Anda di halaman 1dari 6

JASA PENJAMINAN

Jasa penjaminan (assurance services) adalah jasa profesional independen yang


meningkatkan mutu informasi bagi pengambil keputusan. Pengambil keputusan memerlukan
informasi yang andal dan relevan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Pengambil
keputusan memerlukan informasi yang andal dan relevan sebagai dasar untuk pengambilan
keputusan. Oleh karena itu, mereka mencari jasa penjaminan untuk meningkatkan mutu
informasi yang akan dijadikan sebagai dasar keputusan yang akan mereka lakukan.
Jasa penjaminan dapat diberikan oleh profesi akuntan publik atau auditor independen
atau berbagai profesi lain. Contoh jasa penjaminan yang disediakan oleh profesi lain (selain
yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik) adalah jasa pengujian berbagai produk oleh
organisasi konsumen, jasa pemeringkatan televisi (television rating), dan jasa pemeringkatan
radio (radio rating). Laporan yang dikeluarkan oleh perusahaan pemeringkat tersebut sangat
dipercaya oleh masyarakat atau perusahaan yang bermaksud memasang iklan di televisi dan
radio, terutama karena sifatnya yang independen.

JASA ATESTASI
Jasa atestasi (attestation services) adalah jenis jasa penjaminan yang dilakukan profesi
akuntan publik atau auditor independen dengan menerbitkan suatu laporan tertulis yang
menyatakan kesimpulan tentang keandalan pernyataan tertulis yang dibuat oleh
pihak lain. Ada tiga bentuk jasa atestasi, yaitu:

1. Audit atas Laporan Keuangan Historis


Audit atas laporan keuangan historis adalah salah satu bentuk jasa atestasi yang
dilakukan auditor. Dalam pemberian jasa ini auditor menerbitkan laporan tertulis yang
berisi pernyataan pendapat (opinion) apakah laporan keuangan telah disusun sesuai
dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU). Auditing merupakan bentuk
pemberian jasa penjaminan yang paling banyak dilakukan oleh profesi akuntan publik
atau auditor independen dibandingkan dengan jasa penjaminan lainnya.
2. Review atas Laporan Keuangan Historis
Penelaahan (review) atas laporan keuangan historis adalah jenis lain dari jasa atestasi
yang diberikan oleh profesi akuntan publik atau auditor independen. Banyak perusahaan
non-publik menginginkan jaminan atas laporan keuangannya dengan biaya yang lebih
murah. Audit sebagaimana diuraikan di atas menghasilkan jaminan yang tinggi,
sedangkan penelaahan (review) hanya menghasilkan jaminan yang moderat atas laporan
keuangan, dan untuk mendapatkan jaminan demikian dibutuhkan bukti yang lebih
sedikit. Penelaahan (review) untuk keperluan tertentu dipandang sudah cukup memadai
dan dapat dilakukan oleh akuntan publik atau auditor independen dengan biaya auditing
yang lebih murah.
3. Jasa Atestasi Lainnya
Profesi akuntan publik atau auditor independen dapat memberikan berbagai macam
jasa atestasi. Kebanyakan dari jasa atestasi tersebut merupakan perluasan dari auditing
atas laporan keuangan, karena pemakai laporan membutuhkan jaminan independen
tentang informasi lainnya (selain informasi dalam laporan keuangan), contoh bank sering
minta kepada debiturnya (pengambil kredit) agar diperiksa oleh akuntan publik atau
auditor independen untuk mendapatkan jaminan bahwa debitur telah melaksanakan
ketentuan-ketentuan tertentu sebagaimana tercantum dalam akad kredit. Profesi akuntan
publik atau auditor independen dapat juga melakukan atestasi atas laporan keuangan
prospektif kliennya yang sering diperlukan sebagai syarat untuk memperoleh pinjaman.

JASA PENJAMINAN LAINNYA


Kebanyakan jasa penjaminan lain yang diberikan profesi akuntan publik atau
auditor independen tidak merupakan jasa atestasi. Jasa-jasa tersebut mirip dengan jasa
atestasi, yaitu auditor harus independen dan harus memberikan jaminan atas informasi yang
akan dipakai para pengambil keputusan. Perbedaannya ialah bahwa akuntan publik atau
auditor independen tidak diminta untuk menerbitkan laporan tertulis dan penjaminan tidak
mengenai keandalan pernyataan tertulis yang dibuat pihak lain dalam kaitannya dengan suatu
kriteria tertentu.
Dalam penugasan jasa penjaminan semacam ini, jaminan diberikan atas keandalan dan
relevansi informasi yang dinyatakan atau tidak dinyatakan oleh pihak lain. Karakteristik
umum jasa penjaminan, termasuk auditing dan jasa atestasi lainnya, dititikberatkan pada
perbaikan kualitas informasi yang dipakai para pengambil keputusan.

JASA BUKAN PENJAMINAN


Jasa bukan penjaminan adalah jasa yang diberikan oleh akuntan publik atau auditor
independen yang didalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif,
ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan. Profesi akuntan publik atau auditor
independen juga memberikan berbagai jenis jasa lain yang pada umumnya tidak atau bukan
merupakan jasa penjaminan. Jenis jasa bukan penjaminan yang diberikan oleh akuntan publik
atau auditor independen adalah jasa akuntansi dan pembukuan, jasa perpajakan, dan jasa
konsultasi manajemen.

Sumber: Auditing Pendekatan Sektor Publik dan Privat, Penulis: Sekar Mayangsari, Puspa
Wandanarum, Hal: 4-7.
http://keuanganlsm.com/jasa-yang-diberikan-oleh-profesi-auditor-lndependen/

SEJARAH FUNGSI PENGAUDITAN


Pengauditan telah mulai dilakukan sejak abad ke limabelas. Tahun kelahiran pengauditan
laporan keuangan secara pasti tidak diketahui, tetapi dari berbagai sumber dapat diketahui
bahwa pada sekitar awal abad ke limabelas jasa auditor telah mulai digunakan di Inggris.
Meskipun pengauditan telah lahir sejak beberapa abad yang lalu, namun perkembangan yang
pesat baru terjadi pada abad ini.
Penguditan Independen Sebelum Tahun 1900
Kelahiran fungsi pengauditan di Amerika Utara berasal dari Inggris. Akuntansi sebagai
profesi diperkenalkan di bagian benua ini oleh Inggris pada paruh kedua abad ke sembilan
belas. Para akuntan di Amerika Utara mengadopsi bentuk laporan dan prosedur audit
sebagaimana yang berlaku di Inggris.
Perusahaan-perusahaan publik di Inggris pada waktu itu harus tunduk pada undang-
undang yang disebut Companies Act. Menurut undang-undang tersebut semua perusahaan
publik harus diaudit. Ketika fungsi audit mulai diekspor ke Amerika Serikat, bentuk laporan
model Inggris turut diadopsi pula meskipun peraturan yang berlaku di Amerika Serikat tidak
sama dengan yang berlaku di Inggris. Sebagaimana disebutka di atas, di Inggris semua
perusahaan publik harus diaudit, sedangkan di Amerika Serikat pada waktu itu tidak wajib
diaudit. Keharusan untuk diaudit datang dari badan yang mengatur pasar modal yang
disebut Securities and Exchange Commission (SEC), serta dari pengakuan umum mengenai
manfaat pendapat auditor atas laporan keuangan.
Tidak adanya peraturan undang-undang yang mengharuskan audit atas laporan yang
diberikan kepada para pemegang saham, menyebabkan audit pada abad ke semblin belas
menjadi beraneka-ragam, kadang-kadang hanya meliputi neraca saja, tapi ada pula yang
berupa audit atas semua rekening yang ada pada perusahaan dan dilakukan secara
menyeluruh dan mendalam. Auditor biasanya mendapat penugasan dari manajemen atau dari
dewan komisaris perusahaan, dan laporan hasil audit biasanya dialamtkan kepada pihak
intern perusahaan, bukan kepada para pemegang saham. Pemberian laporan kepada
pemegang saham pada waktu itu tidak biasa dilakukan. Para manajer perusahaan hanya
mengingikan untuk mendapat jaminan dari auditor bahwa kecurangan dan kekeliruan dalam
pencatatan tidak terjadi.

Perkembangan di Abad Keduapuluh


Memasuki abad XX, revolusi industri kira-kira telah berusia 50 tahun dan selama masa
itu jumlah perusahaan industri telah berkembang dengan pesat. Jumlah pemegang saham
juga semakin bertambah dan mereka sudah mulai menerima laporan auditor. Kebanyakan
pemegang saham baru ini tidak memahami makna pekerjaan seorang auditor, dan
kesalahpahaman melanda banyak pihak termasuk para pimpinan perusahaan dan bankir. Pada
umumnya mereka beranggapan bahwa pendapat auditor adalah jaminan keakuratan laporan
keuangan.
Profesi akuntansi di Amerika berkembang pesat setelah berakhirnya Perang Dunia I.
Sementara itu kesalahpahaman tentang fungsi pendapat auditor masih terus berlangsung,
sehingga pada tahun 1917 Federal Reserve Board menerbitkan Federal Reserve Buletin yang
memuat cetak ulang suatu dokumen yang disusun oleh American Institute of
Accountant (yang selanjutnya berubah menjadi American Institute of Certified Public
Accountants atau AICPA pada tahun 1957) yang berisi himbauan tentang perlunya akuntansi
yang seragam, tetapi tulisan tersebut sesungguhnya lebih banyak menguraikan tentang
bagaimana mengaudit neraca. Pernyataan teknis ini merupakan pernyataan pertama yang
dikeluarkan oleh profesi akuntansi di Amerika Serikat dari sekian banyak pernyataan yang
dikeluarkan selama abad ke-20.
Pada awalnya, para akuntan publik menyusun laporan tanpa mengikuti pedoman resmi.
Akan tetapi pada 50 tahun terakhir, profesi dengan cepat mengembangkan redaksi laporan
yang umum digunakan melalui AICPA. Redaksi atau susunan kalimat dalam laporan hasil
audit tidak lagi merupakan pekerjaan mengarang kalimat dalam laporan, melainkan
merupakan proses pengambilan keputusan. Alternatif bentuk tipe laporan yang dapat dipilih
auditor tidak banyak, dan sekali auditor memilih jenis pendapat yang diberikan dalam situasi
tertentu, auditor tinggal memilih jenis laporan yang dirncang untuk menyatakn pendapat
tersebut.

Perkembangan Pengauditan di Indonesia


Profesi akuntansi di Indonesia masih tergolong muda. Pada masa penjajahan Belanda, jumlah
perusahaan di Indonesia belum begitu banyak, sehingga akuntansi dengan sendirinya hampir
tidak dikenal. Perusahaan-perusahaan milik Belanda yang beroperasi di Indonesia pada waktu
itu, mengikuti model pembukuan seperti yang berlaku di negaranya. Situasi seperti itu
berlangsung hingga Indonesia merdeka. Akuntansi baru mulai dikenal di Indonesia setelah
tahun 1950-an, yaitu ketika semakin banyak perusahaan didirikan dan akuntansi sistem
Amerika mulai dikenal, terutama melalui pendidikan di perguruan tinggi.
Tongga penting perkembangan akuntansi di Indonesia terjadi pada tahun 1973, yaitu
ketika Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menetapkan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia
(PAI) dan Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA). Prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan
tersebut hampir sepenuhnya mengadopsi prinsip akuntansi dan standar audit yang berlaku di
Amerika Serikat. Penetapan prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan di Indonesia terutama
dipicu oleh lahirnya pasar modal yang mensyaratkan perusahaan yang akan menjual
sahamnya di pasar modal untuk memliki laporan keuangan yang telah diaudit. Selain itu
perkembangan yang terjadi dalam dunia perbankan sejak tahun 1988 semakin menuntut
dilakukannya audit atas laporan keuangan bagi perusahaan-perusahaan yang akan
mengajukan permohonan kredit ke bank. Pada tahun 1995 lahir Undang-undang Perseroan
Terbatas yang mewajibkan suatu perseroan terbatas menyusun laporan keuangan dan jika
perseroan merupakan perusahaan publik, maka laporan keuangannya wajib diaudit oleh
akuntan publik. Pada tahun yang sama lahir pula Undang-undang Pasar Modal yang semakin
meningkatkan peran akuntansi dan pengauditan, khususnya bagi perusahaan-perusahaan yang
sahamnya dijual di pasar modal (perusahaan publik).
Sejalan dengan perkembangan profesi akuntansi dan dunia usaha di Indonesia, IAI telah
berkali-kali melakukan penyempurnaan dan pemutahiran prinsip akuntansi dan norma
pemeriksaan akuntan agar dapat mangakomodasiperkembangan yang sangat pesat dalam
dunia usaha, dengan tetap mangacu pada perkembangan yang terjadi di Amerika Serikat dan
profesi akuntansi internasional. Pada tahun 1994 IAI melakukan penyusunan ulang prinsip
akuntansi dan standar audit yang disebut Standar Akuntansi Keuangan (SAK)dan Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP). Sejalan dengan itu Dewan Standar Akuntansi yang
dibentuk IAI secara terus menerus menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) yang hingga saat ini telah mencapai 56 buah.
Seperti terjadi di Amerika Serikat seratus tahun lalu, fungsi pengauditan di Indonesia
memasuki abad ke-21 ini masih belum dipahami masyarakat. Banyak kesalahpahaman yang
terjadi atas laporan auditor, karena fungsi audit tidak dipahami dengan benar. Situasi
demikian nampak sekali ketika berbagai kasus terkenal seperti kasus Bank Summa, skandal
Bank Bali yang diaudit oleh Pricewaterhouse Coopers, dan sejumlah kasus lainnya,
dikomentari berbagai pihak. Kebanyakan komentar tersebut mencerinkan kesalahpahaman
masyarakat, tidak saja mengenai makna pendapat auditor atas laporan keuangan yang
diperiksanya, tetap juga mengenai perbedaan antara berbagai jenis audit yang bisa dilakukan
oleh seorang auditor.
http://richank-meister.blogspot.com/2012/09/auditing-i-sejarah-auditing.html

DEFINISI PENGAUDITAN
Pengauditan adalah suatu proses sistimatis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti
yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tingakan dan kejadian-kejadian ekonomi
secara obyektif untuk menentukan tingkat kesesuaian asersi tersebut dengan kriteria yang
telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasil kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Definisi dari pengertian pengauditan mempunyai arti yang luas dan berlaku untuk
segala macam jenis pengauditan yang memiliki tujuan berbeda-beda. Dalam makalah ini
pembahasan mengenai definisi anak kalimat adalah dalam lingkup audit atas lapran dari suatu
organisasi bisnis, atau disebut audit laporan keuangan.
http://kartikayogiswari.blogspot.com/2017/03/definisi-pengauditan.html

Anda mungkin juga menyukai