Indonesia. Genteng seperti penutup atap lainnya berfungsi sebagai pelindung dari panas dan
hujan.
SEJARAH GENTENG
Genteng ditemukan pada awal milenium ke-3 SM di Lerna, Yunani. Situs ini berisi ribuan
puing-puing ubin yang jatuh dari atap. Pada periode Mycenaean, atap genteng
didokumentasikan untuk GLA dan Midea. Temuan awal genteng di Yunani kuno yang
didokumentasikan berasal dari daerah yang sangat terbatas yaitu sekitar Korintus (Yunani),
di mana genteng mulai menggantikan atap jerami di dua kuil Apollo dan Poseidon
antara 700-650 SM.
(Awalnya, genteng berbentuk S, berukuran agak besar, beratnya sekitar 30 kg)
MACAM-MACAM GENTENG
1. Genteng Tanah Liat
Genteng jenis ini banyak dibuat secara tradisional. Dibuat dari bahan tanah liat,
dicetak, dan dibakar pada tungku tradisional. Biasanya terdapat dua jenis, ukuran
yang kecil dengan kebutuhan 24 buah/m2, dengan harga Rp.750 s/d 950 per buah.
Ukuran yang lebih besar dengan kebutuhan 19 buah/m2, dengan harga Rp. 1500 per
buah.
(kelebihannya kuat dan tidak mudah pecah, awet atau tahan lama : dikarenakan tidak
bisa lapuk, dirusak serangga atau terbakar)
2. Genteng Keramik
(Sebenarnya memiliki bahan yang sama dengan genteng tradisional, yaitu dari tanah
liat. Tetapi material tanah liat pada genteng keramik disortir, dicetak, dan dipress
dengan peralatan modern di pabrik besar, sehingga memiliki kekuatan, kepresisian,
dan kerapihan yang tinggi)
Diolah di pabrik. Proses pemanasan juga dilakukan hingga suhu 1200 derajad celcius,
sehingga tanah liat berubah menjadi sangat keras menyerupai keramik lantai. Pilihan
warna dan finishing glazuur pada genteng keramik jauh lebih beragam dan halus,
karena dilakukan secara mekanis dengan peralatan modern. Tidak heran, harganya
pun juga lebih mahal daripada genteng tradisional. Diperlukan 13-14 buah genteng /
m2, dengan harga Rp.7.800 s/d Rp.8.0000 per buah.
3. Genteng Beton
Genteng beton terbuat dari pasir, semen, dan Fly Ash, yang dicampur dengan air dan
dicetak, lalu dikeringkan.
(Kekuatan genteng beton tentu dipengaruhi oleh kebersihan dan ukuran butiran pasir
yang dipergunakan, serta semen sebagai bonding agent.Penambahan fly ash ini
bertujuan untuk Fly ash dibutuhkan sebagai filler untuk mengisi celah-celah di antara
butiran pasir, sehingga didapatkan genteng yang lebih padat dan kuat.)
Kebutuhannya 11 buah genteng per m2 dengan harga Rp.3800 s/d Rp.4000 per buah
(kelebihannya, lebih ekonomis serta kuat, kelemahannya lebih berat shg membebani
struktur)
4. Genteng Metal
Genteng metal terbuat dari lembaran metal yang dipress sehingga mempunyai pola
seperti genteng. Dengan ukuran sekitar 60-120 cm, dgn ketebalan 0,3 mm. Untuk
menghilangkan permukaan metal yang mengkilap dan mengurangi daya hantar panas
serta kebisingan pada waktu hujan, permukaan bagian atas genteng metal dilapisi
dengan butiran pasir dan aspal yang direkatkan. Kemudian difinishing dengan cat di
pabrik. (Kelebihannya sangat ringan tdk membebani struktur , ukurannya yang besar
sehingga mempercepat proses pemasangan. Kelemahannya adalah kemampuan
insulasi panas dan kebisingan yang ditimbulkan pada waktu hujan, yang
bagaimanapun juga masih belum sebaik genteng keramik dan genteng beton)
5. Genteng Aspal
Material genteng yg satu ini bersifat solid namun tetap ringan, terbuat dari campuran
lembaran bitumen (turunan aspal) dan bahan kimia lain.
6. Asbes
4. Proses Pengeringan
(tujuan agar menjadi keras)
Ada beberapa tahapan pengeringan :
Yang pertama adalah proses pengeringan dengan cara diangin-anginkan. Dimana
genteng hasil pengepressan diletakan di dalam rak bambu dalam waktu 1-3 hari.
(Setelah genteng mentah diangin-anginkan kurang lebih 1 hingga 3 hari
dan dilihat tidak mudah berubah bentuk jika diangkat dari rak)
Langkah selanjutnya adalah menjemur genteng mentah tersebut dibawah matahari
kurang lebih selama 3 hari
(Pengeringan secara alami ini dimaksudkan supaya genteng benar-benar kering dan tidak
mengalami terpaan panas dengan suhu tinggi secara tiba-tiba yang dapat mengakibatkan
genteng retak)
5. Proses Pembakaran
(agar tanah liat/genteng mentah ini semakin kuat dan padat. Tanah liat mengandung
senyawa _____ yang apabila dibakar menghasilkan warna merah.)
Setelah genteng benar-benar kering, barulah genteng-genteng tersebut dibawa ke tungku
pembakaran untuk dibakar. Proses pembakaran biasanya berlangsung selama 2 hari 3
malam dimana suhu mencapai dengan kurang lebih 600 derajat.
Diatas merupakan Proses pembuatan genteng biasa. Adapun proses pembuatan genteng
Morando, dilanjutkan dengan beberapa proses tambahan dibawah ini :
6. Proses Pengglasuran
Glassur berasal dari kata glass yang berarti kaca secara harfiah dapat juga dikatakan
proses pengglasuran adalah penambahan lapisan kaca pada permukaan genteng.
(tujuan dari pengglasuran adalah supaya kenampakan genteng yang lebih indah dan
artistik)
Prosesnya :
Bahan utama glassur adalah lead oksid atau PbO dengan penambahan matrik berupa fritz
atau tepung kaca, ditambah sedikit kwarsa (fungsinya meningkatkan kekerasan). Bahan
bahan glasur diaduk dengan air sebagai bahan pelarut sampai merata. Adonan bahan
glasur kemudian dituangkan ke atas permukaan genteng dengan ketebalan tertentu.
Diamkan beberapa saat kemudian masukkan kedalam tungku untuk proses pembakaran
tahap II.
8. Finishing
(Output dari pembakaran tahap II berupa genteng glasur yang belum rapi, dilakukan
pengikiran pada permukaan tepi genteng. Dan pengepakan)
#Daftar Rujukan :
https://septanabp.wordpress.com/