketahui :
Pu = 137,44 kg ( Batang Tarik), Lk = 1 m = 1000 mm
Direncanakan batang bawah jembatan model 4 meter menggunakan
Profil Hollow 40x20x1,6 dengan spesifikasi sebagai berikut:
Ag = 1,8176 cm2 ix = 1,42 cm Sx = 1,844811 cm3
Ix = 36,89622 cm3 iy = 0,82 cm Zx = 2,31219 cm3
Iy = 12,125662 cm3 fy = 2400 kg/cm2
Kontrol Kelangsingan
𝐿𝑘
λ max = < 240……………………….(SNI-03-1729-2002 pasal 7.6.4)
𝑖𝑦
100
λ max = = 121,95 < 240 (OK)
0,82
Kontrol Kekuatan Leleh
øNn ≤ ø.fy.Ag………………………….(SNI-03-1729-2002 pasal 10.1)
øNn = 0,9 x 2400 x 1,8176
øNn = 3926,016 kg > Nu = Pu = 137,44 kg (OK)
Kontrol Kekuatan Putus
Pu ≤ ø fu Ae …………………………..(SNI-03-1729-2002 pasal 10.2)
Pn = 0,75 x 3700 x 0,75 x 1,8176 = 3782,88 kg
Pn = 3782,88 kg > Pu = 137,44 kg (OK)
3.3.3.2. Kontrol Batang Atas
Diketahui :
Pu = 212,16 kg (Batang Tekan), Lk = 1 m = 1000 mm
Direncanakan batang bawah jembatan model 4 meter menggunakan
Profil Hollow 40x20x1,6 dengan spesifikasi sebagai berikut:
Ag = 1,8176 cm2 ix = 1,42 Sx = 1,844811 cm3
Ix = 36,89622 cm3 iy = 0,82 Zx = 2,31219 cm3
Iy = 12,125662 cm3 h = 40 – 2 x 1,6 = 36,8 mm

17
Kontrol Kelangsingan Penampang
𝑏𝑓 20 𝑏𝑓 250
Sayap : = = 12,5 <
𝑡𝑓 1,6 𝑡𝑓 √𝑓𝑦
250 250 Penampang
= = 16,14
√𝑓𝑦 √240
tidak langsing !!!
ℎ 36,8 ℎ 665
Badan : = = 23 <
𝑡𝑤 1,6 𝑡𝑤 √𝑓𝑦
665 665
= = 42,92
√𝑓𝑦 √240

Kontrol Kelangsingan Struktur


0,8 𝑥 100
Sumbu x : λx = = 56,34
1,42
0,8 𝑥 100
Sumbu y : λy = = 97,56 (menentukan)
0.82

λ 𝑓𝑦 97,56 2400
λc = √ = √ = 1,076 → [0,25 < λc < 1,2]
𝜋 𝐸 𝜋 2𝑥106

1,43 1,43
ω= = = 1,626
1,6−0,67 λc 1,6−0,67 𝑥 1,076
𝑓𝑦 2400
Pn = Ag = 1,8176 = 2682,8 kg
ω 1,626

ø Pn = 0,85 x 2682,8 = 2280,38 kg > Pu = 212,16 kg (OK)


3.3.3.3. Kontrol Batang Vertikal
Diketahui :
Pu = 46,44 kg ( Batang Tarik), Lk = 0,55 m = 550 mm
Direncanakan batang bawah jembatan model 4 meter menggunakan Profil
Hollow 20x20x1,6 dengan spesifikasi sebagai berikut:
Ag = 0,177 cm2 ; ix = 0,754 cm; Iy = 6,695 cm3; Ix = 6,695; cm3; iy = 0,754 cm
Karena batang vertical merupakan batang tarik maka metode
perhitungan dapat dilihat pada perhitungan control batang bawah pada bagian
sebelumnya. Dari perhitungan diperoleh hasil.
Pn = 368,38 kg > Pu = 46,44 kg (OK)
3.3.3.4. Kontrol Batang Diagonal
Diketahui : Pu = 100,81 kg ( Batang Tekan), Lk = 1,037 m = 1037 mm
Direncanakan batang diagonal jembatan model 4 meter menggunakan Profil
Hollow 40x20x1,6 yang sama dengan batang atas jembatan sehingga cara
perhitungan control profil dapat dilihat pada bagian sebelumnya.
ø Pn = 0,85 x 2682,8 = 2280,38 kg > Pu = 100,81 kg (OK)

18
3.3.4. Desain Komponen dan Sambungan
3.3.5. Perhitungan Sambungan Tipe Las
Salah satu tipe sambungan dalam perencanaan jembatan model
menggunakan sambungan yang las, diambil salah satu sample member yang
memiliki gaya terbesar dengan rincian data sebagai berikut:
Member hollow segiempat → Du = 0,71 kg Plat penyambung t = 1,6 mm
Mu = 17,83 kg.cm
Syarat tebal→ a min = 6 mm, a max = 16 – 1,6 = 14,4 mm
𝑓𝑢 3700
a ef maks. = 1,41 𝑡 = 1,41 𝑥 𝑥1,6 = 15,04 mm
𝑓 𝐸70𝑥𝑥 70 𝑥 79,3
𝑀𝑢 17,83
Tu = = = 9,7 kg
𝑑 20−1,6

Dipakai (misal)
a=1 cm → tc = 0,707
𝑇𝑢 9,7
Lperlu ≥ = = 6,195 x 10-3 cm
𝑡𝑐 ∅𝑓𝑛 0,707 𝑥 0,75 𝑥70𝑥70,3𝑥0,6

Digunakan L = w + 2l → L = 20 + 2.20 = 60 mm = 6 cm
6,195 𝑥10−3
a perlu = = 1,03 x 10-3 cm →Digunakan a min = 6 mm
6

Kontrol pelat simpul


l < 1,5w → 𝜇 = 0,75
Leleh : Pn = 0,9 x 1,6 x 15,04 x 2400 = 64938,24 kg
Putus : Rn = 0,75 x 0,75 x 1,6 x 15,04 x 3700 = 50083 kg (menentukan)
Tu = 9, 7 Kg < Rn ………..(OK)
3.3.6. Perhitungan Sambungan Baut
Untuk sambungan antar member jembatan “Titian Tangguh” ini digunakan
baut ukuran M8 yang tersedia di pasaran. Berikut spesifikasi alat sambung yang
digunakan. Baut M8 BJ 50 Plat Sambung BJ 37
db = 8 mm Tp = 2 mm Ab= 50,24 mm2
fyb = 2400 kg/cm2 fu= 3700 kg/cm2 fub= 5000 kg/cm2
Perhitungan Kuat Baut M8
Pu = 212,16 kg (Tekan) (Pu batang terbesar)
Kuat Ijin 1 baut

Vd = 0,75 x 0,4 x 5000 kg/cm2x 0,5024 cm2 x 2= 1507,2 kg (menentukan)

19
Kuat Tumpu 1 baut

Rd = 0,75 x 2,4 x 0.8 cm x 0.2 cm x 5000 kg/cm2 = 1440 kg


Kuat tarik 1 baut

Tn = 0,75 x 0.75 x 5000 kg/cm2 x 0,5024 cm2 = 1413 kg


Jumlah baut yang dibutuhkan
𝑃𝑢 212,16
N= = = 0,14 ~ digunakan 2 buah baut M8 untuk tiap sambungan
𝑉𝑑 1507,2

Syarat jarak baut


3d ≤ S ≤ 15 tp 1,5d ≤ S1 ≤ (4tp+100) atau 200 mm
24 mm ≤ S ≤ 30 mm 12 mm ≤ S1≤ 108 mm
Digunakan 2 baut dengan konfigurasi seperti pada gambar
dibawah pada halaman lampiran.
3.3.5. Analisa Lendutan dan Berat Jembatan
Analisa Lendutan Jembatan Model kami menggunakan program bantu
SAP 2000 dan diperoleh hasil 1,4 mm

Gambar 3.9 Analisa Defleksi Jembatan Model

Jembatan “Titian Tangguh” di desain se-efisien mungkin dengan


mengutamakan kekohohan yang diukur dari lendutan maksimal di tengah bentang
serta berat jembatan. Berdasarkan hasil Analisa SAP 2000 diperoleh hasil berat
jembatan yaitu 55,47 + 10 % berat sambungan = 61, 017 kg
3.4.Kesesuaian Perancangan Dengan Tema KJI-XIII
3.4.1. Pengaplikasian Wawasan Nusantara Pada Perancangan Jembatan
1. Inspirasi Pembuatan Konfigurasi Jembatan

20
Jembatan “Titian Tangguh” merupakan jembatan yang terinspirasi dari suatu
kebudayaan di salah satu daerah di Jawa Timur yaitu Reog Ponorogo. Konfigurasi
struktur dari rangka jembatan “Titian Tangguh” didasarkan pada kekuatan yang
mengimplementasikan kesaktian Raja Kelaswandana yang berhasil mempersunting
Dewi Songgolangit setelah berhasil mengalahkan Singabarong. Selain itu
konfigurasi struktur yang dibentuk arch mengimplementasikan keanggunan bulu
merak pada Topeng Dadak Merak, yaitu topeng terbesar dalam kesenian Reog
Ponorogo.

Gambar 3.10 Topeng Dadak Merak dan Konfigurasi Jembatan


2. Aplikasi Kebudayaan Daerah Pada Unsur Jembatan
Daerah Kab. Ponorogo merupakan salah satu daerah karesidenan dan memiliki unsur
kebudayaan yang sangat kental. Salah satu unsur kebudayaan yang khas adalah topeng
dan oleh-oleh bertemakan reog. Agar menjadi sebuah daya tarik wisata dan icon
masyarakat, jembatan “Titian Tangguh” ini akan diberikan unsur budaya berupa motif
reog pada lampu hias sepanjang jembatan “Titian Tangguh”.

Gambar 3.11 Lampu Hias yang diberikan ornament berupa Kepala Reog

21
BAB IV
METODE PERAKITAN MODEL JEMBATAN
4.1. Diagram Alir Metode Perakitan Jembatan

Gambar 4.1 Diagram Alir Metode Perakitan Jembatan Model


4.2 Metode Perakitan Jembatan Model
Sebelum menguraikan metode perakitan jembatan model perlu dilakukan
pembagian member jembatan. Pembagian member jembatan model “Titian Tangguh”
dideskripsikan melalui gambar (Lihat Lampiran)
Metode perakitan jembatan model “Titian Tangguh” bentang 4 meter
dilaksanakan dengan metode konfigurasi 3 orang berada pada satu sisi sungai.

Gambar 4.2. Konfigurasi 3-0 dalam metode perakitan

22
Adapun garis besar metode perakitan jembatan model bentang 4 meter adalah
sebagai berikut:
1. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan yang termasuk ke dalam alokasi waktu lomba adalah doa dan
pemasangan toolbag yang berisi toolkit dan baut serta mur.
2. Perakitan Jembatan 3/4 Bentang
Pekerjaan perakitan yang dilakukan pada seperempat bagian pertama jembatan
bagian yang akan diletakkan di sebrang sungai.
3. Perakitan Jembatan 1/2 Bentang
Pekerjaan perakitan yang dilakukan pada seperempat bagian pertama jembatan
bagian yang akan diletakkan di sebrang sungai.
4. Perakitan Jembatan 1/4 Bentang
Pekerjaan perakitan yang dilakukan pada seperempat bagian jembatan bagian yang
akan diletakkan di abutmen sisi sungai pekerja.
5. Proses Launching Jembatan ke Abutmen
Proses launching dilakukan dengan mengangkat jembatan menuju abutmen di
sebrang sungai tanpa melewati sungai.
6. Pekerjaan Pelat Lantai Kendaraan
Proses pengerjaan pelat lantai dilakukan dengan pemotongan multiplek 10 mm
120x240 menjadi 2 bagian ukuran 60 x 240 dan 60x160. Setelah itu dilanjutkan
dengan pemasangan stiker motif jalan raya ke pelat lantai.
7. Pemasangan Ornamen
Ornamen dipasang menggunakan lem pada pelat lantai.
8. Pembersihan Area Kerja
Untuk Menjaga kebersihan site plan perlu dilakukan pekerjaan pembersihan setelah
semua pekerjaan utama dilakukan.
Uraian metode perakitan Jembatan “Titian Tangguh” diuraikan dalam tabel dan
gambar pada lampiran.
4.3 Alat K3
Dalam setiap pekerjaan konstruksi perihal keselamatan kerja adalah salah
satu hal yang penting.. Antara lain disajikan dalam tabel dibawh ini.

23
Tabel 4.1. Tabel Peralatan dan Instrumen K3
No Perlengkapan Gambar No PERLENGKAPAN GAMBAR
1 Safety shoes 12 Bendera Merah
Putih

2 Masker 13 Bendera K3

3 Baju kerja 14 Bendera


Kontraktor

4 Sarung tangan 15 Spanduk K3

5 Full body 16 Papan Info K3


hareness

6 Kacamata 17 Rambu-rambu
kerja proyek

7 Penutup 18 Barikade +
telinga safety line tape

8 Helm kerja 19 APAR

9 Tas kerja 20 Poster proyek

10 Tempat 21 Segitiga
sampah pengaman

11 Toolkit 22 Kotak P3K +


(kunci + tang) kelengkapannya

24
BAB V
METODE PERAWATAN DAN PERBAIKAN JEMBATAN SEBENARNYA
5.1 Latar Belakang Perawatan dan Perbaikan
Peningkatan volume kendaraan bermotor menyebabkan peningkatan
penggunaan infrastruktur transportasi terutama jembatan. Peningkatan ini berdampak
pada naiknya risiko kerusakan jembatan. Umur jembatan yang telah direncanakan
dapat berkurang apabila sering terjadi kerusakan pada jembatan. Guna meminimalisir
kerusakan dan hal-hal yang tidak diinginkan, maka diperlukan perawatan dan
perbaikan berkala pada jembatan.
5.2 Metode Perawatan Jembatan
5.2.1 Pengecatan Jembatan

Gambar 5.1 Pengecatan Jembatan

Peningkatan volume kendaraan mengakibatkan meningkatnya kandungan gas


CO di udara. Kadar gas CO yang bertemu dengan air menyebabkan perkaratan pada
besi. Akibat dari perkaratan besi ini adalah berkurangnya luas penampang besi yang
kemudian mengurangi kekuatan dari struktur jembatan. Solusi dari permasalahan
diatas adalah dengan melakukan pengecatan berkala. Tujuan dari pengecatan ini untuk
melapisi baja dengan material yang dapat menghambat proses oksidasi. Selain karena
harganya yang murah, pengecatan juga meningkatkan estetika jembatan.
5.2.2 Pelapisan Aspal

Gambar 5.2 Pelapisan Aspal

25
Intesitas kendaraan yang tinggi menyebabkan lapisan aspal lebih cepat dan
mudah terkikis dan menimbulkan lubang sehingga kenyamanan berkendara terganggu
serta berbahaya bagi pengendara. Solusi dari permasalahan diatas adalah melakukan
pelapisan aspal secara berkala..
5.3. Metode Perbaikan Jemabatan
5.3.1 Prategang Eksternal

Gambar 5.3 Sketsa Prategang Ekstrenal Gambar 5.4 Deviator Prategang Eksternal

Apabila terjadi kerusakan pada jembatan, dapat dilakukan perbaikan maupun


perkuatan dengan metode prategang eksternal. Bagian bawah rangka eksisting diberi
deviator yang kemudian dipasang kabel tendon yang diangkur pada bagian portal akhir
jembatan atau bagian perletakan jemabatan. Metode ini mudah dilaksanakan di
lapangan.
5.3.2 Penambahan Rangka

Gambar 5.5 Rangka Tambahan

Perbaikan ataupun perkuatan yang kedua adalah dengan memberi rangka


tambahan pada bagian bawah jembatan guna menambah kekuatan jemabatan yang
sudah ada. Metode ini dimulai dengan merakit rangka baru dibawah jembatan
eksisting. Setela itu rangka baru akan menopang rangka lama jembatan.

26
BAB VI
RENCANA ANGGARAN BIAYA PEMBUATAN MODEL JEMBATAN
Untuk membuat jembatan model ukuran empat meter dari Jembatan “Titian
Tangguh” direncanakan anggaran biaya sebesar Rp.8.200.000,- seperti ditunjukkan
pada Tabel 6.1 dibawah ini.
Tabel 6.1. Rencana Anggaran Biaya Jembatan Model
No Jenis Kebutuhan Jumlah Satuan Harga Satuan (Rp) Total (Rp)
1 Bahan Baku
1.1 Hollow P. Panjang 40x20x1,6 5 Batang (6 m) 97.200 486000
1.3 Hollow Segiempar 20x20x1,6 2 Batang (6 m) 67.000 134000
1.4 Baut dan Mur M8 124 Buah 2500 310000
2 Perakitan
2.1 Tool Kits 3 Set 155.000 465.000
3 Perlengkapan K3 Peserta
3.1 Baju Kerja 3 Buah 100.000 300.000
3.2 Helm 3 Buah 50.000 150.000
3.3 Penutup Telinga 3 Set 15.000 45.000
3.4 Full Body Harness 3 Set 400.000 1.200.000
3.5 Sarung Tangan 3 Pasang 10.000 30.000
3.6 Kacamata Kerja 3 Buah 50.000 150.000
3.7 Sepatu Safety 3 Pasang 200.000 600.000
3.8 Masker 3 Buah 10.000 30.000
3.9 Tas Kerja 3 Buah 50.000 150.000
4 Perlengkapan K3 Area Kerja
4.1 Tali Pembatas Area Kerja 1 Gulung 60.000 60.000
4.2 Papan Petunjuk Keselamatan 2 Papan 100.000 200.000
4.3 Rambu/Lampu Keselamatan 2 Set 55.000 110.000
4.4 Heavy Duty Barricade Mesh 1 Gulung 910.000 910.000
4.5 Tempat Sampah 3 Buah 30.000 90.000
5 Upah Pekerja
5.1 Tukang Besi 2 Orang 1.500.000 3.000.000
5.2 Tukang Cat 1 Orang 500.000 500.000
Jumlah Total Biaya 8.200.000

27
BAB VII
PENUTUP
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan mengenai perencanaan jembatan ukuran sebenarnya
40 m dan jembatan model ukuran 4 m, kami simpulkan beberapa poin penting
mengenai perencanaan Jembatan Sabrang Samodra kami yaitu :
1. Secara keseluruhan, baik tarik maupun tekan dalam sistem rangka batang
Jembatan Sabrang Samodra telah memenuhi syarat, dengan lendutan di
tengah bentang, yaitu 1,4 mm. Kemudian berat sendiri struktur prototipe
cukup ringan yaitu 61,017 kg. Hasil tersebut kami peroleh berdasarkan
Analisa menggunakan program bantu SAP 2000.
2. Untuk waktu yang dibutuhkan dalam proses perakitan jembatan model
yaitu selama 40 menit dengan biaya total yang diperlukan untuk membuat
jembatan model sebesar Rp 8.200.00,00 (Delapan Juta Dua Ratu Ribu
Rupiah) yang meliputi prototipe jembatan model sendiri, K3 peserta dan
upah pekerja.
3. Kesesuaian perencanaan jembatan Titian Tangguh dengan tema kompetisi
KJI-XIII yaitu “Kokoh, Ringan, Berestetika dan Berwawasan Nusantara”
kami tunjukkan dalam beberapa poin penting sebagai berikut :
Kriteria Kokoh ditunjukkan dengan nilai lendutan struktur
jembatan yang kecil atau kurang dari lendutan ijin.
Kriteria Ringan ditunjukkan dengan berat total struktur jembatan
yang ringan atau dalam kompetisi kali ini kurang dari 61,017 kg.
Kriteria Estetis kami tunjukkan dengan menerapkan
kombinasi Arch dan K-Truss pada konfigurasi jembatan
Konsep Wawasan Nusatara, kami tunjukkan dalam bentuk
inspirasi bentuk jembatan dan ornament dari Kesenian Tradisional
Reog Ponorogo.

28
DAFTAR PUSTAKA
Badan Litbang PU Departemen Pekerjaan Umum. 2004. Perencanaan Struktur Beton
Jembatan (RSNI T-12-2004). Jakarta : Badan Standardisasi Nasional
(BSN).
Badan Litbang PU Departemen Pekerjaan Umum. 2005. Perencanaan Struktur
Beton Jembatan (RSNI T-03-2005). Jakarta : Badan Standardisasi Nasional
(BSN).
Badan Litbang PU Departemen Pekerjaan Umum. 2005. Standart Pembebanan
Untuk Jembatan (RSNI T-03-2005). Jakarta : Badan Standardisasi
Nasional (BSN).
Badan Litbang PU Departemen Pekerjaan Umum. 2002. Perencanaan Struktur
Baja (SNI 03-1729-2002). Jakarta : Badan Standardisasi Nasional (BSN).
Badan Litbang PU Departemen Pekerjaan Umum. 2002. Tata cara Perhitungan
Struktur Beton (SNI 03-2847-2002). Jakarta : Badan Standardisasi
Nasional (BSN).
Anonim. 2015. Terjemahan : STEEL CONSTRUCTION TODAY & TOMORROW
(No. 44 April 2015). Jakarta : Federasi Besi dan Baja Jepang dan
Masyarakat Konstruksi Baja Jepang
Badan Litbang PU Departemen Pekerjaan Umum. 2005. Pembebanan untuk Jembatan
(SNI 03-1725-2016). Jakarta : Badan Standardisasi Nasional
(BSN).

29

Anda mungkin juga menyukai