MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
KEPERAWATAN ANAK
yang dibina oleh Ibu Dr. Ni Luh Putu Eka Sudiwati, Skp,Mkes
DISUSUN OLEH:
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hiperbillirubin ...................................................................................................... 3
2.2 Penyebab Hiperbillirubin ........................................................................................................ 3
2.3 Klasifikasi Hiperbillirubin ...................................................................................................... 4
2.4 Patofisiologi Hiperbillirubin ................................................................................................... 6
2.5 Pemeriksaan diagnostik pada Hiperbilirubin………………………………………………....9
2.6 Penanganan pada Hiperbilirubin…………………………………………………………...…9
2.7 Konsep Asuhan Keperawatan pada hiperbilirubin ............................................................... 10
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, dan
hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan
Anak dengan tepat waktu tanpa ada halangan suatu apapun.
Saya berharap semoga makalah ini menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk menambah
pemahaman dan ilmu, baik untuk saya pribadi maupun orang lain yang telah membaca makalah
ini. saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dalam penyusunan maupun isi.
Oleh karena itu, saya mengharapkan saran dan bimbingannya kepada dosen pengampu mata
kuliah ini. Semoga dengan bimingan dan arahan ibu dosen menjadikan kedepannya menjadi
lebih baik lagi.
PENDAHULUAN
Setiap ibu yang telah melahirkan menginginkan anaknya lahir dalam keadaan sehat dan tidak ada
kelainan – kelainan pada bayi tersebut. Tetapi keinginan tersebut tidak akan diperoleh oleh setiap
ibu. Karena sebagian kecil ada yang lahir dalam keadaan abnormal. Misalnya anak lahir dengan
BBLR, ikterus, hidrosefalus, dan kelainan – kelainan lainnya. Hal ini di sebabkan oleh banyak
factor pencetusnya. Seperti kurang teraturnya antenatal care ibu saat hamil, asupan gizi yang
kurang baik pada ibu maupun pada janin yang di kandung, atau penyakit yang diturunkan oleh
ibu sendiri. Kemudian kurangnya pengetahuan ibu untuk mengenali tanda – tanda kelainan yang
mungkin timbul pada bayi baru lahir. Seperti bayi dengan hiperbilirubin, dimana kebanyakan ibu
membawa bayinya ke Rumah Sakit dalam derajat yang tinggi. Hiperbilirubinemia adalah suatu
keadaan dimana konsentrasi bilirubin lebih dari normal yang ditandai dengan adanya jaundice
atau ikterus (Wong, 2005).
Hiperbilirubinemia didefinisikan sebagai diskolorasi kulit, mukosa membran dan sklera karena
peningkatan kadar bilirubin dalam serum > 2 mg/dl (Sukadi, 2002). Hiperbilirubinemia
merupakan suatu keadaan meningkatnya kadar bilirubin dalam jaringan ekstravaskular, sehingga
konjungtiva, kulit dan mukosa akan berwarna kuning (Azis Alimul, 2005). Sebagaimana kita
ketahui bahwa ikterik itu terjadinya dimulai dari wajah. Di sini jelas bahwa kurangnya
pengetahuan ibu atau orang tua tentang hiperbilirubin tersebut, kemudian kurangnya
memperoleh pelayanan kesehatan dari tenaga kesehatan. Untuk itulah penyusun mengangkat
makalah ini dengan judul Hiperbilirubin pada Bayi.
1.2 Rumusan Masalah
2.1 Pengertian
Bilirubin adalah pigmen berwarna kuning yang merupakan produk utama dari hasil
perombakan heme dari hemoglobin yang terjadi akibat perombakan sel darah merah oleh sel
retikuloendotel. Selain sebagai hasil pemecahan eritrosit, juga di hasilkan dari perombakan zat-
zat lain. Bilirubin disaring dari darah oleh hati, dan dikeluarkan melalui cairan empedu. Tingkat
kelebihan nya dalam darah (hiperbilirubinemia) dapat mengindikasikan kerusakan hati. Tingkat
bilirubin normal adalah di bawah 1.3mg. bilirubin indirek 0,3 – 1,1 mg/dl, bilirubin direk 0,1 –
0,4 mg/dl
Hiperbilirubinemia adalah suatu keadaan dimana konsentrasi bilirubin lebih dari normal
yang ditandai dengan adanya jaundice atau ikterus (Wong, 2005). Hiperbilirubinemia
didefinisikan sebagai diskolorasi kulit, mukosa membran dan sklera karena peningkatan kadar
bilirubin dalam serum > 2 mg/dl (Sukadi, 2002). Hiperbilirubinemia merupakan suatu keadaan
meningkatnya kadar bilirubin dalam jaringan ekstravaskular, sehingga konjungtiva, kulit dan
mukosa akan berwarna kuning (Azis Alimul, 2005).
Hiperbilirubin ini tidak bisa dianggap enteng karena bayi yang terkena hiperbilirubin dapat
mengalami kejang-kejang hebat, bahkan fatalnya bisa menjadi penyebab kematian dalam jangka
panjang. Dalam jangka pendeknya, bayi yang terkena hiperbilirubin ini akan bisa mengalami
kegagalan fungsi otak dan dapat menyebabkan kelumpuhan pada bayi karena saraf yang tidak
berfungsi pada tubuh bayi.
3. Ikterus yang timbul sesudah 72 jam pertama sampai akhir minggu pertama.
Sepsis
Dehidrasi dan asidosis
Defisiensi enzim G6PD
Pengaruh obat-obat
Sindroma criggler-najjar, sindroma gilbert
4. Ikterus yang timbul pada akhir minggu pertama dan selanjutnya.
Karena ikterus obstruktif
Hipotiroidisme
Breast milk jaundice
Infeksi
Hepatitis neonatal
Galaktosemia
Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan:
Pemeriksaan bilirubin berkala
Pemeriksaan darah tepi
Skrining enzim G6PD
Biakan darah, biopsy hepar bila ada indikasi
2.3.2 Macam- macam ikterus
1. Ikterus fisiologis
Ikterus pada neonates tidak selamanya patologis. Ikterus fisiologis adalah keadaan hiperbilirubin
karena faktor fisiologis yang merupakan gejala normal dan sering dialami bayi baru lahir.
(Ngastiyah : 2005).
Timbul pada hari kedua-ketiga
Kadar bilirubin indirek tidak melebihi 10mg% pada neonates cukup bulan dan 12.5mg%
untuk neonates lebih bulan
Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tak melebihi 5mg% per hari
Ikterus hilang pada 10 hari pertama
Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keaadaan patologis tertentu
2. Ikterus patologis
Adalah suatu keadaan dimana kadar bilirubin dalam darah mencapai suatu nilai yang
mempunyai potensi mempunyai potensi untuk menimbulkan kern ikterus kalau tidak
ditanggulangi dengan baik, atau mempunyai hubungan dengan keadaan yang patologis.
3. Kern Ikterus
Akibat suatu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin indirek pada otak terutama pada
korpus striatum, thalamus, nucleus subtalamus, hipokampus, nucleus merah, dan nucleus pada
dasar ventrikulus IV.
hemoglobin
globin heme
Biliverdin Fe, CO
BBB
Gangguan Ikterus pada sclera leher dan badan peningkatan bilirubin indirex
intregitas ˃12 mg/dl
kulit
Indikasi fototerapi
Kurangnya volume
Gangguan suhu cairan tubuh
tubuh
Resti injury
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul :
1. Risiko/ defisit volume cairan b.d tidak adekuatnya intake cairan, serta peningkatan
Insensible Water Loss (IWL) dan defikasi sekunder fototherapi.
2. Risiko /gangguan integritas kulit b.d ekskresi bilirubin, efek fototerapi.
3. Risiko hipertermi b.d efek fototerapi.
4. Gangguan parenting ( perubahan peran orang tua ) b.d perpisahan dan
penghalangan untuk gabung.
5. Kecemasan meningkat berhubungan dengan therapi yang diberikan pada bayi.
6. Risiko tinggi injury berhubungan dengan efek fototherapi
7. Risiko tinggi komplikasi (trombosis, aritmia, gangguan elektrolit, infeksi)
berhubungan dengan tranfusi tukar.
3. Intervensi Keperawatan
1. Risiko /defisit volume cairan b/d tidak adekuatnya intake cairan serta peningkatan
IWL dan defikasi sekunder fototherapi
Tujuan : Setelah diberikan tindakan perawatan selama 3x24 jam diharapkan tidak
terjadi deficit volume cairan dengan kriteria :
- Jumlah intake dan output seimbang
- Turgor kulit baik, tanda vital dalam batas normal
- Penurunan BB tidak lebih dari 10 % BBL
Intervensi & Rasional :
a. Kaji reflek hisap bayi
( R : mengetahui kemampuan hisap bayi )
b. Beri minum per oral/menyusui bila reflek hisap adekuat
(R: menjamin keadekuatan intake )
c. Catat jumlah intake dan output , frekuensi dan konsistensi faeces
( R : mengetahui kecukupan intake )
d. Pantau turgor kulit, tanda- tanda vital ( suhu, HR ) setiap 4 jam
(R : turgor menurun, suhu meningkat HR meningkat adalah tanda-tandadehidrasi
)
e. Timbang BB setiap hari
(R : mengetahui kecukupan cairan dan nutrisi).
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hiperbilirubinemia adalah suatu keadaan dimana konsentrasi bilirubin lebih dari normal yang
ditandai dengan adanya jaundice atau ikterus. Hiperbilirubinemia adalah suatu keadaan dimana
kadar Bilirubin dalam darah mencapai suatu nilai yang mempunyai potensi untuk menimbulkan
Kern Ikterus kalau tidak ditanggulangi dengan baik, atau mempunyai hubungan dengan keadaan
yang patologis.
4.2 Saran
Dengan adanya makalah ini penyusun berharap kepada pembaca supaya lebih mengerti dan
memahami tentang langkah pencegahan dan proses penyakit agar tidak banyak kasus bayi
dengan hiperbilirubin yang akan terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Sukadi. 2002. Ikterus Neonaturum Diktat Kuliah Perinatologi. Bandung, FKUP RSHS.
Ratri, Y. 2012. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir dengan Hiperbilirubin. Karya Tulis
Ilmiah Persyaratan Ujian Akhir Program Studi DIII Kebidanan. Surakarta : Stikes Kusuma
Husada Surakarta.
Anie F. Asuhan Keperawatan Pada Bayi Baru Lahir Dengan Hiperbilirubinemia. [online].
https://www.academia.edu/13119105/ASUHAN_KEPERAWATAN_HIPERBILIRUBIN
_PADA_NEONATUS
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/article/viewFile/2599/2142