Pemahaman TRK sangat penting dalam menentukanpilihan sistem reaksi yang dapat beroperasi
secaraefisien, murah, fleksibel dan aman,
TRK tidak hanya memberikan informasi awal (reaktan)dan akhir (produk) tetapi juga
informasi keadaan antaraselama terjadinya proses reaksi tersebut dan tempatberlangsungnya
reaksi
Sehingga dapat dipertimbangkan dalam mendesain reaktor dan parameter yang mempengaruhi
kerja reaktor. Dalam presentasi kali ini akan dibahas 3 garis besar diantaranya:
a. Dasar-dasar Kinetika
c. Reaksi Elementer
Kinetika kimia adalah suatu ilmu yang membahas tentang laju (kecepatan) reaksi kimia dan juga
factor-factor yang mempengaruhinya.
Laju reaksi dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi atau jumlah mol reaktan per satuan
volume yang bereaksi dalam satuan waktu tertentu.
A → Produk
Definisi Laju Reaksi:
1 dN i mole i terbentuk
ri
V dt (volume fluida )( waktu)
Klasifikasi Reaksi
Berdasarkan Jumlah dan jenis fasa reaksi dapat diklasifikasi kedalam reaksi homogen dan reaksi
heterogen:
b. Reaksi Heterogen, jika reaksi terjadi pada lebih dari satu fasa (padat dan
JENIS INTERMEDIET
Beberapa zat yang dapat dikategorikan sebagai intermediet reaksi, berdasarkan bentuk
kimiawinya:
1. Radikal bebas, yaitu atom-atom bebas atau gugus (atau fragmen besar dari molekul-molekul
stabil) yang mengandung satu atau lebih elektron yang tak berpasangan.
Contoh radikal bebas yang tidak stabil dan sangat reaktif: CH3•, C2H5•, I•, H•, CCl3•
2. Ion atau zat polar, yaitu atom-atom atau molekul-molekul atau fragmen-fragmen molekul
yang bermuatan.
3. Molekul
Jika intermediet R sangat reaktif, maka waktu tinggal R dalam sistem reaksi sangat kecil (atau
singkat), sehingga konsentrasi R terlalu kecil untuk diukur.
4. Kompleks transisi
Banyak tumbukan antar molekul reaktan yang menghasilkan distribusi energi yang luas antar
molekul masing-masing. Hal ini dapat menghasilkan ketegangan ikatan, bentuk molekul menjadi
tidak stabil, atau molekul yang tidak stabil terurai menghasilkan produk reaksi. Bentuk tidak
stabil inilah yang disebut sebagai kompleks transisi.
Persamaan Neraca Mol
Laju aliran j (mol/waktu) memasuki volume sistem dan terjadi reaksi kimia didalam volume
sistem.
sist em (mol/waktu) + Laju pembentukan j oleh reaksi kimia didalam sistem (mol/waktu) - Laju
aliran j keluar sistem (mol/waktu) = Laju Akumulasi j didalam sistem. Secara matematis
dinyatakan dengan persamaan:
Fj0 + Gj - Fj = dNj/dt
dimana :
(mol/waktu)
Reaktor tangki
Reaktor pipa
Jenis-jenis Reaktor Berdasarkan Bentuknya
Dikatakan reaktor tangki ideal apabila pengadukan dalam reaktor terjadi secara sempurna,
sehingga suhu dan komposisi dalam reaktor uniform. Rektor tangki dapat dipakai secara batch,
semibatch, dan kontinyu.
Sebuah reaktor alir pipa disebut ideal jika zat pereaksi berupa gas atau cairan mengalir didalam
pipa dengan arah sejajar dengan sumbu pipa. Pola aliran zat alir dalam pipa datar dan dianggap
tidak ada diffusi- axial maupun pencampuran balik
1. Reaktor Batch
Constant – Volume Constant – Pressure
(Variable Pressure) (Variable Volume)
Reactor Reactor
Reaktor batch adalah reaktor dimana tidak terjadinya aliran masuk atau aliran keluar selama
proses biasanya digunakan untuk mereaksikan fase cair dan berkapasitas kecil.
Reactor semibatch atau semi alir biasanya berbentuk tangki yang berpengaduk. Cara operasinya
dengan jalan memasukan sebagian zat pereaksi atau salah satu zat pereaksi kedalam reaktor
sedangkan zat pereaksi yang lain atau sisanya dimasukan secara kontinyu kedalam reactor
Ilmu kimia kinetika yang bersangkutan terutama dengan perubahan kimia dan energi dan fluks
massa yang terkait dengannya. Termodinamika, di sisi lain, berkaitan dengan sistem
kesetimbangan .
Ada beberapa prinsip termodinamika kunci yang harus dikenal. Penekanan ditempatkan
pada perhitungan luapan ekuilibrium reaksi dan perubahan entalpi yang menyertai reaksi kimia
dimana ΔGk adalah perubahan energi bebas Gibbs yang terkait dengan reaksi k, μi
potensi kimia spesies i dalam campuran reaksi, dan νi koefisien stoikiometri spesies i dalam
reaksi kth. Jika reaksi r dapat terjadi dalam sistem dan ekuilibrium terbentuk berkenaan dengan
masing-masing reaksi ini
Persamaan ini setara dengan persyaratan bahwa pada ekuilibrium perubahan energi bebas Gibbs
(ΔG) menjadi nol untuk setiap reaksi
Komponen Reaksi Kimia
• Pereaksi (Reaktan )
Mol adalah satuan jumlah partikel penyusun zat (atom, molekul atau ion). 1 mol zat adalah
sejumlah partikel zat tersebut yang jumlahnya sama dengan jumlah atom yang terdapat
• Avogadro ini adalah 6,022 x 1023. Massa satu mol senyawa sama dengan massa molekul
angka yang terletak didepan rumus kimia yang merupakan perbandingan jumlah molekul
dalam reaksi.
Koefisien reaksi juga berpengaruh dalam laju reaksi mengingat koefisien merupakan
perbandingan jumlah molekul yang dapat menggeser arah
Fraksi mol adalah ukuran konsentrasi larutan yang menyatakan perbandingan jumlah
mol sebagian zat terhadap jumlah mol total komponen larutan. Konsep ini merupakan
salah satu cara menjunjukkan adanya komposisi
𝒏𝒑
Fraksi mol zat pelarut ( Xp) : 𝒙𝒑 = 𝒏 +𝒏
𝒕 𝒑
KEADAAN STANDAR
Suhu keadaan standar sama dengan sistem yang diteliti. Dalam beberapa kasus, keadaan standar
dapat mewakili kondisi hipotetis yang tidak dapat dicapai secara eksperimen, namun rentan.
Setelah keadaan standar untuk berbagai spesies telah ditetapkan, dapat melanjutkan untuk
menghitung sejumlah perubahan energi standar untuk proses yang melibatkan perubahan dari
reaktan, ke produk, semuanya berada di negara standar masing-masing. Misalnya, perubahan
energi bebas Gibbs standar (ΔG) untuk satu reaksi saja.
Karena reaksi kimia melibatkan pembentukan, penghancuran, atau penataan kembali ikatan
kimia, mereka selalu disertai dengan perubahan dalam entalpi dan energi bebas Gibbs dari
sistem.
Perubahan entalpi pada reaksi memberikan informasi yang diperlukan untuk analisis
engi-neering sistem apapun dalam hal hukum pertama termodinamika.
Perubahan entalpi standar juga digunakan-ful dalam menentukan pengaruh suhu pada
konstanta equi-librium untuk reaksi dan dengan demikian pada hasil reaksi.