DISUSUN OLEH:
PANJI ARGA BINTARA G99172132
PEMBIMBING:
dr. AMINAN, Sp. JP(K)., FIHA.
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh:
Panji Arga Bintara G99172132
STATUS PASIEN
A. Anamnesis
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. SH
Umur : 60 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Bandung, Ngrampal, Sragen
Agama : Islam
Suku : Jawa
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Camat
No. Rekam Medis : 546232
Tanggal Masuk : 25 Oktober 2018
2. Keluhan Utama
Nyeri dada
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang sendiri dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri sejak
+ 3 jam sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dada dirasakan tembus
ke belakang dan menjalar hingga ke lengan sebelah kiri. Pasien
mengatakan nyeri dada seperti ditindih benda berat. Pasien
merasakan keluhan nyeri dada saat beraktifitas seperti biasanya.
Pasien juga merasakan sesak napas. Pasien belum pernah
2
merasakan seperti itu sebelumnya dan belum pernah memeriksakan
diri ke dokter jantung sebelumnya. Pasien tidak merasakan keluhan
di BAK dan BAB nya. Pasien masih memiliki kebiasaan merokok
sejak muda hingga saat ini umur 60 tahun.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat keluhan serupa : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat penyakit paru : disangkal
Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal
Riwayat diabetes mellitus : disangkal
Riwayat penyakit ginjal : disangkal
Riwayat alergi obat dan makanan : disangkal
Riwayat stroke : disangkal
Riwayat sakit tenggorokan berulang : disangkal
Riwayat mondok : disangkal
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat diabetes mellitus : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat penyakit ginjal : disangkal
Riwayat alergi obat dan makanan : disangkal
6. Riwayat Kebiasaan
Riwayat sering makan makanan berlemak : disangkal
Riwayat olahraga : (+), jarang
Riwayat merokok : (+)
Riwayat minum alkohol : disangkal
7. Riwayat Sosial dan Ekonomi
Pasien seorang camat. Pasien makan 3 kali sehari dengan variasi
nasi, lauk dan sayur. Pasien berobat dengan menggunakan fasilitas
BPJS.
B. Pemeriksaan Fisik (25 November 2018)
1. Keadaan Umum
Pasien tampak lemas, sakit sedang. Kesadaran Compos Mentis
(E4V5M6).
2. Tanda Vital
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Frekuensi Nadi : 145x/menit
Frekuensi napas : 25x/menit
Suhu : 36,5oC
Saturasi Oksigen : 96%
3. Antropometri
Berat badan : 60 kg
Tinggi badan : 166 cm
3
IMT : 21,77 kg/m2
4. Kulit
Ikterik (-), petechie (-), turgor (-), hiperpigmentasi (-), bekas
garukan (-), purpura (-), krusta (-)
5. Kepala
Mesocephal, rambut warna hitam, uban (+)
6. Mata
Edema palpebra (-/-), eksophtalmos (-/-), konjungtiva anemis (-/-),
sklera ikterik (-/-), perdarahan subkonjungtiva (-/-), pupil isokor
diameter (2,5mm/2,5mm), reflek cahaya (+/+), strabismus (-/-)
7. Telinga
Sekret (-), darah (-), gangguan fungsi pendengaran (-)
8. Hidung
Epistaksis (-), nafas cuping hidung (-), sekret (-)
9. Mulut
Sianosis (-), gusi berdarah (-), kering (-), stomatitis (-), pucat (-),
papil lidah atrofi (-)
10. Leher
JVP meningkat (-), trakea di tengah, simetris, pembesaran KGB (-)
11. Thorax
Bentuk normochest, simetris, retraksi intercostalis (-), sela iga
melebar (-)
12. Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak.
Palpasi : iktus kordis teraba kuat angkat.
Perkusi :
Batas jantung kanan atas : SIC II linea parasternalis
dekstra
Batas jantung kanan bawah : SIC IV linea parasternalis
dekstra
Batas jantung kiri atas : SIC II linea parasternalis
sinistra
Batas jantung kiri bawah : SIC V 3cm ke lateral dari
linea midclavicularis sinistra
Kesan : batas jantung kesan
melebar
Auskultasi : bunyi jantung I-II intensitas normal, regular,
bising (-)
13. Pulmo
Depan
Inspeksi :
4
o Statis : normochest, simetris.
o Dinamis : pengembangan dada kanan = kiri
Palpasi :
o Statis : simetris
o Dinamis : pergerakan kanan = kiri, fremitus
raba kanan = kiri
Perkusi : Sonor (+/+)
Auskultasi :
o Kanan : suara dasar vesikuler (+), wheezing (-),
ronki basah kasar (-), ronki basah halus (-)
o Kiri : suara dasar vesikuler (+), wheezing (-),
ronki basah kasar (-), ronki basah halus (-)
Belakang
Inspeksi :
o Statis : normochest, simetris.
o Dinamis : pengembangan dada kanan = kiri
Palpasi :
o Statis : simetris
o Dinamis : fremitus raba kanan = kiri
Perkusi : Sonor (+/+)
Auskultasi :
o Kanan : suara dasar vesikuler (+), wheezing (-),
ronki basah kasar (-), ronki basah halus (-)
o Kiri : suara dasar vesikuler (+), wheezing (-),
ronki basah kasar (-), ronki basah halus (-)
14. Abdomen
Inspeksi : dinding abdomen sama dengan dinding
dada
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani (+)
Palpasi : ascites (-), nyeri tekan (-), tidak didapatkan
pembesaran hepar maupun lien
15. Ektremitas
Superior dekstra : oedem (-), sianosis (-), pucat (-),
akral dingin (-), luka (-), ikterik (-), spoon nail (-), jari
tabuh (-), nyeri tekan dan nyeri gerak (-), deformitas (-)
Superior sinistra : oedem (-), sianosis (-), pucat (-),
akral dingin (-), luka (-), ikterik (-), spoon nail (-), jari
tabuh (-), nyeri tekan dan nyeri gerak (-), deformitas (-)
5
Inferior dekstra : oedem (-), sianosis (-), pucat (-),
akral dingin (-), luka (-), ikterik (-), spoon nail (-), jari
tabuh (-), nyeri tekan dan nyeri gerak (-), deformitas (-)
Inferior sinistra : oedem (-), sianosis (-), pucat (-),
akral dingin (-), luka (-), ikterik (-), spoon nail (-), jari
tabuh (-), nyeri tekan dan nyeri gerak (-), deformitas (-)
C. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium (26 November 2018)
6
2. Pemeriksaan EKG (25 November 2018)
7
Pasien belum pernah merasakan seperti itu sebelumnya dan belum pernah
memeriksakan diri ke dokter jantung sebelumnya. Pasien tidak merasakan
keluhan di BAK dan BAB nya.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan kondisi umum pasien sakit sedang
dan kesadaran compos mentis (E4V5M6). Tekanan darah pasien 140/90
mmHg, frekuensi nadi 145x/menit reguler dan napas 25x/menit. Pada
pemeriksaan perkusi didapatkan batas jantung dalam batas normal. Dari
auskultasi jantung didapatkan bunyi jantung I dan II dengan intensitas
normal, reguler, tidak didapatkan adanya bising. Dari auskultasi pulmo
tidak didapatkan adanya suara ronkhi basah halus, ronki basah kasar,
wheezing. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan hasil supel, nyeri tekan
(-) dan tidak terdapat pembesaran hepar maupun lien. Pada ekstremitas
inferior tidak didapatkan adanya oedem, sianosis, clubbing finger serta
akral dingin pada kedua ekstremitas.
Hasil pemeriksaan laboratorium kesan leukositosis dengan
neutrofilia, limfopenia, hiperglikemia dan terdapat peningkatan CK-MB
dan enzim AST. Pada pemeriksaan EKG didapatkan kesan
supraventrikular takikardia, rate 150x/menit, iskemia anterior luas,
CRBBB, LVH. Pemeriksaan foto thorax didapatkan cardiomegali. Pada
echocardiography didapatkan penurunan fungsi ventrikel kiri ditandai
dengan nilai fraksi ejeksi 23 % dan mitral regurgitasi mild.
E. Diagnosis
Diagnosis etiologi : Penyakit Jantung Koroner, Hipertensi
Diagnosis anatomi : Stenosis LCX (Left Circumflexa Artery) &
LAD (Left Artery Descendend)
Left Ventricular Hypertrophy (LVH)
Diagnosis fungsional : Sindrom Koroner Akut NSTEMI
Fungsional Killip I
F. Terapi (DPH-0)
Rawat inap ICCU
Infus Ringer Laktat 20 tpm mikro
O2 3-4 lpm nasal kanul
Injeksi Ceftriaxon 1gr/24jam
Injeksi Ranitidin 50 mg/12 jam
Injeksi Amiodaron syringe pump
Injeksi Fasorbid 1 mg/ jam syringe pump
8
Injeksi Inviclot 1000 IU/jam syringe pump
Aspilet 1x320 mg
Clopidogrel 1x300 mg
Atorvastatin 1x20 mg
G. Evaluasi
1. Evaluasi keluhan pasien: nyeri dada
2. Evaluasi defisit cairan: 1000 cc/24 jam
3. Evaluasi keadaan umum dan tanda vital pasien
4. Evaluasi hasil pemeriksaan laboratorium: profil lipid, elektrolit,
ureum, kreatinin, GDS, CK-MB
H. Plan
1. Rontgen thoraks (30/11/2018)
2. Echocardiografi (30/11/2018)
I. Prognosis
Ad Vitam : dubia ad bonam
Ad Sanam : dubia ad malam
Ad Fungsionam : dubia ad malam
9
Follow up 26 November 2018 (DPH-1)
S : Pasien mengeluhkan sesak napas (+)↓, ampeg (+)↓, nyeri dada (+)↓
O:
Keadaan umum : Pasien tampak sakit sedang. Kesadaran
Compos Mentis (E4V5M6).
Tekanan darah : 138/78 mmHg
Frekuensi nadi : 150x/menit, reguler
Frekuensi napas : 25x/menit
Saturasi O2 : 96%
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung : napas cuping hidung (-)
Bibir : sianosis (-)
Leher : peningkatan JVP (-)
Thorax : simetris, retraksi (-)
Jantung
o Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
o Palpasi : iktus kordis tampak kuat angkat, thrill (-)
o Perkusi : batas jantung kesan normal
o Auskultasi : BJ I-II intensitas normal reguler, bising (-)
Pulmo
o Inspeksi : pengembangan dinding dada kanan=kiri
o Palpasi : fremitus kanan=kiri
o Perkusi : sonor (+/+)
o Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), ronkhi basah
kasar (-/-), ronkhi basah halus (-/-)
Abdomen : supel, nyeri tekan (-), hepatomegali (-)
Ekstremitas : Akral dingin - - edema - -
- - - -
A :
Diagnosis etiologi : Acute Myocardial Infarction, Hipertensi
Diagnosis anatomi : Stenosis LCX (Left Circumflexa Artery) &
LAD (Left Artery Descendend)
Left Ventricular Hypertrophy (LVH)
Diagnosis fungsional : Sindrom Koroner Akut NSTEMI
Fungsional Killip I
P :
10
Inj. Fasorbid 1 mg/jam syringe pump Thiazid 500 mg/ 6 jam syringe pump
Inj. Inviclot 1000 IU/jam syringe
pump
11
Follow up 27 November 2018 (DPH-2)
S : Pasien mengeluhkan sesak napas (-), nyeri dada (-), ampeg (-)
O:
Keadaan umum : Pasien tampak sakit sedang. Kesadaran
Compos Mentis (E4V5M6).
Tekanan darah : 105/65 mmHg
Frekuensi nadi : 79x/menit, reguler
Frekuensi napas : 19x/menit
Saturasi O2 : 97%
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung : napas cuping hidung (-)
Bibir : sianosis (-)
Leher : peningkatan JVP (-)
Thorax : simetris, retraksi (-)
Jantung
o Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
o Palpasi : iktus kordis tidak kuat angkat, thrill (-)
o Perkusi : batas jantung kesan normal
o Auskultasi : BJ I-II intensitas normal reguler, bising (-)
Pulmo
o Inspeksi : pengembangan dinding dada kanan=kiri
o Palpasi : fremitus kanan=kiri
o Perkusi : sonor (+/+)
o Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), ronkhi basah
kasar (-/-), ronkhi basah halus (-/-)
Abdomen : supel, nyeri tekan (-), tidak terdapat
pembesaran hepar dan lien
Ekstremitas : Akral dingin - - edema - -
- - - -
A :
Diagnosis etiologi : Penyakit Jantung Koroner, Hipertensi
Diagnosis anatomi : Stenosis LCX (Left Circumflexa Artery) &
LAD (Left Artery Descendend)
Left Ventricular Hypertrophy (LVH)
Diagnosis fungsional : Sindrom Koroner Akut NSTEMI
Fungsional Killip I
P :
12
Injeksi Ranitidin 50 mg/12 jam Aspilet 1x 160 mg
Inj. Fasorbid 1 mg/jam syringe pump Thiazid 500 mg/ 6 jam syringe pump
Inj. Inviclot 1000 IU/jam syringe
pump
13
Follow up 28 November 2018 (DPH-3)
S : Pasien mengeluhkan sesak napas (-), nyeri dada (-), lemas (+)
O:
Keadaan umum : Pasien tampak sakit sedang. Kesadaran
Compos Mentis (E4V5M6).
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Frekuensi nadi : 82x/menit, reguler
Frekuensi napas : 20x/menit
Saturasi O2 : 95%
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung : napas cuping hidung (-)
Bibir : sianosis (-)
Leher : peningkatan JVP (-)
Thorax : simetris, retraksi (-)
Jantung
o Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
o Palpasi : iktus kordis tidak kuat angkat, thrill (-)
o Perkusi : batas jantung kesan normal
o Auskultasi : BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-)
Pulmo
o Inspeksi : pengembangan dinding dada kanan=kiri
o Palpasi : fremitus kanan=kiri
o Perkusi : sonor (+/+)
o Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), ronkhi basah
kasar (-/-), ronkhi basah halus (-/-)
Abdomen : supel, nyeri tekan (-), tidak terdapat
pembesaran hepar dan lien
Ekstremitas : Akral dingin - - edema - -
- - - -
A :
Diagnosis etiologi : Penyakit Jantung Koroner, Hipertensi
Diagnosis anatomi : Stenosis LCX (Left Circumflexa Artery) &
LAD (Left Artery Descendend)
Left Ventricular Hypertrophy (LVH)
Diagnosis fungsional : Sindrom Koroner Akut NSTEMI
Fungsional Killip I
P :
14
Injeksi Ranitidin 50 mg/12 jam Aspilet 1 x 160 mg
Inj. Fasorbid 1 mg/jam syringe pump Thiazid 3 x 200 mg
Inj. Inviclot 1000 IU/jam syringe
pump
15
Follow up 29 November 2018 (DPH-4)
P :
16
Injeksi Ranitidin 50 mg/12 jam Aspilet 1 x 80 mg
ISDN 3 x 5 mg
Plan: Foto Thorax, Echocardiography
17
Follow up 30 November 2018 (DPH-5)
18
Diagnosis fungsional : Sindrom Koroner Akut NSTEMI
Fungsional Killip I
P :
19
Follow up 1 Desember 2018 (DPH-6)
20
Diagnosis fungsional : Sindrom Koroner Akut NSTEMI
Fungsional Killip I
P :
21
Follow up 3 Desember 2018 (DPH-8)
22
Diagnosis fungsional : Sindrom Koroner Akut NSTEMI
Fungsional Killip I
P :
23