A. Pengertian
1. Pengertian Teknologi
Teknologi sebenarnya berasal dari kata Bahasa Perancis yaitu “La Teknique“ yang dapat
diartikan dengan ”Semua proses yang dilaksanakan dalam upaya untuk mewujudkan sesuatu
secara rasional”. Dalam hal ini yang dimaksudkan dengan sesuatu tersebut dapat saja berupa
benda atau konsep, pembatasan cara yaitu secara rasional adalah penting sekali dipahami disini
sedemikian pembuatan atau pewujudan sesuatu tersebut dapat dilaksanakan secara berulang
(repetisi). Menurut Iskandar Alisyahbana (1980) Teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan
tahun yang lalu karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih makmur dan lebih
sejahtera. Jadi sejak awal peradaban sebenarnya telah ada teknologi, meskipun istilah
“teknologi” belum digunakan. Istilah “teknologi” berasal dari “techne “ atau cara dan “logos”
atau pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara.
Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi
kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang,
memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia.
2. Pengertian Informasi
Informasi adalah hasil pemrosesan, manipulasi dan pengorganisasian/penataan dari sekelompok
data yang mempunyai nilai pengetahuan (knowledge) bagi penggunanya. Informasi merupakan
data yang berasal dari fakta yang tercatat dan selanjutnya dilakukan pengolahan (proses) menjadi
bentuk yang berguna atau bermanfaat bagi pemakainya. Bentuk informasi yang kompleks dan
terintegrasi dari hasil pengolahan sebuah database yang akan digunakan untuk proses
pengambilan keputusan pada manajemen akan membentuk Sistem Informasi Manajemen. Data
merupakan fakta atau nilai (value) yang tercatat atau mempresentasikan deskripsi dari suatu
objek. Data merupakan suatu sumber yang sangat berguna bagi hampir di semua organisasi.
Dengan tersedianya data yang melimpah, maka masalah pengaturan data secara efektif menjadi
suatu hal yang sangat penting dalam pengembangan system informasi manajemen. Pengertian
Informasi, definisi informasi, pengertian data, definisi data, data dan system.
3. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok.
Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak komunikasi adalah bagian dari kehidupan
manusia itu sendiri. Manusia sejak dilahirkan sudah berkomunikasi dengan lingkungannya.
Gerak dan tangis yang pertama pada saat ia dilahirkan adalah suatu tanda komunikasi.1[1]
4. Pengertian Teknologi Informasi Komunikasi
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk
memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara
untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat
waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan
informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.
5. Pengertian Masyarakat
Masyarakat terdiri atas sekelompok manusia yang menempati daerah tertentu, menunjukkan
integrasi berdasarkan pengalaman bersama berupa kebudayaan, memiliki sejumlah lembaga yang
melayani kepentingan bersama, mempunyai kesadaran akan kesatuan tempat tinggal dan bila
perlu dapat bertindak bersama.2[2] Sedangkan menurut Plato masyarakat ialah “merupakan
refleksi dari manusia perorangan”. Suatu masyarakat akan mengalami keguncangan sebagaimana
halnya manusia perorangan yang terganggu keseimbangan jiwanya yang terdiri dari tiga unsur
yaitu nafsu, semangat dan intelegensia. Dalam konsep An-Nas bahwa masyarakat adalah
makhluk sosial. Manusia tidak dapat hidup sendiri dengan mengabaikan keterlibatannya dengan
kepentingan pergaulan antara sesamanya dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam hubungan
manusia dengan masyarakat terjadi interaksi aktif. Manusia dapat mengintervensi dengan
masyarakat lingkungannya dan sebaliknya masyarakat pun dapat memberi pada manusia sebagai
warganya. Oleh karena itu, dalam pandangan Islam, masyarakat memiliki karakteristik tertentu.
6. Pengertian Globalisasi
Globalisasi merupakan suatu proses hubungan sosial secara relative yang menemukan tidak
adanya batasan jarak dan menghilangnya batasan-batasan secara nyata, jadi ruang lingkup
kehidupan manusia itu makin bertambah dengan memainkan peranan yang lebih luas di dalam
dunia sebagai suatu kesatuan tunggal.3[3]
1. Menyadarkan kita akan potensi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang
terus berubah sehingga termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari teknologi ini
sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat.
2. Memotivasi kemampuan kita agar bisa beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan
TIK, sehingga bisa melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan sehari hari secara
mandiri dan lebih percaya diri.
3. Mengembangkan kompetensi kita dalam menggunakan Teknologi Informasi dan
Komunikasi untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam
kehidupan sehari hari.
4. Mengembangkan kemampuan belajar berbasis TIK, sehingga proses pembelajaran dapat
lebih optimal, menarik, dan mendorong kita lebih terampil dalam berkomunikasi,
terampil mengorganisasi informasi, dan terbiasa bekerjasama.
5. Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif, dan
bertanggung jawab dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk
pembelajaran, bekerja, dan pemecahan masalah sehari hari.
Dampak TIK tidak saja melanda perusahaan atau organisasi privat. Al Gore dikala masih
menjadi wakil presiden Amerika Serikat menjadi pejabat Negara pertama di dunia yang
menyatakan perlunya birokrasi pemerintahan yang memanfaatkan TIK untuk meningkatkan
kuantitas dan kualitas layanan publik.
Jauh sebelum itu, Lee Kuan Yew PerdanaMentri Singapura memerintah kepada aparat
dibawahnya agar dapat menyelesaikan setiap permintaan layanan dari masyarakat selambat-
lambatnya dalam tempo dua kali duapuluh empat jam. Permintaan layanan publik semacam ini
tidak dapat dengan mudah dipenuhi jika hanya dikerjakan secara manual. Jadi, harus
menggunakan TIK untuk menjawab perintah perdana menteri. Al Gore dan LKY dapat dijadikan
contoh bagaimana pemimpin negara mengawali gerakan untuk mengotomatisasikan layanan
publik menggunakan TIK.
Dalam perkembangan selanjutnya, yang terjadi tidak hanya otomatisasi layanan publik,
tetapi lebih dari itu terjadi efisiensi dan penigkatan produktivitas yang luar biasa, serta
peningkatan citra pemerintah dihadapan masyarakat yang dilayaninya.
6. Kejahatan Baru
Internet bagaikan pisau, digunakan oleh ibu rumah tangga sangat bermanfaat untuk
keluarga. Dampak negative yang muncul dari pemanfaatan teknologi selalutidak dapat
terhindarkan. Persoalannya, internet mendorong munculnya jenis-jenis kejahatan baru yan tidak
ada sebelumnya. Selain itu, cakupan dari kejahatan yang dilakukan melalui internet sulit diukur
dampak langsungnya karena jangkauan internet yang sedemikian luas.
Dalam kasus penyebaran virus I Love You misalnya, jumlah korban yang terserang hampir
separuh dari pengguna internet pada waktu itu. Kerugian yang diderita korban sulit terukur
besarnya karena korban sulit teridentifikasi disebabkan lokasi tersebar diseluruh dunia.
Kejahatan penipuan, pencurian nomor kartu kredit, pornografi merupakan beberapa contoh
kejahatan konvensional yang menjadi besar magnitude-nya karena dikerjakan dengan fasilitas
internet. Selain itu, perusakan situs internet, pengiriman e-mail sampah (spam), pengiriman
virus, memata-matai aktifitas seseorang(spyware), mengacaukan trafik jaringan (DDOS)
merupakan contoh kejahatan baru yang muncul setelah adanya internet.
Jenis-jenis kejahatan yang dilakukan menggunakan internet diperkirakan akan meningkat,
baik modus maupun kejadiannya. Dorongan kepada seseorang untuk melakukan tindakan
kejahatan di internet sangat banyak, antara lain karena antara pelaku dan korban tidak perlu
berada pada ruang dan waktu yang sama, seringkali korban dan pelaku tidak saling mengenal,
makin mudahnya penggunaan internet melalui tampilan program yang user friendly, dan masih
lemahnya prasarana hokum yang mengatur bidang Cyber.
7. Penyesuaian perundangan dan Peraturan
Seorang pelaku carding mengatakan melakukan carding Karena dia menganggap di
Republik Indonesia ini tidak ada aturan yang dapat menghukum pencuri di dunia maya. Baginya
dunia maya adalah maya, tidak ada wujud. Oleh karena itu segala perbuatan yang dilakukan di
dunia maya tidak punya implikasi hokum. Seoarang Carder yang ditangkap polisi dalam
pengakuannya mengatakan tidak merasa mencuri kartu kredit dan selanjutnya menipu merchant
karena semua aktivitas tersebut dilakukan secara tterbuka di warnet.
Seorang teman praktisi TIK dengan bangga menyatakan memiliki ratusan nama domain
yang identik dengan nama-nama perusahaan terkenal,dengan harapan suatu saat perusahaan-
perusahaan tersebut akan membeli nama domain yang dikuasainya tersebut. Jika perusahaan
menolak membeli, maka teman ini akan meng-hacked situs milik perusahaan tersebut dan
menawarkan jasa security sistem informasi. Sementara itu, seorang pengelola rumah hiburan,
diam-diam mengirim email kepada relasi yang berisi alamat situs rumah bordil tersebut. Didalam
situs tersebut ditayangkan gambar wanita yang siap melayani tamu dengan tarif tertentu. Dipihak
lain, seorang polisi mengeluh karena setelah susah payah berhasil menangkap charder, dan
pengelola bordil maya, dalam persidangan hakim dan jaksa tidak dapat memberikan hukuman
yang adil. Hal tersebut dikarenakan kedua hakim dan jaksa menganggap bukti yang diajukan
tidak memenuhi ketentuan perundangan dan tidak ada undang-undang yang layak dipakai untuk
mengadili kasus tersebut. Akibatnya, polisi harus menjelaskan proses perolehan alat bukti dan
jaksa/hakim menggunakan Undang-Undang Pidana(KUHP) untuk menjatuhi hukuman kepada
terdakwa.
Ilustrasi kejadian di atas menggambarkan sudah saatnya tersedia undang-undang dan
peraturan yang khusus mengatur pemanfaatan TIK khususnya internet. Pelaku e-commerce dan
masyarakat pengguna e-government perlu menyadari bahwa jika muncul konflik diantara para
pihak yang bertransaksi maka hokum yang ada masih belum layak digunakan untuk mengadili
kasus yang muncul. Kekhawatiran terhadapa potensi kerugian akibat tidak adanya kepastian
hokum dalam transaksi melalui internet inilah yang menyababkan banyak mitra bisnis di luar
negeri tidak bersedia berbisnis dengan pelaku bisnis internet di Indonesia.
Selain perundangan, implementasi e-government yang mengarah pada paperless
transactions juga mensyaratkan perlunya dilakukan perubahan terhadap berbagai peraturan dan
perundangan yang ada pada saat ini. Laporan pajak melalui internet misalnya, menjadi
dipertanyakan efektifitasnya jika prosedur operasional standar yang berlaku tidak diganti dengan
yang berorientasi ke Online Transactions. Layana KTP melalui internet, menjadi kehilangan ruh
perubahan jika ternyata masih harus disertai dengan transaksi bawah meja.
Dampak Positif dan Negatif Terhadap Perubahan Sosial dari Penggunaan Internet
1. Dampak Positif
a. Kita dapat menyelesaikan pekerjaan dengan semakin mudah dibantu perangkat yang semakin
berkembang dan praktis.
b. Kita mampu berkomunikasi dengan orang lain melalui fasilitas e-mail, chat, bahkan saling
bertatapan hanya dengan melalui internet.
c. Munculnya berbagai jenis jejearing sosial dari adanya teknologi informasi.
d. Kita dapat dengan mudah untuk mencari informasi tentang suatu hal melalui internet.
e. Kita juga dimungkinkan untuk berbelanja melaui internet.
f. Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi bahkan internet dapat kita akses di
genggaman tangan kita sendiri, yaitu melalui handphone.
g. Internet sebagai media komunikasi, merupakan fungsi internet yang paling banyak digunakan
dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan pengguna lainnya dari seluruh
dunia.
h. Media pertukaran data, para pengguna internet di seluruh dunia dapat saling bertukar
informasi dengan cepat dan murah.
i. Kemudahan memperoleh informasi yang ada di internet sehingga manusia tahu apa saja yang
terjadi.
j. Bisa digunakan sebagai lahan informasi untuk bidang pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain.
k. Kemudahan bertransaksi dan berbisnis dalam bidang perdagangan sehingga tidak perlu pergi
menuju ke tempat penawaran/penjualan.
2. Dampak Negatif
a. Munculnya para penipu yang memanfaatkan internet.
b. Munculnya budaya plagiarisme.
c. Dengan mudahnya informasi di cetak ulang tanpa izin dari pemberi informasi atau tanpa
menulis sumbernya. hal ini udah biasa kita sebut 'copast' copy paste.
d. Munculnya pornografi/konten konten dewasa.
e. Munculnya pencurian dengan mengambil/menghack.
f. Mungkin ini merupakan kesenangan atau kelebihan ilmu si pencuri namun tetap saja
pencurian itu tidak dibenarkan.
g. Dengan semakin mudahnya berbelanja lewat internet kita dapat meningkatkan budaya
konsumsi yang menimbulkan sifat boros dan tentu berefek tidak baik untuk kantong.
h. Mengurangi sifat sosial manusia karena cenderung lebih suka berhubungan lewat internet
daripada bertemu langsung.
i. Dari perubahan sifat sosial tersebut mengakibatkan pola perubahan pada interaksi.
j. Meluasnya perjudian.
k. Dengan jaringan yang tersedia penjudi tidak perlu ke tempat khusus untuk memenuhi
keinginannya.
Di antara dampak perubahan sosial budaya yang perlu diantisipasi atau dicegah sehingga tidak
sampai menimbulkan kegoncangankegoncangan atau akibat-akibat yang jelek/negatif atau
kurang menguntungkan bagi masyarakat, adalah dampak-dampak yang bersifat destruktif
(merusak) atau negatif. Untuk itulah agar dampak yang kurang baik/negatif itu bisa dicegah atau
dihilangkan, maka di sini dikemukakan beberapa alternatif penanggulangan atau pencegahannya
antara lain:
Salah satu ciri masyarakat terbelakang (tradisional) adalah kurangnya pengetahuan (pendidikan)
dari masyarakat yang bersangkutan. Akibat dari rendahnya tingkat pendidikan dari masyarakat
tradisional itu pula sehingga di dalam masyarakat tersebut sulit untuk menerima
perubahanperubahan yang datangnya dari luar.
Selain itu, terjadinya ketertinggalan kebudayaan (cultural lag) yang dialami oleh suatu
masyarakat (khususnya masyarakat tradisional) juga akibat tidak dikuasainya ilmu serta
teknologi dari masyarakat yang bersangkutan. Oleh karena itulah pendidikan harus senantiasa
diupayakan agar masyarakat menjadi maju atau pandai. Orang yang berpendidikan maju (pandai)
biasanya akan berpikiran secara ilmiah, dan apabila masyarakat telah berpikiran secara ilmiah
maka pada gilirannya akan dapat mencegah pula terjadinya "cultural lag" (ketertinggalan
kebudayaan).
Pentingnya pendidikan ini, terlebih lagi di era global ini. Sebab salah satu faktor yang
menyebabkan mengapa generasi muda kita mudah terombang ambing (bahkan terseret) oleh arus
budaya global, yakni karena rendahnya kualitas pendidikan (SDM) yang dimilikinya. Oleh
karena itulah raih dan tingkatkanlah kualitas pendidikan kita, terutama agar kita mampu bersaing
dengan bangsa lainnya, serta memiliki modal yang kuat pula khususnya dalam menghadapi
perubahanperubahan sosial budaya, terlebih perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh arus
globalisasi saat ini.
Menurut pendapat Haas (1982), nasionalisme yang kuat dapat menjadi pilar terhadap pengaruh
buruk dari perkembangan teknologi yang pesat saat ini. Secara harfiah, nasionalisme berarti cinta
tanah air dengan prinsip bahwa baik dan buruk adalah negeriku. Nasionalisme identik dengan
perasaan atau semangat kesadaran bersama bahwa kita memiliki nilai bersama yang harus dijaga.
Nasionalisme menunjuk pada totalitas kultur, sejarah, bahasa, psikologi, serta sentimen sosial
lainnya yang menarik orang pada satu perasaan saling memiliki cita-cita maupun nilai
kemasyarakatan.
Namun begitu dalam pelaksanaannya, nasionalime tidak boleh disikapi secara kaku, atau
merupakan kesetiaan yang buta. Dengan demikian, nasionalisme tetap perlu namun harus
dilandasi dengan logika serta pikiran yang rasional. Kegiatan atau pelajaran bela negara,
misalnya upacara bendera, pramuka, dan lain-lain.
Dengan sikap semacam itu, maka nasionalisme diharapkan akan mampu menangkal perbedaan
suku, adat-istiadat, ras, dan agama, namun juga tidak bersikap kaku dengan menganggap bahwa
baik dan buruk adalah negara dan bangsaku. Sedangkan dalam kaitannya dengan budaya global,
maka dengan adanya perasaan nasionalisme yang benar maka diharapkan kita akan dapat
bersikap selektif. Artinya, kita akan mengambil (menyerap) terhadap nilai-nilai yang baik serta
sebaliknya, meninggalkan nilai-nilai yang buruk (karena tidak sesuai dengan nilai budaya
bangsa).
Sedangkan dalam kaitannya dengan pengaruh budaya global, maka dengan berpegang teguh
pada norma-norma social serta agama tersebut, maka kita (bangsa Indonesia) akan memiliki
landasan yang kuat tentang jati diri bangsa, sehingga pada akhirnya bukan hanya dapat memilih
dan memilah berbagai informasi yang masuk, namun juga kita tidak akan terombang-ambing
oleh arus budaya global yang masuk.
Bangsa kita memiliki nilai budaya yang luhur, yang dapat dijadikan pilar utama guna menangkal
pengaruh negatif yang diakibatkan oleh derasnya arus globalisasi pada saat ini. Di samping itu,
nilai budaya bangsa juga dapat menjadi pendukung bagi nilai serta pengaruh asing yang
sekiranya dapat membawa dampak positif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Berbagai nilai budaya bangsa yang positif yang perlu kita ikuti (teladani), kita junjung tinggi,
serta kita pertahankan itu misalnya "Pela Gandong" di Ambon untuk landasan kerukunan,
pepatah "guru kencing berdiri, murid kencing berlari" untuk simbul keteladanan, serta "silih-asih
dan silih-asuh" untuk acuan pendidikan masyarakat. Bahkan, bukanlah tidak mungkin pula
bahwa nilai-nilai budaya bangsa itu justru akan menjadi faktor pendukung sekaligus sebagai pilar
bagi globalisasi terebut.
Ketiga hal di atas merupakan beberapa faktor penangkal terhadap dampak negatif yang mungkin
dapat muncul akibat pengaruh budaya global, dan sekaligus menjadi faktor pendukung pula
untuk tetap kokoh dan kuatnya jati diri bangsa yang pada akhir-akhir mulai terancam (bahkan
telah memudar) akibat serbuan budaya global.
Sebagaimana kita rasakan, bahwa globalisasi telah menimbulkan dampak yang luar biasa bagi
kehidupan umat manusia. Perlu kita ingatkan kembali bahwa globalisasi dapat menimbulkan
dampak positif dan negatif. Jadi meskipun kita dapat mengambil keuntungan yang besar dari
globalisasi, misalnya saja dari perkembangan iptek serta kemajuan di negara lain (dampak
positif), namun apabila kita tidak siap untuk menghadapinya maka dapat berubah menjadi
dampak negatif yang akan kita perolehnya.
Oleh karena itu, agar kita tidak tergilas begitu saja oleh arus budaya global serta tidak tertinggal
jauh dari bangsa-bangsa lain di dunia, maka kita harus mempersiapkan diri dengan
sebaikbaiknya, misalnya saja dengan membekalinya dengan pengetahuan yang cukup, serta
norma dan ideologi yang kuat.