Jalan Tanjung Raya II, Telp. (0561) 739685 – Fax. (0561) 767078
PONTIANAK – KALIMANTAN BARAT email : rsi_yarsiptk@yahoo.co.id
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
KESATU ; KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM YARSI
PONTIANAK TENTANG PENANGANAN OBAT
RUSAK/KADALUWARSA, SEBAGAIMANA RINCIAN PADA
LAMPIRAN KEPUTUSAN INI;
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka akan
diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Pontianak,
Pada tanggal : 10 Maret 2017
Direktur
Rumah Sakit Umum Yarsi Pontianak,
A. PENDAHULUAN
Expired Date adalah waktu yang tertera pada kemasan yang menunjukkan
batas waktu diperbolehkannya obat tersebut dikonsumsi karena diharapkan masih
memenuhi spesifikasi yang ditetapkan.. Umumnya masa kadaluarsa obat ditulis
2-3 tahun sejak obat dikemas. Untuk masa kadaluarsa ini berhubungan dengan
stabilitas obat dan masa simpan obat.
Obat yang sudah melewati masa kadalursa dapat membahayakan karena
berkurangnya stabilitas obat tersebut dan dapat mengakibatkan efek toksik
(racun). Hal ini dikarenakan kerja obat sudah tidak optimal dan kecepatan
reaksinya telah menurun, sehingga obat yang masuk kedalam tubuh hanya akan
mengendap dan menjadi racun. Sebenarnya obat yang belum kadaluarsa juga
dapat menyebabkan efek buruk yang sama, hal ini disebabkan karena
penyimpanannya yang salah yang menyebabkan zat didalam obat tersebut rusak.
Tanda-tanda kerusakan zat tersebut biasanya disertai dengan perubahan bentuk,
warna, bau, rasa atau konsistensi. Maka dari itu harus diperhatikan juga cara
penyimpanan obat yang baik.
Untuk memberikan perlindungan kepda pasien dari penggunaan sedian
farmasi dan alat kesehatan yang tidak tepat serta yang tidak memenuhi
persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatannya, maka dilakukan penanganan
terhadap obat yang sudah rusak atau kadaluwarsa sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
B. TEMA
Penanganan obat rusak/kadaluwarsa
C. TUJUAN
1. Untuk melindungi masyarakat dari bahaya yang disebabkan oleh
penggunaan sedian farmasi dan alat kesehatan yang tidak tepat serta yang
tidak memnuhi persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatannya
2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
D. SASARAN
1. Rawat Jalan
2. Gawat Darurat
3. Rawat Inap
4. Gudang Farmasi
5. Instalasi Farmasi
E. BENTUK KEGIATAN
Penanganan obat rusak/kadaaluwarsa adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi kasus
2. Memisahkan obat rusak atau kadaluarsa dan disimpan pada tempat terpisah
dari penyimpanan obat lainnya
3. Membuat catatan nama, no. batch, jumlah dan tanggal kadaluarsa obat yang
rusak dan/atau kadaluarsa
4. Melaporkan dan mengirim obat tersebut ke Pedagang Besar Farmasi (PBF)
bersedia, tetapi dengan persyaratan tertentu. Tetapi jika PBF tidak bersedia,
maka obat-obatan tersebut akan dikumpulkan dan dimusnahkan dengan cara
tertentu, contohnya untuk sediaan obat yang berbentuk tablet, cara
pemusnahannya yaitu digerus terlebih dahulu, kemudian dikubur dengan
tanah. Begitu pula, sediaan obat yang sirup, cara pemusnahannya dibuang
sirup tersebut ke tong sampah, baru botol kosongnya dibuang. Dan akan
dibuat acaranya. Untuk meretur obat yang kadaluarsa biasanya PBF
memberi persyaratan-persyaratan tertentu seperti, obat-obat tersebut harus
dalam keadaan utuh dan harus diretur tiga bulan sebelum expired date.
5. Mendokumentasikan pencatatan tersebut
F. PENUTUP
Demikian program ini disusun untuk memberikan gambaran mengenai
penanganan obat rusak/kadaluwarsa
Ditetapkan di : Pontianak,
Pada tanggal : 10 Maret 2017
Direktur
Rumah Sakit Umum Yarsi Pontianak,