Anda di halaman 1dari 133

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Departemen Manajemen Skripsi Sarjana

2017

Analisis Faktor-faktor yang


Mempengaruhi Struktur Modal pada
Perusahaan Sektor Pertambangan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Junita, Atifah

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/1176
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR


MODAL PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH :

ATIFAH JUNITA
150521062

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN EKSTENSI


DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN SEKTOR
PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
antara struktur aset (FATA), ukuran perusahaan (SIZE), tingkat pertumbuhan
(GROWTH), profitabilitas (ROI) dan risiko bisnis (B_RISK) terhadap struktur
modal (Debt to Equity Ratio dan Debt to Assets Ratio). Populasi penelitian yang
digunakan sebanyak 41 perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) untuk periode 2013 sampai 2016. Banyaknya sampel yang
sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan sebanyak 11 perusahaan
sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik
analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan regresi linear
berganda data panel. Pemilihan data panel yang digunakan adalah Fixed Effect
Model (FEM). Untuk menilai kelayakan model (Goodness of Fit) dilakukan
dengan Uji F, Uji t dan koefisien determinasi dengan tingkat signifikansi 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur aset berpengaruh negatif tidak
signifikan terhadap struktur modal (Debt to Equity Ratio) tetapi berpengaruh
positif tidak signifikan terhadap struktur modal (Debt to Assets Ratio). Ukuran
perusahaan dan tingkat pertumbuhan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap
struktur modal (Debt to Equity Ratio) tetapi berpengaruh negatif tidak signifikan
terhadap struktur modal (Debt to Assets Ratio). Return on investment berpengaruh
positif tidak signifikan terhadap struktur modal (Debt to Equity Ratio) tetapi
berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal (Debt to Assets Ratio).
Risiko bisnis berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal (Debt to
Equity Ratio dan Debt to Assets Ratio).

Kata kunci: Struktur Aset, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan, Return


on Investment, Risiko Bisnis, Debt to Equity Ratio dan Debt to
Assets Ratio.

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

THE ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE


CAPITAL STRUCTURE IN MINING SECTOR
COMPANY LISTED ON INDONESIA STOCK
EXCHANGE
The purpose of this research is to identify and analyze the effect of assets
structure, firm size, growth, profitability, and business risk to capital structure
(Debt to Equity Ratio dan Debt to Assets Ratio). The study population is used as
much as 41 mining sector companies listed on Indonesia Stock Exchange (IDX)
for the period of 2013 to 2016. The number of samples in accordance with the
criteria specified were 11 companies listed on Indonesia Stock Exchange (IDX).
The data analysis technique used is descriptive statistical analysis regression and
multiple regression panel data. Selection of panel data used is the Fixed Effect
Model (FEM). To assess the Goodness of Fit of model tested the F test, t test and
test the coefficient of determination with a significance level 5%. The result of
this study showed that the assets structure has a negatif and not significant effect
on the Debt to Equity Ratio but has a positive and not significant effect on Debt to
Assets Ratio. Firm size and growth have a positive and not significant effect on
Debt to Equity Ratio but have a negatif and not significant effect on Debt to
Assets Ratio. Return on investment has a positive and not significant effect on
Debt to Equity Ratio but have a negatif and significant on Debt to Assets Ratio.
Business risk have a positive and significant effect on Debt to Equity Ratio and
Debt to Assets Ratio.

Keyword: Assets Structure, Firm Size, Growth, Return on Investment,


Business Risk, Debt to Equity Ratio and Debt to Assets Ratio.

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur peneliti ucapkan atas

kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena berkat rahmat, karunia dan hidayah-

Nya peneliti masih diberikan nikmat kesehatan dan kesempatan untuk dapat

menyelesaikan penelitian skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-faktor

yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Sektor

Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

Skripsi ini peneliti persembahkan untuk kedua orang tua tercinta Bapak

Naman dan Ibu Suryani yang tiada pernah henti memberikan do’a, nasihat, cinta

dan kasih sayang, serta dukungan moril maupun materil sehinggga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan,

bimbingan, saran, motivasi, dan do’a dari berbagai pihak. Maka, pada kesempatan

ini dengan segala kerendahan hati, peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Muslich Lufti, SE, MBA, selaku Ketua Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Dr. Amlys Syahputra Silalahi, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, arahan, dan saran kepada peneliti dalam

Universitas Sumatera Utara


menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Beby Kendida Hasibuan, SE, M.Si, selaku Dosen Penguji I yang telah

memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Ibu Inneke Qamariah, SE, M.Si, selaku Dosen Penguji II yang telah

memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen, serta seluruh staf dan pegawai Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara.

8. Seluruh keluarga besar Ali Abdul Saat di Medan dan Djidih Bin Maad di

Depok, Opung dr. M.M. Hutabarat dan Tulang Ir.Tuani Naibaho yang selalu

memberikan doa, saran, dan motivasi kepada peneliti.

9. Sahabat peneliti Riska, Fitri, Ratna, Uul, Lina, Fito, Arief yang selalu

memberikan do’a, semangat, motivasi, dan bantuan yang tiada henti kepada

peneliti. Teman-teman peneliti Yuda, Putri, Tiwi, Pita, Vira, Dwi, Anin,

teman-teman manajemen ekstensi stambuk 2015 yang telah banyak

membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Medan, Oktober 2017


Peneliti

Atifah Junita
NIM. 150521062

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI
Halaman

ABSTRAK ...............................................................................................
i
ABSTRACT ...........................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ............................................................................. iii
DAFTAR ISI ...........................................................................................
v
DAFTAR TABEL ................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................... 9
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................ 9
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 11
2.1 Struktur Modal ................................................................ 11
2.2 Struktur Modal Optimal .................................................. 12
2.3 Teori Struktur Modal....................................................... 13
2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal ....... 19
2.5 Penelitian Terdahulu ....................................................... 25
2.6 Kerangka Konseptual ...................................................... 27
2.7 Hipotesis Penelitian ......................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... 31
3.1 Jenis Penelitian ................................................................ 31
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................... 31
3.3 Batasan Operasional Penelitian ....................................... 31
3.4 Definisi Operasional Variabel ......................................... 32
3.4.1 Variabel Dependen .............................................. 32
3.4.2 Variabel Independen ........................................... 32
3.5 Operasionalisasi Variabel................................................ 34
3.6 Populasi dan Sampel ....................................................... 34
3.7 Jenis dan Sumber Data .................................................... 36
3.8 Metode Pengumpulan Data ............................................. 36
3.9 Teknik Analisis Data ....................................................... 37
3.9.1 Statistik Deskriptif ............................................... 37
3.9.2 Pemilihan Model Data Panel ............................... 37
3.9.3 Analisis Regresi Linier Berganda Data Panel ..... 39
3.9.4 Uji Asumsi Klasik ............................................... 40
3.10 Test of Goodness of Fit ................................................... 43
3.10.1 Koefisien Determinasi ......................................... 43
3.10.2 Uji F ..................................................................... 43
3.10.3 Uji t ...................................................................... 45

Universitas Sumatera Utara


BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................... 47
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ................................ 47
4.2 Analisis Statistik Deskriptif ............................................ 54
4.3 Pemilihan Model Data Panel ........................................... 57
4.4 Analisis Regresi Linier Berganda Data Panel ................. 60
4.5 Uji Asumsi Klasik ........................................................... 63
4.5.1 Uji Normalitas ..................................................... 63
4.5.2 Uji Multikolinearitas ........................................... 65
4.5.3 Uji Autokorelasi .................................................. 66
4.5.4 Uji Heteroskedastisitas ........................................ 67
4.6 Test of Goodness of Fit ................................................... 68
4.6.1 Analisis Koefisien Determinasi ........................... 70
4.6.2 Uji Signifikansi Pengaruh Serempak (Uji F) ...... 71
4.6.3 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji t) ............. 72
4.7 Pembahasan ..................................................................... 74
4.7.1 Pengaruh Struktur Aset, Ukuran Perusahaan,
Tingkat Pertumbuhan, Profitabilitas dan Risiko
Bisnis Terhadap Debt to Equity Ratio (DER) ..... 74
4.7.2 Pengaruh Struktur Aset, Ukuran Perusahaan,
Tingkat Pertumbuhan, Profitabilitas dan Risiko
Bisnis Terhadap Debt to Assets Ratio (DAR) ..... 79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 85
5.1 Kesimpulan ..................................................................... 85
5.2 Saran ................................................................................ 86
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 88
LAMPIRAN ............................................................................................. 91

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman


1.1 Tingkat Pertumbuhan Total Utang Beberapa Perusahaan
Pertambangan di BEI Tahun 2011-2015.................................................................8
2.1 Penelitian Terdahulu...................................................................................................25
3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian......................................................................34
3.2 Sampel Penelitian........................................................................................................35
4.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian.................................................................54
4.2 Uji Chow........................................................................................................................58
4.3 Uji Chow........................................................................................................................58
4.4 Uji Hausman..................................................................................................................59
4.5 Uji Hausman..................................................................................................................59
4.6 Pengujian Regresi Linier Berganda Data Panel.................................................60
4.7 Pengujian Regresi Linier Berganda Data Panel.................................................62
4.8 Uji Multikolinearitas dengan Matriks Korelasi..................................................65
4.9 Uji Multikolinearitas dengan Matriks Korelasi..................................................65
4.10 Uji Autokorelasi (Durbin-Watson).........................................................................66
4.11 Uji Autokorelasi (Durbin-Watson).........................................................................66
4.12 Uji Heteroskedastisitas (Breusch-Pagan).............................................................67
4.13 Uji Heteroskedastisitas (Breusch-Pagan).............................................................67
4.14 Nilai statistik dari Koefisien Determinasi, Uji F, dan Uji t.............................68
4.15 Nilai statistik dari Koefisien Determinasi, Uji F, dan Uji t.............................69

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman


1.1 Harga Komoditas Tertentu Tahun 2009-2016........................................................7
2.1 Kerangka Konseptual.................................................................................................30
4.1 Uji Normalitas (Jarque-Bera)...................................................................................64
4.2 Uji Normalitas (Jarque-Bera)...................................................................................64

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman

1 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 91


2 Debt to Equity Ratio Perusahaan Sektor Pertambangan Tahun
2013-2016 ............................................................................. 92
3 Debt to Assets Ratio Perusahaan Sektor Pertambangan Tahun
2013-2016 ............................................................................. 94
4 Struktur Aset Perusahaan Sektor Pertambangan Tahun
2013-2016 ...................................................................................... 96
5 Ukuran Perusahaan Sektor Pertambangan Tahun 2013-2016 ....... 98
6 Tingkat Pertumbuhan Perusahaan Sektor Pertambangan Tahun
2013-2016 ...................................................................................... 100
7 Return on Investment Perusahaan Sektor Pertambangan Tahun
2013-2016 ............................................................................. 102
8 Risiko Bisnis Perusahaan Sektor Pertambangan Tahun
2013-2016 ............................................................................. 104
9 Statistik Deskriptif ......................................................................... 110
10 Uji Chow ....................................................................................... 110
11 Uji Hausman .................................................................................. 112
12 Pengujian Regresi Linier Berganda Data Panel ............................ 114
13 Uji Normalitas dengan Uji Jarque-Bera ........................................ 115
14 Uji Multikolinearitas ..................................................................... 115
15 Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson ................................ 116
16 Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Breusch-Pagan-Godfrey ....... 116
17 Common Effect Model (CEM) ............................................................... 118
18 Fixed Effect Model (FEM) ..................................................................... 119
19 Random Effect Model (REM) ................................................................. 121

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia bisnis dan ekonomi yang semakin pesat telah

menciptakan suatu persaingan yang semakin tajam antar perusahaan. Hal ini

mendorong manajer untuk dapat memainkan peranan yang penting dalam kegiatan

operasi, pemasaran dan pembentukan strategi perusahaan secara keseluruhan

dengan tujuan agar perusahaan dapat bertahan menghadapi persaingan dan

mencapai keuntungan yang maksimal. Keputusan penting yang dihadapi oleh

manajer dalam kelangsungan operasi perusahaan adalah keputusan struktur modal.

Struktur modal merupakan perimbangan antara penggunaan modal yang

terdiri dari utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang

dengan modal sendiri yang terdiri dari saham preferen dan saham biasa (Sjahrial,

2014). Salah satu faktor yang membuat suatu perusahaan memiliki daya saing

dalam jangka panjang adalah karena faktor kuatnya struktur modal yang

dimilikinya. Sehingga, keputusan sumber-sumber dana yang dipakai untuk

memperkuat struktur modal suatu perusahaan tidak dapat dilihat sebagai

keputusan yang sederhana namun memiliki implikasi kuat terhadap apa yang akan

terjadi di masa yang akan datang (Fahmi, 2016).

Masalah struktur modal merupakan masalah yang penting bagi setiap

perusahaan, karena tinggi rendahnya struktur modal akan mencerminkan posisi

keuangan suatu perusahaan. Sehingga perusahaan dituntut untuk mampu

menciptakan struktur modal yang optimal dengan cara menghimpun dana baik

Universitas Sumatera Utara


dari dalam maupun dari luar perusahaan. Pihak manajemen harus

mempertimbangkan baik buruknya keputusan pendanaan apakah perusahaan

menggunakan modal asing (utang) ataukah modal sendiri.

Perusahaan yang menggunakan utang atau dana dari pihak luar harus

memiliki sikap kehati-hatian karena utang seperti dua sisi mata uang yang

mendatangkan keuntungan dan kerugian. Keuntungan yang diperoleh yaitu

pembayaran utang dapat mengurangi jumlah pajak yang dibayarkan, dan salah

satu kerugiannya adalah apabila operasional perusahaan tidak berjalan seperti apa

yang diharapkan maka bunga utang akan membebani perusahaan dan dapat

menyebabkan kebangkrutan usaha. Perusahaan yang memilih menggunakan

modal sendiri juga memiliki kendala yaitu dana yang tersedia untuk usaha terbatas

sehingga hasil yang diperoleh perusahaan juga terbatas. Akan tetapi, bila

perusahaan mengutamakan pendanaan internal (modal sendiri) maka perusahaan

tersebut dapat mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar.

Struktur modal dapat diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) dan Debt

to Assets Ratio (DAR). DER merupakan perbandingan antara total utang dan

ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri

perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya (Syahyunan, 2015). Jika utang

perusahaan lebih tinggi dari pada modal sendiri, besarnya rasio DER berada di

atas satu. Oleh karena itu, investor cenderung lebih tertarik pada tingkat DER

yang besarnya kurang dari satu, karena jika DER lebih dari satu menunjukkan

bahwa perusahaan menggunakan lebih banyak utang daripada modal sendiri

(ekuitas) dan menyebabkan risiko perusahaan semakin meningkat.

Universitas Sumatera Utara


DAR merupakan perbandingan antara total utang dengan total aset dalam

pendanaan perusahaan. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar aset

perusahaan yang dibiayai oleh utang. Semakin tinggi DAR berarti semakin besar

jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk investasi pada aset guna

menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.

Pentingnya keputusan struktur modal bagi suatu perusahaan, menuntut

setiap manajer perusahaan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang perlu

dipertimbangkan ketika membuat suatu keputusan struktur modal. Dengan

mengetahui faktor-faktor tersebut, pihak manajer perusahaan akan lebih mudah

dalam mengambil keputusan pendanaan yang akan digunakan perusahaan untuk

kegiatan operasional dan pengembangan usahanya. Faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi komposisi struktur modal perusahaan diantaranya stabilitas

penjualan, struktur aset, ukuran perusahaan, leverage operasi, tingkat

pertumbuhan, profitabilitas, risiko bisnis, pajak, pengendalian, sikap manajemen,

sikap pemberi pinjaman dan lembaga pemeringkat, kondisi pasar, kondisi internal

perusahaan, dan fleksibilitas keuangan (Brigham dan Houston, 2011). Dalam

penelitian ini, peneliti hanya membatasi beberapa faktor yang akan diteliti yang

diduga berpengaruh terhadap struktur modal diantaranya struktur aset, ukuran

perusahaan, tingkat pertumbuhan, profitabilitas dan risiko bisnis.

Struktur aset merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi struktur

modal perusahaan. Struktur aset adalah kekayaan atau sumber-sumber ekonomi

yang dimiliki oleh perusahaan yang diharapkan akan memberikan manfaat di

masa yang akan datang, terdiri dari aset tetap, aset tidak berwujud, aset lancar, dan

Universitas Sumatera Utara


aset tidak lancar (Kesuma, 2009). Semakin besar aset, diharapkan semakin besar

pula hasil operasional yang dihasilkan perusahaan. Peningkatan aset yang diikuti

peningkatan hasil operasi akan menambah kepercayaan pihak luar (kreditor)

kepada perusahaan. Dengan meningkatnya kepercayaan pihak luar terhadap

perusahaan, maka proporsi utang akan semakin meningkat daripada modal sendiri.

Hal ini didasarkan pada keyakinan kreditor atas dana yang ditanamkan ke dalam

perusahaan dijamin oleh besarnya aset yang dimiliki perusahaan.

Faktor lain yang mempengaruhi struktur modal adalah tingkat

pertumbuhan aset. Pertumbuhan aset adalah pertumbuhan (peningkatan atau

penurunan) total aset yang dimiliki oleh perusahaan (Martono dan Harjito, 2013).

Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi cenderung lebih banyak

mengunakan utang sebagai sumber pendanaannya daripada perusahaan dengan

tingkat pertumbuhan yang rendah. Hal ini dikarenakan perusahaan dengan tingkat

pertumbuhan yang tinggi akan melakukan ekspansi dengan menggunakan dana

eksternal berupa utang.

Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor penting lainnya yang

menjadi pertimbangan dalam keputusan penentuan struktur modal. Ukuran

perusahaan merupakan besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai ekuiti,

nilai perusahaan, ataupun hasil nilai total aset dari suatu perusahaan (Riyanto,

2011). Semakin besar perusahaan maka kecenderungan menggunakan modal asing

juga akan semakin besar. Karena, perusahaan besar harus memiliki dana yang

besar untuk membiayai aktivitasnya dan dalam pemenuhan kebutuhan dana

tersebut salah satu alternatif yang bisa dilakukan adalah menggunakan utang.

Universitas Sumatera Utara


Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba

(Sartono, 2015). Perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian yang tinggi

memiliki tingkat utang yang relatif kecil karena, perusahaan dengan tingkat

pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian

besar kebutuhan dana dengan dana yang dihasilkan secara internal (Brigham dan

Houston, 2011).

Risiko bisnis merupakan salah satu risiko yang dihadapi oleh perusahaan

ketika menjalankan kegiatan operasinya, yaitu kemungkinan ketidakmampuan

perusahaan untuk mendanai kegiatan operasinya (Joni dan Lina, 2010). Dalam

perusahaan, risiko bisnis akan meningkat jika perusahaan menggunaan utang yang

tinggi. Hal ini juga akan meningkatkan kemungkinan kebangkrutan perusahaan.

Perusahaan dengan risiko bisnis yang tinggi harusnya menggunakan utang yang

lebih sedikit untuk menghindari kebangkrutan.

Penelitian ini dilakukan di sektor mining (pertambangan) yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016. Ditengah kondisi perekonomian global

yang semakin berfluktuasi beberapa tahun terakhir ini, masalah pendanaan

menjadi permasalahan utama yang harus dihadapi oleh perusahaan sektor

pertambangan. Perusahaan sektor pertambangan memiliki sifat dan karakteristik

yang berbeda dengan sektor lainnya. Pada sektor pertambangan diperlukan biaya

investasi yang sangat besar, berjangka panjang, sangat berisiko dan adanya

ketidakpastian yang tinggi menjadikan masalah pendanaan sebagai masalah yang

terkait dengan pengembangan perusahaan. Perusahaan sektor pertambangan juga

membutuhkan modal yang sangat besar untuk mengadakan penyelidikan sumber

Universitas Sumatera Utara


daya alam dan pengembangan sektor pertambangan. Sehingga banyak perusahaan

pertambangan yang masuk ke pasar modal untuk memperoleh investasi dan untuk

memperkuat posisi keuangannya.

Terkait dengan keputusan pendanaan khususnya pada sektor

pertambangan, pemerintah telah mewajibkan perusahaan tambang di Indonesia

membangun pabrik pengolahan dan pemurnian hasil tambang (smelter) yang

pastinya memerlukan modal yang sangat besar. Pemerintah menetapkan Undang-

Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara yang

menjelaskan pemegang Izin Usaha Penambangan (IUP) operasi produksi dan

pemegang kontrak karya wajib melakukan peningkatan nilai tambah mineral

melalui kegiatan pengolahan dan pemurnian di dalam negeri selambat-lambatnya

5 (lima) tahun sejak Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 diundangkan, yang

artinya tahun 2014 merupakan batas waktu maksimal pembangunan smelter oleh

perusahaan pertambangan.

Menindaklanjuti amanat Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009,

pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 tentang

larangan bagi perusahaan tambang di Indonesia untuk mengekspor bahan tambang

mentah mulai Januari 2014. Dengan adanya proses pengolahan dan pemurnian biji

mineral di dalam negeri diharapkan akan memberikan nilai tambah yang lebih

untuk setiap jenis mineral. Karena dana yang diperlukan untuk pembangunan

smelter cukup besar, untuk itu pemerintah menyarankan pengusaha pertambangan

dapat mengajukan pinjaman dari perbank asing dan nasional untuk pembangunan

smelter. Pembangunan smelter ini dilatar belakangi oleh produksi biji mentah

Universitas Sumatera Utara


(raw material) hasil pertambangan indonesia yang selalu diekspor ke luar negeri,

sedangkan pabrik pemurnian dan pengolahannya berada di negara tujuan ekspor.

Hal ini tentunya sangat merugikan Indonesia karena nilai raw material lebih

rendah dibandingkan dengan material yang sudah diolah dengan kualitas yang

lebih tinggi. Kondisi inilah yang membuat pemerintah merancang adanya tahap

lanjutan terhadap hasil pertambangan sebelum diekspor keluar negeri.

Sumber: Basis Data IMF Commodity Price (www.oecd.org)

Gambar 1.1
Harga Komoditas Tertentu Tahun 2009-2016

Perusahaan sektor pertambangan mengalami penurunan dan memiliki

pertumbuhan paling rendah sejak tahun 2013 hingga saat ini. Hal ini terjadi karena

harga komoditas pertambangan dunia sedang mengalami penurunan harga mengikuti

turunnya permintaan dari Tiongkok dan negara berkembang lainnya, serta adanya

kebijakan Undang-Undang Mineral dan Batubara yang turut menekan pertumbuhan

sektor pertambangan dari sisi internal. Implementasi Undang-Undang Mineral dan

Batubara dalam jangka waktu tertentu dapat memberikan dampak positif terhadap

pertumbuhan sektor pertambangan, tetapi juga bisa menurunkan pertumbuhan jika

proses pembangunan smelter oleh perusahaan tidak berjalan sesuai rencana.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 1.1
Data Total Utang Pada Perusahaan Pertambangan
di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2016
Emiten Total Utang (Dalam Ribuan Rupiah)
2013 2014 2015 2016
PT Bukit Asam Tbk 4.125.586.000 6.141.181.000 7.606.496.000 8.024.369.000
PT Mitra Investindo 46.050.950 88.989.919 138.014.960 142.275.119
Tbk
PT Radiant Utama 1.023.110.858 962.876.563 753.340.426 619.413.387
Interinsco Tbk
PT Perdana Karya 186.390.421 159.801.460 87.083.602 87.917.337
Perkasa Tbk
PT Elnusa Tbk 2.118.153.000 1.707.428.000 1.772.327.000 1.313.213.000
PT Aneka 9.071.629.859 9.954.166.791 12.040.131.928 11.572.740.239
Tambang Tbk
Sumber: www.idx.co.id (Data Diolah)

Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa tingkat utang di beberapa perusahaan

pertambangan berbeda setiap tahunnya. PT Bukit Asam Tbk dan PT Mitra

Investindo Tbk menunjukkan peningkatan jumlah utang sepanjang tahun 2013-

2016. Pada PT Radiant Utama Interinsco Tbk, jumlah utang terus mengalami

penurunan sepanjang periode 2013-2016. Demikian juga pada PT Perdana Karya

Perkasa Tbk yang terus mengalami penurunan utang pada tahun 2013-2015, tetapi

kembali mengalami sedikit peningkatan pada tahun 2016. Sedangkan PT Elnusa

Tbk dan PT Aneka Tambang Tbk mengalami peningkatan dan penurunan jumlah

utang yang relatif berfluktuasi di tahun 2013-2016.

Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk menganalisis lebih jauh

mengenai perusahaan pertambangan di Indonesia dengan mengambil judul

penelitian “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada

Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

Universitas Sumatera Utara


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah yang diajukan dalam

penelitian ini adalah apakah struktur aset, ukuran perusahaan, tingkat

pertumbuhan, profitabilitas dan risiko bisnis berpengaruh terhadap struktur modal

perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini,

maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis

pengaruh struktur aset, ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan, profitabilitas dan

risiko bisnis terhadap struktur modal perusahaan pertambangan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

1.4 Manfaat penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Perusahaan (Emiten)

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi perusahaan, khususnya manajer

keuangan sebagai bahan pertimbangan atau masukan dalam menentukan

kebijakan pendanaan atau struktur modal berdasarkan perimbangan biaya dan

manfaat dengan tujuan dapat meningkatkan nilai perusahaan.

2. Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam menambah pengetahuan

terutama dibidang keuangan. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat

menjadi referensi penelitian yang berkaitan dengan faktor-faktor yang

Universitas Sumatera Utara


mempengaruhi struktur modal perusahaan khususnya sektor pertambangan.

3. Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk

pengembangan penelitian selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Struktur Modal

Setiap kegiatan investasi yang dilakukan perusahaan akan memerlukan

pendanaan. Oleh karena itu, apabila dana internal (modal sendiri) yang dimiliki

tidak cukup maka perusahaan harus mengupayakan dana yang berasal dari

sumber-sumber diluar perusahaan. Memang akan sangat ideal apabila perusahaan

dapat menggunakan dana internal untuk melakukan investasi. Namun dalam

kenyataannya, investasi umumnya membutuhkan dana yang jumlahnya besar dan

dana internal yang dimiliki perusahaan jumlahnya sering kali tidak cukup untuk

membiayai investasi tersebut. Penggunaan dana dari luar perusahaan ini dalam

manajemen keuangan disebut struktur modal, yang tampak dari sisi kewajiban dan

ekuitas pada neraca perusahaan (Syahyunan, 2015).

Salah satu faktor yang membuat suatu perusahaan memiliki daya saing

dalam jangka panjang adalah karena faktor kuatnya struktur modal yang

dimilikinya. Sehingga keputusan sumber-sumber dana yang dipakai untuk

memperkuat struktur modal suatu perusahaan tidak dapat dilihat sebagai

keputusan yang sederhana namun memiliki implikasi kuat terhadap apa yang akan

terjadi di masa yang akan datang (Fahmi, 2016). Menurut Sartono (2015) struktur

modal merupakan perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat

permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Menurut

Sudana (2011) struktur modal berkaitan dengan pembelanjaan jangka panjang

suatu perusahaan yang diukur dengan perbandingan antara utang jangka panjang

Universitas Sumatera Utara


dan ekuitas. Selanjutnya Ambarwati (2010) mendefinisikan struktur modal adalah

kombinasi atau perimbangan antara utang dan modal sendiri yang digunakan

perusahaan untuk merencanakan mendapatkan modal.

Keputusan struktur modal merupakan keputusan yang diambil untuk

menentukan cara perusahaan memenuhi kebutuhan pendanaannya. Jika ingin

tumbuh perusahaan membutuhkan modal, dan modal tersebut datang dalam

bentuk utang dan ekuitas. Keputusan struktur modal yang kurang tepat akan

berdampak pada penurunan kesejahteraan para pemegang saham dan juga nilai

perusahaan. Perusahaan yang tidak mampu memenuhi kewajibannya akan

merugikan investor dan kreditor. Sebaliknya, keputusan struktur modal yang

efektif dapat meminimalkan biaya modal sehingga mampu berkontribusi dalam

meningkatkan nilai perusahaan dan meningkatkan porsi laba bagi pemilik

perusahaan (Brigham dan Houston, 2011).

2.2 Struktur Modal Optimal

Pendanaan yang efisien akan terjadi bila perusahaan mempunyai struktur

modal yang optimal. Struktur modal yang optimal adalah struktur modal

perusahaan yang akan memaksimalkan harga sahamnya. Penentuan struktur

modal melibatkan adanya suatu pertukaran antara risiko dan pengembalian yaitu

penggunaan lebih banyak utang akan meningkatkan risiko yang ditanggung oleh

para pemegang saham. Namun penggunaan utang yang lebih besar biasanya akan

menyebabkan terjadinya ekspektasi tingkat pengembalian atas ekuitas yang lebih

tinggi. Karena itu, struktur modal yang optimal harus mencapai suatu

keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga dapat memaksimalkan

Universitas Sumatera Utara


harga saham perusahaan (Brigham dan Houston, 2011).

Perusahaan pada umumnya mempelajari situasi, mengambil kesimpulan

tentang struktur modal yang optimal dan menentukan suatu sasaran struktur modal

(target capital structure). Jika rasio utang dibawah tingkat sasaran, perusahaan

akan menghimpun modal dengan menerbitkan utang, sementara jika rasio utang di

atas sasaran, maka yang akan digunakan adalah ekuitas. Sasaran dapat berubah

dari waktu ke waktu seiring dengan perubahan kondisi, manajamen biasanya

memiliki satu struktur spesifik yang menjadi acuan.

Oleh karena itu, perusahaan harus menetapkan sumber dana mana yang

akan dipilih dan memperhitungkannya dengan baik agar diperoleh kombinasi

struktur modal yang optimal. Perusahaan yang mempunyai struktur modal optimal

akan menghasilkan tingkat pengembalian yang optimal pula, sehingga nilai

perusahaan dan kekayaan pemegang saham ikut meningkat. Sedangkan struktur

modal yang tidak optimal akan menimbulkan biaya modal yang terlalu besar.

Semakin besar penggunaan utang dalam struktur modal maka akan menimbulkan

biaya utang yang besar pula.

2.3 Teori Struktur Modal

Penelitian empiris telah banyak dilakukan untuk menguji teori tentang

struktur modal. Berikut ini akan diterangkan beberapa teori struktur modal, yaitu:

1. Teori Modigliani dan Miller (MM) Tanpa Pajak

Teori struktur modal modern yang pertama adalah Teori Modigliani dan

Miller (Teori MM). MM berpendapat bahwa struktur modal tidak mempengaruhi

nilai perusahaan. MM mengajukan beberapa asumsi untuk membangun teori

Universitas Sumatera Utara


mereka, yaitu tidak tedapat agency cost, tidak ada pajak, investor dapat berutang

dengan tingkat suku bunga yang sama dengan perusahaan, investor mempunyai

informasi yang sama seperti manajemen mengenai prospek perusahaan di masa

depan, tidak ada biaya kebangkrutan, Earning Before Interest and Taxed (EBIT) tidak

dipengaruhi oleh penggunaan dari hutang, para investor adalah price-takers, dan jika

terjadi kebangkrutan maka aset dapat dijual pada harga pasar (market value).

Teori MM tanpa pajak mengajukan dua preposisi yang dikenal sebagai

preposisi MM tanpa pajak yaitu:

a. Preposisi I

MM berpendapat bahwa nilai dari perusahaan yang berhutang sama dengan

nilai dari perusahaan yang tidak berutang. Implikasi dari preposisi I ini adalah

struktur modal dari suatu perusahaan tidak relevan, perubahan struktur modal

tidak mempengaruhi nilai perusahaan dan weighted average cost of capital

(WACC) akan tetap sama tidak dipengaruhi oleh bagaimana perusahaan

memadukan utang dan modal untuk membiayai perusahaan.

b. Preposisi II

MM berpendapat bahwa jika penggunaan utang semakin besar maka biaya modal

sendiri juga semakin besar. Dari Preposisi II ini dapat disimpulkan bahwa

penggunaan utang tidak akan merubah WACC. Biaya utang memang lebih kecil

dibandingkan biaya modal sendiri, tetapi semakin besar penggunaan utang,

semakin besar pula risiko sehingga biaya modal sendiri bertambah. Jadi

penggunaan utang tidak akan meningkatkan nilai perusahaan karena keuntungan

dari biaya utang yang lebih kecil (murah) ditutup dengan naiknya modal sendiri.

Universitas Sumatera Utara


2. Teori Modigliani dan Miller (MM) Dengan Pajak

Teori MM tanpa pajak dinilai tidak realistis dan kemudian MM

memperbaiki teori awal mereka dengan memasukkan faktor pajak ke dalam

teorinya. Dalam teori MM dengan pajak terdapat 2 (dua) preposisi, yaitu:

a. Preposisi I

Nilai dari perusahaan yang berutang sama dengan perusahaan yang tidak

berutang ditambah dengan penghematan pajak karena bunga utang. Implikasi

dari Preposisi I ini adalah pembiayaan dengan utang sangat menguntungkan

dan MM menyatakan bahwa struktur modal optimal perusahaan adalah 100%

(seratus persen) utang.

b. Preposisi II

Biaya modal saham akan meningkat dengan semakin meningkatnya utang,

tetapi penghematan pajak akan lebih besar dibandingkan dengan penurunan

nilai karena kenaikan biaya modal saham. Implikasi teori ini adalah

perusahaan sebaiknya menggunakan utang sebanyak-banyaknya. Namun

dalam praktiknya, tidak ada perusahaan yang mempunyai utang sebesar itu,

karena semakin tinggi tingkat utang suatu perusahaan maka akan semakin

tinggi juga tingkat kebangkrutannya. Hal ini lah yang melatarbelakangi teori

MM mengatakan agar perusahaan menggunakan utang sebanyak-banyaknya,

karena MM mengabaikan biaya kebangkrutan.

Beberapa kelemahan teori Modigliani dan Miller adalah:

1) MM mengasumsikan bahwa tidak ada biaya transaksi, maka proses arbitrase

boleh dikatakan tanpa biaya, sementara dalam kenyataannya

Universitas Sumatera Utara


biaya broker ini cukup besar.

2) MM pada awalnya mengasumsikan bahwa investor dan perusahaan memilki

akses yang sama terhadap lembaga keuangan. Artinya kedua pihak dapat

meminjam dengan tingkat bunga sebesar tingkat keuntungan bebas risiko.

Dalam kenyataannya kita secara mudah dapat menganalisis bahwa investor

besar mungkin memperoleh utang dengan bunga yang lebih rendah

sedangkan investor individu mungkin harus meminjam dengan tingkat bunga

yang lebih tinggi.

3) MM juga mengasumsikan tidak ada konflik antarpihak dalam perusahaan

atau agency problem yang dapat menimbulkan biaya yang sangat besar

(agency cost).

4) MM juga tidak mempertimbangkan financial distress yang mungkin dihadapi

perusahaan. Semakin besar proporsi hutang dalam struktur modal maka semakin

besar pula beban tetap pembayaran bunga utang perusahaan. Perusahaan yang

mengalami financial distress besar kemungkinannya tidak dapat membayar

kembali utang perusahaan. Akibatnya semakin besar financial distress, maka

tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh pemilik utang akan semakin besar.

Akhirnya semakin besar proporsi utang yang digunakan, berarti

semakin besar risiko perusahaan dan semakin tinggi kemungkinan terjadinya

financial distress (Sartono, 2015).

3. Teori Trade-off

Menurut Myers (dalam Syahyunan, 2015) teori trade-off menyatakan

bahwa “Perusahaan akan berutang sampai pada tingkat utang tertentu, dimana

Universitas Sumatera Utara


penghematan pajak (tax shields) dari tambahan utang sama dengan biaya kesulitan

keuangan (financial distress)”. Biaya kesulitan keuangan (financial distress) adalah

biaya kebangkrutan (bankruptcy cost) atau reorganization, dan biaya keagenan

(agency costs) yang meningkat akibat turunnya kredibilitas suatu perusahaan.

Teori trade-off dalam menentukan struktur modal yang optimal

memasukkan beberapa faktor antara lain pajak, biaya keagenan (agency costs) dan

biaya kesulitan keuangan (financial distress) tetapi tetap mempertahankan asumsi

efisiensi pasar dan symmetric information sebagai penyeimbang dan manfaat

penggunaan utang. Tingkat utang yang optimal tercapai ketika penghematan pajak

(tax shields) mencapai jumlah yang maksimal terhadap biaya kesulitan keuangan

(financial distress). Teori trade-off memiliki implikasi bahwa manajer akan

berpikir dalam kerangka trade-off antara penghematan pajak dan biaya kesulitan

keuangan dalam penentuan struktur modal. Perusahaan-perusahaan dengan tingkat

profitabilitas yang tinggi tentu akan berusaha mengurangi pajaknya dengan cara

meningkatkan rasio utangnya, sehingga tambahan utang tersebut akan mengurangi

pajak.

4. Teori Sinyal

Berdasarkan teori sinyal, perusahaan yang mampu menghasilkan laba

cenderung untuk meningkatkan jumlah utangnya, karena tambahan pembayaran

bunga akan diimbangi dengan laba sebelum pajak. Suatu perusahaan yang

memprediksi labanya rendah akan cenderung menggunakan tingkat utang yang

rendah. Utang perusahan yang tinggi akan meningkatkan kemungkinan

perusahaan menghadapi kesulitan keuangan. Semakin sukses

Universitas Sumatera Utara


suatu perusahaan kemungkinan penggunaan utang akan lebih banyak. Perusahaan

dapat menggunakan tambahan bunga untuk mengurangi pajak atas laba

perusahaan yang besar. Semakin aman perusahaan dari segi pembiayaaan,

tambahan utang hanya meningkatkan sedikit risiko kebangkrutan. Dengan kata

lain, perusahaan yang rasional akan menambah utang jika tambahan utang dapat

meningkatkan laba. Investor yang rasional akan memandang bahwa peningkatan

nilai perusahaan berasal dari penggunaan utang yang tinggi. Dengan demikian

investor mungkin akan menawarkan harga saham yang lebih tinggi setelah

perusahaan menerbitkan utang untuk membeli kembali saham yang beredar.

Dengan kata lain, investor memandang utang sebagai sinyal dari nilai perusahaan

(Sudana, 2015).

5. Teori Pecking Order

Menurut Myers (dalam Syahyunan, 2015), teori pecking order menyatakan

bahwa “Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi justru tingkat

utangnya rendah, dikarenakan perusahaan yang profitabilitasnya tinggi memilki

sumber dana internal yang berlimpah”. Dalam teori pecking order ini tidak

terdapat struktur modal yang optimal. Secara spesifik perusahaan mempunyai

urutan-urutan preferensi (hierarki) dalam penggunaan dana, yaitu:

a. Perusahaan lebih memilih untuk menggunakan sumber dana dari dalam atau

pendanaan internal daripada pendanaan eksternal. Dana internal tersebut

diperoleh dari laba ditahan yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan.

b. Jika pendanaan eksternal diperlukan, maka perusahaan akan memilih pertama

kali mulai dari sekuritas yang paling aman, yaitu utang yang paling rendah

Universitas Sumatera Utara


risikonya, turun ke utang yang lebih berisiko, sekuritas hybrid seperti obligasi

konversi, saham preferen dan yang terakhir saham biasa.

c. Terdapat kebijakan dividen yang konstan, yaitu perusahaan akan menetapkan

jumlah pembayaran dividen yang konstan, tidak terpengaruh seberapa

besarnya perusahaan tersebut untung atau rugi.

d. Untuk mengantisipasi kekurangan persediaan kas karena adanya kebijakan

dividen yang konstan dan fluktuasi dari tingkat keuntungan, serta kesempatan

investasi, maka perusahaan akan mengambil portofolio investasi yang lancar.

Teori pecking order tidak mengindikasikan target struktur modal tetapi

menjelaskan urutan-urutan pendanaan. Manajer keuangan tidak

memperhitungkan tingkat utang yang optimal karena kebutuhan dana

ditentukan oleh kebutuhan investasi. Teori ini dapat menjelaskan mengapa

perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang tinggi justru

mempunyai tingkat hutang yang kecil. Hal ini terjadi bukan karena

perusahaan mempunyai target debt ratio yang rendah, tetapi disebabkan

karena perusahaan memang tidak membutuhkan dana dari pihak eksternal.

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

1. Struktur Aset

Struktur aset adalah kekayaan atau sumber-sumber ekonomi yang dimiliki

oleh perusahaan yang diharapkan akan memberikan manfaat di masa yang akan

datang yang terdiri dari aset tetap, aset tidak berwujud, aset lancar, dan aset tidak

lancar (Kesuma, 2009). Perusahaan yang asetnya memadai untuk digunakan

sebagai jaminan pinjaman cenderung akan cukup banyak menggunakan utang.

Universitas Sumatera Utara


Aset umum yang dapat digunakan oleh banyak perusahaan dapat menjadi jaminan

yang baik, sementara aset yang hanya digunakan untuk tujuan khusus tidak begitu

baik untuk dijadikan jaminan (Brigham dan Houston, 2011).

Menurut Sartono (2015) perusahaan yang memiliki aset tetap dalam

jumlah besar dapat menggunakan utang dalam jumlah besar. Hal ini disebabkan

karena dari skalanya, perusahaan besar akan lebih mudah mendapatkan akses ke

sumber dana dibandingkan dengan perusahaan kecil. Besarnya aset tetap dapat

digunakan sebagai jaminan atau utang kolateral perusahaan. Penggunaan utang

dalam jumlah besar akan mengakibatkan financial risk meningkat, sementara aset

tetap dalam jumlah besar tentu akan memperbesar business risk dan pada akhirnya

meningkat total risiko. Dengan demikian, semakin tinggi struktur aset yang

dimiliki oleh suatu perusahaan, maka akan memudahkan perusahaan untuk

mendapatkan utang.

2. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan gambaran kemampuan finansial

perusahaan dalam suatu periode tertentu (Joni dan Lina, 2010). Menurut Seftianne

dan Handayani (2011) ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu

perusahaan. Penentuan besar kecilnya ukuran perusahaan dapat ditentukan

berdasarkan total penjualan, total aset, rata-rata tingkat penjualan dan rata-rata

total aset. Perusahaan besar akan lebih mudah memperoleh pinjaman

dibandingkan perusahaan yang berukuran kecil. Ukuran perusahaan merupakan

salah satu faktor yang dipertimbangkan perusahaan dalam penentuan struktur

modal. Semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin besar pula dana

Universitas Sumatera Utara


yang akan dikeluarkan perusahaan, baik itu dari kebijakan utang atau modal

sendiri dalam mempertahankan atau mengembangkan perusahaan. Semakin besar

ukuran perusahaan maka kecenderungan menggunakan modal asing semakin

besar. Hal ini disebabkan karena perusahaan besar membutuhkan dana yang besar

pula untuk menunjang operasionalnya, dan salah satu alternatif pemenuhannya

adalah dengan modal asing apabila modal sendiri tidak mencukupi.

Menurut signaling theory perusahaan yang meningkatkan utang bisa

dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan di masa

mendatang. Perusahaan besar akan lebih berani untuk mengeluarkan atau

menerbitkan saham baru dalam pemenuhan kebutuhan dananya jika dibandingkan

dengan perusahaan kecil. Oleh karena itu, perusahaan besar akan lebih mudah

memperoleh modal di pasar modal dibandingkan dengan perusahaan kecil. Karena

kemudahan akses tersebut berarti perusahaan besar memiliki fleksibilitas yang

lebih besar pula. Bukti empiris menyatakan bahwa ukuran perusahaan

berhubungan positif dengan rasio antara utang dengan nilai buku ekuitas atau debt

to book value of equity ratio (Sartono, 2015).

3. Tingkat Pertumbuhan

Pertumbuhan aset menunjukkan perbandingan jumlah aset suatu perusahaan

dari suatu periode ke periode berikutnya. Pertumbuhan aset pada dasarnya

menggambarkan bagaimana perusahaan menginvestasikan dana yang dimiliki untuk

kegiatan operasi dan investasi (Joni dan Lina, 2010). Peningkatan aset yang diikuti

oleh peningkatan hasil operasi akan semakin menambah kepercayaan pihak luar

terhadap perusahaan. Dengan meningkatnya kepercayaan pihak luar terhadap

Universitas Sumatera Utara


perusahaan, maka proporsi utang akan semakin besar dibandingkan modal sendiri.

Hal ini didasarkan pada keyakinan kreditor atas dana yang ditanamkan ke dalam

perusahaan dijamin oleh besarnya aset yang dimiliki perusahaan.

Semakin cepat pertumbuhan perusahaan maka semakin besar kebutuhan

dana untuk pembiayaan ekspansi (Sartono, 2015). Untuk memenuhi kebutuhan

pendanaan tersebut, perusahaan dihadapkan pada pertimbangan sumber dana yang

lebih murah sehingga penerbitan surat hutang lebih disukai oleh perusahaan

dibandingkan dengan mengeluarkan saham baru. Hal ini dikarenakan biaya emisi

untuk pengeluaran saham baru akan lebih besar daripada biaya hutang. Dengan

demikian, ketika suatu perusahaan memiliki tingkat pertumbuhan perusahaan

yang tinggi dan semakin meningkat maka mengisyaratkan adanya kebutuhan

pendanaan yang lebih besar pula. Kenyataan tersebut mendorong perusahaan yang

mengalami pertumbuhan pesat untuk lebih mengandalkan diri pada utang

(Brigham dan Houston, 2011).

4. Profitabilitas

Menurut Sartono (2015) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aset maupun modal

sendiri. Profitabilitas periode sebelumnya merupakan faktor penting dalam

menentukan struktur modal. Dengan laba ditahan yang besar, perusahaan akan

lebih senang menggunakan laba ditahan sebelum menggunakan utang. Hal ini

sesuai dengan pecking order theory yang menyatakan bahwa manajer lebih senang

menggunakan pembiayaan dari pertama, laba ditahan, kemudian utang dan

terakhir penjualan saham baru. Meskipun secara teoritis sumber modal yang

Universitas Sumatera Utara


biayanya paling murah adalah utang, kemudian saham preferen dan yang paling

mahal adalah saham biasa serta laba ditahan.

Perusahaan dengan tingkat pengembalian atas investasi yang sangat tinggi

akan menggunakan utang dalam jumlah yang relatif sedikit. Perusahaan yang

sangat menguntungkan tidak membutuhkan pendanaan utang terlalu banyak

karena tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan-perusahaan

tersebut melakukan sebagian besar pendanaannya melalui dana yang dihasilkan

secara internal (Brigham dan Houston, 2011).

5. Risiko Bisnis

Berkaitan dengan adanya keputusan leverage operasi, perusahaan akan

menanggung risiko yang disebut risiko binis. Risiko bisnis adalah ketidakpastian

yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Menurut Joni

dan Lina (2010) risiko bisnis merupakan salah satu risiko yang dihadapi oleh

perusahaan ketika menjalankan kegiatan operasinya, yaitu kemungkinan

ketidakmampuan perusahaan untuk mendanai kegiatan operasinya. Perusahaan

dengan risiko bisnis besar harus menggunakan utang lebih kecil dibandingkan

dengan perusahaan yang mempunyai risiko bisnis rendah. Hal ini disebabkan

karena semakin besar risiko bisnis, penggunaan utang yang besar akan

mempersulit perusahaan dalam mengembalikan utang mereka. Perusahaan yang

memiliki banyak utang akan mengakibatkan meningkatnya risiko kebangkrutan

karena semakin banyak kewajiban yang harus dipenuhinya.

Risiko bisnis bervariasi dari industri yang satu ke industri yang lain dan

juga diantara perusahaan-perusahaan di dalam suatu industri tertentu dan dapat

Universitas Sumatera Utara


berubah dari waktu ke waktu. Menurut Brigham dan Houston (2011) risiko bisnis

bergantung pada sejumlah faktor di antaranya:

a. Variabilitas permintaan. Semakin stabil permintaan akan produk suatu

perusahaan, jika hal-hal lain dianggap konstan maka semakin rendah risiko

bisnisnya.

b. Variabilitas harga jual. Perusahaan yang produknya dijual ke dalam pasar

yang sangat tidak stabil akan menghadapi risiko bisnis yang lebih besar

dibandingkan perusahaan yang sama yang harga produknya lebih stabil.

c. Variabilitas biaya input. Perusahaan yang biaya inputnya sangat tidak pasti

akan menghadapi risiko bisnis yang tinggi.

d. Kemampuan untuk menyesuaikan harga output terhadap perubahan dalam

biaya input. Beberapa perusahaan memiliki kemampuan yang lebih baik

dibandingkan perusahaan lain untuk menaikkan harga outputnya ketika biaya

input meningkat. Semakin besar kemampuan melakukan penyesuaian harga

output untuk mencerminkan kondisi biaya, semakin rendah tingkat risikonya.

e. Kemampuan untuk mengembangkan produk baru dengan tepat waktu dan

biaya yang efektif. Perusahaan dibidang industri teknologi tinggi bergantung

pada aliran konstan produk-produk baru. Semakin cepat produknya menjadi

usang, semakin tinggi risiko bisnis suatu perusahaan.

f. Pemaparan risiko luar negeri. Perusahaan yang menghasilkan sebagian besar

labanya di luar negeri dapat terkena penurunan laba akibat fluktuasi nilai

tukar. Begitu pula jika perusahaan beroperasi di suatu wilayah yang kondisi

politiknya tidak stabil, perusahaan tersebut dapat terkena risiko politik.

Universitas Sumatera Utara


g. Sejauh mana tingkat biaya-biaya yang merupakan biaya tetap: leverage

operasi. Jika sebagian besar biaya adalah biaya tetap, maka biaya tidak akan

turun meskipun permintaan menurun, maka perusahaan tersebut menghadapi

tingkat risiko usaha yang relatif tinggi.

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang struktur modal telah banyak dilakukan oleh peneliti

sebelumnya, sehingga hasil penelitian sebelumnya dapat dijadikan referensi dalam

penelitian ini. Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai referensi

dalam penelitian ini, dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Peneliti / Judul Penelitian Variabel Teknik Hasil Penelitian
Tahun Analisis Data
1. Trinh and Effects of Dependen : Analisis 1. Ukuran Perusahaan
Phuong Financial Crisis on Debt to Asset Ratio Regresi Data memilki pengaruh
(2016) Capital Structure Panel positif signifikan
of Listed Firms in Independen : dengan DAR.
Vietnam 2. ROA dan Tangibility
1. Ukuran memiliki pengaruh
Perusahaan negatif signifikan
2. Pertumbuhan dengan DAR.
3. Return on Asset 3. Pertumbuhan tidak
berpengaruh
4. Tangibility
signifikan dengan
DAR.
2. Sari dan Pengaruh Dependen : Analisis 1. Ukuran perusahaan
Oetomo Profitabilitas, Debt to Equity Ratio Regresi Linier dan Pertumbuhan
(2016) Likuiditas, Berganda aset berpengaruh
Pertumbuhan Independen : positif tidak
Aset dan Ukuran signifikan terhadap
Perusahaan 1. Return on Asset DER.
Terhadap Struktur 2. CR berpengaruh
2. Current Ratio
Modal negatif signifikan
3. Ukuran
terhadap DER.
Perusahaan
3. ROA berpengaruh
4. Pertumbuhan aset
negatif tidak
signifikan terhadap
DER.
3. Darmawan Pengaruh Struktur Dependen : Analisis 1. Struktur Aktiva dan
dan Aktiva dan Debt to Equity Ratio Regresi Linier ROA berpengaruh
Satriawan Profitabilitas Berganda negatif signifikan
Independen :
(2016) Terhadap Struktur terhadap DER.
Modal 1. Struktur Aktiva
2. Return on Assets

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Tabel 2.1
No. Peneliti / Judul Penelitian Variabel Teknik Hasil Penelitian
Tahun Analisis Data
4. Hang and Determinants of Dependen: Analisis 1. Size, growth dan
Hung Capital Structure Debt to Asset Ratio Regresi Data likuidity memiliki
(2016) of The Listed Panel pengaruh positif
Companies on Independen : signifikan terhadap
Vietnam Stock Debt to Total Asset
Market 1. Return on Asset Ratio
2. Business Risk 2. ROA, risk,
Tangibility, dan
3. Size
NTDS memilki
4. Growth pengaruh negatif
5. Tangibility signifikan terhadap
Debt to Total Asset
6. Non Debt Tax
Ratio
Shield
7. Likuidity

5. Acaravci The Determinants Dependen : Analisis 1. Growth memiliki


(2015) of Capital 1. Debt to Total Regresi Data pengaruh positif
Structure: Asset Ratio Panel dengan DAR dan
Evidence From DER.
2. Debt to Equity
The Turkish 2. Size, ROA dan
Manufacturing Ratio
Tangibility
Sector Independen : berpengaruh negatif
dengan DAR dan
1. Growth DER.
2. Size 3. Non Debt Tax
Shield tidak memiliki
3. Return on Asset
hubungan yang
4. Tangibility signifikan dengan
5. Non Debt Tax DAR dan DER.
Shield

6. Masnoon Capital Structure Dependen : Analisis 1. Earning volatility


and Saeed Determinants Of Debt to Equity Ratio Regresi Linier memiliki hubungan
(2014) Kse Listed positif signifikan
Automobile Independen : dengan DER.
Companies 2. NPM, CR dan Size
1. Net Profit Margin memiliki hubungan
2. Current Ratio negatif signifikan
dengan DER.
3. Tangibility
3. Tangibility memiliki
4. Size
hubungan negatif
5. Earning Volatility dan tidak signifikan
dengan DER.

7. Ferdiansya Faktor-faktor yang Dependen: Regresi Linier 1. Risiko bisnis


dan Mempengaruhi Debt to Equity Ratio Berganda berpengaruh Positif
Isnurhadi Struktur Modal signifikan terhadap
(2013) pada Perusahaan Independen: DER.
Pertambangan 2. Arus kas bebas dan
yang Terdaftar di 1. Return on Current ratio
Bursa Efek Invesment berpengaruh negatif
Indonesia 2. Arus Kas Bebas signifikan terhadap
DER.
3. Risiko Bisnis
3. Return on
4. Current Ratio
Invesment tidak
berpengaruh
terhadap DER.

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Tabel 2.1
No. Peneliti / Judul Penelitian Variabel Teknik Hasil Penelitian
Tahun Analisis Data
8. Putri (2012) Pengaruh Dependen : Analisis 1. Struktur Aktiva dan
Profitabilitas, Long Term Debt to Regresi Linier Ukuran perusahaan
Struktur Aktiva Equity Ratio Berganda berpengaruh positif
dan Ukuran dan signifikan
Perusahaan Independen : terhadap LDER.
Terhadap Struktur 2. ROA berpengaruh
Modal Pada 1. Return on Asset positif dan tidak
Perusahaan 2. Struktur aktiva signifikan terhadap
LDER.
3. Ukuran
Perusahaan
9. Santika dan Menentukan Dependen: Analisis 1. Pertumbuhan
Sudiyatno Struktur Modal Debt to Equity Ratio Regresi Linier penjualan
(2011) Perusahaan Berganda berpengaruh positif
Manufaktur di Independen: dan signifikan
Bursa Efek terhadap DER.
Indonesia 1. Pertumbuhan 2. Struktur aset
penjualan berpengaruh positif
2. Struktur Aset tidak signifikan
terhadap DER.
3. Return on Asset
3. ROA berpengaruh
negatif dan
signifikan terhadap
DER.
10. Ting and Capital Structure Dependen : Analisis 1. Size berpengaruh
Lean Of Government- Debt to Asset Ratio Regresi Linier negatif signifikan
(2011) Linked Berganda dengan DAR pada
Companies In Independen : GLCs, tetapi
Malaysia berpengaruh positif
1. Size signifikan pada
NGLCs.
2. Tangibility
2. Tangibility Asset
3. Return on Asset
berpengaruh positif
4. Cash Flow signifikan dengan
DAR untuk GLCs
dan NGLCs.
3. ROA memiliki
hubungan negatif
signifikan dengan
DAR untuk GLCs
dan NGLCs.
4. Arus kas
berpengaruh positif
dengan DAR untuk
GLCs tetapi tidak
untuk NGLCs

2.6 Kerangka Konseptual

1. Pengaruh Struktur Aset Terhadap Struktur Modal

Perusahaan yang asetnya memadai untuk digunakan sebagai jaminan

pinjaman cenderung akan cukup banyak menggunakan utang. Aset umum yang

Universitas Sumatera Utara


dapat digunakan oleh banyak perusahaan dapat menjadi jaminan yang baik,

sementara aset yang hanya digunakan untuk tujuan khusus tidak begitu baik untuk

dijadikan jaminan (Brigham dan Houston, 2011). Menurut Sartono (2015)

perusahaan yang memiliki aset tetap dalam jumlah besar dapat menggunakan

utang dalam jumlah besar. Hal ini disebabkan karena dari skalanya, perusahaan

besar akan lebih mudah mendapatkan akses ke sumber dana dibandingkan dengan

perusahaan kecil. Dengan demikian, semakin tinggi struktur aset yang dimiliki

oleh suatu perusahaan, maka akan memudahkan perusahaan untuk mendapatkan

utang. Penelitian yang dilakukan oleh Putri (2012) menunjukkan bahwa struktur

aset berpengaruh positif terhadap struktur modal.

2. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal

Semakin besar ukuran perusahaan maka kecenderungan menggunakan

modal asing semakin besar. Hal ini disebabkan karena perusahaan besar

membutuhkan dana yang besar pula untuk menunjang operasionalnya, dana salah

satu alternatif pemenuhannya adalah dengan modal asing apabila modal sendiri

tidak mecukupi. Menurut signaling theory, perusahaan yang meningkatkan utang

bisa dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan di

masa mendatang. Perusahaan besar akan lebih berani untuk mengeluarkan atau

menerbitkan saham baru dalam pemenuhan kebutuhan dananya jika dibandingkan

dengan perusahaan kecil. Oleh karena itu, perusahaan yang lebih besar akan lebih

mudah memperoleh pinjaman dibandingkan perusahaan kecil (Sartono, 2015).

Penelitian yang dilakukan oleh Trinh and Phuong (2016) dan Acaravci (2015)

membuktikan bahwa ukuran

Universitas Sumatera Utara


perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal.

3. Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Terhadap Struktur Modal

Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi harus memiliki

persediaan modal yang cukup untuk membiayai perusahaan. Brigham dan

Houston (2011) menyatakan bahwa ketika perusahaan tumbuh dengan cepat,

maka perusahaan memerlukan pendanaan bagi operasional perusahaan yang

mengalami pertumbuhan tinggi tersebut. Dalam keadaan ini, perusahaan akan

memilih untuk menggunakan utang untuk pendanaan dibandingkan dengan

penerbitan saham baru yang membutuhkan biaya yang relatif besar. Penelitian

yang dilakukan oleh Sari dan Oetomo (2016) menunjukan bahwa tingkat

pertumbuhan berpengaruh positif terhadap struktur modal.

4. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur Modal

Teori Pecking order menyatakan bahwa perusahaan akan lebih memilih

pendanaan internal dibandingkan pendanaan eksternal ketika perusahaan

membutuhkan dana untuk keperluan investasi. Dengan profitabilitas yang tinggi

perusahaan akan mengurangi tingkat penggunaan utang karena, semakin tinggi

profitabilitas suatu perusahaan, maka semakin tinggi pula kemampuan perusahaan

untuk mendanai kebutuhan investasinya dari sumber internal seperti laba ditahan.

Penelitian yang dilakukan oleh Darmawan dan Satriawan (2016) membuktikan

bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal.

5. Pengaruh Risiko Bisnis Terhadap Struktur Modal

Menurut Brigham dan Houston (2011) perusahaan yang memiliki tingkat

risiko bisnis yang tinggi cenderung akan mengurangi bahkan menghindari

Universitas Sumatera Utara


penggunaan utang dalam pendanaannya. Hal ini dikarenakan semakin tinggi risiko

bisnis maka kemungkinan kesulitan keuangan (financial distress) yang dihadapi

oleh perusahaan juga semakin tinggi. Sebaliknya semakin rendah tingkat risiko

bisnis, kemungkinan kesulitan keuangan yang dihadapi oleh perusahaan juga

semakin rendah sehingga perusahaan akan lebih mudah untuk menggunakan lebih

banyak utang. Penelitian yang dilakukan oleh Hang and Hung (2016)

menunjukkan bahwa risiko bisnis berpengaruh negatif terhadap struktur modal.

Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian sebelumnya maka

kerangka konseptual penelitian ini digambarkan seperti pada Gambar 2.1.

Struktur Aset

Ukuran Perusahaan
Debt to Equity Ratio
Tingkat Pertumbuhan
Debt to Assets Ratio
Profitabilitas

Risiko Bisnis

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

2.7 Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka, penelitian terdahulu dan kerangka konseptual,

maka hipotesis penelitian ini adalah struktur aset, ukuran perusahaan, tingkat

pertumbuhan, profitabilitas, dan risiko bisnis berpengaruh signifikan terhadap struktur

modal pada perusahaan sektor pertambangan di Bursa Efek Indonesia.

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel

atau lebih. Penelitian ini bersifat kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka dan

berdasarkan sumbernya merupakan data sekunder yaitu data yang diperoleh atau

dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan

oleh berbagai instansi lain (Situmorang dan Lufti, 2014).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek

Indonesia (BEI) melalui media internet dengan alamat website yaitu

www.idx.co.id. Waktu penelitian dimulai dari Mei 2017 sampai Agustus 2017.

3.3 Batasan Operasional

Adapun yang menjadi batasan operasional dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan

yang terdaftar di BEI tahun 2013 sampai tahun 2016.

2. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Struktur Aset, Ukuran

Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan, Profitabilitas (ROI) dan Risiko Bisnis.

3. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Struktur Modal yang diukur

dari rasio Debt to Equity Ratio (DER) dan Debt to Assets Ratio (DAR) .

Universitas Sumatera Utara


3.4 Definisi Operasional Variabel

3.4.1 Variabel Dependen

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah struktur modal

yang diukur dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) dan Debt to Total

Assets Ratio (DAR). DER merupakan perbandingan utang dan ekuitas dalam

pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan

untuk memenuhi seluruh kewajibannya. DAR merupakan perbandingan antara total

utang dengan total aset dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan seberapa

besar jumlah aset perusahaan dibiayai dengan total utang (Syahyunan, 2015). Rumus

untuk menghitung Debt to Equity Ratio (DER) adalah:


Total Liabilities
Debt to Equity Ratio = Total Equity

Rumus untuk menghitung Debt to Total Assets Ratio (DAR) adalah:


Total Liabilities
Debt to Assets Ratio =
Total Assets

3.4.2 Variabel Independen

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen antara lain:

1. Struktur Aset

Struktur aset diukur dengan menggunakan rasio antara aktiva tetap dengan

total aktiva. Penggunaan aktiva tetap dalam pengukuran variabel ini karena

aktiva tetap dapat memberikan gambaran mengenai besar kecilnya jaminan

yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk melunasi utangnya.

Rumus untuk menghitung Struktur Aset adalah:


Fixed Assets
Struktur Aset = Total Assets

Universitas Sumatera Utara


2. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan besarnya aset tetap yang dimiliki perusahaan.

Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan mengacu pada penelitian Putri (2012)

dimana ukuran perusahaan diproxy dengan nilai logaritma natural dari total aset.
Ukuran Perusahaan = Ln (Total Assets)

3. Tingkat Pertumbuhan

Pertumbuhan aset adalah peningkatan atau penurunan total aset yang dimiliki

perusahaan. Pertumbuhan aset dihitung sebagai persentasi perubahan aset

pada tahun tertentu terhadap tahun sebelumnya.

Rumus untuk menghitung Tingkat Pertumbuhan adalah:


Tingkat Pertumbuhan =
Total Assets (t) − Total Assets (t − 1)
Total Assets (t − 1)

4. Profitabilitas

Rasio profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Return

on Investment (ROI). ROI menunjukkan kemampuan perusahaan

menghasilkan laba dari aset yang dipergunakan.

Rumus untuk menghitung ROI adalah:


Return on Investment (ROI) = Net Profit
Total Asset

5. Risiko Bisnis

Risiko bisnis adalah ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dalam

menjalankan kegiatan bisnisnya. Dalam penelitian ini risiko bisnis mengacu

pada penelitian Furaida (2010) yang menggunakan Natural Log Standar

Deviasi EBIT sebagai indikator risiko bisnis. Penggunaan standar deviasi

dimaksudkan untuk memperoleh estimasi yang lebih baik. sedangkan

Universitas Sumatera Utara


penggunaan natural log mengurangi fluktuasi data yang berlebih sehingga

dapat mengurangi skewness of distribution dan data akan menyebar normal

serta meminimisasi standar error koefisien regresi. Rumus untuk menghitung

risiko bisnis adalah:


Risiko Bisnis = σ EBIT

3.5 Operasional Variabel Penelitian

Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
No. Variabel Definisi Parameter Skala
Ukur
1. Struktur Aset Perimbangan atau perbandingan Fixed Assets
Rasio
(X1) antara aset tetap dan total aset. Total Assets

Ukuran Ukuran yang menggambarkan


besar kecilnya suatu perusahaan
2. Perusahaan yang diukur melalui logaritma Ln (Total Assets) Rasio
(X2) natural dari total aset
perusahaan.
Tingkat Ukuran yang menunjukkan
TA (t) − TA (t − 1)
3. Pertumbuhan perubahan dari total aset yang Rasio
(X3) dimiliki perusahaan. TA (t − 1)

4. ROI Menunjukkan kemampuan Rasio


Net Profit
perusahaan menghasilkan laba
(X5)
dari aset yang dipergunakan. Total Assets

Risiko Bisnis Tingkat risiko dan ketidakpastian


5. yang dialami perusahaan dalam σ EBIT
Rasio
(X5) melangsungkan kegiatan
bisnisnya.
DER Rasio yang menunjukkan Total Liabilities

6. kemampuan modal sendiri Rasio


(Y1) perusahaan untuk memenuhi
Total Equity

seluruh kewajibannya.
7. DAR Rasio yang mengukur seberapa Rasio
Total Liabilities
besar jumlah aset perusahaan
(Y2)
dibiayai dengan total utang Total Assets

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor

pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2013-2016

Universitas Sumatera Utara


yang berjumlah 41 (empat puluh satu) perusahaan, dimana sub sektor coal mining

(pertambangan batubara) sebanyak 23 (dua puluh tiga) perusahaan, sub sektor

crude petroleoum and natural gas production (minyak mentah dan produksi gas

bumi) sebanyak 7 (tujuh) perusahaan, sub sektor metal and mineral mining

(pertambangan logam dan mineral) sebanyak 9 (sembilan) perusahaan dan sub

sektor land/stone quarrying (pertambangan tanah/batu) 2 (dua) perusahaan.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 11 (sebelas)

perusahaan, yang diambil dengan menggunakan kriteria yang telah ditentukan.

Kriteria yang telah ditentukan adalah sebagai berikut:

1. Seluruh perusahaan sektor Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2013-2016.

2. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit secara

konsisten dan lengkap dari tahun 2013-2016.

3. Perusahaan yang tidak melakukan perubahan bisnis atau perpindahan sektor

selama periode 2013-2016.

4. Perusahaan yang laporan keuangannya dijelaskan dalam satuan moneter Rupiah.

Pada Tabel 3.2 disajikan daftar nama perusahaan yang menjadi sampel

dalam penelitian ini.

Tabel 3.2
Sampel Penelitian
No Kode Nama Emiten Sub Sektor Tanggal IPO
1. ATPK Bara Jaya Internasional Pertambangan Batubara 17 Apr 2002
Tbk
2. PKPK Perdana Karya Perkasa Pertambangan Batubara 11 Jul 2007
Tbk
3. PTBA Tambang Batubara Bukit Pertambangan Batubara 23 Des 2002
Asam (Persero) Tbk

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Tabel 3.2
No Kode Nama Emiten Sub Sektor Tanggal IPO
4. ELSA Elnusa Tbk Pertambangan Minyak dan 06 Feb 2008
Gas Bumi
5. RUIS Radiant Utama Interinsco Pertambangan Minyak dan 12 Jul 2006
Tbk Gas Bumi
6. ANTM Aneka Tambang Pertambangan Logam dan 27 Nov 1997
(Persero) Tbk Mineral Lainnya
7. CITA Cita Mineral Investindo Pertambangan Logam dan 20 Mar 2002
Tbk Mineral Lainnya
8. DKFT Central Omega Pertambangan Logam dan 21 Nov 1997
Resources Tbk Mineral Lainnya
9. TINS Timah (Persero) Tbk Pertambangan Logam dan 19 Okt 2005
10. CTTH Citatah Tbk Pertambangan Batu-batuan 07 Maret 1996
11. MITI Mitra Investindo Tbk Pertambangan Batu-batuan 16 Juli 1997
Sumber: www.idx.co.id

3.7 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

meliputi data dari laporan keuangan perusahaan pertambangan yang didapat dari

website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id selama periode

2013 sampai 2016.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Metode studi pustaka, yaitu dengan mengkaji berbagai literatur pustaka

seperti buku-buku referensi, tulisan ilmiah, jurnal, makalah dan sumber-

sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian.

2. Metode dokumentasi, yaitu dengan cara mencatat atau mendokumentasikan

data yang tercantum pada laporan keuangan dan ringkasan kinerja perusahaan

yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.

Universitas Sumatera Utara


3.9 Teknik Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

melakukan analisis kuantitatif yang dinyatakan dengan angka-angka, yang dalam

perhitungannya menggunakan metode statistik yang dibantu dengan program

pengelolaan data statistik E-views. Teknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

3.9.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif pada umumnya digunakan untuk memberikan informasi

mengenai variabel-variabel penelitian di dalam suatu penelitian. Metode analisis

statistik deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan,

diklasifikasikan, dianalisis, dan diinterpretasikan secara objektif sehingga

memberikan informasi dan gambaran umum mengenai variabel-variabel yang

diteliti. Statistik deskriptif memberikan gambaran dari fenomena atau

karakterisktik dari data (Sarwono, 2016).

3.9.2 Pemilihan Model Data Panel

Data panel merupakan data gabungan dari data runtut waktu (time series)

dan data silang (cross section) (Sarwono, 2016). Untuk mengestimasi parameter

model dengan data panel, terdapat beberapa teknik yang ditawarkan, yaitu:

1. Common Effect Model atau Pooled Least Square (PLS)

Model Common Effect merupakan pendekatan data panel yang paling

sederhana. Model ini tidak memperhatikan dimensi perusahaan maupun

waktu sehingga diasumsikan bahwa perilaku data antar perusahaan sama

Universitas Sumatera Utara


dalam berbagai kurun waktu. Model ini menggabungkan data cross section

dengan data time series dalam bentuk pool, mengestimasinya menggunakan

pendekatan kuadrat terkecil/pooled least square.

2. Model Efek Tetap (Fixed Effect Model)

Pendekatan model Fixed Effect mengasumsikan bahwa intersep dari setiap

individu adalah berbeda, sedangkan slope antar individu adalah tetap (sama).

Teknik ini menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya

perbedaan intersep antar individu.

3. Model Efek Random (Random Effect Model)

Pendekatan yang dipakai dalam Random Effect Model mengasumsikan setiap

perusahaan mempunyai perbedaan intersep, yang mana intersep tersebut

adalah variabel random. Model ini sangat berguna jika individu (entitas) yang

diambil sebagai sampel adalah dipilih secara random dan merupakan wakil

populasi. Teknik ini juga memperhitungkan bahwa error mungkin berkorelasi

sepanjang time series dan cross section.

Adapun langkah-langkah dalam melakukan pemilihan model data panel

adalah sebagai berikut:

a. Uji Statistik F (Uji Chow), digunakan untuk memilih antara Common

Efek Model atau Fixed Effect Model.

Dengan kriteria pengujian:

H0 = Common Effect Model

Ha = Fixed Effect Model

1) Terima H0 bila nilai probabilitas chi square ≥ 0,05.

Universitas Sumatera Utara


2) Tolak H0 (Terima Ha) bila nilai probabilitas chi square < 0,05.

b. Uji Lagrange Multiplier, digunakan untuk mengetahui apakah model

Random Effect lebih baik dari model Common Efffect.

Dengan kriteria pengujian:

H0 = Common Efffect

Model Ha = Random Effect

Model

1) Terima H0 bila nilai probabilitas chi square ≥ 0,05.

2) Tolak H0 (Terima Ha) bila nilai probabilitas chi square < 0,05.

c. Uji Hausman, digunakan untuk memilih antara Random Effect Model

atau Fixed Effect Model

Dengan kriteria pengujian:

H0 = Random Effect Model

Ha = Fixed Effect Model

1) Terima H0 bila nilai probabilitas chi square ≥ 0,05.

2) Tolak H0 (Terima Ha) bila nilai probabilitas chi square < 0,05.

3.9.3 Analisis Regresi Linier Berganda Data Panel

Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode

analisis regresi berganda. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana

variabel dependen dapat diprediksi melalui variabel secara individual. Adapun

persamaan regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk pengaruh Struktur Aset, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan,

Profitabilitas, dan Risiko Bisnis terhadap Debt to Equity Ratio

Y1 = β0 + β1X1it + β2X2it + β3X3it + β4X4it + β5X5it + ε

Universitas Sumatera Utara


2. Untuk pengaruh Struktur Aset, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan,

Profitabilitas, dan Risiko Bisnis terhadap Debt to Assets Ratio

Y2 = β0 + β1X1it + β2X2it + β3X3it + β4X4it + β5X5it +

ε keterangan:

Y1 = Debt to Equity Ratio (DER)

Y2 = Debt to Assets Ratio (DAR)

β0 = Konstanta

β1, β2, β3, β4, β5 = Koefisien regresi parsial untuk X1, X2, X3, X4, dan X5

X1 = Struktur Aset
X2 = Ukuran Perusahaan

X3 = Tingkat Pertumbuhan

X4 = Profitabilitas (ROE)

X5 = Risiko Bisnis

ε = Term of error

i = 1, 2, . . . , N (banyaknya Perusahaan)

t = 1, 2, . . . , T (banyaknya tahun)

3.9.4 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari

model analisis data yang digunakan. Pengujian asumsi klasik meliputi uji

normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

1. Uji Normalitas

Uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Uji

normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

Universitas Sumatera Utara


pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk mendeteksi

apakah residual memiliki distribusi normal atau tidak, dapat dilakukan

dengan uji Jarque-Bera (J-B) (Ghozali, 2013). Menurut Sarwono (2016) nilai

probabilitas J-B digunakan untuk pengujian hipotesis dengan ketentuan jika

nilai probabilitas J-B semakin kecil mendekati 0 maka akan menghasilkan

penolakan H0 yang menyatakan data berdistribusi normal. Sebaliknya jika

nilai probabilitas J-B semakin besar melampaui nilai probabilitas (0.05) maka

akan menghasilkan penerimaan H0 yang menyatakan data berdistribusi

normal dan penolakan Ha yang menyatakan data tidak terdistribusi normal.

Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas dari statistik

J-B, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Jika nilai probabilitas ≥ 0.05 maka asumsi normalitas terpenuhi.

b. Jika nilai probabilitas < 0.05 maka asumsi normalitas tidak terpenuhi.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel independen

(Ghozali dan Ratmono, 2013). Keberadaan multikolinearitas dapat dilihat dari

2
nilai R yang tinggi, dengan menghitung koefisien korelasi antar variabel

independen. Jika koefisien korelasi di antara masing-masing variabel independen

lebih besar dari 0,9 maka terjadi multikolinearitas (Sarwono, 2016).

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear

ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

Universitas Sumatera Utara


pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena

observasi yang beruntut sepanjang waktu berkaitan satu sama lain

(Situmorang dan Lufti, 2014). Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi

dalam data, digunakan metode uji Durbin-Watson (DW) dan uji Breusch-

Godfrey (Lagrange Multiplier). Dalam uji D-W tidak terjadi autokorelasi jika

nilainya -2 ≤ D-W ≤ 2 (Sarwono, 2016:78).

Kriteria yang digunakan dalam pengujian (DW) adalah:

a. Angka DW di bawah -2, berarti ada autokorelasi positif

b. Angka DW di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi

c. Angka DW di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif

4. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah sebuah penyimpangan asumsi Ordinary Least

Square (OLS) dalam bentuk varians gangguan estimasi yang dihasilkan oleh

estimasi OLS yang tidak bernilai konstan. Akibat dari adanya

heteroskedastisitas pada hasil regresi menyebabkan varians tidak lagi

minimum, pengujian dari koefisien regresi menjadi kurang kuat, koefisien

penafsiran menjadi bias, dan kesimpulan yang diambil menjadi salah. Tujuan

dilakukannya uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi terjadi perbedaan varians dari residual variabel

independen yang diketahui. Apabila varians dari residual variabel independen

yang diketahui bergerak konstan, maka disebut sebagai homoskedastisitas.

Tetapi apabila varians dari residual variabel independen yang diketahui

membentuk suatu pola tertentu, maka disebut

Universitas Sumatera Utara


sebagai heteroskedastisitas. Ada beberapa metode untuk mendeteksi ada

tidaknya heteroskedastisitas yaitu, metode grafik, uji Park, uji Glejser, uji

Korelasi Spearman, uji White, dan uji Breusch-Pagan-Godfrey.

3.10 Test of Goodness of Fit

Test of Goodness of Fit atau uji kelayakan model digunakan untuk

mengukur ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual. Secara

statistik, Test of Goodness of Fit ini dapat dilakukan melalui pengukuran dari nilai

2
koefisien determinasi (R ), nilai statistik F dan nilai statistik t.

2
3.10.1 Uji Koefisien Determinasi (R )

Koefisien determinasi (R-square) merupakan suatu ukuran regresi yang

dapat menginformasikan baik atau tidaknya model yang terestimasi. Nilai

koefisien determinasi mencerminkan seberapa besar variabel terikat dapat

dijelaskan oleh variabel bebas. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1

2
(0 ≤ R ≤ 1). Nilai yang mendekati satu berarti variabel bebas memberikan hampir

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel terikat, sedangkan

nilai yang mendekati nol berarti kemampuan variabel-variabel bebas dalam

menjelaskan variabel terikat sangat terbatas.

3.10.2 Uji-F (Uji Serempak)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen

secara serempak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependennya.

Perumusan hipotesis pengaruh Struktur Aset, Ukuran Perusahaan, Tingkat

Pertumbuhan, Profitabilitas, dan Risiko Bisnis terhadap Debt to Equity Ratio.

Universitas Sumatera Utara


1. H0 : βi = 0, artinya Struktur Aset, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan,

Profitabilitas, dan Risiko Bisnis secara serempak berpengaruh

tidak signifikan terhadap Debt to Equity Ratio pada Perusahaan

Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia.

2. Ha : βi ≠ 0, artinya Struktur Aset, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan,

Profitabilitas, dan Risiko Bisnis secara serempak berpengaruh

signifikan terhadap Debt to Equity Ratio pada Perusahaan Sektor

Pertambangan di Bursa Efek Indonesia.

Perumusan hipotesis pengaruh Struktur Aset, Ukuran Perusahaan, Tingkat

Pertumbuhan, Profitabilitas, dan Risiko Bisnis terhadap Debt to Asset Ratio.

1. H0 : βi = 0, artinya Struktur Aset, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan,

Profitabilitas, dan Risiko Bisnis secara serempak berpengaruh

tidak signifikan terhadap Debt to Asset Ratio pada Perusahaan

Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia.

2. Ha : βi ≠ 0, artinya Struktur Aset, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan,

Profitabilitas, dan Risiko Bisnis secara serempak berpengaruh

signifikan terhadap Debt to Asset Ratio pada Perusahaan Sektor

Pertambangan di Bursa Efek Indonesia.

Selanjutnya untuk menguji hipotesis ini dilakukan dengan cara

membandingkan Fhitung dengan Ftabel dengan tingkat signifikasi (α) = 5%.

Ketentuan pengambilan keputusan dalam uji F adalah sebagai berikut:

a. Terima H0 bila F hitung ≤ F tabel atau nilai sig F ≥ α (0,05).

b. Tolak H0 (Terima Ha) bila F hitung > F tabel atau nilai sig F ≤ α (0,05).

Universitas Sumatera Utara


3.10.3 Uji-t (Uji Parsial)

Uji-t digunakan untuk menguji apakah terdapat pengaruh dan hubungan

antara variabel independen dengan variabel dependen secara parsial.

Perumusan hipotesis pengaruh Struktur Aset, Ukuran Perusahaan, Tingkat

Pertumbuhan, Profitabilitas, dan Risiko Bisnis terhadap Debt to Equity Ratio.

1. H0 : βi = 0, artinya Struktur Aset, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan,

Profitabilitas, dan Risiko Bisnis secara parsial berpengaruh tidak

signifikan terhadap Debt to Equity Ratio pada Perusahaan Sektor

Pertambangan di Bursa Efek Indonesia.

2. H0 : βi ≠ 0, artinya Struktur Aset, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan,

Profitabilitas, dan Risiko Bisnis secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap Debt to Equity Ratio pada Perusahaan Sektor

Pertambangan di Bursa Efek Indonesia.

Perumusan hipotesis pengaruh Struktur Aset, Ukuran Perusahaan, Tingkat

Pertumbuhan, Profitabilitas, dan Risiko Bisnis terhadap Debt to Assets Ratio.

1. H0 : βi = 0, artinya Struktur Aset, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan,

Profitabilitas, dan Risiko Bisnis secara parsial berpengaruh tidak

signifikan terhadap Debt to Assets Ratio pada Perusahaan Sektor

Pertambangan di Bursa Efek Indonesia.

2. H0 : βi ≠ 0, artinya Struktur Aset, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan,

Profitabilitas, dan Risiko Bisnis secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap Debt to Assets Ratio pada Perusahaan Sektor

Pertambangan di Bursa Efek Indonesia.

Universitas Sumatera Utara


Selanjutnya untuk menguji hipotesis ini dilakukan dengan cara

membandingkan thitung dengan ttabel dengan tingkat signifikasi (α) = 5%. Ketentuan

pengambilan keputusan dalam uji t adalah sebagai berikut:

a. Terima H0 bila - ttabel ≤ thitung ≤ ttabel atau nilai sig F ≥ α (0,05).

b. Tolak H0 (Terima Ha) bila thitung > ttabel atau thitung < - ttabel atau nilai sig F ≤ α (0,05).

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

1. PT. Bara Jaya Internasional, Tbk (ATPK)

PT. ATPK Resources, Tbk (ATPK) didirikan pada tanggal 12 Januari 1988

dengan nama PT. Anugrah Tambak Perkasindo, Tbk. Berdasarkan Anggaran

Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan utama usaha ATPK adalah

bergerak di bidang pertambangan, infrastruktur tambang, perdagangan yang

berkaitan dengan produk tambang, transportasi di bidang pertambangan.

Kegiatan utama ATPK adalah menjalankan usaha di bidang pertambangan

batubara. Pada tanggal 28 Maret 2002, ATPK memperoleh pernyataan efektif

dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham

ATPK kepada masyarakat sebanyak 135.450.000 dengan nilai nominal Rp

200,- (dua ratus rupiah) per saham dan harga penawaran Rp 300,- (tiga ratus

rupiah) per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek

Indonesia pada tanggal 17 April 2002.

2. PT. Perdana Karya Perkasa, Tbk (PKPK)

PT. Perdana Karya Perkasa, Tbk (PKPK) didirikan pada tanggal 07 Desember

1983 dengan nama PT. Perdana Karya Kaltim dan mulai beroperasi secara

komersial pada tahun 1983. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang

lingkup kegiatan PKPK adalah berusaha dalam bidang pembangunan,

perdagangan, industri, pertambangan, pertanian, pengangkutan darat,

perbengkelan dan jasa-jasa melalui divisi-divisi usaha pertambangan

Universitas Sumatera Utara


batubara, konstruksi, dan persewaan peralatan berat. Kegiatan usaha yang

dijalankan PKPK adalah persewaan peralatan berat dan jasa yang terkait

dengan konstruksi bangunan, dan pertambangan batubara. Pada tanggal 27

Juni 2007, PKPK memperoleh pernyataan efektif BAPEPAM-LK untuk

melakukan Penawaran Umum Perdana Saham PKPK kepada masyarakat

sebanyak 125.000.000 dengan harga nominal Rp 200,- (dua ratus rupiah)

setiap saham dan harga Penawaran Umum sebesar Rp 400,- (empat ratus

rupiah) setiap saham. Saham-saham tersebut dicatat dan diperdagangkan

pertama kali di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 11 Juli 2007.

3. PT. Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk (PTBA)

PT Bukit Asam, Tbk (PTBA) didirikan pada tanggal 2 Maret 1981. Berdasarkan

Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan PTBA adalah bergerak

dalam bidang industri tambang batubara, meliputi kegiatan penyelidikan umum,

eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian, pengangkutan dan perdagangan,

pemeliharaan fasilitas dermaga khusus batubara baik untuk keperluan sendiri

maupun pihak lain, pengoperasian pembangkit listrik tenaga uap baik untuk

keperluan sendiri ataupun pihak lain dan memberikan jasa-jasa konsultasi dan

rekayasa dalam bidang yang ada hubungannya dengan industri pertambangan

batubara beserta hasil olahannya, dan pengembangan. Pada tanggal 03 Desember

2002, PTBA memperoleh pernyataan efektif BAPEPAM-LK untuk melakukan

Penawaran Umum Perdana Saham PTBA kepada masyarakat sebanyak

346.500.000 saham yang terdiri dari 315.000.000 saham divestasi milik negara

Republik Indonesia dan

Universitas Sumatera Utara


31.500.000 saham baru dengan nilai nominal Rp 500,- (nilai penuh) per

saham dan harga penawaran Rp 575,- (nilai penuh) per saham. Saham-saham

tersebut dicatat dan diperdagangkan pertama kali di Bursa Efek Indonesia

pada tanggal 23 Desember 2002.

4. PT. Elnusa, Tbk (ELSA)

PT Elnusa, Tbk (ELSA) didirikan pada tanggal 25 Januari 1969 dengan nama

PT Electronika Nusantara dan memulai kegiatan operasinya secara komersial

pada tahun 1969. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan ELSA adalah bergerak dalam bidang jasa, perdagangan,

pertambangan, pembangunan dan perindustrian. Kegiatan usaha ELSA dan

anak usahannya adalah beroperasi di bidang jasa hulu migas dan penyertaan

saham pada entitas anak serta entitas ventura bersama yang bergerak dalam

berbagai bidang usaha, yaitu jasa dan perdagangan hilir migas, jasa

pengolahan dan penyimpanan data migas, pengelolaan aset lapangan migas

dan jasa telekomunikasi. Elnusa juga beroperasi di bidang penyediaan barang

dan jasa termasuk penyediaan dan pengelolaan ruang perkantoran. Pada

tanggal 25 Januari 2008, ELSA memperoleh pernyataan efektif dari

BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ELSA

kepada masyarakat sebanyak 1.460.000.000 saham dengan nilai nominal Rp

100,- (seratus rupiah) per saham dan harga Penawaran Umum sebesar Rp

400,- (empat ratus rupiah) per saham. Saham-saham tersebut dicatat dan

diperdagangkan pertama kali di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 06

Februari 2008.

Universitas Sumatera Utara


5. PT. Radiant Utama Interinsco, Tbk (RUIS)

PT. Radiant Utama Interinsco, Tbk (RUIS) didirikan tanggal 22 Agustus 1984

dan memulai beroperasi secara komersial pada tahun 1984. Berdasarkan

Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan RUIS terutama bergerak

dalam bidang pertambangan minyak dan penyedia jasa penunjang untuk

industri minyak dan gas dari hulu sampai ke hilir seperti: jasa konstruksi,

operasional dan pemeliharaan, jasa lepas pantai, jasa pengujian tak rusak, jasa

inspeksi dan jasa sertifikasi, dan jasa penunjang lainnya. Pada tanggal 30 Juni

2006, RUIS memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk

melakukan Penawaran Umum Perdana Saham RUIS kepada masyarakat

sebanyak 170.000.000 dengan nilai nominal Rp 100,- (seratus rupiah) per

saham dan harga penawaran Rp 250,- (dua ratus lima puluh rupiah) per

saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada

tanggal 12 Juli 2006.

6. PT. Aneka Tambang, Tbk (ANTM)

PT. Aneka Tambang, Tbk (ANTM) didirikan tanggal 05 Juli 1968 dengan

nama Perusahaan Negara (PN) Aneka Tambang dan memulai beroperasi

secara komersial pada tanggal 05 Juli 1968. Berdasarkan Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ANTM adalah di bidang pertambangan

berbagai jenis bahan galian, serta menjalankan usaha di bidang industri,

perdagangan, pengangkutan, dan jasa lainnya yang berkaitan dengan galian

tersebut. Kegiatan utama ANTM meliputi bidang eksplorasi, eksploitasi,

pengolahan, pemurnian, serta pemasaran bijih nikel, feronikel, emas, perak,

Universitas Sumatera Utara


bauksit, batubara, dan jasa pemurnian logam mulia. Pada tanggal 27

November 1997, ANTM memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK

untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ANTM kepada

masyarakat sebanyak 430.769.000 dengan nilai nominal Rp 500,- (lima ratus

rupiah) per saham dan harga penawaran Rp 1.400,- (seribu empat ratus

rupiah) per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek

Indonesia pada tanggal 27 November 1997.

7. PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA)

PT. Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) didirikan tanggal 27 Juni 1992

dengan nama PT Cipta Panelutama dan memulai kegiatan operasi

komersialnya sejak Juli 1992. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan,

ruang lingkup kegiatan CITA terutama adalah pertambangan. Sejak didirikan

sampai pertengahan 2007, CITA bergerak di bidang perdagangan,

perindustrian, pertambangan, pertanian, jasa pengangkutan darat,

perbengkelan, dan pembangunan. Pada tanggal 22 Februari 2001, CITA

memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan

Penawaran Umum Perdana Saham CITA kepada masyarakat sebanyak

60.000.000 dengan nilai nominal Rp 100,- (seratus rupiah) per saham dan

harga penawaran Rp 200,- (dua ratus rupiah) per saham. Saham-saham

tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 20 Maret 2002.

8. PT. Central Omega Resources , Tbk (DKFT)

PT. Central Omega Resources, Tbk (DKFT) didirikan tanggal 22 Februari

1995 dengan nama PT. Duta Kirana Finance, Tbk dan memulai kegiatan

Universitas Sumatera Utara


usaha komersial pada tahun 1995. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan,

ruang lingkup kegiatan DKFT bergerak dalam bidang usaha perdagangan

hasil tambang dan kegiatan pertambangan yang dilakukan melalui anak

perusahaan. Hasil utama tambang DKFT adalah bijih Nikel. Seluruh kegiatan

ekspor bijih Nikel DKFT dihentikan setelah berlakunya Peraturan Menteri

Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia Nomor 1

Tahun 2014. Saat ini, fokus DKFT adalah pada perencanaan pembangunan

fasilitas smelter Nickel Pig Iron. Pada tanggal 28 Oktober 1997, DKFT

memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan

Penawaran Umum perdana saham DKFT kepada masyarakat sebanyak

26.000.000 dengan nilai nominal dan harga penawaran Rp 500,- (lima ratus

rupiah) per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek

Indonesia pada tanggal 21 November 1997.

9. PT. Timah, Tbk (TINS)

PT Timah Tbk (TINS) didirikan tanggal 02 Agustus 1976. Berdasarkan

Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan TINS meliputi bidang

pertambangan, perindustrian, perdagangan, pengangkutan dan jasa. Kegiatan

utama TINS adalah produsen dan eksportir logam timah, dan memiliki

segmen usaha penambangan timah terintegrasi mulai dari kegiatan eksplorasi,

penambangan, pengolahan hingga pemasaran. Selain itu melalui anak

usahannya, TINS menjalankan kegiatan usaha yaitu penambangan mineral

non-timah (batubara) dan bidang usaha berbasis kompetensi seperti sektor

konstruksi dan Rumah Sakit. Pada tanggal 27 September 1995, TINS

Universitas Sumatera Utara


memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan

Penawaran Umum Perdana Saham TINS kepada masyarakat sebanyak

176.155.000 Saham Seri B dan Global Depositary Receipts (GDR) milik

perusahaan. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia

pada tanggal 19 Oktober 1995.

10. PT. Citatah, Tbk (CTTH)

PT. Citatah Tbk (CTTH) didirikan tanggal 26 September 1968 dan memulai

kegiatan operasi komersialnya pada tahun 1976. Berdasarkan Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup kegiatan CTTH terutama meliputi usaha produksi

dan penjualan marmer, dan kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan. Saat ini

kegiatan usaha CTTH adalah menjalankan usaha di bidang penambangan dan

pengolahan marmer dari tambang hingga pendistribusian marmer untuk

proyek-proyek pembangunan komersial dan residensial. pertambangan. Pada

tanggal 10 Juni 1994, CTTH memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-

LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham CTTH kepada

masyarakat sebanyak 44.000.000 dengan nilai nominal Rp 500,- (lima ratus

rupiah) per saham dan harga penawaran Rp 2.375,- (dua ribu tiga ratus tujuh

puluh lima rupiah) per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa

Efek Indonesia pada tanggal 03 Juli 1996.

11. PT. Mitra Investindo, Tbk (MITI)

PT. Mitra Investindo, Tbk didirikan tanggal 16 September 1993 dengan nama

PT Minsuco International Finance dan mulai beroperasi secara komersial

pada tahun 1994. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

Universitas Sumatera Utara


kegiatan MITI adalah di bidang pertambangan, perindustrian, pertanian,

pembangunan, perdagangan dan jasa. Kegiatan utama yang dijalankan MITI

saat ini adalah bidang pertambangan batu granit dan industri minyak dan gas

bumi melalui penyertaan pada anak perusahaan. Pada tanggal 20 Juni 1997,

MITI memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan

Penawaran Umum Perdana Saham MITI kepada masyarakat sebanyak

58.800.000 dengan nilai nominal Rp 500,- (lima ratus rupiah) per saham dan

harga penawaran Rp 600,- (enam ratus rupiah) per saham. Saham-saham

tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 16 Juli 1997.

4.2 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu

data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean), dan

nilai standar deviasi. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan dalam

perhitungan statistik deskriptif adalah Struktur Aset (FATA), Ukuran Perusahaan

(SIZE), Tingkat Pertumbuhan (GROWTH), Profitabilitas (ROI), Risiko Bisnis

(B_RISK), Debt to Equity Ratio (DER) dan Debt to Assets Ratio (DAR).

Tabel 4.1
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
DER DAR FATA SIZE GROWTH ROI B_RISK
Mean 1.059252 0.448265 0.281270 28.36967 0.281726 -0.009701 25.27234
Maximum 3.987200 0.799490 0.764070 31.04404 8.874321 0.211430 28.53183
Minimum 0.042450 0.040720 0.005180 25.77947 -0.438519 -0.721330 20.77289
Std. Dev. 0.876166 0.172410 0.180784 1.551450 1.359594 0.151214 1.982428
Observations 44 44 44 44 44 44 44
Sumber: Lampiran 9

Pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah data yang digunakan dalam

Universitas Sumatera Utara


penelitian ini adalah sebanyak 11 (sebelas) sampel data yang diambil dari laporan

keuangan publikasi tahunan perusahaan sektor pertambangan tahun 2013-2016.

Berikut interpretasi dari statisktik deskriptif pada Table 4.1.

1. Variabel Debt to Equity Ratio (DER) memiliki nilai minimum 0,042 yang

diperoleh Central Omega Resources Tbk pada tahun 2015 dengan Total

Liabilities Rp 55.506.129.459 dan Total Equity Rp 1.307.544.957.131.

Sedangkan nilai maksimum dari DER adalah 3,987 yang diperoleh Radiant

Utama Interinsco Tbk tahun 2013 dengan Total Liabilities Rp

1.023.110.858.074 dan Total Equity Rp 256.598.546.270. Diketahui Rata-rata

(mean) dan standar deviasi dari DER adalah 1,059 dan 0,876 dengan jumlah

pengamatan sebanyak 44 (empat puluh empat).

2. Variabel Debt to Assets Ratio (DAR) memiliki nilai minimum 0,040 yang

diperoleh Central Omega Resources pada tahun 2015 dengan Total Liabilities

Rp 55.506.129.459 dan Total Assets Rp 1.363.051.086.590. Sedangkan nilai

maksimum dari DAR adalah 0,799 yang diperoleh Radiant Utama Interinsco

Tbk tahun 2013 dengan Total Liabilities Rp 1.023.110.858.074 dan Total

Assets Rp 1.279.709.404.344. Diketahui Rata-rata (mean) dan standar deviasi

dari DAR adalah 0,448 dan 0,172 dengan jumlah pengamatan sebanyak 44

(empat puluh empat).

3. Variabel Struktur Aset (FATA) memiliki nilai minimum 0,005 yang diperoleh

Citatah Tbk pada tahun 2014 dengan Fixed Assets Rp 1.891.366.428 dan Total

Assets Rp 365.266.002.653. Sedangkan nilai maksimum dari FATA adalah 0,764

yang diperoleh Bara Jaya Internasional Tbk tahun 2013 dengan Fixed

Universitas Sumatera Utara


Assets Rp 1.137.966.057.000 dan Total Assets Rp 1.489.399.945. Diketahui

Rata-rata (mean) dan standar deviasi dari FATA adalah 0,281 dan 0,180

dengan jumlah pengamatan sebanyak 44 (empat puluh empat).

4. Variabel Ukuran Perusahaan (SIZE) memiliki nilai minimum 25,779 yang

diperoleh Mitra Investindo Tbk pada tahun 2013 dengan Total Assets Rp

156.993.369.479. Sedangkan nilai maksimum dari SIZE adalah 31,044 yang

diperoleh Aneka Tambang (Persero) Tbk tahun 2015 dengan Total Assets Rp

30.356.850.890.000. Diketahui Rata-rata (mean) dan standar deviasi dari

SIZE adalah 28,369 1,551 dengan jumlah pengamatan sebanyak 44 (empat

puluh empat).

5. Variabel Tingkat Pertumbuhan (GROWTH) memiliki nilai minimum -0,438

yang diperoleh Perdana Karya Perkasa Tbk pada tahun 2016 dengan Total

Assets Rp 170.598.564.000 dan Total Assets(t-1) Rp 303.836.837.000.

Sedangkan nilai maksimum dari GROWTH adalah 8,874 yang diperoleh Bara

Jaya Internasional Tbk tahun 2013 dengan Total Assets Rp 1.489.339.945.000

dan Total Assets(t-1) Rp 150.829.602.000. Diketahui Rata-rata (mean) dan

standar deviasi dari GROWTH adalah 0,281 dan 1,539 dengan jumlah

pengamatan sebanyak 44 (empat puluh empat).

6. Variabel Profitabilitas (ROI) memiliki nilai minimum -0,721 yang diperoleh

Mitra Investindo Tbk pada tahun 2015 dengan Net Profit Rp -179.560.694.653

dan Total Assets Rp 248.928.487.814. Sedangkan nilai maksimum dari ROI

adalah 0,211 yang diperoleh Central Omega Resources Tbk tahun 2013 dengan

Net Profit Rp 337.286.068.438 dan Total Assets Rp 1.595.227.650.833.

Universitas Sumatera Utara


Diketahui Rata-rata (mean) dan standar deviasi dari ROI adalah -0,009 dan

0,151 dengan jumlah pengamatan sebanyak 44 (empat puluh empat).

7. Variabel Risiko Bisnis (B_RISK) memiliki nilai minimum 20,772 yang

diperoleh Citatah Tbk pada tahun 2015 dengan σ EBIT 1.050.876.507.

Sedangkan nilai maksimum dari B_RISK adalah 28,531 yang diperoleh

Aneka Tambang (Persero) Tbk tahun 2016 dengan dengan σ EBIT

2.461.588.950.207. Diketahui Rata-rata (mean) dan standar deviasi dari

B_RISK adalah 25,272 dan 1,982 dengan jumlah pengamatan sebanyak 44

(empat puluh empat).

4.3 Pemilihan Model Data Panel

Data panel merupakan data gabungan dari data runtut waktu (time series)

dan data silang (cross section) Untuk mengestimasi parameter model dengan data

panel, terdapat beberapa teknik yang ditawarkan, yaitu: Common Effect Model

(CEM) atau Pooled Least Square (PLS), Fixed Effect Model (FEM), dan Random

Effect Model (REM) (Sarwono, 2016).

1. Penentuan pemilihan Model Estimasi antara Common Effect Model


(CEM) dan Fixed Effect Model (FEM) dengan Uji Chow

Untuk menentukan apakah model estimasi Common Effect Model (CEM)

atau Fixed Effect Model (FEM) dalam membentuk model regresi, maka dapat

digunakan uji Chow.

Hipotesis yang diuji sebagai berikut:

H0 = Common Effect Model

Ha = Fixed Effect Model

Universitas Sumatera Utara


Dengan kriteria:

a. Terima H0 bila nilai probabilitas chi square ≥ 0,05.

b. Tolak H0 (Terima Ha) bila nilai probabilitas chi square < 0,05.

Hasil uji Chow untuk Y1 dan Y2 dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan Tabel 4.3.

Tabel 4.2
Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: DATAPANEL
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 11.059705 (10,28) 0.0000


Cross-section Chi-square 70.372118 10 0.0000
Sumber: Lampiran 10

Berdasarkan hasil dari uji Chow pada Tabel 4.2, diketahui nilai

probabilitas adalah 0,0000. Karena nilai probabilitas 0,0000 < 0,05, maka model

estimasi yang digunakan adalah model fixed effect model (FEM).

Tabel 4.3
Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: DATAPANEL
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 9.776746 (10,28) 0.0000


Cross-section Chi-square 66.098127 10 0.0000
Sumber: Lampran 10

Berdasarkan hasil dari uji Chow pada Tabel 4.3, diketahui nilai

probabilitasnya adalah 0,0000. Karena nilai probabilitas 0,0000 < 0,05, maka

model estimasi yang digunakan adalah Fixed Effect Model (FEM).

2. Penentuan pemilihan Model Estimasi antara Fixed Effect Model (FEM)


dan Random Effect Model (REM) dengan Uji Hausman

Untuk menentukan apakah model estimasi FEM atau REM dalam

Universitas Sumatera Utara


membentuk model regresi, maka dapat digunakan uji Hausman.

Hipotesis yang diuji sebagai berikut:

H0 = Random Effect Model

Ha = Fixed Effect Model

Dengan kriteria:

a. Terima H0 bila nilai probabilitas chi square ≥ 0,05.

b. Tolak H0 (Terima Ha) bila nilai probabilitas chi square < 0,05.

Hasil uji Hausman untuk Y1 dan Y2 dapat dilihat pada Tabel 4.4 dan Tabel 4.5.

Tabel 4.4
Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: DATAPANEL
Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 18.988949 5 0.0019


Sumber: Lampiran 11

Berdasarkan hasil dari uji Hausman pada Tabel 4.4, diketahui nilai

probabilitas adalah 0,0019. Karena nilai probabilitas 0,0019 < 0,05, maka model

estimasi yang digunakan adalah model Fixed Effect Model (FEM).

Tabel 4.5
Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: DATAPANEL
Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 26.585149 5 0.0001


Sumber: Lampiran 11

Berdasarkan hasil dari uji Hausman pada Tabel 4.5, diketahui nilai

probabilitas adalah 0,0001. Karena nilai probabilitas 0,0001 < 0,05, maka model

Universitas Sumatera Utara


estimasi yang digunakan adalah model fixed effect model (FEM).

4.4 Analisis Regresi Linier Berganda Data Panel

Analisis regresi linier berganda data panel digunakan untuk mengetahui

pengaruh antara variabel Struktur Aset, Ukuran Perusahaan, Tingkat

Pertumbuhan, Profitabilitas, dan Risiko Bisnis terhadap Debt to Equity Ratio dan

Debt to Assets Ratio pada perusahaan sektor pertambangan. Pengujian regresi

linier berganda data panel dilakukan untuk mencari hubungan antar variabel

independen dan dependen, melalui:

1. Pengaruh Struktur Aset, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan,

Profitabilitas, dan Risiko Bisnis terhadap Debt to Equity Ratio (DER).

2. Pengaruh Struktur Aset, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan,

Profitabilitas, dan Risiko Bisnis Terhadap Debt To Assets Ratio (DAR).

Tabel 4.6
Pengujian Regresi Linier Berganda Data Panel
Dependent Variable: DER?
Method: Pooled Least Squares
Date: 07/21/17 Time: 13:39
Sample: 2013 2016
Included observations: 4
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 44

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

FATA? -0.231081 0.118991 -1.941993 0.0623


SIZE? 7.730992 8.369576 0.923702 0.3635
GROWTH? 0.001381 0.043250 0.031926 0.9748
ROI? 0.036326 0.050719 0.716224 0.4798
B_RISK? 7.698530 2.470322 3.116407 0.0042
C -51.14698 27.54179 -1.857068 0.0739

Sumber: Lampiran 12

Berdasarkan pengelolaan data pada Tabel 4.6 pada kolom Coefficient,

diperoleh model persamaan regresi untuk pengaruh Struktur Aset, Ukuran

Universitas Sumatera Utara


Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan, Profitabilitas, dan Risiko Bisnis terhadap Debt

to Equity Ratio sebagai berikut:

Y1 = β0 + β1X1it + β2X2it + β3X3it + β4X4it + β5X5it + ε

Sehingga, persamaan regresi linier berganda data panel adalah sebagai berikut :

DER = -51,146 - 0,231 FATA + 7,730 SIZE + 0,001 GROWTH + 0,036 ROI + 7,698 B_RISK

Berdasarkan persamaan regresi linier berganda yang telah dijabarkan,

berikut interpretasi dari model persamaan regresi tersebut:

1. Konstanta sebesar -51,146 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel

independen, maka nilai Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan sektor

pertambangan akan menurun sebesar 51,146%.

2. Koefisien regresi Struktur Aset (FATA) sebesar -0,231, artinya setiap

kenaikan FATA sebesar 1% dan variabel lain dianggap konstan, maka akan

menurunkan DER sebesar 0,231%.

3. Koefisien regresi Ukuran Perusahaan (SIZE) sebesar 7,730, artinya setiap

kenaikan SIZE sebesar 1% dan variabel lain dianggap konstan, maka akan

menaikkan DER sebesar 7,730%.

4. Koefisien regresi Tingkat Pertumbuhan (GROWTH) sebesar 0,001, artinya

setiap kenaikan GROWTH sebesar 1% dan variabel lain dianggap konstan,

maka akan menaikkan DER sebesar 0,001%.

5. Koefisien regresi Profitabilitas (ROI) sebesar 0,036, artinya setiap kenaikan

ROI sebesar 1% dan variabel lain dianggap konstan, maka akan menaikkan

DER sebesar 0,036%.

6. Koefisien regresi Risiko Bisnis (B_RISK) sebesar 7,698, artinya setiap

Universitas Sumatera Utara


kenaikan B_RISK sebesar 1% dan variabel lain dianggap konstan, maka akan

menaikkan DER sebesar 7,698%.

Tabel 4.7
Pengujian Regresi Linier Berganda Data Panel
Dependent Variable: DAR?
Method: Pooled Least Squares
Date: 07/21/17 Time: 13:47
Sample: 2013 2016
Included observations: 4
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 44

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

FATA? 0.131682 0.190824 0.690071 0.4958


SIZE? -0.006655 0.065976 -0.100877 0.9204
GROWTH? -0.007276 0.012808 -0.568120 0.5745
ROI? -0.252709 0.110479 -2.287397 0.0299
B_RISK? 0.055357 0.023395 2.366162 0.0251
C -0.799361 1.972953 -0.405160 0.6884

Sumber: Lampiran 12

Berdasarkan pengelolaan data pada Tabel 4.7 pada kolom Coefficient,

diperoleh model persamaan regresi untuk pengaruh Struktur Aset, Ukuran

Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan, Profitabilitas, dan Risiko Bisnis terhadap Debt

to Assets Ratio adalah sebagai berikut:

Y2 = β0 + β1X1it + β2X2it + β3X3it + β4X4it + β5X5it + ε

Sehingga, persamaan regresi linier berganda data panel adalah:

DAR = -0,799 + 0,131 FATA - 0,006 SIZE - 0,007 GROWTH - 0,252 ROI + 0,055

B_RISK Berdasarkan persamaan regresi linier berganda yang telah dijabarkan,

berikut interpretasi dari model persamaan regresi tersebut:

1. Konstanta sebesar -0,799 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel

independen, maka nilai Debt to Assets Ratio (DAR) pada perusahaan sektor

pertambangan akan menurun sebesar maka nilai sebesar -0,799%.

Universitas Sumatera Utara


2. Koefisien regresi Struktur Aset (FATA) sebesar 0,131, artinya setiap kenaikan

FATA sebesar 1% dan variabel lain dianggap konstan, maka akan

meningkatkan DAR sebesar 0,131%.

3. Koefisien regresi Ukuran Perusahaan (SIZE) sebesar -0,006, artinya setiap

kenaikan SIZE sebesar 1% dan variabel lain dianggap konstan, maka akan

menurunkan DAR sebesar 0,006%.

4. Koefisien regresi Tingkat Pertumbuhan (GROWTH) sebesar -0,007, artinya

setiap kenaikan GROWTH sebesar 1% dan variabel lain dianggap konstan,

maka akan menurunkan DAR sebesar 0,007%.

5. Koefisien regresi Profitabilitas (ROI) sebesar -0,252, artinya setiap kenaikan

ROI sebesar 1% dan variabel lain dianggap konstan, maka akan menurunkan

DAR sebesar 0,252%.

6. Koefisien regresi Risiko Bisnis (B_RISK) sebesar 0,055, artinya setiap

kenaikan B_RISK sebesar 1% dan variabel lain dianggap konstan, maka akan

menaikkan DAR sebesar 0,055%.

4.5 Uji Asumsi Klasik

4.5.1 Uji Normalitas

Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual dengan

menggunakan uji Jarque-Bera (J-B). Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi

yang digunakan α = 0,05. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka

probabilitas dari statistik J-B, dengan ketentuan yaitu jika nilai probabilitas ≥

0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi, namun jika probabilitas < 0,05, maka

asumsi normalitas tidak terpenuhi.

Universitas Sumatera Utara


10
Series: Residuals
Sample 1 44
8 Observations 44
Mean 8.48e-16
6 Median 0.069836
Maximum 1.307458
Minimum -1.597719
4 Std. Dev. 0.605349
Skewness -0.448364
2 Kurtosis 3.036001
Jarque-Bera 1.476596
0 Probability 0.477927

-1.5 -1.0 - 0.5 0. 0 0. 5 1. 0 1. 5

Sumber: Lampiran 13

Gambar 4.1
Uji Normalitas dengan Uji Jarque-Bera untuk Y1

Berdasarkan Gambar 4.1, diketahui nilai probabilitas dari statistik J-B adalah 0,477927.

Karena nilai probabilitas , yakni 0,477927 lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05.

Hal ini berarti asumsi normalitas terpenuhi.

12
Series: Residuals
10 Sample 1 44
Observations 44
8 Mean 3.33e-16

Median -0.011001
Maximum 0.283078
6 Minimum -0.325458
Std. Dev. 0.143822
4 Skewness -0.043125
Kurtosis 2.994290
2 Jarque-Bera 0.013698

Probability 0.993175
0
-0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3

Sumber: Lampiran 13

Gambar 4.2
Uji Normalitas dengan Uji Jarque-Bera untuk Y2

Berdasarkan Gambar 4.2, diketahui nilai probabilitas dari statistik J-B adalah

0,993175. Karena nilai probabilitas , yakni 0,993175 lebih besar dibandingkan tingkat

signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas terpenuhi.

Universitas Sumatera Utara


4.5.2 Uji Multikolinearitas

Dalam penelitian ini, gejala multikolinearitas dapat dilihat dari nilai

korelasi antar variabel yang terdapat dalam matriks korelasi. Sarwono (2016)

menyatakan jika koefisien korelasi di antara masing-masing variabel independen

lebih besar dari 0,9 maka terjadi multikolinearitas.

Hasil uji multikolinearitas untuk Y1 dan Y2 dapat dilihat pada Tabel 4.8. dan

Tabel 4.9

Tabel 4.8
Uji Multikolinearitas dengan Matriks Korelasi
FATA SIZE GROWTH ROI B_RISK
FATA 1.000000 0.530573 -0.069945 0.130506 0.383280
SIZE 0.530573 1.000000 -0.214180 0.029191 0.762810
GROWTH -0.069945 -0.214180 1.000000 -0.069857 -0.287899
ROI 0.130506 0.029191 -0.069857 1.000000 0.305842
B_RISK 0. 383280 0.762810 -0.287899 0.305842 1.000000
Sumber: Lampiran 14

Berdasarkan Tabel 4.8, dapat dilihat bahwa korelasi antara FATA dan SIZE

sebesar 0,530573, korelasi antara FATA dan GROWTH sebesar -0,069945 dan

seterusnya. Dari hasil pengujian multikolinearitas pada Tabel 4.8 dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas antar variabel

independen. Hal ini karena nilai korelasi antar variabel independen tidak lebih

dari 0,9 (Sarwono, 2016).

Tabel 4.9
Uji Multikolinearitas dengan Matriks Korelasi
FATA SIZE GROWTH ROI B_RISK
FATA 1.000000 0.338777 0.372973 0.020460 0.175285
SIZE 0.338777 1.000000 -0.009850 0.401936 0.781061
GROWTH 0.372973 -0.009850 1.000000 0.106479 -0.229513
ROI 0.020460 0.401936 0.106479 1.000000 0.151521
B_RISK 0.175285 0.781061 -0.229513 0.151521 1.000000
Sumber: Lampiran 14

Berdasarkan Tabel 4.9, dapat dilihat bahwa korelasi antara FATA dan

Universitas Sumatera Utara


SIZE sebesar 0,338777, korelasi antara FATA dan GROWTH sebesar 0,372973

dan seterusnya. Dari hasil pengujian multikolinearitas pada Tabel 4.9 dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas antar variabel

independen. Hal ini karena nilai korelasi antar variabel independen tidak lebih

dari 0,9 (Sarwono, 2016).

4.5.3 Uji Autokorelasi

Asumsi mengenai independensi terhadap residual (non-autokorelasi) dapat

diuji dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Dalam uji D-W tidak terjadi

autokorelasi jika nilainya -2 ≤ D-W ≤ 2 (Sarwono, 2016:78).

Hasil uji Durbin-Watson untuk Y1 dan Y2 dapat dilihat pada Tabel 4.10 dan Tabel

4.11.

Tabel 4.10
Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson
Log likelihood -39.84176 Hannan-Quinn criter. 2.173943
Durbin-Watson stat 1.069143
Sumber: Lampiran 15

Berdasarkan Tabel 4.10, nilai dari statistik Durbin-Watson adalah

1,069143. Perhatikan bahwa karena nilai statistik Durbin-Watson terletak di antara

-2 dan 2, yakni -2 ≤ 1,069143 ≤ 2, maka asumsi non-autokorelasi terpenuhi.

Dengan kata lain, tidak terjadi gejala autokorelasi yang tinggi pada residual.

Tabel 4.11
Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson
Log likelihood 23.39640 Hannan-Quinn criter. -0.700519
Durbin-Watson stat 1.281439
Sumber: Lampiran 15

Berdasarkan Tabel 4.11, nilai dari statistik Durbin-Watson adalah

Universitas Sumatera Utara


1,281439. Perhatikan bahwa karena nilai statistik Durbin-Watson terletak di antara

-2 dan 2, yakni -2 ≤ 1,281439 ≤ 2, maka asumsi non-autokorelasi terpenuhi.

Dengan kata lain, tidak terjadi gejala autokorelasi yang tinggi pada residual.

4.5.4 Uji Heteroskedastisitas

Tujuan dilakukannya uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah

dalam sebuah model regresi terjadi perbedaan varians dari residual variabel

independen yang diketahui. Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala

heteroskedastisitas maka dapat dilakukan dengan uji Breusch-Pagan.

Hasil uji Breusch-Pagan untuk Y1 dan Y2 dapat dilihat pada Tabel 4.12 dan Tabel

4.13.

Tabel 4.12
Uji Heteroskedastisitas (Uji Breusch-Pagan)
Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey

F-statistic 1.236710 Prob. F(5,38) 0.3112


Obs*R-squared 6.157863 Prob. Chi-Square(5) 0.2912
Scaled explained SS 4.675627 Prob. Chi-Square(5) 0.4567
Sumber: Lampiran 16

Diketahui nilai Prob. Chi-Square dari Obs*R-Squared adalah 0,2912 >

0,05, maka asumsi heteroskedastisitas tidak terpenuhi. Dengan kata lain, tidak

terjadi gejala heteroskedastisitas yang tinggi pada residual.

Tabel 4.13
Uji Heteroskedastisitas (Uji Breusch-Pagan)
Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey

F-statistic 1.400201 Prob. F(5,38) 0.2462


Obs*R-squared 6.845276 Prob. Chi-Square(5) 0.2324
Scaled explained SS 5.091095 Prob. Chi-Square(5) 0.4049
Sumber: Lampiran 16

Diketahui nilai Prob. Chi-Square dari Obs*R-Squared adalah 0,2324 >

Universitas Sumatera Utara


0,05, maka asumsi heteroskedastisitas tidak terpenuhi. Dengan kata lain, tidak

terjadi gejala heteroskedastisitas yang tinggi pada residual.

4.6 Test of Goodness of Fit

Test of Goodness of Fit atau uji kelayakan model digunakan untuk

mengukur ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual. Secara

statistik, Test of Goodness of Fit ini dapat dilakukan melalui pengukuran dari nilai

2
koefisien determinasi (R ), nilai statistik F, dan nilai statistik t.

Nilai statistik dari Koefisien Determinasi, Uji F, dan Uji t untuk Y1 dan Y2 dapat

dilihat pada Tabel 4.14 dan Tabel 4.15.

Tabel 4.14
Nilai statistik dari Koefisien Determinasi, Uji F, dan Uji t
Dependent Variable: DER?
Method: Pooled Least Squares
Date: 07/21/17 Time: 13:39
Sample: 2013 2016
Included observations: 4
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 44

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

FATA? -0.231081 0.118991 -1.941993 0.0623


SIZE? 7.730992 8.369576 0.923702 0.3635
GROWTH? 0.001381 0.043250 0.031926 0.9748
ROI? 0.036326 0.050719 0.716224 0.4798
B_RISK? 7.698530 2.470322 3.116407 0.0042
C -51.14698 27.54179 -1.857068 0.0739 Cross-

section fixed (dummy variables)

R-squared 0.842734 Mean dependent var -0.170578


Adjusted R-squared 0.758484 S.D. dependent var 0.686104
S.E. of regression 0.337181 Akaike info criterion 0.938895
Sum squared resid 3.183353 Schwarz criterion 1.587692
Log likelihood -4.655698 Hannan-Quinn criter. 1.179500
F-statistic 10.00278 Durbin-Watson stat 1.932457
Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Lampiran 18

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.15
Nilai statistik dari Koefisien Determinasi, Uji F, dan Uji t
Dependent Variable: DAR?
Method: Pooled Least Squares
Date: 07/21/17 Time: 13:47
Sample: 2013 2016
Included observations: 4
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 44

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

FATA? 0.131682 0.190824 0.690071 0.4958


SIZE? -0.006655 0.065976 -0.100877 0.9204
GROWTH? -0.007276 0.012808 -0.568120 0.5745
ROI? -0.252709 0.110479 -2.287397 0.0299
B_RISK? 0.055357 0.023395 2.366162 0.0251
C -0.799361 1.972953 -0.405160 0.6884

R-squared 0.845077 Mean dependent var 0.448265


Adjusted R-squared 0.762083 S.D. dependent var 0.172410
S.E. of regression 0.084096 Akaike info criterion -1.838430
Sum squared resid 0.198019 Schwarz criterion -1.189634
Log likelihood 56.44546 Hannan-Quinn criter. -1.597825
F-statistic 10.18234 Durbin-Watson stat 2.094579
Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Lampiran 18

4.6.1 Analisis Koefisien Determinasi


2
Koefisien determinasi (R ) berfungsi untuk melihat sejauh mana

keseluruhan variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Nilai

2
koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1 (0 ≤ R ≤ 1). Apabila nilai koefisien

determinasi mendekati satu, berarti variabel bebas memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel terikat, sedangkan nilai

koefisien determinasi yang mendekati nol berarti kemampuan variabel-variabel

bebas dalam menjelaskan variabel terikat sangat terbatas.


2
Berdasarkan Tabel 4.14, diketahui nilai koefisien determinasi (R ) sebesar

0,8427. Nilai tersebut dapat diartikan bahwa FATA, SIZE, GROWTH, ROI dan

B_RISK mampu mempengaruhi atau menjelaskan DER secara serempak sebesar

Universitas Sumatera Utara


84,27%, sedangkan sisanya sebesar 15,73% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain

yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.

2
Berdasarkan Tabel 4.15, diketahui nilai koefisien determinasi (R ) sebesar

0,8450. Nilai tersebut dapat diartikan bahwa FATA, SIZE, GROWTH, ROI dan

B_RISK mampu mempengaruhi/menjelaskan DAR secara simultan atau bersama-

sama sebesar 84,5%, sedangkan sisanya sebesar 15,5% dipengaruhi oleh faktor-

faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.

4.6.2 Uji Signifikansi Pengaruh Serempak (Uji F)

Uji F atau disebut juga uji signifikan serempak dimaksudkan untuk

mengetahui secara bersama-sama apakah semua variabel independen yang

terdapat dalam model mempunyai hubungan yang signifikan terhadap variabel

dependen. Pengujian secara serempak menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang

signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen yang dapat

dilihat pada Tabel 4.14 dan Tabel 4.15.

Kriteria pengujian :

1. Terima H0 bila F hitung ≤ F tabel atau nilai sig F ≥ α (0,05).

2. Tolak H0 (Terima Ha) bila F hitung > F tabel atau nilai sig F ≤ α (0,05).

Untuk mendapatkan nilai Ftabel, terlebih dahulu dihitung derajat kebebasan.

Berikut rumus untuk menghitung derajat kebebasan:

df1 = k – 1

df2 = n – k

k = banyaknya variabel (dependen dan independen)

n = banyaknya observasi

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan hasil uji Fhitung pada Tabel 4.14, diketahui nilai Fhitung sebesar

10,00278 dengan tingkat signifikansi 0,00000, sementara nilai F tabel berdasarkan

df1 = k – 1 = 6 dan df2 = n – k =37 adalah 2,35618 dengan tingkat signifikansi

0,05. Karena Fhitung lebih besar dari Ftabel (10,00278 > 2,35618) dan tingkat

signifikansi (α) 0,00000 < 0.05 maka Ha diterima, yang artinya bahwa seluruh

variabel bebas, yakni FATA, SIZE, GROWTH, ROI dan B_RISK secara serempak

berpengaruh signifikan terhadap variabel DER.

Berdasarkan hasil uji Fhitung pada Tabel 4.15, diketahui nilai Fhitung sebesar

10,18234 dengan tingkat signifikansi 0,00000, sementara nilai F tabel berdasarkan

df1 = k – 1 = 6 dan df2 = n – k =37 adalah 2,35618 dengan tingkat signifikansi

0,05. Karena Fhitung lebih besar dari Ftabel (10,18234 > 2,35618) dan tingkat

signifikansi (α) 0,00000 < 0.05 maka Ha diterima, yang artinya bahwa seluruh

variabel bebas, yakni FATA, SIZE, GROWTH, ROI dan B_RISK secara serempak

berpengaruh signifikan terhadap variabel DAR.

4.6.3 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji t)

Uji-t digunakan untuk menguji apakah variabel independen secara parsial

mempunyai hubungan yang signifikan atau tidak terhadap variabel dependen.

Ketentuan pengambilan keputusan dalam uji t adalah sebagai berikut:

1. Terima H0 bila - ttabel ≤ thitung ≤ ttabel atau nilai sig F ≥ α (0,05).

2. Tolak H0 (Terima Ha) bila thitung > ttabel atau thitung < - ttabel atau nilai sig F ≤ α (0,05).

Untuk mendapatkan nilai ttabel, terlebih dahulu dihitung derajat kebebasan. Berikut

rumus untuk menghitung derajat kebebasan:

Derajat Kebebasan = n – k

Universitas Sumatera Utara


n = banyaknya observasi

k = banyaknya variabel (dependen dan independen)

Diketahui bahwa jumlah observasi dalam penelitian sebanyak 44 (empat

puluh empat) dan jumlah variabel sebanyak 7 (tujuh), sehingga derajat

kebebasannya adalah 44 – 7 = 37, dan tingkat signifikansinya 5% dengan dua arah

maka nilai ttabel adalah 2,026192.

Berdasarkan Tabel 4.14 interpretasi yang dapat dilihat adalah sebagai berikut:

1. Struktur Aset (FATA) memiliki nilai koefisien sebesar -0,231081 dengan nilai

-ttabel ≤ thitung ≤ ttabel (-2,026192 ≤ -1,941993 ≤ 2,026192) dan tingkat

signifikansi sebesar 0,0623 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Struktur Aset

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap DER.

2. Ukuran Perusahaan (SIZE) memiliki nilai koefisien sebesar 7,730992 dengan

nilai -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel (-2,026192 ≤ 0,923702 ≤ 2,026192) dan tingkat

signifikansi sebesar 0,3635 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ukuran

Perusahaan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap DER.

3. Tingkat Pertumbuhan (GROWTH) memiliki nilai koefisien sebesar 0,001381

dengan nilai -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel (-2,026192 ≤ 0,031926 ≤ 2,026192) dan

tingkat signifikansi sebesar 0,9748 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa

Tingkat Pertumbuhan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap DER.

4. Profitabilitas (ROI) memiliki nilai koefisien sebesar 0,036326 dengan nilai -

ttabel ≤ thitung ≤ ttabel (-2,026192 ≤ 0,716224 ≤ 2,026192) dan tingkat

signifikansi sebesar 0,4798 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Profitabilitas

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap DER.

Universitas Sumatera Utara


5. Risiko Bisnis (B_RISK) memiliki nilai koefisien sebesar 7,698530 dengan

nilai thitung > ttabel (3,116407 > 2,026192) dan tingkat signifikansi sebesar

0,0042 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Risiko Bisnis berpengaruh positif

dan signifikan terhadap DER.

Berdasarkan Tabel 4.15 interpretasi yang dapat dilihat adalah sebagai berikut:

1. Struktur Aset (FATA) memiliki nilai koefisien sebesar 0,131682 dengan nilai

-ttabel ≤ thitung ≤ ttabel (-2,026192 ≤ 0,690071 ≤ 2,026192) dan tingkat

signifikansi sebesar 0,4958 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Struktur Aset

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap DAR.

2. Ukuran Perusahaan (SIZE) memiliki nilai koefisien sebesar -0,006655

dengan nilai -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel (-2,026192 ≤ -0,100877 ≤ 2,026192) dan

tingkat signifikansi sebesar 0,9204 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa

Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap DAR.

3. Tingkat Pertumbuhan (GROWTH) memiliki nilai koefisien sebesar -0,007276

dengan nilai -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel (-2,026192 ≤ -0,568120 ≤ 2,026192) dan tingkat

signifikansi sebesar 0,5745 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Tingkat

Pertumbuhan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap DAR.

4. Profitabilitas (ROI) memiliki nilai koefisien sebesar -0,252709 dengan nilai

thitung < -ttabel (-2,287397 < -2,026192) dan tingkat signifikansi sebesar 0,0299

< 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Profitabilitas berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap DAR.

5. Risiko Bisnis (B_RISK) memiliki nilai koefisien sebesar 0,055357 dengan

nilai thitung > ttabel (2,366162 > 2,026192) dan tingkat signifikansi sebesar

Universitas Sumatera Utara


0,0251 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Risiko Bisnis berpengaruh positif

dan signifikan terhadap DAR.

4.7 Pembahasan

4.7.1 Pengaruh Struktur Aset, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan,


Profitabilitas dan Risiko Bisnis Terhadap Debt to Equity Ratio (DER)

1. Pengaruh Struktur Aset Terhadap Debt to Equity Ratio (DER)

Hasil pengujian secara parsial (uji t) menunjukkan bahwa Struktur Aset

(FATA) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Struktur Modal

(Debt to Equity Ratio). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Joni dan Lina (2010) yang menemukan adanya hubungan

negatif dan tidak signifikan antara Struktur Aset perusahaan terhadap Struktur

Modal (Debt to Equity Ratio). Perusahaan sektor pertambangan memiliki

komposisi aset tetap yang berbeda dengan perusahaan pada umumnya. Aset

tetap pada perusahaan sektor pertambangan sebagian besar didominasi oleh

mesin, pabrik, dan instalasi produksi. Dalam kaitannya dengan pendapat

Brigham dan Houston mengenai jenis aset yang dapat dijaminkan, maka aset

tetap yang dimiliki oleh perusahaan sektor pertambangan merupakan aset

multiguna yang tidak begitu baik dijaminkan. Oleh sebab itu kreditur akan

memilih aset maupun syarat perjanjian lainnya sebagai agunan dalam

memberikan kredit kepada perusahaan sektor pertambanan, misalnya saham,

sertifikat kepemilikan, akta cash, corporate guarantie, kontrak jual beli,

rekening bank, klaim asuransi dan deposito. Hal inilah yang menyebabkan

pertambahan aset tetap perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap

Universitas Sumatera Utara


struktur modal perusahaan sektor pertambangan. Pecking order theory

menyatakan bahwa ketika perusahaan memiliki sumber daya keuangan

internal yang cukup maka perusahaan cenderung membiayai peningkatan aset

tetap perusahaan dengan dana internal yang dihasilkan perusahaan.

Perusahaan sektor pertambangan akan cenderung berusaha mengalokasikan

modal sendiri untuk membiayai investasi aset tetap perusahaan. Hal ini

dilakukan untuk mengurangi risiko pengggunaan utang dikarenakan kegiatan

perusahaan sektor pertambangan memiliki ketergantungan terhadap aset tetap

yang dimiliki, seperti mesin dan instalasi pabrik untuk produksi. Semakin

tinggi struktur aset maka penggunaan modal sendiri juga akan semakin tinggi

atau struktur modalnya semakin rendah. Dari penjelasan mengenai teori

pecking order tersebut, dapat disimpulkan bahwa perusahana sektor

pertambangan dalam keadaan normal cenderung berusaha untuk mengurangi

penggunaan utang, dengan menggunakan laba ditahan dan saham baru dalam

mendanai investasi aset tetap perusahaan sehingga menyebabkan turunnya

tingkat struktur modal (Debt to Equity Ratio).

2. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Debt to Equity Ratio (DER)

Hasil pengujian secara parsial (uji t) menunjukkan bahwa Ukuran Perusahaan

(SIZE) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Struktur Modal

(Debt to Equity Ratio). Hasil ini mengindikasikan bahwa semakin besar

ukuran perusahaan pertambangan, maka kecenderungan penggunaan dana

eksternal juga akan semakin besar. Hal ini disebabkan karena perusahaan

yang besar memiliki kebutuhan dana yang besar dan salah satu pemenuhan

Universitas Sumatera Utara


dana yang dibutuhan yaitu menggunakan dana eksternal (utang). Semakin

besar ukuran sebuah perusahaan mudahkan perusahaan untuk memperoleh

aliran dana dari luar perusahaan. Hal ini dikarenakan besarnya aset yang

dimiliki perusahaan memberikan kepercayaan tertentu bagi investor untuk

menginvestasikan dananya. Ukuran perusahaan yang tidak berpengaruh

signifikan disebabkan karena perusahaan besar mempunyai akses lebih

mudah ke pasar modal dibandingkan dengan perusahaan kecil yang belum

tentu dapat memperoleh dana dengan mudah di pasar modal. Hal ini terjadi

karena investor yang akan membeli saham atau menanamkan modalnya tidak

hanya mempertimbangkan besar kecilnya perusahaan, tetapi juga

memperhatikan faktor lain seperti prospek perusahaan, sifat manajemen

perusahaan saat ini dan lain-lain. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Oetomo (2016) yang menemukan

adanya hubungan positif tidak signifikan antara ukuran perusahaan terhadap

struktur modal (Debt to Equity Ratio).

3. Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Terhadap Debt to Equity Ratio (DER)

Hasil pengujian secara parsial (uji t) menunjukkan bahwa tingkat

pertumbuhan (GROWTH) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

struktur modal (Debt to Equity Ratio). Tingkat pertumbuhan aset berpengaruh

positif berarti, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi maka

kebutuhan modalnya relatif lebih besar, sehingga perusahaan memilih

penggunaan dana eksternal. Hal ini dikarenakan perusahaan dengan

pertumbuhan yang tinggi berpengaruh terhadap kebijakan pendanaan

Universitas Sumatera Utara


perusahaan. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan aset yang tinggi berarti

akan beroperasi pada tingkat yang lebih tinggi pula, sehingga memerlukan

penambahan biaya. Peningkatan aset yang diikuti oleh peningkatan hasil

operasi akan semakin menambah kepercayaan pihak luar terhadap

perusahaan. Dengan meningkatnya kepercayaan pihak luar terhadap

perusahaan, maka proporsi utang akan semakin besar dibandingkan modal

sendiri. Hal ini didasarkan pada keyakinan kreditor atas dana yang

ditanamkan ke dalam perusahaan dijamin oleh besarnya aset yang dimiliki

perusahaan. Pertumbuhan aset tidak berpengaruh signifikan karena sering kali

perusahaan menghadapi ketidakpastian yang besar, dimana perusahaan

menggunakan utang bukan untuk meningkatkan nilai perusahaan melainkan

karena bunga dari utang tersebut dapat mengurangi beban pajak yang harus

dibayar perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Sari dan Oetomo (2016) yang menemukan adanya hubungan

positif tidak signifikan antara Tingkat Pertumbuhan terhadap Struktur Modal

(Debt to Equity Ratio).

4. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Debt to Equity Ratio (DER)

Hasil pengujian secara parsial (uji t) menunjukkan bahwa Profitabilitas (ROI)

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Struktur Modal (Debt to

Equity Ratio). Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar profitabilitas (ROI)

yang diperoleh perusahaan maka semakin besar struktur modal (Debt to

Equity Ratio). Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi akan

menghindarkan perusahaan dari kebangkrutan dan diharapkan memiliki

Universitas Sumatera Utara


kesempatan investasi yang lebih baik. Hal ini membuat para investor atau

kreditor lebih yakin dalam memberikan utangnya kepada perusahaan

sehingga hubungan antara profitabilitas dengan struktur modal adalah positif.

Penelitian ini mengindikasikan bahwa peningkatan atau penurunan

profitabilitas (ROI) tidak mempengaruhi perubahan nilai struktur modal

(DER) perusahaan dikarenakan perusahaan telah menetapkan struktur

modalnya berdasarkan besar manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai

akibat dari penggunaan utang untuk mendukung kegiatan operasional

perusahaan. Sehingga perusahaan tidak memandang besar kecilnya jumlah

laba yang dihasilkan dalam menentukan struktur modalnya, melainkan besar

dari pengorbanan dan keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri (2012)

yang menemukan adanya hubungan positif dan tidak signifikan antara

Profitabilitas terhadap Struktur Modal (Debt to Equity Ratio).

5. Pengaruh Risiko Bisnis Terhadap Debt to Equity Ratio (DER)

Hasil pengujian secara parsial (uji t) menunjukkan bahwa Risiko Bisnis

(B_RISK) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Struktur Modal (Debt

to Equity Ratio). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi risiko bisnis,

maka semakin tinggi struktur modal (Debt to Equity Ratio). Adaya pengaruh

positif dari risiko bisnis terhadap struktur modal dikarenakan tingginya

peluang pertumbuhan laba di sektor pertambangan. Kondisi ini

mengakibatkan perusahaan mempunyai kapasitas yang cukup besar dalam

menanggung risiko yang ditimbulkan dari penggunaan utang yang semakin

Universitas Sumatera Utara


tinggi guna meningkatkan investasi dan kapasitas produksinya. Berdasarkan

teori biaya keagenan, penggunaan utang menjadi pilihan pemegang saham

untuk melakukan kontrol terhadap manajer dan membatasi manajer dalam

melakukan pendanaan ketika perusahaan memutuskan untuk melakukan

investasi yang berisiko tinggi namun mendatangkan keuntungan yang besar

saat berhasil. Investor yang memiliki sifat risk seeker tidak akan tertarik

dengan perusahaan yang memiliki risiko yang rendah, mereka akan tertarik

dengan perusahaan yang memiliki risiko yang tinggi, karena mereka

beranggapan bahwa jika risiko tinggi maka keuntungan yang akan didapatkan

perusahaan juga akan semakin tinggi. Dengan meningkatnya keuntungan

yang diperoleh perusahaan, maka proporsi utang juga akan meningkat. Hal

ini didasarkan pada keyakian investor dan kreditor atas dana yang

ditanamkan kepada perusahaan pertambangan dijamin oleh besarnya

keuntungan yang didapatkan perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Ferdiansyah dan Isnurhadi (2013) yang

menemukan adanya hubungan positif dan signifikan antara Risiko Bisnis

terhadap Struktur Modal (Debt to Equity Ratio).

4.7.2 Pengaruh Struktur Aset, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan,


Profitabilitas dan Risiko Bisnis Terhadap Debt to Assets Ratio (DAR)

1. Pengaruh Struktur Aset Terhadap Debt to Assets Ratio (DAR)

Hasil pengujian secara parsial (uji t) menunjukkan bahwa Struktur Aset

(FATA) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Struktur Modal

(Debt to Assets Ratio). Hal ini menunjukkan bahwa jika struktur aset

Universitas Sumatera Utara


meningkat maka struktur modal perusahaan juga akan meningkat.

Peningkatan ini terjadi karena dilihat dari karakteristiknya, perusahaan sektor

pertambangan mengolah sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui

sehingga perlu dilakukan kegiatan eksplorasi untuk mengantisipasi apabila

cadangan yang ada sudah habis. Untuk bisa melakukan kegiatan eksplorasi

dibutuhkan biaya yang besar dan memerlukan aset tetap khusus dalam

kegiatan pertambangan tersebut. Dalam pembelian aset tetap, perusahaan

pertambangan membutuhkan jumlah pendanaan yang tidak sedikit, sehingga

perusahaan memerlukan adanya tambahan modal dari luar berupa pinjaman

dari pihak ketiga. Adanya kebutuhan tersebut bisa direspon secara positif oleh

investor dan kreditor untuk memberikan jumlah dana yang dibutuhkan oleh

perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Santika dan Sudiyatno (2011) yang menemukan adanya hubungan

positif dan tidak signifikan antara Struktur Aset perusahaan terhadap Struktur

Modal (Debt to Assets Ratio).

2. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Debt to Assets Ratio (DAR)

Hasil pengujian secara parsial (uji t) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan

(SIZE) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap struktur modal

(Debt to Assets Ratio). Hal ini mencerminkan bahwa semakin besar ukuran

perusahaan maka struktur modal (Debt to Assets Ratio) akan menurun. Hasil

penelitian ini sesuai dengan Pecking Order Theory yang menyatakan bahwa

perusahaan lebih cenderung menyukai pendanaan yang berasal dari internal

perusahaan dibandingkan utang, sehingga ukuran perusahaan tidak memiliki

Universitas Sumatera Utara


pengaruh terhadap penggunaan sumber dana eksternal. Kemungkinan lain

adalah bahwa perusahaan besar yang mempunyai akses lebih mudah ke pasar

modal dibandingkan dengan perusahaan kecil belum tentu dapat memperoleh

dana dengan mudah di pasar modal. Hal ini disebabkan karena para investor

akan membeli saham atau menanamkan modalnya tidak hanya

mempertimbangkan besar kecilnya perusahaan, tetapi juga memperhatikan

faktor-faktor lain, seperti prospek perusahaan, sifat manajemen perusahaan

saat ini dan lain sebagainya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Acaravci (2015) yang menemukan adanya hubungan

negatif dan tidak signifikan antara ukuran perusahaan terhadap struktur modal

(Debt to Assets Ratio).

3. Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Terhadap Debt to Assets Ratio (DAR)

Hasil pengujian secara parsial (uji t) menunjukkan bahwa tingkat

pertumbuhan (GROWTH) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

struktur modal (Debt to Assets Ratio). Hasil ini menunjukkan bahwa

perubahan peningkatan suatu aset yang diperoleh perusahaan setiap saat tidak

mempengaruhi pihak manajemen dalam pengambilan keputusan pendanaan

dalam rangka pemenuhan kebutuhan dana perusahaan. Karena pertumbuhan

aset yang tidak diikuti oleh peningkatan laba maka tidak akan berdampak

pada struktur modal perusahaan. Kondisi ini menunjukkan bahwa perusahaan

pada aset yang tinggi cenderung memanfaatkan aset tersebut untuk

melakukan kegiatan operasional perusahaan. Tinggi rendahnya tingkat

pertumbuhan aset tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap

Universitas Sumatera Utara


perubahan struktur modal (Debt to Assets Ratio). Hal ini disebabkan tingkat

pertumbuhan aset tidak sepenuhnya dibiayai dari pendanaan eksternal namun

juga dibiayai dari pendanaan internal sehingga tinggi rendahnya tingkat

pertumbuhan aset tidak berdampak signifikan terhadap struktur modal (Debt

to Assets Ratio). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Ting and Lien (2011) yang menemukan adanya hubungan negatif dan

tidak signifikan antara tingkat pertumbuhan perusahaan terhadap struktur

modal (Debt to Assets Ratio).

4. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Debt to Assets Ratio (DAR)

Hasil pengujian secara parsial (uji t) menunjukkan bahwa Profitabilitas (ROI)

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Struktur Modal (Debt to Assets

Ratio). Profitabilitas (ROI) merupakan salah satu variabel yang paling tidak

bisa diabaikan pengaruhnya terhadap struktur modal (Debt to Assets Ratio).

Profitabilitas (ROI) mengindikasikan bahwa suatu perusahaan memiliki

stabilitas dan sumber daya keuangan yang baik. Tingkat profitabilitas (ROI)

yang tinggi atas investasi pada perusahaan sektor pertambangan

memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan

pendanaan dengan dana internal yang dihasilkan oleh perusahaan. Sumber

daya keuangan yang baik akan cenderung mendorong perusahaan sektor

pertambangan untuk mengurangi proporsi utang dengan tujuan untuk

mengurangi risiko kebangkrutan, agency cost, serta mengantisipasi potensi

ketidakpastian. Sesuai dengan teori pecking order, penggunaan sumber dana

yang dihasilkan secara internal berupa laba ditahan lebih diminati perusahaan

Universitas Sumatera Utara


karena memiliki risiko yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan

pendanaan dari sumber eksternal. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Hang and Hung (2016) yang menemukan

adanya hubungan negatif dan signifikan antara profitabilitas terhadap struktur

modal (Debt to Assets Ratio).

5. Pengaruh Risiko Bisnis Terhadap Debt to Assets Ratio (DAR)

Hasil pengujian secara parsial (uji t) menunjukkan bahwa Risiko Bisnis

(B_RISK) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Struktur Modal (Debt

to Assets Ratio). Hasil pengujian secara parsial (uji t) menunjukkan bahwa

Risiko Bisnis (B_RISK) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Struktur

Modal (Debt to Assets Ratio). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi

risiko bisnis, maka semakin tinggi struktur modal (Debt to Assets Ratio).

Adaya pengaruh positif dari risiko bisnis terhadap struktur modal dikarenakan

tingginya peluang pertumbuhan laba di sektor industri pertambangan.

Berdasarkan teori biaya keagenan, penggunaan utang menjadi pilihan

pemegang saham untuk melakukan kontrol terhadap manajer dan membatasi

manajer dalam melakukan pendanaan ketika perusahaan memutuskan untuk

melakukan investasi yang berisiko tinggi namun mendatangkan keuntungan

yang besar saat berhasil. Investor yang memiliki sifat risk seeker tidak akan

tertarik dengan perusahaan yang memiliki risiko yang rendah, mereka akan

tertarik dengan perusahaan yang memiliki risiko yang tinggi, karena mereka

beranggapan bahwa jika risiko tinggi maka keuntungan yang akan didapatkan

perusahaan juga akan semakin tinggi. Dengan meningkatnya keuntungan

Universitas Sumatera Utara


yang diperoleh perusahaan, maka proporsi utang juga akan meningkat. Hal

ini didasarkan pada keyakian investor dan kreditor atas dana yang

ditanamkan kepada perusahaan pertambangan dijamin oleh besarnya

keuntungan yang didapatkan perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Ferdiansyah dan Isnurhadi (2013) yang

menemukan adanya hubungan positif dan signifikan antara risiko bisnis

terhadap struktur modal (Debt to Assets Ratio).

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang dilakukan, maka

kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah:

1. Secara serempak Struktur Aset, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan,

Profitabilitas (ROI) dan Risiko Bisnis berpengaruh signifikan terhadap

Struktur Modal (Debt to Equity Ratio dan Debt to Assets Ratio) pada

perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Secara parsial Risiko Bisnis berpengaruh positif signifikan terhadap Struktur

Debt to Equity Ratio (DER). Sedangkan Ukuran Perusahaan, Tingkat

Pertumbuhan dan Profitabilitas (ROI) berpengaruh positif tidak signifikan

terhadap Debt to Equity Ratio (DER). Serta Struktur Aset berpengaruh negatif

tidak signifikan terhadap Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan sektor

pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Secara parsial Risiko Bisnis berpengaruh positif signifikan terhadap Debt to

Assets Ratio (DAR). Sedangkan Struktur Aset berpengaruh positif tidak

signifikan terhadap Debt to Assets Ratio (DAR). Profitabilitas (ROI)

berpengaruh negatif signifikan terhadap Debt to Assets Ratio (DAR). Serta

Ukuran Perusahaan dan Tingkat Pertumbuhan berpengaruh negatif tidak

signifikan terhadap Debt to Assets Ratio (DAR) pada perusahaan sektor

pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Universitas Sumatera Utara


5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti memberikan beberapa saran

sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan (Emiten)

Manajemen perusahaan sektor pertambangan harus memperhatikan variabel

risiko bisnis, profitabilitas, struktur aset, ukuran perusahaan, dan tingkat

pertumbuhan dalam mempertimbangkan dan menetukan arah kebijakan

struktur modal perusahaan. Walaupun demikian, manajemen tidak boleh

mengabaikan variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hal ini

dimaksudkan agar mempermudah manajemen perusahaan sektor

pertambangan untuk mencapai tingkat struktur modal yang optimal bagi

perusahaan. Karena perusahaan sektor pertambangan memiliki risiko bisnis

yang tinggi, maka dana yang dibutuhkan perusahaan juga tinggi. Penggunaan

utang menjadi pilihan untuk melakukan pendanaan. Perusahaan sektor

pertambangan yang mampu menghasilkan laba yang tinggi sebaiknya

mengurangi penggunaan modal asing (utang) dan beralih menggunakan

pendanaan dari modal sendiri. Hal ini dapat mengurangi potensi risiko,

mengingat perusahaan sektor pertambangan memiliki tingkat risiko dan

ketidakpastian yang tinggi.

2. Bagi Investor

Bagi investor diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam

pengambilan keputusan dalam berinvestasi khususnya investasi pada

perusahaan sektor pertambangan.

Universitas Sumatera Utara


3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti variabel lain yang

dianggap mempengaruhi pengambilan keputusan struktur modal dan dapat

menambah jumlah sampel penelitian serta periode pengamatan agar hasil

penelitian lebih variatif dan akurat.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Acaravci, S. K. (2015). "The Determinants of Capital Structure: Evidence From


The Turkish Manufacturing Sector". International Journal of Economics
and Financial Issues, Vol. 5, No.1, pp.158-171.
Agustini, T., dan Budiyanto. (2015). "Pengaruh Struktur Aktiva, Profitabilitas dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal". Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen, Vol. 4, No. 8, pp.1-16.
Brigham, E. F., end Houston, J. F. (2011). Dasar-dasar Manajemen Keuangan.
(Ahli Bahasa: Ali Akbar Yulianto). Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat.
Bursa Efek Indonesia. (2013). Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan. Diakses
25 Maret 2017, www.idx.co.id.
. (2014). Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan. Diakses 25
Maret 2017, www.idx.co.id.
. (2015). Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan. Diakses 25
Maret 2017, www.idx.co.id.
. (2016). Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan. Diakses 25
Maret 2017, www.idx.co.id.
Darmawan, R., dan Satriawan, B. (2016). "Pengaruh Struktur Aktiva dan
Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Perusahaan Studi Kasus Pada
Perusahaan Pertambangan Batubara yang Terdaftar di BEI Periode 2009-
2013". Jurnal Keuangan, Vol. 7, No. 2, pp.26-39.
Fahmi, I. (2016). Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab.
Bandung: Alfabeta.
Ferdiansyah, M. S., dan Isnurhadi. (2013). "Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Struktur Modal Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI".
Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya, Vol.11, No.2, pp.113-148.
Ghozali, I., dan Ratmono. (2013). Analisis Multivariat dan Ekonometrika Teori,
Konsep dan Aplikasi dengan Eviews 8. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Hang, N. T., end Hung, R. J. (2016). "Determinants of Capital Structure of The
Listed Companies on Vietnam Stock Market". The International Journal
of Business & Management, Vol. 4, No. 6, pp.27-35.
Indrajaya, G. Herlina, dan Setiadi R. (2011). "Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran
perusahaan, Tingkat Pertumbuhan dan Profitabilitas Terhadap Struktur
Modal: Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Listing
di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007". Jurnal Ilmiah Akuntansi,
Vol.2, No.6, pp.1-23.
Joni, dan Lina. (2010). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal. Jurnal
Bisnis dan Akuntansi, Vol.12, No.2, pp.81-96.

Universitas Sumatera Utara


Kesuma, A. (2009). "Analisis Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Serta
Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan yang Go Public di Bursa
Efek Indonesia". Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.11, No.1,
pp.38-45.
Martono, dan Harjito, A. (2013). Manajemen Keuangan. Edisi 3. Yogyakarta:
EKONISIA.
Masnoon, M., Saeed, A., end Azizah, D. F. (2014). "Capital Structure
Determinants of Kse Listed Automobile Companies". European Scientific
Journal, Vol. 10, No.13, pp.451-461.
Organisation for Ekonomic Cooperation and Development (OECD). (2016).
Survei Ekonomi Indonesia. Diakses 17 Maret 2017, www.oecd.org.
Putri, M. E. (2012). "Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aktiva dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Sektor
Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI". Jurnal
Manajemen, Vol. 01, No. 01, pp.1-10.
Riyanto, B. (2011). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE.
Saham Ok. (2016). Emiten Sektor Pertambangan. Diakses 10 Maret 2017,
www.sahamok.com
Santika, R. B., dan Sudiyatno, B. (2011). "Menentukan Struktur Modal
Perusahaan Manufaktur di BEI". Jurnal Dinamika Keuangan dan
Perbankan, Vol. 3, No. 2, pp.172-182.
Sanusi, A. (2013). Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba
Empat.
Sari, A. N., dan Oetomo, H. W. (2016). "Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,
Pertumbuhan Aset dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal".
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, Vol.5, No.4, pp.1-18.
Sartono, R. A. (2015). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat.
Yogyakarta: BPFE.
Sarwono, J. (2016). Prosedur-Prosedur Analisis Populer Aplikasi Riset Skripsi
dan Tesis dengan Eviews. Yogyakarta: Gava Media.
Seftianne, dan Handayani, R. (2011). "Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur
Modal Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur". Jurnal Bisnis dan
Akuntansi, Vol. 13, No. 1, pp.39-56.
Situmorang, S. H., dan Lufti, M. (2014). Analisis Data untuk Riset Manajemen
dan Bisnis. Edisi Ketiga. Medan: USU Press.
Sjahrial, D. (2014). Manajemen Keuangan Lanjutan Edisi Revisi. Jakarta: Mitra
Wacana Media.
Sudana, I. M. (2015). Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik. Edisi
Kedua. Jakarta: Erlangga.

Universitas Sumatera Utara


Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Syahyunan. (2015). Manajemen Keuangan Perencanaan Analisis dan
Pengendalian Keuangan. Edisi Kedua. Medan: USU Press.
Ting, I. W., end Lean, H. H. (2011). "Capital Structure of Government-Linked
Companies in Malaysia". Asian Academy of Management Journal of
Accounting and Finance, Vol. 7, No. 2, pp.137-156.
Trin, T. H., end Phuong, N. T. (2016). "Effect of Financial Crisis on Capital
Structure of Listed Firms in Vietnam". International Journal of Financial
Research, Vol.7, No. 1, pp.66-74.
Zuhro, F., dan Suwitho. (2016). "Pengaruh Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan
Aset, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal". Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen, Vol. 5, No. 5, pp.1-16.

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 1
Populasi dan Sampel Perusahaan Sektor Pertambangan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
No. Nama Perusahaan Kriteria Sampel
1 2 3 4
I Sub Sektor Pertambangan Batubara
1. Adaro Energy Tbk    x
2. Atlas Resources Tbk    x
3. Bara Jaya Internasional Tbk     1
4. Borneo Lumbung Energy dan Metal Tbk  x  x
5. Berau Coal Energy Tbk  x  x
6. Baramulti Suksessarana Tbk  x  x
7. Bumi Resources Tbk    x
8. Bayan Resources Tbk    x
9. Darma Henwa Tbk    x
10. Delta Dunia Makmur Tbk    x
11. Golden Energy Mines Tbk    x
12. Garuda Tujuh Buana Tbk  x  x
13. Harum Energy Tbk    x
14 Indo Tambangraya Megah Tbk    x
15. Resource Alam Indonesia Tbk    x
16. Mitrabara Adiperdana Tbk x x  x
17. Samindo Resources Tbk   x x
18. Perdana Karya Perkasa Tbk     2
19. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk     3
20. Petrosea Tbk    x
21. Golden Eagle Energy Tbk   x x
22. Permata Prima Sakti Tbk  x x x
23. Toba Bara Sejahtera Tbk x x  x
II Sub Sektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
1. Ratu Prabu Energi Tbk x   
2. Benakat Integra Tbk    x
3. Elnusa Tbk     4
4. Energi Mega Persada Tbk  x  x
5. Surya Esa Perkasa Tbk  x  x
6. Medco Energi Internasional Tbk  x  x
7. Radiant Utama Interinsco Tbk     5
III Sub Sektor Pertambangan Logam dan Mineral Lainnya
1. Aneka Tambang (Persero) Tbk     6
2. Cita Mineral Investindo Tbk     7
3. Cakra Mineral Tbk   x 
4. Central Omega Resources Tbk     8
5. Vale Indonesia Tbk    x
6. Merdeca Copper Gold Tbk x x  x
7. J Resource Asia Pasific Tbk   x x
8. SMR Utama Tbk    x
9. Timah (Persero) Tbk     9
IV Sub Sektor Pertambangan Batu-batuan
1. Citatah Tbk     10
2. Mitra Investindo Tbk     11

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 2
Debt to Equity Ratio Perusahaan Sektor Pertambangan Tahun 2013-2016
No. Nama Tahun Total Liabilities Total Equity DER
ATPK 2013 368.122.514.000 1.121.217.431.000 0,328
1. ATPK 2014 627.130.151.000 1.169.176.725.000 0,536
ATPK 2015 762.468.829.000 1.009.641.088.000 0,755
ATPK 2016 848.700.573.000 737.148.048.000 1,151
PKPK 2013 186.390.421.000 175.158.380.000 1,064
2. PKPK 2014 159.801.479.000 144.035.358.000 1,109
PKPK 2015 87.083.602.000 83.514.963.000 1,043
PKPK 2016 87.917.337.000 83.514.963.000 1,053
PTBA 2013 4.125.586.000.000 7.551.569.000.000 0,546
3. PTBA 2014 6.335.533.000.000 8.525.078.000.000 0,743
PTBA 2015 7.606.496.000.000 9.287.547.000.000 0,819
PTBA 2016 8.024.369.000.000 10.552.405.000.000 0,760
ELSA 2013 2.118.153.000.000 2.259.609.000.000 0,937
4. ELSA 2014 1.707.428.000.000 2.549.456.000.000 0,670
ELSA 2015 1.772.327.000.000 2.635.186.000.000 0,673
ELSA 2016 1.313.213.000.000 2.877.743.000.000 0,456
RUIS 2013 1.023.110.858.074 256.598.546.270 3,987
5. RUIS 2014 962.876.563.256 303.595.207.605 3,172
RUIS 2015 753.340.426.009 338.413.465.428 2,226
RUIS 2016 619.413.387.232 359.719.063.530 1,722
ANTM 2013 9.071.629.859.000 12.793.487.532.000 0,709
6. ANTM 2014 9.954.166.791.000 12.049.916.889.000 0,826
ANTM 2015 12.040.131.928.000 18.316.718.962.000 0,657
ANTM 2016 11.572.740.239.000 18.408.795.573.000 0,629
CITA 2013 1.678.088.760.116 2.096.201.913.229 0,801
7. CITA 2014 1.147.804.331.786 1.671.607.604.432 0,687
CITA 2015 1.503.924.741.603 1.292.037.598.118 1,164
CITA 2016 1.763.384.737.866 1.503.924.741.603 1,173
DKFT 2013 141.610.538.904 1.453.516.686.568 0,097
8. DKFT 2014 56.659.830.662 1.134.832.371.800 0,050
DKFT 2015 55.506.129.459 1.307.544.957.131 0,042
DKFT 2016 662.191.960.467 1.214.061.323.994 0,545
TINS 2013 2.991.184.000.000 5.252.835.000.000 0,569
9. TINS 2014 5.344.017.000.000 4.499.801.000.000 1,188
TINS 2015 3.908.615.000.000 5.371.068.000.000 0,728
TINS 2016 3.894.946.000.000 5.653.685.000.000 0,689

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Lampiran 2
No. Nama Tahun Total Liabilities Total Equity DER
CTTH 2013 250.693.593.342 76.860.353.400 3,262
10. CTTH 2014 281.866.630.961 83.399.371.692 3,380
CTTH 2015 316.679.237.740 288.987.797.127 1,096
CTTH 2016 301.007.248.281 314.954.751.984 0,956
MITI 2013 45.429.682.728 111.563.686.751 0,407
11. MITI 2014 88.898.918.712 273.779.890.951 0,325
MITI 2015 138.014.959.336 110.913.528.478 1,244
MITI 2016 142.275.119.991 87.173.401.656 1,632

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 3
Debt to Assets Ratio Perusahaan Sektor Pertambangan Tahun 2013-2016
No. Nama Tahun Total Liabilities Total Assets DAR
ATPK 2013 368.122.514.000 1.489.339.945.000 0,247
1. ATPK 2014 627.130.151.000 1.796.306.876.000 0,349
ATPK 2015 762.468.829.000 1.772.109.917.000 0,430
ATPK 2016 848.700.573.000 1.585.848.621.000 0,535
PKPK 2013 186.390.421.000 361.548.802.000 0,516
2. PKPK 2014 159.801.479.000 303.836.837.000 0,526
PKPK 2015 87.083.602.000 170.598.564.000 0,510
PKPK 2016 87.917.337.000 157.702.767.000 0,557
PTBA 2013 4.125.586.000.000 11.677.155.000.000 0,353
3. PTBA 2014 6.335.533.000.000 14.860.611.000.000 0,426
PTBA 2015 7.606.496.000.000 16.894.043.000.000 0,450
PTBA 2016 8.024.369.000.000 18.576.774.000.000 0,432
ELSA 2013 2.118.153.000.000 4.377.762.000.000 0,484
4. ELSA 2014 1.707.428.000.000 4.256.884.000.000 0,401
ELSA 2015 1.772.327.000.000 4.407.513.000.000 0,402
ELSA 2016 1.313.213.000.000 4.190.956.000.000 0,313
RUIS 2013 1.023.110.858.074 1.279.709.404.344 0,799
5. RUIS 2014 962.876.563.256 1.266.471.770.861 0,760
RUIS 2015 753.340.426.009 1.091.753.891.437 0,690
RUIS 2016 619.413.387.232 979.132.450.762 0,633
ANTM 2013 9.071.629.859.000 21.865.117.391.000 0,415
6. ANTM 2014 9.954.166.791.000 22.004.083.680.000 0,452
ANTM 2015 12.040.131.928.000 30.356.850.890.000 0,397
ANTM 2016 11.572.740.239.000 29.981.535.812.000 0,386
CITA 2013 1.678.088.760.116 3.774.290.673.345 0,445
7. CITA 2014 1.147.804.331.786 2.819.411.936.218 0,407
CITA 2015 1.503.924.741.603 2.795.962.339.721 0,538
CITA 2016 1.763.384.737.866 2.726.213.720.854 0,647
DKFT 2013 141.610.538.904 1.595.227.650.833 0,089
8. DKFT 2014 56.659.830.662 1.191.492.202.462 0,048
DKFT 2015 55.506.129.459 1.363.051.086.590 0,041
DKFT 2016 662.191.960.467 1.876.253.284.461 0,353
TINS 2013 2.991.184.000.000 8.244.019.000.000 0,363
9. TINS 2014 5.344.017.000.000 9.843.818.000.000 0,543
TINS 2015 3.908.615.000.000 9.279.683.000.000 0,421
TINS 2016 3.894.946.000.000 9.548.631.000.000 0,408

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Lampiran 3
No. Nama Tahun Total Liabilities Total Assets DAR
CTTH 2013 250.693.593.342 327.553.946.742 0,765
10. CTTH 2014 281.866.630.961 365.266.002.653 0,772
CTTH 2015 316.679.237.740 605.667.034.867 0,523
CTTH 2016 301.007.248.281 616.962.000.265 0,488
MITI 2013 45.429.682.728 156.993.369.479 0,289
11. MITI 2014 88.898.918.712 362.678.809.663 0,245
MITI 2015 138.014.959.336 248.928.487.814 0,554
MITI 2016 142.275.119.991 229.448.521.647 0,620

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 4
Struktur Aset Perusahaan Sektor Pertambangan Tahun 2013-2016
No. Nama Tahun Fixed Assets Total Assets FATA
ATPK 2013 1.137.966.057.000 1.489.339.945.000 0,764
1. ATPK 2014 1.043.207.059.000 1.796.306.876.000 0,581
ATPK 2015 1.086.684.869.000 1.772.109.917.000 0,613
ATPK 2016 965.344.237.000 1.585.848.621.000 0,609
PKPK 2013 73.232.368.000 361.548.802.000 0,203
2. PKPK 2014 83.062.961.000 303.836.837.000 0,273
PKPK 2015 64.034.468.000 170.598.564.000 0,375
PKPK 2016 50.886.563.000 157.702.767.000 0,323
PTBA 2013 2.803.393.000.000 11.677.155.000.000 0,240
3. PTBA 2014 3.987.565.000.000 14.860.611.000.000 0,268
PTBA 2015 5.579.117.000.000 16.894.043.000.000 0,330
PTBA 2016 6.087.746.000.000 18.576.774.000.000 0,328
ELSA 2013 1.048.948.000.000 4.377.762.000.000 0,240
4. ELSA 2014 1.239.721.000.000 4.256.884.000.000 0,291
ELSA 2015 1.480.580.000.000 4.407.513.000.000 0,336
ELSA 2016 1.592.311.000.000 4.190.956.000.000 0,380
RUIS 2013 406.569.506.411 1.279.709.404.344 0,318
5. RUIS 2014 507.593.258.183 1.266.471.770.861 0,401
RUIS 2015 474.338.230.928 1.091.753.891.437 0,434
RUIS 2016 443.475.154.491 979.132.450.762 0,453
ANTM 2013 6.700.155.560.000 21.865.117.391.000 0,306
6. ANTM 2014 8.699.660.101.000 22.004.083.680.000 0,395
ANTM 2015 12.267.804.244.000 30.356.850.890.000 0,404
ANTM 2016 12.958.946.013.000 29.981.535.812.000 0,432
CITA 2013 1.074.041.144.676 3.774.290.673.345 0,285
7. CITA 2014 924.153.182.639 2.819.411.936.218 0,328
CITA 2015 788.394.621.534 2.795.962.339.721 0,282
CITA 2016 595.703.186.622 2.726.213.720.854 0,219
DKFT 2013 93.188.987.233 1.595.227.650.833 0,058
8. DKFT 2014 107.915.346.202 1.191.492.202.462 0,091
DKFT 2015 183.587.722.372 1.363.051.086.590 0,135
DKFT 2016 1.002.898.278.454 1.876.253.284.461 0,535
TINS 2013 2.005.346.000.000 8.244.019.000.000 0,243
9. TINS 2014 2.017.066.000.000 9.843.818.000.000 0,205
TINS 2015 2.224.368.000.000 9.279.683.000.000 0,240
TINS 2016 2.221.103.000.000 9.548.631.000.000 0,233

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Lampiran 4
No. Nama Tahun Fixed Assets Total Assets FATA
CTTH 2013 1.892.506.953 327.553.946.742 0,006
10. CTTH 2014 1.891.366.428 365.266.002.653 0,005
CTTH 2015 34.543.283.915 605.667.034.867 0,057
CTTH 2016 34.543.000.000 616.962.000.265 0,056
MITI 2013 2.213.000.000 156.993.369.479 0,014
11. MITI 2014 28.102.541.921 362.678.809.663 0,077
MITI 2015 1.444.888.367 248.928.487.814 0,006
MITI 2016 1.194.295.622 229.448.521.647 0,005

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 5
Ukuran Perusahaan Sektor Pertambangan Tahun 2013-2016
No. Nama Tahun Total Assets Size
ATPK 2013 1.489.339.945.000 28,029
1. ATPK 2014 1.796.306.876.000 28,217
ATPK 2015 1.772.109.917.000 28,203
ATPK 2016 1.585.848.621.000 28,092
PKPK 2013 361.548.802.000 26,614
2. PKPK 2014 303.836.837.000 26,440
PKPK 2015 170.598.564.000 25,863
PKPK 2016 157.702.767.000 25,784
PTBA 2013 11.677.155.000.000 30,089
3. PTBA 2014 14.860.611.000.000 30,330
PTBA 2015 16.894.043.000.000 30,458
PTBA 2016 18.576.774.000.000 30,553
ELSA 2013 4.377.762.000.000 29,108
4. ELSA 2014 4.256.884.000.000 29,080
ELSA 2015 4.407.513.000.000 29,114
ELSA 2016 4.190.956.000.000 29,064
RUIS 2013 1.279.709.404.344 27,878
5. RUIS 2014 1.266.471.770.861 27,867
RUIS 2015 1.091.753.891.437 27,719
RUIS 2016 979.132.450.762 27,610
ANTM 2013 21.865.117.391.000 30,716
6. ANTM 2014 22.004.083.680.000 30,722
ANTM 2015 30.356.850.890.000 31,044
ANTM 2016 29.981.535.812.000 31,032
CITA 2013 3.774.290.673.345 28,959
7. CITA 2014 2.819.411.936.218 28,668
CITA 2015 2.795.962.339.721 28,659
CITA 2016 2.726.213.720.854 28,634
DKFT 2013 1.595.227.650.833 28,098
8. DKFT 2014 1.191.492.202.462 27,806
DKFT 2015 1.363.051.086.590 27,941
DKFT 2016 1.876.253.284.461 28,260
TINS 2013 8.244.019.000.000 29,741
9. TINS 2014 9.843.818.000.000 29,918
TINS 2015 9.279.683.000.000 29,859
TINS 2016 9.548.631.000.000 29,887

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Lampiran 5
No. Nama Tahun Total Assets Size
CTTH 2013 327.553.946.742 26,515
10. CTTH 2014 365.266.002.653 26,624
CTTH 2015 605.667.034.867 27,130
CTTH 2016 616.962.000.265 27,148
MITI 2013 156.993.369.479 25,779
11. MITI 2014 362.678.809.663 26,617
MITI 2015 248.928.487.814 26,240
MITI 2016 229.448.521.647 26,159

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 6
Tingkat Pertumbuhan Perusahaan Sektor Pertambangan Tahun 2013-2016
No. Nama Tahun Total Assets (t) Total Assets (t-1) Growth
ATPK 2013 1.489.339.945.000 150.829.602.000 8,874
1. ATPK 2014 1.796.306.876.000 1.489.339.945.000 0,206
ATPK 2015 1.772.109.917.000 1.796.306.876.000 (0,013)
ATPK 2016 1.585.848.621.000 1.773.314.414.000 (0,106)
PKPK 2013 361.548.802.000 396.379.847.000 (0,088)
2. PKPK 2014 303.836.837.000 361.548.802.000 (0,160)
PKPK 2015 170.598.564.000 303.836.837.000 (0,439)
PKPK 2016 157.702.767.000 170.598.564.000 (0,076)
PTBA 2013 11.677.155.000.000 12.728.981.000.000 (0,083)
3. PTBA 2014 14.860.611.000.000 11.677.155.000.000 0,273
PTBA 2015 16.894.043.000.000 14.860.611.000.000 0,137
PTBA 2016 18.576.774.000.000 16.894.043.000.000 0,100
ELSA 2013 4.377.762.000.000 4.294.557.000.000 0,019
4. ELSA 2014 4.256.884.000.000 4.377.762.000.000 (0,028)
ELSA 2015 4.407.513.000.000 4.256.884.000.000 0,035
ELSA 2016 4.190.956.000.000 4.407.513.000.000 (0,049)
RUIS 2013 1.279.709.404.344 1.171.261.207.723 0,093
5. RUIS 2014 1.266.471.770.861 1.279.709.404.344 (0,010)
RUIS 2015 1.091.753.891.437 1.266.471.770.861 (0,138)
RUIS 2016 979.132.450.762 1.091.753.891.437 (0,103)
ANTM 2013 21.865.117.391.000 19.708.540.946.000 0,109
6. ANTM 2014 22.004.083.680.000 21.865.117.391.000 0,006
ANTM 2015 30.356.850.890.000 22.004.083.680.000 0,380
ANTM 2016 29.981.535.812.000 30.356.850.890.000 (0,012)
CITA 2013 3.774.290.673.345 1.968.579.105.393 0,917
7. CITA 2014 2.819.411.936.218 3.774.290.673.345 (0,253)
CITA 2015 2.795.962.339.721 2.819.411.936.218 (0,008)
CITA 2016 2.726.213.720.854 2.795.962.339.721 (0,025)
DKFT 2013 1.595.227.650.833 1.535.650.131.037 0,039
8. DKFT 2014 1.191.492.202.462 1.595.227.650.833 (0,253)
DKFT 2015 1.363.051.086.590 1.191.492.202.462 0,144
DKFT 2016 1.876.253.284.461 1.363.051.086.590 0,377
TINS 2013 8.244.019.000.000 6.130.320.000.000 0,345
9. TINS 2014 9.843.818.000.000 8.244.019.000.000 0,194
TINS 2015 9.279.683.000.000 9.843.818.000.000 (0,057)
TINS 2016 9.548.631.000.000 9.279.683.000.000 0,029

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Lampiran 6
No. Nama Tahun Total Assets (t) Total Assets (t-1) Growth
CTTH 2013 327.553.946.742 261.438.526.210 0,253
10. CTTH 2014 365.266.002.653 327.553.946.742 0,115
CTTH 2015 605.667.034.867 365.266.002.653 0,658
CTTH 2016 616.962.000.265 605.667.034.867 0,019
MITI 2013 156.993.369.479 148.540.732.335 0,057
11. MITI 2014 362.678.809.663 156.993.369.479 1,310
MITI 2015 248.928.487.814 362.678.809.663 (0,314)
MITI 2016 229.448.521.647 248.928.487.814 (0,078)

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 7
Return on Investment Perusahaan Sektor Pertambangan Tahun 2013-2016
No. Nama Tahun Net Profit Total Assets ROI
ATPK 2013 13.040.702.000 1.489.339.945.000 0,009
1. ATPK 2014 52.011.645.000 1.796.306.876.000 0,029
ATPK 2015 (161.555.929.000) 1.772.109.917.000 (0,091)
ATPK 2016 (288.021.991.000) 1.585.848.621.000 (0,182)
PKPK 2013 333.679.000 361.548.802.000 0,001
2. PKPK 2014 (26.919.603.000) 303.836.837.000 (0,089)
PKPK 2015 (61.713.327.000) 170.598.564.000 (0,362)
PKPK 2016 (22.052.905.000) 157.702.767.000 (0,140)
PTBA 2013 1.854.281.000.000 11.677.155.000.000 0,159
3. PTBA 2014 1.863.781.000.000 14.860.611.000.000 0,125
PTBA 2015 2.037.111.000.000 16.894.043.000.000 0,121
PTBA 2016 2.024.405.000.000 18.576.774.000.000 0,109
ELSA 2013 242.605.000.000 4.377.762.000.000 0,055
4. ELSA 2014 431.457.000.000 4.256.884.000.000 0,101
ELSA 2015 379.745.000.000 4.407.513.000.000 0,086
ELSA 2016 316.066.000.000 4.190.956.000.000 0,075
RUIS 2013 29.635.487.726 1.279.709.404.344 0,023
5. RUIS 2014 56.049.811.031 1.266.471.770.861 0,044
RUIS 2015 41.281.106.302 1.091.753.891.437 0,038
RUIS 2016 26.070.316.770 979.132.450.762 0,027
ANTM 2013 409.947.369.000 21.865.117.391.000 0,019
6. ANTM 2014 (743.529.593.000) 22.004.083.680.000 (0,034)
ANTM 2015 (1.440.852.896.000) 30.356.850.890.000 (0,047)
ANTM 2016 64.806.188.000 29.981.535.812.000 0,002
CITA 2013 686.686.707.095 3.774.290.673.345 0,182
7. CITA 2014 (355.068.702.004) 2.819.411.936.218 (0,126)
CITA 2015 (341.205.918.018) 2.795.962.339.721 (0,122)
CITA 2016 (265.247.346.551) 2.726.213.720.854 (0,097)
DKFT 2013 337.286.068.438 1.595.227.650.833 0,211
8. DKFT 2014 (46.729.519.102) 1.191.492.202.462 (0,039)
DKFT 2015 (32.644.552.934) 1.363.051.086.590 (0,024)
DKFT 2016 (87.161.029.519) 1.876.253.284.461 (0,046)
TINS 2013 580.570.000.000 8.244.019.000.000 0,070
9. TINS 2014 672.991.000.000 9.843.818.000.000 0,068
TINS 2015 101.561.000.000 9.279.683.000.000 0,011
TINS 2016 251.969.000.000 9.548.631.000.000 0,026

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Lampiran 7
No. Nama Tahun Net Profit Total Assets ROI
CTTH 2013 484.079.776 327.553.946.742 0,001
10. CTTH 2014 1.014.318.138 365.266.002.653 0,003
CTTH 2015 1.949.752.745 605.667.034.867 0,003
CTTH 2016 20.881.438.764 616.962.000.265 0,034
MITI 2013 22.002.615.533 156.993.369.479 0,140
11. MITI 2014 7.582.461.550 362.678.809.663 0,021
MITI 2015 (179.560.694.653) 248.928.487.814 (0,721)
MITI 2016 (23.362.032.637) 229.448.521.647 (0,102)

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 8
Risiko Bisnis Perusahaan Sektor Pertambangan Tahun 2013-2016
No Nama Tahun Tahun EBIT σ EBIT B_Risk
2009 (30.281.935.738)
ATPK 2013 2010 (18.250.780.790) 6.202.047.833 22,548
2011 (24.407.127.000)
2012 (16.740.643.000)
2010 (18.250.781.000)
ATPK 2014 2011 (24.407.127.000) 18.351.180.774 23,633
2012 (16.740.643.000)
1. 2013 16.298.722.000
2011 (24.407.127.000)
ATPK 2015 2012 (16.740.643.000) 45.566.942.293 24,542
2013 16.298.722.000
2014 75.726.971.000
2012 (16.740.643.000)
ATPK 2016 2013 16.298.722.000 79.160.347.485 25,095
2014 75.726.971.000
2015 163.697.036.000
2009 26.650.222.239
PKPK 2013 2010 7.863.120.195 19.164.704.108 23,676
2011 1.114.555.000
2012 (19.781.958.000)
2010 467.804.659.413
PKPK 2014 2011 1.114.555.000 238.286.964.112 26,197
2012 (19.781.958.000)
2. 2013 (6.704.500.000)
2011 1.114.555.000
PKPK 2015 2012 (19.781.958.000) 16.160.543.650 23,506
2013 (6.704.500.000)
2014 (35.795.892.000)
2012 (19.781.958.000)
PKPK 2016 2013 (6.704.500.000) 25.086.088.527 23,946
2014 (35.795.892.000)
2015 (64.932.325.000)

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Lampiran 8
No Nama Tahun Tahun EBIT σ EBIT B_Risk
2009 3.762.002.000.000
PTBA 2013 2010 2.599.650.000.000 687.217.442.320 27,256
2011 4.141.132.000.000
2012 3.911.587.000.000
2010 2.599.650.000.000
PTBA 2014 2011 4.141.132.000.000 870.533.348.480 27,492
2012 3.911.587.000.000
3. 2013 2.461.362.000.000
2011 4.141.132.000.000
PTBA 2015 2012 3.911.587.000.000 922.215.618.510 27,550
2013 2.461.362.000.000
2014 2.413.952.000.000
2012 3.911.587.000.000
PTBA 2016 2013 2.461.362.000.000 703.018.269.988 27,279
2014 2.413.952.000.000
2015 2.718.358.000.000
2009 668.782.000.000
ELSA 2013 2010 94.176.000.000 289.432.645.759 26,391
2011 26.083.000.000
2012 211.071.000.000
2010 94.176.000.000
ELSA 2014 2011 26.083.000.000 136.712.787.357 25,641
2012 211.071.000.000
4. 2013 337.200.000.000
2011 26.083.000.000
ELSA 2015 2012 211.071.000.000 231.489.115.269 26,168
2013 337.200.000.000
2014 577.521.000.000
2012 211.071.000.000
ELSA 2016 2013 337.200.000.000 166.882.040.856 25,841
2014 577.521.000.000
2015 513.021.000.000

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Lampiran 8
No Nama Tahun Tahun EBIT σ EBIT B_Risk
2009 30.376.825.315
RUIS 2013 2010 20.439.848.178 16.081.826.835 23,501
2011 55.505.558.124
2012 48.226.597.997
2010 20.439.848.178
RUIS 2014 2011 55.505.558.124 16.862.417.744 23,548
2012 48.226.597.997
5. 2013 56.362.930.594
2011 55.505.558.124
RUIS 2015 2012 48.226.597.997 13.026.030.450 23,290
2013 56.362.930.594
2014 78.373.285.029
2012 48.226.597.997
RUIS 2016 2013 56.362.930.594 13.513.303.591 23,327
2014 78.373.285.029
2015 70.030.859.016
2009 784.017.742.000
ANTM 2013 2010 2.272.623.684.000 1.276.851.925.858 27,875
2011 2.568.781.385.000
2012 3.895.495.061.000
2010 2.272.623.684.000
ANTM 2014 2011 2.568.781.385.000 1.678.186.987.578 28,149
2012 3.895.495.061.000
6. 2013 (132.930.400.000)
2011 2.568.781.385.000
ANTM 2015 2012 3.895.495.061.000 2.216.762.632.101 28,427
2013 (132.930.400.000)
2014 (790.792.559.000)
2012 3.895.495.061.000
ANTM 2016 2013 (132.930.400.000) 2.461.588.950.207 28,532
2014 (790.792.559.000)
2015 (1.668.773.924.000)

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Lampiran 8
No Nama Tahun Tahun EBIT σ EBIT B_Risk
2009 84.466.501.484
CITA 2013 2010 212.265.017.183 125.755.987.968 25,558
2011 359.790.220.147
2012 331.252.165.417
2010 212.265.017.183
CITA 2014 2011 359.790.220.147 313.882.020.641 26,472
2012 331.252.165.417
7. 2013 915.724.757.525
2011 359.790.220.147
CITA 2015 2012 331.252.165.417 518.571.427.748 26,974
2013 915.724.757.525
2014 (351.042.803.688)
2012 331.252.165.417
CITA 2016 2013 915.724.757.525 608.558.929.290 27,134
2014 (351.042.803.688)
2015 (341.237.589.644)
2009 (5.120.086.568)
DKFT 2013 2010 (4.828.775.381) 195.095.098.549 25,997
2011 232.737.139.325
2012 393.668.574.628
2010 (4.828.775.381)
DKFT 2014 2011 232.737.139.325 200.098.006.257 26,022
2012 393.668.574.628
8. 2013 437.377.050.560
2011 232.737.139.325
DKFT 2015 2012 393.668.574.628 233.169.039.177 26,175
2013 437.377.050.560
2014 (77.261.357.076)
2012 393.668.574.628
DKFT 2016 2013 437.377.050.560 275.805.942.798 26,343
2014 (77.261.357.076)
2015 (43.946.331.399)

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Lampiran 8
No Nama Tahun Tahun EBIT σ EBIT B_Risk
2009 841.824.000.000
TINS 2013 2010 1.127.327.000.000 268.487.763.056 26,316
2011 1.187.414.000.000
2012 607.858.000.000
2010 1.127.327.000.000
TINS 2014 2011 1.187.414.000.000 265.667.837.690 26,306
2012 607.858.000.000
9. 2013 866.970.000.000
2011 1.187.414.000.000
TINS 2015 2012 607.858.000.000 246.802.733.607 26,232
2013 866.970.000.000
2014 1.024.844.000.000
2012 607.858.000.000
TINS 2016 2013 866.970.000.000 374.333.385.795 26,648
2014 1.024.844.000.000
2015 168.163.000.000
2009 15.361.642.065
CTTH 2013 2010 12.342.258.547 6.738.899.926 22,631
2011 1.658.932.591
2012 3.198.037.734
2010 12.342.258.547
CTTH 2014 2011 1.658.932.591 5.085.184.780 22,350
2012 3.198.037.734
10. 2013 1.925.897.934
2011 1.658.932.591
CTTH 2015 2012 3.198.037.734 1.050.876.507 20,773
2013 1.925.897.934
2014 644.290.370
2012 3.198.037.734
CTTH 2016 2013 1.925.897.934 1.467.238.056 21,107
2014 644.290.370
2015 3.987.537.336

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Lampiran 8
No Nama Tahun Tahun EBIT σ EBIT B_Risk
2009 9.993.834.933
MITI 2013 2010 9.361.473.486 12.624.168.850 23,259
2011 34.252.759.043
2012 27.888.346.138
2010 9.361.473.486
MITI 2014 2011 34.252.759.043 10.739.064.088 23,097
2012 27.888.346.138
11. 2013 27.756.812.124
2011 34.252.759.043
MITI 2015 2012 27.888.346.138 21.607.270.310 23,796
2013 27.756.812.124
2014 (12.821.080.608)
2012 27.888.346.138
MITI 2016 2013 27.756.812.124 105.626.713.101 25,383
2014 (12.821.080.608)
2015 (193.474.282.660)

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 9
Statistik Deskriptif

DER DAR FATA SIZE GROWTH ROI B_RISK


Mean 1.059252 0.448265 0.281270 28.36967 0.281726 -0.009701 25.27234
Maximum 3.987200 0.799490 0.764070 31.04404 8.874321 0.211430 28.53183
Minimum 0.042450 0.040720 0.005180 25.77947 -0.438519 -0.721330 20.77289
Std. Dev. 0.876166 0.172410 0.180784 1.551450 1.359594 0.151214 1.982428
Observations 44 44 44 44 44 44 44

LAMPIRAN 10
Uji Chow Y1

Redundant Fixed Effects Tests


Pool: DATAPANEL
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 11.059705 (10,28) 0.0000


Cross-section Chi-square 70.372118 10 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:


Dependent Variable: DER?
Method: Panel Least Squares
Date: 07/21/17 Time: 13:39
Sample: 2013 2016
Included observations: 4
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 44

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

FATA? -0.043854 0.087801 -0.499469 0.6203


SIZE? 0.605780 3.252589 0.186245 0.8532
GROWTH? -0.153088 0.070915 -2.158753 0.0372
ROI? -0.035468 0.076740 -0.462179 0.6466
B_RISK? -3.492575 2.162111 -1.615354 0.1145
C 8.537790 7.366707 1.158970 0.2537

R-squared 0.221547 Mean dependent var -0.170578


Adjusted R-squared 0.119119 S.D. dependent var 0.686104
S.E. of regression 0.643945 Akaike info criterion 2.083716
Sum squared resid 15.75726 Schwarz criterion 2.327015
Log likelihood -39.84176 Hannan-Quinn criter. 2.173943
F-statistic 2.162958 Durbin-Watson stat 0.683886
Prob(F-statistic) 0.078729

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Lampiran 10
Uji Chow Y2

Redundant Fixed Effects Tests


Pool: DATAPANEL
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 9.776746 (10,28) 0.0000


Cross-section Chi-square 66.098127 10 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:

Dependent Variable: DAR?


Method: Panel Least Squares
Date: 07/21/17 Time: 13:47
Sample: 2013 2016
Included observations: 4
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 44

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

FATA? 0.174699 0.153113 1.140984 0.2610


SIZE? 0.049687 0.029348 1.693023 0.0986
GROWTH? -0.053203 0.019901 -2.673357 0.0110
ROI? -0.251984 0.179828 -1.401251 0.1693
B_RISK? -0.066476 0.020927 -3.176573 0.0030
C 0.682065 0.513630 1.327930 0.1921

R-squared 0.304134 Mean dependent var 0.448265


Adjusted R-squared 0.212572 S.D. dependent var 0.172410
S.E. of regression 0.152991 Akaike info criterion -0.790745
Sum squared resid 0.889443 Schwarz criterion -0.547447
Log likelihood 23.39640 Hannan-Quinn criter. -0.700519
F-statistic 3.321636 Durbin-Watson stat 0.889657
Prob(F-statistic) 0.013822

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 11
Uji Hausman Y1
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: DATAPANEL
Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 18.988949 5 0.0019

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.

FATA? -0.231081 -0.187612 0.005758 0.5667


SIZE? 7.730992 -3.384186 54.955397 0.1338
GROWTH? 0.001381 -0.042336 0.000121 0.0001
ROI? 0.036326 -0.003098 0.000269 0.0161
B_RISK? 7.698530 3.380612 2.237776 0.0039

Cross-section random effects test equation:

Dependent Variable: DER?


Method: Panel Least Squares
Date: 07/21/17 Time: 13:40
Sample: 2013 2016
Included observations: 4
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 44

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -51.14698 27.54179 -1.857068 0.0739


FATA? -0.231081 0.118991 -1.941993 0.0623
SIZE? 7.730992 8.369576 0.923702 0.3635
GROWTH? 0.001381 0.043250 0.031926 0.9748
ROI? 0.036326 0.050719 0.716224 0.4798
B_RISK? 7.698530 2.470322 3.116407 0.0042

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.842734 Mean dependent var -0.170578


Adjusted R-squared 0.758484 S.D. dependent var 0.686104
S.E. of regression 0.337181 Akaike info criterion 0.938895
Sum squared resid 3.183353 Schwarz criterion 1.587692
Log likelihood -4.655698 Hannan-Quinn criter. 1.179500
F-statistic 10.00278 Durbin-Watson stat 1.932457
Prob(F-statistic) 0.000000

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Lampiran 11
Uji Hausman Y2
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: DATAPANEL
Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 26.585149 5 0.0001

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.

FATA? 0.131682 0.146477 0.017180 0.9101


SIZE? -0.006655 -0.008620 0.003673 0.9741
GROWTH? -0.007276 -0.025156 0.000019 0.0000
ROI? -0.252709 -0.244050 0.000691 0.7418
B_RISK? 0.055357 -0.007535 0.000241 0.0001

Cross-section random effects test equation:

Dependent Variable: DAR?


Method: Panel Least Squares
Date: 07/21/17 Time: 13:48
Sample: 2013 2016
Included observations: 4
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 44

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.799361 1.972953 -0.405160 0.6884


FATA? 0.131682 0.190824 0.690071 0.4958
SIZE? -0.006655 0.065976 -0.100877 0.9204
GROWTH? -0.007276 0.012808 -0.568120 0.5745
ROI? -0.252709 0.110479 -2.287397 0.0299
B_RISK? 0.055357 0.023395 2.366162 0.0251

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.845077 Mean dependent var 0.448265


Adjusted R-squared 0.762083 S.D. dependent var 0.172410
S.E. of regression 0.084096 Akaike info criterion -1.838430
Sum squared resid 0.198019 Schwarz criterion -1.189634
Log likelihood 56.44546 Hannan-Quinn criter. -1.597825
F-statistic 10.18234 Durbin-Watson stat 2.094579
Prob(F-statistic) 0.000000

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 12
Pengujian Regresi Linier Berganda Data Panel Y1

Dependent Variable: DER?


Method: Least Squares
Date: 07/21/17 Time: 12:17
Sample: 1 44
Included observations: 44

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

FATA? -0.043854 0.087801 -0.499469 0.6203


SIZE? 0.605780 3.252589 0.186245 0.8532
GROWTH? -0.153088 0.070915 -2.158753 0.0372
ROI? -0.035468 0.076740 -0.462179 0.6466
B_RISK? -3.492575 2.162111 -1.615354 0.1145
C 8.537790 7.366707 1.158970 0.2537

R-squared 0.221547 Mean dependent var -0.170578


Adjusted R-squared 0.119119 S.D. dependent var 0.686104
S.E. of regression 0.643945 Akaike info criterion 2.083716
Sum squared resid 15.75726 Schwarz criterion 2.327015
Log likelihood -39.84176 Hannan-Quinn criter. 2.173943
F-statistic 2.162958 Durbin-Watson stat 1.069143
Prob(F-statistic) 0.078729

Pengujian Regresi Linier Berganda Data Panel Y2


Dependent Variable: DAR?
Method: Least Squares
Date: 07/21/17 Time: 13:32
Sample: 1 44
Included observations: 44

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

FATA? 0.174699 0.153113 1.140984 0.2610


SIZE? 0.049687 0.029348 1.693023 0.0986
GROWTH? -0.053203 0.019901 -2.673357 0.0110
ROI? -0.251984 0.179828 -1.401251 0.1693
B_RISK? -0.066476 0.020927 -3.176573 0.0030
C 0.682065 0.513630 1.327930 0.1921

R-squared 0.304134 Mean dependent var 0.448265


Adjusted R-squared 0.212572 S.D. dependent var 0.172410
S.E. of regression 0.152991 Akaike info criterion -0.790745
Sum squared resid 0.889443 Schwarz criterion -0.547447
Log likelihood 23.39640 Hannan-Quinn criter. -0.700519
F-statistic 3.321636 Durbin-Watson stat 1.281439
Prob(F-statistic) 0.013822

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 13
Uji Normalitas dengan Uji Jarque-Bera Y1
10
Series: Residuals
Sample 1 44
8 Observations 44
Mean 8.48e-16
6 Median 0.069836
Maximum 1.307458
Minimum -1.597719
4 Std. Dev. 0.605349
Skewness -0.448364
2 Kurtosis 3.036001
Jarque-Bera 1.476596
0 Probability 0.477927

-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5

Uji Normalitas dengan Uji Jarque-Bera Y2


12
Series: Residuals
10 Sample 1 44
Observations 44
8 Mean 3.33e-16

Median -0.011001
Maximum 0.283078
6 Minimum -0.325458
Std. Dev. 0.143822
4 Skewness -0.043125
Kurtosis 2.994290
2 Jarque-Bera 0.013698

Probability 0.993175
0

-0.3 -0.2 -0.1 0. 0 0. 1 0. 2 0. 3

LAMPIRAN 14
Uji Multikolinearitas Y1
FATA SIZE GROWTH ROI B_RISK
FATA 1.000000 0.530573 -0.069945 0.130506 0.383280
SIZE 0.530573 1.000000 -0.214180 0.029191 0.762810
GROWTH -0.069945 -0.214180 1.000000 -0.069857 -0.287899
ROI 0.130506 0.029191 -0.069857 1.000000 0.305842
B_RISK 0.383280 0.762810 -0.287899 0.305842 1.000000

Uji Multikolinearitas Y2
FATA SIZE GROWTH ROI B_RISK
FATA 1.000000 0.338777 0.372973 0.020460 0.175285
SIZE 0.338777 1.000000 -0.009850 0.401936 0.781061
GROWTH 0.372973 -0.009850 1.000000 0.106479 -0.229513
ROI 0.020460 0.401936 0.106479 1.000000 0.151521
B_RISK 0.175285 0.781061 -0.229513 0.151521 1.000000

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 15
Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson Y1
Log likelihood -39.84176 Hannan-Quinn criter. 2.173943
Durbin-Watson stat 1.069143

Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson Y2


Log likelihood 23.39640 Hannan-Quinn criter. -0.700519
Durbin-Watson stat 1.281439

LAMPIRAN 16
Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Breusch-Pagan-Godfrey Y1
Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey

F-statistic 1.236710 Prob. F(5,38) 0.3112


Obs*R-squared 6.157863 Prob. Chi-Square(5) 0.2912
Scaled explained SS 4.675627 Prob. Chi-Square(5) 0.4567

Test Equation:

Dependent Variable: RESID^2


Method: Least Squares
Date: 07/21/17 Time: 12:18
Sample: 1 44
Included observations: 44

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 7.088577 5.833618 1.215125 0.2318


FATA? -0.075966 0.069529 -1.092591 0.2815
SIZE? -1.839092 2.575691 -0.714019 0.4796
GROWTH? 0.005692 0.056157 0.101366 0.9198
ROI? -0.009763 0.060770 -0.160654 0.8732
B_RISK? -0.226238 1.712153 -0.132137 0.8956

R-squared 0.139951 Mean dependent var 0.358120


Adjusted R-squared 0.026787 S.D. dependent var 0.516903
S.E. of regression 0.509933 Akaike info criterion 1.617049
Sum squared resid 9.881206 Schwarz criterion 1.860348
Log likelihood -29.57508 Hannan-Quinn criter. 1.707276
F-statistic 1.236710 Durbin-Watson stat 1.152807
Prob(F-statistic) 0.311204

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Lampiran 16
Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Breusch-Pagan-Godfrey Y2
Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey

F-statistic 1.400201 Prob. F(5,38) 0.2462


Obs*R-squared 6.845276 Prob. Chi-Square(5) 0.2324
Scaled explained SS 5.091095 Prob. Chi-Square(5) 0.4049

Test Equation:

Dependent Variable: RESID^2


Method: Least Squares
Date: 07/21/17 Time: 13:32
Sample: 1 44
Included observations: 44

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.195808 0.094767 2.066199 0.0457


FATA? -0.027922 0.028250 -0.988398 0.3292
SIZE? -0.007441 0.005415 -1.374164 0.1774
GROWTH? -0.000734 0.003672 -0.199789 0.8427
ROI? 0.033045 0.033179 0.995942 0.3256
B_RISK? 0.001736 0.003861 0.449734 0.6555

R-squared 0.155574 Mean dependent var 0.020215


Adjusted R-squared 0.044466 S.D. dependent var 0.028877
S.E. of regression 0.028228 Akaike info criterion -4.170906
Sum squared resid 0.030278 Schwarz criterion -3.927607
Log likelihood 97.75992 Hannan-Quinn criter. -4.080679
F-statistic 1.400201 Durbin-Watson stat 1.147379
Prob(F-statistic) 0.246192

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 17
Common Effect Model (CEM) untuk Y1
Dependent Variable: DER?
Method: Pooled Least Squares
Date: 07/21/17 Time: 13:38
Sample: 2013 2016
Included observations: 4
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 44

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

FATA? -0.043854 0.087801 -0.499469 0.6203


SIZE? 0.605780 3.252589 0.186245 0.8532
GROWTH? -0.153088 0.070915 -2.158753 0.0372
ROI? -0.035468 0.076740 -0.462179 0.6466
B_RISK? -3.492575 2.162111 -1.615354 0.1145
C 8.537790 7.366707 1.158970 0.2537

R-squared 0.221547 Mean dependent var -0.170578


Adjusted R-squared 0.119119 S.D. dependent var 0.686104
S.E. of regression 0.643945 Akaike info criterion 2.083716
Sum squared resid 15.75726 Schwarz criterion 2.327015
Log likelihood -39.84176 Hannan-Quinn criter. 2.173943
F-statistic 2.162958 Durbin-Watson stat 0.683886
Prob(F-statistic) 0.078729

Common Effect Model (CEM) untuk Y2


Dependent Variable: DAR?
Method: Pooled Least Squares
Date: 07/21/17 Time: 13:47
Sample: 2013 2016
Included observations: 4
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 44

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

FATA? 0.174699 0.153113 1.140984 0.2610


SIZE? 0.049687 0.029348 1.693023 0.0986
GROWTH? -0.053203 0.019901 -2.673357 0.0110
ROI? -0.251984 0.179828 -1.401251 0.1693
B_RISK? -0.066476 0.020927 -3.176573 0.0030
C 0.682065 0.513630 1.327930 0.1921

R-squared 0.304134 Mean dependent var 0.448265


Adjusted R-squared 0.212572 S.D. dependent var 0.172410
S.E. of regression 0.152991 Akaike info criterion -0.790745
Sum squared resid 0.889443 Schwarz criterion -0.547447
Log likelihood 23.39640 Hannan-Quinn criter. -0.700519
F-statistic 3.321636 Durbin-Watson stat 0.889657
Prob(F-statistic) 0.013822

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 18
Fixed Effect Model (FEM) untuk Y1
Dependent Variable: DER?
Method: Pooled Least Squares
Date: 07/21/17 Time: 13:39
Sample: 2013 2016
Included observations: 4
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 44

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

FATA? -0.231081 0.118991 -1.941993 0.0623


SIZE? 7.730992 8.369576 0.923702 0.3635
GROWTH? 0.001381 0.043250 0.031926 0.9748
ROI? 0.036326 0.050719 0.716224 0.4798
B_RISK? 7.698530 2.470322 3.116407 0.0042
C -51.14698 27.54179 -1.857068 0.0739
Fixed Effects (Cross)
_1--C 0.444525
_2--C 1.234105
_3--C -1.276587
_4--C -0.581785
_5--C 2.059519
_6--C -1.513435
_7--C -0.342218
_8--C -1.363234
_9--C -0.786767
_10--C 1.894243
_11 --C 0.231634

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.842734 Mean dependent var -0.170578


Adjusted R-squared 0.758484 S.D. dependent var 0.686104
S.E. of regression 0.337181 Akaike info criterion 0.938895
Sum squared resid 3.183353 Schwarz criterion 1.587692
Log likelihood -4.655698 Hannan-Quinn criter. 1.179500
F-statistic 10.00278 Durbin-Watson stat 1.932457
Prob(F-statistic) 0.000000

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Lampiran 18
Fixed Effect Model (FEM) untuk Y2
Dependent Variable: DAR?
Method: Pooled Least Squares
Date: 07/21/17 Time: 13:47
Sample: 2013 2016
Included observations: 4
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 44

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

FATA? 0.131682 0.190824 0.690071 0.4958


SIZE? -0.006655 0.065976 -0.100877 0.9204
GROWTH? -0.007276 0.012808 -0.568120 0.5745
ROI? -0.252709 0.110479 -2.287397 0.0299
B_RISK? 0.055357 0.023395 2.366162 0.0251
C -0.799361 1.972953 -0.405160 0.6884
Fixed Effects (Cross)
_1--C -0.032057
_2--C 0.076767
_3--C -0.104761
_4--C -0.067738
_5--C 0.363677
_6--C -0.199826
_7--C -0.015002
_8--C -0.348275
_9--C -0.046573
_10--C 0.413380
_11 --C -0.039595

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.845077 Mean dependent var 0.448265


Adjusted R-squared 0.762083 S.D. dependent var 0.172410
S.E. of regression 0.084096 Akaike info criterion -1.838430
Sum squared resid 0.198019 Schwarz criterion -1.189634
Log likelihood 56.44546 Hannan-Quinn criter. -1.597825
F-statistic 10.18234 Durbin-Watson stat 2.094579
Prob(F-statistic) 0.000000

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 19
Random Effect Model (REM) untuk Y1
Dependent Variable: DER?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 07/21/17 Time: 13:40
Sample: 2013 2016
Included observations: 4
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 44
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

FATA? -0.187612 0.091657 -2.046898 0.0476


SIZE? -3.384186 3.885151 -0.871056 0.3892
GROWTH? -0.042336 0.041829 -1.012142 0.3179
ROI? -0.003098 0.047999 -0.064539 0.9489
B_RISK? 3.380612 1.965888 1.719636 0.0936
C -0.19392010.47596-0.0185110.9853
Random Effects (Cross)
_1--C 0.113543
_2--C 0.174938
_3--C -0.103606
_4--C -0.182682
_5--C 1.302577
_6--C -0.156719
_7--C 0.045027
_8--C -1.157607
_9--C -0.025757
_10--C 0.609554
_11 --C -0.619267

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 0.500903 0.6882


Idiosyncratic random 0.337181 0.3118

Weighted Statistics

R-squared 0.250277 Mean dependent var -0.054413


Adjusted R-squared 0.151630 S.D. dependent var 0.428188
S.E. of regression 0.394391 Sum squared resid 5.910686
F-statistic 2.537081 Durbin-Watson stat 0.989009
Prob(F-statistic) 0.044669

Unweighted Statistics

R-squared -0.151458 Mean dependent var -0.170578


Sum squared resid 23. 30755 Durbin-Watson stat 0.250808

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Lampiran 19
Random Effect Model (REM) untuk Y2
Dependent Variable: DAR?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 07/21/17 Time: 13:48
Sample: 2013 2016
Included observations: 4
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 44
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

FATA? 0.146477 0.138687 1.056170 0.2976


SIZE? -0.008620 0.026078 -0.330527 0.7428
GROWTH? -0.025156 0.012057 -2.086421 0.0437
ROI? -0.244050 0.107308 -2.274298 0.0287
B_RISK? -0.007535 0.017506 -0.430403 0.6693
C 0.8467380.5432881.5585440.1274
Random Effects (Cross)
_1--C -0.068033
_2--C 0.004652
_3--C 0.022427
_4--C -0.020961
_5--C 0.189774
_6--C -0.009775
_7--C 0.050411
_8--C -0.237391
_9--C 0.018548
_10--C 0.151444
_11 --C -0.101095

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 0.083504 0.4965


Idiosyncratic random 0.084096 0.5035

Weighted Statistics

R-squared 0.193168 Mean dependent var 0.201604


Adjusted R-squared 0.087006 S.D. dependent var 0.110209
S.E. of regression 0.105306 Sum squared resid 0.421393
F-statistic 1.819562 Durbin-Watson stat 1.107256
Prob(F-statistic) 0.132270

Unweighted Statistics

R-squared 0.144262 Mean dependent var 0.448265


Sum squared resid 1.093788 Durbin-Watson stat 0.426582

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai