ABSTRAK
Feedforward feedback control merupakan suatu pengontrol yang dapat digunakan secara efektif untuk
mempercepat tanggapan sistem pengendalian sehingga sesuai dengan setpoint yang dikehendaki. Hal ini
dikarenakan feedforward dapat secara langsung mengoreksi perubahan load yang terjadi walaupun akan tetap
timbul error sehingga dibutuhkan feedback untuk mengatasi hal tersebut. Feedforward dapat mengurangi deviasi
dari setpoint tapi hal ini berjalan lambat. Feedback digunakan untuk mengembalikan keadaan menuju setpoint
secara cepat tetapi mempunyai deviasi yang lebih lebar. Metode pengontrolan feedforward feedback ini banyak
digunakan kebanyakan industri untuk mempercepat respon keluaran mencapai stabil. Feedforward feedback control
digunakan ketika single-loop tidak lagi dapat digunakan dan terdapat variabel tambahan. Selain itu variabel pada
secondary control harus mengidentifikasikan gangguan yang ekstrim, mempunyai hubungan sebab akibat dari valve
ke secondary control, mempunyai respon keluaran yang lebih cepat daripada primary control.
Metode pengontrol yang digunakan untuk feedforward feedback control biasanya berupa PI (Proporsional
Integrall). PI merupakan penjumlahan dari dua buah pengontrol antara lain proporsional dan integral yang
masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda. Kontroler ini memiliki parameter-parameter pengontrol, yaitu
konstanta proporsional (Kp dan konstanta waktu integral (Ti).
Mikrokontroller ATmega8535 adalah sebuah mikrokontroller yang dapat digunakan sebagai pengontrol
plant dan pengontrolan PI dalam bentuk perangkat lunak. Dengan menggunakan sebuah mikrokontroller,
pengontrol dapat diterapkan pada plant secara fleksibel dibandingkan dengan menggunakan sebuah komputer.
Sedangkan plant yang akan diuji adalah sebuah reaktor yang digunakan untuk memanaskan udara dengan uap
kering.
1
yang dikontrol, dalam hal ini air diganti dengan udara Ti = waktu integral
dan valve diganti dengan dua buah kipas dc. Td = waktu turunan
Ki = konstanta integral
1.2 Tujuan Kd = konstanta turunan
e(t) = sinyal kesalahan (e(t) = referensi –
Tujuan yang ingin dicapai pada tugas akhir ini
keluaran plant)
adalah
Jadi, fungsi alih pengendali PID (dalam domain s)
1. Menerapkan kontroller PI pada plant
dapat dinyatakan sebagai berikut :
pengendalian suhu secara feedforward feedback
control dengan menggunakan mikrokontroller Ki
Gc s K p Kd s
ATmega8535 sebagai media pengontrol. s
2. Membandingkan respon keluaran antara plant Diagram blok pengendali PID dapat dilihat pada
yang menggunakan feedforward feedback Gambar 1.
control dengan single loop control masukan E(s) Ki U(s)
Kp K ds
+ - s
1.3 Pembatasan Makalah
Y(s)
Dalam pembuatan tugas akhir ini penulis
membatasi permasalahan sebagai berikut : Gambar 1 Diagram blok pengendali PID
1. Plant yang diuji adalah plant pengendalian suhu.
2. Sumber pemanas berupa flow uap. 2.2 Feedforward Feedback Control
3. Metode pengontrolnya PI (Proporsional Integral) 2.2.1 Feedforward Control (Kontrol Umpan Maju)
Disturbances
secara feedforward feedback control. Feedforward Controller
det
t
1
u(t) K p et et dt Td Gambar 3 Diagram blok pengendali feedback
Ti 0 dt
dengan 2.2.3 Feedforward Feedback Control
u(t) = sinyal keluaran pengendali PI Pada sistem pengendalian heat exchanger jika
Kp = konstanta proporsional terjadi perubahan load pada plant sedangkan flow
2
pada steam tetap maka dapat digunakan sistem dilakukan untuk mengurangi load yang besar yang
pengendalian feedback, tetapi jika perubahan load dapat mengganggu proses output. Tetapi perancangan
terjadi terlalu cepat maka dibutuhkan sistem sistem sepenuhnya diserahkan kepada perancang
pengendalian lain, hal ini dikarenakan jalur feedback karena diharapkan interaksi antara feedforward dan
konvensional perlu “melihat” error sebelum feedback dapat berkurang.
melakukan tindakan mengoreksi. Sistem feedback ini Pada Gambar 7 dapat dilihat perbandingan
tidak akan mampu mengatasi load dengan baik kalau tanggapan keluaran antara single loop dengan
frekuensi perubahan load terlalu cepat. feedforward feedback yaitu :
Gangguan flow
TT
Gff(s) Gd(s)
Tem peratur e Controller
Sensor Level
TC
L ysp (s) u(s) y (s )
V alve 1
C(s) Gp(s)
u ff
set point error
Output
r u fb u y y1
PID Kipas DC reaktor
3
Pemanas ini bekerja dengan sumber tegangan ac
Kipas _ dc (bolak-balik) dengan menghasilkan suhu maksimal
100 o C .
sensor _ suhu
Kipas _ dc 3.1.4 Relay dan Driver Relay
Relay dan driver relay digunakan untuk
aliran _ uap
sensor _ suhu mengendalikan panas pada pemanas (heater) dengan
metode pengendalian on-off sehingga suhu pada
Kipas _ dc _ II aliran _ uap pemanas
Kipas _ dc
pemanas (heater) tetap (konstan).. Rangkaian driver
Kipas _ dc _ I relay dapat dilihat pada Gambar 12.
Pengondisi Sinyal I
Pengondisi Sinyal II
LCD
Pengondisi Sinyal III Mikrokontroler
ATmega 8535
Driver PWM I (ADC internal + PWM
internal)
Driver PWM II Keypad
Driver Relay
3.1.1 Plant Model Pengendalian Suhu dengan Gambar 12 Rangkaian driver relay
Feedforward Feedback Control
Plant yang digunakan untuk pengendalian 3.1.5 Sensor Suhu LM35 dan Pengondisi Sinyal
suhu dengan feedforward feedback control adalah Rangkaian pengkondisi sinyal yang sesuai
berupa kotak dengan ukuran panjang x lebar x tinggi untuk mengubah jangkauan tegangan antara 0,25
= 30 x 15 x 50 cm. Di dalam plant terdapat sebuah sampai 1 volt menjadi 0 sampai 5 volt adalah penguat
sensor suhu LM35 yang diletakkan jauh dari sumber selisih, dapat dilihat pada Gambar 13. Penguat ini
pemanas dengan udara sebagai media yang akan mengurangkan tegangan masukan dengan nilai
dipanaskan. 0,25 volt, sebagai tegangan paling kecil yang diukur,
sehingga jangkauan tegangan yang akan dikuatkan
3.1.2 Sistem Minimum Mikrokontroller menjadi 0 sampai 0,75 volt. Selanjutnya, tegangan
ATmega8535 dengan jangkauan 0 sampai 0,75 volt ini akan
Sistem mikrokontroller Atmega8535 dibentuk dikuatkan sebesar 6,67 kali agar sesuai dengan
dari beberapa piranti masukan-keluaran. Hubungan tegangan yang dibutuhkan
5V
yaitu 0 sampai 5 volt.
1k 5.67k
mikrokontroller Atmega8535 dengan piranti
masukan-keluaran dapat dilihat pada Gambar 11. 1k 1k
Sensor_suh u pengondisi _sinyal
PA.0 12V 12V 12V
Mikrokontroler PA.2
ATmega 8535 PA.3
ADC _ int ernal
sensor _ suhu 1k
Keypad
Port A
44
12V 12V 12V
PA.4 PA.7 1k
Port B PB.4 PB.7
Port C
Gambar 13 Rangkaian pengkondisi sinyal I, II dan III
Port D
LCD
PC .0 PC .7 3.1.6 Driver PWM (Pulse Width Modulation)
Skema dari driver PWM dapat dilihat pada
Aktuator
Gambar 14.
PB.3( driver _ PWM 0 )
PD.3(drver _ relay )
PD.7 (driver _ PWM 2)
4
3.1.7 LCD dan Driver LCD (Liquid Crystal cuplik perhitungan sinyal kontrol, dan untuk
Display) menghasilkan PWM (Pulse Width Modulation)
Skema LCD dapat dilihat pada Gambar 15. internal. PWM internal ini terletak pada Port D.7
untuk Timer2.
5
(b) gain 10
(c) gain 12
6
uap basah bukan uap kering, benda yang
dipanaskan berupa benda cair bukan udara.
Dalam penalaan PI (Proporsional dan
Integral) secara auto tuning bisa
menggunakan metode IMC (Internal Mode
Control). Hal ini dikarenakan dengan
metode IMC akan mendapatkan nilai-nilai
parameter yang lebih optimal dibandingkan
dengan metode Ziegler-Nichols 2.
2. Gangguan yang dikontrol dapat berupa berupa
flow (aliran), maupun tekanan.
V. PENUTUP 3. Dapat dikembangkan dengan membuat
5.1 Kesimpulan pengendalian jarak jauh (remote) dengan
Berdasarkan pengujian dan analisis yang telah perantara komputer.
dilakukan, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut : DAFTAR PUSTAKA
1. Untuk suhu masukan tetap (tidak terjadi
gangguan ) maka feedforward tidak berfungsi [1] Astrom, John and Bjorn Wittenmark, Adaptive
sehingga keluaran antara pengendalian dengan Control, Addison-Wesley Publishing
menggunakan singleloop dan feedforward Company, Inc.
feedback sama. [2] Brosilow, Coleman/Babu Joseph, Techniques
2. Tanggapan keluaran pengendalian suhu secara of Model-Based Control, Prentice Hall
single control cenderung naik dan memiliki International Series, New Jersey, 2001.
deviasi yang lebar untuk gangguan selama 12 [3] Gunterus, Frans, Falsafah Dasar: Sistem
detik. Sedangkan tanggapan keluaran Pengendalian Proses, PT Elex Media
pengendalian suhu secara feedforward feedback Komputindo, Jakarta, 1997.
control cenderung naik tetapi deviasi yang [4] Jacquot, Raymond G., Modern Digital Control
dihasilkan lebih sempit untuk gangguan yang Systems, Marcel Dekker Inc, New York, 1981.
sama. [5] Ogata, Katsuhiko, Teknik Kontrol Automatik
3. Kestabilan yang diperoleh antara single control Jilid 1, diterjemahkan oleh Edi Leksono,
dengan feedforward feedback control setelah Erlangga, Jakarta, 1994.
diberikan gangguan berupa uap panas selama 12
detik lebih cepat pada feedforward feedback Junanto Prihantoro, saat ini
control. sedang menyelesaikan pendidikan
4. Untuk pengendali feedforward, gain yang dipilih program Strata – 1.
adalah 12 hal ini dikarenakan berdasarkan Mahasiswa JurusanTeknik
pengujian gain 12 memberikan keluaran Elektro Universitas Diponegoro
pengendalian suhu yang lebih baik ketika mengambil konsentrasi Kontrol
diberikan gangguan selama 12 detik bila
dibandingkan dengan dua gain lain yaitu 8 dan
10.
5. Besarnya waktu perubahan suhu ketika terjadi Mengetahui/Mengesahkan,
gangguan untuk mencapai stabil tergantung dari
besarnya gangguan uap panas yang diberikan. Pembimbing I Pembimbing II
Semakin besar gangguan maka besarnya waktu
untuk perubahan suhu semakin besar.
.
5.2 Saran
Beberapa hal yang dapat disarankan dari
pelaksaan tugas akhir ini adalah
1. Untuk mendapatkan tanggapan suhu keluaran
yang lebih baik, maka dapat dicoba dengan : Trias Andromeda ST.MT. Iwan Setiawan ST.MT.
Menggunakan plant model sesuai dengan NIP. 132 283 185 NIP. 132 283 183
industri, misalnya kipas dc diganti dengan
valve linear, uap untuk memanaskan berupa