2017
Junita, Atifah
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/1176
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
SKRIPSI
OLEH :
ATIFAH JUNITA
150521062
kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena berkat rahmat, karunia dan hidayah-
Nya peneliti masih diberikan nikmat kesehatan dan kesempatan untuk dapat
Skripsi ini peneliti persembahkan untuk kedua orang tua tercinta Bapak
Naman dan Ibu Suryani yang tiada pernah henti memberikan do’a, nasihat, cinta
dan kasih sayang, serta dukungan moril maupun materil sehinggga peneliti dapat
bimbingan, saran, motivasi, dan do’a dari berbagai pihak. Maka, pada kesempatan
ini dengan segala kerendahan hati, peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
2. Bapak Dr. Muslich Lufti, SE, MBA, selaku Ketua Program Studi Manajemen
3. Bapak Dr. Amlys Syahputra Silalahi, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi
5. Ibu Beby Kendida Hasibuan, SE, M.Si, selaku Dosen Penguji I yang telah
6. Ibu Inneke Qamariah, SE, M.Si, selaku Dosen Penguji II yang telah
7. Bapak dan Ibu Dosen, serta seluruh staf dan pegawai Fakultas Ekonomi dan
8. Seluruh keluarga besar Ali Abdul Saat di Medan dan Djidih Bin Maad di
Depok, Opung dr. M.M. Hutabarat dan Tulang Ir.Tuani Naibaho yang selalu
9. Sahabat peneliti Riska, Fitri, Ratna, Uul, Lina, Fito, Arief yang selalu
memberikan do’a, semangat, motivasi, dan bantuan yang tiada henti kepada
peneliti. Teman-teman peneliti Yuda, Putri, Tiwi, Pita, Vira, Dwi, Anin,
Atifah Junita
NIM. 150521062
ABSTRAK ...............................................................................................
i
ABSTRACT ...........................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ............................................................................. iii
DAFTAR ISI ...........................................................................................
v
DAFTAR TABEL ................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................... 9
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................ 9
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 11
2.1 Struktur Modal ................................................................ 11
2.2 Struktur Modal Optimal .................................................. 12
2.3 Teori Struktur Modal....................................................... 13
2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal ....... 19
2.5 Penelitian Terdahulu ....................................................... 25
2.6 Kerangka Konseptual ...................................................... 27
2.7 Hipotesis Penelitian ......................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... 31
3.1 Jenis Penelitian ................................................................ 31
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................... 31
3.3 Batasan Operasional Penelitian ....................................... 31
3.4 Definisi Operasional Variabel ......................................... 32
3.4.1 Variabel Dependen .............................................. 32
3.4.2 Variabel Independen ........................................... 32
3.5 Operasionalisasi Variabel................................................ 34
3.6 Populasi dan Sampel ....................................................... 34
3.7 Jenis dan Sumber Data .................................................... 36
3.8 Metode Pengumpulan Data ............................................. 36
3.9 Teknik Analisis Data ....................................................... 37
3.9.1 Statistik Deskriptif ............................................... 37
3.9.2 Pemilihan Model Data Panel ............................... 37
3.9.3 Analisis Regresi Linier Berganda Data Panel ..... 39
3.9.4 Uji Asumsi Klasik ............................................... 40
3.10 Test of Goodness of Fit ................................................... 43
3.10.1 Koefisien Determinasi ......................................... 43
3.10.2 Uji F ..................................................................... 43
3.10.3 Uji t ...................................................................... 45
PENDAHULUAN
menciptakan suatu persaingan yang semakin tajam antar perusahaan. Hal ini
mendorong manajer untuk dapat memainkan peranan yang penting dalam kegiatan
terdiri dari utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang
dengan modal sendiri yang terdiri dari saham preferen dan saham biasa (Sjahrial,
2014). Salah satu faktor yang membuat suatu perusahaan memiliki daya saing
dalam jangka panjang adalah karena faktor kuatnya struktur modal yang
keputusan yang sederhana namun memiliki implikasi kuat terhadap apa yang akan
menciptakan struktur modal yang optimal dengan cara menghimpun dana baik
Perusahaan yang menggunakan utang atau dana dari pihak luar harus
memiliki sikap kehati-hatian karena utang seperti dua sisi mata uang yang
pembayaran utang dapat mengurangi jumlah pajak yang dibayarkan, dan salah
satu kerugiannya adalah apabila operasional perusahaan tidak berjalan seperti apa
yang diharapkan maka bunga utang akan membebani perusahaan dan dapat
modal sendiri juga memiliki kendala yaitu dana yang tersedia untuk usaha terbatas
sehingga hasil yang diperoleh perusahaan juga terbatas. Akan tetapi, bila
Struktur modal dapat diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) dan Debt
to Assets Ratio (DAR). DER merupakan perbandingan antara total utang dan
perusahaan lebih tinggi dari pada modal sendiri, besarnya rasio DER berada di
atas satu. Oleh karena itu, investor cenderung lebih tertarik pada tingkat DER
yang besarnya kurang dari satu, karena jika DER lebih dari satu menunjukkan
pendanaan perusahaan. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar aset
perusahaan yang dibiayai oleh utang. Semakin tinggi DAR berarti semakin besar
jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk investasi pada aset guna
setiap manajer perusahaan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang perlu
sikap pemberi pinjaman dan lembaga pemeringkat, kondisi pasar, kondisi internal
penelitian ini, peneliti hanya membatasi beberapa faktor yang akan diteliti yang
masa yang akan datang, terdiri dari aset tetap, aset tidak berwujud, aset lancar, dan
pula hasil operasional yang dihasilkan perusahaan. Peningkatan aset yang diikuti
perusahaan, maka proporsi utang akan semakin meningkat daripada modal sendiri.
Hal ini didasarkan pada keyakinan kreditor atas dana yang ditanamkan ke dalam
penurunan) total aset yang dimiliki oleh perusahaan (Martono dan Harjito, 2013).
tingkat pertumbuhan yang rendah. Hal ini dikarenakan perusahaan dengan tingkat
perusahaan merupakan besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai ekuiti,
nilai perusahaan, ataupun hasil nilai total aset dari suatu perusahaan (Riyanto,
juga akan semakin besar. Karena, perusahaan besar harus memiliki dana yang
tersebut salah satu alternatif yang bisa dilakukan adalah menggunakan utang.
memiliki tingkat utang yang relatif kecil karena, perusahaan dengan tingkat
besar kebutuhan dana dengan dana yang dihasilkan secara internal (Brigham dan
Houston, 2011).
Risiko bisnis merupakan salah satu risiko yang dihadapi oleh perusahaan
perusahaan untuk mendanai kegiatan operasinya (Joni dan Lina, 2010). Dalam
perusahaan, risiko bisnis akan meningkat jika perusahaan menggunaan utang yang
Perusahaan dengan risiko bisnis yang tinggi harusnya menggunakan utang yang
yang berbeda dengan sektor lainnya. Pada sektor pertambangan diperlukan biaya
investasi yang sangat besar, berjangka panjang, sangat berisiko dan adanya
pertambangan yang masuk ke pasar modal untuk memperoleh investasi dan untuk
Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara yang
artinya tahun 2014 merupakan batas waktu maksimal pembangunan smelter oleh
perusahaan pertambangan.
mentah mulai Januari 2014. Dengan adanya proses pengolahan dan pemurnian biji
mineral di dalam negeri diharapkan akan memberikan nilai tambah yang lebih
untuk setiap jenis mineral. Karena dana yang diperlukan untuk pembangunan
dapat mengajukan pinjaman dari perbank asing dan nasional untuk pembangunan
smelter. Pembangunan smelter ini dilatar belakangi oleh produksi biji mentah
Hal ini tentunya sangat merugikan Indonesia karena nilai raw material lebih
rendah dibandingkan dengan material yang sudah diolah dengan kualitas yang
lebih tinggi. Kondisi inilah yang membuat pemerintah merancang adanya tahap
Gambar 1.1
Harga Komoditas Tertentu Tahun 2009-2016
pertumbuhan paling rendah sejak tahun 2013 hingga saat ini. Hal ini terjadi karena
turunnya permintaan dari Tiongkok dan negara berkembang lainnya, serta adanya
Batubara dalam jangka waktu tertentu dapat memberikan dampak positif terhadap
Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa tingkat utang di beberapa perusahaan
2016. Pada PT Radiant Utama Interinsco Tbk, jumlah utang terus mengalami
Perkasa Tbk yang terus mengalami penurunan utang pada tahun 2013-2015, tetapi
Tbk dan PT Aneka Tambang Tbk mengalami peningkatan dan penurunan jumlah
maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
1. Perusahaan (Emiten)
2. Peneliti
3. Peneliti Selanjutnya
TINJAUAN PUSTAKA
pendanaan. Oleh karena itu, apabila dana internal (modal sendiri) yang dimiliki
tidak cukup maka perusahaan harus mengupayakan dana yang berasal dari
dana internal yang dimiliki perusahaan jumlahnya sering kali tidak cukup untuk
membiayai investasi tersebut. Penggunaan dana dari luar perusahaan ini dalam
manajemen keuangan disebut struktur modal, yang tampak dari sisi kewajiban dan
Salah satu faktor yang membuat suatu perusahaan memiliki daya saing
dalam jangka panjang adalah karena faktor kuatnya struktur modal yang
keputusan yang sederhana namun memiliki implikasi kuat terhadap apa yang akan
terjadi di masa yang akan datang (Fahmi, 2016). Menurut Sartono (2015) struktur
permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Menurut
suatu perusahaan yang diukur dengan perbandingan antara utang jangka panjang
kombinasi atau perimbangan antara utang dan modal sendiri yang digunakan
bentuk utang dan ekuitas. Keputusan struktur modal yang kurang tepat akan
berdampak pada penurunan kesejahteraan para pemegang saham dan juga nilai
modal yang optimal. Struktur modal yang optimal adalah struktur modal
modal melibatkan adanya suatu pertukaran antara risiko dan pengembalian yaitu
penggunaan lebih banyak utang akan meningkatkan risiko yang ditanggung oleh
para pemegang saham. Namun penggunaan utang yang lebih besar biasanya akan
tinggi. Karena itu, struktur modal yang optimal harus mencapai suatu
tentang struktur modal yang optimal dan menentukan suatu sasaran struktur modal
(target capital structure). Jika rasio utang dibawah tingkat sasaran, perusahaan
akan menghimpun modal dengan menerbitkan utang, sementara jika rasio utang di
atas sasaran, maka yang akan digunakan adalah ekuitas. Sasaran dapat berubah
Oleh karena itu, perusahaan harus menetapkan sumber dana mana yang
struktur modal yang optimal. Perusahaan yang mempunyai struktur modal optimal
modal yang tidak optimal akan menimbulkan biaya modal yang terlalu besar.
Semakin besar penggunaan utang dalam struktur modal maka akan menimbulkan
struktur modal. Berikut ini akan diterangkan beberapa teori struktur modal, yaitu:
Teori struktur modal modern yang pertama adalah Teori Modigliani dan
dengan tingkat suku bunga yang sama dengan perusahaan, investor mempunyai
depan, tidak ada biaya kebangkrutan, Earning Before Interest and Taxed (EBIT) tidak
dipengaruhi oleh penggunaan dari hutang, para investor adalah price-takers, dan jika
terjadi kebangkrutan maka aset dapat dijual pada harga pasar (market value).
a. Preposisi I
nilai dari perusahaan yang tidak berutang. Implikasi dari preposisi I ini adalah
struktur modal dari suatu perusahaan tidak relevan, perubahan struktur modal
b. Preposisi II
MM berpendapat bahwa jika penggunaan utang semakin besar maka biaya modal
sendiri juga semakin besar. Dari Preposisi II ini dapat disimpulkan bahwa
penggunaan utang tidak akan merubah WACC. Biaya utang memang lebih kecil
semakin besar pula risiko sehingga biaya modal sendiri bertambah. Jadi
dari biaya utang yang lebih kecil (murah) ditutup dengan naiknya modal sendiri.
a. Preposisi I
Nilai dari perusahaan yang berutang sama dengan perusahaan yang tidak
b. Preposisi II
nilai karena kenaikan biaya modal saham. Implikasi teori ini adalah
dalam praktiknya, tidak ada perusahaan yang mempunyai utang sebesar itu,
karena semakin tinggi tingkat utang suatu perusahaan maka akan semakin
tinggi juga tingkat kebangkrutannya. Hal ini lah yang melatarbelakangi teori
akses yang sama terhadap lembaga keuangan. Artinya kedua pihak dapat
atau agency problem yang dapat menimbulkan biaya yang sangat besar
(agency cost).
perusahaan. Semakin besar proporsi hutang dalam struktur modal maka semakin
besar pula beban tetap pembayaran bunga utang perusahaan. Perusahaan yang
tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh pemilik utang akan semakin besar.
3. Teori Trade-off
bahwa “Perusahaan akan berutang sampai pada tingkat utang tertentu, dimana
memasukkan beberapa faktor antara lain pajak, biaya keagenan (agency costs) dan
penggunaan utang. Tingkat utang yang optimal tercapai ketika penghematan pajak
(tax shields) mencapai jumlah yang maksimal terhadap biaya kesulitan keuangan
berpikir dalam kerangka trade-off antara penghematan pajak dan biaya kesulitan
profitabilitas yang tinggi tentu akan berusaha mengurangi pajaknya dengan cara
pajak.
4. Teori Sinyal
bunga akan diimbangi dengan laba sebelum pajak. Suatu perusahaan yang
lain, perusahaan yang rasional akan menambah utang jika tambahan utang dapat
nilai perusahaan berasal dari penggunaan utang yang tinggi. Dengan demikian
investor mungkin akan menawarkan harga saham yang lebih tinggi setelah
Dengan kata lain, investor memandang utang sebagai sinyal dari nilai perusahaan
(Sudana, 2015).
sumber dana internal yang berlimpah”. Dalam teori pecking order ini tidak
a. Perusahaan lebih memilih untuk menggunakan sumber dana dari dalam atau
diperoleh dari laba ditahan yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan.
kali mulai dari sekuritas yang paling aman, yaitu utang yang paling rendah
dividen yang konstan dan fluktuasi dari tingkat keuntungan, serta kesempatan
mempunyai tingkat hutang yang kecil. Hal ini terjadi bukan karena
1. Struktur Aset
oleh perusahaan yang diharapkan akan memberikan manfaat di masa yang akan
datang yang terdiri dari aset tetap, aset tidak berwujud, aset lancar, dan aset tidak
yang baik, sementara aset yang hanya digunakan untuk tujuan khusus tidak begitu
jumlah besar dapat menggunakan utang dalam jumlah besar. Hal ini disebabkan
karena dari skalanya, perusahaan besar akan lebih mudah mendapatkan akses ke
sumber dana dibandingkan dengan perusahaan kecil. Besarnya aset tetap dapat
dalam jumlah besar akan mengakibatkan financial risk meningkat, sementara aset
tetap dalam jumlah besar tentu akan memperbesar business risk dan pada akhirnya
meningkat total risiko. Dengan demikian, semakin tinggi struktur aset yang
mendapatkan utang.
2. Ukuran Perusahaan
perusahaan dalam suatu periode tertentu (Joni dan Lina, 2010). Menurut Seftianne
berdasarkan total penjualan, total aset, rata-rata tingkat penjualan dan rata-rata
modal. Semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin besar pula dana
besar. Hal ini disebabkan karena perusahaan besar membutuhkan dana yang besar
dengan perusahaan kecil. Oleh karena itu, perusahaan besar akan lebih mudah
berhubungan positif dengan rasio antara utang dengan nilai buku ekuitas atau debt
3. Tingkat Pertumbuhan
kegiatan operasi dan investasi (Joni dan Lina, 2010). Peningkatan aset yang diikuti
oleh peningkatan hasil operasi akan semakin menambah kepercayaan pihak luar
Hal ini didasarkan pada keyakinan kreditor atas dana yang ditanamkan ke dalam
lebih murah sehingga penerbitan surat hutang lebih disukai oleh perusahaan
dibandingkan dengan mengeluarkan saham baru. Hal ini dikarenakan biaya emisi
untuk pengeluaran saham baru akan lebih besar daripada biaya hutang. Dengan
pendanaan yang lebih besar pula. Kenyataan tersebut mendorong perusahaan yang
4. Profitabilitas
memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aset maupun modal
menentukan struktur modal. Dengan laba ditahan yang besar, perusahaan akan
lebih senang menggunakan laba ditahan sebelum menggunakan utang. Hal ini
sesuai dengan pecking order theory yang menyatakan bahwa manajer lebih senang
terakhir penjualan saham baru. Meskipun secara teoritis sumber modal yang
akan menggunakan utang dalam jumlah yang relatif sedikit. Perusahaan yang
5. Risiko Bisnis
menanggung risiko yang disebut risiko binis. Risiko bisnis adalah ketidakpastian
dan Lina (2010) risiko bisnis merupakan salah satu risiko yang dihadapi oleh
dengan risiko bisnis besar harus menggunakan utang lebih kecil dibandingkan
dengan perusahaan yang mempunyai risiko bisnis rendah. Hal ini disebabkan
karena semakin besar risiko bisnis, penggunaan utang yang besar akan
Risiko bisnis bervariasi dari industri yang satu ke industri yang lain dan
perusahaan, jika hal-hal lain dianggap konstan maka semakin rendah risiko
bisnisnya.
yang sangat tidak stabil akan menghadapi risiko bisnis yang lebih besar
c. Variabilitas biaya input. Perusahaan yang biaya inputnya sangat tidak pasti
labanya di luar negeri dapat terkena penurunan laba akibat fluktuasi nilai
tukar. Begitu pula jika perusahaan beroperasi di suatu wilayah yang kondisi
operasi. Jika sebagian besar biaya adalah biaya tetap, maka biaya tidak akan
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Peneliti / Judul Penelitian Variabel Teknik Hasil Penelitian
Tahun Analisis Data
1. Trinh and Effects of Dependen : Analisis 1. Ukuran Perusahaan
Phuong Financial Crisis on Debt to Asset Ratio Regresi Data memilki pengaruh
(2016) Capital Structure Panel positif signifikan
of Listed Firms in Independen : dengan DAR.
Vietnam 2. ROA dan Tangibility
1. Ukuran memiliki pengaruh
Perusahaan negatif signifikan
2. Pertumbuhan dengan DAR.
3. Return on Asset 3. Pertumbuhan tidak
berpengaruh
4. Tangibility
signifikan dengan
DAR.
2. Sari dan Pengaruh Dependen : Analisis 1. Ukuran perusahaan
Oetomo Profitabilitas, Debt to Equity Ratio Regresi Linier dan Pertumbuhan
(2016) Likuiditas, Berganda aset berpengaruh
Pertumbuhan Independen : positif tidak
Aset dan Ukuran signifikan terhadap
Perusahaan 1. Return on Asset DER.
Terhadap Struktur 2. CR berpengaruh
2. Current Ratio
Modal negatif signifikan
3. Ukuran
terhadap DER.
Perusahaan
3. ROA berpengaruh
4. Pertumbuhan aset
negatif tidak
signifikan terhadap
DER.
3. Darmawan Pengaruh Struktur Dependen : Analisis 1. Struktur Aktiva dan
dan Aktiva dan Debt to Equity Ratio Regresi Linier ROA berpengaruh
Satriawan Profitabilitas Berganda negatif signifikan
Independen :
(2016) Terhadap Struktur terhadap DER.
Modal 1. Struktur Aktiva
2. Return on Assets
pinjaman cenderung akan cukup banyak menggunakan utang. Aset umum yang
sementara aset yang hanya digunakan untuk tujuan khusus tidak begitu baik untuk
perusahaan yang memiliki aset tetap dalam jumlah besar dapat menggunakan
utang dalam jumlah besar. Hal ini disebabkan karena dari skalanya, perusahaan
besar akan lebih mudah mendapatkan akses ke sumber dana dibandingkan dengan
perusahaan kecil. Dengan demikian, semakin tinggi struktur aset yang dimiliki
utang. Penelitian yang dilakukan oleh Putri (2012) menunjukkan bahwa struktur
modal asing semakin besar. Hal ini disebabkan karena perusahaan besar
membutuhkan dana yang besar pula untuk menunjang operasionalnya, dana salah
satu alternatif pemenuhannya adalah dengan modal asing apabila modal sendiri
masa mendatang. Perusahaan besar akan lebih berani untuk mengeluarkan atau
dengan perusahaan kecil. Oleh karena itu, perusahaan yang lebih besar akan lebih
Penelitian yang dilakukan oleh Trinh and Phuong (2016) dan Acaravci (2015)
penerbitan saham baru yang membutuhkan biaya yang relatif besar. Penelitian
yang dilakukan oleh Sari dan Oetomo (2016) menunjukan bahwa tingkat
untuk mendanai kebutuhan investasinya dari sumber internal seperti laba ditahan.
oleh perusahaan juga semakin tinggi. Sebaliknya semakin rendah tingkat risiko
semakin rendah sehingga perusahaan akan lebih mudah untuk menggunakan lebih
banyak utang. Penelitian yang dilakukan oleh Hang and Hung (2016)
Struktur Aset
Ukuran Perusahaan
Debt to Equity Ratio
Tingkat Pertumbuhan
Debt to Assets Ratio
Profitabilitas
Risiko Bisnis
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
2.7 Hipotesis
maka hipotesis penelitian ini adalah struktur aset, ukuran perusahaan, tingkat
METODE PENELITIAN
bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel
atau lebih. Penelitian ini bersifat kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka dan
berdasarkan sumbernya merupakan data sekunder yaitu data yang diperoleh atau
www.idx.co.id. Waktu penelitian dimulai dari Mei 2017 sampai Agustus 2017.
sebagai berikut:
3. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Struktur Modal yang diukur
dari rasio Debt to Equity Ratio (DER) dan Debt to Assets Ratio (DAR) .
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah struktur modal
yang diukur dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) dan Debt to Total
Assets Ratio (DAR). DER merupakan perbandingan utang dan ekuitas dalam
utang dengan total aset dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan seberapa
besar jumlah aset perusahaan dibiayai dengan total utang (Syahyunan, 2015). Rumus
1. Struktur Aset
Struktur aset diukur dengan menggunakan rasio antara aktiva tetap dengan
total aktiva. Penggunaan aktiva tetap dalam pengukuran variabel ini karena
Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan mengacu pada penelitian Putri (2012)
dimana ukuran perusahaan diproxy dengan nilai logaritma natural dari total aset.
Ukuran Perusahaan = Ln (Total Assets)
3. Tingkat Pertumbuhan
Pertumbuhan aset adalah peningkatan atau penurunan total aset yang dimiliki
4. Profitabilitas
5. Risiko Bisnis
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
No. Variabel Definisi Parameter Skala
Ukur
1. Struktur Aset Perimbangan atau perbandingan Fixed Assets
Rasio
(X1) antara aset tetap dan total aset. Total Assets
seluruh kewajibannya.
7. DAR Rasio yang mengukur seberapa Rasio
Total Liabilities
besar jumlah aset perusahaan
(Y2)
dibiayai dengan total utang Total Assets
crude petroleoum and natural gas production (minyak mentah dan produksi gas
bumi) sebanyak 7 (tujuh) perusahaan, sub sektor metal and mineral mining
Pada Tabel 3.2 disajikan daftar nama perusahaan yang menjadi sampel
Tabel 3.2
Sampel Penelitian
No Kode Nama Emiten Sub Sektor Tanggal IPO
1. ATPK Bara Jaya Internasional Pertambangan Batubara 17 Apr 2002
Tbk
2. PKPK Perdana Karya Perkasa Pertambangan Batubara 11 Jul 2007
Tbk
3. PTBA Tambang Batubara Bukit Pertambangan Batubara 23 Des 2002
Asam (Persero) Tbk
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
meliputi data dari laporan keuangan perusahaan pertambangan yang didapat dari
website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id selama periode
data yang tercantum pada laporan keuangan dan ringkasan kinerja perusahaan
pengelolaan data statistik E-views. Teknik analisis data yang digunakan dalam
statistik deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan,
Data panel merupakan data gabungan dari data runtut waktu (time series)
dan data silang (cross section) (Sarwono, 2016). Untuk mengestimasi parameter
model dengan data panel, terdapat beberapa teknik yang ditawarkan, yaitu:
individu adalah berbeda, sedangkan slope antar individu adalah tetap (sama).
adalah variabel random. Model ini sangat berguna jika individu (entitas) yang
diambil sebagai sampel adalah dipilih secara random dan merupakan wakil
H0 = Common Efffect
Model
2) Tolak H0 (Terima Ha) bila nilai probabilitas chi square < 0,05.
2) Tolak H0 (Terima Ha) bila nilai probabilitas chi square < 0,05.
persamaan regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
ε keterangan:
β0 = Konstanta
β1, β2, β3, β4, β5 = Koefisien regresi parsial untuk X1, X2, X3, X4, dan X5
X1 = Struktur Aset
X2 = Ukuran Perusahaan
X3 = Tingkat Pertumbuhan
X4 = Profitabilitas (ROE)
X5 = Risiko Bisnis
ε = Term of error
i = 1, 2, . . . , N (banyaknya Perusahaan)
t = 1, 2, . . . , T (banyaknya tahun)
model analisis data yang digunakan. Pengujian asumsi klasik meliputi uji
1. Uji Normalitas
Uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Uji
dengan uji Jarque-Bera (J-B) (Ghozali, 2013). Menurut Sarwono (2016) nilai
nilai probabilitas J-B semakin besar melampaui nilai probabilitas (0.05) maka
b. Jika nilai probabilitas < 0.05 maka asumsi normalitas tidak terpenuhi.
2. Uji Multikolinearitas
ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel independen
2
nilai R yang tinggi, dengan menghitung koefisien korelasi antar variabel
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear
dalam data, digunakan metode uji Durbin-Watson (DW) dan uji Breusch-
Godfrey (Lagrange Multiplier). Dalam uji D-W tidak terjadi autokorelasi jika
4. Uji Heteroskedastisitas
Square (OLS) dalam bentuk varians gangguan estimasi yang dihasilkan oleh
penafsiran menjadi bias, dan kesimpulan yang diambil menjadi salah. Tujuan
tidaknya heteroskedastisitas yaitu, metode grafik, uji Park, uji Glejser, uji
mengukur ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual. Secara
statistik, Test of Goodness of Fit ini dapat dilakukan melalui pengukuran dari nilai
2
koefisien determinasi (R ), nilai statistik F dan nilai statistik t.
2
3.10.1 Uji Koefisien Determinasi (R )
dijelaskan oleh variabel bebas. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1
2
(0 ≤ R ≤ 1). Nilai yang mendekati satu berarti variabel bebas memberikan hampir
b. Tolak H0 (Terima Ha) bila F hitung > F tabel atau nilai sig F ≤ α (0,05).
membandingkan thitung dengan ttabel dengan tingkat signifikasi (α) = 5%. Ketentuan
b. Tolak H0 (Terima Ha) bila thitung > ttabel atau thitung < - ttabel atau nilai sig F ≤ α (0,05).
PT. ATPK Resources, Tbk (ATPK) didirikan pada tanggal 12 Januari 1988
200,- (dua ratus rupiah) per saham dan harga penawaran Rp 300,- (tiga ratus
PT. Perdana Karya Perkasa, Tbk (PKPK) didirikan pada tanggal 07 Desember
1983 dengan nama PT. Perdana Karya Kaltim dan mulai beroperasi secara
dijalankan PKPK adalah persewaan peralatan berat dan jasa yang terkait
setiap saham dan harga Penawaran Umum sebesar Rp 400,- (empat ratus
PT Bukit Asam, Tbk (PTBA) didirikan pada tanggal 2 Maret 1981. Berdasarkan
maupun pihak lain, pengoperasian pembangkit listrik tenaga uap baik untuk
keperluan sendiri ataupun pihak lain dan memberikan jasa-jasa konsultasi dan
346.500.000 saham yang terdiri dari 315.000.000 saham divestasi milik negara
saham dan harga penawaran Rp 575,- (nilai penuh) per saham. Saham-saham
PT Elnusa, Tbk (ELSA) didirikan pada tanggal 25 Januari 1969 dengan nama
anak usahannya adalah beroperasi di bidang jasa hulu migas dan penyertaan
saham pada entitas anak serta entitas ventura bersama yang bergerak dalam
berbagai bidang usaha, yaitu jasa dan perdagangan hilir migas, jasa
100,- (seratus rupiah) per saham dan harga Penawaran Umum sebesar Rp
400,- (empat ratus rupiah) per saham. Saham-saham tersebut dicatat dan
Februari 2008.
PT. Radiant Utama Interinsco, Tbk (RUIS) didirikan tanggal 22 Agustus 1984
industri minyak dan gas dari hulu sampai ke hilir seperti: jasa konstruksi,
operasional dan pemeliharaan, jasa lepas pantai, jasa pengujian tak rusak, jasa
inspeksi dan jasa sertifikasi, dan jasa penunjang lainnya. Pada tanggal 30 Juni
saham dan harga penawaran Rp 250,- (dua ratus lima puluh rupiah) per
PT. Aneka Tambang, Tbk (ANTM) didirikan tanggal 05 Juli 1968 dengan
rupiah) per saham dan harga penawaran Rp 1.400,- (seribu empat ratus
PT. Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) didirikan tanggal 27 Juni 1992
60.000.000 dengan nilai nominal Rp 100,- (seratus rupiah) per saham dan
tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 20 Maret 2002.
1995 dengan nama PT. Duta Kirana Finance, Tbk dan memulai kegiatan
perusahaan. Hasil utama tambang DKFT adalah bijih Nikel. Seluruh kegiatan
Tahun 2014. Saat ini, fokus DKFT adalah pada perencanaan pembangunan
fasilitas smelter Nickel Pig Iron. Pada tanggal 28 Oktober 1997, DKFT
26.000.000 dengan nilai nominal dan harga penawaran Rp 500,- (lima ratus
utama TINS adalah produsen dan eksportir logam timah, dan memiliki
PT. Citatah Tbk (CTTH) didirikan tanggal 26 September 1968 dan memulai
dan penjualan marmer, dan kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan. Saat ini
rupiah) per saham dan harga penawaran Rp 2.375,- (dua ribu tiga ratus tujuh
puluh lima rupiah) per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa
PT. Mitra Investindo, Tbk didirikan tanggal 16 September 1993 dengan nama
saat ini adalah bidang pertambangan batu granit dan industri minyak dan gas
bumi melalui penyertaan pada anak perusahaan. Pada tanggal 20 Juni 1997,
58.800.000 dengan nilai nominal Rp 500,- (lima ratus rupiah) per saham dan
tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 16 Juli 1997.
data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean), dan
nilai standar deviasi. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan dalam
(B_RISK), Debt to Equity Ratio (DER) dan Debt to Assets Ratio (DAR).
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
DER DAR FATA SIZE GROWTH ROI B_RISK
Mean 1.059252 0.448265 0.281270 28.36967 0.281726 -0.009701 25.27234
Maximum 3.987200 0.799490 0.764070 31.04404 8.874321 0.211430 28.53183
Minimum 0.042450 0.040720 0.005180 25.77947 -0.438519 -0.721330 20.77289
Std. Dev. 0.876166 0.172410 0.180784 1.551450 1.359594 0.151214 1.982428
Observations 44 44 44 44 44 44 44
Sumber: Lampiran 9
Pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah data yang digunakan dalam
1. Variabel Debt to Equity Ratio (DER) memiliki nilai minimum 0,042 yang
diperoleh Central Omega Resources Tbk pada tahun 2015 dengan Total
Sedangkan nilai maksimum dari DER adalah 3,987 yang diperoleh Radiant
(mean) dan standar deviasi dari DER adalah 1,059 dan 0,876 dengan jumlah
2. Variabel Debt to Assets Ratio (DAR) memiliki nilai minimum 0,040 yang
diperoleh Central Omega Resources pada tahun 2015 dengan Total Liabilities
maksimum dari DAR adalah 0,799 yang diperoleh Radiant Utama Interinsco
dari DAR adalah 0,448 dan 0,172 dengan jumlah pengamatan sebanyak 44
3. Variabel Struktur Aset (FATA) memiliki nilai minimum 0,005 yang diperoleh
Citatah Tbk pada tahun 2014 dengan Fixed Assets Rp 1.891.366.428 dan Total
yang diperoleh Bara Jaya Internasional Tbk tahun 2013 dengan Fixed
Rata-rata (mean) dan standar deviasi dari FATA adalah 0,281 dan 0,180
diperoleh Mitra Investindo Tbk pada tahun 2013 dengan Total Assets Rp
diperoleh Aneka Tambang (Persero) Tbk tahun 2015 dengan Total Assets Rp
puluh empat).
yang diperoleh Perdana Karya Perkasa Tbk pada tahun 2016 dengan Total
Sedangkan nilai maksimum dari GROWTH adalah 8,874 yang diperoleh Bara
standar deviasi dari GROWTH adalah 0,281 dan 1,539 dengan jumlah
Mitra Investindo Tbk pada tahun 2015 dengan Net Profit Rp -179.560.694.653
adalah 0,211 yang diperoleh Central Omega Resources Tbk tahun 2013 dengan
Data panel merupakan data gabungan dari data runtut waktu (time series)
dan data silang (cross section) Untuk mengestimasi parameter model dengan data
panel, terdapat beberapa teknik yang ditawarkan, yaitu: Common Effect Model
(CEM) atau Pooled Least Square (PLS), Fixed Effect Model (FEM), dan Random
atau Fixed Effect Model (FEM) dalam membentuk model regresi, maka dapat
b. Tolak H0 (Terima Ha) bila nilai probabilitas chi square < 0,05.
Hasil uji Chow untuk Y1 dan Y2 dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan Tabel 4.3.
Tabel 4.2
Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: DATAPANEL
Test cross-section fixed effects
Berdasarkan hasil dari uji Chow pada Tabel 4.2, diketahui nilai
probabilitas adalah 0,0000. Karena nilai probabilitas 0,0000 < 0,05, maka model
Tabel 4.3
Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: DATAPANEL
Test cross-section fixed effects
Berdasarkan hasil dari uji Chow pada Tabel 4.3, diketahui nilai
probabilitasnya adalah 0,0000. Karena nilai probabilitas 0,0000 < 0,05, maka
Dengan kriteria:
b. Tolak H0 (Terima Ha) bila nilai probabilitas chi square < 0,05.
Hasil uji Hausman untuk Y1 dan Y2 dapat dilihat pada Tabel 4.4 dan Tabel 4.5.
Tabel 4.4
Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: DATAPANEL
Test cross-section random effects
Berdasarkan hasil dari uji Hausman pada Tabel 4.4, diketahui nilai
probabilitas adalah 0,0019. Karena nilai probabilitas 0,0019 < 0,05, maka model
Tabel 4.5
Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: DATAPANEL
Test cross-section random effects
Berdasarkan hasil dari uji Hausman pada Tabel 4.5, diketahui nilai
probabilitas adalah 0,0001. Karena nilai probabilitas 0,0001 < 0,05, maka model
Pertumbuhan, Profitabilitas, dan Risiko Bisnis terhadap Debt to Equity Ratio dan
linier berganda data panel dilakukan untuk mencari hubungan antar variabel
Tabel 4.6
Pengujian Regresi Linier Berganda Data Panel
Dependent Variable: DER?
Method: Pooled Least Squares
Date: 07/21/17 Time: 13:39
Sample: 2013 2016
Included observations: 4
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 44
Sumber: Lampiran 12
Sehingga, persamaan regresi linier berganda data panel adalah sebagai berikut :
DER = -51,146 - 0,231 FATA + 7,730 SIZE + 0,001 GROWTH + 0,036 ROI + 7,698 B_RISK
independen, maka nilai Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan sektor
kenaikan FATA sebesar 1% dan variabel lain dianggap konstan, maka akan
kenaikan SIZE sebesar 1% dan variabel lain dianggap konstan, maka akan
ROI sebesar 1% dan variabel lain dianggap konstan, maka akan menaikkan
Tabel 4.7
Pengujian Regresi Linier Berganda Data Panel
Dependent Variable: DAR?
Method: Pooled Least Squares
Date: 07/21/17 Time: 13:47
Sample: 2013 2016
Included observations: 4
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 44
Sumber: Lampiran 12
DAR = -0,799 + 0,131 FATA - 0,006 SIZE - 0,007 GROWTH - 0,252 ROI + 0,055
independen, maka nilai Debt to Assets Ratio (DAR) pada perusahaan sektor
kenaikan SIZE sebesar 1% dan variabel lain dianggap konstan, maka akan
ROI sebesar 1% dan variabel lain dianggap konstan, maka akan menurunkan
kenaikan B_RISK sebesar 1% dan variabel lain dianggap konstan, maka akan
probabilitas dari statistik J-B, dengan ketentuan yaitu jika nilai probabilitas ≥
0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi, namun jika probabilitas < 0,05, maka
Sumber: Lampiran 13
Gambar 4.1
Uji Normalitas dengan Uji Jarque-Bera untuk Y1
Berdasarkan Gambar 4.1, diketahui nilai probabilitas dari statistik J-B adalah 0,477927.
Karena nilai probabilitas , yakni 0,477927 lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05.
12
Series: Residuals
10 Sample 1 44
Observations 44
8 Mean 3.33e-16
Median -0.011001
Maximum 0.283078
6 Minimum -0.325458
Std. Dev. 0.143822
4 Skewness -0.043125
Kurtosis 2.994290
2 Jarque-Bera 0.013698
Probability 0.993175
0
-0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3
Sumber: Lampiran 13
Gambar 4.2
Uji Normalitas dengan Uji Jarque-Bera untuk Y2
Berdasarkan Gambar 4.2, diketahui nilai probabilitas dari statistik J-B adalah
0,993175. Karena nilai probabilitas , yakni 0,993175 lebih besar dibandingkan tingkat
korelasi antar variabel yang terdapat dalam matriks korelasi. Sarwono (2016)
Hasil uji multikolinearitas untuk Y1 dan Y2 dapat dilihat pada Tabel 4.8. dan
Tabel 4.9
Tabel 4.8
Uji Multikolinearitas dengan Matriks Korelasi
FATA SIZE GROWTH ROI B_RISK
FATA 1.000000 0.530573 -0.069945 0.130506 0.383280
SIZE 0.530573 1.000000 -0.214180 0.029191 0.762810
GROWTH -0.069945 -0.214180 1.000000 -0.069857 -0.287899
ROI 0.130506 0.029191 -0.069857 1.000000 0.305842
B_RISK 0. 383280 0.762810 -0.287899 0.305842 1.000000
Sumber: Lampiran 14
Berdasarkan Tabel 4.8, dapat dilihat bahwa korelasi antara FATA dan SIZE
sebesar 0,530573, korelasi antara FATA dan GROWTH sebesar -0,069945 dan
independen. Hal ini karena nilai korelasi antar variabel independen tidak lebih
Tabel 4.9
Uji Multikolinearitas dengan Matriks Korelasi
FATA SIZE GROWTH ROI B_RISK
FATA 1.000000 0.338777 0.372973 0.020460 0.175285
SIZE 0.338777 1.000000 -0.009850 0.401936 0.781061
GROWTH 0.372973 -0.009850 1.000000 0.106479 -0.229513
ROI 0.020460 0.401936 0.106479 1.000000 0.151521
B_RISK 0.175285 0.781061 -0.229513 0.151521 1.000000
Sumber: Lampiran 14
Berdasarkan Tabel 4.9, dapat dilihat bahwa korelasi antara FATA dan
dan seterusnya. Dari hasil pengujian multikolinearitas pada Tabel 4.9 dapat
independen. Hal ini karena nilai korelasi antar variabel independen tidak lebih
diuji dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Dalam uji D-W tidak terjadi
Hasil uji Durbin-Watson untuk Y1 dan Y2 dapat dilihat pada Tabel 4.10 dan Tabel
4.11.
Tabel 4.10
Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson
Log likelihood -39.84176 Hannan-Quinn criter. 2.173943
Durbin-Watson stat 1.069143
Sumber: Lampiran 15
Dengan kata lain, tidak terjadi gejala autokorelasi yang tinggi pada residual.
Tabel 4.11
Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson
Log likelihood 23.39640 Hannan-Quinn criter. -0.700519
Durbin-Watson stat 1.281439
Sumber: Lampiran 15
Dengan kata lain, tidak terjadi gejala autokorelasi yang tinggi pada residual.
dalam sebuah model regresi terjadi perbedaan varians dari residual variabel
Hasil uji Breusch-Pagan untuk Y1 dan Y2 dapat dilihat pada Tabel 4.12 dan Tabel
4.13.
Tabel 4.12
Uji Heteroskedastisitas (Uji Breusch-Pagan)
Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey
0,05, maka asumsi heteroskedastisitas tidak terpenuhi. Dengan kata lain, tidak
Tabel 4.13
Uji Heteroskedastisitas (Uji Breusch-Pagan)
Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey
mengukur ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual. Secara
statistik, Test of Goodness of Fit ini dapat dilakukan melalui pengukuran dari nilai
2
koefisien determinasi (R ), nilai statistik F, dan nilai statistik t.
Nilai statistik dari Koefisien Determinasi, Uji F, dan Uji t untuk Y1 dan Y2 dapat
Tabel 4.14
Nilai statistik dari Koefisien Determinasi, Uji F, dan Uji t
Dependent Variable: DER?
Method: Pooled Least Squares
Date: 07/21/17 Time: 13:39
Sample: 2013 2016
Included observations: 4
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 44
Sumber: Lampiran 18
Sumber: Lampiran 18
2
koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1 (0 ≤ R ≤ 1). Apabila nilai koefisien
0,8427. Nilai tersebut dapat diartikan bahwa FATA, SIZE, GROWTH, ROI dan
2
Berdasarkan Tabel 4.15, diketahui nilai koefisien determinasi (R ) sebesar
0,8450. Nilai tersebut dapat diartikan bahwa FATA, SIZE, GROWTH, ROI dan
sama sebesar 84,5%, sedangkan sisanya sebesar 15,5% dipengaruhi oleh faktor-
Kriteria pengujian :
2. Tolak H0 (Terima Ha) bila F hitung > F tabel atau nilai sig F ≤ α (0,05).
df1 = k – 1
df2 = n – k
n = banyaknya observasi
0,05. Karena Fhitung lebih besar dari Ftabel (10,00278 > 2,35618) dan tingkat
signifikansi (α) 0,00000 < 0.05 maka Ha diterima, yang artinya bahwa seluruh
variabel bebas, yakni FATA, SIZE, GROWTH, ROI dan B_RISK secara serempak
Berdasarkan hasil uji Fhitung pada Tabel 4.15, diketahui nilai Fhitung sebesar
0,05. Karena Fhitung lebih besar dari Ftabel (10,18234 > 2,35618) dan tingkat
signifikansi (α) 0,00000 < 0.05 maka Ha diterima, yang artinya bahwa seluruh
variabel bebas, yakni FATA, SIZE, GROWTH, ROI dan B_RISK secara serempak
2. Tolak H0 (Terima Ha) bila thitung > ttabel atau thitung < - ttabel atau nilai sig F ≤ α (0,05).
Untuk mendapatkan nilai ttabel, terlebih dahulu dihitung derajat kebebasan. Berikut
Derajat Kebebasan = n – k
Berdasarkan Tabel 4.14 interpretasi yang dapat dilihat adalah sebagai berikut:
1. Struktur Aset (FATA) memiliki nilai koefisien sebesar -0,231081 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,0623 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Struktur Aset
signifikansi sebesar 0,3635 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ukuran
tingkat signifikansi sebesar 0,9748 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
signifikansi sebesar 0,4798 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Profitabilitas
nilai thitung > ttabel (3,116407 > 2,026192) dan tingkat signifikansi sebesar
0,0042 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Risiko Bisnis berpengaruh positif
Berdasarkan Tabel 4.15 interpretasi yang dapat dilihat adalah sebagai berikut:
1. Struktur Aset (FATA) memiliki nilai koefisien sebesar 0,131682 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,4958 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Struktur Aset
tingkat signifikansi sebesar 0,9204 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
dengan nilai -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel (-2,026192 ≤ -0,568120 ≤ 2,026192) dan tingkat
signifikansi sebesar 0,5745 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Tingkat
thitung < -ttabel (-2,287397 < -2,026192) dan tingkat signifikansi sebesar 0,0299
< 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Profitabilitas berpengaruh negatif dan
nilai thitung > ttabel (2,366162 > 2,026192) dan tingkat signifikansi sebesar
4.7 Pembahasan
(Debt to Equity Ratio). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Joni dan Lina (2010) yang menemukan adanya hubungan
negatif dan tidak signifikan antara Struktur Aset perusahaan terhadap Struktur
komposisi aset tetap yang berbeda dengan perusahaan pada umumnya. Aset
Brigham dan Houston mengenai jenis aset yang dapat dijaminkan, maka aset
multiguna yang tidak begitu baik dijaminkan. Oleh sebab itu kreditur akan
rekening bank, klaim asuransi dan deposito. Hal inilah yang menyebabkan
modal sendiri untuk membiayai investasi aset tetap perusahaan. Hal ini
yang dimiliki, seperti mesin dan instalasi pabrik untuk produksi. Semakin
tinggi struktur aset maka penggunaan modal sendiri juga akan semakin tinggi
penggunaan utang, dengan menggunakan laba ditahan dan saham baru dalam
eksternal juga akan semakin besar. Hal ini disebabkan karena perusahaan
yang besar memiliki kebutuhan dana yang besar dan salah satu pemenuhan
aliran dana dari luar perusahaan. Hal ini dikarenakan besarnya aset yang
tentu dapat memperoleh dana dengan mudah di pasar modal. Hal ini terjadi
karena investor yang akan membeli saham atau menanamkan modalnya tidak
perusahaan saat ini dan lain-lain. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Oetomo (2016) yang menemukan
akan beroperasi pada tingkat yang lebih tinggi pula, sehingga memerlukan
sendiri. Hal ini didasarkan pada keyakinan kreditor atas dana yang
karena bunga dari utang tersebut dapat mengurangi beban pajak yang harus
dilakukan oleh Sari dan Oetomo (2016) yang menemukan adanya hubungan
Equity Ratio). Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar profitabilitas (ROI)
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri (2012)
to Equity Ratio). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi risiko bisnis,
maka semakin tinggi struktur modal (Debt to Equity Ratio). Adaya pengaruh
saat berhasil. Investor yang memiliki sifat risk seeker tidak akan tertarik
dengan perusahaan yang memiliki risiko yang rendah, mereka akan tertarik
beranggapan bahwa jika risiko tinggi maka keuntungan yang akan didapatkan
yang diperoleh perusahaan, maka proporsi utang juga akan meningkat. Hal
ini didasarkan pada keyakian investor dan kreditor atas dana yang
(Debt to Assets Ratio). Hal ini menunjukkan bahwa jika struktur aset
cadangan yang ada sudah habis. Untuk bisa melakukan kegiatan eksplorasi
dibutuhkan biaya yang besar dan memerlukan aset tetap khusus dalam
dari pihak ketiga. Adanya kebutuhan tersebut bisa direspon secara positif oleh
investor dan kreditor untuk memberikan jumlah dana yang dibutuhkan oleh
positif dan tidak signifikan antara Struktur Aset perusahaan terhadap Struktur
(Debt to Assets Ratio). Hal ini mencerminkan bahwa semakin besar ukuran
perusahaan maka struktur modal (Debt to Assets Ratio) akan menurun. Hasil
penelitian ini sesuai dengan Pecking Order Theory yang menyatakan bahwa
adalah bahwa perusahaan besar yang mempunyai akses lebih mudah ke pasar
dana dengan mudah di pasar modal. Hal ini disebabkan karena para investor
saat ini dan lain sebagainya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
negatif dan tidak signifikan antara ukuran perusahaan terhadap struktur modal
perubahan peningkatan suatu aset yang diperoleh perusahaan setiap saat tidak
aset yang tidak diikuti oleh peningkatan laba maka tidak akan berdampak
to Assets Ratio). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Ting and Lien (2011) yang menemukan adanya hubungan negatif dan
Ratio). Profitabilitas (ROI) merupakan salah satu variabel yang paling tidak
stabilitas dan sumber daya keuangan yang baik. Tingkat profitabilitas (ROI)
yang dihasilkan secara internal berupa laba ditahan lebih diminati perusahaan
penelitian yang dilakukan oleh Hang and Hung (2016) yang menemukan
Modal (Debt to Assets Ratio). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
risiko bisnis, maka semakin tinggi struktur modal (Debt to Assets Ratio).
Adaya pengaruh positif dari risiko bisnis terhadap struktur modal dikarenakan
yang besar saat berhasil. Investor yang memiliki sifat risk seeker tidak akan
tertarik dengan perusahaan yang memiliki risiko yang rendah, mereka akan
tertarik dengan perusahaan yang memiliki risiko yang tinggi, karena mereka
beranggapan bahwa jika risiko tinggi maka keuntungan yang akan didapatkan
ini didasarkan pada keyakian investor dan kreditor atas dana yang
5.1 Kesimpulan
Struktur Modal (Debt to Equity Ratio dan Debt to Assets Ratio) pada
terhadap Debt to Equity Ratio (DER). Serta Struktur Aset berpengaruh negatif
tidak signifikan terhadap Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan sektor
sebagai berikut:
mengabaikan variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hal ini
yang tinggi, maka dana yang dibutuhkan perusahaan juga tinggi. Penggunaan
pendanaan dari modal sendiri. Hal ini dapat mengurangi potensi risiko,
2. Bagi Investor
Bagi investor diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam
LAMPIRAN 10
Uji Chow Y1
Effects Specification
Effects Specification
Median -0.011001
Maximum 0.283078
6 Minimum -0.325458
Std. Dev. 0.143822
4 Skewness -0.043125
Kurtosis 2.994290
2 Jarque-Bera 0.013698
Probability 0.993175
0
LAMPIRAN 14
Uji Multikolinearitas Y1
FATA SIZE GROWTH ROI B_RISK
FATA 1.000000 0.530573 -0.069945 0.130506 0.383280
SIZE 0.530573 1.000000 -0.214180 0.029191 0.762810
GROWTH -0.069945 -0.214180 1.000000 -0.069857 -0.287899
ROI 0.130506 0.029191 -0.069857 1.000000 0.305842
B_RISK 0.383280 0.762810 -0.287899 0.305842 1.000000
Uji Multikolinearitas Y2
FATA SIZE GROWTH ROI B_RISK
FATA 1.000000 0.338777 0.372973 0.020460 0.175285
SIZE 0.338777 1.000000 -0.009850 0.401936 0.781061
GROWTH 0.372973 -0.009850 1.000000 0.106479 -0.229513
ROI 0.020460 0.401936 0.106479 1.000000 0.151521
B_RISK 0.175285 0.781061 -0.229513 0.151521 1.000000
LAMPIRAN 16
Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Breusch-Pagan-Godfrey Y1
Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey
Test Equation:
Test Equation:
Effects Specification
Effects Specification
Effects Specification
S.D. Rho
Weighted Statistics
Unweighted Statistics
Effects Specification
S.D. Rho
Weighted Statistics
Unweighted Statistics