Anda di halaman 1dari 4

1.

Ilmu lingkungan yang menggunakan pendekatan holistik merupakan pendekatan yang


dipakai dan terus berkembang, dan juga salah satu cabang ilmu yang relatif baru.

2. – ekologis, berasal dari bahasa yunani ekos yang berarti rumah, logis yang berarti ilmu. Jadi
secara harfiah ekoligis merupakan suatu ilmu yang mempelajari mengenai mahkluk hidup
yang didalam rumahnya.

- Ekosistem adalah suatu unit atau satuan fungsional dari makhluk-makhluk hidup dengan
liingkungannya.

3. a. Faktor teknologi, teknologi merupakan sumber terjadinya masalah-masalah lingkungan.


Terjadinya revolusi di bidang ilmu pengetahuan Alam misalnya fisika dan kimia, yang terjadi
selama lima puluh tahun terakhir, telah mendorong perubahan-perubahan besar di bidang
teknologi.
b. pertumbuhan penduduk, bahwa pertumbuhan penduduk dan peningkatan kekayaan
memberikan sumbangan penting terhadap penurunan kualitas lingkungan hidup.
c. ekonomi, melihat bahwa alasan-alasan ekonomi yang seringkali menggerakkan perilaku
manusia atau keputusan-keputusan yang diambil oleh manusia secara perorangan maupun
dalam kelompok, terutama dalam hubungannya dengan pemanfaatan common property.
Common property adalah sumber-sumberdaya alam yang tidak dapat menjadi hak
perorangan, tetapi setiap orang dapat menggunakan atau memanfaatkannya untuk
kepentingan masing-masing.
d. tata nilai, yang berlaku menempatkan kepentingan manusia sebagai pusat dari segala-
galanya dalam alam semesta. Nilai dari segala sesuatu yang ada di alam semesta dilihat dari
kepentingan manusia semata. Tata nilai yang dimiliki ini dikenal dengan istilah
anthropocentric atau homocentric. . Berdasarkan kaidah antroposentris, alam semesta atau
lingkungan hidup dilindungi semata-mata untuk kepentingan manusia.

4. Hukum lingkungan adalah seperangkat aturan yang dibuat oleh lembaga yang berwenang
untuk masyarakat mengenai apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan, dan
apabila melanggar dapat dikenakan sanksi dalam penerapannya.

5. Dalam tingkat nasional :

- Uu. Nomor 4 tahun 1984 – uu lingkungan hidup


- Pemerintah mengeluarkan uu. Nomor 23 tahun 1997
- Uu. Nomor 32 tahun 2009 – perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

Dalam tingkat internasional :

- Konferensi starholm 1972, deklarasi soft law


- Konferensi nainrobhi, 1982 WCED 1983
- Konferensi Rio, 1992

6. – hukum lingkungan tidak bisa ditentukan tempatnya apakah dia publik atau privat. Karena,
hukum lingkungan itu sendiri mencakup semuanya. Artinya, bisa diliat dari sisi hukum
administrasi. Dalam konteknya pemerintah sangat berperan penting dalam lingkungan
tersebut. Maka dari itu hukum lingkungan lebih berkaitan dengan bidang administrasi.

7.

8. Pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development) dirumuskan sebagai


kegiatan pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa
mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi mendatang. Dalam konsep
pembangunan berkelanjutan, generasi masa kini bukanlah pemilik sumberdaya
alam yang ada saat ini. Generasi sekarang dianalogikan sebagai peminjam
sumberdaya alam dari generasi yang akan datang, sehingga dia harus
memelihara dan mengembalikan sumberdaya alam itu kepada generasi
mendatang. Pembangunan berkelanjutan mengandung makna jaminan mutu
kehidupan manusia dan tidak melampaui kemampuan ekosistem untuk
mendukungnya. Dengan demikian pengertian pembangunan berkelanjutan
adalah pembangunan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pada saat ini tanpa
mengurangi kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi
kebutuhan-kebutuhan mereka.

9. Prinsip Pengelolaan Lingkungan Tanpa Merugikan Deklarasi Rio juga tidak lupa
merumuskan prinsip mengenai kedaulatan negara untuk mengelola/memanfaatkan sumber
daya alam tanpa merugikan negara lain (right to exploit resources but responsible do not
cause damage to the environment of other States) (Prinsip 2). Prinsip ini diadopsi dari Prinsip
Deklarasi Stockholm (Prinsip 21), di mana prinsip ini merupakan asas hukum Romawi yang
dikenal dengan Prinsip Sic Utere.

Prinsip Kerja Sama (Principle of Cooperation) Prinsip ini diatur dalam Prinsip 7 yang pada
dasarnya bertujuan agar negara-negara melakukan kerja sama secara spirit of global
partnership dalam melindungi dan melestarikan lingkungan. Dalam prinsip kerja sama ini
dicapai suatu consensus bahwa berdasarkan perbedaan kerusakan lingkungan (karena
perbuatan masing-masing negara), semua negara mempunyai kewajiban bersama untuk
melestarikan lingkungan namun tingkat kewajiban ini hendaknya berbeda satu sama lain.
Negara-negara maju mengakui tanggung jawab mereka untuk melakukan upaya pada tingkat
internasional dalam rangka pencapaian pembanungan berkelanjutan. Hal ini tentu dapat
diterima karena tekanan lingkungan yang ada secara global lebih merupakan hasil aktivitas
masyarakat mereka, dan berkenaan pula dengan kemampuan teknologi serta sumber
keuangan yang mereka miliki

Prinsip keberhati-hatian, Dalam rangka untuk melindungi lingkungan, pendekatan


kehati-hatian harus diterapkan secara luas oleh Negara sesuai dengan kemampuan
mereka. Dimana ada ancaman kerusakan serius atau ireversibel, kurangnya
kepastian ilmiah tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk menunda biaya-efektif
langkah-langkah untuk mencegah degradasi lingkungan.
10.
a. Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca merupakan proses atmosfer untuk menghangatkan planet. Efek rumah kaca
terjadi akibat panas yang dipantulkan oleh permukaan bumi yang kemudian terperangkap
oleh gas-gas yang berada di atmosfer. Sehingga panas tersebut tidak dapat diteruskan ke luar
angkasa, melainkan dipantulkan kembali ke permukaan bumi.
Efek rumah kaca ini mempunyai manfaat bagi makhluk hidup, akan tetapi jika terlalu
berlebihan akan membahayakan kehidupan yang ada di bumi karena efek rumah kaca mampu
merubah iklim dan cuaca yang ada di bumi.
b. Meningkatnya Gas Rumah Kaca
Gas yang mempunyai sifat yang merangkap panas, sehingga panas yang terpantul oleh
permukaan bumi tidak dapat diteruskan ke luar angkasa. Gas tersebut adalah gas rumah kaca,
Gas yang paling berperan dan berpengaruh adalah gas karbondioksida (CO2).
Penyebab meningkatnya gas ini adalah dikarenakan pembakaran bahan bakar batu bara,
pembakaran minyak bumi, dan pembakaran gas alam.
c. Penggunaan CFC yang Tidak Terkontrol
CFC atau Cloro Flour Carbon merupakan salah satu bahan kimia yang digabungkan menjadi
sebuah bahan untuk memproduksi peralatan, terkhusus digunakan untuk membuat peralatan
rumah tangga. CFC terdapat pada alat pendingin seperti kulkas dan AC.
d. . Polusi Kendaraan dengan Menggunakan Bahan Bakar Bensin
Kendaraan yang sering kita digunakan juga memberikan sebuah dampak yang cukup besar
dalam terjadinya pemanasan global atau yang biasa disebut dengan global warming ini.
Polusi yang dihasilkan oleh kendaraan yang menggunakan bahan bakar bensin ini seperti
motor, mobil, dan kendaraan yang lainnya dimana dari hasil pembakaran tersebut akan
menghasilkan gas yang bernama karbondioksida (CO2).
Gas karbondioksida ini merupakan salah satu penyebab utama karena gas ini merupakan gas
yang merangkap panas sehingga panas tidak bisa diteruskan ke luar angkasa.
e. Polusi Metana oleh Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan
Gas metana adalah suatu gas yang menempati urutan kedua sebagai salah satu penyebab
utama terjadinya global warming. Gas metana ini berasal dari bahan-bahan organik yang
kekurangan oksigen dari hasil pemecahan bakteri. Misalnya di persawahan, sedangkan pada
peternakan, seperti usus hewan ternak, meningkatnya produksi hewan ternak maka akan
meningkatkan gas metana yang dilepaskan ke permukaan bumi.
f. Penggundulan Hutan
Hutan mempunyai fungsi sebagai penyerap karbondioksida (CO2) dan mengeluarkan
oksigen. Jika hutan rusak akibat dari penebangan liar yang tidak bertanggung jawab, maka
akan terjadilah peningkatan jumlah karbondioksida di atmosfer bumi. Hal inilah yang
menyebabkan terjadinya global warming.
g. Pemborosan Energi Listrik
Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Tanpa listrik, maka aktifitas
kita akan terganggu. Pembangkit tenaga listrik membutuhkan batu bara dan minyak bumi
untuk tetap berfungsi. Dari hasil pembakaran batu bara dan minyak bumi itulah yang dapat
menghasilkan karbondioksida.
Indonesia sendiri masih menggunakan pembangkit tenaga listrik yang menggunakan minyak
bumi dan batu bara sebagai bahan utamanya. Sedangkan di luar negeri sudah banyak yang
menggunakan pembangkit tenaga listrik dengan menggunakan sinar matahari atau bahkan
menggunakan air dan angin.
h. Populasi Kendaraan yang Terus Meningkat
Meningkatnya jumlah kendaraan juga memberikan dampak yang begitu besar. Kendaraan
yang meningkat maka akan menghasilkan karbondioksida yang besar. Hal ini merupakan
salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya global warming.
i. Pembakaran Sampah Secara Berlebihan
Membakar sampah secara berlebihan dengan jumlah yang cukup besar juga akan
menyebabkan terjadinya pemanasan global atau biasa yang disebut global warming. Karena
dari hasil pembakaran sampah tersebut akan menghasilkan gas metana yang dapat merangkap
panas pada atmosfer bumi.

Anda mungkin juga menyukai

  • 1 PB
    1 PB
    Dokumen14 halaman
    1 PB
    Syeihun Badjeber
    Belum ada peringkat
  • 2848 7172 1 PB
    2848 7172 1 PB
    Dokumen14 halaman
    2848 7172 1 PB
    Syeihun Badjeber
    Belum ada peringkat
  • LKPD Dimensi Tiga
    LKPD Dimensi Tiga
    Dokumen15 halaman
    LKPD Dimensi Tiga
    Syeihun Badjeber
    100% (2)
  • Bahan Ajar Siap
    Bahan Ajar Siap
    Dokumen53 halaman
    Bahan Ajar Siap
    Syeihun Badjeber
    Belum ada peringkat
  • Fikih Jinaya
    Fikih Jinaya
    Dokumen14 halaman
    Fikih Jinaya
    Syeihun Badjeber
    Belum ada peringkat
  • LKM 01
    LKM 01
    Dokumen2 halaman
    LKM 01
    Syeihun Badjeber
    Belum ada peringkat