Anda di halaman 1dari 15

MUSYARAKAH - Akuntansi Syariah

BAB I
PEMBAHASAN
Akuntansi Musyarakah
1.1 Pengertian Musyarakah
Musyarakah adalah akad kerjasama diantara pemilik modal yang mencampurkan modal mereka
untuk tujuan mencari keuntungan. Dalam musyarakah masing-masing mitra (LKS dan nasabah)
sama-sama menyediakan modal untuk membiayai suatu usaha tertentu, baik yang sudah berjalan
maupun yang baru.
Dalam kamus istilah keuangan dan perbanka syariah yang dikeluarkan Bank Indonesia
dijelaskan musyarakah (musyarakah) – saling bekerja sama, berkongsi, berserikat, bermitra
(cooperation, partnership) – adalah pembiayaan berdasarkan akad kerjasama antara dua pihak
atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana
dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan nisbah yang disepakati, sedangkan
kerugian ditanggung oleh para pihak sebesar partisipasi modal yang disertakan dalam usaha.
Dalam PSAK 106 tentang musyarakah dibahas beberapa pengertian dan istilah yang terkait
dengan pembahasan akuntansi musyarakah sebagai berikut:
Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu,
dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan
dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan resiko berdasarkan porsi kontribusi dana.
Musyarakah permanen adalah musyarakah dengan ketentuan bagian dana setiap mitra
ditentukan sesuai akad dan jumlahnya tetap hingga akhir masa akad.
Musyarakah menurun (musyarakah mutanaqisha) adalah musyarakah dengan ketentuan
bagian dana entitas akan dialihkan secara berahap kepada mitra sehingga bagian dana entitas
akan menurun pada akhir masa akad mitra akan menjadi pemilik penuh usaha tersebut.
Mitra aktif adalah mitra yang mengelola usaha musyarakah, baik mengelola sendiri atau
menunjuk pihak lain atas nama mitra tersebut.
Mitra Pasif adalah mitra yang tidak tidak ikut mengelola usaha musyarakah.
Dalam Accounting, Auditing, Governance Standard for Islamic Financial
Institution,memberikan definisi beberapa istilah yang terkait dengan musyarakah sebagai berikut:
Musyarakah adalah suatu bentuk kemitraan diantara bank islam dan para nasabahnya, dimana
masing-masing bagian akan memberikan sumbangsihnya kepada modal tersebut dengan tingkat
yang setara atau berbeda-beda untuk mendirikan suatu proyek baru atau bagian dalam proyek
yang telah ada, dimana masing-masing mereka akan menjadi pemegang saham modal atas dasar
tetap atau menurun dan akan memperoleh bagian keuntungan sebagimana mestinya. Akan tetapi,
kerugian akan dibagi bersama secara sebanding sesuai dengan sumbangsih modal dan apabila
tidak ditentukan lain, tidak akan ditetapkan lain.
Musyarakah tetap adalah musyarakah dimana bagian mitra dalam modal musyarakah tetap
sepanjang jangka waktunya yang ditetapkan dalam akad tersebut.
Musyarakah menurun (musyarakah menurun menjadi kepemilikan) adalah musyarakah
dimana bank memberikan kepada pihak lainnya hak untuk membeli bagian sahamnya dalam
musyarakah sehingga bagian bank menurun dan kepentingan saham mitra meningkat sampai
menjadi pemilik tunggal dari keseluruhan modal.
1.2. Karakteristik Musyarakah
Pembahasan akuntansi musyarakah tidak terlepas dari pembahasan lengkap tentang karakteristik
musyarakah. Dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional nomor 08/DSN-MUI/IV/2000 tentang
Musyarakah tertanggal 13 April 2000 (Fatwa,2006), menjelaskan ketentuan yang berkaitan
dengan musyarakah sebagai berikut:
1. Pernyataan ijab dan kabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk menunjukkan kehendal
mereka dalam mengadakan kontrak (akad), dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a. Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit menunjukkan tujuan kontrak (akad)
b. Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat kontrak
c. Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi, atau dengan menggunakan cara-cara
komunikasi modern.
2. Pihak-pihak yang berkontrak harus cakap hukum dan memperhatikan hal-hal berikut:
a. Kompeten dalam memberikan atau diberikan kekuasaan perwalian
b. Setiap mitra harus menyediakan dana dana pekerjaan, dan setiap mitra melaksanakan kerja
sebagai wakil
c. Setiap mitra memiliki hak untuk mengatur aset musyarakah dalam proses bisnisnormal
d. Setiap mitra memberi wewenang kepada mitra lain untuk mengelola aset dan masing-masing
dianggap telah diberi wewenang untuk melakukan aktivitas musyarakah dengan memperhatikan
kepentingan mitranya, tanpa melakukan kelalaian dan kesalahan yang disengaja.
e. Seorang mitra tidak diizinkan untuk mencairkan atau menginvestasikan dana untuk
kepentingannya sendiri
3. Objek akad (modal, kerja, keuntungan dan kerugian)
a. Modal
1) Modal yang diberikan harus uang tunai, emas perak atau yang nilainya sama. Modal dapat
terdiri dari aset perdagangan, seperti barang-barang, property, dan sebagainya. Jika modal
berbentuk aset, harus lebih dulu dinilai dengan tunai dan disepakati oleh para mitra.
b. Kerja
1) Partisipasi para mitra dalam pekerjaan merupakan dasar pelaksanaan musyarakah; akan tetapi
kesamaan porsi kerja bukanlah merupakan syarat. Seorang mitra boleh melaksanakan kerja lebih
banyak dari yang lainnya, dan dalam hal ini ia boleh menuntut bagian keuntungan tambahan bagi
dirinya
2) Setiap mitra melaksanakan kerja dalam musyarakah atas nama pribadi dan wakil dari mitranya.
Kedudukan masing-masing dalam organisasi kerja harus dijelaskan dalam kontrak
c. Keuntungan
1) Keuntungsn harus dikuantifikasikan dengan jelas untuk menghindarkan perbedaan dan sengketa
pada waktu alokasi keuntugan atau ketika pengehentian musyarakah
2) Setiap keuntungan mitra harus dibagikan secara proporsional tas dasar seluruh keuntungan dan
tidak ada jumlah yang ditentukan diawl yang ditetapkan bagi seorang mitra
3) Seorang mitra boleh mengusulkan bahwa jika keuntungan melebihi jumlah tertentu, kelebihan
atau prosentase itu diberikan kepadanya
4) Sistem pembagian keuntungan harus tertuang dengan jelas dalam akad
d. Kerugian
Kerugian harus dibagi antara para mitra secara proporsional menurut saham masing-masing
dalam modal
4. Biaya Operasional dan Persengketaan
a) Biaya operasional dibebankan pada modal bersama
b) Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan diantara para
pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syariah setelah tidak tercapai
kesepakatan melalui musyawarah
Dalam PSAK 106 tentang Akuntansi Muyarakah, dijelaskan karakteristik musyarakah sebagai
berikut:
5. Para mitra (syarik) bersama-sama menyediakan dana untuk mendanai suatu usaha tertentu dalam
musyarakah, baik usaha yang sudah berjalan maupun yang baru. Selanjutnya mitra dapat
mengembalikan dana tersebut dan bagi hasil yang telah di sepakati nisbahnya secara bertahap
atau sekaligus kepada entitas (mitra lain).
6. Investasi musyarakah dapat diberikan dalam bentuk kas, setara kas, atau aset non kas, termasuk
aset tidak berwujud, seperti lisensi dan hak paten.
7. Karena setiap mitra tidak dapat menjamin dana mitra lainnya, maka setiap mitra dapat meminta
mitra lainnya untuk menyediakan jaminan atas kelalaian atau kesalahan yang disengaja, beberapa
hal yang mnunjukkan adanya kesalahan yang disengaja ialah:
(a) Pelanggaran terhadap akad antara lain penyalah gunaan dana investasi, manipulasi biaya, dan
pendapatan operasional; atau
(b) Pelaksanaan yang tidak sesuai dengan prinsip syariah
8. Jika tidak terdapat kesepakatan antara pihak yang bersengketa maka kesalahan yang disengaja
harus dibuktikan berdasarkan keputusan institusi yang berwenang.
9. Pendapatan usaha musyarakah dibagi diantara para mitra secara proporsional sesuai dengan dana
yang disetorkan (baik berupa kas atau non kas lainnya) atau sesuai nisbah yang disepakati oleh
para mitra. Sedangkan rugi dibebankan secara proporsional sesuai dengan dana yang disetorkan
(baik berupa kas maupun aset non kas lainnya).
10. Jika salah satu mitra memberikan kontribusi atau nilai lebih dari mitra lainnya dalam akad
musyarakah makan mitra tersebut dapat mempeoleh keuntungan lebih besar utuk dirinya. Bentuk
keuntungan lebih tersebut dapat berupa pemberian porsi keuntungan yang lebih besar dari porsi
dananya atau bentuk tambahan keuntungan lainnya.
11. Porsi jumlah bagi hasil untuk para mitra ditentukan berdasarkan nisbah yang disepakati dari hasil
usaha yang diperoleh selama periode akad bukan dari jumlah investasi yang disalurkan.
12. Pengelola musyarakah mengadministrasikan transaksi usaha yang terkait dengan investasi
musyarakah yang dikelola dalam pembukuan tersendiri.
1.3. Jenis dan Alur Transaksi Musyarakah
Musyarakah dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
1. Musyarakah permanen adalah musyarakah dengan ketentuan bagian dana setiap mitra
ditentukan sesuai akad dan jumlahnya tetap hingga akhir masa akad.
2. Musyarakah menurun (musyarakah mutanaqisha) adalah musyrakah dengan ketentuan
bagian dana mitra akan dialihkan secara bertahap kepada mitra lainnya sehingga bagian dananya
akan menurun dan pada akhir masa akad mitra lain tersebut akan menjadi pemilik penuh usaha
tersebut.
Alur transakasi musyarakah dapat dilihat dalam ilustrasi gambar berikut:

Dari gambar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:


1. Dalam suatu proyek, sesuai kesepakatan LKS Anugrah Gusti (mitra) akan menyerahkan modal
sebesar 70% dari nilai proyeknya dan Amirullah/nasabah (mitra) memberikan kontribusi modal
sebesar 30% dari nilai proyek. Pada prinsipnya dalam usaha ini, masing-masing pemodal, baik
LKS maupun nasabah melakukan pengelolaan usaha secara bersama-sama. Apakah haknya
digunakan atau tidak, hal tersebut merupakan haknya msaing-masing pemodal. Jika pemodal
tidak mempergunakan haknya untuk ikut mengelola usaha (hanya setor modal saja) – ini yang
disebut dengan mitra pasif. Sedangkan pemodal lain selain memberikan kontribusi modal juga
mengelola usaha, disebut dengan mitra pasif. Dapat juga terjadi LKS dan nasabah hanya setor
modal saja sedangkan pengelolaan usaha dialihkan pada pihak lain. Dalam hal demikian LKS
dan amirullah dikategoikan sebagai mitra pasif dan pihak lain yang mengelola disebut mitra
aktif. Namun demikian jika mitra yang hanya menyetor modal saja, tidak mengelola usaha tetapi
memiliki hak utama atau dapat mempengaruhi kepelaksanaan usaha dapat dikategorikan sebagai
mitra aktif.
2. Pembagian hasil usaha dilakukan sesuai nisbah yang disepakati diawal akad. Besarnya nisbah
tidak harus sama dengn besarnya kontribusi modal yang diberikan dalam usaha tersebut, karena
dimungkinkan pemodal/mitra yang satu memiliki kehlian lebih dibandingkan yang lain.
Sedangkan kerugian yang dialami dalam usaha tersebut dibagi kepada masing-masing
mitra/pemodal sesuai besarnya kontribusi modal yang diserahkan dalam usaha tersebut. Dalam
contoh di atas kerugian di tanggung oleh LKS sebesar 70% dan ditanggung oleh nasabah 30%.
3. Pengembalin modal musyarakah dilakukan sesuai kesepakatan. Jika salah satu mitra/pemodal
melakukan sebagian modal musyarakah . Jika salah satu mitra/pemodal melakukan sebagian
modal musyarakah keppada mitra/pemodal yang lain secara bertahap sehingga pada akhir akad
seluruh kepemilikan modal musyarakah menjadi milik salah satu mitra, disebut dengan
musyarakah menurun. Jika porsi modal tetap sampai berakhirnya akad musyarakah disebut
dengan musyarakah permanen.

1.4. Akuntansi Untuk Mitra Pasif dan Mitra Aktif


KETERANGAN MITRA PASIF MITRA AKTIF
Akun-akun untuk Posisi Laporan Keuangan (Neraca)
Investasi Musyarakah Di debet pada saat Di debet pada saat
penyerahan modal penyerahan modal
musyarakah, dan di kredit musyarakah,dan di kredit
pada saat penerimaan pada saat pengembalian
kembali modal musyarakah. modal musyarakah.
Keuntungan Musyarakah Di debet pada saat dilakukan -
tangguhan amortisasi untuk di
pindahkan sebagai
keuntungan penyerahan aset
Musyarakah, dan di kredit
pada saat penyetor modal
non kas terjadi keuntungan
Selisih Penilaian Aset - Di debet pada saat dilakukan
Musyarakah amortisasi atas selisih
penilaian modal non kas ,
dan di kredit pada saat
penyerahan modal non kas
Musyarakah.
Cadangan Penyisihan Di debet pada saat digunakan -
Kerugian Investasi untuk penghapusan investasi
Musyarakah, dan di kredit
saat pembentukan penyisihan
kerugian
Piutang Jatuh Tempo Di debet pada saat timbul -
Pengelola Dana (Piutang piutang mitra aktif , dan di
Mitra Aktif) kredit pada saat piutang di
bayar oleh mitra aktif
Piutang Pendapatan Bagi Di debet pada saat -
Hasil penerimaan atau pembayaran
bagi hasil di terima dari mitra
aktif ,dan di kredit saat
dilakukan pengakuan
pendapatan.
Akumulasi Penurunan Nilai ( Di debet saat diterima Di debet saat diterima
Penyusutan) Aset kembali modal Musyarakah kembali modal musyarakah
Musyarakah non kas, dan di kerdit saat di non kas. Dan di ktedit saat di
bentuk penyusutan yang bentuk penyusutan yang
dilakukan. dilakukan.
Akun-akun untuk Laporan Laba Rugi
Kerugian Penyerahan aset Di debet pada saat penyetor -
Musyarakah modal non kas terjadi
kerugian, dan di kredit pada
saat di pindahkan ke laba
rugi pada saat tutup buku
akhir tahun
Keuntungna penyerahan aset Di debet pada saat di -
Musyarakah pindahkan sebagai
pendapatan usaha utama, dan
di kerdit pada saat pengakuan
amortisasi keuntungna
Musyarakah Tangguhan atas
penyerahan modal non kas
Musyarakah.
Keuntungan penyisihan Aset - Di kredit pada saat
Musyarakah pengakuan keuntungan yang
di lakukan dan di
perhitungkan sebagai
penambah hasil investasi
Musyarakah.
Kerugian Penyisihan Aset - Di debet pada saat
Musyarakah pengakuan keuntungan yang
di lakukan dan di
perhitungkan sebagai
pengurang hasil investasi
Musyarakah.
Kerugian Investasi Di debet saat terjadinya Di debet saat terjadinya
Musyarakah sebesar kerugian yang sebesar kerugian yang
menjadi beban mitra pasif, menjadi beban mitra aktif,
dan di kredit saat tutup buku dan di kredit saat tutup buku
di pindahkan ke dalam akun di pindahkan ke dalam akun
pendapata usaha utama. pendapata usaha utama.
Pendapatan Bagi hasil Di debet pada saat di Di debet pada saat di
Investasi Musyarakah pindahkan ke pendapatan pindahkan ke pendapatan
usaha utama, dan di kredit usaha utama, dan di kredit
pada saat pengakuan pada saat pengakuan
pendapatan bagi hasil pendapatan bagi hasil
musyarakah. musyarakah.
Beban Akad Musyarakah Di debet pada saat Di debet pada saat
pengakuan biaya akad pengakuan biaya akad
musyarakah, dan di kredit musyarakah, dan di kredit
pada saat di pindahkan ke pada saat di pindahkan ke
laba rugi pada saat tutup laba rugi pada saat tutup
buku akhir tahun. buku akhir tahun.
Beban Penyusutan ( Di debet pada saat terjadinya Di debet pada saat terjadinya
penurunan) Aset Musyarakah penurunan nilai aset penurunan nilai aset
musyarakah musyarakah
Keuntungan pengembalian Dikredit sebagai penambah
Aset Musyarakah ( Modal pendapatan bagi hasil
Non kas) musyarakah
Kerugian pengembalian Aset Di debet sebagai pengurang
Musyarakah ( Modal Non pendapatan bagi hasil
kas) musyarakah
Pada Saat Akad
Biaya Musyarakah : Biaya yang terjadi akibat akad Musyarakah (misalnya biaya studi
kelayakan) tidak dapat diakui sebagai bagian investasi musyarakah kecuali ada persetujuan
dari seluruh mitra.
Pada saat dilakukan Dr. Uang Muka pra Akad Dr. Kas / Bank
pembayaran beban pra akad Musyarakah Cr. Uang Muka pra Akad
Cr. Kas Musyarakah

Pengakuan Biaya Akad Jika tidak di sepakati; Jika batal di laksanakan ;


Musyarakah Dr. Biaya Akad Dr. Uang Muka pra Akad
Cr. Uang Muka pra Akad Musyarakah
Musyarakah Cr. Beban Akad Musyarakah
Jika disepakati; Jika dilaksanakan;
Dr. Investasi Musyarakah Dr. Uang Muka pra Akad
Cr. Uang Muka pra Akad Musyarakah
Musyarakah Cr. Investasi Musyarakah

Penyerahan/ Pemyisihan Modal Musyarakah : Didalam Musyrakah masing-masing mitra


memiliki kontribusi modal, baik mitra pasif (yang hanya setor modal saja, tanpa ikut serta
dalam mengelola usaha) maupun mitra aktif ( yang selain mengelola usaha juga menyetor
modal) .Penyerahan/penyisihan modal musyarakah dapat dilakukan dalam bentukl kas
maupun non kas.
Penyerahan /Penyisihan Penyerhan Modal Kas Pada Penyisihan Modal Kas
Modal musyarakah dalam mitra aktif; Musyarakah;
bentuk kas Dr. Investasi Musyarakah Dr. Kewajiban Komitmen
Cr. Kas/ Rekening Syirkah Invest Musyarakah
Dr. Kewajiban Komitmen Cr. . Kontra Komitmen
Invest Musyarakah Investasi Musyarakah.
Cr. Kontra Komitmen
Investasi Musyarakah. Dr. Investasi Musyarakah
Cr. Kas/ Bank
Penyerahan /Penyisihan Modal musyarakah dalam bentuk Non Kas
Nilai wajar saat penyerahan Dr. Investasi Musyarakah -
sama dengan nilai tercatat Cr. Persediaan/aset
modal non kas. Musyarakah
Nilai wajar saat penyerahan Dr. . Investasi Musyarakah Dr. Kewajiban Komitmen
lebih tinggi dari nilai tercatat Cr. Persediaan/aset Invest Musyarakah
modal non kas. Musyarakah Cr. Kontra Komitmen
Cr. Keuntungan Musyarakah Investasi Musyarakah.
Tangguhan
Dr. . Investasi Musyarakah
Dr. . Kewajiban Komitmen Cr. Persediaan/aset
Invest Musyarakah Musyarakah
Cr. Kontra Komitmen Cr. Selisih Penilaian aset
Investasi Musyarakah. Musyarakah
Nilai wajar saat penyerahan Dr. . Investasi Musyarakah Dr. Kewajiban Komitmen
lebih rendah dari nilai Dr. Kerugian Penyerahan Invest Musyarakah
tercatat modal non kas. aset Musyarakah Cr. Kontra Komitmen
Cr. Persediaan/aset Investasi Musyarakah
Musyarakah
Dr. . Investasi Musyarakah
Dr. . Kewajiban Komitmen Dr. Kerugian Penyisihan
Invest Musyarakah Musyarakah
Cr. Kontra Komitmen Cr. Persediaan/aset
Investasi Musyarakah. Musyarakah
Penyusutan Modal Musyarakah Non Kas/Aset Musyarakah
Salah satu penyebab Penurunan Nilai investasi Musyarakah, khususnya investasi
Musyarakah atas penyerahan modal Non kas/Aset Musyarakah, adalah penurunan nilai atas
penyusutan (pengurangan nilai) dari aset yang bersangkutan.
Jika modal musyarakah Dr. Biaya Penurunan Dr. Beban Penyusutan
sepakat untuk di kembalikan nilai(penyusutan) aset (penurunan Nilai)
Musyarakah (Modal Non
kas)
Cr. Akumulasi Penyusutan
Cr. Akumulasi Penurunan
nilai(penyusutan) aset
Musyarakah (Modal Non
kas)
Jika modal musyarakah Penurunan /penyusutan di Penurunan /penyusutan di
tidak untuk di kembalikan perhitungkan pada saat perhitungkan pada saat
pembagian hasil usaha . pembagian hasil usaha .
Pengukuran Modal Investasi Musyarakah Non
Musyarakah Non kas kas yang di ukur dengan nilai
wajar aset yang di serahkan
akan berkurang nilainya
sebesar beban penyusutan
atas aset yang diserahkan
dikurango dengan amortisasi
keuntungan tangguhan.
Selama Akad
Hasil Usaha Musyarakah : Hasil usaha yang akan di bagi ke semua mitra sesuai nisbah yang
di sepakati pada awal akad.
Pengalihan Modal Musyarakah
Musyarakah Permanen
Pengalihan dalam bentuk Dr. Kas / Rekening Syirkah Dr. Dana Syirkah
uang Tunai Cr. Investasi Musyarakah Temporer(Musyarakah)
Cr. Kas/ Rekening LKS
Pengalihan dalam bentuk Jika pengalihan Modal lebih Dr. Dana Syirkah
Non Kas kecil dari nilai tercatat; Temporer(Musyarakah)
Cr. Kas/ Rekening LKS
Dr.Persediaan /aset
Musyarakah
Dr.Akumulasi Penyusutan
Dr. Kerugian Pengembalian
Aset Musyarakah
Cr. Investasi Musyarakah

Jika nilai wajar lebih besar


dari nilai tercatat;

Dr. Aset
Dr. Akumulasi Penyusutan
Cr. Keuntungan
Pengembalian Aset
Musyarakah
Cr. Investasi Musyarakah
Musyarakah Menurun
Pengalihan Modal Dr. Kas / Rekening Syirkah Dr. Dana Syirkah
Musyarakah Cr. Investasi Musyarakah Temporer(Musyarakah)
Cr. Kas
Pengakuan Hasil Usaha : di akui sebagai pendapatan sebesar bagian mitra pasif sesuai
kesepakatan , sedangkan kerugian di akui sesuai dengan porsi dana
Perlakuan hasil usaha Penerimaan pendapatan bagi
Musyarakah hasil (Cash Basis);

Dr. Kas/ Rekening Syirkah


Cr. Pendapatan bagi Hasil
Musyarakah

Penerimaan pendapatan bagi


hasil (Accrual Basis);

Dr. Pendapatan yang akan


diterima Musyarakah
Cr. Pendapatan bagi Hasil
Musyarakah

Pada saat diterima kas;

Dr. Rekening
Mitra/Kas/kliring,dsb
Cr. Pendapatan yang akan
diterima Musyarakah

Perlakuan Rugi Investasi Rugi Investasi Musyarakah


Musyarakah dalam satu periode
pelaporan;

Dr. Kerugian Musyarakah


Cr. Investasi Musyarakah
Kerugian Investasi
Musyarakah sebagai akibat
kelalaian mitra;

Dr. Piutang Mitra


Cr. Investasi Musyarakah

Akhir Akad
Investasi Musyarakah yang Diakui sebagai Piutang; Diakui sebagai Kewajiban
belum di kembalikan.
Dr. Piutang Mitra Aktif Dr. Investasi Musyarakah
Cr. Investasi Musyarakah Cr. Hutang Mitra Pasif

Jika dilakukan pembayaran Jika dilakukan pembayaran


sisa Kewajiban atas atas modal musyarakah yang
pengembalian modal telah jatuh tempo
Musyarakah ;
Dr. Hutang Mitra Pasif
Dr. Kas Cr. Kas
Cr. Piutang

1.5. Penyajian dan pengungkapan


Dalam PSAK 106 tentang akuntansi musyarakah menjelaskan penyajian transaksi musyarakah
dalam laporan keuangan syariah sebagai berikut :
1. Mitra aktif menyajikan hal-hal yang terkait dengan usaha musyarakah dalam laporan keuangan
sebagai berikut :
(a) aset musyarakah untuk kas atau aset nonkas yang disisihkan dan yang di terima dari mitra pasif;
(b) dana musyarakah yang di sajikan sebagai unsur dana syirkah temporer untuk aset musyarakah
yang diterima dari mitra pasif;dan
(c) selisih penilaian aset musyarakah, bila ada, disajikan sebagai unsur ekuitas.
2. mitra pasif menyajikan hal-hal yang terkait dengan usaha musyarakah dalam laporan keuangan
sebagai berikut :
(a) investasi musyarakah ntuk kas atau aset nonkas yang diserahkan kepada mitra aktif;
(b) keuntungan tangguhan dari selisih penilaian aset nonkas yang diserahkan pada nilai wajar
disajikan sebagai pos lawan ( contra account ) dari investasi musyarakah.
Dalam PSAK 106 tentang akuntasi musyarakah menjelaskan hal-hal yang harus diungkapkan
dalam laporan keuangan syariah adalah sebagai berikut :
Mitra mengungkapkan hal-hal yang terkait transaksi musyarakah, tetapi tidak terbatas, pada :
(a) isi kesepakatan utama usaha musyarakah, seperti porsi penyertaan, pembagian hasil usaha,
aktivitas usaha musyarakah, dan lain-lain;
(b) pengelola usaha, jika tidak ada mitra aktif;dan
(c) pengungkapan yang diperlukan sesuai pernyataan standar akuntansi keuangan nomer 101
tentang penyajian laporan keuangan syariah.

BAB II
STUDI KASUS
Bank syariah mitra umat setuju memberikan pembiayaan musyarakah untuk modal kerja
pengusaha tempe “ emang enak “ dengan data-data sebagai berikut:
1. Keutuhan modal kerja seluruhnya sebesar Rp.1.000.000.000 (satu milyard). Dibiayain oleh bank
syariah sebesar 70% dan sisanya dibiayai sendiri oleh pengusaha tersebut.
2. Porsi pembagian keuntungan (nisbah) yang disepakati 80% untuk bank syariah dan 20% untuk
pengusaha tempe emang enak dari laba kotor yang diperoleh dari usaha tempe tersebut.
3. Jangka aktu pembiayaan 12 (duabelas) bulan, dimulai tanggal satu maret 2008 sampai dengan 28
februari 2009.
4. disepakati pengusaha tempe akan mengembalikan modal musyarakah secara bertahap sebagai
berikut :
Tanggal Jumlah Modal

02 Juni Rp. 150.000.000


10 Agustus Rp. 250.000.000
10 Oktober Rp. 250.000.000
10 Desember Rp. 350.000.000

Selama pelaksanaan kegiatan tersebut diperoleh data-data sebagai berikut (selama tahun 2008):
No Tanggal Transaksi Penyelesaian /Jurnal (Bank
Syariah sebagai mitra pasif)
1 20 Februari Bank syariah mitra umat telah Dr. Uang Muka pra akad
mengeluarkan biaya untuk study musyarakah Rp. 1.000.000,-
kelayakan sebesar Rp. 5.000.000
dan ditanggung sendiri oleh bank Cr. Kas Rp. 1.000.000,-
syariah.
2 2 Maret Bank syariah mitra umat Dr. Investasi Musyarakah
menyerahkan uang tunai kepada Rp.5.000.000,-
pengusaha tempe sebesar
Rp.200.000.000 sebagai modal Cr. Kas/Rekening syirkah
kerja dalam bentuk uang tunai. Rp.5.000.000,-

Dr. Kewajiban Komitmen


Invest Musy Rp. Rp.5.000.000,-

Cr. Kontra komitmen Inv Musy


Rp.5.000.000,-

3 10 Maret Bank syariah mitra umat Dr. Investasi Musyarakah


menyerahkan kedelai sebanyak 5 Rp.800.000.000,-
Ton seharga Rp.800.000.000 yang
sebelumnya dibeli dengan harga Cr. Persediaan /Aset Musy
Rp.740.000.000 Rp.740.000.000,-
Cr. Keuntungan Musy
Tangguhan Rp.60.000.000,-

Dr. Kewajiban Komitmen


Invest Musy Rp.
Rp.800.000.000,-

Cr. Kontra komitmen Inv Musy


Rp.800.000.000,-

4 5 April Diterima laporan dari mitra aktif Perhitungannya:


bahwa dalam bulan maret 2008 80% x Rp. 1.000.000,- = Rp.
telah diperoleh hasil sebesar 800.000,-
Rp.1.000.000. sebagai hasil
ujicoba pasar namum belum dapat Dr. Hak Mitra atas bagi
dibayarkan hasil Rp. 800.000,-

Cr. Bagi hasil sudah di


umumkan belum dibagi Rp.
800.000,-

5 2 juni Diterima pengembalian modal Dr. Kas /Rekening Kas


musyarakah sebesar Rp. Rp.100.000.000,-
100.000.000 sebagai
pengembalian sebagai modal Cr. Investasi Musyarakah
musyarakah. Rp.100.000.000,-

6 10 Agustus Diterima secara tunai bagi hasil Dr. Kas / Rekening


usaha dari pengusaha tempe Syirkah Rp.25.000.000,-
sebesar Rp.25.000.000
Cr. Pendapatan Bagi hasl
Musyarakah Rp.25.000.000,-

7 10 Agustus Sampai akhir 10 agustus 2008 Dr. Piutang Mitra


pengusaha tempe belum dapat Rp.250.000.000
mengembalikan modal
musyarakah yang telah disepakati Cr. Investasi Musyarakah
sebesar Rp.250.000.000 Rp.250.000.000

8 25 Agustus Diterima pembayaran Dr. Kas / Rekening Syirkah


pengembalian modal musyarakah Rp.250.000.000
dari pengusaha tempe sebesar
Rp.250.000.000 Cr. Piutang Mitra
Rp.250.000.000

9 10 Oktober Diterima pembayaran secara tunai Dr. Kas/ Rekening Syirkah


pengembalian modal musyarakah Rp.250.000.000
dari pengusaha tempe sebesar
Rp.250.000.000 Cr. Investasi Musyarakah
Rp.250.000.000

10 10 Desember Pengembalian moal musyarakah Dr. Piutang Mitra


sebesar Rp.350.000.000 telah Rp.350.000.000
jatuh tempo namun pengusaha
tempe belum dapat membayar. Cr. Investasi Musyarakah
Rp.350.000.000
Kesimpulan :
Musyarakah merupakan akad kerjasama antara dua pihak / lebih untuk suatu usaha
tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan
ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan risiko
kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana.
Jenis Musyarakah terdiri dari musyarakah permanen dan musyarakah
menurun.Pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi musyarakah terdiri dari mitra
aktif ( yang memberi dan mengelola dana) dan mitra pasif (yang memberi
kontribusi dana saja).
 Modal musyarakah : terdiri dari 2 pihak yakni mitra aktif dan mitra pasif.
 Manajemen Bisnis : mitra aktif dan mitra pasif mengambil bagian dalam mengelola
bisnisnya.
 Laba : dibagi sesuai nisbah / kesepakatan.
 Rugi : ditanggung sesuai proposional modal
 Tanggung jawab : Setiap mitra memiliki tanggung jawab tidak terbatas.
 Rugi akibat kelalaian mitra ,dibebankan kepada mitra
 Mengurangi modal mitra
 Mitra mengganti kerugian.

Anda mungkin juga menyukai