Yulie Rahayu Fitrianingsih. K4A0090206. Kajian Ekowisata Untuk Konservasi
Mangrove : Studi Kasus di Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe dan Kecamatan Langsa Barat, Kota Langsa, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Pembimbing : Rudhi Pribadi dan Subiyanto
Pada beberapa dekade terakhir ini, pemanfaatan ekosistem mangrove
terus meningkat, bukan saja dari segi pemanfaatan lainnya, tetapi juga segi pemanfaatan pohon mangrovenya, baik secara tradisional maupun komersial. Maraknya perambahan serta alih fungsi lahan mangrove menjadi tambak, pemukiman, industri, dan sebagainya, maupun penebangan oleh masyarakat untuk berbagai keperluan, mengakibatkan ekosistem mangrove terganggu habitat alaminya dan mengalami kerusakan. Peranan dan fungsi mangrove yang sangat penting dan diiringi dengan meningkatnya kegiatan pemanfaatan yang merusak disertai dengan penurunan luasan mangrove sudah selayaknya dilakukan upaya perbaikan kondisi maupun pemeliharaan ekosistem mangrove. Salah satu upaya perbaikan dengan melakukan konservasi dan merehabilitasi ekosistem mangrove melalui kajian ekowisata. Beberapa lokasi di Pantai Timur Aceh telah berhasil melakukan rehabilitasi, contohnya di Desa Kuala Langsa, Kecamatan Langsa Barat, Kota Langsa. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi dan kelayakan ekosistem mangrove untuk pengembangan ekowisata sebagai upaya konservasi ekosistem alami dan menyusun rencana strategi pengelolaan ekowisata mangrove di daerah yang layak dikembangkan yang dilihat dari beberapa aspek (vegetasi mangrove, satwa, sarana dan prasarana, partisipasi stakeholder, kelembagaan dan perundang-undangan). Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, eksploratif dengan analisa presentase dan SWOT. Hasil dari penelitian didapatkan bahwa ekosistem mangrove dikedua lokasi penelitian secara umum lebih banyak dijumpai jenis Rhizophora mucronata, R. apiculata dan Avicennia marina. Partisipasi stakeholder di dalam program rehabilitasi mangrove terdiri dari pemerintah, LSM, pendonor swasta dan masyarakat. Partisipasi masyarakat di Desa Kuala Langsa cenderung lebih aktif dibandingkan dengan Desa Muara Dua. Desa Kuala Langsa telah memiliki peraturan desa terkait dengan upaya rehabilitasi hutan mangrove. Desa Kuala Langsa menghasilkan 8 strategi rehabilitasi sementara Desa Muara Dua dihasilkan 9 strategi rehabilitasi.
Kata Kunci : Mangrove, Rahabilitasi, Partisipasi, Ekowista, Strategi Pengelolaan.
ABSTRACT
Yulie Rahayu Fitrianingsih. K4A009026. Ecotourism Assesment As Part Of
Mangrove Conservaton : Case Study in District of Muara Dua, Lhokseumawe City and District of Langsa Barat, Langsa City, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Advisor : Rudhi Pribahi dan Subiyanto.
In recent decades, the utilization of mangrove ecosystem continues to
increase, not only interms of other uses, but also in terms ofh the utilization of mangrove trees, both traditional and commercial. Encroachment and conversion of mangrove land into farms, residental, industrial, and so on, as well as logging by people for various purposes, resulting in disturbed mangrove ecosystems and natural habitats damaged. The role and function of mangroves is essential and accompanied by increased use of destructive activity is accompanied by