i
LEMBAR PENILAIAN TAHAP 1
No. Pendaftar :
Nama Tim/Jembatan : Super CT-36 / Jembatan Nusa Manunggal
Judul Proposal : KompetisiJembatan Indonesia ke XIII
AsalPerguruan Tinggi : InstitutTeknologiSepuluhNopember
Alamat : ITS Manyar, JlMenur 127 Surabaya 60116
Denganuraiannilaievaluasiberikut:
Total Nilai :
Malang,
...............................2017
Juri:
(...............................................)
NIP.
*) Coret yang tidak sesuai
ii
DAFTAR ISI
ii
3.1 Dasar Teori Perancangan ................................................................................ 12
3.2 Kriteria Perancangan ....................................................................................... 12
3.2.1. Pemilihan Material .............................................................................. 12
3.2.2. Alat Sambung ...................................................................................... 13
3.2.3. Beban Uji ............................................................................................ 13
3.2.4. Peraturan yang Digunakan .................................................................. 13
3.2.5. Metodologi Perancangan..................................................................... 14
3.3 Sistem Struktur................................................................................................ 14
3.4 Modelisasi Struktur ......................................................................................... 15
3.5 Analisa Struktur............................................................................................... 15
3.5.1 Perhitungan Pembebanan .................................................................... 15
3.5.2 Analisa Kekuatan Batang .................................................................... 15
3.5.4 Kontrol Lendutan ................................................................................ 16
3.6 Desain Komponen dan Sambungan ................................................................ 17
3.6.1 Desain Komponen ............................................................................... 17
3.6.2 Perencanaan Sambungan.................................................................... 17
3.6.3 Desain Sambungan ............................................................................. 19
3.7 Kesesuaian Perancangan Jembatan dengan Tema........................................... 20
BAB IV METODE PERAKITAN JEMBATAN MODEL ....................................... 22
4.1 Metode Perakitan............................................................................................. 22
4.2 Siteplan Area Kerja .......................................................................................... 22
4.3 Ilustrasi Alat Pelindung Diri (APD)................................................................. 23
4.4 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin) ................................................... 23
4.4 Alokasi Waktu.................................................................................................. 24
BAB V METODE PERAWATAN DAN PERBAIKAN JEMBATAN.................... 25
5.1 Pemeriksaan Jembatan ..................................................................................... 25
5.2 Perawatan Jembatan ......................................................................................... 25
5.3 Perbaikan Jembatan ......................................................................................... 26
BAB VI RENCANA ANGGARAN BIAYA JEMBATAN MODEL....................... 27
6.1 Rencana Anggaran Biaya ................................................................................. 27
BAB IV PENUTUP ................................................................................................... 28
7.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 29
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Dari rumusanmasalah di atas didapatkantujuanyaitu agar
perencanadapatbagaimana merencanakan model jembatan canai dingin yang
kokoh, ringandanberestetikadanberwawasannusantara yang
ditunjangdenganmetode pelaksanaan yang dilengkapidengan kelengkapan K3
yang lengkap.
1
BAB II
DESAIN JEMBATAN UKURAN SEBENARNYA
2.1.2 DasarTeoriPembeban
Pembebanan pada suatu struktur merupakan salah satu hal yang terpenting
dalam perencanaan sebuah jembatan. Adapaun beban-beban yang diterima
oleh jembatan antara lain :
Beban mati : Beban mati adalah beban dari berat struktur dan
ornamen jembatan
2
Beban Hidup : beban hidup adalah beban pejalan kaki yang
melewati jembatan, didalam peraturan KJI XIII 2017 pasal 7 (b)
perancangan jembatan sebenarnya berlaku beban pejalan kaki
sebesar 500 kg/m2.
Beban angin : Berdasarkan peraturan SNI T 02 2005 beban angin
dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
Tew = 0,0006 Cw (Vw)2 Ab [kN] …….(10)
3
2.2.2 Alat Sambung
Konsep perencanaan sambungan pada struktur harus didesain mampu
menerima gaya-gaya yangterjadi. Struktur baja canai dingin menggunakan
alat sambung sekrup tipe self drilling.Pada perencanan jembatan ini
digunakan sekrup ukuran 12-14x20 dan tanpa menggunakan pelat sambung.
(a) (b)
Gambar 2.2AlatSambung
(a)self drilling12-14x20 mm (b)Ilustrasisistemsambuangan
2.2.3 Pembebanan
Pada perencanaan jembatan Nusa Manunggal beban-beban yang bekerja
adalah:
- Beban mati : Beban yang tetap berada pada bagian jembatan yang
merupakan elemen struktural maupun non struktural jembatan, yaitu
terdiri dari struktur jembatan dan ornamen jembatan.
- Beban hidup : Beban yang berubah-ubah pada struktur dan tidak tetap,
yaitu terdiri daripejalan kaki.
- Beban angin : Beban yang bekerja pada bangunan atau bagiannya karena
ada selisih tekanan udara (hembusan angin kencang).
4
2.2.5 Metodologi Perancangan
DalamPerancangansebuahdesainJembatantim Super CT-36
membuatmetodelogisebagaiberikut :
Start
`
Pre-eliminary Desain Awal
`
Permodelan
`
Analisa Struktur
`
OK
`
Perhitungan RAB
`
Finish
5
teruskanmenujutitikbuhul yang akandisebarkanpadastrukturrangkabatang. Pada
portal akhir dipasang bressing agar jembatan mampu menahan gaya-gaya lateral
yang terjadi, seperti angin.
Table 2. 7RekapitulasiBeratJembatan
6
tabel2.8danrincianpembebanan angina dapatdilihat di table 2.9padalampiran
1.
7
2.5.3 AnalisaKekuatanPelatLantai
Pelat lantai jembatan menggunakan Plat aluminium dengan ketabalan 0,5
cm Sebagai kontrol lentur pada plat dihitung dengan sistematika
penghitungan yang dapatdilihatsebagai berikut :
Perhitungan Pembebanan
Perhitungan Beban Hidup (per cm) Perhitungan Beban Mati (per cm)
2
q1 = 500 Kg/m x 0,9 m q2= 2700 Kg/m x 0,9 m x 0,005 m
=450 Kg/m = 4,5 kg/cm =12,15 Kg/m = 0,12 kg/cm
Total beban (per cm) qtotal = 4,62 Kg/cm
Mu = 1/8 q l2 M’ = S fy= 1/6 x b d2 fy
= 1/8 x 4,62 kg/cm x 120² = 1/6 x 90 x 0,5² x 2550 kg/cm²
= 8318kgcm = 9562,5 kgcm
Mu ≤ ØM’
8318,7kgcm ≤ 8605,25 Kgcm……. (OK)
Berdasarkan perhitungan diatas, pelat lantai dari Aluminium dengan tebal 0,5
memenuhi syarat dandapat di gunakan.
2.5.4 KontrolLendutan
Lendutan Jembatan Nusa Manunggal di ukur di tengah bentang menggunakan
dial gauge.
Lendutanijin = = = 5 mm.
Gambar 2. 7 LendutanJembatanSebenarnya
8
Berdasarkan penghitungan diatas maka struktur Jembatan Nusa Manunggal
2.6 DesainKomponendanSambungan
2.6.1 DesainKomponen
Pada sub-
babdesainkomponenakandijelaskanmengenaipenomoranbatangdanpenamaa
n joint bersertagayaaksial yang terjadipadastrukturrangkajembatan Nusa
Manunggal. Penomorandanpenamaanjembatandapatdilihatpadatabel2.18
.gayaaksialpadabatangdapatdilihatpadatabel 2. 19.
2.6.2 PerencanaanSambungan
2.6.2.1 PerhitunganKapasitasSatuSekrup
Dalamperencanaansambunganperlu di lakukanperhitungan
kapasitassambungansesuaidengan SNI 7971:2013,
sambunganharusmemenuhi 3 kriteriayaituKapasitassambungansekrupdalam
Tarik, tumpu dan geser.Hasilperhitungankapasitas ultimate sambungan di
gunakansebagaiacuanmenentukanjumlah screw (n) padasambungan.
Tabel 2. 20 Kapasitas Ultimate satu sekrup
Gaya Rumus Kapasitas Ultimate(Kgf)
Tarik Φ.Nt 214.67
9
2.6.2.2 PerhitunganJumlahSekrup
Berdasarkanperhitungankapasitas sekrup perencana
dapatmenentukanminimal jumlah screw (n) padasambungan. Berikut adalah
metode dalam menghitung minimal jumlah sekrup:
1
87,83 Kg
5
1206,57
Kg
Gambar 2. 8 Detail gaya pada joint A
10
diagonal dantabel 2.26PerhitunganJumlahbaut minimal padabatangbressing
di Lampiran 1.
A 1
5
Gambar 2. 9 Detail SambunganJoint A
11
Catatan : Detail padasetiap joint
StrukturjembatannusamanunggaldapatdilihatpadaLampiran 2 detail model jembatan
(ukuran, sambungandan lain-lain)
12
BAB III
DESAIN JEMBATAN MODEL
3.1 Dasar Teori Perancangan
Sesuai dengan peraturan KJI ke-13 Pasal 9 tahun 2017 kategori Jembatan
Rangka Baja Canai Dingin Pejalan Kaki (Pedestrian Bridge).Jembatan model
dari “Nusa Manunggal” serupa dengan jembatan sebenarnya yaitu berskala
1:1 dan diberi batasan berat struktur maksimal 200 kg dan 10 kg untuk
batasan berat ornamen, yang membedakan jembatan sebenarnya dan jembatan
model adalah pembebanandan material pelat lantai. Jika pembebanan
jembatan sebenarnya diberikan secara keseluruhan beban yang kemungkinan
bekerja di atas jembatan, sedangkan untuk pembebanan jembatan model
hanya berupa beban terpusat di tengah bentang maksimal 400 kg dengan
lendutan maksimal 15 mm.
12
3.2.2. Alat Sambung
Konsep perencanaan sambungan pada struktur harus didesain mampu
menahan gaya-gaya yang terjadi. Sesuai dengan peraturan KJI ke-13 Pasal 9
poin (k) bahwasanya Sambungan antar batang harus menggunakan self
drilling screw tipe 12-14x20 seperti pada gambar 3.1.
(a) (b)
Gambar 3.2 Alat Sambung (Sumber : KAL KJI XIII 2017)
(a) self drilling screw12-14x20 mm (b) Ilustrasi sistem sambuangan
13
3.2.5. Metodologi Perancangan
Dalam Perancangan sebuah desain model Jembatan Nusa Manunggal
tim Super CT-36 membuat metodelogi sebagai berikut :
Start
`
Pre-eliminary Desain Awal
`
Permodelan
`
Analisa Struktur
`
OK
`
Perhitungan RAB
`
Finish
14
3.4 Modelisasi Struktur
Berdassarkan peraturan KJI XIII 2017 Lampiran 1A modelisasi struktur dapat
dilakukan dengan menggunakan softwareSAP 2000. Modelisasi yang dilakukan
meliputi struktur jembatan, pemilihan material, perletakan jembatan dan
pembebanan.. Ilustrasi modelisasi pembebanan struktur dengan SAP 2000 dapat
dilihat pada tabel 3.5 di lampiran 1.
15
dikatakan memenuhi jika, kapasitas ultimit batang lebih besar dari gaya
yang terjadi. Berikut adalah rekapitulasi analisa kekuatan batang :
16
Gambar 3. 8 Lendutan Jembatan Model
17
Tabel 3. 15 Kapasitas Ultimate satu skrew
Gaya Rumus Kapasitas Ultimate
(Kgf)
Tarik Φ.Nt 214.67
18
3.6.3 Desain Sambungan
3.6.3. 1 Detail sambungan pada joint A
A 1
5
Gambar 3. 9 Detail Sambungan Joint A
Gambar 3.11 Potongan ‘A’ dan potongan ‘B’ pada Sambungan joint A
Catatan : Detail pada setiap joint Struktur jembatan nusa manunggal dapat dilihat
pada Lampiran 2Detail model jembatan (ukuran, sambungan dan lain-lain)
19
3.7 Kesesuaian Perancangan Jembatan dengan Tema
Kesesuaian perencanaan Jembatan Nusa Manunggal dengan tema
kompetisi KJI-XIII yaitu “Kokoh, Ringan, Berestetika dan Berwawasan
Nusantara kami tunjukkan dalam beberapa poin penting, yaitu sebagai berikut :
Jembatan Kokoh
Kokoh yang dimaksud jembatan yang mampu menghadirkan rasa aman bagi
penggunanya, dalam hal ini perencana dan tidak melampaui lendutan ijin. Dari
hasil analisa perencanaan “Jembatan Nusa Manunggal” didapatkan hasil
lendutan maksimal sebesar 1.56 mm dengan beban sebesar 400 kg bekerja pada
setengah bentang jembatan.
Jembatan Ringan
Dari hasil perhitungan berat didapatkan berat Jembatan Nusa Manunggal
yaitu sebesar 85.70 kg. Dengan berat keseluruhan sebesar itu, makaberat
jembatan tidak melebihi berat ijin maksimum sebesar 200 kg.
Jembatan Berestetika
Perpaduan elemen struktural maupun non-struktural Jembatan Nusa
Manunggal menciptakan nilai estetika tersendiri bagi penggunanya. Berikut
adalah poin pentingnya :
1. Rangka batang yang menyajikan arsitektural struktur jembatan.
2. Perpaduan yang tepat warna material canai dingin dan ornamen jembatan.
3. Tatanan lingkungan sekitar yang selaras dengan penempatan jembatan
4. Pencahayaan yang cukup akan dapat meningkatkan tampilan jembatan pada
malam hari.
JembatanBerwawan Nusantara
Perancangan rangka utama mengadopsi bentuk atap rumah gadang
rumah tradisional minangkabau sulawesi.bentuk atap rumah gadang meniru
siriah basusun(daun sirih yang disusun). hal ini melambangkan sebagai
penyambung silaturahmi dan kekeluargaan,karena daun sirih melambangkan
kekeluargaan. Selain itu sebgai akulturasi budaya pada tiang sandaran super
CT-36 mengadaptasi bentuk dari cetbang,. Cetbang adalah senjata yang
digunakan kerajaan majapahit yang konon pernah diasuh tentara Mongol atau
Tartar yg menyerang kerajaan Singosari dgn kekuatan 1.000 kapal.
20
Gambar 3. X Ilustrasi Filosofi Jembatan Nusa Manunggal
21
BAB IV
METODE PERAKITAN JEMBATAN MODEL
4.3Metode Perakitan
5
1
4
3
Ket : 1. = Bendera K3
2. = Rambu – Rambu K3
3. = Toolkit
4. = Perletakkan Material
5. = Perletakkan Snack atau konsumsi
6 = Papan Informasi
22
4.1 K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dan APD
Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja menurut Keputusan Menteri
Tenaga Kerja R.I. No. Kep. 463/MEN/1993 adalah keselamatan dan kesehatan
kerja adalah upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang
lainnya di tempat kerja /perusahaan selalu dalam keadaan selamat dan
aman.Sebagai penunjang K3 pekerja dapat mengunnakan alat pelindung diri
(APD) seperti ilustrasi pada gambar 4.2
Gambar 4. 1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)dan Ilustrasi Alat Pelindung Diri (APD)
Gambar 4. 2Metode 5R
23
4.5Alokasi Waktu Pengerjaan
≈300 Menit
24
BAB V
METODE PERAWATAN DAN PERAKITAN JEMBATAN SEBENARNYA
25
5.3 Perbaikan Jembatan
Dalam jangka waktu tertentu, jembatan akan berada pada kondisi dimana
kemampuan yang diinginkan (rencana) tidak sesuai sehingga diperlukan
tindakan-tindakan perbaikan untuk mempertahankan struktur tersebut agar tetap
dapat dipakai, walaupun tingkat kemampuannya
menurun.Berikutmerupakanpermasalahan yang
terjadisaatjembatantelahberumurpanjangbesertasolusi yang ditawarkan :
Gambar 5. 2Jenis Kerusakan yang Terjadi pada Jembatan dan Cara Perbaikan
26
BAB VI
RENCANA ANGGARAN BIAYA JEMBATAN MODEL
27
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
28
Dalam proses perakitan perencana harus menggunakan peralatan K3 dan APD untuk
proses keamanan proses perakitan
28
DAFTAR PUSTAKA