Anda di halaman 1dari 10

PENCEGAHAN DAN TATA LAKSANA CACAT KUSTA

(PRAKTIKA LABORATORIUM)

Oleh: Nikmatul Fadilah (Prodi D III Keperawatan Kampus Sutopo Surabaya


Rujukan: Pedoman Nasional Program Pengendalian Penyakit Kusta (Kemenkes RI, 2012)
Upaya pencegahan cacat dilakukan melalui beberapa komponen:
1. Penemuan dini sebelum cacat
2. Pengobatan pasien dengan MDT-WHO sampai RFT
3. Deteksi dini adanya reaksi kusta dengan pemeriksaan fungsi saraf secara rutin
4. Penanganan reaksi
5. Penyuluhan
6. Perawatan diri
7. Penggunaan alat bantu
8. Rehabilitasi medis (misal: operasi rekonstruksi)
Dalam masa pengobatan, pasien kusta memerlukan edukasi sebagai berikut:

Kegiatan pencegahan cacat dirumah dilakukan sendiri oleh pasien, dengan prinsip
3M, yaitu:
1. Memeriksa mata, tangan dan kaki secara teratur
2. Meindungi mata, tangan dan kaki dari trauma fisik
3. Merawat diri
Berbagai tanda cacat pada mata, tangan , dan kaki serta cara pencegahannya sebagai
berikut:
1. Mata (lagoftalmus)
a. Memeriksa: sering bercermin untuk melihat apakah ada kemerahan atau benda
yang masuk mata.
b. Melidungi: melindungi mata dari debu dan angin yang dapat melukai
mata/mengeringkan mata dengan cara:
1) Memakai kacamata
2) Menghindari tugas-tugas di mana ada debu, misalnya mencangkul tanah
kering, menuai padi, menggiling padi, bakar sampah, dll.
c. Merawat diri
1) Tetes mata mengandung saline, jika mata sangat kering.
2) Waktu istirahat, tutup mata dengan sepotong kain basah.

2. Tangan
a. Tangan yang mati rasa
Tangan yang mati rasa dapat terluka oleh benda panas, benda tajam, gesekan dari
alat kerja (cangkul); tali tambang; batu, pegangan yang terlalu kuat pada alat kerja.
1) Memeriksa: seringlah berhenti dan periksa tangan dengan teliti apakah ada luka
atau lecet yang sekecil apapun.
2) Melindungi: lindungilah tangan dari benda yang panas, kasar, ataupun tajam,
dengan memakai kaos tangan tebal atau alas kain dan mencegah luka dengan
membagi tugas rumah tangga supaya orang lain mengerjakan bagian berbahaya
bagi tangan yang mati rasa.
3) Merawat luka: jika ada luka, memar atau lecet sekecil apapun, rawatlah dan
istirahatkan bagian tangan itu samapi sembuh.

b. Kulit tangan yang kering


Cara mencegah kekeringan kulit tangan:
1) Memeriksa: umumnya jika kulit tangan kering sudah disertai dengan mati rasa
oleh karena itu selalu periksa kemungkinan adanya kekeringan, retak dan kulit
pecah-pecah yang tidak terasa.
2) Melindungi: lindungi kulit tangan dari benda yang mudah menimbulkan luka
seperti panas, kasar, ataupun tajam.
3) Merawat: merendam selama 20 menit setiap hari dalam air, menggosok bagian
kulit yang tebal kemudian langsung (tanpa dikeringkan terlebih dahulu)
mengolesi dengan minyak kelapa atau minyak lain untuk menjaga kelembaban
kulit.
c. Jari tangan yang bengkok
Jari tangan yang bengkok jika dibiarkan, maka sendi akan menjadi kaku dan otot
akan memendek sehingga jari akan menjadi lebih kaku dan tidak dapat digunakan,
serta dapat menyebabkan luka. Cara mencegahnya adalah:
1) Memeriksa: periksa tangan secara rutin untuk luka yang mungkin terjadi akibat
penggunaan tangan dengan jari yang bengkok.
2) Melindungi: menggunakan alat bantu untuk aktivitas sehari-hari yang
dimodifikasi untuk digunakan oleh jari bengkok.
3) Merawat: sesering mungkin setiap hari memakai tangan lain untuk meluruskan
sendi-sendinya dan mencegah supaya jangan sampai terjadi kekakuan lebih berat
dengan cara:
a) Taruh tangan diatas paha, luruskan dan bengkokkan jari berulang kali.
b) Pegang ibu jari dengan tangan lain dan gerakkan sendi supaya tidak kaku
c) Atau jika ada kelemahan jari, kuatkan dengan cara taruh tangan di meja atau
paha, pisahkan dan rapatkan jari berulang kali. Ikat jari dengan 2-3 karet
gelang, lalu pisahkan dan rapatkan jari berulang kali (jari ke-2 s/d5).

3. Kaki
a. Kaki yang semper
Kaki semper yang dibiarkan tergantung, maka otot pergelangan kaki bagian
belakang (achilles) akan memendek sehingga kaki itu tetap tidak bisa diangkat.
Jari-jari kaki akan terseret dan luka. Pasien kemudian cenderung miring saat
melangkah sehingga mudah terjadi ulkus dibelakang jari ke-4 dan 5. Cara
pencegahannya sebagai berikut:
1) Memeriksa: apakah ada luka atau tidak?
2) Melindungi: untuk mencegah agar kaki yang semper (lumpuh) tidak bertambah
cacat, maka dianjurkan:
a) Selalu memakai sepatu/alas kaki yg tertutup bagian depan supaya jari-jari
tidak tersereta dan luka
b) Angkat lutut lebih tinggi waktu berjalan
c) Pakai tali karet antara lutut dan sepatu guna mengangkat kaki bagian depan
waktu berjalan
3) Merawat:
a) Duduk dengan kaki lurus kedepan. Pakai kain panjang atau sarung yang
disangkutkan pada bagian depan kaki itu dan tarik ke arah tubuh.

b) Jika kelemahan saja yang terjadi, kerjakan latihan dengan mengikat karet
(dari ban dalam) pada tiang atau kaki meja, dan tariklah tali karet itu dengan
punggung kaki, lalu tahan beberapa saat dan kemudian ulangi beberapa kali.

b. Kulit kaki yang tebal dan kering


1) Memeriksa: periksa secara rutin apakah ada bagian kaki kering mengalami
retakan dan luka.
2) Melindungi dan merawat: cegah kulit kering dengan cara:
a) Merendam kaki selama 20 menit setiap hari dalam air biasa
b) Menggosok bagian kulit yang tebal kemudian langsung (tanpa dikeringkan
terlebih dahulu) mengolesi dengan minyak kelapa atau minyak lain untuk
menjaga kelembaban kulit.

c. Kaki yang mati rasa


Kaki bisa terluka oleh:
 Benda tajam
 Gesekan dari sepatu/sandal yang etrlalu besar ataupun kecil, batu dalam sepatu,
dll
 Tekanan tinggi pada telapak kaki antara lain karena terlalu lama berdiri, terlalu
lama tanpa gerak, berjalan terlalu jauh atau cepat, jongkok yang lama, dsb.
Cara mencegah kaki mati rasa:
1) Memeriksa: sering berhenti dan memeriksa kaki denga teliti, apakah ada luka
atau memar atau lecet yang kecil sekalipun.
2) Melindungi:
a) Lindungi kaki dengan selalu memakai alas kaki
b) Membagi tugas rumah tangga supaya orang lain mengerjakan bagian
berbahaya bagi tangan yang mati rasa
c) Memilih alas kaki yang tepat:
 Empuk di dalam
 Keras di abgian bawah supaya benda tajam tidak dapat tembus
 Tidak mudah terlepas (ada tali di belakang)
 Tidak perlu sepatu khusus, tetapu hati-hati kalau memilih sepatu/sandal di
pasar, modifikasi jika perlu.
3) Merawat:
Merawat kaki mencegah terjadinya luka dengan cara: jika ada luka, memar atau
lecet kecil, langsung rawat dan istirahatkan bagian kaki itu smapi sembuh, yaitu
istirahatkan kaki (jangan sekali-kali diinjakkan).

d. Luka borok/ulkus
Perawatan yang tepat ialah:
1) Bersihkan luka dengan sabun
2) Rendam kaki dalam air selama 20-30 menit
3) Gosok bagian pinggiran luka yang menebal dengan batu apung
4) Setelah direndam, beri minyak bagian kaki yang tidak luka
5) Balut lalu istirahatkan bagian kaki tersebut (jangan diinjakkan padawaktu
berjalan, berjalanlah pincang, pakai alat bantu berjalan (tongkat/kruk/sepeda)
6) Pasien yang telah menyelesaikan pengobatan (RFT) tidak perlu pengobatan
ulang MDT, jika tidak ada tanda tanda infeksi (merah, bengkak, panas, sakit)
berarti tidak ada infeksi sekunder maka tidak perlu antibiotik.

Anda mungkin juga menyukai