Anda di halaman 1dari 1

Debu PT Semen Padang Meresahkan Warga

oleh Riko Coubout, Padang di 4 October 2014

Permasalahan tersebut dimulai sejak tahun 2010, dimana Warga Ranah Cubadak
mengeluhkan pencemaran udara akibat limbah debu yang berasal dari pabrik PT
Semen Padang. Debu semen tersebut mengotori lingkungan pemukiman warga,
melekat di atap-atap rumah, dan membuat kualitas udara melebihi baku mutu
lingkungan yang mengakibatkan gangguan kesehatan bagi masyarakat sekitar
pabrik.
Debu semen itu juga membuat Ibu-ibu harus menyapu halaman rumah mereka
sampai lima kali sehari dan anak-anak tidak bisa bermain di halaman rumah. Jika
hujan turun jalanan disekitar komplek menjadi licin, akibatnya sering terjadi
kecelakaan dan bahkan telah merenggut nyawa.
Penumpukan debu semen di atap rumah warga juga mempercepat pelapukan atap
seng. Pada saat hujan turun, rumah-rumah warga banyak mengalami kebocoran.
Rembesan air hujan turut mempercepat lapuknya kayu atap rumah dan rusaknya
plafon atau loteng rumah.
Dari laman PT Semen Padang Indonesia, disebutkan perusahaan tersebut
berkomitmen untuk emisi debunya menjadi 40 mg/Nm kubik atau di bawah baku
mutu emisi maksimum yang ditetapkan KLH No.13 Tahun 1995 sebesar 80
mg/Nm3.

Komitmen itu ditunjukkan PT Semen Padang dengan melakukan overhaul pabrik Indarung IV
dengan alokasi dana total Rp64,6 miliar, dan Rp33 miliar lebih diantaranya untuk perbaikan
Electo Static Presiptator (ESP).

“Overhaul Pabrik Indarung IV ini selain bertujuan untuk peningkatan operasional pabrik juga
mempunyai peran penting dalam meminimalkan emisi debu dan target pencapaian green proper
(proper hijau),” kata Direktur Utama PT Semen Padang Munadi Arifin, pada kick off Overhaul
Pabrik Indarung IV,

Anda mungkin juga menyukai