Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah mahluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang. Sejak ratusan tahun
sebelum masehi manusia telah menjadi salah satu objek filsafat, baik objek formal yang mempersoalkan
hakikat manusia maupun objek materiil yang mempersoalkan manusia sebagai apa adanya manusia dan
dengan berbagai kondisinya. Sebagaimana manusia dikenal sebagai mahluk yang berfikir atau “Homo
Sapiens”, mahluk yang dapat dididik atau “Homo Educandum”, dan seterusnya. Hal-hal tersebut
merupakan pandangan tentang manusia yang dapat digunakan untuk menetapkan cara pendekatan
yang akan dilakukan terhadap manusia tersebut.

Berbagai pandangan tentang manusia membuktikan bahwa manusia adalah mahluk yang kompleks. Kini
bangsa Indonesia telah menganut satu pandangan, bahwa yang dimaksud manusia secara utuh adalah
manusia sebagai pribadi tang merupakan pengejawantahan manunggalnya berbagai ciri atau sifat
kodrati manusia yang secara seimbang dari berbagai segi yaitu, (1) individu dan sosial, (2) jasmani dan
rohani, (3) dunia dan akhirat. Keseimbangan hubungan tersebut menandakan keselarasan hubungan
antara manusia dengan dirinya, manusia dengan sesama manusia, manusia dengan alam atau
lingkungan sekitarnya, dan manusia dengan Tuhan.

Peserta didik merupakan sumberdaya utama dan terpenting dalam proses pendidikan formal. Tidak ada
peserta didik, tidak ada guru. Peserta didik bisa belajar tanpa guru. Sebaliknya, guru tidak bisa mengajar
tanpa peserta didik. Karenanya, kehadiran peserta didik menjadi keniscayaan dalam proses pendidikan
formal atau pendidikan yang dilembagakan dan menuntut interaksi antara pendidik dan peserta didik.
Tentu saja, optimasi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik diragukan perwujudannya, tanpa
kehadiran guru yang profesional.

Berbagai uraian tentang manusia dan peserta didik di atas perlu kita pahami untuk mengetahui karakter
dari masing-masing peserta didik. Maka dari itu kami menyusun makalah dengan judul Konsep Dasar
Pengembangan Peserta Didik

B. Rumusan Masalah

1. Apa hakikat pertumbuhan dan perkembangan peserta didik ?

2. Bagaimana karakteristik dan perbedaan individu ?

3. Apa yang termasuk aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan ?

4. Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan individu ?


C. Tujuan

1. Untuk mengetahui hakikat pertumbuhan dan perkembangan peserta didik

2. Untuk mengetahui karakteristik dan perbedaan individu

3. Untuk mengetahui aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan peserta didik

4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan individu

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Pertumbuhan dan Perkembangan

1. Definisi Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik
yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat
juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah)
yang herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan
dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.

Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan fisik secara kuantitatif yang menyangkut peningkatan
ukuran dan struktur biologis. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil proses
pematangan fungsi dalam perjalanan waktu tertentu. Pertumbuhan dapat pula diartikan sebagai proses
transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah) yang herediter dalam bentuk
proses aktif berkesinambungan. Pertumbuhan yang secara umum adalah proses perubahan fisiologis
yang bersifat progresif dan kontinu berlangsung dalam periode tertentu.

Hasil pertumbuhan antara lain bertambahnya ukuran kuantitatif badan anak, seperti berat, panjang, dan
kekuatannya. Begitu pula pertumbuhan akan mencakup perubahan yang semakin sempurna pada
sistem jaringan saraf dan perubahan-perubahan struktur jasmani lainnya. Dengan demikian,
pertumbuhan dapat diartikan sebagai proses perubahan dan pematangan fisik.

Pertumbuhan jasmani berakar pada organisme yang selalu berproses untuk menjadi besar.
Pertumbuhan jasmaniah ini dapat diteliti dengan mengukur berat, panjang, dan lingkaran seperti lingkar
kepala, lingkar dada, lingkar pinggul, lingkar lengan dan lain-lain. Dalam pertumbuhannya, setiap bagian
tubuh mempunyai perbedaan tempo kecepatan. Misalnya, pertumbuhan alat kelamin berlangsung
paling lambat pada masa anak-anak tetapi mengalami percepatan pada masa pubertas. Sebaliknya,
pertumbuhan susunan saraf pusat berlangsung pada akhir masa anak-anak dan berhenti pada masa
pubertas.

2. Definisi Perkembangan

Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner(1957) bahwa perkembangan berjalan
dengan prinsip orthogenetis, perkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi
sampai ke keadaan di mana diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap. Proses
diferensiasi diartikan sebagai prinsip totalitas pada diri anak. Dari penghayata totalitas itu lambant laun
bagian- bagiannya akan menjadi semakin nyata dan bertambah jelas dalam kerangka keseluruhan.

Menurut Werner (1957) perkembangan sesuai dengan prinsip orthogenetis, yaitu perkembangan
berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai pada keadaan diferensiasi, arikulasi,
dan integrasi meningkat secara bertahap. Proses diferensiasi itu bersifat totalitas pada diri anak. Bahwa
bagian-bagian penghayatan totalitas itu lambat laun semakin nyata dan bertambah jelas dalam kerangka
keseluruhan.

Secara umum perkembangan adalah suatu proses yangf bersifat progesif dan menyebabkan tercapainya
kemampuan dan karakteristik psikis yang baru. Perkembangan dapat dicapai karena adanya proses
belajar dan proses belajar hanyalah mungkin berhasil bila jika ada kematangan. Contohnya
berkembangnya intelek dan daya pikir seseorang yang sejalan dengan pertumbuhan syaraf otaknya,
berkembangnya kemampuan berbahasa.

Perkembangan berkaitan erat dengan pertumbuhan. Berkat adanya pertumbuhan maka pada saatnya
anak akan mencapai kematangan. Perbedaan antara pertumbuhan dan kematangan, pertumbuhan
menunjukan pertumbuhan biologis yang bersifat kuantitif, seperti bertambah panjang ukuran tungkai,
bertmbang lebarnya lingkar kepala, bertambah beratnya tubuh, dan semakin sempurnanya ukuran
tulang dan jaringan syaraf. Sedangkan kematangan menunjukkan perubahan biologis yang bersifat
kualitatif. Akan tetapi, perubahan kualitatif itu sulit untuk diamati dan diukur.

B. Karakteristik dan Perbedaan Individu

1. Karakteristik Individu

Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan karakteristik yang
diperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan merupakan karakteristik keturunan yang
dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial psikologis. Pada masa
lalu ada keyakinan. Kepribadian terbawa pembawaan (heredity) dan lingkungan ; merupakan dua faktor
yang tebentuk karena faktor tepisah, masing-masing mempengaruhi kepribadian dan kemempuan
individu bawaan dan lingkungan dengan caranya sendiri-sendiri. Namun kemudian makin disadari
bahwa apa yang dipikirkan dan di kerjakan seseorang, atau apa yang dirasakan oleh seorang anak,
remaja atau dewasa, merupakan hasil dari perpaduan antara apa yang ada di antara faktor-faktor
biologis yang diturunkan dan pengaruh lingkungan.
Seorang anak mungkin memulai pendidikan formalnya di tingkat taman kanak-kanak pada usia 4 atau 5
tahun. Pada awal ia memasuki sekolah mungkin tertunda sampai ia berusia 5 atau 6 tahun. Tanpa
memperdulikan berapa umur seorang anak, karakteristik pribadi dan kebiasaan-kebiasaan yang
dibawanya ke sekolah akhirnya terbentuk oleh pengaruh penting terhadap keberhasilannya di sekolah
dan masa perkembangan hidupnya di kelak kemudian.

Natur dan Nurture merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menjelaskan karakteristik-karakteristik
individu dalam hal fisik, mental, dan emosioanal pada setiap tingkat perkembangan. Sejauh mana
seseorang dilahirkan menjadi seseorang individu seperti “dia” atau sejauh mana seseorang dipengaruhi
subjek penilitian dan diskusi. Karakteristik yang terkait dengan perkembangan faktor biologis cenderung
lebih bersifat tetap, sedang karakteristik yang berkaitan dengan sosial psikologis lebih banyak
dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

Seorang bayi yang baru lahir merupakan hasil dari dua garis keluarga, yaitu garis keluarga ayah dan garis
keluarga ibu. Sejak saat terjadinya perubahan atau konsepsi kehidupan yang baru itu secara
berkesinambungan dipengaruhi banyak dan bermacam-macam faktor lingkungan yang merangsang.
Masing-masing perangsangan tersebut, baik terpisah atau terpadu dengan rangsangan lain, semuanya
membantu perkembangan-perkembangan potensi-potensi biologis demi terbentuknya tingkah laku
manusia yang dibawa sejak lahir. Hal itu akhirnya membentuk suatu pola karakteristik yang dapat
mewujudkan seseorang sebagai individu yang berkarakteristik berbeda dengan individu-individu lain.

2. Perbedaan Individu

Pembahasan tentang aspek-aspek perkembangan individu dikenali ada dua hal yang menonjol, yaitu :
umumnya manusia mempunyai unsur kesamaan dalam pola perkembangannya dan pola yang bersifat
umum itu manusia cenderung berbeda fisik dan nonfisik.

Individu menunjukkan kedudukan orang perorang atau perseorangan. Sifat individu adalah sifat yang
berkaitan orang perseorangan, berkaitan perbedaan individual dengan perseorangan. Ciri atau
karakteristik orang yang satu berbedda dengan yang lainnya, dengan kata lain, makna perbedaan
individu menyangkut variasi yang terjadi baik variasi aspek fisik maupun psikologis. Perbedaan yang
segera dikenali oleh guru terhadap siswanya adalah perbedaan fisiknya,seperti : warna kulit, tinggi
badan, berat badan, bentuk muka, warna rambut, cara berdandannya, sedangkan perbedaan aspek
psikilogisnya adalah perilakunya malas/kerajinannya, kepandaiannya, motivasinya, bakatnya. dsb.
Berikut adalah beberapa perbedaan pada individu.

a. Perbedaan Kognitif

Menurut Bloom, proses belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah menghasilkan tiga
pembentukan kemampuan yang dikenal sebagai taxonomi Bloom, yaitu kemampuan kognitif, afektif
dan psikomotorik. Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada dasarnya kemampuan kognitif merupakan hasil belajar. Hasil
belajar dalam hal ini merupakan perpaduan antara pembawaan dengan pengaruh lingkungan. Proses
pembelajaran adalah upaya menciptakan lingkungan yang bernilai positif, diatur dan direncanakan
untuk mengembangkan faktor dasar yang dimiliki oleh anak.

Tingkat kemampuan kognitif tergambar pada hasil belajar yang diukur dengan tes hasil belajar. Tes hasil
belajar menghasilkan kemampuan kognitif yang bervariasi, sebab pada dasarnya setiap individu memiliki
persepsi tentang hasil pengamatan terhadap suatu objek yang berbeda-beda. Intelegensi (IQ) sangat
mempengaruhi kemampuan kognitif seseorang. Hasil – hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai
kemampuan kognitif berkolerasi positif dengan tingkat kecerdasan seseorang.

b. Perbedaan dalam Kecakapan Bahasa

Bahasa adalah salah satu kemampuan individu yang penting sekali dalam kehidupannya. Kemampuam
berbahasa merupakan kemampuan individu untuk menyatakan buah pikirannya dalam bentuk ungkapan
kata dan kalimat yang bermakna, logis, dan sistematis. Kemampuan berbahasa setiap individu berbeda.
Kemampuan ini sangat dipengaruhi oleh faktor kecerdasan dan faktor lingkungan termasuk faktor fisik
(organ untuk bicara). Lancar atau tidaknya kemampuan berbahasa seseorang bergantung pada kondisi
lingkungan dan pembiasaannya dalam berkomunikasi.

c. Perbedaan dalam Kecakapan Motorik

Kecakapan motorik atau kemampuan psikomotorik merupakan kemampuan untuk melakukan


koordinasi kerja syaraf motorik yang dilakukan oleh syaraf pusat (otak) untuk melakukan kegiatan.
Kegiatan ini terjadi karena kegiatan kerja syaraf yang sistematis. Alat indra menerima rangsangan,
rangsangan tersebut diteruskan melalui syaraf sensoris ke syaraf pusat (otak) untuk diolah, dan hasilnya
dibawa oleh syaraf motorik untuk memberikan reaksi dlamm bentuk gerakan- gerakan atau kegiatan.
Dengan demikian ketepatan kerja jaringan syaraf akan menghasilkan suatu bentuk kegiatanh yang tepat
(sesuai antara rangsangan dan responnya). Kerja ini akan menggambarkan tingkat kecakapan motorik.

Syaraf pusat (otak) yang melaksanakan fungsi sentral dalam proses berfikir merupakan faktor penting
dalam koordinasi kecakapan motorik. Ketidak tepatan dalam pembentukan persepsi dan penyampaian
perintah akan menyebabkan kekeliruan respon atau kegiatan yang kurang sesuai dengan tujuan.

Bertambahnya umur seseorang mengindikasikan adanya kematangan. Hal ini akan menunjukkan
kemampuan yang lebih baik dalam berbagai hal, seperti kekuatan untuk mempertahankan perhatian,
koordinasi otot, kecepatan berpenampilan, keajegan untuk mengontrol, dan resisten terhadap
kelelahan. Sehingga semakin bertambahnya usia seseorang akan menunjukkan kecakapan motorik yang
makin tinggi. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik dipengaruhi oleh kematangan fisik dan
tingkat kemampuan berfikir. Karena kematangan fisik dan kemampuan berfikir setiap individu berbeda
sehingga kecakapan motorik setiap individu akan berbeda pula.

d. Perbedaan dalam Latar Belakang

Sekelompok individu dengan perbedaan latar belakang dan pengalaman dapat memperlancar atau
sebaliknya menghambat prestasi belajar mereka. Misalnya, pengalaman-pengalaman belajar yang
dimiliki anak dirumah mempengaruhi prestasinya dalam situasi belajar yang disajikan di sekolah.
Latar belakang individu dapat dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar. Faktor dari dalam misalnya,
kecerdasan, kemauan, bakat, minat, emosi, perhatian, kebiasaan bekerja sama, dan kesehatan yang
mendukung belajar. Anak-anak juga berbeda diapandang dari segi latar belakang budaya dan etnis.
Motivasi untuk belajar berbeda antara budaya yang satu dengan budaya yang lainnya. Perbedaan latar
belakang, yang mliputi perbedaan sisio-ekonomi sosio cultural, amat penting artinya bagi perkembangan
anak. Akibatnya anak-anak pada umur yang sama tidak selalu berada pada tingkat kesiapan yang sama
dalam menerima pengaruh dari luar yang lebih luas.

e. Perbedaan dalam Bakat

Bakat adalah kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir. Bakat dapat juga diartikan sebagai
kemampuan dasar yang menentukan sejauh mana keberhasilan seseorang untuk memperoleh keahlian
atau pengetahuan tertentu bilamana seseorang diberi latihan-latihan tertentu. Misalnya seseorang yang
mempunyai bakat numerical yang baik, bila diberi latihan-latihan akuntansi keuangan, akan mudah
untuk menguasai masalah akuntansi, begitu pula sebaliknya.

Bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau ketrampilan yang relatif bisa
bersifat umum (misalnya bakat intelektual umum) atau khusus (bakat akademis khusus). Bakat khusus
juga disebut juga talent.

Anak yang memiliki bakat istimewa sering kali memiliki tahap perkembangan yang tidak serentak. Ia
dapat hidup dalam berbagai usia perkembangan, misalnya: anak berusia tiga tahun, kalau sedang
bermain seperti anak seusianya, tetapi kalau membaca seperti anak berusia 10 tahun, kalau
mengerjakan matematika seperti anak usia 12 tahun, dan kalau berbicara seperti anak berusia lima
tahun. Yang perlu dipahami adalah bahwa anak berbakat umumnya tidak hanya belajar lebih cepat,
tetapi juga sering menggunakan cara yang berbeda dari teman-teman seusianya. Hal ini tidak jarang
membuat guru di sekolah mengalami kesulitan, bahkan sering merasa terganggu dengan anak-anak
seperti itu. Di samping itu anak berbakat istimewa biasanya memiliki kemampuan menerima informasi
dalam jumlah yang besar sekaligus.

Perkembangan bakat dimiliki secara individual. Bakat akan berkembang dengan baik jika mendapat
rangsangan atau kesempatan dan pemupukan secara tepat. Sebaliknya, bakat tidak dapat berkembang
sama sekali manakala lingkungan tidak memberikan kesempatan untuk berkembang.

f. Perbedaan dalam Kesiapan Belajar

Belajar adalah sebuah proses yang berkesinambungan dari sebuah pengalaman yang akan membuat
suatu individu berubah dari tidak tahu menjadi tahu (kognitif), dari tidak mau menjadi mau (afektif) dan
dari tidak bisa menjadi bisa (psikomotorik), misalnya seseorang anak yang belajar mengendarai sepeda
akan terlebih dahulu diberi pengarahan oleh orang tuanya lalu anak tersebut mencoba untuk
mengendarai sepeda hingga menjadi bisa.

Proses belajar dipengaruhi kesiapan murid, yang dimaksud dengan kesiapan ialah kondisi individu yang
memungkinkan ia dapat belajar. Berkenaan dengan hal itu terdapat berbagai macam taraf kesiapan
belajar untuk suatu tugas khusus. Seseorang siswa yang belum siap untuk melaksanakan suatu tugas
dalam belajar akan mengalami kesulitan atau malah putus asa. Yang termasuk kesiapan ini ialah
kematangan dan pertumbuhan fisik, intelegensi latar belakang pengalaman, hasil belajar yang baku,
motivasi, persepsi dan faktor-faktor lain yang memungkinkan seseorang dapat belajar. Sedangkan
Proses kematangan dan belajar akan sangat menentukan kesiapan belajar pada seseorang, misalnya
seseorang yang proses kematangan dan belajarnya baik akan memiliki kesiapan belajar yang jauh lebih
baik dengan seseorang yang proses kematangan dan belajarnya buruk. Perbedaan kesiapan individu
tidak saja disebabkan oleh keragaman dalam rentang kematangan tetapi juga oleh keragaman dalam
latar belakang sebelumnya.

Kondisi fisik yang sehat dalam kaitanya dengan kesehatan dan penyesuaian diri yang memuaskan
terhadap pengalaman-pengalaman disertai dengan rasa ingin tahu yang amat besar terhadap orang-
orang dan benda-benda membantu perkembangan berbahasa dan belajar yang diharapkan. Sikap
apatis, pemalu dan kurang percaya diri akibat dari kesehatan yang kurang baik, cacat tubuh dan latar
belakang yang miskin pengalaman, mempengaruhi perkembangan pemahaman dan ekspresi diri.

C. Aspek-Aspek yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Individu

1. Pertumbuhan Fisik

Pertumbuhan fisik adalah perubahan fisik dari kecil atau pendek menjadi besar dan panjang yang
prosesnya terjadi sejak sebelum lahir hingga dewasa. Berikut masa-masa pada pertumbuhan fisik.

a. Pertumbuhan Sebelum Lahir

Pertumbuhan sebelum lahir dimulai ketika proses pembuahan (pertemuan sel telur dan sperma) yang
membentuk suatu sel kehidupan yaitu embrio. Embrio yang berumur satu bulan berukuran sekitar
setengah sentimeter, kemudian pada umur dua bulan membesar menjadi dua setengah sentimeter
(disebut janin). Kemudian umur tiga bulan janin sudah membentuk bayi dalam ukuran kecil. Masa ini
merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan manusia yang sangat kompleks, karena merupakan
awal terbentuknya organ-organ tubuh dan tersusunnya jaringan syaraf membentuk system yang
lengkap. Masa ini berakhir setelah kelahiran.

b. Pertumbuhan Setelah Lahir

Pertumbuhan ini merupakan kelanjutan dari pertumbuhan sebelum lahir. Dalam tahun pertama
pertumbuhannya, ukuran panjang badan bertambah sekitar sepertiga dari panjang badan dan beratnya
akan bertambah menjadi tiga kalinya. Pertumbuhan fisik yang paling cepat adalah ketika usia 8 sampai
15 tahun yang biasanya disebut ledakan pertumbuhan pubertas. Selanjutnya akan memasuki periode
tenang sampai tahap dewasa lalu tua. Tinggi badan manusia akan tetap, namun berat badan bisa
berubah-ubah.

2. Perkembangan Intelektual
Intelektual atau pola pikir seseorang berkembang sejalan dengan pertumbuhan syaraf otaknya. Karena
berpikir pada dasarnya menunjukkan fungsi otak, maka kemampuan intelektual dipengaruhi oleh
kematangan syaraf otak yang mampu menunjukkan fungsinya secara baik. Perkembangan intelektual
diawali dengan kemampuan mengenal dunia luar. Awalnya respon terhadap rangsangan dari luar
merupakan aktivitas reflektif, seiring dengan bertambahnya usia aktivitas tersebut berkurangterhadap
setiap rangsangan dari luar dan selanjutnya mulai terkoordinasikan. Perkembangan berikutnya
ditunjukkan pada perilakunya, yaitu tindakan memilih dan menolak sesuatu (proses analisis, evaluasi,
membuat kesimpulan dan diakhiri dengan pembuatan keputusan.

Menurut Piaget (Fatimah, 2006: 24) perkembangan kognitif seseorang mengikuti tahapan berikut ini.

a. Masa Sensorik Motorik (0,0-2,5 tahun)

Masa ini adalah masa ketika bayi menggunakan system penginderaan dan aktivitas motorik untuk
mengenal lingkungannya. Ia memberikan reaksi motorik terhadap rangsangan yang diterimanya dalam
bentuk refleks, seperti refleks mencari putting susu ibu, refleks menangis, refleks kaget, dan lain-lain.
Refleks-refleks ini kemudian berkembang menjadi gerakan-gerakan yang lebih canggih, misalnya
berjalan.

b. Masa Pra-Operasional (2,0-7,0 tahun)

Ciri khas masa ini adalah kemampuan anak dalam menggunakan simbol yang mewakili suatu konsep.
Kemampuan simbolik ini memungkinkan seorang anak melakukan tindakan-tindakan yang berkaitan
dengan hal-hal yang telah dilihatnya. Misalnya, seorang anak yang pernah melihat dokter sedang
praktik, ia akan bermain dokter-dokteran.

c. Masa Konkreto Pra-Rasional (7,0-11,0 tahun)

Pada tahap ini, anak sudah dapat melakukan berbagai tugas yang konkret. Ia mulai mengembangkan
tiga macam operasi berpikir, yaitu identifikasi (mengenali sesuatu), negasi (mengingkari sesuatu), dan
reprokasi (mencari hubungan timbal-balik antara beberapa hal).

d. Masa Operasional (11,0-dewasa)

Pada usia remaja dan seterusnya, seseorang akan mampu berpikir abstrak dan hipotesis. Pada tahap ini,
ia mampu memperkirakan hal-hal yang mungkin terjadi. Ia dapat mengambil kesimpulan dari suatu
pernyataan. Misalnya mainan A lebih mahal daripada mainan B dan mainan C lebih murah daripada
mainan B, maka ia dapat menyimpulkan mainan yang paling mahal dan yang paling murah.

3. Bakat Khusus

Bakat adalah kemampuan khusus yang dimiliki oleh setiap individu yang memerlukan rangsangan atau
latihan agar berkembang dengan baik. Seseorang yang memiliki bakat akan mudah diamati karena
kemampuan yang dimilikinya berkembang dengan pesat. Sedangkan menurut Guilford, bakat mencakup
tiga dimensi, yaitu dimensi perseptual, dimensi psikomotor, dan dimensi intelektual. Ketiga dimensi
tersebut mengilustrasikan bahwa bakat mencakup kemampuan dalam penginderaan, ketepatan dan
kecakapan menangkap makna, kecepatan dan ketepatan bertindak, serta kemampuan berfikir intelegen.
Atas dasar bakat yang dimilikinya seorang individu akan mampu menunjukkan kelebihan dalam
bertindak dan menguasai serta memecahkan masalah dibandingkan dengan orang lain. Bakat khusus
merupakan salah satu kemampuan untuk bidang tertentu seperti bidang seni, olahraga, atau
keterampilan.

4. Sosial

Manusia adalah makluk social. Manusia tidak mampu hidup seorang diri tanpa bantuan orang lain. Sejak
lahir manusia yang belum mengenal orang-orang di sekitarnya, berangsur- angsur mulai berkembang
untuk mengenal dunia luar, meresponnya dan akhirnya saling kenal mengenal saling membantu satu
sama lain.

5. Bahasa

Bahasa merupakan alat komunikasi yang bias berupa tanda, gerak, suarayang berguna untuk
menyampaikan isi pikiran kepada orang lain. Kemampuan berbahasa seseorang mulai ada dan
berkembang sejak ia dilahirkan. Kemampuan itu mulai tampak dengan adanya ungkapan-ungkapan
sederhana yang berupa tangisan yang menggambarkan rasa sedih dan kecewa, sennyum sebagai
ungkapan rasa senang dan ekspresi-ekspresi lainnya yang terlihat pada masa bayi. Kemampuan
berbahasa itu berangsur-angsur mulai berkembang seiring dengan bertambahnya usia hingga ungkapan
itu dapat dimengerti dan bias berkomunikasi dengan orang lain.

6. Sikap, Nilai dan Moral

Dalam perjalanan hidup seorang manusia, pembelajaran terhadap nilai, moral, dan sikap tidak serta
merta muncul sejak lahir. Hal itu disebabkan karena pada masa itu belum ada kemampuan untuk
berinteraksi dan mengenal dunia luar. Seiring dengan perkembangan usia, mereka mulai berinteraksi
dengan dunia luar. Dalm hal ini khususnya orang tua yang memegang peranan penting dalam upaya
penanaman nilai, sikap dan moral pada diri anak. Walaupun pada masa ini upaya ini masih berupa
paksaan saja, dalam artian anak masih belum mengerti akan maknanya, anak lama klelamaan akan
terbiasa dan pada akhirnya dapat terbawa dalam jiwa mereka saat mereka dewasa kelak.

D. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Individu

Sejak awal tahun 1980-an semakin diakuinya pengaruh keturunan (genetik) terhadap perbedaan
individu. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian perilaku genetic yang mendukung, pentingnya
pengaruh keturunan menunjukkan tentang pentingnya pengaruh lingkungan. Perilaku yang kompleks
yang menarik minat para ahli psikologi (misalny temperamen, kecerdasan dan kepribadian) mendapat
pengaruh yang sama kuatnya baik dari faktor-faktor lingkungan maupun keturunan (genetik).
Aspek-aspek yang mempengaruhi faktor genetik, menurut Santrok (1992), banyak aspek yang
dipengaruhi laktor genetik. Para ahli genetik menaruh minat yang sangat besar untuk mengetahui
dengan pasti tentang variasi karakteristik yang dapat dipengaruhi oleh faktor genetik. Kecerdasan dan
temperamen merupakan aspek-aspek-yang paling banyak ditelaah yang dalam perkembangannya
dipengaruhi oleh keturunan.

1. Kecerdasan

Arthur Jensen (1969) mengemukakan pendapatnya bahwal kecerdasan itu diwariskan (diturunkan). Ia
juga mengemukakan bahwa lingkungan dan budaya hanya mempunyai peranan minimal dalam
kecerdasan.

2. Temperamen

Temperamen adalah gaya-perilaku karakteristik individu dalam merespons. Ahli-ahli perkembangan


sangat tertarik mengenai temperamen bayi. Sebagian bayi sangat aktif menggerak-gerakkan tangan, kaki
dan mulutnya dengan keras, sebagian lagi lebih tenang, sebagian anak menjelajahi lingkungannya
dengan giat pada waktu yang lama dan sebagian lagi tidak demikian.

3. Interaksi keturunan dan lingkungan dalam perkembangan

Keturunan dnn lingkungan berjalan bersama atau bekerja sama dan menghasilkan individu dengan
kecerdasan, temperamen tinggi dan berat badan, minat yang khas.

Tinggi rendahnya mutu hasil perkembangan peserta didik terdiri dari faktor-faktor sebagai berikut.
(Ngalim Purwanto, 1999: 55).

1. Pembawaan

Pembawaan di tentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang di bawa sejak lahir.

2. Kematangan

Tiap orang dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tiap organ (fisik
maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan
fungsinya masing-masing.

3. Pembentukan

Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan
intelejensi.

4. Minat dan pembawaan yang khas

Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu.
Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk
berinteraksi dengan dunia luar.
5. Kebebasan

Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu dalam
memecahkan masalah-masalah. Perkembangan anak pada dasarnya adalah perubahan-perubahan yang
terjadi dalam seluruh dimensi yang ada dalam diri anak, baik dimensi fisik, dimensi sosial, dimensi
emosi, kognitif (berpikir), dan dimensi spiritual. Dimensi-dimensi perkembangan anak meliputi fisik,
sosial, emosi, kognitif, dan spiritual berhubungan erat satu sama lain. Perubahan dalam satu dimensi
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh dimensi lain. Perkembangan dalam satu dimensi dapat membatasi
atau memfasilitasi perkembangan pada dimensi-dimensi lainnya (Sroufe, Cooper, & DeHart 1992;
Kostelnik, Soderman, & Whiren 1993 dalam Irwan Nuryana K, 2008).

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Manusia merupakan kesatuan dari makhluk individu dan sosial, kesatuan jasmani dan rohani, dan
sebagai makhluk Tuhan. Artinya manusia merupakan kesatuan individu yang utuh dan tidak dapat
dipisahkan.

Pertumbuhan adalah proses perubahan fisiologis yang bersifat progresif dan kontinu berlangsung
dalam periode tertentu. Contoh : Bertambahnya berat, tinggi badan, lingkar tubuh menjadi lebih besar,
dan organ tubuh menjadi lebih sempurna.

Perkembangan adalah seagai suatu proses yang bersifat progesif dan menyebabkan tercapainya
kemampuan dan karakteristik psikis yang baru. Perkembangan dapat dicapai karena adanya proses
belajar dan proses belajar hanyalah mungkin berhasil bila jika ada kematangan. Contoh Perkembangan :
Berkembangnya intelek dan daya pikir seseorang yang sejalan dengan pertumbuhan syaraf otaknya,
berkembangnya kemampuan berbahasa.

Setiap individu memiliki karakteristik bawaan (heredity) dan lingkungan (environment). Karakteristik
bawaan merupakan karakter keturunan yang dibawa sejak lahir baik yang berkaitan dengan faktor
biologis maupun sosial psikologis. Kepribadian, perilaku, apa yang diperbuat, dipikirkan, dan dirasakan
oleh seorang (individu) merupakan hasil dari perpaduan antara faktor biologis sebagaimana unsur
bawaan dan pengaruh lingkungan.

Pembahasan tentang aspek-aspek perkembangan individu dikenali ada dua hal yang menonjol, yaitu :
umumnya manusia mempunyai unsur kesamaan dalam pola perkembangannya dan pola yang bersifat
umum itu manusia cenderung berbeda fisik dan nonfisik. Disini dibahas perbedaan individu dalam hal
perbedaan kognitif, perbedan dalam kecakapan bahasa, perbedaan dalam kecakapan motorik,
perbedaan dalan latar belakang, perbedaan dalam bakat, dan perbedaan dalam kesiapan belajar.

Aspek yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu adalah pertumbuhan fisik,
perkembangan intelektual, bakat khusus, sosial, bahasa, sikap, nilai dan moral.

B. Saran

Sebagai calon tenaga pendidik harus mengetahui perbedaan individu peserta didik, karena setiap
pendidik mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.

DAFTAR PUSTAKA

Fatimah, Enung. 2010. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik). Bandung : Pustaka
Setia.

Sunarto dan Agung Hartono. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.

Yusuf, Syamsu dan Nani M. Sugandhi. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

Anda mungkin juga menyukai