Anda di halaman 1dari 22

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................2
BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT...............................................................................3
BAB III VISI, MISI, FALSAFAH DAN TUJUAN..............................................................................4
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI...............................................................................................5
BAB V STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA.............................................................................6
BAB VI URAIAN JABATAN.........................................................................................................7
BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA...........................................................................................10
BAB VIII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL.....................................................11
BAB IX KEGIATAN ORIENTASI.................................................................................................12
BAB X RAPAT..........................................................................................................................16
BAB XI PELAPORAN................................................................................................................18
LAMPIRAN 1 RAPAT INTERNAL POKJA PKPO 19 OKTOBER 2019............................................20
LAMPIRAN 2 RAPAT INTERNAL UNIT FARMASI 24 OKTOBER 2019........................................21

1
BAB I

PENDAHULUAN

Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran
yang sangat strategis dalam upaya mempercepat derajat kesehatan masyarakat
Indonesia. Pemerintah telah bersungguh-sungguh dan terus-menerus berupaya untuk
meningkatkan mutu pelayanan baik yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitasi. Peran tersebut pada dewasa ini semakin dituntut akibat adanya
perubahan-perubahan epidemiologik penyakit, perubahan struktur organisasi,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan sosio-ekonomi
masyarakat dan pelayanan yang lebih efektif, ramah dan sanggup memenuhi
kebutuhan mereka.
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat banyak hal yang
perlu diperhatikan. Salah satu diantaranya yang dianggap mempunyai peranan yang
cukup penting adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Sesuai dengan peraturan
Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Pelayanan Kesehatan. Agar
penyelenggaraan pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan yang diinginkan maka
pelayanan harus memenuhi berbagai syarat diantaranya; tersedia dan
berkesinambungan, dapat diterima dan wajar, mudah dicapai, mudah dijangkau, dan
bermutu 
Untuk itu keberadaan sebuah tempat pelayanan kesehatan sebagai salah satu
dari sarana kesehatan menjadi sangat penting dalam rangka menunjang pembangunan
kesehatan, yang khusus bergerak dibidang kuratif dan rehabilitative, sekaligus
mendukung upaya pelayanan kesehatan secara umum di Kota Banjarbaru. Disamping
itu keberadaan pelayanan kesehatan lain yang sudah lebih dahulu ada di kota
Banjarbaru diharapkan dapat menjadi mitra Rumah Sakit ini.

2
BAB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

Rumah Sakit Umum Mawar didirikan pada Tahun 2005. Beralamat di Jalan
Panglima Batur No.52 RT.01 RW.022 Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru
Utara, Kota Banjarbaru. Rumah Sakit Umum Mawar Banjarbaru sebelumnya
berstatus Klinik Bersalin dan Perawatan Anak “Mawar” Banjarbaru Pemrakarsa pada
saat itu adalah H. Mawardi sekaligus juga sebagai pemilik tunggal. Mulai
beroperasional pada tanggal 13 April 2007. Kemudian pada tanggal 07 Desember
2007 dengan beberapa pertimbangan dan untuk perkembangan Klinik Bersalin dan
Perawatan Anak “Mawar”, kemudian berproses berubah nama menjadi RSU Mawar
Banjarbaru. dengan kepemilikan bersama oleh Tn. Lihan serta Tn. Dermawan Jaya
Setiawan yang dikukuhkan dengan Akta No.22 Tanggal 04 Maret 2009.
Pada tahun 2015, terjadi perubahan status kepemilikan yang disesuaikan
dengan akta Nomor 28 Tanggal 05 Februari 2015, dengan pemilik dr. Handy
Indradjaja di bawah naungan PT. Panasea Hospital Medicalindo. Dengan dengan
Kapasitas tempat tidur pada saat itu 15 bed. Pada Tahun 2016 Rumah Sakit Umum
Mawar meningkatkan kelasnya menjadi RSU type D dengan kapasitas tempat tidur
menjadi 50 buah.

3
BAB III

VISI, MISI, FALSAFAH DAN TUJUAN

A. Moto : Idaman Dalam Pelayanan


B. Visi : Menjadi Rumah Sakit Unggulan dan Terpercaya di Banjarbaru.
C. Misi :
1. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang di Dukung oleh
Tenaga Profesional dan Sarana Prasarana yang Memadai
2. Memberikan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu dan
Terjangkau oleh Semua Lapisan Masyarakat
D. Falsafah : Kenyamanan dan Kepuasan Pelanggan dengan Pelayanan Sepenuh
Hati
E. Tujuan : Meningkatkan kemampuan pelayanan dan masyarakat dalam
mencapai derajat kesehatan yang lebih baik, pencegahan penyakit
dan pemulihan kesehatan individu yang bermutu, efisien efektif dan
merata dilingkungan RSU Mawar Banjarbaru.

4
BAB IV

STRUKTUR ORGANISASI

Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Mawar dibentuk berdasarkan


Peraturan Menteri Kesehatan Republikk Indonesia Nomor
1045/MENKES/PER/XI/2006.
Adapun Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Mawar adalah:
A. Direktur RSU Mawar : dr. Hukniatiku Diana
B. Komite Medik : dr. Henike Kresnowati, Sp.KFR
C. Komite Etik dan Hukum : dr. Noor Anita Rahmalia
D. TIM PPI : drg. Rahmi Nurhayati
E. Bagian Pelayanan : dr. Siti Adjar Novika Wulandari
F. Bagian Kepegawaian : Primananda Cindina Damayanti, S.Kom
G. Bagian Umum dan Hukum : Reza Fahlevi, S.H
H. Bagian Keuangan dan Aset : Yessi Suci Risdawati, S.Ak

5
BAB V

STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA

STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI RSU MAWAR BANJARBARU

DIREKTUR RSU MAWAR BANJARBARU dr.

HUKNIATIKU DIANA

BAG. PELAYANAN
dr. Siti Adjar Novika

KEPALA INSTALASI FARMASI


(APOTEKER)
Novia Anggraini S. Farm., Apt

Pelayanan Kefarmasian (asisten


Pelayanan Perbekalan Farmasi apoteker) Linda
Mauiijzah R Nurul Fithriah Kamaliah
Dede Indrawan

6
BAB VI

URAIAN JABATAN

Apotek adalah suatu tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian, penyaluran


sediaan farmasi, dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Pengertian ini
didasarkan pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan RI
No. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin
Apotek.
Pekerjaan kefarmasian menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 yaitu meliputi
pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan,
penyimpanan dan pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan
informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Apotek sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan perlu mengutamakan
kepentingan masyarakat dan berkewajiban menyediakan, menyimpan dan
menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu baik dan keabsahannya terjamin.
Apotek dapat diusahakan oleh lembaga atau instansi pemerintah dengan tugas
pelayanan kesehatan di pusat dan daerah, perusahaan milik negara yang ditunjuk oleh
pemerintah dan apoteker yang telah mengucapkan sumpah serta memperoleh izin dari
Suku Dinas Kesehatan setempat.

A. Kepala Instalasi Farmasi (APOTEKER) RSU MAWAR


Kepala Instalasi Farmasi bertugas dalam:
1. Mempelajari program kerja RSU MAWAR, kebijaksanaan Direktur, rencana
kerja di lingkungan Wadir Umum dan Keuangan, Wadir Medik dan
Keperawatan, dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku bagi
Instalasi Farmasi sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas.

7
2. Menyusun rencana kerja instalasi melalui evaluasi rencana dan hasil kerja
tahun yang lalu, proyeksi kegiatan yang akan datang, dan arahan dari atasan
agar pelaksanaan kegiatan instalasi terlaksana dengan efektif dan efisien.
3. Mengkoordinir penyusunan tatakerja di lingkungan Instalasi yang
meliputi cara pelaksanaan tugas, pendistribusian tugas, penentuan target
kerja, serta bimbingan dalam pencapaian target kerja instalasi.
4. Bertanggung jawab dalam koordinasi penggunaan fasilitas kerja di
lingkungan instalasi agar terjalin kerjasama untuk meningkatkan mutu
pelayanan instalasi.
5. Mengawasi dan mengendalikan mekanisme kerja bawahan dan memberi
arahan cara penyelesaian masalah kepada bawahan.
6. Memotivasi bawahan dengan memberi penghargaan baik secara formal
maupun secara informal untuk meningkatkan semangat kerja bawahan.
7. Melakukan koordinasi dengan unit kerja lainnya di lingkungan RSU
MAWAR untuk menunjang kelancaran pelayanan Farmasi dan pelayanan
RSU MAWAR pada umumnya.
8. Mengkoordinir penyusunan usulan anggaran instalasi, usulan kebutuhan
ketenagaan instalasi dan usulan sarana yang diperlukan instalasi.
9. Mengkoordinir pelaporan berkala dan laporan khusus untuk disampaikan
kepada Kasi Pelayanan medik dari setiap kegiatan Instalasi Farmasi.
10. Menyampaikan usulan pemecahan masalah yang berkaitan dengan
kegiatan Instalasi Farmasi kepada Kasi Penunjang Medik sebagai
masukan dalam pemecahan masalah yang timbul.
11. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan dalam rangka memperlancar
pelaksanaan kegiatan di Instalasi Farmasi.

B. Pengelolaan Perbekalan Farmasi


unit perbekalan farmasi bertugas untuk :
1. Memberi masukkan terhadap program kerja instalasi farmasi , terutama dalam
hal pengelolaan perbekalan farmasi.

8
2. Membuat perencanaan dan pengadaan perbekalan farmasi.
3. Mengatur sistem penyimpanan perbekalan farmasi.
4. Mengatur sistem distribusi perbekalan farmasi.
5. Memimpin, mengatur dan menyelenggarakan kegiatan pegelolaan perbekalan
farmasi
6. Membuat , memperbaiki , mengembangkan dan menjalankan protab pengelolaan
perbekalan farmasi sesuai dengan perkembangan ilmu kefarmasian.
7. Melaksanakan pengawasan, pembinaan, bimbingan dan evaluasi terhadap staf
digudang farmasi dalam rangka pengembangan mutu pelayanan farmasi.
8. Melaksanakan pengendalian, pengawasan, dan pengelolaan perbekalan farmasi
dirumah sakit.
9. Membina hubungan kerja yang baik dengan unit kerja yang ada di instalasi
farmasi dan di lingkungan rumah sakit.
10. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala instalasi farmasi.

C. Asisten Apoteker
1. Mengecek kesiapan apotek sebelum operasional
2. Menyusun produk racikan yang di distribusi dari gudang farmasi ke apotek
3. Melakukan peracikan obat
4. Melayani pembelian pasien
5. Membuat copy resep
6. Melakukan penyerahan produk kepada pasien

9
BAB VII

TATA HUBUNGAN KERJA

Instalasi Farmasi RSU MAWAR merupakan instalasi dibawah Wadir


Medik, Penunjang dan Keperawatan. Instalasi Farmasi dipimpin oleh Apoteker
yang membawahi Apoteker sebagai pengelola perbekalan farmasi, Apoteker
sebagai kendali mutu pelayanan farmasi dan Apoteker klinik sebagai pemberi
layanan farmasi klinik, tenaga teksis Kefarmasian yang membantu apoteker dalam
melakukan pengelolaan perbekalan farmasi dan pelayanan farmasi klinik, serta
tenaga administrasi dengan Tata Hubungan Kerja sebagai berikut :
A. Tata hubungan kerja internal
1. Kepala instalasi farmasi bertangguang jawab kepada direktur.
2. Kepala instalasi farmasi melakukan koordinasi dengan kepala seksi penunjang
medik
3. Kepala instalasi farmasi mengawasi dan mengendalikan mekaniasme kerja
apoteker dan ttk sebagai pelaksana teknis pelayanan kefarmasian.
4. Kepala instalasi farmasi melakukan koordinasi dengan unit kerja lain di
lingkungan rumah sakit.
5. Kepala unit bertanggung jawab kepada kepala instalasi farmasi
6. Kepala unit megawasi dan mengendalikan mekanisme kerja penanggung
jawab disetiap bagian.
7. Koordinator pelayanan bertanggung jawab kepada kepala instalasi farmasi.
8. Koordinator pelayanan bagian melakukan koordinasi dengan koordinator
pelayanan lain.

B. Tata hubungan kerja eksternal dan sector terkait


Kepala instalasi farmasi melakukan koordinasi dengen beberapa sector terkait
dilingkungan RS dakam melakasnakan pelayanan farmasi.

10
BAB VIII

POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

NO Jabatan Pengaturan jadwal


1 Kepala instalasi dinas pagi
Koordinator perbekalan
2 farmasi dinas pagi
Pelayanaan teknis
3 kefarmasian dinas pagi, siang, malam

NO Jabatan Kualifikasi Personil


1 Kepala instalasi S1, APOTEKER, telah memiliki STRA, SIPA,
dan telah memiliki Praktek di instalasi farmasi
    RS

koordinator perbekalan
2 farmasi S1, APOTEKER, telah memiliki STRA, SIPA,
dan telah memiliki Praktek di instalasi farmasi
    RS
Pelayanaan teknis
3 kefarmasian S1, APOTEKER, telah memiliki STRA, SIPA,
dan telah memiliki Praktek di instalasi farmasi
    RS

NO PROFESI JUMBLAH KETERANGAN


1 APOTEKER 1 -
2 D3 FARMASI 0 -
3 SMK FARMASI 0 -

11
BAB IX

KEGIATAN ORIENTASI

Orientasi khusus di unit farmasi adalah waktu yang harus dijalani seorang
karyawan baru untuk pengenalan sampai pemahaman sistem managemen dan
prosedur kerja di unit farmasi. Dengan program orientasi ini akan menolong
karyawan baru untuk memahami secara lebih dalam akan pekerjaannya selaras
dengan struktur organisasi dan sistem menagemen yang ada di dalamnya.
Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan semakin
banyaknya tuntutan dari customer maka dibutuhkan SDM yang berkualitasdalam
peker-jaan dan berkualitas dalam sikap. Begitu pula dalam hal pelayanan di unit
farmasi dibutuhkan SDM yang berkualitas, agar tidak terjadi komplain pasien karena
kesalahan pemberian obat dan komunikasi yang kurang baik dari petugas. Sehingga
perlu dibuat program orientasi bagi karyawan baru di unit farmasi agar dapat
mengenal dan memahami system organisasi, uraian tugas dan prosedur kerja di unit
farmasi, dengan orientasi diharapkan karyawan baru dapat dengan mudah
beradaptasi di lingkungannya yang baru dan hal itu akan mempengaruhi kinerja
karyawan baru menjadi
lebih baik

A. TUJUAN UMUM

Karyawan mengenal dengan baik tentang sistem organisasi di unit farmasi,


mengetahui dan mampu melaksanakan proses kerja yang ada dan mampu
beradaptasi dengan lingkungan dan rekan kerja dengan baik.

B. TUJUAN KHUSUS

1. Karyawan hapal visi misi dari unit farmasi

2. Karyawan mengetahui falsafah dan tujuan unit farmasi

3. Karyawan mengetahui struktur organisasi dan uraian tugasnya

12
4. Karyawan memahami dan menguasai prosedur kerja / SPO yang ada di unit
farmasi.

5. Karyawan mengetahui dan hafal seluruh obat dan alkes yang ada di unit
farmasi

6. Karyawan mengetahui manfaat obat-obat yang ada di unit farmasi

7. Karyawan mampu membedakan golongan obat dan mampu melakukan


penghitungan stock obat dengan baik

8. Karyawan mampu mengetahui sinonim obat yang ditulis dalam resep Dokter

9. Karyawan mampu menguasai SIM ( Sistem Informasi Mana- gemen ) yang


digunakan di unit farmasi.

10. Karyawan mengetahui sasaran mutu, dapat memahami dan menghitung


pencapaiannya

11. Karyawan mampu berkomunikasi yang baik dengan customer yang ada di
unit farmasi

C. KEGIATAN POKOK

1. Menyiapkan materi yang akan digunakan untuk orientasi

2. Menyusun jadwal orientasi

3. Melaksanakan kegiatan orientasi

4. Melakukan evaluasi orientasi

5. Menyusun laporan orientasi

D. RINCIAN KEGIATAN
Kegiatan orientasi yang dilakukan meliputi 2 macam :
1. Pengenalan dan pemahaman

13
2. Praktek

Rincian kegiatan yang dilakukan yaitu :

1. Menyiapkan materi orientasi :


a. Visi misi unit farmasi
b. Falsafah dan tujuan unit farmasi
c. Struktur organisasi dan uraian tugas di unit farmasi
d. SPO di unit farmasi
e. Sasaran mutu unit farmasi

2. Menjelaskan materi orientasi kepada karyawan baru

3. Mengenalkan pada lingkungan kerja :


a. Menjelaskan alur kerja
b. Menjelaskan uraian tugas tiap shif sesuai jadwal dinas
c. Menunjukkan tempat penyimpanan obat dan macam obat yang ada
d. Menjelaskan sebagian prosedur yang ada di unit farmasi yang
dipraktekkan langsung :
1) SPO Rawat jalan ( didalamnya termasuk membaca resep, komunikasi,
sinonim obat )
2) SPO Rawat inap ( didalamnya termasuk membaca resep, komunikasi,
sinonim obat dan retur obat )
3) SPO permintaan obat dari ruangan
4) SPO permintaan obat ke gudang farmasi
5) SPO retur obat
6) SPO pengadaan obat
7) SPO penerimaan obat
8) SPO penyimpanan obat

4. Menjelaskan dan mempraktekkan SIM di unit farmasi 5.Mempraktekkan


menghitung stock obat 6.Mempraktekkan menyimpan dan menata obat

14
5. Mengevaluasi pelaksanaan orientasi

6. Membuat laporan hasil evaluasi

E. SASARAN

1. Karyawan baru mengetahui,memahami sistem managemen di unit


farmasi,mampu menguasai SPO dan proses kerja di unit farmasi.

2. Karyawan baru memiliki sikap dan cara berkomunikasi yang baik.

15
BAB X

RAPAT

A. Pengertian
Rapat merupakan suatu pertemuan yang terdiri dari beberapa orang yang
memiliki kepentingan dan tujuan yang sama untuk membicarakan atau memecahkan
suatu masalah tertentu.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat membantu terselenggaranya program kerja panitia Farmasi yang
ada di RSU Mawar Banjarbaru

2. Tujuan Khusus
a. Dapat menggali segala permasalahan yang terkait dengan program kerja
panitia Farmasi di unit pelayanan Farmasi
b. Dapat mencari jalan keluar atau pemecahan permasalahan yang terkait
dengan program kerja panitia Farmasi guna peningkatan mutu pelayanan
rumah sakit.

C. Kegiatan Rapat

Rapat dilakukan dalam lingkungan unit kerja maupun antar unit kerja di
dalam rumah sakit. Rapat yang diadakan ada 2 macam yaitu :
1. Rapat Rutin
Rapat rutin merupakan rapat terjadwal yang diadakan sesuai program
kerja.
Rapat rutin diselenggarakan pada :
Waktu : minggu pertama setiap 3 bulan
Jam : 08.00 – selesai

16
Tempat : ruang instalasi farmasi
Peserta : Apoteker dan Asisten Apoteker
Materi : evaluasi kartu stok dan stok obat

2. Rapat Khusus
Rapat khusus adalah rapat yang tidak terjadwal yang sifatnya insidentil dan
diselenggarakan untuk membahas atau menyelesaikan permasalahan yang
bersifat insidentil

17
BAB XI

PELAPORAN

A. Pengertian
Pelaporan merupakan suatu system atau metode yang dilakukan untuk
melaporkan segala bentuk yang ada terkait dengan kegiatan rumah sakit.

B. Jenis Laporan
Laporan yang dibuat meliputi :
1. Laporan harian
Laporan yang dibuat dalam bentuk tertulis setiap kali selesai dalam
melaksanakan kegiatan perhari kepada pihak yang terkait sesuai ketentuan
yang berlaku antara lain :
a. Laporan penjualan obat per shift
b. Laporan kesesuaian stok narkotika dan psikotropika
c. Laporan kas standby

2. Laporan bulanan
Laporan yang dibuat dalam bentuk tertulis perbulan dan diserahkan kepada
pihak terkait sesuai ketentuan yang berlaku antara lain :
a. Laporan tagihan faktur pembelian obat
b. Laporan pajak obat rawat inap dan rawat jalan
c. Laporan invoice pasien rawat inap umum
d. Laporan invoice pasien rawat inap BPJS
e. Laporan biaya operasional farmasi
f. Laporan pengeluaran BMHP ruangan
g. Laporan omset rawat inap dan rawat jalan instalasi farmasi
h. Laporan waktu tunggu pelayanan resep perbulan
i. Laporan % penggunaan obat yang sesuai formularium
j. Laporan % obat yang terlayani

18
k. Laporan % obat yang dilabeli dengan benar
l. Laporan narkotika dan psikotropika DEPKES
m. Laporan barang yang mendekati ED dan yang sudah ED
n. Laporan stok gudang
o. Laporan monitoring pelabelan obat dan ketepatan penyimpanan LASA
dan high-alert

3. Laporan tahunan
Laporan yang dibuat dalam bentuk tertulis setiap akhir tahun sesuai
ketentuan yang berlaku, antara lain :
a. Laporan indikator mutu pelabelan obat dan ketepatan penyimpanan
LASA dan high-alert
b. Laporan evaluasi penyimpanan perbekalan farmasi
c. Laporan indikator mutu waktu tunggu pelayanan resep
d. Laporan indikator mutu penggunaan obat yang sesuai fomularium obat
yang terlayani, dan obat yang dilabeli dengan benar

19
LAMPIRAN 1

RAPAT INTERNAL POKJA PKPO 19 OKTOBER 2019

20
LAMPIRAN 2

RAPAT INTERNAL UNIT FARMASI 24 OKTOBER 2019

21
22

Anda mungkin juga menyukai