Anda di halaman 1dari 4

PERATURAN DIREKTUR

RSU ANNA MEDIKA MADURA


NOMOR: 510.15/001.67/35.04.14/A/2019
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL
EMERGENSI KOMPREHENSIF(PONEK)

Direktur RSU Anna Medika Madura,


Menimbang : a. Bahwa dalam rangka upaya penurunan angka kematian ibu dan
bayi, maka perlu dilakukan pelayanan obstetri neonatal
emergensi komprehensif di RumahSakit;
b. Bahwa dalam upaya memberikan Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Komprehensif (PONEK) di RSU Anna Medika
Madura, maka diperlukan adanya kebijakan penyelenggaraan
dan pelaksanaan pelayanan kesehatan khususnya yang terlibat
dalam pelayanan obstetri neonatal emergensi komprehensif
(PONEK) di RSU Anna Medika Madura;
c. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas perlu
ditetapkan Kebijakan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) dengan Peraturan Direktur RSU Anna
Medika Madura.
Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran;
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
290/Menkes/Per/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1051/Menkes/SK/XI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif
(PONEK) 24 Jam Di Rumah Sakit;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2052/Menkes/Per/X/2011 tentang Izin Praktik Kedokteran;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit;
10. Peraturan Ketua Dewan Pengurus Yayasan Anna Hidayatul Ilmi
Nomor 300/001.1/35.04.14/2017 tentang Peraturan Internal
RSU Anna Medika Madura;
11. Keputusan Ketua Dewan Pengurus Yayasan Anna Hidayatul
Ilmi Nomor 840/001/35.04.14/2017 tentang Pengangkatan
dalam Jabatan dr. Yulia Mayasin, S.E.sebagai Direktur RSU
Anna Medika Madura.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RSU ANNA MEDIKA MADURA
TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL
EMERGENSI KOMPREHENSIF (PONEK) DI RSU ANNA MEDIKA
MADURA
Pertama : Kebijakan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif
(PONEK) di RSU Anna Medika Madura sebagaimana terlampir
dalam Peraturan ini.
Kedua : Kebijakan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif
(PONEK) di RSU Anna Medika Madura digunakan dalam
pelayanan ibu melahirkan dan bayi di RSU Anna Medika Madura.
Ketiga : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam Peraturan ini
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : BANGKALAN
Padatanggal : 16 Februari 2019

DIREKTUR

dr. YuliaMayasin, S.E.


Lampiran
Peraturan Direktur RSU Anna Medika Madura
Nomor : /II/2019
Tanggal : 16 Februari 2019

KEBIJAKAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI


KOMPREHENSIF (PONEK) DI RSU ANNA MEDIKA MADURA

KebijakanUmum
1. Regionalisasi Pelayanan Obstetri dan Neonatal adalah suatu system pembagian
wilayah kerja rumah sakit dengan cakupan area pelayanan yang dapat dijangkau
oleh masyarakat dalam waktu kurang dari 1 jam, agar dapat memberikan
tindakan darurat sesuai standar. Regionalisasi menjamin agar system rujukan
kesehatan berjalan secara optimal.
2. Rujukan adalah pelimpahan tanggung jawab timbale balik dua arah dari sarana
pelayanan primer kepada sarana kesehatan sekunder dan tersier.
3. Rumah Sakit PONEK 24 Jam adalah Rumah Sakit yang menyelenggarakan
pelayanan kedaruratan maternal dan neonatal secara komprehensif dan
terintegrasi 24 jam.
4. Setiap pasien inpartu, ibu dengan kegawat daruratan obstetric ditangani melalui
IGD, untuk selanjutnya dilakukan tindakan di Kamar Bersalin
5. Pasien inpartu adalah keadaan ibu hamil dengan disertai tanda-tanda persalinan
berupa 1) kontraksi yang timbul minimal 2 kali dalam 10 menit dan lama kontraksi
20 detik; 2) keluarnya darah dan atau lender (bloedslijm); atau 3) keluarnya
cairan ketuban.
6. Setiap neonatus yang lahir dari ibu yang mengalami kegawat daruratan obstetri di
Rumah Sakit, dilakukan pelayanan rawat gabung di ruang rawat inap, sedangkan
neonates bermasalah (asphyxia sedang sampai berat / AS < 8) dirujuk keRS
Lain.
7. Tenaga professional yang terlibat dalam PONEK meliputi Dokter, Bidan dan
Perawat telah mengikuti pelatihan PONEK, meliputi resusitasi neonatus, kegawat
daruratan obstetric dan neonatus.
8. Adanya dukungan semua pihak dalam pelayanan PONEK, antara lain dokter
kebidanan, dokter anak, dokter / petugas anastesi, dokter penyakit dalam, dokter
spesialis lain serta dokter umum, bidan dan perawat.
9. Tersedianya pelayanan darah siap 24 jam.
10. Tersedianya pelayanan penunjang lain yang berperan dalam PONEK, seperti
laboratorium dan radiologi selama 24 jam, recovery room 24 jam, obat dan alat
penunjang yang selalu siap sedia.

Kebijakan Khusus
1. Kegawat daruratan obstetric adalah asesmen/ penentuan diagnosis dan
penentuan rencana pelayanan pasien obstetric emergensi dilakukan oleh dokter
spesialis obstetri, dan atau dokter umum, dan atau bidan jaga (diutamakan yang
telah mengikuti pelatihan PONEK).
2. Asesmen pasien dengan inpartu di IGD juga meliputi kondisi janin berupa
pemeriksaan denyut jantung janin (DJJ) oleh dokter dan atau bidan di IGD.
3. Apabila didapatkan kegawat daruratan janin, maka ditetapkan rencana pelayanan
terhadap neonatus yang akan dilahirkan, meliputi persiapan sarana dan
prasarana penanganan kegawat daruratan janin tersebut.
4. Penanganan persalinan pada ibu inpartu dengan pembukaan lengkap dan kepala
sudah dalam keadaan crowning, dilakukan oleh dokter IGD dan atau bidan
Kamar Bersalin di IGD.
5. Observasi pasien inpartu dilakukan di Kamar Bersalin oleh bidan dengan
melakukan asesmen lanjutan dan penentuan rencana pelayanan.
6. Kegawat daruratan neonates meliputi kegawatdaruratan jalan napas, kejang pada
neonates, perdarahan, penyakit jantung bawaan dan kelainan bawaan lainnya
yang berhubungan dengan asupan.
7. Neonatus yang baru dilahirkan segera mendapatkan ASI sejauh tidak ada kontra
indikasi ibu dan neonatus.
8. Neonatus hanya mendapatkan ASI dari ibunya sampai dengan usia 6 bulan.
Apabila sampai dengan 24 jam ibu tidak dapat memproduksi ASI maka atas
instruksi dokter spesialis anak, dapat diberikan pemberian Pengganti ASI yang
sesuai kondisi medis dan disediakan di Unit Farmasi RS.
9. Bayi dengan kondisi fisiologis baik dari persalinan normal atau patologis per
vaginam dan atau per abdominam dilakukan rawat gabung dengan ibunya dan
segera mendapatkan ASI.
10. Pasien inpartu boleh di tolong bidan atau dokter Obgyn, kecuali inpartu dengan
indikasi yang lain hanya boleh di tolong oleh dokter Obgyn saja
11. Rawat gabung yang digunakan adalah sistem Rawat gabung Parsial

Direktur
RSU Anna Medika Madura

dr. YuliaMayasin, S.E.

Anda mungkin juga menyukai