Anda di halaman 1dari 5

9.1 Defini dan Tujuan Pembuatan Kertas Kerja Audit.

kertas kerja adalah catatan-catatn yang diselenggarakan oleh auditor mengenai prosedur
audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan
simpulan yang dibuatnya sehubungan dengan auditnya. Contoh kertas kerja adalah program
audit, hasil pemahaman terhadap pengndalian intern, analisis, memorandum, surat
konfirmasi, representasi klien, ikhtisar dari dokumen-dokumen perusahaan, dan daftar atau
komentar yang dibuat atau diperoleh auditor. Data kertas kerja dapat disimpan dalam pita
magetik, film, atau media yang lain. Kertas Kerja biasanya berisi dokumentai yang
memperlihatkan:
1) Telah dilaksanakan standar pekerjaan lapangan pertama yaitu pemeriksaan telah
direncanakan dan disupervisi dengan baik.
2) Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan kedua yaitu pemahaman memadai
atas pengendalian intern telah diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan
sifat, saat, dan lingkup pengujian yang telah dilakukan.
3) Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan ketiga yaitu bukti audit telah
diperoleh, prosedur audit telah ditetapkan, dan pengujian telah dilaksanakan , yang
memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan auditan.

Empat tujuan penting pembuatan kertas kerja adalah untuk :


1) Mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan auditan.
Kertas kerja dapat digunakan oleh auditor untuk mendukung pendapatnya, dan
merupakan bukti bahwa auditor telah melaksanakan audit yang memadai.

2) Menguatkan simpulan-simpulan auditor dan kompetensi auditnya.


Auditor dapat kembali memeriksa kertas kerja yang telah dibuat dalam auditnya,
jika di kemudian hari ada pihak-pihak yang memerlukan penjelasan mengenai
simpulan atau pertimbangan yang telah dibuat oleh auditor dalam auditnya.

1
3) Mengkoordinasi dan mengorganisasi semua tahap audit.
Audit yang dilaksanakan oleh auditor terdiri dari berbagai tahap audit yang
dilaksanakan dalam berbagai waktu, tempat, dan pelaksana. Setiap audit tersebut
menghasilkan berbagai macam bukti yang membentuk kertas kerja. Pengkordinasian
dan pengorganisasian berbagai tahap audit tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan kertas kerja.

4) Memberikan pedoman dalam audit berikutnya.


Dari Kertas Kerja dapat diperoleh informasi yang sangat bermanfaat untuk audit
berikutnya jika dilakukan audit yang berulang terhadap klien yang sama dalam periode
akuntansi yang berlainan, auditor memerlukan informasi mengenai sifat usaha klien,
catatan dan ank e akuntansi klien, pengendaian intern klien, dan rekomendasi
perbaikan yang diajukan kepada klien dalam audit yang lalu, jurnal-
jurnal adjustment yang disarankan untuk menyajikan secara wajar laporn keuangan
yang lalu.

9.2 Kertas Kerja dan Standar Auditing.


Kertas kerja harus disesuaikan dengan keadaan yang dihadapi dan kebutuhan auditor
dalam melaksanakan suatu penugasan audit. Ada tiga kelompok standar auditing, yaitu:
1) Kertas Kerja Audit dan Standar Umum
Standar umum menyatakan tentang kompetensi, independensi, dan kecermatan
dan keseksamaan pelaksanaan tugas.

2) Kertas Kerja Audit dan Standar Pekerjaan Lapangan


Standar pekerjaan lapangan berhubungan dengan perencanaan dan pengawasan
struktur pengendalian internal bukti audit kompeten yang memadai

3) Kertas Kerja dan Standar Pelaporan


Kertas kerja juga berhubungan erat dengan standar pelaporan. Kertas kerja
berguna untuk mendukung pendapat auditor yang diberikan dalam laporan audit.

2
9.3 Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Membuat Kertas Kerja.
Ada lima hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan kertas kerja :
1) Lengkap
a. Berisi semua imformasi yang pokok, menentuakn komposisi semua data penting
yang dicamtumkan dalam kertas kerja.
b. Tidak memerlukan tambahan penjelasan secara lisan. Artinya kertas kerja harus
jelas dapat berbicara sendiri, harus berisi imformasi yang lengkap, tidak berisi
imformasi yang belum jelas atau pertanyaan yang belum dijawab.

2) Teliti
Dalam pembuatan kerja, akuntan harus memperhatikan ketelitian dalam penulisan
dan perhitungan sehingga kertas kerjanya bebas dari kesalahan tulis dan perhitungan.

3) Ringkas
Kertas kerja harus dibatasi pada imformasi yang pokok-pokok saja yang relevan
dengan tujuan pemeriksaan yang dilakukan serta disajikan dengan ringkas, untuk
menghindari rincian-rincian yang tidak perlu. Analisis yang perlukan oleh seorang
akuntan harus merupakan peringkasan dan penapsiran data dan bukan hanya
merupakan penyalinan catatan klien kedalam kertas kerja.

4) Jelas
Kejelasan dalam imformasi kepada pihak-pihak yang akan memeriksa kertas kerja
perlu diusahakan oleh akuntan. Penggunaan ini istilah yang menimbulkan arti ganda
perlu dihindari. Penyajian imformasi secara sistematik perlu dilakukan.

5) Rapi
Kerapian dalam pembuatan kertas kerja dan keteraturan penyusunan kertas kerja
akan membantu akuntan senior dalam menela’ah hasil pekerjaan stafnya serta
memudahkan memperoleh imformasi dari kertas kerja tersebut.

3
9.4 Saling Hubungan Antar Kertas Kerja.
Antara kertas kerja yang satu dengan kertas kerja yang lain pada dasarnya saling berkaitan
dan kertas kerja tersebut akhirnya akan mendukung informasi atau data yang disajikan dalam
laporan keuangan.

4
Daftar Pustaka

Accounting1st. (2011, 29 Juni). Kertas Keja Audit. Diperoleh 05 Juli 2018, dari
https://accounting1st.wordpress.com/2011/06/29/kertas-kerja-audit-makalah/

Kumpulan Makalah Mata Kuliah. (2016, 02 Desember). Kertas Kerja Audit. Diperoleh 05 Juli
2018, dari http://arif-zulbahri.blogspot.com/2016/12/kertas-kerja-audit.html

Anda mungkin juga menyukai