Anda di halaman 1dari 75

Daftar Isi

PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 2
JEMBATAN I: JEMBATAN NGRAME 1 .................................................................................... 3
JEMBATAN II: JEMBATAN NGRAME 2 ................................................................................. 13
JEMBATAN III: JEMBATAN NGRAME V............................................................................... 21
JEMBATAN IV: JEMBATAN NGRAME IV ............................................................................. 29
JEMBATAN V: JEMBATAN KEDUNG LARANGAN............................................................. 39
JEMBATAN VI: JEMBATAN REL LATEK, BANGIL ............................................................. 46
JEMBATAN VII: JEMBATAN BAYEMAN .............................................................................. 50
JEMBATAN VIII: JEMBATAN REL KERETA RANGKA + PLATE GIRDER ...................... 54

1
PENDAHULUAN

Jembatan adalah suatu struktur yang melintaskan alur jalan melintasi rintangan yang
ada tanpa menutupnya. Jenis rintangannya antara lain sungai, lembah, jurang, saluran
irigasi, jalan raya, jalan kereta api, laut dan selat serta jembatan itu sendiri. Jembatan pun
memiliki banyak jenisnya antara lain jembatan kayu (log bridge), jembatan rangka (Truss
Bridge), jembatan alang (beam bridge), jembatan gerbang tertekan (Compression arch
bridge), jembatan gantung (suspension bridge), jembatan kabel penahan, jembatan
penyangga (cantilever bridge), jembatan angkat dan jembatan bambu.
Jembatan Rangka Batang terdiri dari dua rangka bidang utama yang diikat
bersama dengan balok-balok melintang dan pengaku lateral. Rangka batang pada umumnya
dipakai sebagai struktur pengaku untuk jembatan gantung konvensional, karena memiliki
kemampuan untuk dilalui angin (aerodinamis) yang baik. Beratnya yang relatif ringan
merupakan keuntungan dalam pembangunannya, dimana jembatan bisa dirakit bagian demi
bagian.
Jembatan rangka batang jarang terlihat memiliki estetika yang baik, namun untuk
jembatan rangka yang panjang dan besar faktor itu tidak begitu kentara karena pengaruh
visual dalam skala besar.
Oleh karena pentingnya jembatan tersebut bagi kita semua maka dilakukan
kunjungan dalam kuliah lapangan kali ini guna peninjauan dan pengenalan lebih dekat
tentang elemen konstruksi rangka batang pada jembatan.
Elemen rangka batang pada jembatan terdiri dari : rangka batang utama, gelagar
memanjang dan melintang , ikatan angin, dan sambungan. Keseluruhan elemen ini penting
guna terciptanya struktur jembatan yang stabil.
Sambungan adalah elemen terkecil dalam jembatan. Ini menjadi penting karena
dengan mempelajari sambungan akan membuat kita mengerti bagaimana melengkapi
elemen yang lain menjadi ideal. detail pun sangat penting guna menopang kekutan struktur
jembatan itu sendiri.

2
JEMBATAN I: JEMBATAN NGRAME 1
1.1 Lokasi Jembatan Ngrame 1

Lokasi Jembatan : Jalan Krian-Mojosari, Pungging, Mojokerto, Jawa Timur

1.2 Sistem Struktur Jembatan

Gambar: Rangka Jembatan Ngrame 1


Jembatan Ngrame 1 ini memiliki sistem struktur sebagai berikut:
 Jembatan Rangka Baja Tertutup tipe Warren
 Bentang jembatan 45 m

3
 =5 m
 Lebar jalan 7 m
 Lebar kerb 90 cm, tebal 20 cm
 Tinggi bebas = 3 m
 Memiliki ikatan angin dengan bentuk K

1.2.1 Struktur Sekunder

Gambar: Struktur Sekunder Jembatan


Detail pada struktur sekunder:
 Pelat lantai kendaraan dari beton dengan tebal 40 cm
 Mengunakan bondek sebagai bekisting pelat

1.2.2 Sambungan Portal Akhir

4
Gambar: Sambungan Portal Akhir
Detail pada sambungan portal akhir:
 Jumlah baut 38 x 2 (belakang) = 76 buah
 Diameter baut 2 cm
1.2.3 Sambungan Portal Batang Tengah

Gambar: Sambungan Portal Batang Tengah

5
Detail pada Sambungan Portal Batang Tengah
 Jumlah baut 34 x 2 (belakang) = 68 buah
 Diameter baut 2 cm

1.2.4 Sambungan Portal Tengah Bawah

Gambar: Sambungan Portal Tengah Bawah


Detail pada Sambungan Portal Tengah Bawah
 Jumlah baut 60
 Diameter baut 2 cm

1.2.5 Sambungan Portal Akhir Bawah

6
Gambar: Sambungan Portal Akhir Bawah
Detail pada Sambungan Portal Akhir Bawah:
 Jumlah baut 47 buah
 Diameter baut 2 cm

7
1.2.6 Perletakan

Gambar: Perletakan Jembatan


Detail Perletakan Jembatan:
 Perletakan berupa elastomer
 Dimensi elastomer : 850mm x 450mm x 300mm

1.2.7 Dimensi Rangka Jembatan

8
Gambar: Rangka Jembatan Ngrame 1

Detail Rangka Jembatan:


(1) Profil WF tengah dengan ukuran :300 x 250 x 10 x 10
(2) Profil WF ujung dengan ukuran : 300 x 300 x 20 x 20
(3) Profil WF balok memanjang dengan ukuran :300 x 250 x 20 x 20
(4) Profil WF balok melintang dengan ukuran :755 x 300 x 20 x 20

1.2.8 Sambungan Balok Melintang dan Memanjang

Gambar: Sambungan Balok Melintang dan Memanjang

1.2.9 Sambungan Balok Utama dan Memanjang

Gambar: Sambungan Balok Utama dan Memanjang

9
Detail Sambungan Balok Utam dan Memanjang:
 Terdapat lubang karena bagian tersebut dipotong akibat elevasi
balok utama dan memanjang sama (sejajar)
 Menggunakan sambungan las dan baut

10
1.2.10 StrukturPendekat

Gambar: Struktur Pendekat Jembatan


Detail Struktur Pendekat:
 Lebar 78 cm (Jarak antar besi 4 cm)

1.3 Masalah yang ada di Jembatan Ngrame 1

11
Gambar: Perbaikan Jembatan

Masalah:
 Beton jalan yang menjadi tumpuhan kendaraan banyak mengalami kerusakan
bahkan jebol
 Setidaknya ada tujuh titik beton jembatan mengalami kerusakan. Ukurannya
bervariatif. Mulai dari satu meter persegi hingga satu meter dengan panjang
30 meter
 Total panjang 57 meter, dengan rata-rata lebar 1 meter memanjang yang
banyak

Sumber masalah: https://www.jawapos.com/radarmojokerto/read/2018/04/19/66368/beton-


jembatan-sepanjang-57-meter-jebol-akses-ditutup-total

12
JEMBATAN II: JEMBATAN NGRAME 2

2.1.Data Jembatan
Nama Jembatan : Jembatan 2 ( Jembatan Ngrame)
Lokasi : Lokasi 1 (Jl. Krian-Mojosari, Bangun, Pungging, Mojokerto)

1 2

Gambar 1. Letak jembatan lokasi 1 jembatan 2

2.2.Sistem Struktur
Sistem Struktur yang digunakan adalah Jembatan Rangka Baja Tertutup dengan tipe Warren
Truss

Gambar 2. Jembatan Rangka Baja Tertutup dengan tipe Warren Truss

Data Jembatan :
1. Panjang jembatan : 5m x 9m
2. Panjang bentang :5m
3. tinggi jembatan :7m

13
4. lebar jembatan :9
5. jumlah bentang : 4 bentang
6. tipe jembatan : Warren Truss
7. Lebar Kerb : 0,94 m

2.3.Struktur Sekunder

a. Pelat Balok Melintang


Profil yang digunakan : WF 600 x 220 x 20 x 20
b. Pelat Balok Memanjang tepi
Jumlah : 2
Profil yang digunakan : WF 380 x 180 x 10 x10
c. Pelat balok Memanjang Tengah
Jumlah : 3
Profil yang digunakan : WF 520 x 200 x 10 x 10
d. Bondex + Pelat

6cm
8cm

D C
B A

e. Ikatan Angin
Ikatan Angin yang ada adalah hanya ikatan angin atas. Berbentuk ikatan angin silang.

14
2.4.Struktur Utama
Pada umumnya sebuah konstruksi jembatan rangka batang dengan material baja
menggunakan profil WF. Karena selain lebih kuat juga memudahkan dalam penyambungan
antar elemen batang dan memiliki harga lebih ekonomis karena mudah dijumpai di pasaran.
untuk jembatan yang akan di tinjau pada makalah ini keduanya mengungunakan profil WF
untuk konstuksi Gelagar memanjang, gelagar melintang dan rangka Utama

D C

Gambar 6. Rangka Batang Pemikul Utama

Profil Rangka Utama

15
A : Batang Horizontal Bawah (WF 300 x 300 x 20 x 20) B
: Batang Horizontal Atas (WF 300 x 300 x 20 x 20) C :
Batang Diagonal (WF 200 x 300 x 9 x 5 ) D :
Batang Diagonal (WF 250 x 300 x 10 x 10)

2.5.Sambungan

Sambungan berfungsi sebagai penyaluran beban dari batang yang satu ke batang yang lain.
Secara umum, jembatan ini menggunakan plat dan baut sebagai sambungannya.
Penggunaan plat sebagai sambungan dapat mengakibatkan sobek pada plat (akibat gaya
tarik) dan tekuk (akibat gaya tekan), sedangkan bor atau baut dapat mengakibatkan putus
pada baut (akibat gaya tekan atau tarik). Untuk Dimensi sambungan Menggunakan
diameter baut yang berbeda sesuai dengan gaya yang akan di pikul oleh baut, dengan
diameter yang berbeda jumlah baut yang di gunakan pastinya beragam tetapi harga seiap
baut pastinya akan berbeda pula. Dengan jumlah baut yang sedikit pastinya akan
mengunakan luasan pelat sambung yang sedikit pula. Dengan keanekaragaman tersebut
diperlukan sebuah ketelitian untuk menentukan keekonomisan sebuah sambungan serta
memperhatikan juga kemudahan untuk pelakasanaanya.

a. Sambungan Rangka Utama Atas tengah


Pada sambungan rangka utama atas tengah, batang-batang yang disambung adalah
batang diagonal, batang tepi atas, cross beam dan ikatan angin. Secara keseluruhan
batang-batang tersebut disambung dengan menggunakan plat dan baut.

Jumlah Baut :
Portal ke 3 : 18
Portal ke 4 : 18
Dengan batang
Horizontal 1 : 10
Dengan batang
horizontal 2 : 10

16
b. Sambungan Rangka Utama Bawah Tengah
Pada sambungan rangka utama bawah tengah, batang-batang yang disambung adalah
batang diagonal kiri dan kanan, batang tepi bawah dan balok melintang. Secara
keseluruhan batang-batang tersebut disambung dengan menggunakan plat dan baut.

Jumlah Baut : 60 buah


Ukuran : 1,5 cm

c. Sambungan Balok Melintang dengan Rangka Utama


Untuk sambungan pada balok melintang dengan rangka batang utama pada jembatan
krembung ini disambung dengan menggunakan 2 pelat yang ditempelkan pada kedua sisi
rangka batang utama dan di satukan dengan baut. Bagian pelat salah satu sisi dibuat
menyatu dengan balok melintalalu disambung dengan menggunakan baut pada bagian
pelat dengan rangka batang utamanya.

Jumlah Baut :
Dengan portal
akhir : 22
Dengan batang
horizontal : 18
Dengan balok
melintang : 10
Ukuran : 1,5 cm
17
d. Sambungan Plat Siku Balok Melintang dengan Balok Memanjang
Terdiri dari baja siku dan baut dimana sisi yang satu dari baja siku disambung pada sisi
badan profil balok memanjang dan sisi yang lain dari baja siku tersebut disambung ke
sisi badan profil balok melintang. pada sambungan ini diasumsikan sebagai sambungan
simple connector yaitu sambungan yang tidak memiliki momen pada bagian tepi
sambungannya. Pada sambungan baut kanan dan kirinya terkadang di buat zigzag itu
dilakukan untuk menghemat jarak antar baut dan penggunaan pelat sambung dikarenakan
tinggi Balok menajang yang lebih kecil dibandingkan balok melintang

Jumlah Baut :
Dengan balok
melintang : 5
Dengan balok
memanjang : 5

Ukuran : 1,5 cm

2.6.Perletakkan
Perletakan digunakan sebagai penyalur beban yang di pikul oleh jembatan menuju pondasi.
Pada jembatan krembung sistem perletakan yang di gunakan adalah sendi-rol akan tetapi
jenis perletakan yang digunakan adalah berupa bearing pad yang diletakan di pangkal

18
jembatan sisi sebelah kanan, kiri dan tengah. Pada perletakan bearing pad bagian tengah
selain berfungsi untuk menahan gaya vertikal pada perletakan ini juga di fungsikan untuk
menahan gaya lateral seperti gaya gempa atau angin.

Jumlah : 4

Tebal : 17 cm

19
2.7.Struktur Bawah

Pilar Pada Jembatan

2.8.Kejadian – kejadian

Tidak ada ikatan angin bawah: Ikatan angin pada jembatan rangka baja biasanya terdiri dari
ikatan angin atas dan ikatan angin bawah. Namun, pada jembatan ini hanya terdapat ikatan
angin atas tanpa ikatan angin bawah sama sekali.

20
JEMBATAN III: JEMBATAN NGRAME V
3.1.Data Umum Jembatan
Jembatan yang diamati adalah jembatan Ngrame V yang terletak pada Jl. Krian-Mojokerto.
Jembatan ini digunakan untuk lalu lintas umum jalan raya dengan panjang total jembatan adalah
40 meter dengan total 1 bentang jembatan (single span).
Panjang bentang jembatan : 40 meter
Sistem struktur : Jembatan rangka batang tertutup
Bentuk (tipe) rangka batang : Warren
Material rangka utama : Baja WF 300x300x15x15
Fungsi : Lalu lintas umum jalan raya
Lebar total jembatan : ± 9.2 meter
Lebar lantai kendaraan : ± 7.2 meter
Lebar satu jalur : 3 meter
 :5m
Perletakan : Sendi – rol
(menggunakan elastomer dengan dimensi 40 x 46 x 8.5 cm)

Jembatan Ngrame V

3.2.Struktur Sekunder
a. Pelat lantai kendaraan
Pelat lantai kendaraan menggunakan beton bertulang setebal 50 cm dan juga menggunakan
pelat bondek. Lalu beton bertulang tersebut dilapisi aspal kurang lebih 5 cm. Lantai
kendaraan mempunyai spesifikasi seperti berikut :

21
Lebar lantai kendaraan = 7,2 m
Lebar bahu jalan = 0,6 m (ada di kiri dan kanan)
Lebar lajur kendaraan = 3 m (ada 2 lajur)

b. Balok Memanjang dan Melintang


Balok melintang menggunakan profil WF 650 x 230 x 20 x 20 dan balok memanjang
menggunakan 2 profil yaitu WF 380 x 180 x 8 x 8 dan WF 520 x 220 x 10 x 10. Terdapat
total 5 buah balok memanjang, dengan balok melintang di tiap pelat buhul bagian bawah.
Untuk lebih jelasnya seperti gambar dibawah ini.

Balok memanjang terluar (dengan 3 baut) memakai profil WF 380 x 180 x 8 x 8 dan sisanya
(dengan 5 baut) memakai profil WF 520 x 220 x 10 x 10 dengan jarak seperti pada gambar.

22
c. Ikatan angin
Ikatan angin pada jembatan rangka baja biasanya terdiri dari ikatan angin atas dan ikatan
angin bawah. Namun, pada jembatan ini hanya terdapat ikatan angin atas tanpa ikatan angin
bawah sama sekali. Ikatan angin atas menggunakan tipe ikatan angin silang (berbentuk X).

23
d. Perletakan
Perletakan pada jembatan dulunya memakai perletakan sendi dan rol. Namun, seiring
berkembangnya jaman mulailah dipakai perletakan elastomer pada jembatan. Jembatan
Ngrame V ini pun juga memakai perletakan elastomer dengan ukuran 40 cm x 46 cm x 8,5

24
cm. Penggunaan elastomer dapat meminimalisir kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa
bumi dan getaran seismik dan akustik yang lain.

3.3.Sambungan
Berikut jenis-jenis sambungan yang ada di Jembatan Ngrame .
a. Sambungan antara balok memanjang dengan balok melintang
Pada sambungan ini digunakan sambungan dengan jenis simple connection yang
menggunakan sambungan baut dengan pelat L 50x50x6. Karena terdapat 2 jenis ukuran balok
memanjang, tentunya jumlah baut yang digunakan juga berbeda. Balok memanjang ukuran
kecil menggunakan 3 baut di balok melintang dan 3 baut di balok memanjang, sedangkan
balok memanjang ukuran besar menggunakan 5 baut di balok melintang dan 5 baut di balok
memanjang.

b. Sambungan antara balok melintang dengan gelagar utama


Sambungan antara balok melintang dengan pelat buhul gelagar utama menggunakan
sambungan end plate yang diberi Seat Profil T dibawah balok melintang. Antara balok
melintang dan end plate digunakan sambugan las, sedangkan antara end plate dengan pelat
buhul menggunakan sambungan baut. Untuk meminimalkan terjadinya momen pada
sambungan ini, diberi pengaku di bawah balok melintang berupa Seat Profil T.

25
c. Sambungan rangka utama pada pelat buhul
Sambungan rangka utama pada pelat buhul terdiri dari sambungan balok diagonal dengan pelat
buhul dan sambungan balok horizontal dengan pelat buhul. Terdapat dua pelat buhul yang
digunakan. Sambungan balok diagonal dengan pelat buhul menggunakan 21 baut, sedangkan
sambungan balok horizontal menggunakan menggunakan 10 baut dengan 4 bidang geser, yaitu
2 dengan pelat buhul dan 2 dengan single plate. Selain itu pada setiap ujung-ujung balok
horizontal juga diperkuat dengan sambungan baut yang berjumlah 12 baut, sehingga

26
pada sambungan balok diagonal dengan pelat buhul, jumlah bautnya dapat dikurangi.
d. Sambungan portal akhir
Yang membedakan sambungan akhir dengan sambungan pelat buhul adalah pada sambungan
portal akhir, balok melintang atas menggunakan sistem sambungan end plate, yaitu balok
melintang atas dilas ke end plate, kemudian end plate disambung menggunakan baut. Biasanya
untuk memperkaku sambungan ini, di bawah balok melintang atas diberi Seat Profil T, tetapi
pada Jembatan Ngrame ini tidak ditemukan adanya Seat Profil T pada sambungan portal akhir.

e. Sambungan pelat buhul di tumpuan


Pada umumnya sambungan pelat buhul di tumpuan sama denan sambungan pelat buhul biasa,
tetapi yang membedakan yaitu walaupun balok melintang yang disambung di pelat ini hanya
satu, baut yang digunakan lebih banyak.

27
3.4.Struktur Pendekat
Struktur pendekat pada Jembatan Ngrame V adalah timbunan jalan (oprit). Oprit jembatan adalah
timbunan tanah atau urugan di belakang abutment yang dibuat sepadat mungkin untuk menghindari
penurunan. Oprit biasanya terdiri atas timbunan biasa dan pilihan. Untuk membuat oprit berdiri
kokoh maka dibuatlah tembok penahan tanah yang berfungsi menjaga kestabilan lereng oprit
tersebut.

3.5.Fasilitas Pelengkap
a. Trotoar/Kerb
H = 0,25 m
L=1m
b. Railing
H1 = 30 cm
H2 = 90 cm
c. Drainase

28
JEMBATAN IV: JEMBATAN NGRAME IV
4.1.Jembatan Ngrame IV
Jembatan Ngrame merupakan jembatan penghubung yang berlokasi di jurusan Krian-
Mojosari STA 40 + 050 atau lebih tepatnya di Jl. Pemuda No.88, Ngrame, Pungging,
Mojokerto, Jawa Timur 61384.

Gambar 1. Data Jembatan Ngrame IV

Gambar 2. Tampak Depan Jembatan Ngrame IV

29
4.2.Sistem Struktur
Jembatan rangka umumnya terbuat dari baja, dengan bentuk dasar berupa segitiga. Elemen
rangka dianggap bersendi pada kedua ujungnya sehingga setiap batang hanya menerima
gaya aksial tekan atau tarik saja. Jembatan rangka merupakan salah satu jembatan tertua
dan dapat dibuat dalam beragam variasi bentuk, sebagai gelagar sederhana, lengkung atau
kantilever. Jembatan ini digunakan untuk variasi panjang bentang 50 – 100 meter. Sistem
struktur yang dipakai pada Jembatan Ngrame IV adalah jembatan rangka baja.
Gambar 3. Struktur Jembatan Rangka Baja Ngrame IV

4.3.Struktur Sekunder
a. Pelat Lantai
Pelat lantai menggunakan beton bertulang seperti pada umumnya dan tidak
menggunakan pelat bondeks. Dari pengamatan di lapangan, tinggi kerb sebesar 25 cm
dan tebal pelat lantai sebesar 21 cm, sehingga tinggi total dari pelat lantai sampai kerb
sebesar 46 cm. Untuk lebar kerb sebesar 100cm dan lebar bentang jembatan seluruhnya
sebesar 970 cm. Berikut adalah gambar pengamatannya.

03
Gambar 4. Pelat lantai Jembatan Ngrame IV

Gambar 5. Ilustrasi Pelat Lantai Jembatan Ngrame IV

b. Balok Melintang dan Balok memanjang


Untuk balok melintang, profil yang dipakai adalah profil WF 750x270x20.
Sedangkan balok memanjang terbagi menjadi 2 profil seperti pada Gambar 6. Untuk
profil Balok induk memanjang yang dipakai adalah profil WF
350x350x20,dan profil balok anak memanjang dipakai WF 300x150x10. Dapat

1. WF = 350x350x20
2. WF = 300x150x10

dilihat pada gambar-gambar berikut ini.


Gambar 6. Ilustrasi Balok Memanjang dan Melintang

31
Gambar 7. Balok Melintang dan Sambungan pada Rangka Jembatan

Gambar 8. Balok Anak Memanjang dan Sambungan pada Balok Melintang

c. Ikatan Angin
Untuk ikatan angin menggunakan profil L siku dan gelagar melintang
menggunakan profil WF

Gambar 9. Ilustrasi Ikatan Angin Atas

32
Gambar 10. Ilustrasi Ikatan Angin Bawah

Gambar 11. Ikatan Angin Atas pada Jembatan Ngrame IV


4.4.Struktur Utama Jembatan
Struktur Jembatan Ngrame IV menggunakan jembatan tipe Warren. Jarak antar gelagar
melintang sebesar 5 m, sehingga panjang seluruh bentang jembatan sebesar 40 m. Rangka
utama bawah menggunakan profil WF 350x350x10 dan rangka utama diagonal
menggunakan profil WF 350x300x27.

1. WF = 350x350x10
2. WF = 350x300x27

Gambar 12. Ilustrasi Rangka Utama Jembatan

4.5.Sambungan-sambungan
Struktut Jembatan Ngrame IV ini menggunakan sambungan pada rangka utama, portal,
ikatan angin, balok memanjang, belok melintang. Yang dimana sambungan nya terdiri
dari :
a. Sambungan rangka utama + portal +ikatan angin,
D baut (portal) = 20 mm
D baut (ikatan angin) = 10 mm

33
Gambar 12. Sambungan Rangka utama + Portal + Ikatan Angin

Gambar 13. Sambungan Rangka utama + Ikatan Angin

b. Sambungan pelat + balok melintang + balok memanjang +Ikatan Angin Bawah


D baut = 20 mm

34
Gambar 14,15. Sambungan pelat + balok melintang + balok memanjang +Ikatan
Angin Bawah

c. Sambungan Balok Melintang + Balok Anak Memanjang


D baut = 20 mm

Gambar 16. Sambungan Balok Melintang + Balok Anak Memanjang

d. Sambungan Pelat + Rangka Memanjang + Rangka Diagonal


D baut = 27 mm

35
Gambar 17. Sambungan Pelat + Rangka Memanjang + Rangka Diagonal

4.6.Perletakan
Perletakan pada Struktur Jembatan Ngrame IV menggunakan Elastomer berukuran (
PxLxT = 480x300x80 mm )

36
Gambar 18. Elastomer Jembatan Ngrame IV

4.7.Hal-hal yang perlu didiskusikan

a. Sistem pemeliharaan struktur yang dilakukan oleh pemerintah.

Profil baja dan sambungan yang kotor dan berkarat. Hal ini
perlu untuk kita diskusikan seperti apa perawatan berkala yang
dilakukan pada jembatan ini dan meliputi apa saja yang dilakukan
setiap sekali malakukan perawatan. Dalam kurun waktu setahun
terakhir telah banyak terjadi kegagalan konstruksi seperti yang
baru-baru ini terjadi di Jembatan Cincin Lama atau dikenal
Jembatan Babat-Widang yang menghubungkan Kabupaten
Lamongan dan Tuban, pada Selasa (17/04). Menurut beberapa
media-pun ada indikasi kurangnya perawatan atau terkesan
“dibiarkan” oleh pemerintah. Benarkah demikian? Ataukah ini
kesalahan pengguna jalan yang tidak mematuhi aturan? Siapakah
yang patut dipersalahkan? Berikut adalah salah satu beritanya.

37
b. Perencanaan lantai kendaraan
Dewasa kini, material yang berhubungan dengan elemen baja
sangat mudah untuk di dapat mulai dari proses produksi yang bisa
sesuai request sampai akses pengangkutannya yang relatif
mudah. Hal ini tak membuat beberapa perencana menggunakan
elemen baja sebagai salah satu komponen yang biasa digunakan
pada hasil perencanaannya (yang kami maksud adalah
penggunaan plat bondex pada lantai kendaraan). Selain lebih
praktis dimana plat bondex dapat menjadi tulangan tarik, plat
bondex juga bisa sekaligus menjadi bekisting seperti lantai
kendaraan jembatan yang berada di sampingnya. Namun, hal ini
tak membuat perencana Jembatan Ngrame IV melakukan hal yang
sama. Apakah yang membuat perencana tidak merencanakan
penggunaan plat bondex pada jembatan ini? Adakah faktor biaya
dan waktu yang lebih efektif? Atau adakah kondisi lapangan
yang tidak sama dengan saat pembuatan
jembatan disampingnya sehingga melakukan re-design?

c. Lantai kendaraan yang kotor sehingga menutupi lubang saluran air


Kotornya infrastruktur di Indonesia bukan lagi hal yang tabu.
Sampah yang berserakan bahkan sampai menimbulkan banjir
sudah menjadi “tradisi” saat musim hujan bagi beberapa
masyarakat. Menyalahkan pemerintah tentang tidak terawatnya
insfrastruktur-pun bukan merupakan hal yang bijak, instrospeksi
kebiasaan masyarakat juga perlu dilakukan. Sampah pada lantai
kendaraan di jembatan tersebut mungkin bagi beberapa orang
cukup sepele, namun jika sampai terjadi hujan lebat, saluran air
tertutup dan menyebabkan lantai kendaraan tergenang banjir, hal
ini bukan tidak mungkin menimbulkan kecelakaan mulai
terkikisnya lapisan lantai kendaraan akibar aing menggenang
sampai hilangnya kendali pengguna jalan saat lantai kendaraan
tergenang air. Tentu hal ini layak untuk kita diskusikan dimana
pengaruh kebiasaan masyarakat tentang menjaga kebersihan dan
pengaruhnya terhapat umur ke“awet”an suatu insfrastruktur
(dalam hal ini jembatan Ngrame IV). Aspek apakah yang perlu
kita tinjau? Siapakah yang harus bertanggungjawab? Dan adakah
cara yang bisa membuat “tradisi” ini bisa hilang sehingga umur insfratrsuktur semakin panjang?

38
JEMBATAN V: JEMBATAN KEDUNG LARANGAN
5.1.Sistem Struktur

Jembatan Kedung Larangan merupakan jembatan dengan menggunakan sistem


struktur rangka batang (truss) tertutup dengan lantai kendaraan untuk lalu lintas berada
dibawah konstruksi pemikul utamanya (Through Type Truss).
Data Jembatan:
1. Bentang jembatan = 60 meter
2. Lamda = 5 meter
3. N = 12
4. Tinggi jembatan = 6 meter (asumsi 1/10 L)

5.2.Struktur Primer
1. Rangka utama diagonal

Dimensi rangka utama diagonal ujung = WF 450 X 380 X ... X 40

Dimensi rangka utama diagonal tengah = WF 400 X 300 X 10 X 16

39
2. Rangka utama memanjang
Dimensi rangka utama memanjang atas = - (tidak bisa menjangkau)
Dimensi rangka utama memanjang bawah = WF 400 X 400 X 21 X 21
3. Portal akhir

40
Portal akhir menggunakan profil WF
5.3.Struktur sekunder

1. Pelat Lantai dan trotoar


 Pelat beton dilapisi aspal, dimana
Tebal pelat beton = 20 cm
Tebal pelat bondeks =10 cm
 Trotoar, dimana
Lebar = 1 meter
Tebal = 15 cm

2. Balok Memanjang
Balok memanjang menggunakan profil WF dengan dimensi WF 350X175X7X11

3. Balok Melintang
Balok melintang menggunakan profil WF dengan dimensi WF 750X300X13X20

4. Ikatan Angin Bawah


Ikatan angin bawah menggunakan Kanal C

41
5. Ikatan Angin Atas

Ikatan angin atas menggunakan profil siku L

42
5.4.Sambungan

Elemen-elemen yang menyusun struktur baja harus digabungkan satu dengan yang lain
dengan suatu system sambungan. Sambungan berfungsi menyatukan elemen-elemen dan
menyalurkan beban dari satu bagian ke bagian yang lain.

Sistem sambungan :
Elemen yang disambung
-Jenis Penyambung : Baut / paku keling diameter 20 mm
-Pelat penyambung

43
5.5.Struktur Pendekat
Struktur pendekat / oprit jembatan adalah timbunan tanah atau urugan di belakang
abutment yang dibuat sepadat mungkin untuk menghindari penurunan.

Struktur pendekat tampak samping

44
Struktur pendekat tampak depan

5.6.Hal yang perlu didiskusikan


1. Mutu Baja yang digunakan sebagai rangka dan baut, dalam hal ini mutu baja yanh
digunakan tidak dapat diukur atau diketahui secara pasti, hal ini perlu menjadi bahan
diskusi karena mutu baja akan sangat berpengaruh terhadap kualitas jembata.
2. Jenis oprit pada struktur pendekat jembatan, jenis dari struktur pendekat jembatan ini
masi kurang bisa diketahui dikarenakan akses untuk melihatnya yang terbatas, hal ini
yang menjadikan jenis bangunan pendekat perlu untuk menjadi bahan diskusi agar
dapat memahami bentuk jembatan secara utuh.
3. Perawatan jembatan, merupakan salah satu topik yang perlu didiskusikan mengingat
beberapa kasus akan kegagalan jembatan banyak terjadi di Indonesia sehingga diskusi
mengenai perawatan jembatan sangat perlu dan akan berbeda atau bervariasi
tergantung jenis jembatan dan jenis strukturnya.
4. Perbedaan ukuran profil yang digunakan, pemilihan ukuran dan jenis merupakan
keputusan dari pendesain jembatan namun keberagaman pemilihan ukuran sangat
bervariasi di hampir setiap titik satu dengan yang lain, hal ini mendasari perlunya
diskusi mengenai aspek aspek serta pertimbangan dalam pemilihan ukuran profil.

45
JEMBATAN VI: JEMBATAN REL LATEK, BANGIL
6.1.Sistem Struktur

Jembatan Rel Latek Bangil

Jembatan Rel Latek Bangil merupakan jembatan dengan menggukanan struktur rangka
baja terbuka single span untuk kereta api.
data jembatan:
- Bentang Jembatan = 21 m
- Lebar Jembatan = 5 m
- lamda = 3,5 m
6.2.Struktur Primer
1. Rangka utama diagonal
Dimensi rangka utama diagonal menggunakan baja profil C 220 x 85 x 20 x 15
2. Rangka utama memanjang
Dimensi rangka utama memanjang menggunakan profil baja WF 900 x 220 x 20 x 20
3. Rangka utama vertikal
Dimensi rangka utama vertikal menggunakan profil baja WF 420 x 170 x 20 x 20
6.3.Struktur Sekunder
1. Gelagar Memanjang
Dimensi gelagar memanjang menggunakan profil baja C 220 x 85 x 20 x 15
2. Gelagar Melintang
Dimensi gelagar melintang menggunakan profil baja WF 430 x 170 x ... x 10
3. Ikatan Angin Bawah
Dimensi ikatan angin bawah menggunakan profil L kopel 60 x 60 x 10
4. Ikatan Angin Tumbuk
Dimensi ikatan angin diagonal menggunakan profil baja L 150 x 150 x 12

46
Dimensi ikatan angin tegak lurus dan memanjang menggunakan profil baja L 60 x 60
x8

Ikatan Angin Bawah

Gelagar Memanjang dan Melintang

47
6.4.Sambungan-sambungan
Jembatan ini menggunakan sambungan baut untuk menyambung profil-profil bajanya
dengan diameter 20 cm tiap bautnya.
6.5.Perletakan
jembatan ini menggunakan perletakan sendi – rol dengan diameter rol 30 cm

Perletakan Rol Ø30cm

48
Perletakan Sendi

49
JEMBATAN VII: JEMBATAN BAYEMAN
7.1.Data – Data Jembatan

 Nama Jembatan : Jembatan Bayeman


 Lokasi : Jalan Tongas, Bayeman, Probolinggo, Jawa
Timur
 Sistem Jembatan : Struktur Beton Pratekan
 Panjang Jembatan : 64 meter
 Lebar Jembatan : 13,75 meter
 Jumlah pilar : 1 (di tengah bentang)
 Jumlah Abutment : 2 (di kedua ujung jembatan)

Jembatan ini merupakan jembatan pratekan, merupakan penghubung Probolinggo,


Pasuruan. Jembatan ini tidak menggunakan balok melintang, melainkan menggunakan
diafragma, dimana difragma yang digunakan berukuran 200 x 1170 x 1250. Jenis
perletakan yaitu elastomer.

Gambar 1. Tempat Jembatan

50
7.2.Lantai Kendaraan
Sistem Struktur : Struktur Beton Bertulang
Tebal pelat lantai : 95 cm
Jumlah lajur :4
Lebar lajur : 2,5 meter
Jumlah kerb :3
Lebar kerb : 1,25 meter
Tebal kerb : 25 cm

7.3.Gelagar Memanjang
Jembatan ini dipasangkan gelagar memanjang system struktur beton bertulang
yang terdiri dari 14 buah fungsinya sebagai struktur utama jembatan, berikut ukuran
gelagar memanjang:

Gambar 2. Ukuran gelagar memanjang

51
Gambar 3. Gelagar Memanjang

7.4.Diafragma
Dipasang juga diafragma ukuran 25 x 124 x 400 cm dengan bentangnya 5 m

Diafragma

Gambar 4. DIAFRAGMA

52
7.5.Perletakan
perletakannya menggunakan elastomer ukuran 46 x 46 cm

Elastomer

53
JEMBATAN VIII: JEMBATAN REL KERETA RANGKA + PLATE
GIRDER
8.1.Jembatan Rangka Batang
A. SISTEM STRUKTUR

Jembatan 8 yang terletak di Probolinggo merupakan jembatan dengan sistem


struktur seperti di bawah ini:
- Bentang jembatan
o λ = 4,6 m
o n=5
o Jumlah segmen = 1
o Total bentang = 23 m
- Tipe jembatan: jembatan rangka batang tertutup
- Tipe jembatan : jembatan rel kereta api

54
B. STRUKTUR PRIMER
1. Rangka Utama Diagonal
- Rangka utama diagonal menggunakan profil kanal dengan dimensi yaitu :
a. Untuk diagonal 1, menggunakan profil C 210 X 90 X 10
b. Untuk diagonal 2, menggunakan profil C 410 X 110 X 35

2. Rangka Utama Vertikal


- Rangka utama vertical menggunakan 2 profil kanal yang digabung menjadi
satu dengan dimensi 200 x 100 x 16

- Diberikan Pengaku berbentuk segitiga

55
56
3. Rangka Utama Horizontal Bawah
- Rangka utama horizontal bawah menggunakan 2 profil kanal dengan dimensi
300 x 100 x 10 yang disambung dengan plat berukuran 220 mm x 450 mm
dengan jarak antar profil kanal adalah 250 mm.

57
4. Plat Rangka Utama Diagonal
- Dimensi plat rangka utama diagonal yaitu 360 mm x 460 mm dan dipasang pada
2 rangka utama diagonal dengan jarak 240 mm.

58
C. STRUKTUR SEKUNDER
Untuk struktur sekunder, tidak dapat diukur dimensinya dikarenakan oleh sulitnya akses
ke elemen tersebut, sehingga kami hanya bisa menyediakan foto-foto sebagai bukti
1. Balok Melintang

2. Balok Memanjang

3. Ikatan Angin Atas

59
60
D. SAMBUNGAN
1. Sambungan Rangka Utama Bawah (Ujung)

61
2. Sambungan Rangka Utama Atas (Ujung)

62
3. Sambungan Rangka Utama Bawah (Tengah)

63
64
4. Sambungan Ikatan Angin – Rangka Utama

65
5. Sambungan Ikatan Angin Ujung

6. Sambungan Ikatan Angin Bawah

66
E. PERLETAKAN
Untuk gambar perletakan, seperti gambar di bawah ini:

Pada salah satu sisi jembatan menggunakan perletekan sendi sedangkan sisi jembatan satunya
lagi sudah diganti dengan struktur baru yaitu diletakkan di atas kayu yang ditumpukan ke balok
WF

67
8.2.Jembatan Plate Grider
A. STRUKTUR PRIMER

- Tebal pelat = 10 mm
- Lebar flange = 250 mm
- Tinggi = 1120 mm

68
69
B. STRUKTUR SEKUNDER
1. Balok Melintang
D = 550 mm
Tf 12 mm
Bf 210 mm

2. Balok Memanjang
D = 320 mm
Tf = 15 mm

70
3. Ikatan Angin

Profil L dengan dimensi : lebar lengan = 80 mm


Tf = 10 mm
Tebal pelat sambungan = 210 mm

4. Ikatan Tumbuk

Panjang lengan = 55 mm
Tf = 8 mm

71
C. SAMBUNGAN
1. Sambungan Plate

72
2. Sambungan Ikatan Angin Bawah

73
3. Sambungan Balok Memanjang – Melintang

D. Perletakan

Pada kedua sisi jembatan diletakkan pada peletakan kayu yang ditumpukan di atas
beton.

74
8.3.Hal Menarik
1. Pada jembatan rangka, salah satu peletakan diganti dengan struktur baru yaitu
diletakkan di atas kayu yang ditumpukan ke balok WF
2. Pada jembatan plate girder, kedua tumpuan hanya diletakkan di atas kayu yang
ditumpukan ke atas struktur beton
3. Jembatan kereta api ini memiliki 1 jembatan rangka yang diapit oleh 2 jembatan plate
girder

75

Anda mungkin juga menyukai