Anda di halaman 1dari 5

Nama Kelompok :

1. Moh Saifudin Hamid 20181220030


2. Shana Octaviani Hakim 20181220036
3. Zahrotin Nisa 20181220139
4. Cindy Antika Resty 20181220141

BAB X

TREND AKUNTANSI

a. Behaviour Accounting

Dalam akuntansi perilaku ini yang menjadi sorotan adalah dampak dari informasi akuntansi
terhadap perilaku orang yang membaca atau menyiapkannya. Dampak perilaku dari sistem
pengawasan, dampak sistem budget terhaap perilaku, dampak sistem resbonsibility accounting
terhadap perilaku, dampak sistem desentralisasi ataupun sentralisasi pengambilan keputusan
terhadap perilaku, dimensi perilaku dalam sistem pengawasan internal, beberapa pola perilaku
auditor, aspek perilaku dalam proses pengambialn keputusan, faktor perilaku dalam capital
budgeting, aspek perilaku dalam kebutuhan pengungkapan, aspek perilaku dalam akuntansi
sumber daya manusia, dan sebagainya. Lebih simpel Siegel, Ramanauskas, dan Marconi (1989),
membaginya atas tiga bagian besar berikut ini :

1. Pengaruh perilaku manusia terhadap desain, konstruksi, dan pengungkapan sistem


akuntansi.
2. Pengaruh sistem akuntansi terhadap perilaku manusia.
3. Metode untuk meramalkan dan strategi untuk mengubah perilaku manusia.

b. Multi Disciplines Paradigma

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan semakin munculnya


paradigma baru yang pada akhirnya menimbulkan ketergantungan dan keterkaitan yang semakin
erat antara satu disiplin ilmu dengan disiplin ilmu lainnya. Fenomena ini juga melandasi
akuntansi.

Mulanya ilmu yang dikenal manusia adalah ilmu filsafat. Menurut Al-farabi, ilmu filsafat
adalah ilmu pengetahuan tentang alam yang maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang
sebenarnya (Anshari, 1991). H.Endang Saifuddin Anshari (1991) mengungkapkan ilmu itu
kemudian berkembang menjadi tiga bidang:
1. Ilmu pengetahuan alam (natural science)
a. Biologi
b. Antropologi fisik
c. Kedokteran
d. Farmasi
e. Pertanian
f. Ilmu pasti
g. Ilmu alam
h. Teknik
i. Geologi, dan lain-lain
2. Ilmu sosial (sosial science)
a. Ilmu hukum
b. Ekonomi
c. Jiwa sosial
d. Bumi sosial
e. Sosiologi
f. Antropologi sosial budaya
g. Sejarah
h. Politik
i. Pendidikan
j. Publisistik dan jurnalistik
k. Dan lain-lain
3. Humaniora (humanities study)
a. Ilmu agama
b. Ilmu filsafat
c. Ilmu bahasa
d. Ilmu seni
e. Ilmu jiwa (psikologi)

Perkembangan ilmu dimasing-masing bidang ini selalu berkaitan erat dan saling mengisi
dengan disiplin ilmu lain. Akuntansi sebagai suatu sistem informasi membutuhkan komputer,
information science, dan decision science. Akhirnya muncullah ilmu baru seperti desicion
science yang sumber formula dan elemen-elemennya berasal dari berbagai ilmu. Decision
science ini merupakan disiplin ilmu baru di Amerika dan bahkan sudah menjadi salah satu
jurusan yang populer di College of Business, femomena inilah yang disebut multidicipline
paradigm.

c. Akuntansi Dan Pembangunan Berkelanjutan (SDG)

Dilaksanakannya ”Earth Summit” mengingatkan pada isu yang sam diajukan oleh Club of
Rome tahun 1975 lalu yaitu konsep Limit to Growth atau sering juga disebut Zero Growth. Club
para ahli nomor wahid ini menganggap bahwa kerusakan bumi timbul dari kombinasi dari
berbagai faktor yang harus direm perkembangannya seperti perkembangan penduduk , investasi,
konsumsi sumber alam, industri, ketidakadilan distribusi pendapatan, pertanian, kehutanan. Club
ini ingin menyelamatkan masa depan umat manusis dengan mengingatkan perlunya
keharmonisan pengelolaan ekosistem yang bersifat global dan dependen.

d. Sustainability Reporting

Akuntansi merupakan suatu disiplin ilmu yang tidak dapat dilepaskan dari lingkungan,
karena secara prinsip ilmu akuntansi dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan.
Kompleksitas dunia bisnis dan non-bisnis memaksa akuntansi untuk berbenah diri dan
menyesuaikan dengan lingkungan yang ada, sehingga metode pencatatan hingga output
akuntansi berupa laporan keuangan senantiasa berkembang. Pelaporan berkelanjutan
(Sustainable Reporting) adalah pelaporan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengukur,
mengungkapkan (disclose), serta upaya perusahaan untuk menjadi perusahaan yang akuntabel
bagi seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) untuk tujuan kinerja perusahaan menuju
pembangunan keberlanjutan yang terdapat prinsip dan standar pengungkapan yang mampu
mencerminkan tingkat aktivitas perusahaan terkait dengan aspek ekonomi, lingkungan dan
sosial. Menurut Slater and Gilbert & et al dalam Daizy and Nilandri Das mendefinisikan
pelaporan berkelanjutan sebagai berikut :

Sustainability Reporting is a structured way an entity reports on its economic, environmental


and social performance which gives companies a means to report on how nonfinancial factors
affect the financial figures and how these factors can ultimately drive the company’s values.
Pengembangan model sustainability reporting didasarkan pada teori Triple Bottom-line of
Business (3P) yang dikemukakan oleh John Elkington (1997) yang mengatakan bahwa apabila
suatu korporasi ingin tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan maka korporasi itu harus
peduli dan bertanggungjawab terhadap alam semesta (planet), masyarakat (people) dan
pertumbuhan keuntungan bisnis itu sendiri (profit).

e. Krisis Akuntansi Masa Depan

Walaupun profesi akuntan dinilai mengalami perkembangan yang demikian cepat, bukan
berarti profesi ini tidak menunjukan hal-hal yang bersifat suram. Disamping itu, akuntansi tidak
hanya memberikan informasi kuantitatif, tetapi juga informasi kualitatif. Akuntansi konvensional
juga sedang menjadi sorotan khususnya ketidakmampuannya memberikan informasi yang
relevan pada situasi di mana prinsip stable monetary unit tidak berjalan seperti masa inflasi.
Akuntansi konvensional juga mendapat tantangan dari akuntansi islam, akuntansi pertambahan
nilai, akuntansi sumber daya manusia,dan pelaporan pegawai. Berbeda dengan akuntansi
kovensional , akuntansi islam lebih menekan pada aspek pertanggungjawaban dengan penekan
pada keadilan dan kebenaran, bukan saja mengabdi kepada kepentingan pemegang saham saja,
tetapi juga semua pihak dan menaati semua hokum syriah. Fenomena ini menunjukan
ketidakpuasan terhadap akuntansi konvensional jika tidak ditanggapi akan dapat menimbulkan
krisis kepercayaan terhadap konvensional saat ini. Akuntansi manajemen juga dapat
mempengaruhi eksistensi akuntansi keuangan. Fungsi akuntansi keuangan selama ini menekan
pada kepentingan public yang terkait dengan standar yang ditetapkan oleh organisasi profesi atau
regulator sehingga relevansinya terhadap kepentingan manajemen kurang. Akuntansi
manajemen dianggap memberikan informasi yang lebih relevan untuk kepentingan pengambilan
keputusan. Menurut penelitian proses penurunan porsi penerimaan kantor akuntan dari jasa audit
semakin lama semakin menurun dan fungsi atau jasa konsultasi justru semakin meningkat.
Ketentuan itu adalah sebagai berikut :

 Kantor akuntan hanya boleh memberikan jasa information technology (IT) dan
konsultasi lainnya jika Komite Dewan Audit menerimanya.

 Auditor independen akan dinilai apakah investor yang biasa akan melihat ada tidaknya
konflik.

 Auditor tidak dapat melakukan tugas internal auditing melebihi 40%.

 Perusahaan harus mengungkapkan berapa mereka membayar untuk biaya audit,


konsultasi, dan jas pajak.

Anda mungkin juga menyukai