Harrison dan McKinnon (1986, dalam Radebaugh dkk.,2006) mengusulkan sebuah rerangka
metodologis yang memasukkan budaya untuk menganalisis perubahan regulasi pelaporan
keuangan pada tingkat nasional. Pendekatan ini dilengkapi oleh Gray (1988, dalam
Radebaugh dkk, 2006) yang menyatakan bahwa rerangka teoretis yang memasukkan budaya
dapat digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi diversitas akuntansi internasional dan
untuk mengidentifikasi pola-pola perkembangan akuntansi secara internasional.
Tujuan penelitian rintisan Hofstede pada tahun 1970-an adalah untuk mendeteksi elemen-
elemen yang paling kuat memengaruhi perilaku dalam situasi kerja organisasi atau institusi.
Hofstede menunjukkan bahwa empat dimensi budaya nasional, yaitu individualism, jarak
kekuasaan, penghindaran ketidakpastian, dan maskulinitas (Radebaugh dkk, 2006).
1
kekuasaan kecil berjuang keras untuk memperoleh kesamaan kekuasaan dan
menuntut justifikasi ketidaksamaan kekuasaan.
3. Penghindaran Ketidakpastiaan Lemah versus Kuat. Penghindaran ketidakpastian
menunjukkan tingkat dimana para anggota sebuah masyarakat merasa tidak nyaman
terhadap ketidakpastian dan ambiguitas. Penhindaran ketidakpastian kuat
menunjukkan bahwa masyarakat mempertahankan keyakinan dan perilaku yang kaku
serta tidak toleran terhadap ide-ide atau orang-orang yang menyimpang. Penghindaran
ketidakpastian lemah menujukkan pada masyarakat yang mempertahankan
lingkungan yang lebih santai dimana praktik lebih penting daripada prinsip dan
toleransi terhadap penyimpangan relative besar.
4. Maskulinitas versus Femininitas. Maskulinitas mengacu pada preferensi masyarakat
terhadap pencapaian, kepahlawanan, ketegasan, dan kesuksesan material. Sebaliknya
femininitas mengacu pada kekerabatan, kerendahhatian, perhatian terhdapa yang
lemah, dan kualitas hidup.
Gray(1988, dalam radebaughdkk.,2006), dan Choi dan Meek, 2008) mengusulkan identifikasi
terhadap empat nilai akuntansi yang diderivikasi dari sebuah review terhadap praktik dan
literaturakuntansi sebgai berikut :
2
dengan pendanaan dan amanjemen perusahaan, bukannya pendekatan yang lebih
transparan, terbuka, dan akuntabel secara publik.
Nilai-nilai akuntansi yang paling relevan dengan profesionalisme atau otoritas statutori untuk
sistem dan pelaksanaan akuntansi adalah profesionalisme dan keseragaman. Keduanya
berkenaan dengan regulasi dan tingkat pelaksanaan atau kesesuaian (konformitas). Oleh
karena itu, keduanya dapat digabungkan dan ditentukan klasifikasi bidang-bidang budaya
dengan sebuah basis pertimbangan (judgemental basis). Pembuatan pertimbangan-
pertimbangan tersebut harus mengacu pada korelasi relevan antara dimensi-dimensi nilai dan
kelompok negara yang diidentifikasi dari analisis statistik yang dilaksanakan oleh Hofstede.
Dari klasifikasi ini Nampak bahwa bidang-bidang budaya Nordic dan Anglo dan dilawankan
dengan bidang-bidang budaya Jerman dan negara-negara Latin yang relatif maju dan juga
bidang-bidang budaya Jepang, Timur dekat, negara-negara Latin, dan Asia yang kurang
berkembang, dan Afrika. Bekas negara-negara jajahan di Asia diklasifikais terpisah karena
mewakili pengaruh gabungan (Radebaugh dkk.,2006).
Nilai-nilai akuntansi yang paling relevan dengan praktik-praktik pengukuran dan sampai
tingkat tertentu dengan informasi yang didisklos adalah dimensi konservatisme dan dimensi
kerahasiaan (sekresi). Oleh karena itu, kedua dimensi ini dapat digabungkan, dan klasifikasi
bidang-bidang budaya dihipotesiskan berdasarkan judgement. Pembuatan pertimbangan
mengenai klasifikasi-klasifikasi ini harus mengacu pada korelasi yang relevan antara
dimensi-dimensi nilai dan kelompok-kelompok resultan dari negara-negara yang
diidentifikasi dari analisis statistik yang dilaksanakan oleh Hofstede. Disini terlihat bahwa
budaya kelompok Anglo dan Nordic dapat dikontraskan dengan kelompok Jerman dan
kelompok Latin yang lebih berkembang, Jepang, Asia yang kurang berkembang, Afrika,
Latin kurang berkembang, dan Timur dekat. Dalam termin-termin yang lebih luas, negara-
negara dapat dikelompokkan menjadi yang relatif, optimis, dan transparan atau yang relatif
konservatif dan sekretif (rahasia).
3
Dalam hubungannya dengan dimensi konservatisme, studi-studi empiris mengani praktik-
praktif pengukuran laba di Prancis, Jerman, Belanda, Swedia, Inggris, dan AS menunjukkan
perbedaan yang signifikan yang mendukung pentingnya dimensi inti secara internasional.
Signifikansi dimensi kerahasiaan atau transparansi juga didukung oleh penemuan penelitian-
penelitian yang baru mengani praktik praktik disklosur informasi disejumlah negara besar
termasuk Kanada, Perancis, Jerman, Jepang, Belanda, Swiss, Inggris, dan AS.
3.2.2 Pendekatan deduktif diidentifikasi faktor-faktor lingkungan yang relevan, dan dengan
menghubungkan faktor-faktor ini dengan praktik akuntansi nasional, disusun pola
pengelompokan internasional. Ada 3 klasifikasi, yaitu klasifikasi berdasarkan
pendekatan perkembangan akuntansi, berdasarkan system hukum dan berdasarkan
system praktik.
4
makro, dalam ekonomi mikro, dalam pola disiplin independen dan dalam pola
akuntansi seragam.
2. Hukum Undang-Undang dan Hukum Umum
Menurut system hukum akuntansi dibedakan menjadi dua yaitu akuntansi hukum
umu (common law accounting) dan akuntansi hukum undang-undang (code law
accounting). Sistem hokum sebuah Negara dan sistem keuanganya mempunyai
hubungan sebab akibat. Sistem hokum umum menekankan pada hak pemegang
saham dan memberikan proteksi atau perlindungan kepada investor yang relative
lebih kuat daripada sistem hukum undang-undang.
5
DAFTAR PUSTAKA
Buku Akuntansi Internasional Isu-isu Akuntansi dalam Perspektif Internasional oleh Drs.
Sunardi, M.Si.,Akt dan Drs. Danang Sunyoto, SH, SE, MM