Anda di halaman 1dari 15

Makalah Aqidah Akhlak

Persoalan-Persoalan Teologi Islam

(Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Aqidah Akhlak)


Dosen : Dr.Mohammad Erihadiana M.Pd.

Nama NIM

Nita Septianti 1162070051

Santika Purnama 1162070064

Yolla Noer Endah 1162070077

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa penulis juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan dorongan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 15 November 2016

Penulis

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... i
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 2
A. Pengertian Teologi Islam ...................................................................................... 2
B. Sejarah timbulnya persoalan persoalan teologi dalam islam ........................... 2
C. Aliran-aliran dalam teologi Islam ....................................................................... 3
1. Sebab-sebab timbulnya aliran-aliran .............................................................. 3
2. Macam-Macam Aliran Teologi Islam ............................................................. 5
D. Pengaruh teologi.................................................................................................. 10
BAB III............................................................................................................................. 11
PENUTUP........................................................................................................................ 11
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam menjalani kehidupan suatu hal yang kita mantapkan adalah aqidah/keyakinan
kepada allah SWT. Rasanya aktifitas sehari-hari tak ada gunanya jika tidak di dasari
dengan keimanan yang kuat. Dalam kajian ini kita telah mengenal Teologi Islam yang
membahas tentang pemikiran dan kepercayaan tentang ketuhanan. Teologi Islam ini
sudah sepantasnya kita ketahui agar dalam menjalani kehidupan ini kita mengetahaui dan
menjadi idealnya orang Islam. Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menjumpai
perbedaan-perbedaan pemikiran dan aqidah yang mengiringi, dan kita harus pandai
dalam memilih dan memilahnya dengan berlandaskan Al-qur‟an dan Al-hadist.

Perbedaan pemikiran tersebut membuat mereka saling menyalahkan. Semuanya


memiliki pendapat masing-masing tentang Tauhid/keyakinan atau tentang hal ketuhanan.
Dan kita sebagai orang yang memegang agama Allah harus mengetahui manakah
pemikiran yang benar dal yang salah, dalam memandangnya kita harus berpegang teguh
pada Al-qur‟an dan Al-hadist. Hal ini merupakan hal penting yang harus di pelajari agar
apa yang menjadi keyakinan kita tentang Allah tidak salah, dan seaandainya apabila
keyakinan kita salah tentang-Nya maka kita bisa saja kita di anggap orang keluar agama
Islam.

B. Rumusan Masalah
a) Apa pengertian teologi islam?
b) Bagaimana sejarah timbulnya persoalan – persoalan dalam teologi islam?
c) Apa saja aliran-aliran dalam teologi Islam?
d) Apa penyebab adanya aliran-aliran Islam?

C. Tujuan
a) Untuk mengetahui pengertian dalam teologi islam
b) Untuk mengetahui bagaimana sejarah timbulnya persoalan dalam teologi islam
c) Untuk mengetahui apa saja aliran aliran dalam teologi islam
d) Untuk mengetahui penyebab adanya aliran-aliran dalam teologi Islam.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teologi Islam


Teologi dari segi etimologi berasal dari bahasa yunani yaitu theologia. Yang
terdiri dari kata theos yang berarti Tuhan atau dewa, dan logos yang artinya ilmu.
Sehingga teologi adalah pengetahuan ketuhanan . Menurut William L. Resse, Teologi
berasal dari bahasa Inggris yaitu theology yang artinya discourse or reason concerning
god (diskursus atau pemikiran tentang tuhan) dengan kata-kata ini Reese lebih jauh
mengatakan, “teologi merupakan disiplin ilmu yang berbicara tentang kebenaran wahyu
serta independensi filsafat dan ilmu pengetahuan. Sedangkan menurut ibnu kaldun,
teologi adalah disiplin ilmu yang mengandung berbagai argumentasi tentang aqidah
imani yang di perkuat dalil dalil rasional.

B. Sejarah timbulnya persoalan persoalan teologi dalam islam


Sepeninggal Nabi SAW inilah timbul persoalan di Madinah, yaitu siapa pengganti
beliau untuk mengepalai negara yang baru lahir itu. Dari sinilah, mulai bermunculan
berbagai pandangan umat Islam. Sejarah meriwayatkan bahwa Abu Bakar as-Siddiq-lah
yang disetujui oleh umat Islam ketika itu untuk menjadi pengganti Nabi SAW dalam
mengepalai Madinah. Selanjutnya, Abu Bakar digantikan oleh Umar bin Khattab.
Kemudian, Umar digantikan oleh Usman bin Affan.
Di masa pemerintahan khalifah keempat ini, perang secara fisik beberapa kali
terjadi antara pasukan Ali bin Abi Thalib melawan para penentangnya. Peristiwa-
peristiwa ini telah menyebabkan terkoyaknya persatuan dan kesatuan umat. Sejarah
mencatat, paling tidak, dua perang besar pada masa ini, yaitu Perang Jamal (Perang Unta)
yang terjadi antara Ali dan Aisyah yang dibantu Zubair bin Awwam dan Talhah bin
Ubaidillah serta Perang Siffin yang berlangsung antara pasukan Ali melawan tentara
Muawiyah bin Abu Sufyan.
Faktor penyulut Perang Jamal ini disebabkan oleh yang Ali tidak mau
menghukum para pembunuh Usman. Ali sebenarnya ingin sekali menghindari perang dan
menyelesaikan perkara itu secara damai. Namun, ajakan tersebut ditolak oleh Aisyah,
2
Zubair, dan Talhah. Zubair dan Talhah terbunuh ketika hendak melarikan diri, sedangkan
Aisyah ditawan dan dikirim kembali ke Madinah.Bersamaan dengan itu, kebijakan-
kebijakan yang dikeluarkan Ali semasa memerintah juga mengakibatkan timbulnya
perlawanan dari gubernur di Damaskus, Muawiyah bin Abu Sufyan, yang didukung oleh
sejumlah bekas pejabat tinggi di masa pemerintahan Khalifah Usman yang merasa
kehilangan kedudukan dan kejayaan.Perselisihan yang terjadi antara Ali dan para
penentangnya pun menimbulkan aliran-aliran keagamaan dalam Islam, seperti Syiah,
Khawarij, Murjiah, Muktazilah, Asy'ariyah, Maturidiyah, Ahlussunah wal Jamaah,
Jabbariyah, dan Kadariah. Aliran-aliran ini pada awalnya muncul sebagai akibat
percaturan politik yang terjadi, yaitu mengenai perbedaan pandangan dalam masalah
kepemimpinan dan kekuasaan (aspek sosial dan politik). Namun, dalam perkembangan
selanjutnya, perselisihan yang muncul mengubah sifat-sifat yang berorientasi pada politik
menjadi persoalan keimanan.
Menurut Harun Nasution, kemunculan persoalan kalam dipicu oleh persoalan
politik yang mengangkut peristiwa pembunuhan Utsman bin Affan yang berujung pada
penolakan Mu‟awiyah terhadap kekhalifahan Ali bin Abi Thalib. Ketegangan ini
mengakibatkan timbulnya perang siffin yang berakhir dengan keputusan tahkim
(arbitrase). Kemudian hal ini mengakibatkan perpecahan di pasukan Ali sehingga
pasukan Ali terbagi menjadi dua. Yang tetap mendukung keputusan Ali disebut golongan
Syi‟ah sedangkan yang tidak setuju dan keluar dari pasukan Ali disebut golongan
Khawarij. Harun lebih lanjut melihat bahwa persoalan kalam yang pertama kali muncul
adalah persoalan siapa yang kafir dan siapa yang tidak kafir. Persoalan ini telah
menimbulkan beberapa aliran teologi dalam islam.

C. Aliran-aliran dalam teologi Islam


1. Sebab-sebab timbulnya aliran-aliran
Sebab-sebab timbulnya aliran-aliran itu sebenrnya banyak, akan tetapi dapat digolongkan
kepada dua bagian, yaitu sebab-sebab dari dalam dan sebab-sebab dari luar.
1) Sebab-sebab dari dalam, maksudnya adalah sebab-sebab yang datang dari Islam
sendiri, antara lain:

3
a) Al-Qur‟an, disamping berisi masalah kalam (ketauhidan), kenabian, dan
lainnya, juga berisi bantahan dan tantangan terutama terhadap agama-
agama yang ada saat itu, seperti:
 Bantahan terhadap orang-orang musyrik, (yang mentuhankan binatang).
Seperti surat al-An‟am ayat 76-78.
 Bantahan terhadap orang-orang yang mentuhankan Nabi Isa. Seperti
surat al-Maidah ayat 116.
 Perintah untuk melaksanakan dakwah dengan bijaksana dan melakukan
bantahan dengan cara yang baik. Seperti surat an-Nahl ayat 125.
b) Pada awal Islam, masalah keimanan tidak dipersoalkan secara mendalam.
Tetapi setelah Nabi wafat dan Umat Islam berhubungan dengan
kebudayaan dan peradaban asing, mereka mulai mengenal filsafat. Mereka
menggunakan filsafat untuk memahami memfilsafati ayat-ayat al-Qur‟an,
terutama ayat-ayat yang secara lahiriah tampak bertentangan antara satu
dengan lainnya. Hal itu perlu pemecahan, sedang pemecahannya
diperlukan ilmu sendiri.
c) Masalah politik, terutama yang berkaitan dengan khalifah, yang bermula
dari terbunuhnya khalifah Usman yang melahirkan perdebatan teologis
dikalangan umat Islam, yakni pembunuh Usman itu berdosa atau tidak.
Kemudian masalah khilafah, apakah termasuk masalah agama atau hanya
sekedar masalah keduniaan. Pihak Syi‟ah memandang bahwa khilafah
atau imamah merupakan bagian tak terpisahkan dari agama.
2) Sebab-sebab dari luar, maksudnya adalah sebab-sebab yang datang dari luar
Islam. Seperti ajaran agama lain yang dibawa oleh orang-orang tertentu termasuk
umat Islam yang dulunya menganut agama lain. Disamping itu, umat Islam juga
ada yang mempelajari filsafat Yunani dan ilmu pengetahuan lainnya untuk
kepentingan dakwah Islam.

4
2. Macam-Macam Aliran Teologi Islam
1. Al- Khawarij
Khawarij menurut bahasa merupakan jamak dari kata kharijiy yang berarti keluar
mengungsi atau mengasingkan diri . Maksudnya adalah bahwa kalangan mereka adalah
orang-orang yang keluar dari barisan Ali ra. Asy-Syihristani mendefinisikan bahwa
khawarij adalah setiap orang yang keluar dari Imam yang berhak yang telah disepakati
oleh masyarakat. Kelompok khawarij yang pertama adalah Al-Muhakkimah
(Syuroh/Haruriyyah) yaitu pengikut Ali yang memisahkan diri karena tidak setuju
dengan adanya perdamaian antara beliau dengan Muawiyah saat perang Siffin. Mereka
menganggap Ali dan orang-orang yang menyetujui perdamaian tadi adalah orang-orang
kafir dan halal darahnya. Kemudian Khawarij ini terpecah menjadi beberapa aliran, yang
paling besar adalah Al-Azariqah, An-Najdah, Al-Ajaridah, Ash-Shufriyyah, dan Al-
Ibadiyah.
Pendapat-pendapat kaum Khawarij antara lain adalah sebagai berikut:
a) Pelaku dosa besar adalah kafir.
b) Imam boleh dipilih dari suku apa saja asal ia sanggup menjalankannya
c) Keluar dari Imam adalah wajib apabila Imam tidak sesuai dengan ajaran-
ajaran Islam.
d) Orang yang tidak sepaham dengan mereka bahkan anak istrinya boleh
ditawan, dijadikan budak atau dibunuh (Al-Azariqah), sedang menurut Al-
Ibadiyah mereka bukan mukmin dan bukan kafir, karena itu boleh
bermuamalat dengan mereka dan membunuh mereka adalah haram.
e) Anak-anak orang kafir berada di neraka (Al-Azariqah).
f) Membatalkan hukum rajam karena tidak ada dalam Al-Qur‟an (Al-Azariqah)
g) Surat Yusuf bukan termasuk Al-Qur‟an karena mengandung cerita cinta (Al-
Ajaridah)

2. Syi‟ah
Syi‟ah menurut bahasa berarti pengikut dan penolong, dan diucapkan untuk
sekelompok mamusia yang bersatu atau berkumpul dalam satu masalah, dan kepada
setiap orang yang menolong seseorang dan berhimpun membentuk suatu kelompok

5
padanya. Kemudian kata ini dipergunakan untuk kelompok yang menolong dan
membantu khalifah Ali dan keluarganya, lalu menjadi nama khusus bagi kelompok ini.
Menurut Asy-Syihristaniy, Syi‟ah adalah kelompok yang mengikuti khalifah Ali dan
menyatakan kepemimpinannya baik secara nash ataupun wasiat yang adakalanya secara
jelas ataupun samar, dan mereka berkeyakinan bahwa kepemimpinan (Imanah) tidak
keluar dari anak-anaknya, dan jika keluar darinya maka itu terjadi secara zalim atau sebab
taqiyah darinya.
Para sejarawan berbeda pendapat akan awal munculnya Syi‟ah, diantaranya:
a) Muncul sejak zaman Nabi Muhammad SAW (pendapat ulama Syi‟ah)
b) Muncul bersamaan setelah wafatnya Rasulullah (Ahmad Amin)
c) Muncul pada akhir pemerintahan Utsman bin Affan (Muhammad Abu Zahrah)
d) Muncul setelah terbunuhnya Utsman pada tahun 36 H (pendapat Orientalis
Yulius W)
e) Muncul setelah terbunuhnya Al-Husein (Dr. Samiy An-Nasysyar)
f) Muncul di akhir abad pertama hijriyyah (Dr. Irfan Abdul Humaid)
Menurut sebagian ahli sejarah madzhab ini disebarkan pertama kali oleh Abdullah
bin Saba yaitu seorang Yahudi yang pura-pura masuk Islam, dan hampir dibunuh
oleh Ali. Dr. Fuad Mohammad Fachruddin membagi syi‟ah menjadi empat macam
aliran sebagai berikut:
a) Ekstrimis (Al-Ghulatiyyah)
b) Isma‟iliyah
c) Zaidiyyah
d) 12 Imam (Itsna „Asyariyyah/Imamiyah)
Pendapat-pendapat kaum Syi‟ah adalah sebagai berikut:
a) Mengkafirkan sahabat Nabi yang tidak mendukung Ali (kecuali Syiah
Zaidiyah)
b) Kepemimpinan (Imanah) merupakan satu dari beberapa pokok keimanan.
c) Wajib adanya Imam yang tersembunyi (Al-Imam Al-Matsur)
d) Al-Qur‟an yang sekarang mengalami perubahan dan pengurangan, sedangkan
yang asli berada di tangan Al-Imam Al-Matsur (Syi‟ah Imamiyah)

6
e) Tidak mengamalkan hadits kecuali dari jalur keluarga Nabi Muhammad (Ahli
Bait), (kecuali madzhab Zaidiyah)
f) Memperbolehkan Taqiyah
g) Tidak menerima ijma dan qiyas
h) Wajib sujud di atas tanah atau batu (Syi‟ah Imamiyah)
i) Tiak melakukan shalat jum‟at karena Imam yang asli tidak ada (Syi‟ah
Imamiyah).

3. Murji‟ah
Murji‟ah berasal dari kata Irja yang berarti menangguhkan. Kaum Murji‟ah yang
muncul pada abad 1 H merupakan reaksi akibat adanya pendapat Syi‟ah yang
mengkafirkan sahabat yang menurut mereka merampas kekhalifahan dari Ali, dan
pendapat Khawarij yang mengkafirkan kelompok Ali dan Muawiyyah. Pada saat itulah
muncul sekelompok umat Islam yang menjauhkan dari pertikaian, dan tidak mau ikut
mengkafirkan atau menghukum salah satu dan menangguhkan persoalannya sampai
dihadapan Allah SWT.
Pada asalnya kelompok tersebut tidak membentuk sutu madzhab, dan hanya
membenci soal-soal politik, tetapi kemudian terbentuklah suatu madzhab dalam
Ushuluddin yang membicarakan tentang Iman, tauhid dan lain-lain. Pemimpin dari kaum
Murji‟ah adalah Hasan bin Bilal (152 H)
Kaum Murji‟ah dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Golongan moderat yang berpendapat bahwa orang berdosa bukan kafir dan
tidak kekal dalam neraka
b) Golongan ekstrim yang mempunyai beberapa pendapat, yaitu:
1) Orang Islam yang percaya pada Allah kemudian menyatakan kekufuran secara
lisan tidak menjadi kafir karena iman itu letaknya di dalam hati, bahkan
meskipun melakukan ritual agama-agama lain.
2) Yang dimaksu ibadah adalah iman. Sedangkan shalat, puasa, zakat dan haji
hanya menggambarkan kepatuha saja
3) Maksiat atau pekerjaan-pekerjaan jahat tidak merusak iman (Al-Yunusiah)
4) Menangguhkan hukuman orang yang berdosa di akhirat.

7
4. Jabariyah
Jabariyah berasal dari kata jabr yang artinya paksaan. Aliran ini ditonjolkan
pertama kali oleh Jahm bin Safwan (131 H), sekretaris Harits bin Suraih yang
memberontak pada Bani Umayyah di Khurasan. Meskipun demikian sebelumnya sudah
ada dalam umat Islam yang membicarakan tentang hal ini seperti surat sahabat Ibnu
Abbas dan seorang tabi‟in Al-Hasan Al-Bashriy kepada penganut paham ini.
Pendapat-pendapat kaum Jabariyah adalah sebagai berikut:
1) Manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan
perbuatannya tetapi dipaksa oleh Allah
2) Iman cukup dalam hati saja walau tidak diikrarkan dengan lisan

5. Qodariyah
Qadariyah berasal dari kata qadr yang artinya mampu atau berkuasa. Pemimpin
aliran ini yang pertama adalah Ma‟bad Al-Juhani dan Ghailan Ad-Dimasyqiy. Keduanya
dihukum mati oleh penguasa karena dianggap menganut paham yang salah. Pendapat
kaum Qadariyah adalah manusia sendirilah yang melakukan perbuatannya sendiri dan
Tuhan tidak ada hubungan sama sekali dengan perbuatannya itu.

6. Mu‟tazilah
Mu‟tazilah berasal dari kata I‟tazala yang berarti menjauhkan diri. Asal mula kata
ini adalah suatu saat ketika Al-Hasan Al-Bashriy (110 H) sedang mengajar di masjid
Basrah datanglah seorang laki-laki bertanya tentang orang yang berdosa besar. Maka
ketika ia sedang berpikir menjawablah salah satu muridnya Wasil bin Atha‟ (131 H)
menjawab: “ saya berpendapar bahwa ia bukan mukmin dan bukan kafir, tetapi mengambil
posisi diantara keduanya”. Kemuadian ia menjauhkan diri dari majlis Al-Hasan dan pergi
ketempat lain dan mengulangi pendapatnya. Maka Al-Hasan menyatakan bahwa Washil
telah menjauhkan diri dri mereka.
Pendapat-pendapat kaum Mu‟tazilah:
a) Orang Islam yang berdosa besar bukan kafir dan bukan mukmin tetapi berada
diantara keduanya (Al-Manzilah bainal manzilatain)

8
b) Tuhan bersifat bijaksa dan adil, tidak dapat berbuat jahat dan zalim. Manusia
sendirilah yang memiliki kekuatan untuk mewujudkan perbuatan-
perbuatannya yang baik dan jahat, iaman dan kufurnya, ta‟at dan tidaknya
c) Meniadakan sifat-sifat Tuhan, artinya sifat Tuhan tidak mempunyai wujud
sendiri diluar zat Tuhan
d) Baik dan buruk dapat ditentukan dengan akal
e) Al-Qur‟an bukan Qadim (kekal) tetapi Hadits (baru/diciptakan)
f) Tuhan tidak dapat dilihat dengan mata kepala di akhirat nanti
g) Hanya mengakui Isra Rasulullah ke Baitul Maqdis tetapi tidak mengakui
Mi‟rajnya ke langit
h) Tidak mempercayai wujud Arsy dan kursi Allah, malaikat pencatat amal
(Kiraman Katibin), Adzab (siksa) kubur
i) Tidak mempercyai adanya Mizan (timbangan amal), Hisab (perhitungan
amal), Shiratul Mustaqim (titian), Haud (kolam Nabi) dan Syafaat Nabi di hari
Kiamat
j) Siksaan di neraka dan kenikmatan di surga tidak kekal.

7. Ahli Sunnah dan Jama‟ah


Kelompok ini disebut Ahlus Sunnah wal Jama‟ah karena pendapat mereka
berpijak pada pendapat-pendapat para sahabat yang mereka terima dari Rasulullah.
Kelompok ini juga disebut kelompok ahli hadits dan ahli fiqh karena merekalah
pendukung-pendukung dari aliran ini.
Istilah Ahlus Sunnah wal Jama‟ah mulai dikenal pada saat pemerintahan bani
Abbasy dimana kelompok Mu‟tazilah berkembang pesat, sehingga nama Ahlus Sunnah
dirasa harus dipakai untuk siapa yang berpegang pada ilmu kalam (theologische dialektik),
logika dan rasio. Ibnu Hajar Al-Haitamiy menyatakan bahwa yang dimaksud dengan Ahlus
Sunnah wal Jama‟ah adalah orang-orang yang mengikuti rumusan yang digagas oleh Imam
Asy‟Ariy dan Imam Maturidi.
Diantara pendapat-pendapat golongan ini adalah:
a) Hukum Islam didasarkan pada Al-Qur‟an dan Al-Hadits
b) Mengakui Ijma‟ dan Qiyas sebagai salah satu sumber hukum Islam

9
c) Menetapkan adanya sifat-sifat Allah
d) Al-Qur‟an adalah Qadim bukan Hadits
e) Orang Islam yang berdosa besar bukanlah kafir

D. Pengaruh teologi
Persoalan teologi berawal dari persoalan politik pemerintahan,tidak sedikit
berimbas terhadap tatanan kehidupan masyarakat sosial yang secara tidak langsung ikut
terlibat serta menjadi bagian di dalamnya,berbagai kalangan bersaing untuk
mempertahankan faham mereka,hingga menimbulkan perselisihan di dalam golongan itu
sendiri.
Adapun pengaruh atau imbas dari teologi itu sendiri adalah :
a) terpecahnya umat islam dalam keberagaman sudut pandang
b) kecekcokan dalam suatu golongan
c) timbulnya pembrontakan
d) implikasi dari persoalan politik
e) implikasi aqidah

10
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
 Teologi adalah ilmu yang membicarakan tentang Tuhan dan pertaliannya dengan
manusia, baik berdasarkan kebenaran wahyu ataupun berdasarkan penyelidikan
akal murni. Kata teologi yang bergandengan dengan islam merupakan ilmu yang
membahas tentang fakta-fakta dan gejala-gejala agama dan hubungan-hubungan
antara Tuhan dan Manusia.
 Aliran-aliran dalam teologi Islam
 Al- Khawarij
 Syi‟ah
 Murji‟ah
 Jabariyah
 Qodariyah
 Mu‟tazilah
 Ahli Sunnah dan Jama‟ah
 Sebab-sebab timbulnya aliran-aliran
1. Sebab-sebab dari dalam
 Al-Qur‟an
 masalah keimanan
 Masalah politik
2. Sebab-sebab dari luar, maksudnya adalah sebab-sebab yang datang dari luar
Islam. Seperti ajaran agama lain yang dibawa oleh orang-orang tertentu
termasuk umat Islam yang dulunya menganut agama lain.

11
DAFTAR PUSTAKA

Almahzum.Muhamad, finanah kubro : Tragedi pada masa sahabat .jakarta :

LP2S1 AL-Haramain.1999

Nasution, harun.Teologi Islam : Sejarah Perbandingan Aliran-aliran. Jakarta :

UI.Pres.2006 .

Natsir,sahilun . Pengantar Ilmu Kalam . Jakarta : Raja Grafindo. 1994

Rozak, Abdul,ect.al. Ilmu Kalam. Bandung : Pustaka Setia. 2007

12

Anda mungkin juga menyukai