BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
memberikan layanan penginapan dan medis dalam jangka pendek dan panjang,
orang yang menderita sakit, terluka atau melahirkan (Iskandar, 2008). Dalam
untuk pasien yang tidak membutuhkan pelayanan rawat inap. Adapun fungsi
rumah sakit adalah sebagai penyedia pelayanan kesehatan yang holistik kepada
dikategorikan dalam Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus. Rumah
Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada
semua bidang dan jenis penyakit. Rumah Sakit Khusus adalah rumah sakit yang
memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu
berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit atau kekhususan
lainnya. Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus diklasifikasikan menjadi:
1
2
(2) sumber daya manusia, (3) peralatan, dan (4) bangunan dan prasarana.
pikir dengan fisik manusia yang mampu mencerminkan kualitas usaha dan usaha
kerja dari manusia tersebut dalam menghasilkan barang atau jasa tertentu
(Hasibuan, 2007).
berbagai konflik dan permasalahan yang timbul dalam level karyawan, pegawai,
buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya yang memiliki peranan dalam
9
3
ketenagaan di rumah sakit dimulai berurutan dan bersifat holistik, dalam tahapan
mutu dan karier pegawai sampai dengan putusnya hubungan kerja dengan rumah
sakit terkait. Ruang lingkup manajemen ketenagaan mencakup: analisis masa kini
dan mendatang tentang prediksi kebutuhan tenaga, sistem rekruitmen dan seleksi,
penempatan kerja yang sesuai, promosi kenaikan jabatan dan jenjang karir, dan
dipahami karena semua kegiatan organisasi dalam mencapai misi dan tujuannya,
tergantung kepada manusia yang mengelola organisasi itu. Oleh sebab itu SDM
harus dikelola sedemikian rupa sehingga berdaya guna dan berhasil guna dalam
mencapai misi dan tujuan organisasi. Tujuan tersebut dapat dijabarkan ke dalam 4
hal ini kebutuhan dan tantangan yang timbul dari masyarakat. Suatu organisasi
mempunyai tanggung jawab dalam mengelola sumber daya manusianya agar tidak
Tujuan organisasi adalah untuk melihat bahwa manajemen SDM itu ada (exist),
keseluruhan. Manajemen SDM bukan suatu tujuan dan akhir suatu proses,
melainkan suatu perangkat atau alat untuk membantu tercapainya suatu tujuan
organisasi secara keseluruhan. Oleh sebab itu, suatu unit atau bagian manajemen
SDM di dalam suatu organisasi di wujudkan untuk melayani bagian lain di dalam
organisasi tersebut.
Tujuan fungsi adalah untuk untuk memelihara kontribusi bagian lain agar
secara optimal (Sedarmayanti, 2009). Tujuan fungsi dari manajemen sumber daya
tersebut menyatakan bahwa setiap unit dapat menjaga peranannya yaitu sumber
dengan baik.
dapat dipenuhi, dan ini sudah merupakan motivasi dan pemeliharaan terhadap
pegawai yang bersangkutan dalam upaya untuk mencapai tujuan manajemen SDM
5
jenis perencanaan yang sedikit berbeda dengan organisasi yang lain. Perencanaan
SDM rumah sakit erupakan sistem perencanaan SDM yang juga dilakukan
fungsi (kompetensi kerja) dan beban kerja agar dapat berjalan dengan baik karena
kesesuaian SDM dengan kompetensi dan beban kerja telah didapatkan. Terdapat
lima langkah yang perlu dilakukan dalam merencanakan kebutuhan SDM rumah
sakit, yaitu (1) analisa tenaga rumah sakit yang dimiliki saat ini dan bagaimana
persediaan rumah sakit, (3) analisa kebutuhan tenaga kesehatan rumah sakit di
masa yang akan datang, (4) analisa kesenjangan tenaga yang dibutuhkan di masa
mendatang dengan persediaan yang dimiliki saat ini dan (5) dokumen kebutuhan
tenaga rumah sakit yang mencakup jumlah, jenis dan kompetensi yang dibutuhkan
2.2 Perawat
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1176 tahun 2011 tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan, adalah sebagai salah satu profesi yang selalu
pelayanan keluhan pasien sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan (RS
ditetapkan
Keperawatan
keluhan
jawabnya
b. Melaksanakan operan tugas setiap awal dan akhir jaga dari dan kepada
tanggung jawabnya
h. Mengikuti operan jaga yang diadakan pada setiap akhir dinas dan
jawabnya
8
(1995), yaitu:
tenaga keperawatan yang dianggap kompeten untuk dilakukan secara rutin sesuai
menyeluruh untuk satu orang pasien. Untuk melakukan model ini, sebaiknya
tenaga keperawatan memiliki kompetensi yang sesuai dengan kasus yang dimiliki
Dalam melakukan model ini, perawat berkelompok menjadi sebuah tim yang
yaitu perawat yang bertugas secara primer atas pasien dari mulai pasien masuk
keluar. Tugas dari primary nurse disesuaikan dengan kemampuan dari primary
psikologis, jiwa dan akan semakin mampu untuk berfikir rasional sehingga
c. Masa kerja yang relatif lama disertai dengan bertambahnya usia maka
d. Seseorang yang telah menikah dan telah memiliki tanggung jawab akan
pekerjaan yang harus diselesaikan oleh tenaga kesehatan dalam waktu satu tahun
banyaknya jenis pekerjaan yang dapat diselesaikan oleh satu orang tenaga
kesehatan dalam waktu satu tahun kerja sesuai dengan standar profesional yang
pada satuan kerja dengan menjumlah semua beban kerja lalu dibagi dengan
Tujuan dari dilakukan analisa beban kerja adalah untuk mengidentifikasi tenaga
Menurut Marquis dan Houston (2010) beban kerja perawat adalah seluruh
kegiatan atau aktifitas yang dilakukan oleh seorang perawat selama bertugas di
suatu unit pelayanan keperawatan, Workload atau beban kerja diartikan sebagai
patients days yang merujuk pada jumlah prosedur, pemeriksaan kunjungan (visite)
pada klien. Hasil penelitian tentang beban kerja di bagian pelayanan intensive
(Stafseth, 2011). Hasil penelitian tentang pengukuran beban kerja pada sumber
daya perawat bagian unit kritikal di Kanada, bahwa dengan menempatkan seorang
sekretaris dan seorang farmasi dapat menurunkan kebutuhan 2 perawat RPS dan 1
Berdasarkan defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa beban kerja perawat adalah
seluruh kegiatan atau aktifitas yang dilakukan perawat pada tingkatan prestasi
mengumpulkan data tentang: jumlah pasien yang masuk pada unit itu setiap
rata hari perawatan pasien, jenis tindakan keperawatan yang dibutuhkan pasien,
beban kerja perawat pada tiap unit dapat dilakukan dengan mengumpulkan data
tentang jumlah klien yang masuk pada unit itu setiap hari/bulan/tahun, kondisi
atau tingkat ketergantungan klien di unit tersebut, rata-rata hari perawatan, jenis
Beban kerja perawat memiliki dampak yang luas sehingga harus menjadi
perhatian bagi institusi pelayanan kesehatan terlebih bagi profesi perawat, seperti
penelitian (Carayon dan Gurses, 2007) menyatakan bahwa beban kerja perawat
12
yang tinggi dapat menyebabkan kurang atau buruknya komunikasi antara pasien
menyatakan bahwa perawat dengan beban kerja yang tinggi lebih sering
melakukan kesalahan yang menyebabkan kejadian pasien jatuh pada saat perawat
bertugas.
Kone (2007) menyatakan bahwa rumah sakit dengan tenaga perawat yang
kurang menghadapi resiko terhadap hal-hal yang merugikan bagi pasien, seperti
angka kejadian infeksi, shock. Tetapi jumlah perawat yang adekuat akan
tenaga, berdasarkan SK Menkes No 262 tahun 1979. Dengan cara rasio ini,
jumlah tenaga dapat dengan mudah ditetapkan. Tetapi mungkin tidak sesuai
dengan penggunaan. Cara ini dapat digunakan untuk rumah sakit pada periode
awal.
13
Cara ini adalah dengan menghitung kebutuhan menurut beban kerja yang
diperlukan deskripsi tentang pelayanan apa saja yang diberikan kepada pasien,
kemudian dihitung standar waktu yang diperlukan agar pelayanan dapat berjalan
dengan baik.
- Self care : setengah kali dari jumlah waktu rata-rata yang diperlukan
- Partial care: tiga perempat kali dari jumlah waktu rata-rata yang diperlukan
- Total care : satu setengah kali dari jumlah waktu rata-rata yang diperlukan
- Intensive care : dua kali dari jumlah waktu rata-rata yang diperlukan
setiap pasien, maka beban kerja dari setiap kualifikasi tenaga dalam rumah sakit
tersebut dapat dihitung dengan memprediksi jumlah seluruh pasien per hari.
Perhitungan cara ini adalah perhitungan waktu pelayanan per pasien atas
hasil penelitian. Hasil penelitian di rumah sakit di Filipina didapatkan data rata-
Setelah diketahui waktu asuhan keperawatan untuk tiap jenis pasien, maka
penentuan kebutuhan tenaga seperti di atas, maka terdapat pula beberapa formula
setahun, jam kerja adalah 40 jam dalam satu minggu. Tambahan 25 % adalah
15
untuk penyesuaian dan antisipasi bila terdapat tenaga yang cuti, sakit, pendidikan,
- Formula Nina :
jam
- Tahap III : dihitung C, yaitu jumlah rata-rata jam perawatan pasien seluruh
rumah sakit dalam setahun
C = B x 365
1878 diperoleh dari hari kerja efektif pertahun (365-52=313 hari) dan jam
beban kerja nyata yang dilaksanakan oleh setiap kategori sumber daya manusia
kesehatan pada tiap unit kerja di fasilitas pelayanan kesehatan termasuk rumah
sakit.
Metode perhitungan tersebut pada saat ini telah diadaptasi dan digunakan
dan Rumah Sakit Propinsi, Kabupaten/ Kota, serta disahkan melalui Keputusan
lain:
laporan
ketenagaan
lainnya.
Pada dasarnya metode WISN ini dapat digunakan di rumah sakit, puskesmas
dan sarana kesehatan lainnya, atau bahan dapat digunakan untuk kebutuhan tenaga
tersedia masing-masing kategori SDM yang bekerja di Rumah Sakit selama kurun
waktu satu tahun. Data yang dibutuhkan untuk menetapkan waktu kerja tersedia
setempat, pada umumnya dalam 1 minggu 5 hari kerja. Dalam 1 tahun 250
- Cuti tahunan, sesuai dengan ketentuan setiap SDM memiliki hak cuti 12
tentang hari libur nasional dan cuti bersama, tahun 2002-2003 ditetapkan 15
kurun waktu 1 tahun) karena alasan sakit, tidak masuk dengan atau tanpa
pada umumnya waktu kerja dalam 1 hari adalah 8 jam (5 hari kerja/
minggu). (F)
dan pelatihan lebih lama dibanding kategori SDM lainnya, maka perhitungan
19
waktu kerja tersedia dapat dilakukan perhitungan menurut kategori SDM. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat simulasi perhitungan berdasarkan rumus waktu kerja
Tabel 2.3 Contoh Penghitungan Waktu Kerja Tersedia (WKT) Kategori SDM
KATEGORI SDM KETERANGAN
KODE FAKTOR
Perawat Dokter
A Hari Kerja 260 260 Hari/ tahun
B Cuti Tahunan 12 12 Hari/ tahun
C Pendidikan dan Pelatihan 5 10 Hari/ tahun
D Hari Libur Nasional 19 19 Hari/ tahun
E Ketidakhadiran Kerja 10 12 Hari/ tahun
F Waktu Kerja 8 8 Jam/ hari
Hari Kerja Tersedia 214 207 Hari kerja/ thn
Waktu Kerja Tersedia 1,712 1,656 Jam/ tahun
Sumber : Kepmenkes No. 81 Tahun 2004
Uraian perhitungannya adalah sebagai berikut :
perorangan pada pasien, keluarga dan masyarakat di dalam dan luar RS. Data dan
informasi yang dibutuhkan untuk penetapan unit kerja dan kategori SDM adalah
sebagai berikut :
Bagan Struktur Organisasi RS dan uraian tugas pokok dan fungsi masing-
Data Pegawai berdasarkan pendidikan yang bekerja pada tiap unit kerja di
RS.
kesehatan.
- Analisa Organisasi
Fungsi utama rumah sakit adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan
preventif dan promotif. Berdasarkan fungsi utama tersebut, unit kerja RS dapat
Unit kerja fungsional langsung, adalah unit dan sub-unit kerja yang langsung
dan di luar RS, misalnya : Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan,
Unit kerja fungsional penunjang, adalah unit dan sub-unit kerja yang tidak
Rawat
Apabila ditemukan unit atau sub-unit kerja fungsional yang belum diatur
atau ditetapkan oleh Direktur, Depkes, Pemda (Pemilik RS) perlu ditelaah terlebih
kegiatan- kegiatannya dapat digabung atau menjadi bagian unit kerja yang telah
ada.
Setelah unit kerja dan sub unit kerja di RS telah ditetapkan, langkah
per kategori SDM. Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun
dan waktu yang tersedia per-tahun yang dimiliki oleh masing-masing kategori
tenaga.
22
karakteristik pasien (umur, jenis kelamin), jenis dan berat ringannya penyakit, ada
tidaknya komplikasi. Di samping itu, harus mengacu pada standar pelayanan dan
prasarana yang tersedia secara tepat guna. Oleh karena itu pelayanan kesehatan
Data dan informasi yang dibutuhkan untuk menetapkan beban kerja masing-
Kategori SDM yang bekerja pada tiap unit kerja RS sebagaimana hasil yang
telah
meliputi :
pokok
tertentu.
masing-masing kategori SDM, perlu disusun kegiatan pokok serta jenis kegiatan
perorangan.
Rata-rata waktu ialah suatu waktu yang dibutuhkan untuk menjelaskan suatu
kegiatan pokok, oleh masing-masing kategori SDM pada tiap unit kerja.
selama bekerja dan kesepakatan bersama. Agar diperoleh data rata-rata waktu
yang cukup akurat dan dapat dijadikan acuan, sebaiknya ditetapkan berdasarkan
standar operasional prosedur (SOP) dan memiliki etos kerja yang baik. Secara
bertahap RS dapat melakukan studi secara intensif untuk menyusun standar waktu
Standar beban kerja adalah volume/ kuantitas beban kerja selama 1 tahun
per kategori SDM. Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun
24
dan waktu kerja tersedia yang dimiliki oleh masing-masing kategori SDM.
kelonggaran tiap kategori SDM meliputi jenis kegiatan dan kebutuhan waktu
untuk menyelesaikan suatu kegiatan yang tidak terkait langsung atau dipengaruhi
tidak dapat dikelompokkan atau sulit dihitung beban kerjanya karena tidak/
sebagai sumber data penyusunan faktor kelonggaran tiap kategori SDM. Setelah
jumlah dan jenis/kategori SDM per unit kerja sesuai beban kerja selama satu
tahun. Sumber data yang dibutuhkan untuk perhitungan kebutuhan SDM per unit
kerja meliputi :
- Kuantitas kegiatan pokok tiap unit kerja selama kurun waktu satu tahunan.
(Depkes, 2004)
kompetensi dan beban kerja berdasarkan beban kerja (menggunakan Time and
Motion Study kepada 8 perawat kemudian diolah dengan metode Ilyas) dan
pengetahuan seputar pekerjaan, ketrampilan dan sikap). Hasil penelitian ini secara
umum menggambarkan adanya kesenjangan antara beban kerja yang diterima oleh
hasil hitung waktu produktif) atau dua orang perawat (berdasarkan standar waktu
istirahat minimal).
tenaga perawat berdasarkan beban kerja di ruang rawat inap Rumah Sakit
populasi penelitian ini adalah seluruh tenaga perawat yang ada dirumah sakit
dipilih dengan cara Purposif. Data dianalisis secara dekskriptif. Hasil penelitian
berdasarkan metode PPNI sebanyak 131 orang, formula Gillies sebanyak 103
dengan mempertimbangkan beban kerja tenaga perawat disetiap ruang rawat inap
saat ini.
bertujuan untuk mengetahui kebutuhan tenaga perawat di unit rawat inap lantai I,
II, dan III RSU Bali Royal. Penelitian ini merupakan penelitian observasional
dilibatkan dalam penelitian ini adalah 18 tenaga perawat unit rawat inap yang
melalui studi dokumentasi, observasi, dan wawancara yang kemudian diolah dan
Kekurangan tenaga perawat yang terjadi di unit rawat inap lantai I dan III
sebanyak 9 perawat. Rasio beban kerja di unit rawat inap lantai I dan III
memiliki nilai yang sama yaitu 0,75 sedangkan di unit rawat inap lantai II
memiliki nilai yaitu 0,8. Rasio ini menunjukkan bahwa perawat di unit rawat
inap lantai I, II, dan III RSU Bali Royal mengalami beban kerja yang tinggi.
kerja yang tinggi di unit rawat inap lantai I, II, dan III. Penambahan jumlah
28
perawat di unit rawat inap lantai I, II, dan III sebaiknya dilakukan baik dengan
mendistribusikan tenaga perawat di unit lain yang memiliki beban kerja rendah ke
unit dengan beban kerja tinggi maupun dengan menarik tenaga perawat baru
metode perhitungan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode WISN
didasarkan kepada beban kerja nyata yang dilaksanakan oleh setiap personil, dan
2004).
Analisis Kesenjangan
Hipotesa penelitian
seharusnya
seharusnya
30
- Kebersihan mulut
- Transportasi pasien
- Visite dengan dokter atau
asistensi tindakan dokter
- Pemeriksaan pasien,
observasi, control
- Mengumpulkan
specimen untuk
pemeriksaan lab.
- Tindakan dan prosedur
- Melakukan kateterisasi
- Memberikan oksigen
- Memasang,melepas,mem
perbaiki posisi infuse
- Merawat luka
- Melakukan persiapan
operasi
- Mengukur tanda vital,
tensi, nadi, suhu, berat
badan
BAB III
METODE PENELITIAN
membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir,
penggunaan waktu setiap pola aktivitas personil diruang perawatan dan unit
sampling, dimana aktivitas responden yang diamati akan diteliti setiap waktu lima
belas menit selama 18 hari kerja. Selanjutnya penggunaan waktu produktif yang
metode WISN.
Lokasi penelitian dilakukan di bagian rawat inap dan Unit Khusus RSUD
Penelitian ini dilakukan selama 18 pada tanggal 2 Mei s/d 20 Mei 2018.
39
3.3 Pengumpulan Data
(Bungin, 2009).
memungkinkan peneliti merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh subjek
2009). Bentuk pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
partisipasi pasif, dalam hal ini peneliti datang di tempat kegiatan orang yang
diamati tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut (Sugiyono, 2007).
kesatuan nyata (Prabu, 2006). Data dapat digunakan sebagai informasi dalam
penelitian. Oleh karena itu, data yang dikumpulkan harus akurat dan terjamin
validitasnya. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data
Data primer adalah data yang diambil langsung dari subjek penelitian
dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambil data, langsung pada
dilakukan dengan metode work sampling, yaitu pengamatan sesaat dan berkala
pada responden dalam melaksanakan aktivitas di bagian rawat inap dan Unit
Biasanya diperoleh melalui badan atau instansi yang bergerak dalam proses
2002). Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh dari hasil laporan kegiatan
perawat di bagian rawat inap dan Unit Khusus RSUD Kabupaten Aceh Tamiang,
Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan urutan sebagai berikut :
- Penyuntingan data
- Pengelompokan data
- Memasukkan data
dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga
dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang
disarankan oleh data. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data
yang tersedia dari berbagai sumber yaitu pengamatan peneliti, dokumen resmi,
dan lain-lain.
beban kerja
Yang menjadi populasi penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja di
bagian rawat inap dan Unit Khusus RSUD Kabupaten Aceh Tamiang. Karena
perawat yang bertugas di instalasi rawat inap bertugas selama 24 jam, maka
pengamatan dilakukan kepada seluruh responden tiap shift. Sampel yang diambil
dalam penelitian ini adalah seluruh aktivitas yang dilakukan oleh perawat di
bagian rawat inap dan Unit Khusus RSUD Kabupaten Aceh Tamiang. Populasi
pada penelitian ini sebanyak 280 orang perawat. Teknik pengambilan sampel
diketahui sebelumnya.
39