maupun tulisan,
permasalahan matematika.
Kartu masalah yang digunakan dalam penelitian ini merupakan salah satu
masalah pada penelitian ini adalah tampilannya menarik yaitu berbentuk beberapa
tokoh kartun dan soal-soal yang disajikan kontekstual. Tokoh kartun dipilih untuk
Soal pada kartu masalah merupakan soal kontekstual yang memenuhi indikator
koneksi matematis.
Teori Ausubel
jadi siswa tidak hanya menerima pelajaran begitu saja. Pada pembelajaran
menghafal, siswa hanya diberi rumus oleh guru kemudian disuruh mengerjakan
soal yang serupa, sementara pada pembelajaran bermakna materi yang diperoleh
2. Diferensiasi progresif dimana proses pembelajaran dimulai dari umum ke khusus. Jadi unsur yang
paling umum dan inklusif diperkenalkan dahulu kemudian baru yang lebih mendetail.
4. Penyesuaian integratif dimana pelajaran disusun sedemikian rupa, sehingga pendidik dapat
menggunakan hierarkhi-hierarkhi konseptual ke atas dan ke bawah selama informasi disajikan.
Teori belajar David Ausubel ini sejalan dengan inti pokok pembelajaran
telah dipunyai. Menurut Trianto (2009: 25), dalam membantu siswa menanamkan
pengetahuan baru dari suatu materi, sangat diperlukan konsep-konsep awal yang
dimiliki siswa yang berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari. Sehingga jika
sudah dimiliki siswa sebelumnya untuk suatu penyelesaian nyata dari suatu
pembelajaran bermula dari masalah nyata yang ada dalam kehidupan sehari-hari,
belajar untuk menemukan konsep. Disamping itu juga adanya penekanan terhadap
keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan
karakteristik yang ada pada model pembelajaran CPS yang mengajak siswa
Trianto. 2007. Model – Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi
PustakaTrianto. 2007. Model – Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:
Prestasi Pustaka
Suyono & Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ausubel yang mengungkapkan bahwa belajar dikatakan bermakna apabila informasi yang akan
dipelajari siswa disusun sesuai dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa sehingga siswa dapat
mengaitkan informasi barunya dengan struktur kognitif yang dimilikinya. Hal ini memiliki keterkaitan
dengan model AIR, dimana dalam pembelajaran siswa dihadapkan pada permasalahan untuk
menemukan konsep dan pengulangan sehingga siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan yang
diperoleh sebelumnya untuk memecahkan masalah agar mendapat pemahaman yang lebih
bermakna (Sumarni et al, 2016)
Pada tahap pengenalan konsep, peserta didik berdiskusi menyelesaikan soal-soal pada LKPD yang
telah diberikan guru. Dengan LKPD tersebut, peserta didik diberikan langkah-langkah dalam
menemukan konsep dan kemudian digunakan untuk menyelesaikan soal-soal berpikir kreatif yang
diberikan. Dalam kelompok terjadi aktivitas peserta didik sesuai dengan model pembelajaran CIRC
yaitu peserta didik secara aktif saling mengungkapkan ide-ide kreatifnya, saling merevisi, menulis
ringkasan, memberikan tanggapan, dan menyelesaiakan soal-soal yang diberikan. Guru mengawasi
jalannya diskusi dengan memeriksa perkembangan setiap kelompok dan memberikan arahan-arahan
kepada kelompok yang mengalami kendala dalam diskusi. Hal tersebut sesuai dengan teori belajar
Vygotsky bahwa pembelajaran harus menekankan peserta didik untuk belajar dalam kelompok.
Dengan demikian peserta didik dapat saling memberikan masukan dengan teman satu kelompok,
membantu teman yang belum paham sehingga peserta didik yang pengetahuannya masih kurang
dapat termotivasi untuk belajar(aprilia, D. Et al,2014)
Aprilia, D., Chotim, M., Agoestanto, A. 2014. STUDI KOMPARATIF MODEL CIRC DAN MMP TERHADAP
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK. UJME, 3(3): 1-8.
teori belajar dari Jerome Bruner yang menyatakan bahwa pembelajaran itu harus menumbuhkan
pengalaman baru dan dapat menarik peserta didik. Model pembelajaran CPS berbantuan CD
pembelajaran merupakan model pembelajaran serta media yang belum pernah mereka temui
sebelumnya, itu menjadi pengalaman baru bagi peserta didik yang membuat mereka lebih tertarik
dan termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran (Maftukhin, M. Et al, 2014)