0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
57 tayangan36 halaman
Iman memiliki tiga macam, yaitu iman taqlidy (mengikuti ulama tanpa dalil), iman tahqiqy (bisikan hati tanpa keraguan), dan iman istidlaly (menggunakan dalil dari ciptaan kepada Pencipta). Iman istidlaly dianggap paling kuat karena didasarkan pada bukti.
Iman memiliki tiga macam, yaitu iman taqlidy (mengikuti ulama tanpa dalil), iman tahqiqy (bisikan hati tanpa keraguan), dan iman istidlaly (menggunakan dalil dari ciptaan kepada Pencipta). Iman istidlaly dianggap paling kuat karena didasarkan pada bukti.
Iman memiliki tiga macam, yaitu iman taqlidy (mengikuti ulama tanpa dalil), iman tahqiqy (bisikan hati tanpa keraguan), dan iman istidlaly (menggunakan dalil dari ciptaan kepada Pencipta). Iman istidlaly dianggap paling kuat karena didasarkan pada bukti.
ب ِْس ِم ِ َالْ َح ْمد ِلل ِ ِاّلى َهدَ َان ِلإل ْسإل ِم َواإليْ َم ِان َوخ ََّص ب َ ْع َض ِ ِْ ِ ِ َّ ِ ِ ِ الصإلة َوال َّسإلم و َ َ َّ ان ِ يصْ ع ل ِ ِب م ه ََ ْضَعْ بو ات َ عا لط ِ ِب ه د ابَ ع عَ َل َأفْضَ ِل ُّالرس ِل َس ِي ِد َو َ ِل ۤا َد َم َس ِي ِد َن م َح َّمد َو ۤا ِ ِل ْصا ِب ِه َو َأ ْز َو ِاج ِه َوذ ِري َّ ِت ِه عَدَ َد َما َج َرى ِب ِه الْ َق َ ِلَ .ا َّما ب َ ْعدَو َأ ْ َ QATHRUL GHAITS Murtakibuddzunub Muhammad Nawawi bin Umar bin Arabi Asy-Syafi'i berkata: "Ini adalah kitab syarah dari permasalahan-permasalahan Syekh Al-Imam Abil Laits Al-Muhaddits Al-Mufassir yang dikenal dengan Imam Al-Huda Nashr bin Muhammad bin Ahmad bin Ibrahim Al-Hanafi As-Samarqandi, kitab ini memperjelas makna-makna dan memperkaya dasar- dasar dari permasalahan-permasalahan tersebut. QATHRUL GHAITS Saya memberi nama kitab ini "QATHRUL GHAITS FI SYARHI MASAILI ABIL LAITS". Hanya kepada Allah saya memohon semoga Ia memberikan manfaat sebab kitab ini kepada setiap orang yang mempelajarinya dengan hati yang salim serta menjadikannya yang ikhlas semata-mata mencari ridla Allah Al-Karim. Sesungguhnya Allah Dzat yang maha pengasih lagi maha penyayang. QATHRUL GHAITS هللا َّالر ْ َْح ِن َّالر ِح ْ ِي ِ ب ِْس ِم Dengan menyebut asma Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Ismul jalalah ( )هللاtidak mustaq dan tidak pula manqul. Al pada ismul jalalah adalah zaidah lazimah bukan litta'rif (untuk mema'rifat) tetapi Al tersebut memang sudah diletakkan demikian. Ismul jalalah adalah suatu asma yang mencakup pada asma-asma Allah yang indah dan sifat-sifat-Nya yang agung. QATHRUL GHAITS Lafadh Ar-Rahman artinya adalah Dzat yang banyak memberi rahmat dengan nikmat-nikmat yang agung, sedang lafadh Ar-Rahim artinya adalah Dzat yang banyak memberi rahmat dengan nikmat-nikmat yang kecil. Adapun pengkhususan asma dengan asma-asma ini ialah agar orang yang arif tahu bahwa yang berhak untuk dimintai dalam semua masalah adalah Ia yang maha disembah yang hakiki, pemberi semua nikmat yang besar dan yang kecil. QATHRUL GHAITS Mushannif mendahului kitabnya ini dengan basmalah karena mengikuti kitab-kitab samawi dan mengamalkan hadits-hadist yang telah diriwayatkan. Sebagaimana yang telah diriwayatkan dari Rasulullah saw. beliau bersabda: "Apabila seorang hamba menulis Bismillahhirahmanirrahim pada sebuah papan atau kitab, maka sesungguhnya para malaikat akan mencatat untuknya suatu pahala dan memohonkan ampunan untuknya selagi asma itu berada pada papan atau kitab tersebut". QATHRUL GHAITS ( )الحمد هلل رب العالمينSegala puja-puji bagi Allah tuhan semesta alam; pemilik semua makhluk. ( )والعاقبةdan pahala; yang mulia ( )للمتقينhanya bagi orang-orang yang bertaqwa, yakni balasan Allah terhadap meninggalkan kemaksiatan. ( )والصالةShalawat tambahan rahmat dari Allah yang disertai dengan penghormatan ( )والسالمdan juga salam penghormatan dari Allah semoga selalu dihaturkan ( )على سيدنا محمدkepada Saiyidina Muhammad saw. Beliau adalah putra Abdillah, makhluk paling sempurna dalam penciptaan dan budi pekertinya yang diutus di Makkah dan diwafatkan di Madinah al-Musyarrafah, QATHRUL GHAITS ( )وآلوjuga kepada keluarga-keluarga beliau, yaitu diantara ahlil iman yang telah membantu beliau ( )وأصحابوserta kepada para sahabat beliau, mereka adalah orang-orang yang berkumpul dengan beliau semasa hidup dan setelah kenabian beliau serta beriman terhadap beliau. Para sahabat yang masih hidup setelah Rasulullah wafat berjumlah seratus duapuluh empat ribu sahabat radhiyallah anhum, sebanyak jumlah para Nabi dan sebanyak jumlah para wali dalam setiap tahun. QATHRUL GHAITS ()مسئلة: PERMASALAHAN I APA YANG BERHUBUNGAN DENGAN HAKIKAT IMAN? ( )اذا قيل لكJika ditanyakan kepadamu: ( )مااإليمانApa sajakah yang berhubungan dengan hakikat iman yang disebut dengan tashdiq? ( )فالجوابMaka hendaklah kamu berkata: ( )آمنتAku percaya, aku membenarkan dan aku mengakui ( باهلل ومالئكتو وكتبو )ورسولو واليوم اآلخر والقدرterhadap Allah, terhadap para malaikat, kitab-kitab, para utusan, terhadap hari akhir dan qadar ( خيره )وشره من اهلل تعالىbaik dan buruknya dari Allah. QATHRUL GHAITS ()مسئلة: PERMASALAHAN I APA YANG BERHUBUNGAN DENGAN HAKIKAT IMAN? Ini seperti yang telah dikatakan oleh Imam Muslim dari Sayyidina Umar dari hadits Jibril. Apabila kamu mengambil dari riwayat Imam Bukhari yang juga dari hadits Jibril, maka hendaklah kamu berkata: Aku percaya terhadap Allah, para malaikat, dan berjumpa dengan-Nya, terhadap para utusan, dan ba'ats (pembangkitan). QATHRUL GHAITS ()مسئلة: PERMASALAHAN I APA YANG BERHUBUNGAN DENGAN HAKIKAT IMAN? Maksudnya, aku percaya terhadap adanya Allah, sifat-sifat yang wajib bagi-Nya, terhadap para malaikat, sesungguhnya mereka adalah para hamba yang dimuliakan, terhadap melihat Allah kelak dakhirat bagi orang mukmin, terhadap para utusan, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang benar dalam setiap apa yang mereka sampaikan dari Allah, dan terhadap ba'ats dari kubur. QATHRUL GHAITS ()مسئلة: PERMASALAHAN I APA YANG BERHUBUNGAN DENGAN HAKIKAT IMAN? Sebagian ulama' mengatakan, barang siapa yang dimasa kecilnya telah mempelajari "Aku percaya terhadap Allah, para malaikat, kitab-kitab, para utusan, hari akhir dan qadar baik dan buruknya dari Allah", dan dia tahu bahwa itu yang disebut iman, hanya saja dia tidak bisa memperbaik tafsirannya, maka dia tidak dihukumi beriman. Sebagian ulama' juga mengatakan, iman seseorang diwaktu ya'su, yaitu diwaktu sakaratil maut saat ia melihat tempatnya di surga dan neraka imannya tidak diterima. QATHRUL GHAITS ()مسئلة: PERMASALAHAN I APA YANG BERHUBUNGAN DENGAN HAKIKAT IMAN? Sesungguhnya seorang hamba pada waktu itu akan melihat tempatnya, sebagaimana yang telah diriwayatkan dari Nabi saw.: ر ِو َي َع ِن النَّ ِ ِب َص َّل هللا عَلَ ْي ِه َو َس َّ َل َأه َّه قَا َل َأ َّن ال َع ْبدَ ل َ ْن وت َح َّّت يَ َرى َم ْو ِض ِع ِه ِف الْ َجنَّ ِة َا ْو ِف النَّ ِار َ يَم "Diriwayatkan dari Nabi saw., bahwasanya beliau bersabda: Sesungguhnya seorang hamba tidak akan mati hingga ia melihat tempatnya di surga atau di neraka". QATHRUL GHAITS ()مسئلة: PERMASALAHAN I APA YANG BERHUBUNGAN DENGAN HAKIKAT IMAN? Lain halnya dengan taubat orang yang sedang sakaratil maut, taubatnya diterima setelah imannya sah. Karena ada sebuah keterangan yang diriwayatkan dari Ibnu Umar: ر ِو َي َع ِن ا ْب ِن َُع َر َأه َّه قَا َل قَا َل َرسول ِلل َص َّل هللا عَلَ ْي ِه َو َس َّ َل ت ْق َبل تَ ْوبَة ال َع ْب ِد الْم ْؤ ِم ِن َمالَ ْـم يغ َْر ِػ ْر اي َمالَ ْـم تَ ْبل ْغ ر ْوحه الْـحلْقو َم "Diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwasanya beliau berkata, Rasulullah saw. bersabda: Taubat seorang hamba yang beriman akan diterima selagi nyawanya belum sampai ke tenggorokan". QATHRUL GHAITS ()مسئلة: PERMASALAHAN I APA YANG BERHUBUNGAN DENGAN HAKIKAT IMAN? Ketahuilah bahwasanya iman terhadap Allah ada tiga macam. Yaitu: Iman taqlidy, iman tahqiqy dan iman istidlaly.
Iman Taqlidy : Seseorang ber-i'tiqad (berkeyakinan) terhadap
ke-esa-an Allah dengan cara mengikuti perkataan ulama' tanpa mengetahui dalilnya. Iman seperti ini tidak akan terbebas dari keterombang-ambingan yang disebabkan oleh adanya sesuatu yang mendatangkan keraguan. QATHRUL GHAITS ()مسئلة: PERMASALAHAN I APA YANG BERHUBUNGAN DENGAN HAKIKAT IMAN? Iman Tahqiqy : Sebuah bisikan atau kata hati seseorang terhadap ke-esa-an Allah, dengan sekiranya seandainya penduduk alam berbeda dengannya dalam apa yang telah dibisikan hatinya, niscaya tidak akan terdapat kegoyahan dihatinya. QATHRUL GHAITS ()مسئلة: PERMASALAHAN I APA YANG BERHUBUNGAN DENGAN HAKIKAT IMAN? Iman Istidlaly : Seseorang menjadikan dalil atau petunjuk dari sesuatu yang diciptakan terhadap yang menciptakan, dari suatu bekas terhadap yang menjadikan bekas. Misalnya, adanya bekas pasti menunjukkan terhadap adanya yang membekaskan, adanya bangunan tentu menunjukkan adanya yang membangun, adanya suatu yang diciptakan pasti menandakan terhadap adanya yang menciptakan, dan adanya ba'roh (kotoran unta) tentu menunjukkan tehadap adanya ba'iir (unta), karena adanya bekas tanpa adanya yang membekaskan adalah mustahil. QATHRUL GHAITS ()مسئلة: PERMASALAHAN II BAGAIMANA IMAN TERHADAP ALLAH? ( )اذا قيل لكJika ditanyakan kepadamu: ( )كيف تؤمن باهللBagaimana kamu beriman terhadap Allah ? ( )فالجوابMaka hendaklah kamu berkata: ( )ان اهلل تعالى أحدSesungguhnya Allah itu Dzat yang esa, yaitu yang sendiri pada sifat-sifat dan dzat-Nya tidak ada yang menyekutui-Nya, ( )حيDzat yang maha hidup dengan kehidupan yang qadim yang ada pada dzat-Nya bukan dengan nyawa, ( )عالمDzat yang maha tahu dengan pengetahuan yang qadim yang ada pada dzat-Nya, yang mengetahui benar terhadap yang wajib, jaiz dan yang mustahil, QATHRUL GHAITS ()مسئلة: PERMASALAHAN II BAGAIMANA IMAN TERHADAP ALLAH? ( )قادرDzat yang maha kuasa dengan kekuasaan yang qadim yang ada pada dzat-Nya, bukan dengan penelitian juga bukan dengan perantara, yang mana ajzu (ketidak berdayaan) tidak akan terjadi pada kekuasaan-Nya yang mencakup terhadap semua sesuatu yang mumkin, ( )مريدDzat yang maha berkehendak dengan kehendak yang qadim yang ada pada dzat-Nya yang mencakup terhadap semua sesuatu yang mumkin, ( )سميعDzat yang maha mendengar yang mengetahui semua yang didengar dengan pendengaran yang qadim yang ada pada dzat-Nya, QATHRUL GHAITS ()مسئلة: PERMASALAHAN II BAGAIMANA IMAN TERHADAP ALLAH? ( )بصيرDzat yang maha melihat, yang mengetahui terhadap semua yang dilihat ketika adanya sesuatu tersebut dengan penglihatan yang qadim yang ada pada dzat-Nya, ( )متكلمDzat yang maha berfirman dengan firman yang qadim yang ada pada dzat-Nya tanpa huruf dan tanpa suara, maka 'adam (ketiadaan) tidak mengawali dan tidak akan terjadi pada kalam (firman) Allah yang berhubungan dengan yang wajib, QATHRUL GHAITS ()مسئلة: PERMASALAHAN II BAGAIMANA IMAN TERHADAP ALLAH? seperti firman Allah swt. Q.S. Thaahaa/20: 14
"Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang
hak) selain Aku, Maka sembahlah aku" QATHRUL GHAITS ()مسئلة: PERMASALAHAN II BAGAIMANA IMAN TERHADAP ALLAH? Dengan yang mustahil, seperti firman Allah Q.S. Al-Maidah/5: 73
QATHRUL GHAITS ()مسئلة: PERMASALAHAN II BAGAIMANA IMAN TERHADAP ALLAH? dan dengan yang jaiz, seperti firman Allah Q.S. As-Shafat/37: 96
"Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang
kamu perbuat itu" QATHRUL GHAITS ()مسئلة: PERMASALAHAN II BAGAIMANA IMAN TERHADAP ALLAH? Menurut pendapat yang shahih, madlulul al-fadh (yang ditunjukkan oleh lafadh-lafadh) yang kita baca semuanya berhubungan dengan kalam Allah yang qadim, seperti yang telah dikatakan oleh Ibnu Qasim dan mufakat sekelompok Ulama' Mutaakhkhirin. Apabila kamu ditanya tentang Al- Quran, apakah ia qadim atau hadits ? QATHRUL GHAITS ()مسئلة: PERMASALAHAN II BAGAIMANA IMAN TERHADAP ALLAH? Maka sebaiknya kamu meminta penjelasan terlebih dahulu kepada orang yang bertanya, apabila ia berkata padamu, bahwa yang saya maksud adalah yang ada pada dzat Allah yang mana apa yang ada pada kita semua telah menunjukkannya, maka katakanlah, ia qadim disebabkan sifat qidamnya Dzat, karena qidam adalah termasuk dari sebagian sifat-sifat yang wajib bagi Allah. QATHRUL GHAITS ()مسئلة: PERMASALAHAN II BAGAIMANA IMAN TERHADAP ALLAH? Dan apabila ia berkata, bahwa yang saya maksud adalah sesuatu yang berada di antara dua buah pinggir, yaitu yang berupa tulisan-tulisan, maka katakanlah padanya, bahwa ia hadits disebabkan sifat hudutsnya tulisan-tulisan. Demikian juga tentang lafadh-lafadh, maka apabila orang yang bertanya berkata padamu, bahwa yang saya maksud adalah ditinjau dari segi madlul (yang ditunjukkan), maka katakanlah, bahwasanya sesuatu (lafadh) yang menunjukkan terhadap dzat Allah, suatu sifat dari beberapa sifat-Nya atau suatu hikayat milik-Nya adalah qadim. QATHRUL GHAITS ()مسئلة: PERMASALAHAN II BAGAIMANA IMAN TERHADAP ALLAH? Dan sesuatu yang menunjukkan terhadap benda-benda yang baru (hawadits) atau sifat-sifatnya, misalnya dzat-dzat makhluk atau sifat-sifatnya, seperti kebodohan dan pengetahuan kita, semua itu adalah hadits (baru), begitu juga dengan hikayat-hikayat hawadits. Lafadh-lafadh tersebut dinamakan Kalamullah, karena ia-lah yang menunjukkan terhadap Kalamullah, dan sesungguhnya makna Kalamullah hanya akan dapat dipahami dengan melalui lafadh-lafadh tersebut. QATHRUL GHAITS ()مسئلة: PERMASALAHAN II BAGAIMANA IMAN TERHADAP ALLAH? Kalamullah, apabila diungkapkan dengan menggunakan bahasa arab maka dinamakan Al-Quran, apabila dengan bahasa Ibriyyah, yaitu bahasa orang yahudi, dinamakan Taurat, dan apabila dengan bahasa Suryaniyyah maka dinamakan Injil dan Zabur. Adapun perbedaan ibarat (ungkapan) tidaklah menjadi penentu terhadap adanya perbedaan kalam, sebagaimana Allah disebut dengan beberapa ibarot yang berbeda-beda, padahal sesungguhnya dzat Allah adalah esa. QATHRUL GHAITS ()مسئلة: PERMASALAHAN II BAGAIMANA IMAN TERHADAP ALLAH? ( )باقAllah adalah Dzat yang maha kekal pada dzat-Nya yang agung yang kekal adanya, tidak akan menerima fana' (rusak/binasa), ( )خالقDzat yang maha pencita, ( )رزاقDzat yang maha memberi rizki yang menciptakan banyak-banyak rizki, atau Dzat yang banyak memberi rizki serta menyampaikannya pada para makhluk. Yang dinamakan rizki tidaklah hanya tertuju pada makanan dan minuman saja, akan tetapi pada setiap apa yang bisa diambil manfaatnya oleh semua hewan, yaitu yang berupa makanan, minuman, pakaian dan lain-lain. QATHRUL GHAITS ()مسئلة: PERMASALAHAN II BAGAIMANA IMAN TERHADAP ALLAH? Termasuk dari nikmat yang paling agung adalah taufiq untuk bertaat. Rizki ada dua macam: Rizki yang bersifat dhahir, yaitu yang berupa makanan-makanan pokok dan makanan-makan lainya, itu semua milik badan, dan rizki yang bersifat bathin, yaitu yang berupa ilmu pengetahuan dan terbukanya pengetahuan terhadap Allah, itu semua milik hati dan asrar. Ketahuilah bahwasannya Allah memberikan rizki kepada semua makhluk-makhluk-Nya, dan diantara beberapa sebab dilapangkannya rizki adalah banyak bershalat. QATHRUL GHAITS ()مسئلة: PERMASALAHAN II BAGAIMANA IMAN TERHADAP ALLAH? Firman Allah: Q.S. Thaahaa/20: 132
"Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat
dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rizki kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa". QATHRUL GHAITS ()مسئلة: PERMASALAHAN II BAGAIMANA IMAN TERHADAP ALLAH? Banyak bershalawat pada nabi Muhammad saw. dan membaca istighfar. ( )ربAllah adalah Dzat yang maha disembah. Sebagian dari yang menunjukkan terhadap hal itu adalah perkataanmu: ()ربُّنَااهلل َ )Tuhan kami hanyalah Allah) ( )ومالكDzat yang yang maha memiliki. Firman Allah: Q.S. Ali Imran/3: 189
"Tuhan langit dan bumi"
QATHRUL GHAITS ()مسئلة: PERMASALAHAN II BAGAIMANA IMAN TERHADAP ALLAH? Tidak ada syabih (sekutu) yang serupa bagi-Nya dalam masalah ketuhanan, tidak ada nadhir (sekutu) yang menyerupai dan tidak ada mumatsil (sekutu) yang menyamai bagi-Nya. Adapun perbedaan antara kata syabih, nadhir dan mumatsil ialah: Nadhir : Sesuatu yang menyamai walau hanya dalam satu sisi. Syabih : Sesuatu yang menyamai dalam banyak sisi. Mumatsil : Sesuatu yang menyamai dalam semua sisi. QATHRUL GHAITS ()مسئلة: PERMASALAHAN II BAGAIMANA IMAN TERHADAP ALLAH? Al-Barawi mengatakan, mambahas tentang dzat dan sifat-sifat Allah hukumnya tidak boleh َّاالد َراكَّ ْاد َراك ْ َّ ( النَّ َّتَ ْرََّكmeninggalkan untuk mengetahui adalah mengetahui) dan membahas masalah dzat Allah hukumnya syirik. Adapun semua sesuatu yang terbersit dihatimu, yaitu yang berupa sifat-sifat hawadits, maka sesungguhnya Allah tidaklah seperti itu. QATHRUL GHAITS ()مسئلة: PERMASALAHAN II BAGAIMANA IMAN TERHADAP ALLAH? FAIDATUN
Barang siapa meninggalkan empat kata, maka imannya
sempurna, yaitu: dimana, bagaimana, kapan dan berapa. Maka jika ada seseorang berkata kepadamu: "Dimana Allah?" Jawabnya adalah: Allah tidak berada disuatu tempat, dan zaman (waktu) tidak mengiringi-Nya. Apabila ia berkata: "Bagaimana Allah?" Maka katakanlah padanya, tidak ada sesuatu apapun yang serupa dengan-Nya. Apabila ia berkata: "Kapan Allah?" Katakanlah, pertama tanpa ada permulaan, terakhir tanpa ada kesudahan. QATHRUL GHAITS ()مسئلة: PERMASALAHAN II BAGAIMANA IMAN TERHADAP ALLAH? Dan apabila ia berkata: "Berapa Allah?" Maka katakanlah padanya, Allah esa (tunggal) bukan dari yang sedikit. Firman Allah: Q.S. Al-Ikhlash/112: 1