kertas kerja adalah catatan-catatn yang diselenggarakan oleh auditor mengenai prosedur
audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan
simpulan yang dibuatnya sehubungan dengan auditnya. Contoh kertas kerja adalah program
audit, hasil pemahaman terhadap pengndalian intern, analisis, memorandum, surat
konfirmasi, representasi klien, ikhtisar dari dokumen-dokumen perusahaan, dan daftar atau
komentar yang dibuat atau diperoleh auditor. Data kertas kerja dapat disimpan dalam pita
magetik, film, atau media yang lain. Kertas Kerja biasanya berisi dokumentai yang
memperlihatkan:
1) Telah dilaksanakan standar pekerjaan lapangan pertama yaitu pemeriksaan telah
direncanakan dan disupervisi dengan baik.
2) Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan kedua yaitu pemahaman memadai
atas pengendalian intern telah diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan
sifat, saat, dan lingkup pengujian yang telah dilakukan.
3) Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan ketiga yaitu bukti audit telah
diperoleh, prosedur audit telah ditetapkan, dan pengujian telah dilaksanakan , yang
memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan auditan.
1
3) Mengkoordinasi dan mengorganisasi semua tahap audit.
Audit yang dilaksanakan oleh auditor terdiri dari berbagai tahap audit yang
dilaksanakan dalam berbagai waktu, tempat, dan pelaksana. Setiap audit tersebut
menghasilkan berbagai macam bukti yang membentuk kertas kerja. Pengkordinasian
dan pengorganisasian berbagai tahap audit tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan kertas kerja.
2
9.3 Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Membuat Kertas Kerja.
Ada lima hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan kertas kerja :
1) Lengkap
a. Berisi semua imformasi yang pokok, menentuakn komposisi semua data penting
yang dicamtumkan dalam kertas kerja.
b. Tidak memerlukan tambahan penjelasan secara lisan. Artinya kertas kerja harus
jelas dapat berbicara sendiri, harus berisi imformasi yang lengkap, tidak berisi
imformasi yang belum jelas atau pertanyaan yang belum dijawab.
2) Teliti
Dalam pembuatan kerja, akuntan harus memperhatikan ketelitian dalam penulisan
dan perhitungan sehingga kertas kerjanya bebas dari kesalahan tulis dan perhitungan.
3) Ringkas
Kertas kerja harus dibatasi pada imformasi yang pokok-pokok saja yang relevan
dengan tujuan pemeriksaan yang dilakukan serta disajikan dengan ringkas, untuk
menghindari rincian-rincian yang tidak perlu. Analisis yang perlukan oleh seorang
akuntan harus merupakan peringkasan dan penapsiran data dan bukan hanya
merupakan penyalinan catatan klien kedalam kertas kerja.
4) Jelas
Kejelasan dalam imformasi kepada pihak-pihak yang akan memeriksa kertas kerja
perlu diusahakan oleh akuntan. Penggunaan ini istilah yang menimbulkan arti ganda
perlu dihindari. Penyajian imformasi secara sistematik perlu dilakukan.
5) Rapi
Kerapian dalam pembuatan kertas kerja dan keteraturan penyusunan kertas kerja
akan membantu akuntan senior dalam menela’ah hasil pekerjaan stafnya serta
memudahkan memperoleh imformasi dari kertas kerja tersebut.
3
9.4 Saling Hubungan Antar Kertas Kerja.
Antara kertas kerja yang satu dengan kertas kerja yang lain pada dasarnya saling berkaitan
dan kertas kerja tersebut akhirnya akan mendukung informasi atau data yang disajikan dalam
laporan keuangan.
4
Daftar Pustaka
Accounting1st. (2011, 29 Juni). Kertas Keja Audit. Diperoleh 05 Juli 2018, dari
https://accounting1st.wordpress.com/2011/06/29/kertas-kerja-audit-makalah/
Kumpulan Makalah Mata Kuliah. (2016, 02 Desember). Kertas Kerja Audit. Diperoleh 05 Juli
2018, dari http://arif-zulbahri.blogspot.com/2016/12/kertas-kerja-audit.html