Anda di halaman 1dari 28

A.

uPERATURAN PRAKTEK
1. Tata Tertib
a. Tidak dibenarkan memakai sandal, sepatu sandal, dan sejenisnya.
b. Tas dan barang-barang yang digunakan selama praktek harus disimpan
ditempat yang telah disediakan.
c. Dilarang melakukan praktek tanpa seizin instruktur (asisten) yang
bersangkutan.
d. Selama berada dilaboratorium dilarang merokok makan, dan minum.
e. Praktek harus menjaga keamanan dan ketenangan selama berada
dilaboratorium.
f. Diwajibkan memakai savety selama berada dalam laboratorium dan tidak
dibenarkan berambut gonrong.
g. Apabila dalam pelaksanaanya belum diatur maka akan dilakukan
perubahan sebagaimana mestinya.
2. Kehadiran
a. Praktek yang tidak mengikuti satu kali praktek dianggap gagal dan harus
mengulang pada semester berikutnya.
b. Waktu pelaksanaan praktek diatur dengan jadwal yang ditentukan
kemudian.
c. Praktek harus menyerahkan formulir kehadiran kepada asisten pada
setiap melakukan praktek.
3. Pemakaian Alat
a. Sebelum melakukan praktek periksa kelengkapan alat.
b. Pemakaian alat harus seizin asisten.
c. Kerusakan alat atau kehilang peralatan menjadi tanggung jawab
kelompok peserta pratikan.
d. Setiap akhir praktek alat-alat yang digunakan harus dibersihkan
kemudian disimpan pada tempat yang telah ditentukan.
e. Sebelum meninggalakan laboratorium, pratikan harus melaoprkan pada
asisten untuk dilakukan kros chek terhadap alat yang dipinjam dan
dipakai.

MODUL PRAKTEK PRODUKSI I (BUBUT)


FAKULTAS TEKNIK MESIN UHO Page 1
4. Tugas dan Laporan
a. Laporan praktek diisi pada logbook yang telah disediakan.
b. Sebelum dan sesudah praktek akan diadakan response dan ujian akhir
praktek. Adapun waktu dan tempat ditentukan kemudian.
c. Setiap praktek harus mengumpulkan dan mengisisi logbook praktek
secara perorangan setelah seluruh praktek diselesaikan.
5. Penilaian
Sistem penilaian mengikuti atauran sebagai berikut :
a. Nilai kehadiran = 35 %
b. Nilai laporan = 30 %
c. Nilai ujian (seminar) = 35 %

B. KESELAMATAN KERJA
1. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja merupakan unsur utama dalam proses produksi
terutama proses pembubutan logam, karena dalam proses ini akan
berhadapan dengan bahaya-bahaya yang mungkin terjadi diantaranya :
a. Terkena percikan geram-geram dari benda kerja
b. Terkena putaran dari mesin bubut

2. Ketentuan dan Procedural Keselamatan


a. Pastikan keadaan lingkungan kerja dan peralatannya siap untuk dipakai,
dan periksa kembali peralatan sebelum bekerja.
b. Pakailah pakaian kerja dengan alat pelindung diri sesuai dengan standar.
c. Bekerja sesuai dengan petunjuk yang telah disiapkan.
d. Tanyakan pada asisten anda, bila kurang jelas atau pahami dalam
bekerja.
e. Berhati-hatilah dalam menggunakan alat-alat perlengkapan serta posisi
dalam bekerja.
f. Jauhkan bahan-bahan yang mudah terbakar dari tempat anda bekerja.

MODUL PRAKTEK PRODUKSI I (BUBUT)


FAKULTAS TEKNIK MESIN UHO Page 2
g. Usahakan benda kerja yang akan dibubut, dalam keadaan bersih bebas
dari air, oli, dan bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan percikan
api atau ledakan.
h. Jaga jarak aman anda tempat proses pembubutan.
i. Gunakan selalu alat-alat pelindung seperti helm, , jacket (katel pack),
sarung tangan, kacamata pelindung
j. Tidak diperkenankan memegang benda kerja pada saat mesin dalam
kondisi ON.

MODUL PRAKTEK PRODUKSI I (BUBUT)


FAKULTAS TEKNIK MESIN UHO Page 3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Mesin Bubut pertama kali ditemukan oleh Hendy maudillay pada
tahun 1800 M di Inggris.Mesin bubut yang diciptakan itu masih sangat
sederhana dan tidak begitu rumit dalam penggunaanya sehingga produk-
produk yang dihasilkan juga sederhana. Seiring dengan perkembangan
zaman maka makin berkembang pula kebutuhan manusia akan teknologi
untuk memudahkan aktifitas manusia.
Mesin bubut sangat bermanfaat karena beberapa perkakas dapat
dibuat dengan menggunakan mesin ini misalnya mur, baut, serta benda-
benda berbentuk silindris. Mesin bubut mencakup segala mesin perkakas
belakangi yang memproduksi bentuk silindris.Jenis yang paling tua dan
paling umum adalah pembubut yang melepas bahan dengan memutar
benda kerja dengan pemotong mata tunggal. Meskipun mesin ini terutama
digunakan untuk pengerjaan silindris, dapat juga dipakai untuk
kepentingan lain. Permukaan rata dapat dicapai dengan menyangga benda
kerja pada muka atau dalam pencekam. Benda kerja yang dipasang dengan
cara ini dapat juga diberi pusat , dibor atau memperbesar lubangnya.
Mengingat akan kebutuhan manusia akan berbagai produk yang n
serba canggih pada masa sekarang dan semakin meningkatnya persaingan
produksi ikut melatar belakangi diciptakannya beberapa mesin bubut yang
dapat melakukan berbagai macam pengerjaan sesuai dengan bentuk dan
fungsinya masing-masing mulai dari pekerjaan bubut sederhana sapai pada
bubut yang sangat kompleks yang membutuhkan ketelitian tinggi.
Semakin banyaknya jenis dan proses produksinya sehingga dibutuhkan
keterampilan operator yang tinggi dalam mengoperasikan mesin bubut saat
ini.

MODUL PRAKTEK PRODUKSI I (BUBUT)


FAKULTAS TEKNIK MESIN UHO Page 4
1.2.Tujuan Praktikum
a. Tujuan umum
1. Pengenalan secara langsung mesin-mesin perkakas serta cara
pengoperasiannya;
2. Peningkatan pengetahuan serta ketrampilan tentang mesin-mesin
perkakas.

b. Tujuan khusus
1. Dapat mengetahui, menguasai dan menjalankan mesin bubut;
2. Mengetahui proses dan cara pembuatan benda kerja dengan mesin
bubut;
3. Mengetahui dan memahami cara pembuatan ulir.

1.3.Manfaat Praktikum

Setelah mengikuti praktek di Laboratorium mahasiswa diharapkan :


a.Mampu mengoprasikan dan menggunakan mesin bubut
b.Mampu merencanakan dan menganalisis dalam pembubutan
c.Mahasiswa dapat lebih disiplin dan kerjasama.

1.4.Metnhode Praktikum

Metodelogi yanng akan di lakukan dan di pergunakan dalammelakukan


praktikum proses produksi ini adalah sebagai berikut :
a. Studi Pustaka
Bersamaan di laksanakan praktek, dilakukan juga suatu studi
kepustakaan yangberkaitan dengan teori-teori yang akan di gunakan
dalam proses praktek.
b. Studi Lapangan
Para peserta praktek mengadakan studi pada obyek yang berhubungan
dengan masalahyang akan di kerjakan, yaitu pembubutan.

MODUL PRAKTEK PRODUKSI I (BUBUT)


FAKULTAS TEKNIK MESIN UHO Page 5
1.5. Sistematika Penulisan

Di dalam memudahkan memahami pokok bahasan, maka penulisan


laporan ini disusun menurut sistematika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan, metode
praktek, sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Berisi tentang teori-teori dari berbagai literatur yang di
gunakan sebagai dasar untuk menentukan model/cara
pemecahan masalahnnya.
BAB III : PEMBAHASAN
Berisi tentang langkah-lanngkah dalam pembuatan
Qaqqqa qwa qqq `q11q 1` q1
rencana kerja, yang meliputi peralatan,
bahan bakunya, gambar benda kerja, dan tahapan-
tahapan penngerjaannya.
BAB IV : ANALISIS DATA DAN PERHITUNGAN
Berisi tentang pembahasan tentang analisi dan
perhitungan yang dilakukan berdasarkan rumus-rumus
dan data yang digunakan dalam praktikum.
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini berisi tentang Kesimpulan dan Saran dari
hasil Praktikum

MODUL PRAKTEK PRODUKSI I (BUBUT)


FAKULTAS TEKNIK MESIN UHO Page 6
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1.Teori Dasar
Prinsip mekanisme gerakan pada mesin bubut adalah merubah energi
listrik menjadi gerakan putar pada motor listrik kemudian ditransmisikan ke
mekanisme gerak mesin bubut. Lebih jelasnya dapat dilihat pada (Gambar 1.1)
yang menunjukkan transmisi gerakan (line of power) pada mesin bubut.

Gambar 1.Line of Power Pada Mesin Bubut


Sumber : Dokumentasi Laboratorium Proses Produksi.
Pada dasarnya prinsip kerja mesin bubut ada dua macam, yaitu:
1. Main Drive
Gerakan utama pada mesin bubut putaran motor listrik berupa putaran motor
listrik yang ditransmisikan melalui belt Menuju gear box. Di dalam gear box
terdapat roda gigi yang berfungsi untuk mengatur transmisi putaran spindel,
sehingga menghasilkan putaran pada chuck;
2. Feed Drive
Feed Driveyaitu gerakan pemakanan pahat pada benda kerja.
Lathe Machine atau lebih dikenal sebagai mesin bubut mencakup segala mesin
perkakas yang memproduksi bentuk silindris dan digunakan untuk menghasilkan

MODUL PRAKTEK PRODUKSI I (BUBUT)


FAKULTAS TEKNIK MESIN UHO Page 7
benda-benda putar, membuat ulir, pengeboran dan meratakan permukaan benda
putar.

2.2.Spesifikasi MesinBubut
Type : GAP-BED LATHE CQ 6230A-1910X310 MM
Produksi : Guang Zhou Machine Tool Works.
2.3. Bagian-bagian Utama Mesin Bubut

Gambar 2.General Data Main Assemblies


Sumber :Manualbook GAP-BED Lathe CQ 6230A-1 910x310 MM.
1. Bed Way Bed Way
Bed Way Bed Way adalah penopang sebagai tempat relay bertumpu.
2. Head Stok
Head StokMerupakan tempat dimana Gear Boxdan Quick Changegear box
dipasang.
3. Quick Change Gear Box/feed Box Quick Change Gear Boxatau juga sering
disebut dengan Feed Box

MODUL PRAKTEK PRODUKSI I (BUBUT)


FAKULTAS TEKNIK MESIN UHO Page 8
Feed box berfungsi untuk mentransmisikan daya dan putaran dariGear Box
serta mengatur kecepatannya sebelum diteruskan kemekanisme
pemakanan/Apron. Gear Box danQuick Change Gear Box terletak padaHead
Stock.
4. Cariage Box
Merupakan meja penggerak pahat dan terletak di atas apron.
5. Electrical Box
Merupakan tempat rangkaian sistem elektroniklathe machine.
6. Chuck Protecting Cover
Merupakan penutup chuck yang berfungsi sebagai pelindung pengguna dari
serpihan geram;
7. Splash Guard
Merupakan pelindung dan pembatas agar geram tidak terlempar kemana-mana.
8. Lower Carriage
Merupakan penopang daritop carriage.
9. Top carriage
Penopang daritool holder;
10. Cooling
Berfungsi sebagai saluran cairan pendingin;
11. Working Light
Lampu yang berfungsi sebagai penerang saat pengguna bekerja;
12. Tail Stock Tail Stock
Terletak berhadapan denganSpindle.Berfungsi untuk menahan ujung benda
kerja saat pembubutan dan juga dapat digunakan untuk memegangtoolpada
saat pengerjaandrilling, reaming, dantapping;
13. Lead Screw
Poros berulir yang berfungsi untuk menggerakanCarriage Boxsaat melakukan
penguliran;
14. Feed Rod
Poros yang berfungsi untuk menggerakancarriage saat melakukan
pembubutan.

MODUL PRAKTEK PRODUKSI I (BUBUT)


FAKULTAS TEKNIK MESIN UHO Page 9
15. Switch Rod
Adalah bagian mesin yang berfungsi untuk merubah putaran dari feed rod.
16. Tool Holder
Merupakan bagian mesin bubut yang berfungsi untuk memegang pahat.
17. Quadrant
SusunanPulley yang mentransmisikan putaran antara GearBoxdanQuick
Change Gear Box;
18. Oil Tray
Merupakan tempat geram dan pengalirCoolantmenujuReservoir;
19. Steady Rest
Alat bantu untuk menopang benda kerja yang kedudukannya tetap;
20. Foot Stand
Merupakan penopang dari seluruh rangkaian mesin bubut.
21. Thread Indicator
Indikator putaranflywheel.
22. Foot Breake
Adalah pedal injak yang berfungsi untuk menghentikan mesin dengan
memutus arus listrik.

2.4. Kontrol Utama Mesin Bubut

Gambar 3.Main Controls

MODUL PRAKTEK PRODUKSI I (BUBUT)


FAKULTAS TEKNIK MESIN UHO Page 10
Sumber :ManualbookGAP-BED Lathe CQ 6230A-1 910x310 MM.
GAP-BED Lathe CQ 6230A-1 910x310 MM buatan Guangzhou Machine Tool
Works adalah salah satu mesin bubut yang terdapat pada Laboratorium Proses
Produksi . Mesin bubut ini mempunyai kontrol utama berupa :
1. Left and Right Hand Thread Change Lever
Digunakan untuk menggerakan Carriage ke arah horizontal, dan pada proses
pembuatan ulir, yaitu untuk mengatur pembuatan ulir kanan atau ulir kiri.
2. Spindle Change Lever A,B,C
Spindle Change Lever 1,2,3
No. 1,2,digunakan untuk merubah kecepatan putar (mengatur kecepatan pada
Speed Gear Box).Pengaturan kecepatan dilakukan dengan merubah posisi
handle-handlenya.
3. Wrench
Mengunci kedudukan Tool Holder.
4. Fly Wheel
Untuk menggerakkanCompound Resttanpa menggerakkanCarriage;
5. Tailstock Quill Clamping Lever
6. Tailstock Locking Nut
No. 5 dan 6 pada prinsipnya digunakan untuk mengunci kedudukan Tail Stock.
7. Tailstock Quill Transverse Handwheel
Digunakan untuk menggerakkan ujung daritailstock dengan cara memutarnya.
8. Split Nut Lever
Digunakan untuk menggerakkan Split Nutyang nantinya akan memutarLead
Screw.
9. Spindle Forward-Stop-Reverse Lever
Adalah bagian mesin yang berfungsi untuk merubah putaran dari Feed Rod;
10. Longitudinal and Cross Power Feed Lever
Digunakan untuk menjalankan pembubutan otomatis dan dapat mengerakkan
Carriage dalam arah longitudinal maupun melintang.
11. Carriage Longitudinal Feed Handwheel

MODUL PRAKTEK PRODUKSI I (BUBUT)


FAKULTAS TEKNIK MESIN UHO Page 11
Engkol yang berfungsi untuk menggerakkan Carriage secara manual dalam
arah longitudinal.
12. Cross Slide Handwheel
Digunakan untuk menggerakkan Carriage dalam arah melintang secara
manual.
13. Pitch and Feed Selector Lever
Untuk menentukan Feed and Thread.
14. Emergency Switch
TombolEmergency.
15. Switch Coolant Pump
Untuk menyalakan pompa Coolant.
16. Test Button
Menguji putaran Chuck.
Pada prinsipnya semua jenis mesin bubut di Lab. Proses Produksi mempunyai
kontrol yang sama, hanya peletakannya yang berbeda. Tanyakan kepada
asisten/laboran anda sebelum mulai menjalankan mesin.

MODUL PRAKTEK PRODUKSI I (BUBUT)


FAKULTAS TEKNIK MESIN UHO Page 12
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM DAN PERMESINAN

3.1 Petunjuk Pengoperasian Pembubutan.


3.1.1. Sebelum Proses Pembubutan / Persiapan
1. Pengecekan mesin yang akan digunakan
2. Menyiapkan alat-alat, bahan, dan gambar kerja yang dibutuhkan dalam
Praktikum.
3. Benda kerja diukur dimensinya sebelum dipasang pada chuck serta
ditandai bagian- bagian yang akan dibubut.
4. Benda kerja dipasang pada chuck dengan bantuan kunci chuck dan
senterkan.
5. Pahat dipasang pada Tool Holder/tool post dan kedudukannya
disenterkan terhadap titik pusat benda kerja dengan bantuantail stock.
6. Pemilihan kecepatan putar spindle yang sesuai dengan benda kerja
dengan mengatur posisi kedua tuasSpindle Change lever (Tuas A,B,C
dan 1,2,3). Tabel kecepatan putar berdasarkan posisi tuasA,B,C dan
1,2,3 dapat dilihat pada mesin (menempel padaheadstock). Gunakan
kecepatan yang lebih tinggi serta kedalaman pemakanan yang kecil
pada prosesfinishing.
7. Mesin dapat dinyalakan.
8. Pengaturan titik nol dan pengaturan kedalaman pemakanan dengan cara
menggoreskan ujung pahat pada benda kerja yang berputar.
9. Proses pembubutan bisa dilakukan sesuai gambar benda kerja yang
direncanakan.
Catatan :
a. Pastikan benda kerja terpasang dengan erat pada chuck;

MODUL PRAKTEK PRODUKSI I (BUBUT)


FAKULTAS TEKNIK MESIN UHO Page 13
b. Pastikan pahat dalam keadaan baik, terpasang dengan benar dan erat
pada toolpost;
c. Pada beberapa jenis mesin bubut, perubahan kecepatan spindle dan
pengaturan pitch and feed selector lever hanya dapat dilakukan jika
mesin dalam keadaan mati. Jika dilakukan dalam keadaan hidup akan
menyebabkan kerusakan serius pada sistem transmisinya.

3.1.2. Selama Proses Pembubutan 1.


1. Pengaturan kedalaman pemakanan (depth of cut) pada tiap tahapan
pemotongan hendaknya tidak terlalu besar untuk menghindari kerusakan
pada benda kerja dan pahat.
2. Untuk menggerakkan pahat secara manual maka Carriage
LongitudinalFeed Handwheel ataupun Cross Slide Handwheel harus
digerakkan dengan perlahan sehingga didapat permukaan benda kerja yang
baik.
3. Pelumasan harus diperhatikan secara teratur.
4. Matikan mesin dan buka chuck protecting cover jika hendak melakukan
pengukuran, merubah kecepatan, atau jika terjadi gangguan pada mesin
saat bekerja.
5. Setelah Proses Pembubutan
1. Mesin dimatikan;
2. Benda kerja dilepaskan dari chuck, dan pahat dilepaskan dari Tool Post;
3. Mesin dan alat yang digunakan dibersihkan dari chips (Geram);
4. Alat-alat dikembalikan ke tempat semula.

3.2. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Mesin Bubut digunakan untuk pembuatan benda kerja
2. JangkaSorong digunakan untuk mengukur dimensi benda kerja
3. Center gauge / Dial Indikator digunakan untuk menyenterkan benda kerja.
4. Stop Watchdigunakan untuk mengetahui waktu dalam proses pemakanan

MODUL PRAKTEK PRODUKSI I (BUBUT)


FAKULTAS TEKNIK MESIN UHO Page 14
5. Kunci Chuckdigunakan untuk mengencangkan chuck /pencekam, bentuk
matanya biasanya bujur sangkar.
6. Kunci Pahat digunakan untuk mengencangkan pahat agar selama proses
pembubutan kedudukan pahat tidak berubah.
7. Tachometerdigunakan untuk mengukur putaran dari spindle
8. Pahat HSS(Hight Speed Steel), sebagai alat untuk pemakan benda kerja. 9.
9. Kunci Pas, digunakan Untuk MengencangkanTool Post.
10. TangAmpere, untuk mengukur arus pada saat pembubutan.

MODUL PRAKTEK PRODUKSI I (BUBUT)


FAKULTAS TEKNIK MESIN UHO Page 15
BABA IV
ANALISIS DATA DAN PERHITUNGAN

4. PENGAMBILAN DATA
4.1.Data Yang Diperoleh
JENIS MESIN : Bubut
TYPE : ……..
DAYA ( P ) : …..…kW
4.2. Bahan Yang Digunakan
Nama Bahan : Low Carbon Steel atau Esser
Koefisien bahan ( k ) : ………… kg/mm
Konstanta Eksponen (m) : 0.75
Pembubutan :
L D d s nt na t" t
No.
(mm) (mm) (mm) (mm/rev) (rpm) (rpm) (mm) (detik)
1.
2.
3.
4.
5.

4.3. Perhitungan
1. Kecepatan potong (v)
Pembubutan
π. D. n m
v= ( )
1000 menit
dimana:

MODUL PRAKTEK PRODUKSI I (BUBUT)


FAKULTAS TEKNIK MESIN UHO Page 16
D = diameter awal benda kerja (mm)
n = putaran spindle (rpm)

2. Gaya Pemotongan Vertikal (Pz)


Pz = K. t ′ . s" (kg)
dimana:
K = koofisien bahan (kg/mm2)
S = feed motion (mm/rev)
t' = depth of cut (mm)
m = konstanta eksponen

3. Daya Pemotongan
Pzv
Nc = (kW)
60.102

4. Machining Time (Tm)


L. i
Tm = (menit)
s. n
dimana:
L = panjang pembubutan (mm
i = jumlah pemotongan = t/t’

5. Momen Torsi (Mt)


Pz. D
Mt = (kg. mm)
2

6. Daya Motor (Nm)


Nm = V√ω. L. cos α (kW)
dimana:
V = tegangan listri (volt)
ɷ = jumlah faze

MODUL PRAKTEK PRODUKSI I (BUBUT)


FAKULTAS TEKNIK MESIN UHO Page 17
COS = faktor daya (0.8)
I = arus (ampere).

4.3.1. Perhitungan pembubutan Lurus.


Sebagai contoh perhitungan diambil data sebagai berikut:
Diameter awal (D1) =
Diameter Pengerjaan (D2) =
Panjang Pengerjaan (Lc) =
Putaran Spindel (n) =
Pemakanan Kasar (f1) =
Pemakanan halus (f2) =

1. Kecepatan Potong (Vc)


Vc = 2.π .n. r (mm/menit)
Dimanat : n = putaran spindle (rpm)
r = jari-jari rata-rata = r1 + r2 / 2

2. Kecepatan Pemakanan (Vf)


Vf = f .n (mm/menit)
dimana : f = pemakanan kasar/halus
a. Kecepatan pemakanan kasar
Vf1 = f1 .n
b. Kecepatan pemakanan halus
Vf2= f2 . n

3. Kedalaman Potong (a)


a = D1– D2 / 2 (mm)

4. Lebar geram yang terbuang pada saat pemotongan (b)


b = a / sin kr (mm)

MODUL PRAKTEK PRODUKSI I (BUBUT)


FAKULTAS TEKNIK MESIN UHO Page 18
dimana = sin kr (sudut pemotongan utama 900)

5. Tebal geram yang terbuang pada saat pemotongan (h)


h = f .sin kr (mm)

a. Tebal geram yang terbuang pada saat pemotongan kasar (h1)


h1 = f1 .sin kr (mm)
b. Tebal geram yang terbuang pada saat pemotongan halus (h2)
h1 = f2 .sin kr (mm)

6. Volume geram yang terbuang pada saat pemotongan (Vg)


Vg = π .Lc . (r12 – r22) (mm3)

7. Kapasitas geram yang terbuang pada saat pemotongan (Q)


Q = A .Vc (mm3 / menit)
dimana : A = luas penampang (a x b) mm
a. Kapasitas geram yang terbuang saat pemotongan kasar (Q1)
Q1 = A .Vc
= a .h1 .Vc
b. Kapasitas geram yang terbuang saat pemotongan halus (Q2)
Q1 = A .Vc
= a .h2 .Vc

8. Gaya potong utama (Fc)


Fc = A . Fs (KN)
dimana : Fs = tekanan pemotongan spesifik = 2,9 KN/mm2
a. Gaya potong utama pada saat pemotongan kasar (Fc1)

MODUL PRAKTEK PRODUKSI I (BUBUT)


FAKULTAS TEKNIK MESIN UHO Page 19
Fc1 = A . Fs (KN)
= a . h1 . Fs

b. Gaya potong utama pada saat pemotongan halus (Fc2)


Fc1 = A . Fs (KN)
= a . h2 . Fs

9. Daya potong utama


Nc = Fc .Vc / 60000 (kw)

a. Daya potong utama pada saat pemotongan kasar (Nc1)


Nc1 = Fc1 . Vc / 60000 (kw)
b. Daya potong utama pada saat pemotongan halus (Nc2)
Nc2 = Fc2 . Vc / 60000 (kw)

10. Daya Pemakanan (Nf)


Nf =Ff . Vf / 60000 (kw)

a. Daya potong utama pada saat pemotongan kasar (Nf1)


Nf1 = Ff1 . Vf1 / 60000 (kw)
b. Daya potong utama pada saat pemotongan halus (Nf1)
Nf2 = Ff2 . Vf2 / 60000 (kw)

11. Waktu pemotongan (Tc)


Tc = Lc / Vc .h

a. Waktu pemotongan kasar (Tc1)


Tc1 = Lc / Vc . h1
b. Waktu pemotongan halus (Tc2)
Tc2 = Lc / Vc . h2

MODUL PRAKTEK PRODUKSI I (BUBUT)


FAKULTAS TEKNIK MESIN UHO Page 20
12. Waktu pemakanan (Tf)
Tf = Lf / Vf (menit / mm)

a. Waktu pemakanan kasar(Tf1)


Tf1 = Lf1 / Vf1 (menit / mm)
b. Waktu pemakanan halus (Tf2)
Tf2 = Lf2 / Vf2 (menit / mm)

4.3.2. Perhitungan untuk Pembuatan Ulir.


Nilai kisar / pitch = mm

1. Kedalaman Ulir
h = 1. √ 3. P / 2
dimana ; P = jarak antara ulir (pitch)

2. Kedalaman sisi terpakai (h1)


h1= 0,6495 . P (mm)

3. Diameter kedalaman (D1)


D1 = D – 2 .h (mm)
dimana : D = diameter yang diulir

4. Diameter sisi (D2)


D2 = D – h (mm)

5. Kapasitas geram yang terbuang (Vg)


Vg = π .L . (D22 – D12) / 8 (mm)

MODUL PRAKTEK PRODUKSI I (BUBUT)


FAKULTAS TEKNIK MESIN UHO Page 21
4.4. GAMBAR KERJA
Pada praktek kerja mesin produksi ini akan dibuat alat berupa baut kopling flen
seperti gambar berikut ini:

MODUL PRAKTEK PRODUKSI I (BUBUT)


FAKULTAS TEKNIK MESIN UHO Page 22
4.4.1. Tahap Pengerjaan Alat Baut Koplinng Flen
4.4.2. Benda kerja I (Batang besi bulat Ø 1 ½ inch).
a. Ukur dan potong batang besi bulat Ø 1½ inch sepanjang 120 mm dengan
menggunakan mesin gergaji.
b. Siapkan mesin bubut dan peralatannya, serta alat bantunya, antara lain :
pahat bubut rata, pahat ulir luar, jangka sorong, kikir, center drill dan
mata bor Ø 6 mm.
c. Benda kerja sepanjang 30 mm diikat pada pencekam.
d. Pahat bubut rata diikat pada tempat pahat dan di atur agar posisinya tepat
pada tengahbenda kerja (setinggi center kepala lepas), bila kurang,
ketinggiannya diatur denganmemberi ganjal bantalan / shim di bawah
pahat yang akan di pasang.
e. Posisikan putaran mesin bubut pada kecepatan 360 rpm (posisi handel B-
2).
f. Di bubut rata muka benda kerja bekas potongan mesin gergaji hingga
rata, denganmenggunakan teknik pengerjaan tepi (Facing).
g. Di bubut rata sepanjang 85 mm, di jadikan diameter 25 mm.
h. Di bubut rata lagi sepanjang 45 mm, di jadikan diameter 22 mm.
i. Dibubut rata lagi sepanjang 15 mm, di jadikan diameter 18 mm.
j. Pahat bubut rata di lepas di ganti dengan pahat ulir luar lalu diikat pada
tempat pahatdengan kuat, diatur posisinya setinggi center.
k. Posisikan putaran mesin bubut pada kecepatan 70 rpm (posisi handel B-
1), dan handel 4diputar ke kanan (ke arah ulir).
l. Posisikan handel 2 pada tabel ulir dalam inch pada angka 9 (posisi
handel B - 2). Danlakukan penandaan batas yang akan diulir berjarak 45
mm dari ujung.

MODUL PRAKTEK PRODUKSI I (BUBUT)


FAKULTAS TEKNIK MESIN UHO Page 23
m. Memulai pemotongan ulir W 7/8” – 9 (dengan menekan handel 17 ke
bawah, hinggamendekati garis pembatas yang telah di tandai. Setelah
itu posisi pahat di kembalikan,putaran mesin diputar balik / reserved
dengan cara menarik handel 32 ke atas dan handel18 di putar kekiri,
sehingga eretan akan mundur). Pekerjaan ini di ulang-ulang
hinggamenjadi ukuran W 7/8”-9 yang standard.
n. Benda kerja di balik, lalu di cekam pada benda yang berukuran
diameter 25 mm.
o. Posisikan putaran mesin bubut pada kecepatan 360 rpm.
p. Lakukan pembubutan tepi hingga di peroleh total panjang 109 mm.
q. Lakukan pembubutan rata pada benda kerja yang berdiameter 38 mm,
di jadikan diameter36 mm sepanjang 24 mm, dan di ujungnya diberi
chamfer 1,5 mm x 45º supaya tidaktajam.
r. Benda kerja dilepas lalu di jepit pada catok mekanik, lalu di beri tanda
pada dua sisiberlawanan yang berdiameter 36 mm, berjarak 18 mm dari
ujung menggunakan gergajibesi sedalam 4,5 mm tiap sisinya (seperti
gambar kerja).
s. Dua sisi berlawanan pada benda kerja sepanjang 18 mm, selanjutnya di
bentuk dengankikir rata sehingga ketebalannya menjadi ukuran 27 mm
(berkurang 9 mm, pada keduasisinya).
t. Setelah itu benda kerja diikat di catok pada mesin bor. Lalu di bor
center drill dan di borlagi dengan mata bor diameter 6 mm sampai
tembus pada benda kerja yang berdiameter18 mm, tepat di tengah-
tengah dengan posisi tegak lurus dan jaraknya 8 mm dari ujung(seperti
yang ada pada gambar kerja).

4.4.3. Benda kerja 2 (Batang besi bulat Ø 1 ½ inch).


1. Ukur dan potong batang besi bulat Ø 1½ inch sepanjang 40 mm dengan
menggunakanmesin gergaji.
2. Siapkan dan bersihkan mesin bubut beserta alat-peralatannya dan alat
bantunya, antaralain : pahat bubut rata, pahat ulir dalam, pahat dalam,

MODUL PRAKTEK PRODUKSI I (BUBUT)


FAKULTAS TEKNIK MESIN UHO Page 24
jangka sorong, kikir rata, centerdrill dan mata bor Ø 8 mm, Ø 11 mm,
dan Ø 16 mm.
3. Benda kerja sepanjang 15 mm diikat pada pencekam.
4. Atur kecepatan mesin 360 rpm (posisi handel B – 2).
5. Di bubut rata permukaan bekas potongan mesin gergaji hingga rata
dengan pengerjaantepi (Facing).
6. Bubut benda kerja sepanjang 24 mm di jadikan diameter 36 mm, lalu
ujungnya di chamfer2 mm x 45º.
7. Benda kerja di balik, lalu benda kerja yang berdiameter 36 mm
sepanjang 20 mm diikatpada pencekam
8. Bubut permukaan potongnya hingga diperoleh panjang total 36 mm
dengan pengerjaantepi, dengan putaran mesin 360 rpm.
9. Bubut rata sepanjang 12 mm dengan posisi di akhir pemakanan
menyudut 45º (sepertigambar) di jadikan diameter 30 mm.
10. Pasang center drill pada chuck bor yang terpasang pada kepala lepas.
11. Putar benda kerja dengan kecepatan 360 rpm untuk melakukan
pengeboran dengan centerdrill, lalu sepanjang benda kerja di bor
dengan mata bor Ø 8 mm sampai tembus, lalu dibor lagi dengan Ø 11
mm sampai tembus, lalu di bor lagi dengan Ø 16 mm juga
sampaitembus.
12. Setelah selesai di bor kemudian benda kerja di lebarkan diameternya
denganmenggunakan pahat dalam sehingga di dapat diameter lubang
menjadi 19,5 mm.
13. Atur kecepatan mesin menjadi 70 rpm
14. Atur posisi tabel ulir dalam inch menunjuk angka 9 (B – 2).
15. Untuk membuat ulir, benda kerja di drat menggunakan pahat ulir
dalam menjadi ukuranW 7/8”-9 (prosesnya sama seperti membuat ulir
luar pada benda kerja 1, tapi bedanyadisini menggunakan pahat ulir
dalam).
16. Setelah selesai, benda kerja dilepas lalu di jepit pada catok mekanik

MODUL PRAKTEK PRODUKSI I (BUBUT)


FAKULTAS TEKNIK MESIN UHO Page 25
17. Dengan menggunakan kikir rata, benda kerja yang diameternya 36
mm selanjutnya dibentuk menjadi segi enam sesuai dengan gambar
sehingga menjadi ukuran untuk kunci32 mm.
18. Setelah selesai, benda kerja diikat di catok pada mesin bor.
19. Bagian benda kerja yang berdiameter 30 mm, di bor keliling dengan
mata bor Ø 6 mmberjarak 10 mm dari ujung (seperti gambar) di
sekelilingnya , sejajar dengan setiap sisisisisegi enamnya, sebanyak 6
lubang.
20. Setelah pekerjaan bor selesai, bagian tersebut di bentuk / di potong
sesuai gambar dengangergaji besi.
21. Untuk merapikan bekas potongan gergaji besi yang kurang rapi,
menggunakan kikir rata.
22. Setelah semua proses pekerjaan praktikum selesai di laksanakan,
semua mesin-mesin,peralatan dan lingkungan tempat bekerja harus di
bersihkan, dan semua alat dan peralatanyang habis di pakai harus di
kembalikan ketempat semula.

MODUL PRAKTEK PRODUKSI I (BUBUT)


FAKULTAS TEKNIK MESIN UHO Page 26
BAB V
PENUTUP

5.1.Kesimpulan

5.2.Saran-saran

MODUL PRAKTEK PRODUKSI I (BUBUT)


FAKULTAS TEKNIK MESIN UHO Page 27
DAFTAR PUSTAKA

Alois Schonmetz, 1985. Pengerjaan Logam dengan Perkakas Tangan dan


Mesin Sederhana. Bandung: Angkasa.

B.H. Amstead, Bmbanag Priambodo. 1995. Teknologi Mekanik Jilid 2. Jakarta:


Erlangga.

Boothroyd, Geoffrey. 1981. Fundamental of Metal Machining and Machine


Tools. Singapore: Mc Mraw-Hill Book Co.

C. Van Terheijden, Harun. 1994. Alat-alat Perkakas 3. Bandung: Binacipta.

Gerling, Helnrichi. 1974. All about Machine Tools. New Delhi: Willey Eastern.

MODUL PRAKTEK PRODUKSI I (BUBUT)


FAKULTAS TEKNIK MESIN UHO Page 28

Anda mungkin juga menyukai