Anda di halaman 1dari 2

3.

2 Pendekatan dalam Klasifikasi Akuntansi


Klasifikasi system akuntansi bermanfaat bagi para pembuat kebijakan dalam menaksir
prospek dan problem kovergensi akuntansi internasional. Bagi pembuat kebijakan tingkat
nasional, klasifikasi ini akan lebih memampukan para pengambil kebijakan untuk
memprediksi problem-problem yang akan timbul dan mengindentifikasi solusinya dengan
mempelajari pengalaman Negara-negara yang mempunyai pola perkembangan serupa.

3.2.1 Pendekatan Induktif

Pendekatan induktif atau empiris, pengelompokan yang dilakukan berdasarkan praktik-


praktik akuntansi nasional dan kemudian disusun penjelasan mengenai fakor-faktor
ekonomi, social,politik dan budaya yang terkait dengan klasifikasi tersebut. Analisi yang
dilakukan Nair dan Frank (1980 dalama Radebaugh dkk.,2006) yang melakukan
pembedaan empiris antara praktik pengukuran dan disklosur. Hasil analisis ii digunakan
untuk mengidentifikasi 4 kelompok pengukuran yaitu Amerika Latin, Eropa, Kontinental
dan Amerika Serikat. Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya mengenai system
akuntansi nasional.

3.2.2 Pendekatan deduktif diidentifikasi faktor-faktor lingkungan yang relevan, dan dengan
menghubungkan faktor-faktor ini dengan praktik akuntansi nasional, disusun pola
pengelompokan internasional. Ada 3 klasifikasi, yaitu klasifikasi berdasarkan pendekatan
perkembangan akuntansi, berdasarkan system hukum dan berdasarkan system praktik.

1. Pendekatan Perkembangan Akuntansi


Gerhard Mueller (1967, dalam Choi dan Meek, 2008: dan RAdebaugh dkk,2006)
mengindentifikasi 4 pendekatan perkembangan akuntansi yaitu dalam ekonomi
makro, dalam ekonomi mikro, dalam pola disiplin independen dan dalam pola
akuntansi seragam.
2. Hukum Undang-Undang dan Hukum Umum
Menurut system hukum akuntansi dibedakan menjadi dua yaitu akuntansi hukum umu
(common law accounting) dan akuntansi hukum undang-undang (code law
accounting). Sistem hokum sebuah Negara dan sistem keuanganya mempunyai
hubungan sebab akibat. Sistem hokum umum menekankan pada hak pemegang
saham dan memberikan proteksi atau perlindungan kepada investor yang relative
lebih kuat daripada sistem hukum undang-undang.

3. Penyajian Wajar dan Kepatuhan Hukum


Perbedaan antara penyajian wajar dan kepatuhan hokum mempunyai dampak yang
luas terhadap banyak isu akuntansi. Akuntansi kepatuhan hukum didesain untuk
memenuhi tuntutan pemerintah. Jumlah labanya juga digunakan sebagai dasar untuk
penentuan deviden dan bonus. Akuntansi kepatuhan hukum mungkin akan terus
digunakan pada perusahaan individual di Negara hukum undang-undang yang laporan
keuangan konsolidasinya menggunakan akuntansi penyajian wajar.

3.3 Memudarnya Diversitas Akuntansi


Choi dan Meek (2008) menyatakan bahwa Diversitas Akuntansi semakin kabur
disebabkan karena:
a. Semakin pentingya arti pasar modal di seluruh dunia. Modal semakin menglobal,
sehingga menimbulkan dorongan untuk menentukan standard pelaporan korporasi
tingkat dunia.
b. Semakin banyak dilaksanakan penyusunan 2 laporan keuangan yaitu laporan
keuangan yang sesuai dengan regulasi laporan keuangan domestic setempat dan
laporan yang lain disusun berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi serta memuat
disklosur yang sesuai dengan kebutuhan investor internasional.
c. Sejumlah Negara hukum undang-undang, terutama Jerman dan Jepang menggeser
tanggung jawab dalam penentuan standar akuntansi dari pemerintah ke kelompok-
kelompok sector swasta professional independen. Perunahan ini menyebabkan proses
penentuan standard lebih mirip denga yang terjadi di Negara-negara hukum umum.

Anda mungkin juga menyukai