Anda di halaman 1dari 23

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

NOMOR TAHUN 2017

TENTANG

TATA CARA PEMBERIAN NAMA JALAN


DAN NOMOR BANGUNAN GEDUNG DI KOTA TASIKMALAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TASIKMALAYA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (5), Pasal


6 ayat (5), Pasal 8 ayat (2), Pasal 11 ayat (2) dan Pasal 13 ayat
(3) Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 5 Tahun 2013
tentang Pedoman Pemberian Nama Jalan dan Nomor
Bangunan Gedung di Kota Tasikmalaya, perlu menetapkan
Peraturan Walikota tentang Tata Cara Pemberian Nama Jalan
dan Nomor Bangunan Gedung di Kota Tasikmalaya;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum
Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3209);
3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2001 tentang
Pembentukan Kota Tasikmalaya (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 90, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4117);
4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4247);
5. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4444);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang
Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor
36, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3258) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 58 Tahun 2010 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang
Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5145);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 83, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4532);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang
Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4655);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah
dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 450, sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 39 Tahun 2012 tentang Peraturan
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan
Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 540)
12. Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 6 Tahun 2005
tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) (Lembaran
Daerah Kota Tasikmalaya Tahun 2005 Nomor 56);
13. Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 3 Tahun 2008
tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan
Pemerintah Kota Tasikmalaya (Lembaran Daerah Kota
Tasikmalaya Tahun 2008 Nomor 83);
14. Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 3 Tahun 2013
tentang Bangunan Gedung di Kota Tasikmalaya
(Lembaran Daerah Kota Tasikmalaya Tahun 2013 Nomor
141, Tambahan Lembaran Daerah Kota Tasikmalaya
Nomor 5);
15. Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 5 Tahun 2013
tentang Pedoman Pemberian Nama Jalan dan Nomor
Bangunan Gedung di Kota Tasikmalaya (Lembaran
Daerah Kota Tasikmalaya Tahun 2013 Nomor 143);
MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG TATA CARA PEMBERIAN


NAMA JALAN DAN NOMOR BANGUNAN GEDUNG DI KOTA
TASIKMALAYA.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan :


1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah
adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang
kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Provinsi adalah Provinsi Jawa Barat.
3. Daerah adalah Kota Tasikmalaya.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya
disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kota Tasikmalaya.
5. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat
Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
Daerah.
6. Walikota adalah Walikota Tasikmalaya.
7. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Walikota
dalam penyelenggaraan pemerintahan Daerah, yang
terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas
Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan
Kelurahan.
8. Dinas PUPR adalah Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kota Tasikmalaya;
9. Kepala Dinas PUPR adalah Kepala Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kota Tasikmalaya;
10. Tim Pengkaji adalah Tim ditetapkan Walikota untuk
melakukan pengkajian/penelitian terhadap kelayakan
usulan nama jalan;
11. Tim Teknis adalah Tim yang ditugaskan oleh Kepala
Dinas PUPR untuk melakukan survey bangunan gedung;
12. Setiap Orang adalah orang perseorangan atau Badan.
13. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang
merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha
maupun yang tidak melakukan usaha, yang meliputi
Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan
lainnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan
Usaha Milik Daerah (BUMD), dengan nama dan dalam
bentuk apapun, Firma, Kongsi, Koperasi, Dana Pensiun,
Persekutuan, Perkumpulan, Yayasan, Organisasi Massa,
Organisasi Sosial Politik atau Organisasi lainnya,
Lembaga dan bentuk Badan lainnya, termasuk Kontrak
Investasi Kolektif dan Bentuk Usaha Tetap.
14. Jalan adalah seluruh bagian Jalan, termasuk Bangunan
pelengkap dan perlengkapannya, yang diperuntukan bagi
Lalu Lintas Umum yang berada pada permukaan tanah,
di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah
dan/atau air serta di atas permukaan air, kecuali Jalan
Rel dan Jalan Kabel.
15. Jalan arteri primer adalah jalan umum yang
menghubungkan secara berdaya guna antarpusat
kegiatan nasional atau antara pusat kegiatan nasional
dengan pusat kegiatan wilayah
16. Jalan arteri sekunder adalah jalan umum yang
menghubungkan kawasan primer dengan kawasan
sekunder kesatu, kawasan sekunder kesatu dengan
kawasan sekunder kesatu, atau kawasan sekunder
kesatu dengan kawasan sekunder kedua
17. Jalan Kolektor primer adalah jalan umum yang
menghubungkan secara berdaya guna antara pusat
kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lokal,
antarpusat kegiatan wilayah, atau antara pusat kegiatan
wilayah dengan pusat kegiatan lokal;
18. Jalan Kolektor sekunder adalah jalan umum yang
menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan
kawasan sekunder kedua atau kawasan sekunder kedua
dengan kawasan sekunder ketiga;
19. Jalan Lokal Primer adalah jalan umum yang
menghubungkan secara berdaya guna pusat kegiatan
nasional dengan pusat kegiatan lingkungan, pusat
kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lingkungan,
antarpusat kegiatan lokal, atau pusat kegiatan lokal
dengan pusat kegiatan lingkungan, serta antarpusat
kegiatan lingkungan;
20. Jalan Lokal sekunder adalah jalan umum yang
menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan
perumahan, kawasan sekunder kedua dengan
perumahan, kawasan sekunder ketiga dan seterusnya
sampai ke perumahan;
21. Jalan Lingkungan primer adalah jalan umum yang
menghubungkan antarpusat kegiatan di dalam kawasan
perdesaan dan jalan di dalam lingkungan kawasan
perdesaan;
22. Jalan Lingkungan sekunder adalah jalan umum yang
menghubungkan antarpersil dalam kawasan perkotaan;
23. Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau
dilekatkan secara tetap pada tanah dan/atau perairan
pedalaman dan/atau laut.
24. Bangunan Gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan
konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya,
sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di
dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai
tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk
hunian/ tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan
usaha, kegiatan sosial dan budaya maupun kegiatan
khusus.
25. Bangunan Gedung Permanen adalah Bangunan Gedung
yang karena fungsinya direncanakan mempunyai umur
layanan di atas 10 (sepuluh) tahun.
26. Bangunan Gedung Semi Permanen adalah Bangunan
Gedung yang karena fungsinya direncanakan
mempunyai umur layanan di atas 5 (lima) tahun sampai
dengan 10 (sepuluh) tahun.
27. Kelurahan adalah wilayah kerja Lurah sebagai perangkat
daerah Kota Tasikmalaya dalam wilayah kerja
Kecamatan.
28. Rukun Warga yang selanjutnya disingkat RW adalah
bagian dari kerja lurah dan merupakan lembaga yang
dibentuk melalui musyawarah pengurus RT di wilayah
kerjanya yang ditetapkan oleh Lurah.
29. Rukun Tetangga yang selanjutnya disingkat RT adalah
lembaga yang dibentuk melalui musyawarah masyarakat
setempat dalam rangka pelayanan pemerintahan dan
kemasyarakatan yang ditetapkan oleh Lurah.
30. Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari
permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang
dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas Umum
sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni;
31. Penghuni ialah setiap orang yang menempati bangunan
gedung;
32. Nomor bangunan gedung adalah urutan nomor
bangunan gedung;
33. Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Kota
Tasikmalaya Nomor 5 Tahun 2013 tentang Pedoman
Pemberian Nama Jalan dan Nomor Bangunan Gedung di
Kota Tasikmalaya;

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

(1) Maksud dibentuknya Peraturan Walikota ini adalah


sebagai petunjuk pelaksanaan dari Peratuaran Daerah;
(2) Tujuan dibentuknya Peraturan Walikota ini adalah
untuk memudahkan pemerintah daerah dalam
melaksanakan penataan serta pengaturan Jalan dan
Bangunan melalui pemberian nama jalan dan nomor
bangunan gedung sehingga diharapkan dapat
memudahkan masyarakat dalam pengenalan lokasi dan
tempat domisili.

BAB III
RUANG LINGKUP

Pasal 3

Ruang lingkup Peraturan Walikota ini mengatur hal-hal


Teknis berkenaan dengan Pemberian Nama Jalan dan Nomor
Bangunan Gedung di Kota Tasikmalaya yang meliputi :
a. Tata Cara Pemberian nama Jalan;
b. Mekanisme Penetapan Nama Jalan;
c. Teknis Penulisan dan Pemasangan Nama Jalan;
d. Tata Cara Penomoran Bangunan Gedung;
e. Tanda Nomor Bangunan Gedung;
f. Pembiayaan;
g. Pelaksanaan;
h. Sanksi Administratif
i. Ketentuan Peralihan
j. Penutup

BAB IV
TATA CARA PEMBERIAN NAMA JALAN

Pasal 4

(1) Setiap ruas jalan harus memiliki nama jalan


berdasarkan ketetapan walikota yang tertulis pada
papan nama jalan;
(2) Pemberian nama jalan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur berdasarkan status dan fungsi jalan, sebagai
berikut :
a. Jalan arteri menggunakan nama pahlawan nasional,
pejuang atau sejarah perjuangan nasional;
b. Jalan kolektor menggunakan sejarah perjuangan
regional;
c. Jalan lokal menggunakan sejarah perjuangan lokal,
legenda setempat atau tokoh masyarakat,
kharakteristik, budaya, kekhasan dan /atau nama
lingkungan /kawasan, dan lai-lain yang diakui
keberadaannya dan melembaga di masyarakat
setempat, sepanjang tidak menimbulkan
pertentangan unsur politik maupun SARA;
d. Jalan lingkungan menggunakan nama flora atau
fauna, kharakteristik, budaya, kekhasan dan/atau
nama lingkungan/kawasan, dan lai-lain yang diakui
keberadaannya dan melembaga di masyarakat
setempat;
(3) Pemberian nama jalan sebagaimana dimaksud ayat (2)
harus memberikan kejelasan dan ketegasan mengenai
batas awal dan akhir ruas jalan;
(4) Disamping batas ruas jalan sebagaimana dimaksud ayat
(2), Pemberian nama jalan sebagaimana dimaksud ayat
(1) harus memperhatikan kesetaraan nama/atribut
maupun konteksnya terhadap lingkungan sekitar atau
ruas jalan yang berdekatan atau yang membatasinya;
(5) Nama-nama jalan tertentu yang sudah ada sebelum
ditetapkannya Peraturan Walikota ini tidak mengalami
penggantian dan/atau perubahan kecuali masyarakat
menginginkan penggantian dan/atau perubahan nama
tersebut, dapat diusulkan sesuai dengan ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), (3) dan (4).

BAB V
MEKANISME PENETAPAN NAMA JALAN

Pasal 5

(1) Usulan nama jalan diajukan secara tertulis kepada


Walikota dengan persyaratan :
a. diajukan oleh setiap orang dengan identitas yang
jelas disertai bukti, sebagai penanggungjawab
usulan;
b. mengajukan minimal 2 (dua) alternatif nama;
c. masing-masing usulan nama harus disertai alasan
dan /atau latar belakang usulan dimaksud;
(2) Walikota dapat membentuk Tim pengkaji usulan nama
jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1);
(3) Untuk lebih memantapkan usulan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b dan c, Tim pengkaji
dapat meminta penanggungjawab usulan untuk
melakukan pemaparan;
(4) Tim pengkaji memberikan rekomendasi penetapan nama
jalan berdasarkan pertimbangannya maksimal 2 (dua)
alternatif nama jalan;
(5) Rekomendasi penetapan nama jalan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dipilih salah satunya oleh
Walikota untuk ditetapkan menjadi nama jalan setelah
dikoordinasikan dengan DPRD.
(6) Bentuk surat usulan nama jalan sebagaimana tercantum
pada Lampiran I yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Walikota ini;
(7) Ketentuan mengenai surat keputusan Walikota
Tasikmalaya sebagaimana tercantum pada Lampiran II
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Walikota ini;
BAB VI
TEKNIS PENULISAN DAN PEMASANGAN NAMA JALAN

Pasal 6

(1) Nama jalan yang sudah mendapat penetapan, untuk


selanjutnya dibuatkan papan nama jalan dengan tulisan
yang jelas dan tegas dengan berpedoman pada tata
bahasa indonesia;
(2) Penulisan papan nama jalan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dibuat pada suatu bidang persegi panjang
terbuat dari bahan logam aluminium;

Pasal 7

(1) Papan nama jalan sebagaimana dimaksud pasal 6 ayat


(2) dipasangkan dengan baut pada ujung atas sebatang
tiang yang terbuat dari pipa besi;
(2) Papan nama jalan dengan tiang besi sebagaimana
dimaksud ayat (1) dipancangkan pada kedua ujung
/pangkal jalan yang membatasi ruas jalan dimaksud;
(3) Pemancangan Papan nama jalan dengan tiang besi tidak
mengganggu lalulintas kendaraan maupun gerak pejalan
kaki atau diganggu oleh atribut lain yang berada di area
pemancangan;
(4) Ketentuan mengenai bentuk dan ukuran papan nama
jalan, tiang pemancang serta keterangan tulisan dan
warna yang digunakan sebagaimana dimaksud pada
Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Walikota ini;

BAB VII
TATA CARA PENOMORAN BANGUNAN GEDUNG

Pasal 8

(1) Setiap rumah dan bangunan harus memiliki nomor yang


tertulis pada papan nomor bagungan gedung sesuai
nomor yang diberikan oleh Dinas PUPR setelah melalui
proses registrasi bangunan gedung/atau rumah;
(2) Proses mendapatkan nomor bangunan gedung
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sebagai
berikut :
a. Pemilik/penanggung jawab bangunan gedung
mengajukan permohonan nomor bangunan ke Dinas
PUPR yang diketahui RT dan RW setempat dengan
persyaratan administratif dengan melampirkan :
a) Foto copy KTP;
b) Foto copy Kartu Keluarga
c) Bukti pembayaran PBB
d) Surat Keputusan IMB;
b. Dalam hal bangunan gedung belum memiliki IMB,
maka Pemilik/penguasa/penanggung jawab
bangunan gedung diharuskan melakukan proses
untuk mendapatkan IMB sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
c. Petugas pencatat melakukan registrasi pendaftaran
nomor bangunan gedung berdasarkan kelengkapan
berkas yang diterima dan memenuhi syarat
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a;
d. Tim Teknis mengkaji berkas dari petugas pencatat
sebagai bahan dalam peninjauan ke lapangan untuk
melakukan pemetaan letak bangunan gedung dalam
rangka pemberian nomor bangunan gedung rumah;
e. Setelah selurunya dinyatakan memenuhi syarat
administrasi dan teknis, Tim Teknis memberikan
rekomendasi kepada Kepala Dinas PUPR untuk
menetapkan nomor bangunan gedung yang
dimohonkan;
(3) Bentuk surat permohonan nomor bangunan
sebagaimana tercantum pada Lampiran IV yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Walikota ini;
(4) Ketentuan mengenai surat keputusan Kepala Dinas
PUPR sebagaimana tercantum pada Lampiran V yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Walikota ini;

Pasal 9

(1) Penulisan nomor bangunan gedung diatur sebagai


berikut :
a. Nomor Bangunan Gedung menggunakan angka
dan/atau abjad huruf Latin dengan ukuran yang
lebih besar dari angka/hufuf yang ada pada papan
nomor bangunan gedung;
b. Dalam hal nomor bangunan gedung yang dibangun
baru atau berada disamping atau belakangnya
menggunakan angka yang sama, maka pada nomor
bangunan gedung tersebut ditambahkan abjad huruf
Latin tipe Capital;
(2) Urutan dan pemberian nomor bangunan gedung diatur
sebagai berikut :
c. nomor Bangunan Gedung dibatasi dengan panjang
nama Jalan dan disusun secara berurutan dimulai
dari titik ujung ruas jalan yang berbatasan dengan
ruas jalan yang lebih tinggi status dan fungsinya
atau klas jalan;
d. nomor Ganjil diberikan untuk Bangunan Gedung
yang terletak di sebelah kiri Jalan, sedangkan nomor
Genap diberikan untuk Bangunan Gedung yang
terletak di sebelah kanan Jalan, ditinjau dari titik
ujung ruas jalan dimulai;
e. Bangunan Gedung baru yang terletak di belakang
dan/atau di samping Bangunan Gedung yang sudah
ada, diberi nomor yang sama dengan Bangunan
Gedung yang sudah ada dengan tambahan Abjad;
f. Bangunan Gedung yang terletak di persimpangan
Jalan diberi nomor Bangunan Gedung dengan
mengikuti Jalan dimana pintu utama menghadap;
g. Bangunan Gedung yang terletak pada suatu kawasan
perumahan dapat menggunakan istilah “Kompleks”
dan /atau “Blok” sebagai identitas tambahan suatu
Bangunan Gedung, dengan tetap menggunakan
nama Jalan di kawasan perumahan tersebut;
h. Bangunan gedung yang terletak dalam satu jalan
tetapi berbeda RT, diurutkan sesuai nama jalan;
i. Bangunan gedung yang terletak dalam satu RT tetapi
beda nama jalan, diawali nomor urut 1 (satu) pada
masing-masing nama jalan;

BAB VIII
TANDA NOMOR BANGUNAN GEDUNG

Pasal 10

(1) Setiap pemilik/penguasa/penanggung jawab bangunan


gedung wajib memasang papan nomor bangunan
gedung;
(2) Setiap penghuni bangunan gedung wajib memelihara
papan nomor bangunan gedung masing-masing agar
tetap kelihatan jelas dan rapi;
(3) Papan nomor bangunan gedung yang rusak atau hilang
wajib dilaporkan kepada Ketua RT setempat untuk
diteruskan kepada Dinas Teknis;
(4) Setiap bangunan rumah baru, Ketua RT dan RW wajib
melakukan pendataan dan melaporkan kepada Dinas
PUPR, guna dilakukan pengaturan nomor rumah baru;

Pasal 11

(1) Nomor bangunan ditulis pada papan nomor bangunan


gedung berbentuk persegi panjang dengan tulisan yang
jelas dan tegas dengan berpedoman pada tata bahasa
indonesia;
(2) Papan nomor bangunan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terbuat dari bahan aluminium;
(3) Pemberian nomor bangunan gedung memuat nomor urut
bangunan, nama kampung/jalan, RT, RW, kelurahan,
kecamatan, kode pos, Logo Pemerintah Kota Tasikmalaya
dan Lambang Burung Garuda.
(4) Format bentuk, ukuran dan warna tulisan, serta tata
letak huruf pada papan nomor bangunan gedung dan
/atau rumah diatur sebagaimana dimaksud pada
Lampiran VI yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Walikota ini.

Pasal 12

Pemasangan papan nomor bangunan gedung harus terlihat


jelas dari jalan umum, tidak terhalang objek lain dan
ditempatkan di dekat pintu masuk bangunan gedung yang
bersangkutan.

BAB IX
PEMBIAYAAN PAPAN NAMA JALAN DAN NOMOR BANGUNAN
GEDUNG ATAU RUMAH

Pasal 13

(1) Biaya pemasangan papan nama jalan dan nomor


bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Walikota ini dibebankan pada APBD;
(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku
untuk papan nomor bangunan gedung yang rusak atau
hilang;

BAB X
PELAKSANAAN

Pasal 14

(1) Dalam rangka pemberian nama jalan, Inventarisasi dan


Pendataan ruas jalan dilakukan oleh Dinas PUPR;
(2) Pembagian wilayah kerja dalam rangka inventarisasi dan
pendataan ruas jalan sebagaimana dimaksud ayat (1)
ditetapkan dengan peraturan walikota yang mengatur
tentang status dan fungsi jalan serta kewenangan
pengelolaannya;

Pasal 15

(3) Pendataan bangunan gedung dilakukan dengan


melibatkan secara aktif Ketua RT dan Ketua RW
setempat;
(4) Hasil pendataan dari Ketua RT dilaporkan kepada Ketua
RW sebagai bahan rekapitulasi oleh Dinas PUPR ;
(5) Hasil rekapitulasi pendataan oleh Ketua RW dilaporkan
kepada Dinas PUPR sebagai dasar penerbitan papan
nomor bangunan gedung;
(6) Papan nomor yang sudah dicetak dan diurutkan untuk
kemudian dipasang oleh Ketua RT setelah
dikoordinasikan dengan Ketua RW;

Pasal 16

Kepala Dinas PUPR dapat memerintahkan mengambil/


menyingkirkan papan nomor bangunan gedung yang
bertentangan dengan Peraturan Walikota ini.

BAB XI
SANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 17

(1) Dalam hal terdapat papan nomor bangunan gedung milik


warga yang tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan
Walikota ini, Ketua RT dan/atau Ketua RW setempat
memberikan teguran secara lisan;
(2) Apabila teguran secara lisan dalam jangka waktu 7
(tujuh) hari kalender tidak ditindaklanjuti oleh warga,
Ketua RT dan/atau Ketua RW memberikan teguran
secara tertulis;
(3) Apabila dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak
teguran diterima oleh warga dan belum ditindaklanjuti,
Ketua RT dan/atau Ketua RW dapat melaporkan kepada
Lurah untuk selanjutnya dilaporkan kepada Dinas PUPR
.

BAB XII
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 18

Semua papan nama jalan yang sudah ada sebelum peraturan


ini, masih tetap berlaku sampai terjadi penggantian papan
nama jalan yang sesuai ketentuan Peraturan Walikota ini;

Pasal 19

(1) Semua papan nomor rumah dan bangunan yang sudah


ada, masih tetap berlaku sampai terdapat pemberian
nomor rumah dan bangunan berdasarkan ketentuan
Peraturan Walikota ini;
(2) Dalam hal pemilik rumah dan bangunan berkeberatan
diberikan nomor baru, nomor lama dan nomor baru
dapat disandingkan paling lama 1 (satu) tahun setelah
nomor baru diberikan dan nomor lama harus sudah
dilepas;

BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 20

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Walikota ini


sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih
lanjut dengan Keputusan Kepala Dinas PUPR ;

Pasal 21

Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal


diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Walikota ini dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Kota Tasikmalaya.

Ditetapkan di Tasikmalaya
pada tanggal _____________

WALIKOTA TASIKMALAYA,

Ttd

...............................
Diundangkan di Tasikmalaya
pada tanggal _______________

SEKRETARIS DAERAH KOTA TASIKMALAYA

ttd.

.............................

BERITA DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN ......... NOMOR ......


LAMPIRAN-I

PERATURAN WALIKOTA
NOMOR TAHUN 2017
---------------------------------

Tasikmalaya, ------- [tgl, bulan, tahun]


Kepada Yth,
Walikota Tasikmalaya
Cq. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kota Tasikmalaya
Jl. Noenoeng Tisnasaputra No.5, Kel. Kahuripan, Kec. Tawang
Kota Tasikmalaya

Perihal : Usulan Nama Jalan

Disampaikan dengan hormat, sehubungan dengan ruas jalan yang terletak


di :
a) Kp /blok /ruas *) : ...............................
b) RT/RW : ............../................
c) Kelurahan : ...............................
d) Kecamatan : ...............................
masih menggunakan nama ruas yang menghubungkan antar kampung, maka
untuk memudahkan mengenali lokasi dan alamat secara jelas, dengan ini kami
sampaikan permohonan /usulan untuk penamaan jalan dimaksud.
Adapun prioritas nama jalan yang kami usulkan antara lain, sebagai
berikut :
No. Nama Jalan**) Alasan***)
1. Jl. Letda. ......................... Veteran asli putra daerah ...............
2. Jl. Ajengan ..................... Tokoh syiar islam Kp. ...................
3. Jl. Gunung ..................... Asal mula Kp. ..............................
Demikian permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian dan bantuannya
diucapkan terima kasih

Lurah ............... Pemohon/


RT ....... /RW ............

[Nama jelas] [Nama jelas]

Mengetahui,
Camat .............

[Nama jelas]
*) Nama kampung/blok /ruas jalan yang akan diusulkan
**) Alternatif prioritas nama yang diusulkan
***) Ringkasan alasan pengusulan
LAMPIRAN-II

PERATURAN WALIKOTA
NOMOR TAHUN 2017
---------------------------------

Walikota Tasikmalaya
Provinsi Jawa Barat
NOMOR : /Kep. /TB
TANGGAL :

TENTANG

PENETAPAN NAMA JALAN ............................

WALIKOTA TASIKMALAYA
Menimbang : a) bahwa untuk memudahkan pemerintah daerah dalam melaksanakan
pengaturan administrasi dan penataan jalan yang menjadi kewenangan
Pemerintah Kota Tasikmalaya, perlu ditetapkan nama jalan sesuai ketentuan
peraturan perundangan-undangan;
b) bahwa dalam proses penetapan jalan tersebut, pemerintah daerah dapat
berkonsultasi dengan DPRD;
c) bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a) dan
b) diatas, maka penetapannya perlu dituangkan dalam Keputusan Walikota
Tasikmalaya;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota
Tasikmalaya;
2. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4444);
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5025);
5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5188.);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4655);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah
Daerah Kab/Kota
9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah
terakhir dengan dengan Peraturan menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
11. Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 4 Tahun 2012 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Tasikmalaya Tahun 2011-2031;
12. Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 3 Tahun 2013 tentang Bangunan
Gedung di Kota Tasikmalaya;
13. Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 5 Tahun 2013 tentang Pedoman
Pemberian Nama Jalan dan Nomor Bangunan di Kota Tasikmalaya;
14. Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor Tahun 2016 tentang
Pembentukan Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota
Tasikmalaya;
15. Peraturan Walikota Nomor 55 tahun 2016 tentang Tugas Pokok Fungsi dan
Rincian Kerja Unit Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota
Tasikmalaya;
16. Peraturan Walikota Nomor tahun 2017 tentang Tata Cara Pemberian Nama
Jalan dan Nomor Bangunan di Kota Tasikmalaya

MEMUTUSKAN

Menetapkan,
KESATU : 1. a). Nama ruas jalan yang terletak di :
Kp /blok /ruas *) : ...............................
RT/RW : ............../................
Kel. /Kec. : ............../................
b) Panjang : ............ Km
c) Ujung /pangkal : ............ / ............
2. Dst.
Menjadi nama jalan :
1 Jalan .................................... “
2 Dst.

Dst,
KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dan apabila terdapat
kekeliruan, maka akan dilakukan pembetulan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : TASIKMALAYA
Pada tanggal :

WALIKOTA TASIKMALAYA

ttd
[Nama]
LAMPIRAN-III

PERATURAN WALIKOTA
NOMOR TAHUN 2017
---------------------------------

Tasikmalaya, ------- [tgl, bulan, tahun]

Kepada Yth,
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kota Tasikmalaya
Jl. Noenoeng Tisnasaputra No.5, Kel. Kahuripan, Kec. Tawang
Kota Tasikmalaya

Perihal : Permohonan Nomor Bangunan

Disampaikan dengan hormat, sehubungan dengan bangunan kami (belum


memiliki nomor bangunan/ masih menggunakan nomor bangunan lama*),
dengan ini kami sampaikan permohonan nomor bangunan untuk :

3. Nama Pemilik : ...................................................................


4. Alamat Bangunan**) : ...................................................................
5. Fungsi Bangunan***) : ...................................................................
6. Nomor IMB : ...................................................................

Demikian permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian dan bantuannya


diucapkan terima kasih

Ketua RT Pemohon

[Nama jelas] [Nama jelas]

Mengetahui,
Ketua RW

[Nama jelas]

*) Coret yang tidak digunakan


**) Diisi dengan nama Kp./Jln, RT, RW, Kel., Kec.
***) Diisi dengan jenis : Rumah tinggal/Kantor/Rumah toko (Ruko) /dll
LAMPIRAN-IV

PERATURAN WALIKOTA
NOMOR TAHUN 2017
---------------------------------

PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA


DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Jalan Noenoeng Tisnasaputra No.5, Telp. /Faks. (0265) 342631
TASIKMALAYA 46115

KEPUTUSAN
KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
KOTA TASIKMALAYA

NOMOR : /Kep. /TB


TANGGAL :

TENTANG

PENETAPAN NOMOR BANGUNAN GEDUNG

KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


Menimbang : d) bahwa untuk memudahkan pemerintah daerah dalam melaksanakan
pengaturan administrasi dan penataan Bangunan Gedung, perlu
ditetapkan nomor bangunan gedung sesuai ketentuan peraturan
perundangan-undangan;
e) bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a)
diatas, maka penetapannya perlu dituangkan dalam Keputusan Kepala
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Tasikmalaya;
Mengingat : 17. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota
Tasikmalaya;
18. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
19. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
20. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung;
21. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintah Daerah Kab/Kota
22. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah
diubah terakhir dengan dengan Peraturan menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 450, sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 39
Tahun 2012 tentang Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan
Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 540)
25. Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 3 Tahun 2013 tentang
Bangunan Gedung di Kota Tasikmalaya;
26. Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 5 Tahun 2013 tentang
Pedoman Pemberian Nama Jalan dan Nomor Bangunan di Kota
Tasikmalaya;
27. Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor Tahun 2016 tentang
Pembentukan Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota
Tasikmalaya;
28. Peraturan Walikota Nomor 55 tahun 2016 tentang Tugas Pokok Fungsi
dan Rincian Kerja Unit Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota
Tasikmalaya;
29. Peraturan Walikota Nomor tahun 2017 tentang Tata Cara Pemberian
Nama Jalan dan Nomor Bangunan di Kota Tasikmalaya

MEMUTUSKAN

Menetapkan,
KESATU : Nomor Bangunan Gedung :
a) Nama Pemilik : (cukup jelas)
Alamat Bangunan : (Kp/Jln, RT/RW, Kel, Kec. Kota Tasikmalaya)
Fungsi Bangunan : (cukup jelas)
Nomor Bangunan : (cukup jelas)

b) Nama Pemilik : (cukup jelas)


Alamat Bangunan : (Kp/Jln, RT/RW, Kel, Kec. Kota Tasikmalaya)
Fungsi Bangunan : (cukup jelas)
Nomor Bangunan : (cukup jelas)

c) Nama Pemilik : (cukup jelas)


Alamat Bangunan : (Kp/Jln, RT/RW, Kel, Kec. Kota Tasikmalaya)
Fungsi Bangunan : (cukup jelas)
Nomor Bangunan : (cukup jelas)

Dst,

KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dan apabila terdapat
kekeliruan, maka akan dilakukan pembetulan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : TASIKMALAYA
Pada tanggal :

KEPALA
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
KOTA TASIKMALAYA

[Nama]
[NIP.]
LAMPIRAN-V

PERATURAN WALIKOTA
NOMOR TAHUN 2017
---------------------------------

BENTUK DAN UKURAN PAPAN NAMA JALAN


TIANG PEMANCANG SERTA KETERANGAN TULISAN DAN WARNA

Bidang papan nama jalan :


a) Bahan alluminium tebal 1 mm
Jl. Siliwangi b) Ukuran : 17cm x 70 cm
c) Warna cat dasar : Hijau
Kode Pos 46151 d) Warna tulisan : Putih

Tiang papan nama jalan :


a) Bahan : besi pipa
b) Diameter (Ø 2”)
c) Tinggi : 225 cm

Tiang tanam papan nama jalan:


a) Kedalaman : 25 cm
b) Pemancangan di cor beton
LAMPIRAN-VI
PERATURAN WALIKOTA
NOMOR TAHUN 2017
---------------------------------

BENTUK, UKURAN DAN WARNA TULISAN


SERTA TATA LETAK HURUF NOMOR BANGUNAN

A. Lokasi Permukiman /Umum


a) Lokasi berbatasan dengan jalan
Pemerintah Daerah :
PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA - Huruf Century Gothic
- Warna Tulisan Putih
Kp./Jl.Noenoeng Tisnasaputra - Warna Dasar Biru Tua

RT.007
100 mm

RW.VI 05 Alamat/Nomor :

- Huruf Century Gothic

- Warna Tulisan Hitam


Himbauan Wujudkan Tasik Kelurahan Kahuripan Lokasi :
Kecamatan Tawang - Warna Dasar Hijau
- Ajakan sbg Kota Resik No.IMB : - Kelurahan

- Kecamatan
- Peringatan
200 mm

b) Lokasi berbatasan dengan bangunan di depannya


Pemerintah Daerah :
PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA
- Huruf Century Gothic
Kp./Jl.Noenoeng Tisnasaputra
- Warna Tulisan Putih

RT.007
05/A
-Alamat/Nomor
Warna Dasar Biru
: Tua
100 mm

RW.VI - Huruf Century Gothic

- Warna Tulisan Hitam


Himbauan Wujudkan Tasik Kelurahan Kahuripan Lokasi :
Kecamatan Tawang - Warna Dasar Hijau
- Ajakan sbg Kota Resik No.IMB : - Kelurahan

- Kecamatan
- Peringatan
200 mm
B. Lokasi Perumahan

Pemerintah Daerah :
PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA
- Huruf Century Gothic
Perumahan Bumi Elang Indah
Blok-D
- Warna Tulisan Putih

RT.017
18
- Alamat/Nomor
Warna Dasar Biru
: Tua
100 mm

RW.XII
- Huruf Century Gothic

- Warna Tulisan Hitam

Himbauan Wujudkan Tasik Kelurahan Sukamanah Lokasi :


- Warna Dasar Hijau
Kecamatan Cipedes
- Ajakan sbg Kota Resik No.IMB : - Kelurahan

- Kecamatan
- Peringatan
200 mm

C. Lokasi Komplek

Pemerintah Daerah :
PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA
- Huruf Century Gothic
Komplek Perkantoran

251
- Warna Tulisan Putih

100 mm
RT.021 -Alamat/Nomor : Tua
Warna Dasar Biru

RW.XIV
- Huruf Century Gothic

- Warna Tulisan Hitam

Himbauan Wujudkan TasikKelurahan Panyingkiran Lokasi :


- Warna Dasar Hijau
Kecamatan Indihiang
- Ajakan sbg Kota Resik No.IMB : - Kelurahan

- Kecamatan
- Peringatan
200 mm

Anda mungkin juga menyukai