Anda di halaman 1dari 20

PANDUAN PELAYANAN

KEROHANIAN

Jalan R.E. Martadinata nomor 10, Mlajah, Kab. Bangkalan 69116


email: annamedikamadura@gmail.com
website: annamedika.com
Telp. (031) 93903940
LEMBAR PENGESAHAN

PENGESAHAN DOKUMEN RSU ANNA MEDIKA MADURA


Panduan Pelayanan Kerohanian

TANDA
NAMA KETERANGAN TANGGAL
TANGAN

Kepala Bidang
Keperawatan

Debby Cynthia Ananda Sari, S.E. Authorized Person

dr. Yulia Mayasin, S.E. Direktur

i
PERATURAN DIREKTUR
RSU ANNA MEDIKA MADURA
NOMOR: /II/2019
TENTANG
PANDUAN PELAYANAN KEROHANIAN

Direktur RSU Anna Medika Madura,


Menimbang : a. Bahwa dalam meningkatkan kualitas pelayanan di RSU Anna
Medika Madura, pelayanan kerohanian merupakan hal penting.
b. Bahwa agar pelayanan kerohanian dapat dipenuhi dengan baik
perlu adanya kebijakan RSU Anna Medika Madura sebagai
landasan dalam pelaksanaan tugas.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam butir 1 dan 2 perlu ditetapkan dengan Peraturan Direktur
RSU Anna Medika Madura.
Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4
tahun 2018 tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban
Pasien;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
290/Menkes/Per/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran;
7. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik Nomor
HK.00.06.3.5.1866 tentang Persetujuan Tindakan Medik
(Informed Consent);
8. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik Nomor
HK.00.06.3.5.1866 tentang Persetujuan Tindakan Medik
(Informed Consent).
9. Peraturan Ketua Dewan Pengurus Yayasan Anna Hidayatul
Ilmi Nomor ............. tentang Peraturan Internal RSU Anna
Medika Madura;
10. Keputusan Ketua Dewan Pengurus Yayasan Anna Hidayatul
Ilmi Nomor ............. tentang Pengangkatan dalam Jabatan dr.
Yulia Mayasin, S.E. sebagai Direktur RSU Anna Medika
Madura.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RSU ANNA MEDIKA MADURA
TENTANG PANDUAN PELAYANAN KEROHANIAN
Pertama : Panduan Pelayanan Kerohanian sebagaimana tercantum dalam
lampiran Peraturan ini.

ii
Kedua : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : BANGKALAN
Pada tanggal : 16 Februari 2019
DIREKTUR

dr. Yulia Mayasin, S.E.

iii
Lampiran
Peraturan Direktur RSU Anna Medika Madura
Nomor : /II/2019
Tanggal : 16 Februari 2019

KATA PENGANTAR

Pengertian sehat merupakan interaksi antara jasmani, rohani dan spiritual. Pelayanan
kesehatan yang dilakukan di rumah sakit, tidak hanya aspek jasmani melainkan juga
aspek rohani dan spiritual. Keterbatasan gerak pasien yang disebabkan oleh kondisi
fisik yang memerlukan perawatan di rumah sakit, tidak perlu menghalangi keinginan
pasien untuk tetap mendapatkan pelayanan rohani dan spiritual oleh para pemuka
agama masing-masing.
Rumah Sakit diharapkan dapat mengambil bagian dalam pelayanan rohani atas
pasien yang sedang dirawat inap di rumah sakit, mengingat hak pasien untuk tetap
dapat melaksanakan kewajiban dan keinginannya untuk beribadah dan mendapatkan
pendampingan rohani dan spiritual dari pemuka agama.
Panduan ini diharapkan dapat dipergunakan untuk memberikan pelayanan rohani
kepada pasien yang sedang dirawat inap di rumah sakit. Ketenangan batin dan
kesehatan rohani dan spiritual, diharapkan mampu mendukung kemampuan fisik
pasien dalam mencapai kesembuhannya.

Bangkalan, 16 Februari 2019

iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. IV


DAFTAR ISI ............................................................................................................... V
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG.................................................................................................... 1
B. TUJUAN ..................................................................................................................... 1
C. PENGERTIAN ............................................................................................................ 1
D. PERAN AGAMA TERHADAP KONDISI PASIEN ........................................................ 3
E. PERKEMBANGAN SPIRITUAL .................................................................................. 4
F. PASIEN YANG MEMBUTUHKAN BANTUAN PELAYANAN SPIRITUAL/
KEROHANIAN ................................................................................................................... 4
BAB II RUANG LINGKUP .......................................................................................... 6
A. RUANG LINGKUP PELAYANAN ................................................................................ 6
B. UNIT TERKAIT ........................................................................................................... 6
C. PENANGGUNG JAWAB ............................................................................................ 6
D. FASILITAS DAN PERLENGKAPAN ........................................................................... 6
BAB III TATA LAKSANA............................................................................................ 7
A. TATA LAKSANA PELAYANAN KEROHANIAN KELUARGA PASIEN (EKSTERNAL) . 7
B. TATA LAKSANA PELAYANAN KEROHANIAN KELUARGA PASIEN (INTERNAL) .... 7
C. TATA LAKSANA PERMINTAAN PELAYANAN KEROHANIAN ................................... 8
D. TATA LAKSANA KOORDINASI INTERNAL PEMUKA AGAMA .................................. 8
ALUR PELAYANAN KEROHANIAN ........................................................................ 10
BAB IV PANDUAN PELAYANAN (DOA) ................................................................. 11
A. DOA AGAMA ISLAM ................................................................................................ 11
B. DOA AGAMA KATOLIK ............................................................................................ 11
C. DOA AGAMA KRISTEN ........................................................................................... 12
D. DOA AGAMA HINDU................................................................................................ 12
E. DOA AGAMA BUDHA .............................................................................................. 13
BAB V DOKUMENTASI............................................................................................ 14

v
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
812/Menkes/SK/VII/2007 tentang Kegiatan Perawatan Paliatif merupakan dasar
pendekatan dari pelayanan kerohanian. Esensi kebijakan ini bertujuan
memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang
berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa, melalui pencegahan,
peniadaan, identifikasi dini dan penilaian serta penyelesaian masalah-masalah
fisik, psikososial, dan spiritual. Sedangkan kualitas hidup pasien adalah keadaan
pasien yang dipersepsikan sesuai dengan konteks budaya dan sistem nilai yang
dianutnya termasuk tujuan hidup, harapan, dan niatnya.
Menurut Larsoniv berbagai penelitian tentang relevansi klinis dari agama dan
spiritualis dapat dikategorikan ke dalam empat golongan antar lain: 1) mengenai
pencegahan penyakit (illness prevention), 2) mengenai penyusuaian terhadap
penyakit (coping with illness), 3) mengenai kesembuhan dari operasi (recovery
from surgery) dan 4) meningkatkan hasil pengobatan (improving treatment
outcomes).
Penelitian Clark, Firedman dan Martin dikutip dari Subandi dan Hasnat
menjelaskan bahwa pasien yang cenderung religius memiliki perasaan bahagia
dibanding dengan pasien yang kurang religius. Kemudian Javis Northcott dalam
Wood dan Irosonv menyatakan pelayanan rohani memungkinkan mengurangi
resiko sakit dan kematian. Pargement, Cole, Vandevreek, Belavick, Brant dan
Perezvi menyatakan bahwa beberapa pengaruh religius dapat menumbuhkan
perilaku koping untuk menjalani atau mengatasi sumber-sumber stres pada
keadaan normal atau sakit (illness).
Melihat pentingnya pelayanan rohani dalam mendukung kesembuhan penyakit
pasien, Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan melaksanakannya
dengan tujuan mencapai kepuasan pasien dalam upaya memenuhi harapan
kerohanian serta menghhormati budaya, suku, nilai-nilai kepercayaan serta agama
yang dianut pasien.

B. TUJUAN
1. Sebagai pedoman pelaksanaan tugas dalam kepedulian terhadap hak pasien
sehingga dapat dilaksanakan dengan baik.
2. Agar kebutuhan pasien untuk melaksanakan ibadah dapat dipenuhi sehingga
mempunyai kekuatan dan ketenangan jiwa.
3. Terlaksananya pelayanan kerohanian.
4. Terwujudnya pelayanan doa yang optimal berdasarkan agama dan
kepercayaan yang resmi.
5. Setiap pasien mendapatkan doa sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
6. Setiap pasien bisa mendapatkan sakramen khusus sesuai dengan
keinginannya.
7. Setiap staf Rumah Sakit mengerti dan memahami pelayanan yang bisa
diberikan oleh tim pelayanan kerohanian.

C. PENGERTIAN
1. Pengertian agama
Pengertian agama menurut berbagai agama:

1
a. Agama menurut agama Islam ialah, kata Islam berasal dari kata: salam
yang artinya selamat, aman sentosa, sejahtera: yaitu aturan hidup yang
dapat menyelamatkan manusia di dunia dan di akhirat.
b. Agama menurut agama Kristen ialah segala bentuk hubungan manusia
dengan yang suci. Terhadap yang suci ini manusia tergantung, takut karena
sifatnya yang dahsyat dan manusia tertarik karena sifat-sifatnya yang
mempesonakan.
c. Agama menurut agama Hindu ialah Satya, Arta, Diksa, Tapa, Brahma dan
Yajna. Satya berarti kebenaran yang absolute. Arta adalah dharma atau
perundang-undangan yang mengatur hidup manusia. Diksa adalah
penyucian. Tapa adalah semua perbuatan suci. Brahma adalah doa atau
mantra-mantra. Yajna adalah kurban. Pengertian lain ialah dharma atau
kebenaran abadi yang mencakup seluruh jalan Kehidupan manusia. Jadi
agama menurut agama Hindu ialah kepercayaan hidup pada ajara-ajaran
suci dan diwahyukan oleh Sang Hyang Widi yang kekal abadi.
d. Agama menurut agama Budha ialah suatu kepercayaan atau perwujudan
atau kepercayaan manusia akan adanya daya pengendalian yang istimewa
dan terutama dari suatu manusia yang harus ditaati dan pengaruh
pemujaan tadi atas perilaku manusia.
e. Pengertian lain dari agama adalah suatu badan dari ajaran kesusilaan dan
filsafat dan pengakuan berdasarkan keyakinan terhadap pelajaran yang
diakui baik yang ajaran yang budha yang sangat mulia. Dalam pengertian
yang lain bahwa agama adalah cara tertentu untuk pemujaan kepada para
dewa, dewa agung yaitu adanya kekuatan gaya tak terlihat yang menguasai
alam semesta.
2. Pelayanan kerohanian
Pelayanan kerohanian yang dilaksanakan di Rumah Sakit, meliputi:
a. Pelayanan kerohanian bagi pasien yang beragama Islam, Katolik,
Protestan, Hindu atau Budha.
b. Dilaksanakan minimal satu kali dalam satu minggu, secara bergiliran
minimal dua ruangan, kepada beberapa orang pasien sesuai situasi dan
kondisi
Pelayanan kerohanian pada pasien atau pendampingan orang sakit merupakan
salah satu bentuk layanan konseling untuk membantu pasien yang tengan
bergulat dengan pengalaman batas daya tersebut. Situasi batas daya yang
kerap menatapkan pasien pada fakta kematian (kegelapan maut): harus
meninggalkan dunia dan tidak tahu akan menuju kemana. Dalam proses
pendampingan, konselor menunjukkan rasa simpati dan dukungan empatik
kepada pasien supaya dapat “berjumpa” dengan Allah yang hadir dalam
situasinya yang terbatas itu. Pasien dibimbing untuk hidup dengan bersandar
pada kebaikan Tuhan Yang Maha Esa semata, sehingga daya Illahi dapat
dijadikan sumber kekuatannya untuk “meloncat” ke luar dari situasi pengalaman
batas daya menuju kepada Tuhan Yang Maha Esa (meskipun dalam
kegelapan), karena percaya bahwa penyerahannya itu akan disambut Tuhan.
3. Pendamping pelayanan
Kata pendampingan pelayanan adalah gabungan dua kata yang mempunyai
makna pelayanan. Istilah pendampingan berasal dari kata kerja “mendampingi”.
Mendampingi merupakan suatu kegiatan menolong orang lain yang karena
sesuatu sebab perlu didampingu. Orang yang melakukan kegiatan
mendampingi disebut “pendamping”. Antara yang didampingi dan pendamping
terjadi suatu interaksi sejajar atau relasi timbal balik. Pihak yang paling

2
bertanggung jawab (sejauh mungkin sesuai dengan kemampuan) adalah pihak
yang didampingi. Dengan demikian, istilah pendampingan memiliki arti kegiatan
kemitraan, bahu membahu, menemani, membagi atau berbagi dengan tujuan
saling menumbuhkan dan mengutuhkan.

D. PERAN AGAMA TERHADAP KONDISI PASIEN


Ada sejumlah penelitian yang dilakukan para ilmuwan Barat mengenai fenomena
doa dan hubungannya dengan kesehatan jasmani, diantaranya:
1. Harris melakukan penelitian terhadap 990 pasien di sebuah rumah sakit di
Amerika. Ia meminta sekelompok orang untuk berdoa bagi sebagian pasien itu
setiap hari selama empat minggu berturut-turut. Namun, peneliti sengaja tidak
mempertemukan kelompok orang yang sakit itu dengan kelompok orang yang
mendoakan mereka. Kelompok orang yang diminta berdoa itu tidak mengenali
pasien yang mereka doakan. Mereka hanya diberi tahu nama-nama pasien
tersebut. Sebaliknya, para pasien yang sakit pun tidak tahu bahwa mereka
sedang didoakan oleh sekelompok orang. Ternyata hasil penelitian itu
menunjukkan bahwa kelompok pasien yang didoakan oleh kelompok orang itu
merasakan kemajuan dan perbaikan kondisi badannya, karena serangan
penyakit yang mereka derita berkurang sepuluh persen dibanding kelompok
pasien yang tidak didoakan.
2. Penelitian lain dilakukan terhadap 393 pasien yang menderita berbagai
penyakit berat seperti jantung dan paru-paru. Langkah penelitiannya sama
dengan penelitian Harris. Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa pasien yang
didoakan membutuhkan obat-obatan dan alat bantu pernapasan yang lebih
sedikit dibandingkan pasien yang tidak didoakan. Dan mereka juga lebih sedikit
mengalami komplikasi.
3. Majalah “Psychomatic Medicine” melakukan penelitian yang melibatkan dua
kelompok responden, yaitu 78 orang pasien kulit hitam dan 77 orang pasien
kulit putih, yang usianya bervariasi antara 25 hingga 45 tahun. Kedua kelompok
itu dipisahkan dalam studi tersebut karena orang Afro-Amerika dianggap
cenderung lebih religius dan lebih taat menjalankan doa dan shalat
dibandingkan kelompok pasien kulit putih. Para pasien itu kemudian diminta
untuk menjalankan perintah-perintah agama lebih taat dan lebih khusyuk,
terutama doa dan shalat. Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa ternyata
shalat dan doa yang banyak mereka lakukan itu dapat menurunkan darah
tinggi, terutama pada para pasien kulit hitam. Penyakit yang diderita para
pasien kulit putih tidak mengalami perubahan yang berarti karena mereka lebih
malas menjalankan shalat dan doa.

Peran agama:
1. Peran agama terhadap kondisi psikologis
Orang yang merasa dirinya dekat dengan Tuhan, akan timbul rasa tenang dan
aman. Hal ini merupakan ciri sehat mental, yaitu:
a. Mengatur pola hidup individu dengan kebiasaan hidup sehat.
b. Membiasakan persepsi ke arah positif.
c. Memiliki cara penyelesaian masalah yang spesifik.
d. Mengembangkan emosi positif.
2. Peran agama terhadap kondisi sosial
Umumnya kegiatan ibadah atau kegiatan sosial lainnya dilakukan secara
bersama-sama (berjamaah) dan dilaksanakan secara berulang, sehingga dapat

3
menimbulkan rasa kebersamaan dan meningkatkan rasa solidaritas antar
jemaah.
Orang dengan kondisi religiusnya tinggi pada umumnya dapat membina
keharmonisan keluarga dan dapat membina hubungan yang baik antar
manusia.

E. PERKEMBANGAN SPIRITUAL
Perkembangan spiritual seseorang menurut Westerhoff’s dibagi ke dalam empat
tingkatan berdasarkan kategori umur, yaitu:
1. Usia anak-anak
Merupakan tahap perkembangan kepercayaan berdasarkan pengalaman.
Perilaku tahap yang didapat, antara lain: adanya pengalaman dari interaksi
dengan orang lain dengan keyakinan atau kepercayaan yang dianut. Pada
masa ini, anak belum mempunyai pemahaman salah atau benar. Kepercayaan
atau keyakinan yang ada pada masa ini mungkin hanya mengikuti ritual atau
meniru orang lain, seperti berdoa sebelum tidur dan makan, dan lain-lain. Pada
masa prasekolah, kegiatan keagamaan yang dilakukan belum bermakna pada
dirinya, perkembangan spiritual mulai mencontoh aktivitas keagamaan orang
sekelilingnya, dalam hal ini keluarga. Pada masa ini anak-anak biasanya sudah
mulai bertanya tentang pencipta, arti doa, serta mencari jawaban tentang
kegiatan keagamaan.
2. Usia remaja akhir
Merupakan tahap perkumpulan kepercayaan yang ditandai dengan adanya
partisipasi aktif pada aktivitas keagamaan. Pengalaman dan rasa takjub
membuat mereka semakin merasa memiliki dan berarti akan keyakinannya.
Perkembangan spiritual pada masa ini sudah mulai pada keinginan akan
pencapaian kebutuhan spiritual seperti keinginan melalui meminta atau berdoa
kepada penciptanya, yang berarti sudah mulai membutuhkan pertolongan
melalui keyakinan atau kepercayaan. Bila pemenuhan kebutuhan spiritual tidak
terpenuhi akan timbul kekecewaan.
3. Usia awal dewasa
Merupakan masa pencarian kepercayaan dini, diawali dengan proses
pertanyaan akan ke yakinan atau kepercayaan yang dikaitkan secara kognitif
sebagai bentuk yang tepat untuk mempercayainya. Pada masa ini, pemikiran
sudah bersifat rasional dan keyakinan atau kepercayaan terus dikaitkan dengan
rasional. Segala pertanyaan tentang kepercayaan harus dapat dijawab secara
rasional. Pada masa ini, timbul perasaan akan penghargaan terhadap
kepercayaannya.
4. Usia pertengahan dewasa
Merupakan tingkatan kepercayaan dari diri sendiri. Perkembangan ini diawali
dengan semakin kuatnya kepercayaan diri yang dipertahankan walaupun
menghadapi perbedaan keyakinan yang lain dan lebih mengerti akan
kepercayaan dirinya.

F. PASIEN YANG MEMBUTUHKAN BANTUAN PELAYANAN SPIRITUAL/


KEROHANIAN
1. Pasien kesepian
Pasien dalam keadaan sepi dan tidak ada yang menemani akan membutuhkan
bantuan spiritual karena mereka merasakan tidak ada kekuatan selain kekuatan
Tuhan, tidak ada yang menyertainya selain Tuhan.

4
2. Pasien ketakutan dan cemas
Adanya ketakutan atau kecemasan dapat dapat menimbulkan perasaan kacau,
yang dapat membuat pasien membutuhkan ketenangan pada dirinya, dan
ketenangan yang paling besar adalah bersama Tuhan.
3. Pasien menghadapi pembedahan
Menghadapi pembedahan adalah sesuatu yang sangat mengkhawatirkan
karena akan timbul perasaan antara hidup dan mati. Pada saat itulah
keberadan pencipta dalam hal ini adalah Tuhan sangat penting sehingga pasien
selalu membutuhkan bantuan spiritual.
4. Pasien yang harus mengubah gaya hidup
Perubahan gaya hidup dapat membuat seseorang lebih membutuhkan
keberadaan Tuhan (kebutuhan spiritual). Pola gaya hidup dapat membuat
kekacauan keyakinan bila kea rah yang lebih buruk. Akan tetapi bila perubahan
gaya hidup kearah yang lebih baik, maka pasien akan lebih membutuhkan
dukungan spiritual.

5
BAB II RUANG LINGKUP

A. RUANG LINGKUP PELAYANAN


1. Pelayanan kerohanian pemeluk agama Islam
2. Pelayanan kerohanian pemeluk agama Kristen
3. Pelayanan kerohanian pemeluk agama Katolik
4. Pelayanan kerohanian pemeluk agama Hindu
5. Pelayanan kerohanian pemeluk agama Budha

B. UNIT TERKAIT
1. Hubungan internal
a. Unit Rawat Inap
b. Unit Humas
2. Hubungan eksternal
a. Pemuka agama di sekitar rumah sakit yang bekerjasama dengan rumah
sakit

C. PENANGGUNG JAWAB
1. Kepala Bidang SDM
2. Kepala Bidang Keperawatan
3. Kepala Bidang Pemasaran
4. Kepala Unit Humas

D. FASILITAS DAN PERLENGKAPAN


1. Kitab Suci masing-masing agama
2. Buku panduan kerohanian (Tuntunan) masing-masing agama
3. PC
4. Perlengkapan ibadah dari masing-masing agama
5. Ruangan tertentu, apabila dibutuhkan untuk ukuran yang lebih luas atau
tersendiri/terpisah dari pasien yang lainnya.

6
BAB III TATA LAKSANA

A. TATA LAKSANA PELAYANAN KEROHANIAN KELUARGA PASIEN


(EKSTERNAL)
1. Rumah Sakit membantu dan menyediakan pelayanan kerohanian, fasilitas dan
kebutuhan yang sesuai pada saat pelaksanaan kegiatan kerohanian kepada
pasien yang dilakukan oleh pemuka agama yang didatangkan dari dari luar
Rumah Sakit.
2. Pasien atau keluarga pasien rawat inap di Rumah Sakit membutuhkan
pelayanan kerohanian oleh pemuka agama yang ditunjuk secara langsung dari
pihak keluarga pasien.
3. Pasien atau keluarga pasien mengutarakan maksud tersebut kepada perawat
yang bertugas untuk membantu proses pelaksanaannya.
4. Petugas rawat inap mengakomodir kebutuhan pasien dan memberikan formulir
permintaan pelayanan kerohanian sendiri (dari keluarga pasien) sebagai
permintaan tertulis dari keluarga pasien.
5. Petugas menyediakan fasilitas dan sarana yang dibutuhkan demi kelancaran
proses kerohanian pasien.
6. Pemuka agama yang didatangkan oleh pihak keluarga pasien dapat membantu
dalam proses pemberian pelayanan kerohanian terhadap pasien selama waktu
yang dianggap cukup.
7. Dalam proses pelayanan kerohanian yang dilakukan, pihak keluarga tetap
menjaga ketertiban dan sopan santun dengan pasien yang terdapat pada
ruangan tersebut.
8. Pelaksanaan pelayanan kerohanian dilakukan di ruangan perawatan yang
diupayakan sedemikian sehingga tidak akan mengangu keberadaan pasien
lainnya di ruangan tersebut atau di ruang Pastoral Konseling bila keadaan
pasien memungkinkan.
9. Setelah melaksanakan pelayanan kerohanian, petugas pelayanan mengisi data
pelayanan dan memberi tanda tangan pada lembaran form permintaan
pelayanan kerohanian dan buku pelayanan sebagai tanda pelayanan telah
selesai dilaksanakan.

B. TATA LAKSANA PELAYANAN KEROHANIAN KELUARGA PASIEN


(INTERNAL)
1. Rumah Sakit membantu dan menyediakan pelayanan kerohanian, fasilitas dan
kebutuhan yang sesuai pada saat pelaksanaan kegiatan kerohanian.
2. Setiap pasien mempunyai hak untuk mendapatkan pelayanan kerohanian
terhadap dirinya sendiri selama dilakukan perawatan di Rumah Sakit.
3. Kebutuhan akan layanan kerohanian disampaikan oleh pasien atau keluarga
pasien untuk meminta dilakukannya pelayanan/bimbingan rohani sesuai
permintaan pasien atau keluarganya.
4. Kebutuhan pelayanan kerohanian disampaikan pasien dan atau keluarga
kepada staf klinis yang dinas pada saat tersebut.
5. Pelayanan kerohanian dapat di sampaikan staf medis kepada pasien dan
keluarganya, berdasarkan dari hasil asesmen kebutuhan pasien akan
pelayanan kerohanian.
6. Perawat akan menanyakan dan meminta kesediaan pasien dan keluarga
pasien untuk mengisi Form Permintaan Pelayanan Kerohanian. Unit rawat inap
wajib menerangkan poin-poin dalam form tersebut.

7
7. Form Permintaan Pelayanan Kerohanian harus ditandatangani oleh pembuat
pernyataan dan adanya saksi dari pihak keluarga ataupun pasien.
8. Pelayanan kerohanian kepada pasien dilakukan oleh pemuka agama yang
disediakan oleh Rumah Sakit.
9. Pemuka agama yang sesuai dengan agama pasien akan segera dihubungi oleh
petugas.
10. Unit rawat inap bertanggung jawab untuk menjamin ketertiban jelang pelayanan
rohani dengan memberikan pengertian kepada pasien dan keluarga pasien
yang seruangan dengan pasien dan keluarga pasien peminta pelayanan
bimbingan kerohanian.
11. Setelah melaksanakan pelayanan kerohanian, petugas pelayanan mengisi data
pelayanan dan memberi tanda tangan pada lembaran Form Permintaan
Pelayanan Kerohanian dan buku pelayanan sebagai tanda pelayanan telah
seselai dilaksanakan.

C. TATA LAKSANA PERMINTAAN PELAYANAN KEROHANIAN


1. Pelayanan kerohanian pasien baik yang dilakukan secara internal maupun
eksternal diakomodasi oleh Rumah Sakit, dalam memberikan ketenangan dan
kenyamanan bagi pasien.
2. Prosedur pemberian pelayanan kerohanian pasien rawat inap dikoordinir oleh
perawat ruangan yang pada saat itu berjaga/dinas dan Unit Humas terkait.
3. Asesmen kebutuhan pasien akan pelayanan kerohanian harus dilakukan dan
diketahui oleh perawat/staf medis yang dinas dan tercatat pada formulir
asesmen pasien ke dalam berkas rekam medis pasien.
4. Ruang lingkup pelayanan kerohanian yang disediakan oleh Rumah Sakit
adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha, selain itu Rumah Sakit belum
dapat mengakomodir kebutuhan terkait pelayanan kerohaniannya.
5. Pelayanan kerohanian yang belum dapat diakomodir sesuai dengan agama
dan kepercayaan pasien, dapat dilakukan sendiri oleh pasien dan keluarga
dengan cara mendatangkan sendiri pemuka agama yang dianutnya ke Rumah
Sakit.
6. Rumah Sakit siap untuk membantu proses pelaksanaan kerohanian yang
dilakukan, dengan kelengkapan sarana dan prasarana yang ada.
7. Pelaksanaan pelayanan kerohanian yang dilakukan diharapkan tidak
mengganggu kenyamanan pasien lainnya atau yang berdampingan.
8. Apabila diperlukan untuk kenyamanan dilakukannya proses pelayanan
kerohanian, dapat dipertimbangkan dan diupayakan ruangan atau tempat
tertentu yang khusus sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
9. Setelah melaksanakan pelayanan kerohanian, petugas pelayanan mengisi data
pelayanan dan memberi tanda tangan pada lembaran form permintaan
pelayanan kerohanian dan buku pelayanan sebagai tanda pelayanan telah
seselai dilaksanakan.

D. TATA LAKSANA KOORDINASI INTERNAL PEMUKA AGAMA


1. Rumah Sakit menyediakan pelayanan kerohanian, khususnya pemuka agama
yang ditunjuk dan diakui sebagai pelaksana bimbingan internal di rumah sakit.
2. Untuk pemuka agama yang tidak tersedia di rumah sakit, Rumah Sakit
bekerjasama dengan pemuka-pemuka agama yang dapat membantu dalam
pelaksanaan pelayanan bimbingan kerohanian pasien di rumah sakit.

8
3. Bentuk kerjasama yang dilakukan tertuang dalam kesepakatan bersama dan
saling menghargai diantara keduanya.
4. Perawat yang bertugas akan mengatur dan berkoordinasi dengan pemuka
agama yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
5. Seluruh kegiatan yang dilakukan pemuka agama selama proses memberikan
pelayanan kepada pasien menjadi tanggung jawab petugas kerohanian.

9
ALUR PELAYANAN KEROHANIAN

PERMINTAAN BIMBINGAN
KEROHANIAN

PERMINTAAN BIMBINGAN PERMINTAAN BIMBINGAN


INTERNAL EKSTERNAL

PERMINTAAN PASIEN ATAU


KELUARGA

PASIEN DAN KELUARGA


PERAWAT MENGHUBUNGI
MENGHUBUNGI PEMUKA
UNIT KEROHANIAN
AGAMA

UNIT KEROHANIAN
MENGHUBUNGI PEMUKA
AGAMA
PELAKSANAAN BIMBINGAN
KEROHANIAN

PENCATATAN
PELAKSANAAN BIMBINGAN

Daftar nama-nama pemuka agama pelayanan kerohanian Rumah Sakit

Pemuka
Nama No Telp Alamat
Agama
Islam
Kristen
Katolik
Hindu
Budha

10
BAB IV PANDUAN PELAYANAN (DOA)

A. DOA AGAMA ISLAM


Membaca Surat Yasin, ada sebuah hadist yang menyebutkan bahwa “Yasin lima
quriat lahu” artinya Surat Yasin dibaca sesuai niat si pembaca. Yasin dapat dibaca
saat kita mengharap rezeki Tuhan, meminta sembuh dari penyakit, menghadapi
ujian, mencari jodoh, dan lain-lain.
Lebih dari itu, Surat Yasin sudah menjadi kebiasaan masyarakat bila salah satu
keluarga ada yang kritis. Surat Yasin dibaca dengan harapan jika bisa sembuh
semoga cepat sembuh, dan jika Allah menghendaki yang bersangkutan kembali
kepada-Nya, semoga cepat diambil oleh-Nya dengan tenang.
Ada kalanya Yasin dibaca sendirian, ada juga bersamaan dengan tetangga yang
lain. Yang jelas, orang yang sakit sudah tidak ada harapan lagi untuk sembuh
karena tanda-tanda akan diakhirinya kehidupan ini sudah jelas. Dan surat Yasin
menjadi pengantar kepulangannya ke kehadirat Allah.
Surat Yasin adalah jantung Al-Quran. Siapa yang membacanya semata-mata
karena Allah dan berharap kebahagiaan akhirat maka ia akan diampuni. Maka
bacakanlah Yasin di samping saudaramu yang sekarat.
Diriwayatkan juga, jika seorang muslim dan muslimah dibacakan surat Yasin etika
mendekati ajal maka akan diturunkan 10 (sepuluh) malaikat berkat dari huruf-huruf
Yasin yang dibaca. Para malaikat itu berdiri berbaris di samping yang sakit,
membacakan shalawat dan istigfar kepadanya dan ikut menyaksikan saat
dimandikan dan mengantarkan ia ke makam. (Tafsir Yasin lil Hamamy, halaman 2)
Dalam kitab Audhaul Ma’ani Riyadh as Shalihin disebutkan bahwa bacaan surat
Yasin untuk yang sedang mendekati ajal akan menjadi bekal dia, seperti halnya ia
membawa susu kental dalam perjalanan. Dan surat Yasin pada dasarnya dapat
dibaca untuk seseorang setelah meninggal di rumah atau bahkan di makam.
(Audhaul Ma’ani, halaman:376)
Doa untuk orang sakit
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Bismillahirrohmanirrohim, Alhamdulillahirobbil Alamin
Wassolatuwassalamu Ala Asrofi Ambiyai Wal Mursalin
Syaiddina Wamaulana Muhammadin Walah Alibi Wassobbihi Ajemain,
Ammaba’du
Ya Allah yang Maha Pengasih dan penyayang aku berkumpul dihadapanMu untuk
menjalankan tugas kami.
Bukalah hati dan pikiran kami agar tetap berada dijalanMu
Berkatilah tangan kami, agar kami mampu menolong sesama kami.
Berikanlah ketegaran dan kekuatan agar kami mampu menjalankan profesi kami.
Sembuhkanlah orang-orang sakit yang kami rawat dengan rahmat hidayah dan
inayahMu, semoga tugas yang kami jalankan pada hari ini, hari esok, dan hari
yang akan datang tetap membawa keselamatan bagi sesama kami. Semoga tugas
yang kami jalankan dapat meningkatkan pengabdian kami pada sesama kami.
Wassallahu ala Syaidina Muhammadin Waalalihi Washobihi Wassalam Wal
Hamdulillahi Robbil Alamin
Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

B. DOA AGAMA KATOLIK


Teks Doa Bapa Kami (terjemahan misionaris di Malaka, Malaysia)
Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu

11
Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu, di atas bumi seperti di dalam surga.
Berikanlah kami rezeki pada hari ini, dan ampunilah kesalahan kami seperti
kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami.
Dan janganlah masukkan kami ke dalam percobaan, tetapi bebaskanlah kami dari
yang jahat.
Amin
(Doksologi: sebab Tuhanlah Raja yang mul dan berkuasa untuk selama-lamanya)

Doa untuk orang sakit


Tuhan Allah kami, penderita sakit ini telah datang kepada-Mu untuk memohon apa
yang ia dambakan dan ia yakin sebagai yang terpenting baginya. Sangatlah
penting bahwa jiwa rohani kita sehat berilah ya Tuhan agar kata-kata itu melekat
dalam hatinya.
Semoga kehendak-Mu yang Kudus terlaksana padanya dalam segala hal, apabila
Engkau ingin agar ia disembuhkan tetapi andaikata kehendak-Mu lain semoga ia
mampu meneruskan memikul salib-Nya.
Bagi kami yang mendoakannya bersihkanlah hati kami agar kami pantas
menerima anugrah belas kasih-Mu, lindungilah dan ringankanlah penderitaannya,
tolonglah dia memikul salib-Nya dengan berani.
Sudilah Engkau mengajar mereka. Semua ini kami mohon demi Kristus Tuhan dan
pengantara kami. Amin.

C. DOA AGAMA KRISTEN


Teks Doa Bapa Kami (tertulis pad Injil Matius versi Terjemahan Baru)
Bapa kami yang di surga, dikuduskanlah namaMu.
Datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu, di bumi seperti di surga.
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami secukupnya, dan ampunilah kami
akan kesalahan kami seperti kamu juga telah mengampuni orang yang bersalah
kepada kami.
Dan janganlah membawa kami ke dalam percobaab, tetapi lepaskanlah kami dari
pada yang jahat.
(karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa kemudian sampai selama-
lamanya). Amin
Karena kami semua percaya bilur-bilutMu telah menyembuhkan aku. Demikianlah
seru doa kami yang jauh dari sempurna, hanya kami Alaskan dalam namaMu yang
Kudus. Amin

D. DOA AGAMA HINDU


Doa waktu sakit
Om swastyastu
Om tryambakani yajamahe sugandhini pusti wardanam urvakum iva bandhanat
Mrtyor muksiya mamrat
Kami memuja Hyang Rudra yang menyebarkan keharuman dan
memperbanyak makanan. Semoga Ia melepaskan kami, seperti buah
mentimun dari batangnya. Dari kematian dan bukan dari kekekalan.
Om santih santih santih
Doa belasungkawa
Om swastyastu
Om vayur anilam amrtam
Athedam Bhasmantam Sariram

12
Ya Tuhan penguasa hidup, pada saat kematian ini semoga ia mengingat
Vijaksara Suci Om, semoga ia mengingat Engkau yang mana nasa dan kekal
abadi.
Ingat pula kepada karmanya. Semoga ia mengetahui bahwa Atma adalah abadi
dan badan ini akhirnya hancur menjadi abu. Om santih santih santih.

E. DOA AGAMA BUDHA


Doa keselamatan
Semoga segala malapetaka jauh menyisih, semua penyakit menjadi sembuh tiada
mara bahaya yang menimpa diriku.
Berdasarkan gaya-gaya kekuatan perlindungan ini, semoga tiada malapetaka yang
mengganggu berkat kemampuan paritta ini. Semoga semua kesukaranku lenyap.
Semoga berkat gaya-gaya pancaran Budha gaya-gaya pancaran pacceka Budha
dan gaya-gaya pancaran para arabat Ku mendapatkan perlindungan sekokoh
mungkin.

13
BAB V DOKUMENTASI

Proses dokumentasi dilakukan dengan melakukan pengisian data dari formulir yang
telah diisi dan diitanda tangani oleh pasien atau keluarganya. Bukti dokumentasi dapat
dilampirkan pada lembar berkas rekam medis dan lembar/catatan khusus petugas
kerohanian dari Rumah Sakit, meliputi :
1) Formulir permintaan pelayanan kerohanian
2) Buku pencatatan pelaksanaan pelayanan kerohanian
3) Lembar asesmen pasien/dokumen pengkajian keperawatan yang mencantumkan
pengkajian agama/kepercayaan
4) MOU kerjasama dengan pemuka agama

Revisi dan audit:


1) Kebijakan ini akan dikaji ulang dalam kurun waktu tiga tahun.
2) Kebijakan ini dievaluasi staf terkait
a) Komite mutu dan keselamatan pasien
b) Satuan pengawas internal
c) Staf lain terkait

Direktur
RSU Anna Medika Madura

dr. Yulia Mayasin, S.E.

14

Anda mungkin juga menyukai