dari bahan yang mudah terbakar ( fuel ) oksigen dan panas ( heat ). Kejadian
kebakaran di Indoensia tercatat cukup tinggi. Menurut Effendi, tinggi korban jiwa
akibat kebakaran di perkotaan pada umumnya disebabkan korban tidak mampu
keluar dari bangunan saat kebakaran akibat keterbatasan fisik, seperti anak-anak,
manula dan penyandang cacat ( Bagir & Buchori, 2009 ). Bahaya adalah suatu
fenomena, substansi, aktivitas manusia yang menyebabkan hilangnya nyawa,
cedera atau dampak-dampak kesehatan lain, kerusakan harta benda, hilangnya
penghidupan. Kerugian dan korban jiwa dapat diminimalkan dengan peningkatan
kapasitas masyarakat. Kapasitas memiliki nilai terbalik dengan bahaya dan
kerentenan dimana tingginya tingkat kerentanan akan dapat menurunkan risiko
bencana. Bahaya tidak dapat dihilangkan atau selalu dikontrol ( Perrow, 2007
dalam Isa, dkk., 2014 ). Tingkat kerentanan dan kapasietas dapat dikontrol guna
menurunkan risiko bencana.
A. Pengkajian
1. Pengkajian Bencana
a. Mengidentifikasi faktor risiko bencana disekitar Taman Kanak-
kanak
b. Menganalisis sumber dan kapasitas yang dapat digunakan
c. Melakukan pemetaaan wilayah/pemetaan ancaman atau risiko
bencana
d. Mengkaji pengetahuan individu dalam Taman Kanak-kanak
mengenai tanggap bencana
2. Pengkajian motorik kasar dan halus anak – anak di Taman Kanak-
kanak
Instrumen : Kuisioner Denver
Pengkajian dilakukan pada minggu pertama hari ke 1
B. Intervensi
Minggu ke 1-4
1. Berdiri dengan satu kaki
a. Tujuan
Mengetahui kemampuan motorik kasar (berdiri dengan satu
kaki dan melompat)
b. Alat
Laptop dan sound
c. Media
Audio
d. Prosedur :
- Menginstruksikan anak-anak untuk berdiri di depan kursi
masing-masing
- Memberikan arahan kepada anak-anak untuk mengikuti
instruksi (melompat) saat musik dimainkan dan berhenti
serta mengangkat satu kaki ketika musik dimatikan
- Menyalakan musik
- Menginstruksikan anak-anak untuk menari ditempat dengan
mengikuti irama
- Menginstruksikan anak-anak untuk melompat
- Mematikan musik
2. Menyebutkan kegunaan benda
a. Tujuan
Mengetahui kemampuan motorik halus adaptif (menyebutkan
kegunaan benda)
b. Alat
Gambar benda (gelas, piring, sikat gigi, sisir, payung,dsb)
c. Media
Visual
d. Prosedur
- Menyiapkan gambar benda
- Membagi anak kedalam beberapa kelompok
- Memberikan gambar ke masing-masing kelompok
- Menginstruksikan anak-anak untuk menyebutkan kegunaan
dari gambar benda yang diberikan
3. Membentuk plastisin
a. Tujuan
Mengetahui kemampuan motorik halus, untuk mengembangkan
kreativitas anak (membentuk plastisin)
b. Alat
Plastisin
c. Media
Visual
d. Prosedur
- Menyiapkan alat (plastisin)
- Memberikan plastisin kepada masing-masing anak
- Menginstruksikan anak-anak untuk membentuk plastisin
sesuai dengan kreativitasnya
- Menginstruksikan anak-anak untuk mendeskripsikan
plastisin yang telah dibentuk
Bagir, M., & Buchori, I. (2009). Model Optimasi Lokasi Pos Pemadam
Kebakaran ( SK: Kota Semarang). Universitas Diponegoro Semarang.
Isa, M., Wajdi, M.F., Syamsudin, S., & Setyawan, A. A. (2014). Strategi
Penguatan Kapasitas Stakeholder dalam Adaptasi dan Mitigasi Banjir Kota
Surakarta. Benefit: Jurnal Manajemen dan Bisnis, 17 (2), 99-10.
Jatmika, Yusep Nur. 2012. Ragam Aktivitas Harian untuk Play Group. Jogjakarta:
Diva Press.