Anda di halaman 1dari 20

NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH TERAPI MUROTAL TERHADAP KUALITAS TIDUR


PENDERITA INSOMNIA PADA LANJUT USIA (LANSIA) DI
KECAMATAN PONTIANAK TENGGARA TAHUN 2016

FAISAL MAHLUFI
NIM. I31112001

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2016
NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH TERAPI MUROTAL TERHADAP KUALITAS


TIDUR PENDERITA INSOMNIA PADA LANJUT USIA
(LANSIA) DI KECAMATAN PONTIANAK TENGGARA
TAHUN 2016

Tanggung Jawab Yuridis Material Pada

FAISAL MAHLUFI
NIM. I31112001

Disetujui,
Pembimbing I Pembimbing II

Arina Nurfianti, S.Kep., Ners., M.Kep. Ernawati, S.Kep., Ners., M.Kep.


NIP. 19850812 201404 2 001 NIP. 19631004 198603 2 016

Penguji I Penguji II

Hendra, S.Kep., Ners., M.Kep. Faisal Kholid Fahdi,S.Kep.,Ners.,M.Kep.


NIP. 19740220 199403 1 004 NIDN. 0010028303

Mengetahui,
Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Tanjungpura

dr. Arif Wicaksono, M. Biomed


NIP. 19831030 200812 1 002
iii

PENGARUH TERAPI MUROTAL TERHADAP KUALITAS TIDUR


PENDERITA INSOMNIA PADA LANJUT USIA (LANSIA) DI
KECAMATAN PONTIANAK TENGGARA

Skripsi, Agustus 2016


Faisal Mahlufi

ABSTRAK

Latar belakang : Insomnia merupakan masalah yang sering terjadi pada lansia.
Keluhan insomnia mencakup ketidakmampuan untuk tertidur, sering terbangun,
ketidakmampuan untuk kembali tidur, dan terbangun pada dini hari. Terapi
murottal Al-Qur’an akan mengurangi ketegangan saraf, memberikan efek
penyembuhan jasmani dan rohani, meningkatkan kekuatan iman, dan ketentraman
hati.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Terapi Murottal
Terhadap Kualitas Tidur Penderita Insomnia Pada Lanjut Usia (Lansia) di
Kecamatan Pontianak Tenggara Raya Tahun 2016.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperiment dengan
menggunakan desain penelitianpre and post test without control. Sampel dalam
penelitian ini adalah lansia yang menderita insomnia di Kecamatan Pontianak
Tenggara yang berjumlah 17 responden. Teknik pengambilan sampel
menggunakan metode non probability sampling atau non random dengan jenis
purposive sampling. Teknik pengambilan datanya dengan cara observasi dan
menggunakan instrument Insomnia Severity Index (ISI). Analisa datanya dengan
menggunakan uji t-dependent (paired sample t test).
Hasil : Analisis bivariat menggunakan uji paired sample t test menunjukkan nilai
significancy p=0,00 ≤ 0,05. Perubahan nilai mean insomnia dari 13,94 ke 9,53.
Kesimpulan : Ada pengaruh terapi murottal terhadap kualitas tidur lansia sesudah
diberikan intervensi. Terapi murottal dapat meningkatkan kualitas tidur pada
lansia. Oleh karena itu, disarankan untuk menerapkan terapi murottal pada bidang
keperawatan secara umum dan pada lansia yang mengalami gangguan tidur
(insomnia) secara khusus.

Kata Kunci : Terapi Murotal, Insomnia, Lansia


Referensi : 56 (2006-2016)
4

THE EFFECT OF MUROTAL THERAPY TOWARDS ELDERLY’S SLEEP QUALITY


IN SOUTHEAST PONTIANAK DISTRICT

Undergraduate Thesis, August 2016


Faisal Mahlufi

xii + 57 Pages + 6 Tables + 6 Appendices

ABSTRACT

Background : Insomnia is a common problem in the elderly. Complaints of insomnia include


the inability to fall asleep, awakened frequently, inability to return to sleep, and awakened
too early in the morning. Quran murottal therapy will reduce nervous tension, can provide
physical and spiritual healing effect, increase the power of faith as well as peace to the heart.
Objective : This study was intended to determine the effect of murottal therapy on elderly’s
sleep quality in Southeast Pontianak District
Methods : This research was a quasi-experiment with pre and post test without control
design. The samples were elderly suffering insomnia in Southeast Pontianak District with
total of 17 respondents. Sampling technique used was non-probability or non-random
sampling methods with the kind of purposive sampling. Data was collected by observation
and utilizing the Insomnia Severity Index (ISI) instrument. The data analysis was done by
dependent t-test (paired sample t test).
Results : Bivariate analysis by paired sample t test showed significance p value = 0,00 ≤
0,05. Mean score of insomnia change from 13,94 to 9,53.
Conclusion : There is an effect of murottal therapy towards elderly’s quality of sleep after
intervention. Murottal therapy can improve sleep quality of elderly. Therefore, it is advisable
to applicate murottal therapy in nursing generally and the elderly who experience sleep
disorder, especially insomnia.

Keywords : Murottal Therapy, Insomnia, Elderly


References : 56 (2006-2016)
5

PENDAHULUAN personalnya yang unik menjadikan


Lanjut usia (lansia) merupakan kelompok lansia perlu mendapat
tahap akhir dari kehidupan manusia perhatian khusus. Menurut Riset
yang dianggap sebagai seorang yang Kesehatan Dasar 2007, masalah
mengalami berbagai macam kesehatan umum pada lansia yaitu
penurunan fungsi kehidupan. osteoarthritis 62,40%, hipertensi
Indonesia termasuk lima besar negara 41,70%, gangguan gigi dan mulut
dengan jumlah lansia terbanyak di 24,5%, gangguan mental 23,55%,
dunia [1]
. Pada tahun 2014, jumlah gangguan kardiovaskuler 20,30%,
penduduk lansia di Indonesia menjadi gangguan penglihatan 20,70%,
18,781 juta jiwa [2]. hiperurisemia 15,70%, insomnia
Fenomena pertambahan lansia di 12,60%, hiperlipidemia 10,70%,
Provinsi Kalimantan Barat tahun gangguan pendengaran 9,90%, dan
2015 berjumlah 388.506 jiwa. diabetes mellitus 3.4% [5].
Penduduk lansia ini tersebar di 14 Masalah yang sering terjadi pada
kabupaten/kota dan yang terbesar lansia diantaranya insomnia. Keluhan
berada di Kabupaten Pontianak insomnia mencakup ketidakmampuan
(14,75%), Kota Pontianak (13,36%), untuk tertidur, sering terbangun,
Kabupaten Sambas (12,19%), dan ketidakmampuan untuk kembali tidur,
[6]
Kabupaten Kubu Raya (10,61%) [3]
. dan terbangun pada dini hari .
Data yang didapat dari Dinas Lansia umumnya mengalami
Kesehatan Kota Pontianak tahun penurunan sekresi dari beberapa zat
2015, lansia di seluruh Kota kimia yang mengatur siklus tidur dan
Pontianak berjumlah 20.667 jiwa. bangun yaitu melatonin (zat pemicu
Sedangkan lansia di Kecamatan tidur) [7].
Pontianak Tenggara berjumlah 1.921 Seseorang yang tidak
jiwa, lansia laki-laki berjumlah 824 mendapatkan tidur yang cukup, dapat
jiwa dan perempuan berjumlah 1.097 menimbulkan efek pelupa, pusing,
jiwa [4]. konfusi, disorientasi, terutama jika
Masalah pemenuhan kebutuhan terjadi dalam waktu yang lama. Efek
hidup dan menghadapi masalah merugikan dari insomnia pada klien
6

yang sudah mengalami konfusi, kesehatan fisik, psikologi, dan sosial


[11]
terutama depresi dan alzheimer, .
meliputi peningkatan agitasi, Al-Qur’an diturunkan sebagai
[8]
mengeluyur, dan gelisah . Depresi petunjuk dan penyembuh bagi orang-
bisa menyebabkan insomnia dan orang yang beriman, sebagaimana
begitu juga sebaliknya. Mudah yang telah dijelaskan dalam firman
terbangun dapat mengakibatkan Allah Subhana Wa Ta’ala: “Dan
depresi individual. Frekuensi ini Kami turunkan Al-Qur`an sesuatu
dapat meningkat seiring yang menjadi penyembuh dan rahmat
bertambahnya usia[9]. bagi orang yang beriman dan Al-
Terapi farmakologis yang Qur`an itu tidaklah menambah
diberikan untuk menangani masalah kepada orang yang dzalim selain
insomnia dapat menimbulkan banyak kerugian.”(Q.S. Al-Isra`: 82). “Hai
masalah kesehatan. Lansia seringkali manusia, sesungguhnya telah datang
menggunakan variasi obat untuk kepadamu pelajaran dari Tuhanmu
mengatasi penyakit kronik dan efek dan penyembuh bagi penyakit dalam
kombinasinya dapat mengganggu dada dan petunjuk serta rahmat bagi
tidur secara serius [7]. orang yang beriman.”(Q.S.Yunus:
Pengobatan nonfarmakologis 57)[12].
insomnia dan depresi adalah terapi Mendengarkan ayat suci Al-
psikoterapi suportif, kognitif-perilaku, Qur’an akan mengurangi ketegangan
keluarga dan relaksasi, interpersonal, otot saraf, memberikan efek
psikoreligi, konseling, dan dukungan penyembuhan secara jasmani dan
[10]
sosial . Terapi saat ini yang mulai rohani [13]. Pada prinsipnya Al-Qur’an
berkembang yaitu terapi psikoreligi memberikan ketenangan bagi yang
diantaranya terapi Al-Qur’an. World membaca maupun mendengarkan,
Health Organization (WHO) apalagi memaknai dan memahami isi
menyatakan aspek spiritual Al-Qur’an kemudian
merupakan unsur dari pengertian mengamalkannya, sebagaimana
kesehatan seutuhnya yang disebutkan dalam firman-Nya:
melengkapi aspek lain berupa “Dialah yang telah menurunkan
7

ketenangan ke dalam hati orang Al Kaheel asal Suriah


mukmin supaya keimanannya menjelaskan bahwa solusi paling baik
bertambah di samping keimanannya untuk seluruh penyakit adalah Al-
yang ada.(Q.S.Al-Fath: 4)” [12]. Qur’an. Berdasarkan pengalamannya,
Terapi religi dapat mempercepat ia mengatakan bahwa Al-Qur’an
penyembuhan seperti yang telah mampu mengobati penyakit yang
dibuktikan oleh Ahmad Al-Khadi, dialaminya yang tidak mampu diobati
dalam konferensi tahunan ke XVII oleh tim medis [16].
Ikatan Dokter Amerika. Penelitian Berdasarkan studi pendahuluan
tersebut menunjukan hasil positif, yang dilakukan peneliti di daerah
bahwa mendengarkan ayat suci Al- Kecamatan Pontianak Tenggara yaitu
Quran memiliki pengaruh signifikan di wilayah Posyandu Lansia Cempaka
dalam menurunkan ketegangan saraf didapat data melalui wawancara
[14]
reflektif . Terapi murotal dengan ketua dari posyandu tersebut,
memberikan efek psikologis positif lansia yang tergabung yaitu 38 lansia
dikarenakan ketika murotal yang terdiri dari 33 lansia perempuan
diperdengarkan dan sampai ke otak, dan 5 lansia laki-laki yang semuanya
lalu diterjemahkan oleh otak. beragama Islam. Kunjungan rutin
Kebutuhan terbesar adalah kekuatan rata-rata per bulannya ±31 lansia,
pendukung, yaitu realitas kesadaran dengan frekuensi kunjungan per bulan
terhadap adanya Allah Subhana Wa pada minggu ke-3. Dari wawancara
Ta’ala sehingga menimbulkan tersebut juga didapat data bahwa
kepasrahan kepada Allah Subhana sekitar 30 lansia mengalami gangguan
Wa Ta’ala. Dalam keadaan ini otak tidur/ insomnia. Wilayah Kelurahan
berada pada gelombang alpha dengan Bangka Belitung Darat, RW. 02
frekuensi 7-14 HZ, merupakan didapat lansia yang mengalami
keadaan energi otak yang optimal insomnia sebanyak 5 orang.
untuk menyingkirkan stres, Berbagai gejala yang dialami
kecemasan, dan membentuk lansia dengan insomnia yaitu sulit
koping[15]. memejamkan mata ketika memulai
tidur, sering terbangun pada malam
8

hari, sulit untuk kembali tidur setelah teknik purposive sampling yaitu suatu
terbangun, merasa lelah dan teknik penetapan sampel yang
mengantuk berlebihan pada siang didasarkan pada suatu pertimbangan
harinya. Selain itu, ada beberapa tertentu. Jumlah sampel dalam
lansia yang mengeluhkan merasa penelitian ini adalah 17 orang.
pusing pada siang hari, badannya Tempat penelitian ini dilakukan di
merasa cukup lelah dan nyeri di wilayah kerja Posyandu Cempaka dan
daerah persendian ketika tidurnya wilayah Kelurahan Bangka Belitung
terganggu pada malam hari. Darat, RW. 02, Kecamatan Pontianak
Berdasarkan data di atas, perlu Tenggara pada tanggal 08 Juni-04
dilakukan penelitian lebih lanjut Agustus 2016. Kriteria inklusi dalam
mengenai “Pengaruh Terapi Murotal penelitian ini yaitu lansia dengan usia
Terhadap Kualitas Tidur Penderita 60-80 tahun, lansia dengan kualitas
Insomnia Pada Lanjut Usia (Lansia) tidur buruk, tidak menggunakan obat
di Kecamatan Pontianak Tenggara tidur, dan beragama islam.
tahun 2016”. Pengukuran kualitas tidur
menggunakan kuesioner Insomnia
TUJUAN Severity Index (ISI).
Tujuannya untuk mengetahui
pengaruh terapi murotal terhadap HASIL
kualitas tidur penderita insomnia pada Analisis univariat pada penelitian
lansia di Kecamatan Pontianak ini dilakukan berdasarkan data
Tenggara tahun 2016. karateristik responden yaitu
berdasarkan usia dan jenis kelamin

METODE responden terhadap kejadian


insomnia di wilayah kerja Posyandu
Penelitian ini bersifat kuantitatif
Cempaka dan wilayah Kelurahan
dengan menggunakan rancangan
Bangka Belitung Darat, RW. 02,
penelitian quasi eksperiment
Kecamatan Pontianak Tenggara pada
menggunakan rancangan pre and post
tahun 2016.
test without control. Teknik
pengambilan sampel menggunakan
9

Tabel 1. Karakteristik, Frekuensi, responden yang menderita insomnia


dan Persentase Responden berat sebanyak 2 orang (11,76%).
Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin. Tabel 3. Kategori insomnia pada
Karakteristik Frekuensi Persentase responden sesudah diberikan
- Usia :
60 - 69 13 responden 76,47 % intervensi (Post-test)
70 – 80 4 responden 23,53 %
Kategori Frekuensi
- Jenis Kelamin
6 responden 35,30 % Insomnia Persentase
:
Laki-laki 11 responden 64,70 % Tidak Insomnia 4 responden 23,53%
Perempuan Insomnia Ringan 12 responden 70,59%
Insomnia Sedang 1 responden 5,88%
Insomnia Berat 0 responden 0,00%
Sumber: Data primer yang telah
diolah (2016) Sumber: Data primer yang telah
Responden paling banyak diolah (2016)
terdapat pada usia 60-69 tahun yaitu Sesudah diberi intervensi,
13 responden (76,47%) dan responden yang tidak mengalami
responden paling banyak berjenis insomnia lagi sebanyak 4 responden
kelamin perempuan yaitu 11 (23,53%), responden yang menderita
responden (64,70%). insomnia ringan sebanyak 12
Tabel 2. Kategori insomnia pada responden (70,59%), dan responden
responden sebelum diberikan yang menderita insomnia sedang
intervensi (Pre-test) sebanyak 1 responden (5,88%).
Kategori Frekuensi Persentase Tabel 5. Hasil uji normalitas
Insomnia
Tidak Insomnia 0 responden 0,00% (Shapiro-Wilk) dan uji T
Insomnia Ringan 11 responden 64,70%
Insomnia Sedang 4 responden 23,53%
berpasangan.
Insomnia Berat 2 responden 11,76% Variabel Shapiro-Wilk P.
Df Sig. Value
Sumber: Data primer yang telah Pre-test 17 0,112 0,000
Post-test 17 0,404 0,000
diolah (2016)
Responden paling banyak Sumber: Data primer yang telah

menderita insomnia ringan sebanyak diolah (2016).

11 responden (64,70%), responden Setelah dilakukan uji normalitas

yang menderita insomnia sedang data, diketahui bahwa distribusi data

sebanyak 4 responden (23,53%), dan normal dengan nilai signifikansi yaitu


p=0,112 dan 0,404 (p>0,05). Setelah
10

diketahui distribusi datanya normal, tidur lansia yang mengalami insomnia


dilanjutkan dengan uji T berpasangan. sesudah dilakukan terapi murotal.
Hasil uji T berpasangan (paired Karakeristik Responden
sample t test) ini menunjukkan nilai Karakteristik responden yang
sinifikansi p=0,00 yang berarti nilai akan dibahas dalam penelitian ini
p<0,05, sehingga dapat disimpulkan adalah usia dan jenis kelamin.
bahwa ada pengaruh terapi murottal Responden yang diambil berdasarkan
terhadap kualitas tidur lansia sesudah kriteria inklusi yaitu lansia berusia
diberikan intervensi murottal. 60-80 tahun, kualitas tidur buruk, dan
tidak menggunakan obat tidur serta
berdasarkan kriteria eksklusi yaitu
PEMBAHASAN
lansia dengan gangguan pendengaran,
Karakteristik Penelitian
gangguan kesadaran, dan mengalami
Pembahasan hasil penelitian
demensia.
tentang "Pengaruh Terapi Murotal
Karakteristik Usia
Terhadap Kualitas Tidur Penderita
Berdasarkan hasil penelitian yang
Insomnia pada Lanjut Usia (Lansia)
dilakukan peneliti, didapatkan bahwa
di Kecamatan Pontianak Tenggara.
usia responden terbanyak yang
Pembahasan ini bertujuan untuk
mengalami insomnia yakni rentang
membandingkan antara hasil
usia 60 - 69 tahun sebanyak 13
penelitian yang telah dilakukan
responden (76,47%) dan sisanya
dengan teori-teori yang sudah ada
rentang usia 70 – 80 tahun sebanyak 4
sebelumnya, keterbatasan penelitian,
responden (23,53%).
serta penerapan hasil penelitian
Responden pada penelitian ini
terhadap intervensi keperawatan.
mengalami gangguan tidur berupa
Analisis univariat dalam
sulit untuk memulai tidur, sering
penelitian ini berupa usia dan jenis
terbangun di tengah malam, dan
kelamin. Pembahasan analisis
[17]
bangun yang terlalu awal .
univariat mencakup karakteristik
Gangguan tidur menyerang 50%
responden didapat peneliti ketika
orang yang berusia 65 tahun atau
melakukan penelitian. Pembahasan
lebih yang tinggal di rumah dan 66%
analisis bivariat mengenai kualitas
11

orang yang tinggal di fasilitas kelamin perempuan lebih banyak


perawatan jangka panjang. Gangguan mengalami insomnia, dikarenakan
tidur mempengaruhi kualitas hidup adanya pengaruh aktivitas pekerjaan
dan berhubungan dengan angka sebagai ibu rumah tangga dan juga
mortalitas yang lebih tinggi [8]. bekerja dalam mencari nafkah
Proses menua disertai adanya sehingga menjadi beban fisik dan
penurunan kondisi fisik, mental psikis.
maupun psikososial yang saling Perempuan lebih sering
berinteraksi satu sama lain. Keadaan mengalami gangguan tidur daripada
tersebut berpotensi menimbulkan laki-laki dikarenakan perempuan
masalah kesehatan secara umum sering mengalami depresi atau
[5]
maupun kesehatan jiwa secara khusus tekanan batin . Adanya perbedaan
pada lansia [18]. dan perubahan hormonal seperti
Pola tidur lansia mengalami progesteron dan estrogen
perubahan khas yang mempengaruhi pola tidur
membedakannya dari orang yang perempuan[10].
lebih muda. Perubahan tersebut Hasil penelitian yang dilakukan
mencakup kelatenan tidur, terbangun Supriyadi juga menyebutkan
pada dini hari, dan peningkatan responden perempuan yang banyak
jumlah tidur siang. Jumlah waktu mengalami insomnia yaitu sebanyak
yang dihabiskan untuk tidur yang 12 orang (60%) dan laki- laki 8 orang
lebih dalam juga menurun [10]. (40%) [19]
. Dalam studi lain yang
Karakteristik Jenis Kelamin dilakukan pada 128 orang lansia,
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat 67,2% responden perempuan
dilakukan peneliti, didapatkan yang mengalami insomnia [20].
responden dengan jenis kelamin Hasil penelitian ini juga
perempuan yang terbanyak dikuatkan berdasarkan teori menurut
mengalami insomnia yakni sebanyak Simon mengatakan bahwa insomnia
11 responden (64,70%) sedangkan yang terjadi pada perempuan
responden laki-laki sebanyak 6 orang dikarenakan adanya perubahan
(35,30%). Responden dengan jenis psikologis stress. Perempuan yang
12

sudah menopause mengalami batin, timbulnya rasa cemas, depresi,


penurunan produksi homon estrogen dan lingkungan yang berisik sehingga
oleh ovarium yang bisa dapat mengganggu rasa nyaman [22].
mempengaruhi kondisi psikologisnya Hasil penelitian yang dilakukan
sehingga terjadi perubahan mood Juliana, menjelaskan bahwa sebelum
yang mengarah ke depresi sehingga diberikan terapi murottal diketahui
dapat mengakibatkan munculnya tingkat insomnia pada lansia dalam
insomnia [21]. kategori insomnia sedang sejumlah 10
Kualitas tidur lansia yang lansia (58,8%), dan insomnia berat
mengalami insomnia sebelum sejumlah 7 lansia (41,2%) [23].
dilakukan terapi murotal Keluhan insomnia dialami
Hasil pengukuran yang dilakukan responden mencakup
peneliti terhadap 17 responden yang ketidakmampuan untuk tertidur,
menggunakan instrumen Insomnia sering terbangun, ketidakmampuan
Severity Index menghasilkan data untuk kembali tidur, terbangun pada
sebagai berikut dengan rata-rata skor dini hari, dan mengantuk di siang hari
insomnia yaitu 13,94, rata-rata nilai karena jam tidur yang kurang.
ini tergolong ke dalam insomnia Kondisi ini muncul karena adanya
ringan. stres seperti tekanan jiwa, masalah
Permasalahan yang biasa terjadi pekerjaan, kehilangan anggota
pada lansia diantaranya adalah keluarga terutama pasangan hidup,
insomnia. Insomnia merupakan dan ditinggal oleh anaknya yang
gangguan tidur yang bisa muncul sudah berkeluarga.
berulang kali. Secara umum lansia Kualitas tidur lansia yang
mengalami insomnia dengan ditandai mengalami insomnia sesudah
adanya gejala seperti susah tidur, dilakukan terapi murotal
tidur hanya sebentar-sebentar, sering Pengukuran skor insomnia
terbangun pada malam hari, dan kembali dilakukan pada responden
bangunnya terlalu awal. Insomnia sesudah dilakukan terapi murotal
bisa muncul dikarenakan adanya rasa dengan menggunakan instrumen yang
khawatir akan kematian atau tekanan sama yaitu Insomnia Severity Index.
13

Didapatkan data bahwa rata-rata skor responden serta tidak pernah


insomnia yaitu 9,53, rata-rata nilai ini dilakukan terapi yang sama
tergolong ke dalam insomnia ringan. sebelumnya dan mereka terbantu
Kualitas tidur pada responden dalam pemenuhan kebutuhan istirahat
lansia yang sudah diberikan terapi dan tidurnya.
murottal mengalami peningkatan. Hal ini sesuai dengan teori yang
Beberapa responden mengatakan diungkapkan ole Maghfirah yaitu efek
bahwa tidurnya menjadi lebih mudah, dari mendengarkan murotal bisa
lebih nyenyak dari biasanya, tidak mengurangi rasa sakit, stres,
mudah terbangun di tengah malam, menurunkan tekanan darah, serta
dan ada responden yang sampai menyembuhkan insomnia. Murotal
mengeluhkan tidak terbangun pada yang didengar melalui telinga akan
waktu sahur karena terlalu nyenyak distimulasi ke otak dapat
tidurnya. mengaktitkan syaraf menjadi
Hasil penelitian ini sesuai dengan rileks[11].
teori yang diungkapkan Stockslager Penelitian yang dilakukan oleh
& Schaeffer, istirahat dan tidur dapat Juliana, menyebutkan bahwa sesudah
menjalankan suatu fungsi pemulihan diberikan terapi murottal, tingkat
tubuh baik secara fisiologis maupun insomnia pada lansia dengan kategori
psikologis. Secara fisiologis, tidur tidak insomnia 7 lansia (41,2%),
mengistirahatkan organ tubuh, insomnia sedang sejumlah 10 lansia
menyimpan energi, menjaga irama (58,8%). Sehingga dapat disimpulkan
biologis, dan memperbaiki kesadaran bahwa ada perbedaan penurunan
mental dan efisiensi neurologis. tingkat insomnia yang signifikan
Secara psikologis, tidur mengurangi sebelum dan sesudah diberikan
ketegangan dan meningkatkan perlakuan[23].
perasaan sejahtera [24]. Peningkatan kualitas tidur lansia
Responden yang mengalami dapat dilihat dengan adanya
perubahan skor insomnia dikarenakan perubahan nilai mean dari 13,94
adanya respon yang positif berupa menjadi 9,53 yang menunjukkan
rasa antusias dan rasa suka dari
14

sebagian besar responden rata-rata mengurangi stres, menurunkan


mengalami peningkatan kualitas tidur. tekanan darah, memperbaiki mood,
Pengaruh Terapi Murottal serta menyembuhkan insomnia.
Terhadap Kualitas Tidur Penderita Murotal yang didengar melalui
Insomnia telinga akan distimulasi ke otak.
Dari hasil penelitian ini Gelombang suara murotal yang
menunjukkan adanya pengaruh terapi dihantarkan ke otak berupa energi
murotal terhadap kualitas tidur lansia listrik melalui jaringan syaraf akan
yang mengalami insomnia sesudah membangkitkan gelombang otak yang
diberikan intervensi. Ha diterima dibedakan atas fekuensi alfa, beta,
karena ada pengaruh terapi murotal theta, dan delta [11].
terhadap kualitas tidur lansia yang Menurut hasil penelitian yang
mengalami insomnia sesudah dilakukan Nawser Khan,
diberikan intervensi. membuktikan bahwa kitab suci Al-
Terapi murottal yang diberikan Qur’an memiliki pengaruh yang dapat
yaitu Surah Al-Mulk berdurasi 9 menurunkan rasa bosan, kelelahan,
menit 43 detik dan Surah Sajdah depresi, stres, dan perilaku agresif
berdurasi 8 menit 40 detik. Durasi dari tubuh manusia. Nawser Khan
gabungan kedua surah ini menjadi 18 juga menyebutkan pengaruh musik itu
menit 23 detik. Terapi berupa musik hanya untuk waktu yang spesifik,
atau suara harus didengarkan minimal sedangkan pengaruh bacaan ayat suci
15 menit untuk memberikan efek Al-Quran itu permanen. Relaksasi
[25]
terapeutik . Durasi pemberian permanen dapat dicapai dengan
terapi musik atau suara selama 10-15 bantuan pembacaan Al-Quran setiap
menit dapat memberikan efek hari dalam kehidupan sehari-hari dan
relaksasi [26]. terutama untuk yang terkena
Hasil penelitian ini sesuai dengan depresi[27].
teori yang menyatakan bahwa murotal Area stimulus yang paling
memiliki efek menenangkan otak dan berpengaruh dalam proses tidur yang
mengatur sirkulasi darah. Murotal terjadi secara alamiah adalah sel
bisa meredakan rasa sakit, nukleus (nukleus rafe) di dalam pons
15

dan medula oblongata. Serabut saraf Kebutuhan tidur bervariasi


nukleus ini tersebar meluas ke dalam tergantung pada masa perkembangan
[31]
talamus, hipotalamus, dan bagian dan siklus hidupnya . Usia lanjut
terbesar korteks limbik. Sel nukleus membutuhkan waktu tidur 6-7 jam
[32]
dapat menghambat sinyal nyeri yang per hari . Tidur dibutuhkan setelah
masuk dan mampu menstimulus satu hari penuh melakukan aktivitas.
sekresi serotonin yang merupakan Organ-organ tubuh yang mengalami
bahan transmiter utama yang kelelahan, ketika tidur sampai
berkaitan dengan terjadinya awal terbangun organ tubuh tersebut
proses tidur[28]. mengalami proses pemulihan [11]
.
Bagian korteks frontal otak Orang yang tertidur biasanya akan
berperan sebagai inhibitor pada saat melewati 4 - 6 siklus tidur penuh, tiap
sistem jaga tubuh, fungsi inhibitor ini siklus tidur terdiri 4 tahap dari tidur
menurun seiring dengan pertambahan non-rapid eye movement (NREM)
usia. Perubahan pada lobus frontal dan satu periode dari tidur rapid eye
akibat proses penuaan diduga dapat movement (REM). Siklus ini
mengakibatkan perubahan pola tidur. berkembang dari tahap satu menuju
Perubahan tidur seiring dengan ke tahap 4 NREM, diikuti kebalikan
pertambahan usia juga menyebabkan tahap 4 ke-3, lalu ke-2, diakhiri
penurunan aliran darah dan perubahan dengan periode dari tidur REM.
mekanisme neurotransmiter [29]. Seseorang biasanya mencapai tidur
Hasil penelitian menunjukkan REM sekitar 90 menit ke siklus
bahwa keseluruhan siklus mengalami selanjutnya [10].
perubahan signifikan peningkatan dan Hasil penelitian ini juga sesuai
penurunan pola kekuatan di otak dan dengan teori yang diungkapkan oleh
frekuensi gelombang osilasi rendah Heru bahwa terapi murottal yang
berbagai area kepala terutama frontal diperdengarkan dengan tempo lambat
dan temporal, kekuatan dinamika otak dan harmonis dapat menurunkan
berosilasi dari delta dan menetap di hormon-hormon stres, mengaktifkan
theta selama mendengarkan Al- hormon endorfin, meningkatkan
Quran[30]. perasaan rileks, dan mengalihkan
16

perhatian dari rasa takut, cemas serta SARAN


tegang. Hormon endorfin merupakan Berdasarkan penelitian dan
hormon kebahagiaan yang diproduksi pembahasan mengenai pengaruh
tubuh. Hormon ini bereaksi sama terapi murotal terhadap kualitas tidur
seperti morfin yaitu membuat kita penderita insomnia pada lansia di
merasa tenang, nyaman dan rileks. Kecamatan Pontianak Tenggara,
Hormon ini muncul saat kita merasa peneliti ingin menyampaikan
senang, bahagia dan mampu beberapa saran sebagai berikut :
mengontrol emosi [33]. 1. Bagi Peneliti
Dengan adanya pemberian terapi Hasil penelitian ini diharapkan
murottal ini kualitas tidur lansia akan dapat digunakan sebagai sumber
meningkat. Lansia akan merasa ilmu pengetahuan yang bermanfaat
nyaman dengan tidurnya karena tentang pengaruh terapi murotal
adanya efek relaksasi yang terhadap kualitas tidur baik pada
ditimbulkan dengan mendengarkan lansia maupun dengan orang yang
murottal. Kebutuhan tidur dan lebih muda yang menderita
istirahatnya bisa terpenuhi karena insomnia.
waktu tidur yang digunakan secara 2. Bagi Penelitian Selanjutnya
optimal. Hasil dari penelitian ini
diharapkan mampu
KESIMPULAN mengembangkan suatu penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dan tentang pengaruh terapi murotal
pembahasan mengenai pengaruh baik terhadap kualitas tidur
terapi murotal terhadap kualitas tidur maupun pada masalah kesehatan
penderita insomnia pada lansia di yang lain untuk meningkatkan
Kecamatan Pontianak Tenggara dapat kualitas kehidupan pada lansia.
disimpulkan bahwa ada pengaruh 3. Bagi Institusi Keperawatan
yang signifikan antara terapi murottal Hasil penelitian ini diharapkan
terhadap peningkatan kualitas tidur dapat memperkaya ilmu
lansia sesudah diberikan intervensi pengetahuan dalam bidang
murottal. keperawatan dan dapat dijadikan
17

sebagai sumber pembelajaran, DAFTAR PUSTAKA


sebagai terapi berbasis bukti, dan 1. Nugroho, H. Keperawatan
sebagai bentuk publikasi ilmiah. Gerontik & Geriatrik, (Ed ke-3).
4. Bagi Keperawatan Komunitas Jakarta: EGC. 2008.
Hasil dari penelitian ini 2. Kemenkes RI. Pelayanan dan
diharapkan masyarakat dapat Peningkatan Kesehatan Usia
mengenal tentang terapi murottal Lanjut. 2015. www.depkes.go.id,
sebagai solusi dalam mengatasi diakses tanggal 05 November
masalah baik itu gangguan tidur 2015.
maupun depresi yang berkaitan 3. Biro Kependudukan dan Catatan
dengan ketidakstabilan emosi atau Sipil; Pemerintah Provinsi
gangguan rasa nyaman. Membantu Kalimantan Barat.
masyarakat dalam menangani http://dukcapil.kalbarprov.go.id,
anggota keluarganya yang diakses tanggal 19 Maret 2016.
mengalami masalah tersebut untuk 4. Dinas Kesehatan Kota Pontianak
mendapatkan perawatan secara tahun 2015.
promotif dan preventif. 5. Anonim. Laporan Kegiatan
5. Bagi Lansia Seminar: Solusi Hidup Sehat,
Hasil dari penelitian ini Bahagia dan Berguna di Usia Tua.
diharapkan dapat dijadikan sebagai Ikatan Alumni Fakultas
penerapan terapi murottal pada Kedokteran Universitas Indonesia,
keperawatan secara umum dan Jakarta. 2014.
salah satu solusi yang dapat 6. Stanley, M. and Gauntlett, P. Buku
digunakan dalam menangani Ajar Keperawatan Gerontik, (Ed
insomnia yang dirasakan sebagai ke-2). Jakarta: EGC. 2006.
bentuk terapi komplementer untuk 7. Mustika, E.R. dan Sustrami, D.
merelaksasi diri dan dapat Pengaruh Membaca Al-Qur’an
dilakukan secara mandiri Terhadap Kualitas Tidur Lansia di
khususnya pada lansia. Posyandu Lansia Matahari Senja
Kelurahan Kedungdoro Surabaya.
Jurnal Fakultas Keperawatan
18

Stikes Hang Tuah Surabaya. 2014. 14. Remolda, P. Pengaruh Al-Qur’an


http://stikeshangtuahsby.ac.id, pada Manusia dalam Perspektif
diakses tanggal 19 November Fisiologi dan Psikologi. 2009.
2015. http://www.the.edc.com, diakses
8. Stanley, M dan Beare, P.G. Buku tanggal 16 Maret 2016.
Ajar Keperawatan Gerontik, (Ed 15. Faradisi, F. Efektifitas Terapi
ke-3). Jakarta: EGC. 2006. Murottal dan Terapi Musik Klasik
9. Mass, M.L., et al. Asuhan terhadap Penurunan Tingkat
Keperawatan Geriatrik: Diagnosis Kecemasan Pasien Pra Operasi di
NANDA, Kriteria Hasil NOC, & Pekalongan. Jurnal STIKES
Intervesi NIC, Komalasari, R. (alih Muhammadiyah: Vol. V No. 2.
bahasa), Widiarti, D. (ed). EGC, 2012.
Jakarta. 2011. www.journal.stikesmuhpkj.ac.id,
10. Potter & Perry. Buku Ajar diakses pada tanggal 19 November
Fundamental Keperawatan: 2015.
Konsep, Proses, dan Praktek, (Ed 16. Nugroho, S.H.P. Pengruh
ke-4, Vol.2), Komalasari, R. (alih Mendengarkan Bacaan Al-Qur’an
bahasa), Ester, M. (ed). EGC, Terhadap Penyembuhan Luka Post
Jakarta. 2012. Sirkumsisi di Balai Pengobatan
11. Maghfirah, N. 99 Fenomena Lamongan. Jurnal Stikes
Menakjubkan Dalam Al-Quran. Muhammadiyah Lamongan:
Jakarta: Mizania. 2015. Vol.01,No.XVII. 2014.
12. Al-Qur’an. http://stikesmuhla.ac.id, diakses
13. Yana, R. (2015). Efektivitas Terapi tanggal 02 Desember 2015.
Murottal Al-Qur’an Terhadap 17. Potter, P, A. & Perry, A, G. Buku
Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Ajar Fundamental Keperawatan.
Fase Aktif. Jurnal Progam Studi Vol.2, Edisi 4. Jakarta: EGC.
Ilmu Keperawatan Universitas 2006.
Riau: JOM Vol. 2 No. 2. 18. Anwar, Z. Penanganan Gangguan
http://jom.unri.ac.id, diakses Tidur pada Lansia. 2010.
tanggal 25 Maret 2016.
19

http://research-report.umm.ac.id, “Pucang Gading” Semarang.


diakses tanggal 7 November 2015. Jurnal: Program Studi
19. Supriyadi, Anaya Resha. Keperawatan STIKES Ngudi
Efektifitas Pemberian Terapi Waluyo Ungaran, hal.7. 2014.
Musik Terhadap Penurunan Gejala 24. Stockkslger, Jaime L & Schaeffer,
Insomnia Pada Lansia Di Panti Liz. Buku Saku Asuhan
Werda Rindang Asih II Bongsari Keperawatan Geriatrik. Jakarta:
Semarang. Jurnal Ilmu EGC. 2008.
Keperawatan dan Kebidanan 25. Potter, A. & Perry, A.G. Buku Ajar
(JIKK), hal.4. 2014. Fundamental Keperawatan:
20. Carla, R.M., dkk. Pengaruh Konsep, proses, dan praktik, Ed-4.
Faktor-Faktor Psikososial dan Jakarta: EGC. 2010.
Insomnia Terhadap Depresi Pada 26. Yuanitasari, L. Terapi Musik
Lansia di Kota Yogyakarta. Berita Untuk Anak Balita. Yogyakarta:
Kedokteran Masyarakat. Vol. 23, Cemerlang Publishing. 2008.
No. 1 Maret 2007 (hal. 1-5). 27. Khan, Naswer, et al. Mental and
www.beritakedokteranmasyarakat. Spiitual Relaxation by Recitation
org, diakses tanggal 7 November of the Holy Quran. Conference
2015. Paper: DOI
21. Simon, H. (2013). Menopause. 10.1109/ICCRD.2010.62, hal.865.
University of Maryland Medical 2010.
Center.https://umm.edu/health/me 28. Guyton, Arthur C. Fisiologi
dical, diakses tanggal 7 November Manusia dan Mekanisme Penyakit.
2015. Jakarta: EGC. 2012.
22. Meiner, S & Lueckenotte, A. 29. Mass, Meridean, et al. Asuhan
Gerontologic Nursing, Third Keperawatan Geriatrik: Diagnosis
edition. Amerika: Mosby. 2006. nanda, kriteria hasil, noc &
23. Juliana. Pengaruh Terapi Murottal intervensi nic. Jakarta: EGC. 2012.
Al-Qur’an Terhadap Penurunan 30. Reza, f, et al. Insights From the
Tingkat Insomnia Pada Lansia di preliminary autocorrelation analyis
Unit Pelayanan Sosial Lanjut Usia of low frequency neuronal
20

oscillations during quran listening.


A SM Science Jurnal :Volume 6.
No. 1, 2012, pages 39. 2012.
31. Puri, B.K., et al. Buku Ajar
Psikiatri (Ed ke-2). Jakarta: EGC.
2011.
32. Hidayat, A. Aziz Alimul.
Pengantar Kebutuhan Dasar
Manusia: Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika. 2008.
33. Haruyama, S. The Miracle of
Endorphin. Bandung: PT. Mizan
Pustaka. 2011.

Anda mungkin juga menyukai