Badan yang berwenang dan beberapa ahli memberi peringatan yang bervariasi
tergantung pada sudut pandang dan penekanan yang mereka anut. Disamping itu, pengertian
akuntansi juga berubah sesuai dengan perkembangan jaman dan kemajuan dibidang
teknologi, khususnya kemajuan dibidang teknologi computer dan teknologi telekomunikasi.
Karena semakin luasnya fungsi dan berkembangnya praktik akuntansi, definisi diatas
dirasa kurang memadai. Berdasarkan hal tersebut, maka direvisilah definisi akuntansi,
“Accounting is the body of knowledge dan function concerned with systematic originating,
authenticating, recording, classifying, processing, summarizing, analyzing, interpreting. And
supplying of dependable and significant information covering transactions and events which
are, in part at least, of financial character, required for the management and operation of an
entity and for report that have to be submitted there on to meet fiduciary and other
responsibilities”. Akuntansi adalah seperangkat pengetahuan dan fungsi yang berkepentingan
dengan masalah pengadaan, pengabsahan, pencatatan, pengklasifikasian, dan penyajian
secara sistematis informasi yang dapat dipercaya dan berdaya guna tentang transaksi dan
kejadian yang bersifat keuangan yang diperlukan dalam pengelolaan dan pengoperasian suatu
unit usaha dan yang diperlukan untuk dasar penyusunan laporang keuangan yang harus
disampaikan untuk memenui pertanggungjawaban pengurusan keuangan dan lainnya.
Definisi akuntansi menjadi lebih luas lagi sebagaimana yang dimuat dalam Statement
of Accounting Principle Board No. 4 (1970) sebagai berikut:
Siklus akuntansi pada usaha perhotelan secara garis besar sama dengan siklus
akuntansi pada jenis usaha lainnya. Siklus akuntansi diawali dengan pencatatan transaksi dan
berakhir dengan post-closing trial balance. Seluruh proses akuntansi dapat dilakukan secara
manual ataupun dengan menggunakan aplikasi komputer. Adapun transaksi-transaksi penting
yang terjadi dalam operasi akuntansi hotel, antara lain:
Transaksi harian penjualan produk dan jasa dicatat dalam buku khusus penjualan, dan diakhir
periode akuntansi baru dibuat jurnal khusus penjualan.
Penjualan tunai dan pengeluaran kas harian kami catat dalam buku khusus yang disebut
dengan buku kas (kas kecil, kas besar, dan kas di bank). Setelah diakhir periode dibuatkan
jurnal khusus penerimaan dan pengeluaran kas.
Untuk efisiensi dan mempermudah pekerjaan bagian akuntansi, transaksi harian pembelian
produk dan jasa secara kredit dicatat dalam buku khusus pembelian, diakhir periode
akuntansi dibuatkan jurnal khusus pembelian.
4) Payroll.
Karena di hotel terdiri dari beberapa departemen, maka bagian personalia membuat
rekapitulasi daftar gaji, upah, dan PPh 21 sesuai dengan departemen dimana karyawan
bekerja. Setelah itu baru dibuat jurnal alokasi sesuai dengan departemennya.
Dasar akuntansi untuk akuntansi hotel menggunakan double-entry bookkeeping, dimana
setiap entry data minimal akan mempengaruhi dua akun yang berbeda atau berlawanan
sehingga nilai atau hasil dua sisi yang berlawanan akan sama.
1) Journal entry, mencatat perubahan neto setiap akun yang mempengaruhi saldo debet dan
kredit. Jurnal ini dilakukan secara bulanan (monthly journal) yang biasanya digunakan untuk
mempermudah jurnal harian, di mana jumlah secara harian diakumulasikan dan jurnal
tunggal dibuat atas transaksi bulanan.
2) General ledger, mencatat pengelompokan secara kolektif dari akun individual.
4) Financial Statement, menggambarkan posisi keuangan usaha yang biasanya disiapkan pada
akhir periode akuntansi, bisa secara bulanan atau tahunan.
Rerangka konseptual serupa dengan konstitusi, adalah suatu sistem koheren yang
terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan
bagi penerapan standard yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas-batas dari
akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Selama bertahun-tahun, berbagai organisasi,
komite dan individu telah mengembangkan serta mempublikasikan rerangka konseptual
mereka. Tetapi tidak ada rerangka konseptual yang diterima secara universal dan diandalkan
dalam praktek. Barangkali yang paling sukses adalah Accounting Principles Board Statement
No.4: “Basic concepts and accounting principles underlying financial statements of business
enterprises” yang hanya menjelaskan praktek-praktek yang telah ada tetapi tidak menentukan
praktek apa yang digunakan. Menyadari hal itu, FSAB pada tahun 1976 menerbitkan
memorandum diskusi tiga bagian yang berjudul: “Conceptual framework for financial
accounting and reporting: Elements of Financial Statements and their measurement”. Sejak
dokumen tersebut telah dipublikasikan, FSAB telah menerbitkan Statement of Financial
Accounting Concepts yang berhubungan dengan pelaporan keuangan entitas bisnis, yaitu:
7) SFAC No.7,”Using Cash flow information and present value in accounting Measurements
(Tahun 2000)”, memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas ke masa depan yang
diharapkan dan nilai sekarang sebagai dasar pengukuran.
Sistem dapat dijelaskan dari dua pendekatan, yaitu: pendekatan prosedur dan
pendekatan komponen. Dari Pendekatan prosedur, sistem adalah kumpulan dari prosedur-
prosedur yang dilengkapi dengan formulir dan catatan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Contoh dari pendekatn prosedur ini adalah sistem akuntansi yang merupakan kumpulan dari
prosedur penerimaan dan pengeluaran kas, prosedur penjualan, prosedur pembelian dan buku
besar. Jadi dapat dikatakan sistem akuntansi terdiri dari subsistem yang saling berkaitan.
Sistem akuntansi yang digunakan pada usaha perhotelan terdiri dari:
DAFTAR PUSTAKA
Widanaputra, AAGP., Suprasto, H Bambang., Ariyanto, Dodik., Sari, Maria M Ratna. 2009.
Akuntansi Hotel (Pendekatan Sistem Informasi).
https://ngurahobelixs.blogspot.com/2018/06/akuntansi-hotel-sap-3.html#
https://id.scribd.com/upload-document?archive_doc=372114822&escape=false&metadata=%7B
%22context%22%3A%22archive_view_restricted%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C
%22action%22%3A%22download%22%2C%22logged_in%22%3Atrue%2C%22platform%22%3A
%22web%22%7D
Kerangka konseptual adalah suatu konstitusi, suatu system koheren dari hubungan anatara
tujuan dan fundamental yang dapat mendorong standar yang konsisten dan yang menjelaskan
sifat, fungsi dan keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
Menurut FASB, kerangka konseptual merupakan suatu konstitusi, suatu sistem yang koheren
dari hubungan antara tujuan dan fundamental yang dapat mendorong standar yang konsisten
dan yang menjelaskan sifat, fungsi serta keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan
keuangan. Tujuan akan mengindentifikasikan sasaran dan maksud akuntansi, sedangkan
fundamental adalah konsep yang mendasari akuntansi, konsep yang memberikan petunjuk
dalam memilih kejadian untuk dicatat, mengukur kejadian tersebut, meringkas dan
mengkomunikasikan pada pihak-pihak yangberkepentingan.
Kerangka konseptual dapat dipandang sebagai teori akuntansi yang terstruktur (belkaoui,
1993), karena struktur kerangka konseptual sama dengan struktur teori akuntansi yang
didasarkan pada proses penalaran logis yang dapat digambarkan dalam bentuk hierarki yang
memiliki beberapa tingkatan. Kerangka kerja konseptual dimaksudkan untuk konstitusi dalam
proses penyusunan standar. Tujuannya adalah memberikan petunjuk dalam menyelesaikan
perselisihan yang meningkat selama proses penyusunan standar dengan mempersempit
pertanyaan, apakah standar telah sesuai dengan kerangka konseptual ataukah tidak. Secara
lengkap, kerangka kerja konseptual adalah :
Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang terdiri
dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi
penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari
akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
Yang dimaksud tujuan adalah tujuan pelaporan keuangan. Sedangkan fundamentals (kaidah-
kaidah pokok) adalah konsep-konsep yang mendasarai akuntansi keuangan, yakni yang
menuntun kepada pemilihan transaksi, kejadian, dan keadaan-keadaan yang harus
dipertanggungjawabkan, pengakuan dan pengukurannya, cara meringkas serta
mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Konsep-konsep yang bersifat pokok atau fundamental, artinya bahwa konsep-konsep lainnya
mengalir dari konsep-konsep pokok tersebut yang diperlukan sebagai referensi berulang-
ulang dalam menetapkan, menafsirkan, dan menetapkan standar akuntansi keuangan dan
pelaporan.
Menurut Belkaoui (2000: 142) kerangka konseptual memiliki empat tingkatan, yaitu:
1. Tingkat Pertama
Pernyataan konsep akuntansi keuangan mengenai rumusan tujuan pelaporan keuangan suatu
kesatuan bisnis (organisasi bisnis) SFAC nomor 1.
SFAC nomor 4 tujuan pelaporan keuangan perusahaan nonbisnis organisasi nirlaba.
2. Tingkat Kedua
Unsur-unsur laporan keuangan dari perusahaan bisnis, SFAC nomor 3, kemudian diganti
SFAC nomor 6, yang mengatur tentang unsure-unsur laporan keuangan baik untuk
perusahaan bisnis maupun organisasi nirlaba (sektor publik).
3. Tingkat Ketiga
Rumusan tentang pengakuan dan pengukuran laporan dan pelaporan keuangan SFAC nomor
5.
SFAC nomor 33, mengatur tentang pelaporan keuangan dengan penyesuaian tingkat harga
(tingkat inflasi).
4. Tingkat Keempat
Pelaporan posisi keuangan, pelaporan arus kas dan likuiditas, pelaporan earnings (dalam hal
ini adalah laporan laba rugi).
Suatu struktur teori akuntansi menurut Ahmed Belkaoui harus mencakup elemen-elemen atau
unsur-unsur sebagai berikut:
1. A Statement of objectives.
Merupakan tujuan dari financial statement atau laporan keuangan yang dihasilkan akuntansi.
Prinsip-prinsip dasar akuntansi yang diturunkan baik dari postulate maupun theoretical
concepts.
4. A Body of accounting techniques
Postulat entitas mengatakan bahwa setiap perusahaan merupakan unit akuntansi yang terpisah
dan berbeda dari pemiliknya.
Jadi akuntansi lebih melihat bahwa entitas terpisah dari pemiliknya, artinya akuntansi tidak
bisa dihasilkan jika setiap proses pengambilan pemilik tidak dilakukan proses pencatatan
Postulat kelangsungan usaha atau postulat kontinuitas, menyatakan bahwa entitas akuntansi
akan terus beroperasi untuk melaksanakan projek, komitmen, dan aktifitas yang sedang
berjalan.
Postulat mengasumsikan bahwa perusahaan tidak diharapkan untuk dilikuidasi dalam masa
mendatang yang dapat diketahui dari sekarang atau bahwa entitas akan terus beroperasi untuk
periode waktu yang tidak tertentu. Postulat kelangsungan usaha menyediakan dasar untuk
akuntansi depresiasi.
Unit pertukaran dan pengukuran diperlukan untuk mencatat transaksi perusahaan degan cara
yang seragam. Pengukuran yang digunakan adalah unit moneter.
Jadi postulat unit pengukur menyatakan bahwa akuntansi adalah pengukuran dan proses
mengkomunikasikan aktivitas perusahaan yang dapat diukur dalam satuan moneter.
Karena untuk postulat periode akuntansi, mensyaratkan perusahaan pada saat pembuatan
laporan keuangan berarti perusahaan dalam kondisi likuidasi.
Menurut teori proprietary antita sebagai “agen, perwakilan atau susunan melalui wirausaha
individual atau pengoperasi pemegang saham”. Sudut pandang kelompok pemilik sebagai
pusat kepentingan terefleksi dalam cara memelihara catatan akuntansi dan membuat laporan
keuangan. Tujuan utama teori proprietary adalah untuk menentukan dan menganalisis
kekayaan bersih pemilik.
2) Teori Entitas
Teori entitas memandang entitas sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari pihak yang
menyediakan modal pada entitas. Secara sederhana, unit bisnis, bukan pemilik, merupakan
pusat kepentingan akuntansi.Unit bisnis memiliki sumber daya perusahaan danbertanggung
jawab terhadap pemilik maupun kreditor.
3) Teori Dana
Teori dana memandang unit bisnis terdiri atas sumber daya ekonomi (dana) serta kewajiban
dan restriksi terkait mengenai penggunaan sumber daya. Laporan ini merefleksikan perilaku
operasi perusahaan yang berkaitan sumber dan penggunaan dana.Teori dana terutama berguna
untuk pemerintah dan organisasi nirlaba
1. Prinsip Akuntansi
Menurut prinsip kos, kos pemerolehan (acquisition cost) atau kos historis merupakan dasar
penilaian yang memadai untuk mengakui pemerolehan semua barang dan jasa, expenses, kos,
dan ekuitas. Kos adalah jumlah, diukur dalam uang, kas yang dibelanjakan atau properti lain
yang ditransfer, penerbitan modal saham, jasa yang diberikan, atau utang yang terjadi,
sebagai imbalan atas barang atau jasa yang diterima, atau seharusnya diterima.
(2) Aliran keluar barang atau jasa dari perusahaan kepada pelanggan
(3) Produk perusahaan yang dihasilkan dari penciptaan barang atau jasa oleh perusahaan
selama priose waktu tertentu
(1) Konsep produk lebih superior dari pada konsep aliran keluar, yang lebih superior dari
pada konsep aliran masuk.
(2) Konsep produk adalah netral terkait dengan pengukuran (jumlah) dan saat (tanggal
pengakuan) revenue, sdangkan konsep aliran masuk membingungkan terkait dengan
pengukuran (jumlah) dan saat (tanggal pengakuan) proses revenue
Mendefinisikan Revenue “Revenue berasal dari penjualan barang atau pemberian jasa dan
diukur dengan beban yang ditanggung pelanggan, klien, atau penyewa barang dan jasa yang
disediakan untuk mereka. Revenue juga meliputi keuntungan dari penjualan atau pertukaran
aset (selain saham yang diperdagangkan) dan deviden yang diperoleh dari invesasi, dan
peningkatan lain dalam ekuitas pemilik kecuali peningkatan yang berasal dari kontribusi
modal dan penyesuaian modal.
Ada dua intepretasi revenue yang muncul dari konsep revenue ini:
(1) Potongan tunai dan berbagai pengurangan dalam harga tetap, seperti kerugian piutang
yang tidak tertagih (intepretasi ini bertentangan dengan pandangan bahwa potongan tunai dan
kerugian piutang tidak tertagih dianggap sebagai expenses).
(2) Untuk transaksi non kas,nilai pertukaran sama dengan nilai pasar yang wajar barang/
jasa yang diberikan atau yang diterima, mana yang lebih mudah dan jelas dalam
menghitungnya.
1. e) Waktu Pengakuan Revenue umumnya diakui bahwa revenue dan income yang
diperoleh dalam semua tahap siklus operasi (yaitu selama penerimaan order, produksi,
penjualan dan penagihan). Karena sulit alokasi reveue dan income pada siklus yang
berbeda maka menggunakan realisasi. Realisasi adalah perubahan dalam aset atau
utang secara memadai telah menjadi tertentu dan bertujuan untuk membenarkan
pengakuan dalam akun.
2. f) Diperlukan aturan spesifik atau pertimbangan yang diperlukan untuk mengakui
perubahan aset dan AAA membuat standar kriteria tersebut:
(7) Dampak kotor atau bersih pada ekuitas pemegang saham harus dapat diestimasi dengan
tingkat reliabilitas tinggi
Secara umum, revenue diakui dengan dasar akrual atau dasar peristiwa kritis.
(1) Revenue berupa sewa, bunga, komisi diakui ketika telah diperoleh (earned).
(2) Pemberian jasa individual atau kelompok profesional atau jasa yang serupa lebih baik
menggunakan dasar akrual untuk pengakuan revenue.
(5) Perubahan aset karena pertumbuhan (acretion) akan menimbulkan peningkatan , sebagai
contoh minuman keras anggur, tanaman kayu, ternak dsb)
1. a) Kos dikapitalisir sebagai aset yang menggambarkan sekumpulan jasa atau manfaat
potensial
2. b) Setiap aset dihapus sebagai expenses untuk mengakui proporsi jasa potensial aset
yang telah terpakai untuk menghasilkan revenue selama periode tertentu.
Jadi, akuntansi akrual lebih ditunjukkan oleh prinsip penandingan dalam artian kapitalisasi
dan alokasi dibanding akuntansi kas.
Hubungan antara revenue dan expenses tergantung pada sati dari empat kriteria:
1. a) Penandingan kos yang telah terpakai dengan revenue (sbg contoh, cost of good
soldditandingkan dengan penjualan)
2. b) Penandngan langsung kos yang telah terpakai dengan periodanya (contoh; gaji
direktur untuk periode tertentu)
3. c) Alokasi kos selama periode yang mendapatkan manfaat (contoh; depresiasi)
4. d) Menjadikan expenses semua kos lain dalam periode terjadinya, kecuali dapat
ditunjukkan bahwa masih memiliki manfaat di masa datang (contoh; expenses
advertensi
Kos yang belum terserap (aset) yang tdk memenuhi salah satu dari empat kriteria untuk
menjadikannya expenses pd periode berjalan dapat dibebankan pada periode mendatang dan
dapat diklasifikasikan dalam katagori yang berbeda sesuai dengan penggunaan
Kegunaan informasi keuangan tergantung pada tingkat reliabilitas prosedur pengukuran yang
digunakan. Karena menjamin reliabilitas maksimum adalah sangat sulit, akuntan telah
menggunakan prinsip objektifitas untuk menjustifikasi pemilihan prosedur pengukuran yang
digunakan.
Prinsip konsistensi menyatakan bahwa peristiwa ekonomi yang serupa seharusnya dicatat dan
dilaporkan secara konsisten dari periode ke periode.
Terdapat konsensus di akuntansi bahwa pengungkapan data akuntansi yang penuh (full),
wajar (fair) dan cukup (adequate).Pengungkapan penuh mensyaratkan bahwa laporan
keuangan didesain dan dibuat untuk menggambarkan secara akurat peristiwa ekonomi yang
telah mempengaruhi perusahaan untuk suatu periode.
Prinsip konservatisme merupakan prinsip pengecualian atau modifikasi dalam artian bahwa
prinsip tersebut bertindak sebagai batasan untuk penyajian data akuntansi yang relevan dan
reliabel.
Prinsip ini menyatakan bahwa transaksi dan peristiwa yang tidak memiliki dampak ekonomi
signifikan dapat diatasi dengan cara yang paling tepat, apakah transaksi tersebut sesuai
dengan PABU atau tidak, dan tidak perlu diungkapkan.
Prinsip keseragaman merujuk pada penggunaan prosedur yang sama untuk item-item yang
terkait dengan perusahaan antar waktu. Artinya penggunaan prosedur sama oleh perusahaan
yang berbeda. Tujuannya adalah komparabilitas laporan keuangan.
Inilah yang sebenarnya digambarkan oleh Standar Akuntansi Keuangan Indonesia, Generally
Accepted Accounting Principles (GAAP) di Amerika dan APB Statement menjadi FASB
Statement. Standar ini diperlukan sebagai pedoman dalam penyusunan laporan keuangan
yang baku. Standar akuntansi ini akan secara terus-menerus berubah dan berkembang seiring
dengan perkembangan zaman, dunia usaha,dan kemajuan teknologi.
Belkoui (1985) mengemukakan alasan pentingnya standar akuntansi yang baku, yaitu:
1) Dapat menyajikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan kegiatan perusahaan
yang dapat dipercaya kebenarannya dan memiliki daya banding.
2) Memberikan pedoman bagi akuntan publik dalam melakukan pekerjaannya secara hati-
hati dan independen.
4) Menarik perhatian para ahli dan praktisi di bidang teori dan standar akuntansi.
Mengenai pihak-pihak yang dianggap memiliki peranan yang besar dalam proses perumusan
standar akuntansi. Belkoui (1985) membaginya ke dalam tiga fase:
Dalam periode ini, manajemen dianggap memiliki peranan yang besar dalam perumusan
standar akuntansi. Metode yang dipakai dalam memecahkan masalah akuntansi yang timbul
di periode ini adalah lebih bersifat pragmatis, bukan berdasarkan pada teori yang ada.
Dalam periode ini, perumusan standar akutansi didominasi oleh profesi, dimana organisasi
mulai tumbuh dan berkembang dengna pesat. Namun anggota asosiasi dan organisasi profesi
masih belum yakin terhadap kerangka teori yang ada yaitu kekuatan atau otoritasnya tidak
jelas. Oleh sebab itu banyak sekali alternative yang timbul yang pada akhirnya meniptakan
fleksibilitas dalam penerapan standar akuntansi.
Berbagai kelemahan yang ada pada fase peranan manajemen dan profesi telah menimbulkan
kecendariungan pada lahirnya metode yang lebih bersifat deduktif dan politisasi dalam
perumusan standar akuntansi.
DAFTAR PUSTAKA
Yadiati, Wiwin. 2007. Teori Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group
Harahap, Sofyan. 2001. Teori Akuntansi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
http://cinndyrq.blogspot.co.id/2013/09/kerangka-konseptual-akuntansi-dan.html