Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
kehendakNya saya dapat menyelesaikan mata kuliah Tumbuh Kembang Anak. Tidak
lupa saya ucapkan terima kasih sebesar – besarnya kepada Ibu Moesijanti Y. E.
Soekatri, M.C.N. selaku dosen pengajar mata kuliah Tumbuh Kembang Anak. Tugas
ini dibuat dalam rangka pemenuhan Ujian Akhir Semester D4 5B.
Feedback dari mata kuliah Tumbuh Kembang Anak ini adalah saya menjadi
lebih tau berbagai keadaan pada anak. Bagaiman anak itu tumbuh dan berkembang,
dimulai dari masih di dalam kandungan, bayi, balita hingga anak tersebut beranjak
dewasa. Berbagai perilaku yang benar dalam mengasuh anak juga saya dapatkan
dari mata kuliah Tumbuh Kembang Anak ini. Hal-hal apa yang tidak dianjurkan dalam
mengasuh anak. Saya juga menjadi tau keadaan-keadaan pada anak yang
membutuhkan perhatian khusus. Bahwa anak tersebut seharusnya mendapatkan
perhatian yang lebih baik itu dari orang tua nya maupun dari lingkungan sekitar anak
tersbut. Bukan malah anak tersebut dibiarkan begitu saja. Berbagai faktor juga dapat
menjadi sebab anak yang memiliki kebutuhan khusus tersebut. Dan anak yang
berkebutuhan khusus tersebut seharusnya ditemukan dengan anak yang
berkebutuhan khusus lainnya agar sama-sama saling mengerti.
Saran untuk mata kuliah Tumbuh Kembang Anak ini adalah mungkin
seharusnya ada praktek lapangannya juga. Seperti rencana pada awal mata kuliah ini
bahwa akan praktek langsung ke penjara anak, tapi tidak dapat direalisasikan karena
keterbatasan waktu. Dengan kita pergi ke penjara anak, kita menjadi lebih tau
langsung bagaimana anak-anak yang ada di penjara anak itu berlangsung hidup
menjalani hukumannya & bagaimana tahap penanganannya agar anak tersebut tidak
mengulangi kesalahannya.
Mirsya Primandari
1
Daftar Isi
Daftar Isi
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
Daftar Isi ................................................................................................................................................ 2
A.Tumbuh Kembang Anak .................................................................................................................. 3
B.Pertumbuhan Fisik ........................................................................................................................... 4
C.Perkembangan Anak ....................................................................................................................... 5
D.Gizi Ibu Hamil & Pertumbuhan Janin ............................................................................................ 6
E.Alat Permainan Anak ....................................................................................................................... 7
F.Fungsi Cinta & Kasih Sayang dalam Keluarga ............................................................................ 9
G.Kualitas Tumbuh Kembang Anak termasuk KB (Keluarga Berencana) ................................ 10
H.Child Abuse ..................................................................................................................................... 12
I.Kelangsungan Hidup Anak ............................................................................................................. 13
J.Keadaan Cacat pada Anak ............................................................................................................ 14
K.Obesitas pada Anak ....................................................................................................................... 15
L.Retardasi Mental ............................................................................................................................. 17
M.Kretin & Down Syndrome ............................................................................................................. 19
N.Gangguan Bicara & Bahasa ......................................................................................................... 21
O.Cerebal Palsy ................................................................................................................................. 22
2
A. Tumbuh Kembang Anak
Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik, sedangkan
perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ/individu. Walaupun
demikian, kedua peristiwa itu terjadi secara sinkron pada setiap individu.
Sedangkan untuk tercapainya tumbuh kembang anak yang optimal tergantung
pada potensi biologiknya. Tingkat tercapainya potensi biologik seseorang, merupakan
hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik, lingkungan
biofisiko-psiko-sosial dan perilaku.
Faktor yang memengaruhi Tumbuh Kembang Anak :
1. Faktor genetik Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil
akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung
di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas
pertumbuhan.
2. Faktor lingkungan
- Faktor lingkungan pranatal
- Faktor lingkungan post natal
- Faktor lingkungan biologis Suku/bangsa, jenis kelamin, gizi, umur,
perawatan kesehatan, hormon, fungsi metabolisme
- Faktor fisik sanitasi, radiasi, keadaan rumah
3
B. Pertumbuhan Fisik
4
C. Perkembangan Anak
Perkembangan anak pada masa awal dibagi menjadi 5 aspek kemampuan fungsional
:
1. Kognitif
2. Motorik kasar
3. Motorik halus dan penglihatan
4. Berbicara, bahasa dan pendengaran
5. Sosial emosi dan perilaku
5
D. Gizi Ibu Hamil & Pertumbuhan Janin
Keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil mempengaruhi status gizi ibu dan
bayi. Berbagai resiko dapat terjadi jika ibu mengalami kurang gizi, yaitu :
Pendarahan/ dapat abortus
BBLR
Bayi lahir meninggal
Retardasi mental
kelainan fisik, dll.
Faktor yang mempengaruhi kesehatan Ibu Hamil :
1. Kondisi medis dan pengaturan obat-obat rutin yang dikonsumsi
2. Usia Kehamilan ibu
3. Penyakit sexual & infeksi
4. Gaya hidup
5. Riwayat penyakit keluarga
6. Hamil dengan memiliki banyak anak
7. Jarak kehamilan
Faktor-Faktor Psikologis Yang Mempengaruhi Masa Hamil :
1. Dukungan Suami
2. Dukungan Keluarga
3. Tingkat Kesiapan Personal Ibu
4. Pengalaman Traumatis Ibu
6
E. Alat Permainan Anak
Adalah alat yang aman digunakan ditujukan untuk anak yang
merupakan bermain anak tersebut.
1. Bermain Aktif
• Bermain mengamati/menyelidiki (explonatory play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat
permainan tersebut. Anak memperhatikan alat permainan, mengocok–ngocok
apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan, dan kadang-kadang berusaha
membongkar.
• Bermain kontruksi (contruction play)
Misal, pada anak umur 3 tahun menyusun balok-balok menjadi rumah-
rumahan, bermain puzzle, logo dan sebagainya.
• Bermain drama (dramatic play)
Misal, main sandiwara boneka, main rumah-rumahan, main jual-jualan
dengan saudara-saudaranya atau dengan teman-temannya. Bermain
bola,tali,naik sepeda, dan lainnya.
2. Bermain Pasif
Melihat gambar di buku/majalah
Mendengarkan musik, cerita dan dongeng
Menonton Televisi & video
7
3. Meningkatkan nafsu makan anak karena melakukan aktivitas.
4. Belajar mengontrol diri.
5. Mengembangkan berbagai keterampilan yang akan berguna sepanjang
hidupnya.
6. Meningkatkan daya kreativitas dan perkembangan imajinasi.
7. Mendapatkan kesempatan menemukan arti-arti benda yang ada disekitar anak.
8. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati, dan
kedudukan.
9. Mendapatkan kesempatan untuk belajar bergaul dengan anak lainnya.
10. Mendapatkan kesempatan untuk menjadi pihak yang kalah ataupun pihak yang
menang.
11. Mendapatkan kesempatan untuk belajar mengikuti aturan-aturan.
12. Mengembangkan kemampuan intelektual, sosial dan emosional.
8
F. Fungsi Cinta & Kasih Sayang dalam Keluarga
Fungsi keluarga secara psikologis:
1. Pemberi rasa aman baik secara fisik maupun psikis
2. Sumber kasih sayang dan penerimaan
3. Model pola perilaku yang tepat bagi anak untuk belajar menjadi anggota
masyarakat yang baik
4. Pemberi bimbingan bagi pengembangan perilaku yang secara sosial
dianggap tepat
5. Pembentuk anak dalam memecahkan masalah yang dihadapinya dalam
rangka menyesuaikan dirinya terhadap kehidupan
6. Pembimbing dalam mengembangkan aspirasi
7. Sumber persahabatan/teman bermain bagi anak sampai cukup usia untuk
mendapatkan teman di luar rumah, atau apabila persahabatan di luar
rumah tidak memungkinkan.
Kasih sayang terhadap anak Selain kebutuhan dalam aspek fisik, juga perlu
bimbingan, pendidikan, dan rasa kasih sayang dari orang tua yang akan
mempengaruhi perkembangan mental dan sosial seorang anak.Mendapatkan
pengasuhan yang sebaik-sebaiknya dari orang tua merupakan hak anak dan menjadi
kewajiban untuk setiap orang tua.
9
G. Kualitas Tumbuh Kembang Anak termasuk KB (Keluarga Berencana)
Faktor Pranikah
Dianjurkan wanita untuk tidak hamil sebelum usia 18 tahun atau lebih dari 35
tahun untuk mengurangi risiko untuk ibu maupun untuk bayinya
Kondisi kesehatan wanita pada waktu sebelum hamil juga berpengaruh
terhadap berat badan bayi lahir misalnya wanita yang malnutrisi atau tinggi
badan kurang dari 145 cm sering melahirkan bayi KMK (Kecil untuk Masa
Kehamilan)
Menderita penyakit kronis, seperti payah jantung, asma yang berat, dan sakit
ginjal
Perilaku ibu sblm hamil juga berpenggaruh seperti perokok berat, pemabuk,
dan adiksi obat-obatan
Faktor Pranatal
Selama kehamillan, utk mendapatkan bayi yg sehat, harus diperhatikan hal-hal sbg
berikut:
1. Ibu hamil harus mendapat makanan yg bergizi, kenaikan bb ibu dpt dipantau
dgn menggunakan KMS bumil.
2. Ibu hamil bebas dari siksaan fisik dan mental
3. Mencegah terjadinya penyakit2 yg dpt mengakibatkkan kelainan bawaan
seperti TORCH (Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplex),
varisela, lues, HIV terutama pd masa organogenesis (8-12 minggu pertama
kehamilan)
4. Diberikan imunisasi TT (tetanus toksoid), utk mencegah tetanus neonatorium
5. Menghindari obat-obatan atau bahan toksik lainnya yang dapat menganggu
pertumbuhan janin
6. Kelainan endokrin pada ibu hamil seperti diabetes melitus harus dikontrol dgn
baik
7. Menghindari radiasi pada masa organogenesis
Faktor Perinatal
1. Asfiksia neonatorum
2. Trauma lahir
3. Hipoglikemia
4. Hiperbilirubinemia
5. BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah)
6. Infeksi
Faktor Pascanatal
1. Asfiksia neonatorum
2. Trauma lahir
3. Hipoglikemia
4. Hiperbilirubinemia
10
5. BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah)
6. Infeksi
Keluarga Berencana ialah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan
keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (UU No. 10 tahun 1992).
11
H. Child Abuse
Kekerasan terhadap anak (child abuse) adalah semua bentuk perlakuan
menyakitkan secara fisik ataupun emosional, penyalahgunaan seksual, pelalaian,
eksploitasi komersial atau eksploitasi lain, yang mengakibatkan cedera/kerugian
nyata ataupun potensial terhadap kesehatan anak, kelangsungan hidup anak, tumbuh
kembang anak, atau martabat anak, yang dilakukan dalam konteks hubungan
tanggung jawab, kepercayaan, atau kekuasaan.
Faktor Internal
- Pengetahuan orang tua Orang tua yang mempunyai harapan-harapan yang
tidak realistik terhadap perilaku anak berperan memperbesar tindakan
kekerasan pada anak. Serta kurangnya pengetahuan orang tua tentang
pendidikan anak dan minimnya pengetahuan agama orang tua
melatarbelakangi kekerasan pada anak.
- Pengalaman orang tua Anak yang mendapat perilaku kejam dari orang
tuanya akan menjadi agresif dan setelah menjadi orang tua akan berlaku kejam
pada anaknya. Orang tua yang agresif akan melahirkan anak-anak yang
agresif, yang pada gilirannya akan menjadi orang dewasa yang agresif pula.
Fakto Eksternal
- Ekonomi Karena tekanan ekonomi, orangtua mengalami stress yang
berkepanjangan, menjadi sensitif, mudah marah. Kelelahan fisik tidak
memberinya kesempatan untuk bercanda dengan anak-anak, tetapi yang
biasanya terjadi adalah verbal abuse
- Lingkungan Faktor lingkungan juga mempengaruhi tindakan kekerasan
pada anak. Lingkungan dapat meningkatkan beban perawatan pada anak dan
juga munculnya masalah lingkungan yang mendadak juga turut berperan untuk
timbulnya kekerasan verbal.
Penanganan :
Medis, bila anak mengalami luka fisik
Untuk menghilangkan trauma akibat abuse, korban perlu mendapatkan
penanganan psikologis melalui konseling dan psikoterapi
Orang tua dan keluarga juga perlu dilibatkan dengan memberikan pelatihan
yang dibutuhkan
Kadang berdasarkan situasi dan kondisi, anak perlu dipisahkan dari keluarga
dan kemudian baru mendapatkan treatment yang memadai.
Mengajari anak mengenal bagian-bagian tubuh yang sifatnya pribadi.
Mendengarkan dengan baik ketika anak mencoba untuk mengatakan sesuatu,
khususnya bila itu terlihat berat atau sulit baginya untuk mengatakannya.
Memberi anak cukup waktu dan perhatian
12
I. Kelangsungan Hidup Anak
13
J. Keadaan Cacat pada Anak
Terminologi Cacat
1. Impairment
2. Disability
3. Handicap
Contoh :
Seorang anak yang menjadi buta karena kekurangan vitamin A.
Impairment : Kehilangan penglihatan / buta.
Disability : Kehilangan kemampuan untuk bisa melihat.
Handicap : Kehilangan kemampuan untuk bekerja dengan menggunakan
mata dan untuk menikmati aktivitas sosial yang normal.
Etiologi
1. Malnutrisi & defisiensi mikronutrien
2. Kondisi kesehatan kronik
3. Kelainan bawaan :
- Kelainan fisik bawaan
- Retardasi mental
- Kelainan genetik
- Penyakit metabolik
4. Penyakit menular :
Poliomielitis = penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus
Trachoma = infeksi konjungtiva karena infeksi dari Clamydia trachomatis
serotipe A, B, Ba, dan C.
Lepra = infeksi bakteri granulomatosa kronis, terutama mempengaruhi kulit dan
saraf perifer yang disebabkan oleh M. leprae
Onchocerciasis = infeksi oleh cacing gelang Onchocerca volvulus yang dapat
menyebabkan rasa gatal, ruam, yang membuat kebutaan.
5. Kecelakaan :
- Kecelakaan lalu lintas
- Kecelakaan kerja
- Kecelakaan dalam rumah
- Perlakuan salah terhadap anak (Child abuse)
14
K. Obesitas pada Anak
Syndrome cushing
Sering disebut juga dengan hiperkortikolisme, penyakit yang disebabkan oleh
peningkatan kadar hormone kortisol yang abnormal.
Penyebab utamanya adalah terlalu banyak konsumsi obat-obatan
glukokortikosteroid.
Gejala umum :
- Kenaikan berat badan
- Obesitas
- Deposit lemak, terutama pada bagian tengah tubuh, wajah (menyebabkan
wajah berbentuk bulat/moonface), diantara bahu dan bagian atas punggung
(menyebabkan bentuk seperti punuk kerbau/buffalo bump)
- Anak-anak dengan kondisi ini biasanya mengalami obesitas dan memiliki
angka pertumbuhan yang lebih lambat.
15
Komplikasi
1. Saluran pernapasan -> pada bayi meningkatkan resiko terjadinya infeksi
saluran napas bagian bawah karna terbatasnya kapasitas paru-paru.
Adanya hipertrofi tonsil dan adenoid akan mengakibatkan apnea akibat
dari obstruksi saluran napas (OSAS = obstructive sleep apnea
syndrom).Menyebabkan gangguan : tidur,gejala jantung,kadar oksigen
dalam dara abnormal.
2. Kulit sering lecet karna gesekan. Anak merasa gerah/panas,sering
disertai milaria,maupun infeksi jamur pada lipatan2 kulit
3. Ortopedi pergerakan anak obes lamban. Sering terdapat kelainan
ortopedi
4. Efek psikologis kurang percaya diri,anak obes biasanya pasif dan
depresif,karna sering tak dilibatkan dalam lingkungan. Mereka juga sulit
mendapatkan pasangan karna merasa entuk tubuhnya tak ideal
16
L. Retardasi Mental
Gejala klinis
Gejala klinis retardasi mental, terutama yang berat, adalah beberapa kelainan
fisik yang merupakan stigmata kongenital, yang kadang-kadang merupakan
gambaran stigmata yang mengarah ke suatu sindrom penyakit tertentu.
1. Derajat
a. Ringan : 55 – 69 (AAMD), 50 – 70 (WHO)
b. Sedang : 40 – 54 (AAMD), 35 – 49 (WHO)
c. Berat : 25 – 39 (AAMD), 20 – 34 (WHO)
d. Sangat berat : 0 – 24 (AAMD), 0 – 19 (WHO)
2. Klasifikasi menurut Melly Budhiman
a. Retardasi mental tipe klinik : mudah dideteksi sejak dini, karena
kelainan fisik maupun mentalnya cukup berat.
b. Retardasi mental tipe sosiobudaya : Biasanya kelainan ini baru
diketahui setelah anak masuk sekolah dan ternyata tidak dapat
mengikuti pelajaran.
3. Menurut American Association on Mental Retardation (AAMR)
a. Ringan : IQ 51-75. Berat : IQ <50.
4. Klasifikasi berdasarkan pendidikan dan bimbingan
a. Ringan, IQ 55 – 70, Mampu didik, kadang kadang bisa dibimbing,
prevalensi 0.9-2.7%
b. Sedang, IQ 40 – 54, mampu latih, bimbingan terbatas
c. Berat, IQ 25 – 39, tidak mampu latih, bimbingan intensif (terus
menerus), prevalensi 0.3-0.4%
d. Sangat berat, IQ <25, tidak mampu latih, bimbingan pervasive (sangat
luas dan menyeluruh)
5. Klasifikasi berdasarkan ada dan tidaknya komorbid
a. dengan kelainan dismorfik : lebih mudah menegakkan diagnose
b. tanpa dismorfik. DISMORFIK gangguan mental yang membuat
penderitanya merasa malu dan cemas akan kekurangan atau cacat
yang ada pada tubuhnya,
Beberapa kelainan fisik dan gejala yang sering disertai retardasi mental, yaitu :
1. Kelainan pada mata :
- Katarak
- Bintik cherry-merah pada daerah macula
- Korioretinitis
- kornea keruh
17
2. Kejang
- Kejang umum tonik klonik
- Kejang pada masa neonatal
3. Kelainan kulit Bintik Café-au Lait
4. Kelainan Rambut
- Rambut rontok
- Rambut cepat memutih
- Rambut Halus
5. Kepala
- Mikrosefali
- Makrosefali
6. Perawakan pendek
- Kretin
- Sindrom Prader-Willi
7. Distonia
- Sindrom Hallevorden-Spaz
18
M. Kretin & Down Syndrome
Kretin adalah suatu sindrom yang disebabkan karena kekurangan Iodine dan
hormon tiroid yang terjadi pada permulaan kehamilan atau kekurangan Iodine dan
thyroid hormon pada umur yang sangat muda. Sindrom kretin ini mempunyai
gejala-gejala yang sangat kompleks dan bermacam-macam manifestasinya.
Gejala klinis Kretin :
Gangguan perkembangan fisik (cebol)
Bibir tebal
Lidah tebal
Bicara terbata-bata
Jarak antara kedua mata lebih besar
Tumbuh gigi terlambat
Kulit kasar dan kering
Warna kulit agak kekuningan dan pucat
Kepala besar
Muka bulat (moon face)
Pertumbuhan tulang terlambat
Hidung besar dan pesek
Tuli sehingga berujung pada gangguan bicara
Anak dengan sindrom Down adalah individu yang dapat dikenali dari fenotipnya
dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat adanya jumlah
kromosom 21 yang berlebih. Diperkirakan bahwa materi genetik yang berlebih
tersebut terletak pada bagian lengan bawah dari kromosom 21 dan interaksinya
dengan fungsi gen lainnya menghasilkan suatu perubahan homeostasis yang
emmungkinkan terjadinya penyimpangan fisik dan susunan saraf pusat.
19
terdapat tambahan semua atau sebagian salinan kromosom 21 yang
menempel pada kromosom yang lain, biasanya pada kromosom 14.
20
N. Gangguan Bicara & Bahasa
Etiologi
Penyebab gangguan bicara dan bahasa pada anak bermacam-macam, yang
melibatkan berbagai faktor yang saling mempengaruhi seperti lingkungan,
kemampuan pendengaran, kognitif, fungsi saraf, emosi psikologis, dan lain
sebagainya.
Seorang anak mungkin kehilangan pendengaran sensoneural, mulai dari
gangguan sedang sampai berat; sedangkan yang lain mungkin kehilangan
pendengaran konduksi berulang sehingga kemampuan bicara keseluruhannya
menurun.
Klasifikasi
Rapin dan Allen berdasar patofisiolofi membagi kelainan bahasa pada anak menjadi
6 subtipe:
1. Primer ekspresif
- Disfraksi verbal
- Gangguan defisit produksi fonologi
2. Defisit represif dan ekspresif
- Gangguan campuran ekspresif – represif
- Disfasia verbal auditori agnosia
3. Defisit bahasa yang lebih berat
- Gangguan leksikal – sintaksis
- Gangguan semantik – pragmantik
Anak dengan Gangguang Defisit Produksi Fonologi Anak bicara dengan kata-kata
dan frase yang sulit dimengerti, sehingga mereka sering marah karena merasa bahwa
kata-katanya sulit dimengerti sekitarnya
Anak dengan Gangguang campuran Ekspresif-Reseptif
- Anak yang berbicara sulit dipahami – dan juga menunjukkan ada gangguan
pemahamam terhadap apa yang dikatakan kepadanya.
- Berbicara dengan kalimat yang pendek, dan banyak di antaranya yang
autistik.
- Setelah dewasa, mereka menjadi afasia Broca
21
O. Cerebal Palsy
Palsi serebral adalah suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak
progresif, karena suatu kerusakan/gangguan pada sel-sel motorik di susunan saraf
pusat yang sedang tumbuh/belum selesai pertumbuhannya.
Etiologi
factor terjadinya palsi serebral menurut Zeldin dkk (2011) dan Kini RP (2009) :
1. Faktor Ibu sikulus menstruasi yang panjang, riwayata bayi lahir mati, riwayat
keguguran sebelumnya, kejang ibu.
2. Faktor Pranatal Radiasi, infeksi virus, DIC oleh kematian prenatal pada
salah satu bayi kembar,Asfiksia intauterine
3. Faktor perinatal Bayi prematur, bayi bukan letak kepala, kelainan jantung
bawaan, keadaan hipoglikemia lama atau menetap
4. Faktor pascanatal Penyakit metabolik, racun logam berat, pendarahan
intracranial, infeksi (meningitis yang terjadi padda 6 bulan pertama kehidupan)
Gejala awal :
1. Episode-episode tangisan histeris, gerakan-gerakan mengunyah, bibir
mengatup, sensitivitas berlebihan terhadap cahaya dan udara, dan reflex Moro
spontan
2. Postur tonik leher yang persisten lebih dari 4 minggu
3. Tangan mengepal dengan ibu jari aduksi dan refleksi lebih dari 8 minggu
4. Tidak ada gerakan agitasi tungkai selama 6-12 minggu
5. Abnormalitas tonus (umumnya hipertonus, tapi terkadang hipotonus) yang
dimulai dari scarf sign dan sudut yang bervariasi
6. Persistensi reflex primitive/automatis selama lebih dari 4-5 bulan (reflex Moro,
reflex menggenggam, reflex leher tonik asimetris)
7. Asimetri persisten dari postur, tonus, gerakan dan reflex
8. Perkembangan kepala lambat
Penatalaksanaan
1. Gizi yang baik
2. Perawatan kesehatan rutin seperti imunisasi, pengobatan kalau sakit, menjaga
kebersihan personal, dan lainnya. Konstipasi sering terjadi pada anak ini.
Dekubitus pada penderita yang posisisnya jarang diubah-ubah.
3. Fisioterapi
4. Terapi melalui pembedahan ortopedi
22
5. Terapi okupasi Terapi ini terutama untuk latihan melakukan aktivitas sehari-
hari, evaluasi penggunaan alat-alat bantu, latihan keterampilan tangan dan
aktivitas bimanual. Latihan bimanual yang dimaksud agar menghasilkan pola
dominan pada salah satu sisi hemisfer otak.
6. Ortofik Digunakan brace dan bidai(splint), tongkat ketiak, tripod, walker, kursi
roda, dan lainnya.
23
24