Anda di halaman 1dari 2

Gerakan Masyarakat untuk untuk Demokrasi dan Kedamaian

Pernyataan Sikap
Melawan Aksi Teror dan Mendorong Pemilu Damai

Minggu, 13 Mei 2018 pagi, kedamaian Indonesia kembali terkoyak oleh aksi pengecut pelaku
teror. Tiga aksi pengeboman menyerang tiga gereja di Surabaya. Aksi teror yang menyerang
Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro dan Gereja
Pantekosta Pusat Jalan Arjuno, Surabaya tersebut menelan korban sedikitnya 10 jiwa dan 41
orang menjalani perawatan di RS.

Teror bom bunuh diri di Surabaya dan rentetan aksi biadab yang terjadi dalam kurun waktu
sepekan ini, merupakan sinyal tegas dan nyata yang mengancam keutuhan bangsa dan merenggut
kemanusiaan. Aksi-aksi terror ini, menunjukkan adanya kondisi “Darurat Terorisme”.

Kondisi darurat ini harus sikapi, ditangani, dan ditindak tegas tanpa toleransi sedikit pun. Dengan
demikian, jaminan keamanan dan kedamaian antarwarga negara di Republik tercinta ini dapat
terwujud, dan sekaligus memupus ketakutan – yang dikehendaki para pelaku teror serta
simpatisannya - muncul di masyarakat,.

Sebagai bentuk perlawanan terhadap kebiadaban dan penghinaan terhadap kebangsaan dan
kemanusiaan, kami Gerakan Masyarakat menyatakan sikap sebagai berikut:
1. Keprihatinan terhadap aksi barbar yang menimpa polisi di Rutan Salemba Cabang Mako
Brimob dan aksi teror bom Surabaya
2. Menyatakan belasungkawa dan duka cita terhadap para korban jiwa dan luka-luka yang
jatuh pada aksi kekerasan sepekan ini, serta keluarga
3. Mengutuk keras pengeboman dan segala bentuk aksi terorisme dan menyatakannya
sebagai ancaman serius terhadap kemanusiaan, keberagaman dan kesatuan bangsa
4. Menyatakan secara tegas bahwa aksi teror ini merupakan ancaman terhadap keutuhan
bangsa dan pelaksanaan pemilu damai
5. Menyatakan diri tidak takut apalagi tunduk terhadap aksi biadab dan nir kemanusiaan
tersebut
6. Mengecam segala bentuk ancaman kekerasan, intimidasi dan propaganda untuk
mencederai penyelenggaraan Pilkada dan Pemilu yang demokratis dan damai
7. Menyatakan diri bahwa masyarakat pemangku kepentingan kepemiluan tidak takut atas
kejadian teror tersebut dan tetap berkomitmen serta berpartisipasi Pilkada dan Pemilu
secara demokratis.

Berdasarkan pernyataan sikap di atas, kami memberikan beberapa rekomendasi:


1. Mendorong negara memberi jaminan keamanan terhadap seluruh warga negara Indonesia.
2. Mendorong para pemangku kepentingan melakukan deteksi dini terhadap potensi
gangguan keamanan dan kedamaian di tahun politik.
3. Mendesak para elit politik untuk membangun suasana kondusif dan konstruktif pada
setiap tahapan penyelenggaraan Pilkada 2018 dan Pemilu Serentak 2019
4. Mendorong negara memberi jaminan keamanan terhadap aktivitas kampanye dan tahapan
Pilkada dan Pemilu lainnya yang diikuti masyarakat pemilih

Jakarta, 13 Mei 2018


Gerakan Masyarakat untuk Pemilu Demokratis dan Damai
1. Wahidah Suaib (Fatayat NU) 9. Fadli Ramadanil (Perludem)
2. Jojo Rohi (KIPP) 10. Veri Junaidi (KoDe Inisiatif)
3. Kaka Suminta (KIPP) 11. August Mellaz (SPD)
4. Agus Muhammad (P3M) 12. Toto Sugiarto (PSIK)
5. Sunanto (JPPR) 13. Sri Budi Eko Wardhani (DIP
6. Yusfitriadi (JPPR) Universitas Indonesia)
7. Jeirry Sumampow (TePI) 14. Ahsanul Minan (Unusia)
8. Titi Anggraini (Perludem)

Anda mungkin juga menyukai