Teknik Lingkungan
2014
Kata Pengantar
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
taufik dan inayah-Nya serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah guna
memenuhi tugas mata kuliah pendidikan agama Islam ini dapat selesai sesuai
dengan yang diharapkan. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda
Nabi Muhammad SAW dan semoga kita selalu berpegang teguh pada sunnahnya,
Amin..
Agama Islam adalah agama yang relevan dengan segala zaman yang telah
dibuktikan dalam beberapa kajian ilmiah dan dari berbagai sudut pandang dan
aspek kehidupan.
Makalah ini kami susun dengan tujuan sebagai informasi serta untuk
menambah wawasan khususnya mengenai “Konsep Ketuhanan dalam Islam” dan
adapun metode yang kami ambil dalam penyusunan makalah ini adalah
berdasarkan pengumpulan sumber informasi dari berbagai buku agama Islam dan
karya tulis lainnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan sebagai sumbangsih
pemikiran khususnya untuk para pembaca dan tidak lupa kami mohon maaf
apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan baik dalam kosa kata
ataupun isi dari keseluruhan makalah ini. Kami sebagai penulis sadar bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan untuk itu kritik dan saran sangat
kami harapkan demi kebaikan kami untuk kedepannya.
Pemakalah
Anggota Kelompok 1
DAFTAR ISI
a. Latar Belakang............................................................................. 1
b. Rumusan Masalah........................................................................ 2
c. Tujuan Penulisan.......................................................................... 2
a. Filsafat Ketuhanan....................................................................... 3
b. Sejarah Pemikiran Manusia tentang Tuhan................................. 5
c. Tuhan Menurut Agama-Agama Wahyu...................................... 10
d. Dalil-Dalil Eksistensi Pembuktian Tuhan................................... 12
a. Kesimpulan.................................................................................. 20
b. Kritik dan Saran........................................................................... 20
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diambil permasalahan yang dihadapi,
yaitu :
Bagaimana konsep KeTuhanan dalam Agama Islam ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
Untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah pendidikan
Agama
Untuk mengenal lebih dalam tentang konsep ketuhanan dalam islam
Untuk memahami filsafat ketuhanan
Untuk memahami bagaimana pemikiran manusia tentang tuhan
Untuk mengetahui tuhan menurut wahyu dan dalil-dalil pembuktian
eksistensi tuhan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Filsafat Ketuhanan
Siapakah Tuhan itu?
Dalam ajaran Islam diajarkan kalimat “la ilaaha illa Allah”. Susunan
kalimat tersebut dimulai dengan peniadaan, yaitu “tidak ada Tuhan”,
kemudian baru diikuti dengan penegasan “melainkan Allah”. Hal itu
berarti bahwa seorang muslim harus membersihkan diri dari segala
macam Tuhan terlebih dahulu, sehingga yang ada dalam hatinya hanya
ada satu Tuhan, yaitu Allah.
Kepercayaan pada adanya Tuhan adalah dasar yang utama sekali dalam
faham keagamaan. Tiap – tiap agama kecuali Budhisme yang asli dan
beberapa agama lain berdasar atas kepercayaan pada sesuatu kekuatan gaib,
dan cara hidup tiap-tiap manusia yang percaya pada agama di dunia ini amat
rapat hubungannya dengan kepercayaan tersebut. Kekuatan gaib itu, kecuali
dalam agama-agama yang besifat primitif, disebut tuhan. Konsep tentang
tuhan berbagai rupa, diantaranya :
1. Pemikiran Barat
c. Politeisme
Kepercayaan dinamisme dan animisme lama-lama tidak
memberikan kepuasan, karena terlalu banyak yang menjadi sanjungan
dan pujaan. Peningkatan mana sebagai sesuatu kekuatan gaib menjadi
roh yang juga mempunyai kekuatan gaib mudah dapat dibayangkan.
Demikian juga peningkatan roh yang lebih dari yang lain kemudian
disebut dewa. Dewa mempunyai tugas dan kekuasaan tertentu sesuai
dengan bidangnya. Ada Dewa yang bertanggung jawab terhadap
cahaya, ada yang membidangi masalah air, ada yang membidangi
angin dan lain sebagainya, sehingga Politeisme ialah menyembah
tuhan-tuhan yang banyak.
d. Henoteisme
Politeisme tidak memberikan kepuasan terutama terhadap kaum
cendekiawan. Oleh karena itu dari dewa-dewa yang diakui diadakan
seleksi, karena tidak mungkin mempunyai kekuatan yang sama.
Lama-kelamaan kepercayaan manusia meningkat menjadi lebih
definitif (tertentu). Jelasnya bagi agama yang bersangkutan hanya ada
satu Tuhan, tetapi agama-agama lain mempunyai tuhan-tuhan yang
lain. Kepercayaan satu Tuhan untuk satu agama lain disebut dengan
henoteisme (Tuhan tingkat Nasional).
e. Monoteisme
Kepercayaan dalam bentuk henoteisme melangkah menjadi
monoteisme. Dalam monoteisme hanya mengakui satu Tuhan untuk
seluruh bangsa dan bersifat internasional. Bentuk monoteisme ditinjau
dari filsafat Ketuhanan terbagi dalam tiga paham yaitu: deisme,
panteisme, dan teisme.Deisme, berasal dari kata latin deus yang bearti
Tuhan yang menurut paham ini Tuhan berada jauh di luar alam, Tuhan
menciptakan alam dan sesudah alam menciptakan-Nya. Panteisme,
mengandung arti ”seluruhnya Tuhan” dan berpendapat bahwa seluruh
alam ini adalah Tuhan. Sedangkan Teisme sepaham dengan deisme,
berpendapat bahwa Tuhan di luar alam, tetapi sepaham dengan
panteisme yang menyatakan bahwa Tuhan sungguhpun berada di luar
alam namun juga dekat dengan alam.
Dan dengan lahirnya pendapat Andrew Lang, maka berangsur-angsur
golongan evolusionisme menjadi reda dan sebaliknya sarjana-sarjana
agama terutama di Eropa Barat mulai memperkenalkan teori baru yang
menyatakan bahwa ide tentang Tuhan tidak datang secara evolusi, tetapi
dengan relevansi atau wahyu. Kesimpulan tersebut diambil berdasarkan
pada penyelidikan bermacam-macam kepercayaan yang dimiliki oleh
kebanyakan masyarakat primitif. Dalam penyelidikan didapatkan bukti-
bukti bahwa asal-usul kepercayaan masyarakat primitif adalah monoteisme
dan monoteisme adalah berasal dari ajaran wahyu Tuhan. (Zaglul Yusuf,
1993: 26-37).
a. Mu’tazilah
b. Qodariah
c. Jabariah
1. QS 21 (Al-Anbiya): 92,
Tuhan yang haq dalam konsepal-Quran adalah Allah . Hal ini dinyatakan
antara lain dalam surat-surat berikut yaitu:
Jadi sebagaimana kita tahu bahwa Islam lah agama yang tauhid karna
semua yang ada dimuka bumi ini ada didalam Al-Qur’an dan Hadist.
Selain itu, jika kita menyelami diri kita sendiri, maka sebenarnya fitrah
manusia memiliki rasa berketuhanan. Dalil fitrah ini merupakan perasaan
berketuhanan secara langsung yang tertanam pada diri setiap manusia.Dalil
ini menjadi model sekaligus modal khusus bagi manusia.Akan tetapi untuk
memperkuat fitrah itu kita memerlukan dalil-dalil yang argumentatif,
bersandar pada akal, dan wahyu sebagai tambahan serta penguat argumentasi.
Untuk itu di bawah ini akan dijabarkan secara singkat dan sederhana beberapa
argumentasi tentang keberadaan dan ke-Esaan Allah .
Amirul Mukminin al-Imam Ali bin Abi Thalib dengan indah melukiskan
karakteristik Tuhan dengan sempurna dalam lembaran-lembaran Nahj al-
Balaghah sebagai berikut:
“Dia adalah satu, tapi bukan dalam arti jumlah.Dia tidak dibatasi oleh
batasan-batasan ataupun tidak di hitung oleh angka-angka.siapa yang
menunjuk-Nya berarti mengakui batas-batas-Nya, dan yang mengakui batas-
batas-Nya berarti telah menghitung-Nya. Siapa yang menggambarkan-Nya,
berarti membatasi-Nya, memberikan jumlah kepada-Nya, menolak keazalian-
Nya.Segala sesuatu yang disebut satu adalah kurang, kecuali Dia.”
Dalil Fitrah
Yaitu perasaan alami yang tajam pada manusia mengenai adanya
dzat yang maujud, tidak terbatas, tidak berkesudahan, mengawasi segala
sesuatu, mengurus dan mengatur segala yang ada di alam semesta,
diharapkan kasih sayang-Nya dan ditakuti kemurkaan-Nya.Hal ini
digambarkan oleh Allah SWT dalam QS. Yunus/10:22.
“Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan,(dan
berlayar) di lautan. Sehingga ketika kamu berada di dalam kapal,dan
meluncurlah (kapal) itu membawa mereka (orang-orang yang ada di
dalamnya) dengan tiupan angina yang baik, dan mereka bergembira
karenanya; tiba-tiba datanglah badai dan gelombang menimpanya dari
segenap penjuru, dan mereka berdo’a dengan tulus ikhlas kepada Allah
semata. (seraya berkata), ‘sekiranya Engkau menyelamatkan kamu dari
(bahaya) ini, pasti kami termasuk orang-orang yang bersyukur’”
Dalil Akal
Yaitu dengan tafakkur dan perenungan terhadap alam semesta yang
merupakan manifestasi dari eksistensi Allah Subhana Wa Ta’ala.
Terdapat empat unsur alam semesta yang terkandung di dalamnya:
1) Ciptaan-Nya
Bila kita perhatikan makhluk yang hidup di muka bumi, kita akan
menemukan berbagai jenis dan bentuk, berbagai macam cara hidup
dan cara berkembang biak (QS. Fatir/35:28)
”Dan demikian (pula) diantara manusia, makhluk bergerak yang
bernyawa dna hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam
warnanya (dan jenisnya)….”
Semua itu menunjukkan adanya zat yang menciptakan,
membentuk, menentukan rizki dan meniupkan ruh kehidupan (QS.
Al-Ankabut/29:19-20)
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah
memulai penciptaan (makhluk), kemudian Dia mengulanginya
(kembali).Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah.
Katakanlah, ‘Berjalanlah di bumi, maka perhatikanlah bagaimana
(Allah) memulai penciptaan (makhluk),...’”
Sepintar apapun manusia, tentu ia tidak akan dapat membuat
makhluk yang hidup dari sesuatu yang belum ada. Allah Subhana
Wa Ta’ala menantang manusia untuk meminta sesembahan mereka
membuat seekor lalat jika mereka mampu (QS. Al-Mu’minun/22:73)
“…. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah tidak dapat
menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk
menciptakannya….”
Nyatalah bahwa tiada yang dapat menciptakan alam semesta ini
kecuali Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Hidup.
2) Kesempurnaan
Kalau kita perhatikan, akan terlihat bahwa alam ini sangat tersusun
rapi, diciptakan dalam kondisi yang sangat sempurna tanpa cacat.
Hal ini menunjukkan adanya kehendak agung yang bersumber dari
Sang Pencipta. Sebagai contoh, seandainya matahari memberikan
panasnya pada bumi hanya setengah dari panasnya sekarang, pastilah
manusia akan membeku kedinginan. Dan seandainya malam lebih
panjang sepuluh kali lipat dari malam yang normal tentulah matahari
pada musim panas akan membakar seluruh tanaman di siang hari dan
di malam hari seluruh tumbuhan membeku. Firman Allah:
Dalil Akhlaq
Secara fitrah manusia memiliki moral (akhlaq).Dengan adanya
akhlaq inilah, secara naluri mau tunduk dan menerima kebenaran agar
hidupnya lurus dan urusannya berjalan teratur dan baik.Zat yang dapat
menanamkan akhlaq dalam jiwa manusia adalah Allah, sumber dari
segala sumber kebaikan, cinta dan keindahan.Keberadaan ‘moral’ yang
mendominasi jiwa manusia merupakan bukti eksistensi Allah.
Dalil Wahyu
Para rasul diutus ke berbagai umat yang berbeda pada zaman yang
berbeda.Semua rasul menjalankan misi dari langit dengan perantara
wahyu. Dengan membawa bukti yang nyata (kitab/wahyu dan mukzijat)
mengajak umatnya agar beriman kepada Allah, mengesakan-Nya dan
menjalin hubungan baik dengan-Nya, serta memberi peringatan akan
akibat buruk dari syirik/berpaling dari-Nya. Siapa yang mengutus mereka
dengan tugas yang persis sama? Siapa yang memberikan kekuatan,
mendukung dan mempersenjatai mereka dengan mukzijat?Tentu suatu
zat yang eksis (maujud), Yang Maha Kuat dan Perkasa, yaitu
Allah.Keberadaan para rasul ini merupakan bukti eksistensi Allah.
Dalil Sejarah
Semua umat manusia di berbagai budaya, suku, bangsa dan zaman,
umumnya percaya akan adanya Tuhan yang patut disembah dan
diagungkan. Semuanya telah mengenal iman kepada Allah menurut cara
masing-masing. Konsensus sejarah ini merupakan bukti yang
memperkuat eksistensi Allah. Terdapat beberapa cara mengenal Tuhan
menurut ajaran selain Islam, diantaranya yaitu dengan hanya
mengandalkan panca indera dan sedikit akal, sehingga timbul perkiraan-
perkiraan yang membentuk filsafat-filsafat atau pemikiran tentang
ketuhanan. Filsafat dan pemikiran tersebut justru mendatangkan
keguncangan dan kebingungan dalam jiwa. Sehingga hanya
menanamkan keraguan dan kesangsian terhadap keberadaan Allah. (QS.
Yunus/10:94)
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tuhan (ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh
manusia sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai oleh-Nya. Dalam
ajaran Islam diajarkan kalimat “la illaha illa Allah”. Susunan kalimat tersebut
dimulai dengan peniadaan. Yaitu “tidak ada Tuhan”, kemudian baru diikuti
dengan penegasan “melainkan Allah”. Hal ini menunjukkan bahwa seorang
muslim harus membersihkan diri dari segala macam Tuhan terlebih dahulu,
sehingga yang ada dalam hatinya hanya ada satu Tuhan yaitu Allah.
Sebagian umat Islam yang memilih aliran mana saja (yang ada dalam
agama Islam) sebagai teologi yang dianutnya, tidak menyebabkan ia keluar
dari Islam.
Manusia tidak mungkin atheis, tidak mungkin tidak ber-Tuhan.
Berdasarkan logika didalam Al-Quran, setiap manusia pasti ada sesuatu yang
dipertuhankannya. Dengan begitu, orang-orang komunis pada hakikatnya
juga mempunyai Tuhan. Adapun Tuhan mereka adalah ideologi atau angan-
angan (utopia) mereka sendiri.
B. Kritik dan Saran
Pendidikan modern telah mempengaruhi mahasiswa dari berbagai arah dan
pengaruhnya yang telah sedemikian rupa merasuki jiwa generasi penerus.
Jika tidak pandai membina jiwa generasi mendatang, maka mereka tidak akan
selamat dari pengaruh negatif pendidikan modern. Mungkin mereka merasa
ada yang kurang dalam sisi spiritualitasnya dan berusaha menyempurnakan
dari sumber-sumber lain. Bila ini terjadi, maka perlu segera diambil tindakan,
agar pintu spiritualitas yang terbuka tidak diisi oleh ajaran lain yang bukan
berasal dari ajaran spiritualitas Islam.
Daftar Pustaka