Anda di halaman 1dari 32

MEDIA PEMBELAJARAN

Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium”
yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau
pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Disamping sebagai sistem
penyampai atau pengantar, media yang sering diganti dengan kata mediator
menurut Fleming adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua
pihak dan mendamaikannya.

Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pelajar, pengajar,


bahan ajar. Jadi, media pembelajaran yaitu perantara atau pengantar sumber pesan
pembelajaran kepada penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang
media pembelajaran. Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran
adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran. Sementara itu, briggs (1977) berpendapat bahwa media
pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi atau
materi pembelajaran.

Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar


mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar. Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat
bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi
pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan, National
Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah
sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk
teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat
merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat
mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

A. Fungsi dan Taksonomi Media Pembelajaran


1. Fungsi Media Pembelajaran
Levie dan Lentz mengemukakan empat fungsi media pembelajara
khususnya media visual yaitu:
a. Fungsi Atensi media visual merupakan inti yaitu menarik dan
mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi
pembelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang di tampilkan
atau menyertai teks materi pembelajaran. Materi pelajaran yang tidak
disenangi dialihkan menggunakan media gambar yang di proyeksikan
melalui overhead projector sehingga kemungkinan menerima pelajaran
lebih besar.
b. Fungsi Afektif media visual dapat terlihat dari tinggkat kenikmatan
siswa ketika belajar teks bergambar. Gambar atau lambang visual dapat
mengubah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut
masalah sosial atau ras.
c. Fungsi Kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian
yang mengungkapkan bahwa lambang visual memperlancar pencapaian
tujuan untukmemahami dan mengingat informasi atau pesan yang
terkandung daam gambar.
d. Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian
bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks
membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan
informasi dalam teks dan mengingatnya kembali dengan kata lain,
media pembelajaran berfungsi mengakomodasikan siswa yang lemah
dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan
dengan teks atau disajika secara verbal.1

Fungsi media komunikasi yaitu,

a. Edukatif
Fungsi utamanya yaitu mendidik, karena memberi pengaruh pada
pendidikan. Pendidikan bukan saja berlangsung di dalam sekolah, juga
berlangsung di luar sekolah, di dalam semua interaksi sosial, surat kabar,
sebagai media pers, berfungsi mendidik masyarakat agar berpikir kritis. Jadi

1
Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A. Media Pembelajaran, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada 1997), hal
17.
dalam artian yang sempit media komunikasi berfungsi mendidik anak-anak
di sekolah. Sebagai media pendidikan bukan saja berguna sebagai alat bantu
belajar bagi siswa, memberikan pengalaman pendidikan yang bemakna bagi
siswa.
b. Sosial
Tidak hanya memberikan informasi yang autentik dan pengalaman
dalam berbagai bidang kehidupan, akan tetapi juga memberikan konsep
yang sama kepada setiap orang. Pengaruh langsung akan memperluas
pergaulan dan pengalaman tentang orang, adat istiadat, cara bergaul dan
tentang suatu daerah.
c. Ekonomis
Pada masyarakat yang telah maju terutama dalam bidang perdagangan
dan industri cara kerjanya telah intensif. Para pengusaha mempergunakan
media komunikasi untuk meningkatkan produksi melalui pembinaan
prestasi kerja secara maksimal, maupun dalam rangka promosi dan
pemasaran hasil prduksi ke seluruh dunia. Dengan menggunakan media
massa memberikan sumbangan yang tidak sedikit terhadap keuntungan
perusahaan. Jadi jelas media memiliki fungsi yang ekonomis yang tidak
bisa diabaikan.
d. Politis
Yang dimaksud disini adalah politik pembagunan yang meliputi
pembangunan fisik materil dan mental-spiritual. Pembangunan
dilaksanakan di tingkat nasional, regional, daerah sampai pedesaan. Dalam
hal ini media komunikasi di perlukan untuk pemahaman masyarakat dalm
penyelenggaraan pembangunan menggunakan siaran radio, pertunjukan
film tentang pembangunan dan lain-lain.
e. Seni budaya
Berkat kemajuan dalam bidang teknologi kemediaan ini maka
mendorong perubahan-perubahan kehidupan dalam hampir semua dimensi
kebudayaan manusia. Perkembangan dalam bidang seni budaya dengan
mudah tersebar keseluruh penjuru dunia melalui penggunaan alat-alat
media.2
2. Taksonomi media pembelajaran
Istilah taksonomi (taxonomy) berasal dari bahasa Yunani (Greek)
yang terdiri dari dua kata “taxis” yang berarti pengaturan dan “nomos”
berarti ilmu pengetahuan. Kata taxis juga merujuk pada struktur pada
hierarki yang dibangun dalam suatu klasifikasi taksonomi pembelajaran
yaitu klasifikasi tujuan pembelajaran berdasarkan domain pengetahuan,
sikap dan keterampilan yang diidentifikasi dalam tiga domain, kognitif,
afektif dan psikomotorik.3
Pengertian taksonomi menurut para ahli yaitu:
a. Menurut Rudy Bretz
Mengidentifikasikan ciri utama dari media menjad tiga unsur pokok
yaitu suara, visual, dan gerakan. Visual dibedakan menjadi tiga yaitu:
gambar, garis, dan simbol yang merupakan suatu yang kontinum dari
bentuk yang dapat ditangkap oleh indra penglihatan. Disamping itu
Bretz juga membedakan antara media siar dan media rekam, sehingga
terdapat delapan klasifikasi media:
 Media audio visual gerak
 Medai audio visual diam
 Media audio semi-gerak
 Media visual gerak
 Media visual diam
 Media semi-gerak
 Media audio
 Media cetak
b. Menurut Briggs
Taksonomi lebih mengarah pada karakteristik menurut stimulus atau
rangsang yang dapat ditimbulkan dari media sendiri, yaitu kesesuaian

2
Dr. Oemar Hamalik. Media Pendidikan, (Bandung : PT.Citra Aditya Bakti 1994), hal 12-15.
3
Dr. Muhammad Yaumi, M.Hum, M.A. Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta : Kencana
2013), hal 88.
rangsangan tersebut dengan karakteristik siswa, tugas pembelajaran,
bahan, dan transmisi. Briggs mengidentifikasi 13 macam media yang
dipergunakan dalam proses belajar mengajar yaitu: objek, model, suara
langsung, rekaman audio, media cetak, pelajaran terprogram, papan
tulis, media transparansi, film rangkai, film bingkai, film, televisi, dan
gambar
c. Menurut Gagne
Gagne menyebutkan 7 macam media yaitu: benda untuk
didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar
gerak, film bersuara, dan mesin belajar. Ketujuh kelompok media ini
kemudian dikaitkan dengan kemampuan memenuhi fungsi menurut
tingkat hierarki belajat yang dikembangkannya yaitu pelontar stimulus
belajar, penarik minat belajar, contoh perilaku belajar, memberi kondisi
eksternal, menuntut cara berpikir, memaukkan alih-ilmu, menilai
prestasi, dan pemberi umpan balik.
d. Menurut Edling
Beranggapan bahwa siswa, rangsangan belajar dan tanggapan
merupakan variabel kegiatan belajar denagn media. Ia berpandangan
bahwa pendekatan menurut model Guilford dan Bloom cukup memadai
untuk mengklasifikasikan dimensi siswa dan tanggapan, karena itu ia
dalam usahanya hanya memusatkan pada variabel rangsangan saja.
Menurut Edling, media merupakan abagian dari enam unsur rangsangan
belajar yaitu dua untuk pengalaman audio meliputi kodifikasi subjektif
visual dan kondifikasi objektif audio, dua untuk pengalaman visual
meliputi kodifikasi subjektif audio dan kodifikasi objektif visual, dan
dua pengalaman belajar 3 dimensi meliputi pengalaman langsung
dengan orang dan pengalaman langsung dengan benda.4
B. Media Audio dan Visual Dalam Pembelajaran Kimia
1. Media Audio

4
Dr. Arief S. Sadiman, M.Sc. Media Pendidikan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada 1986), hal 20-
26.
Media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan
disamapaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif, baik
verbal maupun non verbal. Ada beberapa jenis media dapat kita
kelompokkan dalam media audio, antara lain radio, alat perekam pita
magnetik, piringan hitam, dan laboratorium bahasa.
a. Radio
Sebagai suatu media, radio mempunyai beberapa kelebihan jika
dibandingkan dengan media yang lain, yaitu:
1. Harganya relatif murah dan variasi programnya lebih banyak
dari pada TV;
2. Sifatnya dapat dipindahkan. Radio dapat dipindah-pindahkan
dari satu ruang ke ruang lain dengan mudah.
3. Jika digunakan bersama-sama dengan alat perekam radio bisa
mengatasi problem jadwal karena program dapat direkam dan
diputar lagi sesuka kita.
4. Radio dapat mengembangkan daya imajinasi anak
5. Dapat merangsang pertisipasi aktif pendengar. Sambil
mendengarkan, siswa boleh menggambar, menulis, melihat peta,
menyanyi ataupun menari.
6. Radio dapat memusatkan perhatian siswa pada kata-kata yang
digunakan pada bunyi dan arti.
7. Siaran lewata suara terbukti amat tepat/cocok untuk
mengajarkan musik dan bahasa.
8. Radio dapat mengerjakan hal-hal tertentu secara lebih baik bila
dibandingkan dengan jika dikerjakan oleh guru
9. Radio dapat mengerjakan hal-hal tertentu yang tak dapat
dikerjakan oleh guru.
10. Radio dapat mengatasi batasan ruang dan waktu/ jangkauannya
luas.

Selain kelebihan-kelebihan tersebut, sebagai mmedia pendidikan radio


mempunyai kelemahan-kelemahan pula, antara lain :

1. Sifat komunikasinya hanya satu arah.


2. Biasanya iaran disentralisasikan sehingga guru tak dapat
mengontrolnya
3. Penjadwalan pelajaran dan siaran sering menimbulkan masalah
b. Alat perekam pita magnetik

Alat perekam pita magnetik atau lazimnya orang menyebut tape


recorder adalah salah satu media pendidikan yang tak dapat
diabaikan untuk menyampaikan informasi, karena mudah
menggunakannya. Ada dua macam rekaman dalam alat perekam
pita magnetik yaitu sistem full track recording dan double track
recording. Beberapa kelebihan alat perekam sebagai media
pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Alat perekam pita magnetik mempunyai fungsi ganda yang


efektif sekali, untuk merekam, menampilkan rekaman dan
menghapusnya. Playback dapat dilakukan setelah rekama selesai
dengan mesin yang sama.
2. Pita rekaman dapat diputar berulang-ulang tanpa mempengaruhi
volume
3. Rekaman dapat dihapus secara otomatis dan pitanya bisa dipakai
lagi.
4. Pita rekaman dapat digunakan sesuai dengan jadwal yang ada.
Guru dapat secara lansung mengontrolnya
5. Progra kaset dapat meyajikan kegiatan-kegiatan/hal-hal di lar
sekolah.
6. Program kaset bisa menimbulkan berbagai kegiatan
(diskusi,dramatisasi dan lain-lain)
7. Program kaset dapat memberikan efisiensi dalam pengajaran
bahasa.

Dibandingkan dengan program radio, pogram kaset mempunyai


kelemahan sebagai berikut:

1. Daya jangkauannya terbatas.


2. Dari segi biaya pengadaannya bila untuk sasaran yang banyak
jauh lebih mahal.
c. Laboratorium bahasa
Laboratorium bahasa adalah alat untuk melatih siswa mendengar
dan berbicara dalam bahasa asing dengan cara menyajikan materi
pelajaran yang disiapkan sebelumnya. Media yang di pakai adalah
alat perekam.5
Kaitannya dengan pembelajaran kimia yaitu seperti rekaman penelitian,
survei, dan narasumber, yang akan memudahkan dalam pelaksanaan
pembelajaran serta menggunakan nada lagu untuk menghafal sistem
periodik.
2. Media visual
Media visual mencakup gambar, tabel, grafik, poster, karton, dan
kamera, OHP, slide. Gambar digital, dan panel projeksi liquid crystal
display (LCD) yang dihubungkan dengan komputer ke layar.6

Keberhasilan penggunaan media berbasis visual ditentukan oleh


kualitas dan efektivitas bahan-bahan visual dan grafik itu. Hal ini dapat
dilakukan dengan mengatur dan mengorganisasikan gagasan-gagasan yang
timbul, merencanakannya dengan seksama, dan menggunakan teknik-
teknik dasar visualisasi objek, konsep, informasi atau situasi.

Dalam proses penataan itu harus diperhatikan prinsip-prinsip desain


tertentu, antara lain prinsip kesederhanaan, keterpaduan, dan keseimbangan.
Unsur-unsur visual yang selajutnya perlu dipertimbangkan adalah bentuk,
garis, ruang dan tekstur dan warna.

a. Kesederhanaan
Secara umum kesederhanaan itu mengacu kepada jumlah elemen yang
mengandung dalam suatu visual. Jumlah elemen yang lebih sedikit
memudahkan siswa menangkap dan memahami pesan yang disajikan visual
itu. Pesan atau informasi yang panjang atau rumit harus dibagi-bagi kedalam

5
Ibid. Hal 49-55.
6
Loc.cit. Hal 233.
beberapa bahan visual yang mudah dibaca dan mudah dipahami, demikian
pula teks yang menyertai bahan visual harus di batasi.
b. Keterpaduan
Keterpaduan mengacu pada hubungan yang terdapat di antara elemen-
elemen visual yang ketika diamati akan berfungsi secara bersama-sama.
Elemen-elemen itu harus saling terkait dan menyatu sebagai suatu
keseluruhan sehingga visual itu merupakan suatu bentuk menyeluruh yang
dapat di kenal yang dapat membantu pemahaman pesan informasi yang di
kandungnya.
c. Penekanan
Meskipun penyajian visual dirancang sesederhana mungkin, seringkali
konsep yang ingin disajikan memerlukan penekanaan terhadap satu unsur
yang akan menjadi pusat perhatian siswa.
d. Keseimbangan
Keseimbangan bentuk atau pola yang dipilih sebaiknya ruang penayangan
yang memberikan persepsi keseimbangan meskipun tidak seluruhnya
simetris. Keeimbangan yang keseluruhannya simetris disebut
keseimbangan formal.
e. Bentuk
Bentuk yang aneh dan asing bagi siswa dapat membangkitkan minat dan
perhatian. Oleh karena itu, pemilihan bentuk sebagai unsur visual dalam
penyajian pesan, informasi atau isi pelajaran perlu diperhatikan.
f. Garis
Garis digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur sehingga dapat
menuntun perhatian siswa yang mempelajari suatu urutan-urutan khusus.
g. Tekstur
Tekstur adalah unsurr visual yang dapat menimbulkan kesan kasar atau
halus.
h. Warna
Warna merupakan unur visual yang penting, tetapi ia harus digunakan
dengan hati-hati untuk memperoleh dampak yang baik. Warna digunakan
untuk memberi kesan pemisahan atau penekanan atau untuk membangun
keterpaduan.7

Kaitannya dengan pembelajaran kimia yaitu seperti

1. Media Kartu Cocok

Bagaimana cara menentukan zat produk dari suatu reaksi kimia ? Mengapa
bila logam Na bereaksi dengan asam klorida (HCl) menghasilkan NaCl, sedangkan
jika logam Mg bereaksi dengan asam klorida (HCl) menghasilkan MgCl2 ? Untuk
memahami & menje-laskannya dapat digunakan suatu media “kartu cocok” yang
dapat dibuat secara sederhana tetapi mampu menggambarkan bagaimana hal itu
terjadi.
Contoh media kartu cocok yang dilengkapi perekat sehingga dapat diangkat
dan ditunjukkan kepada orang lain secara mudah nampak pada Gambar 1. Namun
bila ingin membuat tanpa perekatpun sudah cukup digunakan sebagai media untuk
menentukan zat produk dalam suatu reaksi kimia.

2. Media Kartu Konfigurasi Elektron

Untuk menentukan bagaimana konfigurasi elektron tiap kulit untuk suatu


unsur nam-paknya mudah, karena kita hanya menyusun angka 2, 8, 18, dst untuk
kulit K, L, M, dst. Namun kenyataan menunjukkan tidak semua siswa dengan
mudah memahaminya. Dengan bantuan media kartu, mereka dapat belajar sambil
bermain berbaur antar sesama teman dalam kelompoknya masing-masing. Caranya
mudah, kita cukup menyiapkan karton ukuran 15 x15 atau yang lebih besar dari itu,
lalu tuliskan angka 2, 8, 18, 32, dst, termasuk angka 1, 3, 4, 5, 6, 7 sebagai jumlah
elektron akhir dari suatu unsur. Mintalah siswa membentuk konfigurasi suatu unsur

7
Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A. Media Pembelajaran, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada 2013), hal
102-108.
dengan cepat, kelompok yang tercepat mendapat bonus nilai untuk menghargai
kemampuannya.

3. Media Kartu Isomer

Untuk membuat isomer dari suatu senyawa kimia bukan pekerjaan yang
mudah bagi mereka yang tidak mau belajar secara tekun. Media kartu isomer
membantu siswa belajar isomer dengan mudah sekaligus menghibur. Guru cukup
menyediakan kartu C, CH, CH2, CH3, C2H5, C3H7, dll, lalu siswa secara
berkelompok diminta membentuk rumus struktur isomer dari suatu senyawa.

CH3

CH3 CH3 CH2 CH CH2 CH2 CH3


CH2
CH2 CH3
CH3
CH2 CH

4. Media Kartu Tata Nama

Tata nama senyawa karbon dianggap sebagai materi yang sulit oleh
sebagian siswa. Hal ini karena guru biasanya tidak cukup waktu untuk memberikan
contoh berbagai rumus struktur senyawa karbon secara variatif sesuai aturan
penamaannya, sehingga akhirnya ketika siswa menjumpai rumus struktur yang
sedikit berbeda tidak dapat menjawab dengan be-nar. Dengan menggunakan kartu
tata nama, siswa akan memperoleh banyak pengalaman dalam memberikan nama
struktur senyawa karbon bersama temannya dalam bentuk permainan.

5. Media Kartu Acak Unsur

Secara umum siswa-siswa SMA merasa terbebani bila diminta menghafal


sistem periodik unsur, tetapi dengan menggunakan kartu acak unsur kemungkinan
beban itu tidak terasakan lagi, bahkan berganti menjadi senang dan termotivasi
belajar. Kartu ini berisi lambang unsur lengkap dengan nomor dan massa atom.
Warna kertas menyimbulkan fase unsur yang bersangkutan. Ketika siswa
mengambil kartu, maka harus dapat menjawab pertanyaan guru tentang apa yang
tertulis dalam kartu yang diambil.

C. Media Audio-Visual dan Multimedia Pembelajaran Kimia


1. Media Audio-Visual
Media visual yang menggabungkan penggunaan suara memerlukan pekerjaan
tambahan untuk memproduksinya. Salah satu pekerjaan penting yang diperlukan
dalam media audio-visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang
memerlukan persiapan yang banyak, rancangan, dan penelitian.
Naskah yang menjadi bahan narasi disaring dari isi pelajaran yang kemudian
disintesis kedalam apa yang ingin ditunjukkan dan dikatakan. Narasi ini merupakan
penuntun bagi tim produksi untuk memikirkan bagaimana video menggambarkan
atau visualisasi materi pelajaran. Pada awal pelajaran media harus
mempertunjukkan sesuatu yang dapat menarik perhatian semua siswa. Hal ini
diikuti dengan jalinan logis keeluruhan program yang dapat membangun rasa
berkelanjutan sambung-menyambung dan kemudian menuntun kepada kesimpulan
atau rangkuman. Kontinuitas program dapat dikembangkan melalui penggunaan
cerita atau permasalahan yang memerlukan pemecahan.
Berikut adalah beberapa petunjuk praktis penulis untuk menulis naskah narasi:
1) Tulis singkat, padat, dan sederhana
2) Tulis seperti menulis judul berita, pendek dan tepat, berirama, dan mudah
diingat.
3) Tulisan tidak harus berupa kalimat yang lengkap. Pikirkan frase yang dapat
melengkapi visual atau tuntunan siswa kepada hal-hal yang penting.
4) Hindari istilah teknis, kecuali jika istilah itu diberi batasan atau digambarkan
5) Tulislah dalam kalimat aktif
6) Usahakan setiap kalimat tidak lebih dari 15 kata
7) Setelah menulis narasi, baca narasi itu dengan suara keras
8) Edit dan revisi naskah narasi itu sebagaimana perlunya
Storyboard dikembangkan dengan memperhatikan beberapa petunjuk dibawah
ini :
1) Menetapkan jenis visual apa yang akan digunakan untuk mendukung isi
pelajaran, dan mulai membuat sketsanya
2) Pikirkan bagian yang akan diperankan audio dalam paket program. Audio bisa
dalam bentuk: diam, sound effect khusus, suara latar belakang, musik, dan
narasi. Kombinasi suara akan dapat memperkaya paket program itu
3) Lihat dan yakinkan bahwa seluruh isi pelajaran tercakup dalam storyboard
4) Reviu storyboard sambil mengecek hal-hal berikut :
- Semua audio dan grafik cocok dengan teks
- Pengantar dan pendahuluan menampilkan penarik perhatian
- Informasi penting telah dicakup
- Urutan interaktif telah digabungkan
- Strategi dan taktik belajar telah digabungkan
- Narasi singkat padat
- Program mendukung latihan-latihan
- Alur dan organisasi program mudah diikuti dan dimengerti
5) Kumpul dan paparkan semua storyboard sehingga dapat terlihat sekaligus
6) Kumpulkan anggota tim produksi untuk mereviu dan mengeritik storyboard
7) Cara semua komentar, kritik, dan saran-saran
8) Revisi untuk persiapan akhir sebelum memulai produksi.8
Media audio dan audio-visual merupakan bentuk media pembelajaran yang
murah dan terjangkau. Sekali kita membeli tape dan peralatan seperti tape
recorder, hampir tidak diperlukan lagi biaya tambahan karena tape dapat dihapus
setelah digunakan dan pesan baru dapat direkam kembali. Disamping itu, tersedia
pula materi audio yang dapat digunakan dan dapat disesuaikan dengan tingkat
kemampuan siswa. Audio dapat menampilkan pesan yang memotivasi.
Kombinasi Slide dan Suara
Gabungan slide dengan tape audio adalah jenis sistem multimedia yang paling
mudah di produksi. Sistem multimedia ini serbaguna, mudah digunakan, dan
cukup efektif untuk pembelajaran kelompok atau pembelajaran perorangan dan

8
Ibid. Hal. 91-93.
belajar mandiri. Jika didesain dengan baik, sistem multimedia gabungan slide dan
tape dapat membawa dampak yang dramatis dan tentu saja dapat meningkatkan
hasil belajar.
Media pembelajaran gabungan slide dan tape dapat digunakan pada berbagai
lokasi dan untuk berbagai tujuan pembelajaran yang melibatkan gambar-gambar
guna menginformasikan atau mendorong lahirnya respons emosional. Tayangan
satu atau seperangkat gambar bisa disertai oleh satu narasi yang sesuai sebagai
pengantar dan pembelajaran pendahulua dari satu unit pelajaran. Narasi lain dapat
disertakan terutama untuk menyajikan pelajaran secara lebih rinci. Langkah-
langkah pengembangan media pembelajaran slide-tape yang sederhana adalah
sebagai berikut :
1. Menganalisis karakteristik siswa (karakteristik umum dan pengetahuan
awal)
2. Menetapkan tujuan pembelajaran (pengetahuan yang akan diperoleh, sikap
yang ingin ditanamkan, dna ketrampilan yang ingin dikembangkan)
3. Setelah menyelesaikan langkah (1) dan (2), guru sudah memiliki gagasan
yang jelas tentang bagaimana penyajian itu akan digabungkan ke dalam
rencana pembelajaran keseluruhan, teruama pengaturan mengenai bagian
mana yang mendahului dan bagian mana yang mengikuti penyajian itu.
4. Dengan menggunakan kartu indeks (ukuran 8 x 14 cm), buatlah sketsa
gambar visual yang muncul pada saat membayangkan bagian-bagian utama
bahasan (isi) pelajaran.
5. Pada bagian bawah sketsa tulislah pernyataan singkat yang dapat
menangkap butir inti yang disajikan.
6. Buatlah satu kartu untuk gagasan yang menuntun kedalam kandungan isi
yang baru saja dibuat sketsanya, kemudian buatlah yang lain mengikuti
yang pertama (urut-urutan).
7. Jika sudah tidak ada lagi gagasan dalam mata rantai pertama, pindahlah ke
gagasan utama yang kedua yang belum masuk dalam urutan di atas.
8. Aturlah kartu-kartu itu menurut urutannya yang logis. Teknik ini dikenal
sebagai storyboarding.
9. Edit dan revisi kartu-kartu rencana tadi dengan mempertimbangkan aspek
kepraktisannya.
10. Gunakan catatan untuk mempersiapkan naskah audio.
11. Latih penyajian media pembelajaran ini beberapa kali dengan
mengandaikan kartu-kartu itu sebagai slide yang ditayangkan di layarkan.9
2. Multimedia
Pada dasarnya Multi Media Pendidikan merupakan suatu kombinasi dari
beberapa media pendidikan dan didiayagunakan secara berencana dan sistematis
dalam proses intruksional atau proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan
instruksional tertentu.
a. Multimedia dalam proses Instruksional
Memang, multimedia menempati kedudukan yang penting dalam tahap
berurutan kegiatan belajar mengajar, oleh karena itu penggunaan media tidak
hanya satu media saja, melainkan digunakan bentuk-bentuk kombinasi beberapa
media. Penggunaan media secara multi ternyata memberikan kesempatan luas
bagi siswa untuk melakukan belajar mandiri disamping terjadinya komunikasi
yang lebih efektif antara siswa dan guru.
b. Konsep Multi Media Pendidikan
Multi media adalah seperangkat media yang merupakan kombinasi dari
beberapa media yang relevan dalam hubungannya dengan tujuan-tujuan
instruksional. Dalam kamus pendidikan kita menemukan bahwa “Multi-media a
term used to describe : (a) collection, or groups of documents in several media,
(b) a work designed to be a presented through the integrated use of more than one
medium. Rumusan yang mengacu bahwa multi media merupakan kelompok
dokumen yang terdapat pada berbagai jenis media dan penggunaannya secara
terpadu dalam bidang pekerjaan yang telah di desain. Dalam rumusan tersebut
terkandung pengertian bahwa suatu dokumen sesungguhnya adalah isi pesan yang
terdapat dalam kelompok media (yang berarti lebih dari satu media), dan
menunjuk pada keterpaduan dalam penggunaannya dalam rangka menyajikan
suatu pekerjaan (misalnya kegiatan instruksional).
c. Perangkat Multi Media

9
Ibid. Hal. 146-149.
Pemilihan dan penentuan perangkat multi media berdasarkan tujuan
instruksional yang hendak dicapai dan kondisi lingkungan belajar yang diciptakan
untuk mencapai tujuan tersebut. Beberapa media yang dapat dipilih adalah
gambar, slide, filmstrip, rekaman, transparan, video tape, dan sebagainya.
Gambar
Media ini menyajikan hal secara rinci dan bersifat sederhana, serta mudah di
amati. Penyajiannya tidak memerlukan perlengkapan yang rumit dan harganya
relatif murah serta mudah didapat. Penggunaannya dapat membantu
meningkatkan pengenalan dan pemahaman para siswa tentang suatu materi.
Slide
Media ini pada prinsipnya sama dengan gambar tercetak, tetapi penyajiannya
dilakukan dengan menggunakan proyektor. Pembuatannya diperlukan
ketrampilan khusus, tetapi dapat dibuat dalam bentuk berwarna, lebih realistik,
orisinal, mudah direvisi, diadaptasikan, dan mudah disusun kembali serta
dikombinasikan dengan media lain.
Filmstrip
Media ini prinsipnya sama dengan media slide, hanya sudah tersusun dalam
satu unit dan gambar ini tersusun dalam urutan yang ketat.
Rekaman
Media ini dapat digunakan untuk menyajikan hampir semua mata ajaran,
bersifat luwes, dan mudah disesuaikan dengan kebutuhan. Disamping itu media
ini mudah dioperasikan dan relatif murah harganya.
Transparan
Pada prinsipnya sama dengan media gambar. Penyajian dengan OHP, dapat
digunakan untuk mengajarkan hampir semua mata ajaran. Disamping mudah
dibuat juga mudah digunakan serta dapat diamati oleh kelas.
Video Tape
Media ini dapat merekam dan menyajikan nya dengan TV, sangat efektif tetapi
harganya mahal dan teknisnya agak rumit. Media ini banyak digunakan dalam
rangka micro teaching. Berbagai media lainnya dapat dikombinasikan dengan
video tape untuk meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar.
d. Nilai Multi Media Pendidikan
Penggunaan Multi Media dalam proses intruksional mengandung manfaat atau
nilai tertentu, antara lain :
1) Multi Media dapat membantu siswa mempelajari bahan pelajaran yang luas,
yang memuat berbagai konsep. Fakta prinsip, sikap ketrampilan, disamping
banyak macam ragamnya juga sangat bervariasi, sehingga memerlukan
berbagai media untuk menyampaikannya.
2) Multi Media dapat menumbuhkan motivasi belajar, sikap dan cara belajar yang
lebih efektif serta menumbuhkan persepsi yang lebih tinggi terhadap hal yang
dipelajari.
3) Multi Media membantu siswa dan guru dalam proses instruksional suatu
bidang studi, yang didukung secara muldisipliner, masing-masing disiplin itu
mengandung banyak bahan yang harus dipelajari.
4) Multi Media turut meningkatkan kepuasan dan keberhasilan sesuai dengan
keinginan guru .
5) Membantu siswa yang umumnya berkecendrungan mempelajari banyak hal
dan sekaligus mendalaminya.
6) Multi Media membantu siswa dan guru dalam proses instruksional untuk
memenuhi tuntunan kurikulum yang senantiasa berkembang sejalan dengan
ilmu pengetahuan dan tekhnologi.10
Kaitannya dengan pembelajaran kimia yaitu seperti penggunaan powerpoint
dalam bentuk slide yang mudah di pahami oleh siswa, slide ini hanya berisi point-
point penting yang ditambahkan sedikit animasi bergerak, tampilan beberapa
video yang dapat membangkitkan minat siswa dalam memahami pelajaran
tersebut dan pembuatan aplikasi yang edukatif yang dapat diterapkan kesiswa
contohnya seperti pembuatan bentuk atom yang bergerak, atom pusat yang di
kelilingi oleh elektron.
D. Penyusunan dan Pemanfaatan Produksi Media Pembelajaran Kimia
Perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai proses penyusunan
materi pelajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunaan pendekatan dan

10
Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti 1994), hal. 186-190.
metode pembelajaran, dan penilaian dalam alokasi waktu tertentu untuk menapai
tujuan yang telah ditentukan.

1) Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


1. Pengembangan Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok
mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu,
dan sumber belajar.
Silabus dapat dilakukan pengembangannya oleh para guru secara
mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah,
kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada Pusat
Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan. Hal tersebut mengingat
bahwa sebagai tenaga profesional yang memiliki tanggung jawab langsung
terhadap kemajuan belajar siswanya, seorang guru diharapkan mampu
mengembangkan silabus sesuai dengan kompetensi mengajarnya secara
mandiri. Di sisi lain, guru dianggap sebagai orang yang lebih mengenal
karakteristik siswa dan kondisi sekolah serta lingkungannya.
Berkenaan dengan penyusunan silabus di atas, Dinas Pendidikan
setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan bentuk sebuah
tim yang terdiri atas para guru berpengalaman di bidangnya masing-
masing. Dalam pengembangan silabus ini sekolah, KKG, atau Dinas
Pendidikan dapat meminta bimbingan teknis dari Perguruan Nasional.
Bimbingan tersebut meliputi hal-hal yang berkaitan dengan tekni-teknik
pengembangan silabus itu sendiri, teknik-teknik pemilihan dan
pengembangan media pembelajaran dan hal-hal lainnya.
2. Prinsip-Prinsip Pengembangan Silabus
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan para pengembang silabus,
yakni:
a. Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
b. Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam
silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial,
emosional, dan spritual peserta didik.
c. Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam
mencapai kompetensi.
d. Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten antara kompetensi dasar, indikator,
materi pokok/ pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan
sistem penilaian.
e. Memadai
Cakupan indikator, materi pokok/ pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian
kompetensi dasar.
f. Aktual dan Kontekstual
Cakupan indikator, materi pokok/ pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu,
teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang
terjadi.
g. Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta
didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan
tuntutan masyarakat.
h. Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif,
afektif, psikomotor).
3. Tahapan Pengembangan Silabus
Dalam melakukan pengembangan silabus, para guru pengembang
hendaknya melakukan tahapan sebagai berikut :
1. Perencanaan: Tim yang ditugaskan untuk menyusun silabus terlebih
dahulu perlu mengumpulkan informasi dan mempersiapkan kepustakaan
atau referensi yang sesuai untuk mengembangkan silabus. Pencarian
informasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan perangkat teknologi dan
informasi seperti multi media dan internet.
2. Pelaksanaan: Dalam melaksanakan penyusunan silabus, penyusun
silabus perlu memahami semua perangkat yang berhubungan dengan
penyusunan silabus, seperti Standar Isi yang berhubungan dengan mata
pelajaran yang bersangkutan dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
3. Perbaikan: Buram silabus perlu dikaji ulang sebelum digunakan dalam
kegiatan pembelajaran. Pengkajian dapat melibatkan para spesialis
kurikulum, ahli mata pelajaran, ahli didaktik-metodik, ahli penilaian,
psikolog, guru/instruktur, kepala sekolah, pengawas, staf profesional dinas
pendidikan, perwakilan orang tua siswa, dan siswa itu sendiri.
4. Pemantapan: Masukan dari pengkajian ulang dapat dijadikan bahan
pertimbangan untuk memperbaiki buram awal. Apabila telah memenuhi
kriteria rancangan silabus dapat segera disampaikan kepada Kepala Dinas
Pendidikan dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.
5. Penilaian silabus: Penilaian pelaksanaan silabus perlu dilakukan secara
berkala dengan mengunakaan model-model penilaian kurikulum.
4. Komponen dan Format Silabus
 Identitas
Berisi identitas sekolah, bidang/program keahlian, standar kompetensi, mata
pelajaran, kelas/semester, durasi pembelajaran, kode kompetensi.
 Silabus
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Standar Kompetensi :
Kode Standar Kompetensi :
Alokasi Waktu :
 Standar Kompetensi
Standar kompetensi merupakan uraian fungsi dan tugas atau pekerjaan yang
mendukung tercapainya kualifikasi peserta didik khusus kompetensi kejuruan
mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
atau standar kompetensi kerja lain yang berlaku di dunia kerja/industri terkait.
Untuk normatif dan adaptif mengacu ke SK-KD di SI. Dasar kejuruan dan
mulok dikembangkan sendiri oleh sekolah.
CONTOH
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Standar Kompetensi :
Kode Standar Kompetensi :
Alokasi Waktu :
 Kode Standar Kompetensi
Kode standar kompetensi adalah identitas standar kompetensi. Kompetensi
kejuruan menggunakan kodefikasi yang terdapat pada SKKNI.
Standar kompetensi untuk Dasar Kompetensi Kejuruan yang belum
memiliki kode, kodenya dapat dikembangkan oleh sekolah masing-masing.
CONTOH
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Standar Kompetensi :
Kode Standar Kompetesi :
Alokasi Waktu :
 Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar merupakan sejumlah tugas/ kemampuan untuk
mendukung ketercapaian standar kompetensi.
 Indikator
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai
oleh perubahan yang dapat diamati dan diukur yang mencakup sikap,
pengetahuan,
dan keterampilan .
 Materi Pembelajaran
Merupakan substansi pembelajaran utama yang berfungsi menunjang
pencapaian indikator, mencakup ketiga ranah kompetensi (pengetahuan,
keterampilan dan sikap) .
 Penilaian
Metode penilaian yang digunakan dalam bentuk tes dan non tes disesuaikan
dengan karakteristik indikator anatara lain; tes tertulis, tes lisan, pengamatan
kinerja, produk dan lain-lain.
 Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan fisik dan atau mental yang
dilakukan peserta didik dalam berinteraksi dengan sumber belajar.
 Alokasi Waktu
Alokasi waktu adalah estimasi jumlah jam pembelajaran yang diperlukan
untuk mencapai kompetensi dasar yang dirinci ke dalam jumlah jam
pembelajaran untuk tatap muka (teori), praktik di sekolah, dan praktik di
industri . Jam yang tanpa kurung menunjuk jam setara dengan tatap muka.
 Sumber belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran, dapat berupa media cetak dan elektronik,
narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.
Kompetensi Indikator Materi Kegiatan Penilaian Alokasi Sumber
Dasar Pembelaj Pembelaj Waktu Belajar
aran aran
Mahasiswa Menjelaska Campuran Tes 3 x 45 Kimia
n larutan sederhana
mampu tertulis menit Fisika 1
ideal dan Larutan
menjelaskan sifat-
sifatnya
larutan ideal
dan sifat-
sifatnya
5.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
a. Pengertian RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan
prosedur dan managemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih
kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam
silabus.
b. Komponen RPP
RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap
pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.
Komponen RPP adalah:
1. Identitas mata pelajaran, meliputi:
a. satuan pendidikan,
b. kelas,
c. semester,
d. program studi,
e. mata pelajaran atau tema pelajaran,
f. jumlah pertemuan.
2. Standar kompetensi
Merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang
menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata
pelajaran. SK (Standar Kompetensi) dituliskan dengan memakai Kata Kerja
+ Kata Benda, sehingga rumusnya adalah SK=KK + KB
3. Kompetensi dasar,
Adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata
pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam
suatu pelajaran. KD (Kompetensi Dasar) dituliskan dengan memakai Kata
Kerja + Kata Benda, sehingga rumusnya adalah KD=KK + KB
4. Indikator pencapaian kompetensi,
Adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan
ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata
pelajaran. Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik
peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan
dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat
diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat
penilaian. Kata Kerja Operasional (KKO) indikator dimulai dari tingkatan
berpikir mudah ke sukar, sederhana ke kompleks, dekat ke jauh, dan dari
konkret ke abstrak (bukan sebaliknya)
5. Tujuan pembelajaran,
Menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh
peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
6. Materi ajar,
Memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam
bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.
7. Alokasi waktu,
Ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban
belajar.
8. Metode pembelajaran,
Digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat
indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan
dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap
indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.
9. Kegiatan pembelajaran :
a. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan
pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan
memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran.
b. Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD.
Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenang-
kan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
c. Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas
pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau simpul-
an, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindaklanjut.
10. Penilaian hasil belajar
Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan
dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar
Penilaian. Penilaian diisikan dengan jelas jika tes tertulis terdiri dari apa
sajakah tertulisnya sesuaikan dengan uraian pada kolom indikator, apakah
bisa ESSAY, PILIHAN GANDA, PENYUSUNAN LAPORAN atau
lainnya yang sifatnya tertulis. Jika Tes-nya berbentuk Lisan demikian pula
tes lisan nya apa saja.
11. Sumber belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi. Sumber Belajar wajib dituliskan lengkap Judul
Buku, Modul apa, yang ke-berapa serta Pengarang dan Penerbitnya
c. Format RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran :
………………………………………………………….
Satuan Pendidikan :
………………………………………………………….
Kelas/semester :
………………………………………………………….
Pertemuan ke :
……………………………………………………………
Alokasi Waktu :
………………………………………………………….
Kompetensi Dasar :

1. ………………………………………………….
2. ………………………………………………….

Indikator :

1. …………………………………………………
2. …………………………………………………

Tujuan pembelajaran :

1. ………………………………………………….
2. ………………………………………………….

Materi Standar

1. ………………………………………………….
2. ………………………………………………….

Metode pembelajaran :

1. …………………………………………………
2. …………………………………………………

Kegiatan pembelaaran :
1) Kegiatan awal :
1.…………………………………………..
2.…………………………………………..
2) Kegiatan inti :
1.…………………………………………..
2.………………………………………….
3) Kegiatan akhir :
1.………………………………………….
2.………………………………………….
Sumber belajar :
1. Media : …………………………………
2. Sumber belajar : ………………………..
Penilaian :
1. Tes tulis :……………………………………
2. Kinerja :…………………………………….
3. Produk :…………………………………….
4. Penguasaan / proyek :………………………
5. Portopolio:…………………………………
Pemanfaatan media pelajaran
Dale (1969: 180) mengemukakan bahwa bahan-bahan audio visual dapat
memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses
pembelajaran. Hubungan guru-siswa tetap merupakan elemen paling penting dalam
sistem pendidikan modern saat ini. Guru harus selalu hadir untuk menyajikan
materi pelajaaran dengan bantuan media apa saja agar manfaat berikut ini dapat
terealisasi :

1. Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas;


2. Membuahkan perubahan signifikan tingkah laku siswa;
3. Menunjukkan hubungan antara mata pelajaran dan kebutuhan dan minat
siswa dengan meningkatnya motivasi belajar siswa;
4. Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa;
5. Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan siswa;
6. Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan
jalan melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan
menigkatnya hasil belajar;
7. Memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu siswa
menemukan seberapa banyak telah mereka pelajari;
8. Melengkapi pengalaman yang kaya dengan pengalaman itu konsep-
konsep yang bermakna dapat dikembangkan;
9. Memperlua wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan
pembelajaran non verbalistik dan membuat generalisasi yang tepat;
10. Meyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang siswa
butuhkan jika mereka membangun struktur konsep dan sistem gagasan
yang bermakna.

Sudjana & rivai (1992:2) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam


proses belajar siswa yaitu :

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga dapat


menumbuhkan motivasi belajar;
2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai
tujuan pembelajaran;
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan
dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap
jam pelajaran;
4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Encyclopedia of educational research dalam Hamalik (1994:15) merincikan


manfaat media pendidikan sebagai berikut:

1. Meletakan dasar-dasar yang konkret yang berfikir, oleh karena mengurangi


verbalisme.
2. Memperbesar perhatian siswa
3. Meletakan dasar-dasar yang penting untu perembangan belajar, oleh karena
itu membuat pelajaran lebih mantap.
4. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan
berusaha sendiri dikalangan siswa
5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui
gambar hidup.
6. Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perembangan
kemampuan berbahasa.
7. Memberikan pengalaman yang tidak mudah di peroleh dengan cara lain dan
membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.

Dari uraian dan pendapat beberapa para ahli di atas, dapat disimpukan beberapa
manfaat prktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar
mengajar sebagai berikut:

1. Media pembelajaraan dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi


sehingga daoat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak
sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih
langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk
belajar sendiri-sendiri sesuai kemampuan dan minatnya.
3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera,ruang dan waktu;
a. Objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung diruang
kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, realita, film, radio atau
model ;
b. Objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat
disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide, atau gambar;
c. Kejadian langka yang terjadi dimasa lalu atau terjadi sekali dalam
puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto,
slide disamping secara verbal.
d. Objek atau proses yang amat rumit seperti peredaraan darah dapat
ditampilkan secara konkret melalui film, gambar, slide, atau simulasi
komputer;
e. Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat
disimulasikan dengan media seperti komputer, film, dan video.
f. Peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau proses yang
dalam kenyataan memakan waktu lama seperti proses kepompong
menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan teknik-teknik rekaman
seperti time-lapse untuk film,video, slide, atau simulasi komputer.
4. Media pembelajaran dapat memberikan kessamaaan pengalaman kepada
siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta
memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan
lingkungannya misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke
museum atau kebun binatang.11

E. Karakteristik Materi Sekolah dan Media Alternatif


1. Media grafis. Pada prinsipnya semua jenis media dalam kelompok ini
merupakan penyampaian pesan lewat simbul-simbul visual dan melibatkan
rangsangan indera penglihatan. Karakteristik yang dimiliki adalah: bersifat
kongkret, dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, dapat memperjelas
suatu masalah dalam bidang masalah apa saja dan pada tingkat usia berapa
saja, murah harganya dan mudah mendapatkan serta menggunakannya,
terkadang memiliki ciri abstrak (pada jenis media diagram), merupakan
ringkasan visual suatu proses, terkadang menggunakan simbul-simbul
verbal (pada jenis media grafik), dan mengandung pesan yang bersifat
interpretatif.
2. Media audio. Hakekat dari jenis-jenis media dalam kelompok ini adalah
berupa pesan yang disampaikan atau dituangkan kedalam simbul-simbul
auditif (verbal dan/atau non-verbal), yang melibatkan rangsangan indera
pendengaran. Secara umum media audio memiliki karakteristik atau ciri
sebagai berikut: mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu (mudah
dipindahkan dan jangkauannya luas), pesan/program dapat direkam dan
diputar kembali sesukanya, dapat mengembangkan daya imajinasi dan
merangsang partisipasi aktif pendengarnya, dapat mengatasi masalah
kekurangan guru, sifat komunikasinya hanya satu arah, sangat sesuai untuk
pengajaran musik dan bahasa, dan pesan/informasi atau program terikat
dengan jadwal siaran (pada jenis media radio).

11
Loc.cit. hal 27-30.
3. Media proyeksi diam. Beberapa jenis media yang termasuk kelompok ini
memerlukan alat bantu (misal proyektor) dalam penyajiannya. Ada kalanya
media ini hanya disajikan dengan penampilan visual saja, atau disertai
rekaman audio. Karakteristik umum media ini adalah: pesan yang sama
dapat disebarkan ke seluruh siswa secara serentak, penyajiannya berada
dalam kontrol guru, cara penyimpanannya mudah (praktis), dapat mengatasi
keterbatasan ruang, waktu, dan indera, menyajikan obyek -obyek secara
diam (pada media dengan penampilan visual saja), terkadang dalam
penyajiannya memerlukan ruangan gelap, lebih mahal dari kelompok media
grafis, sesuai untuk mengajarkan keterampilan tertentu, sesuai untuk belajar
secara berkelompok atau individual, praktis dipergunakan untuk semua
ukuran ruangan kelas, mampu menyajikan teori dan praktek secara terpadu,
menggunakan teknik-teknik warna, animasi, gerak lambat untuk
menampilkan obyek/kejadian tertentu (terutama pada jenis media film), dan
media film lebih realistik, dapat diulang-ulang, dihentikan, dsb., sesuai
dengan kebutuhan.
4. Media permainan dan simulasi. Ada beberapa istilah lain untuk kelompok
media pembelajaran ini, misalnya simulasi dan permainan peran, atau
permainan simulasi. Meskipun berbeda-beda, semuanya dapat
dikelompkkan ke dalam satu istilah yaitu permainan (Sadiman, 1990). Ciri
atau karakteristik dari media ini adalah: melibatkan pembelajar secara aktif
dalam proses belajar, peran pengajar tidak begitu kelihatan tetapi yang
menonjol adalah aktivitas interaksi antar pebelajar, dapat memberikan
umpan balik langsung, memungkinkan penerapan konsep-konsep atau
peran-peran ke dalam situasi nyata di masyarakat, memiliki sifat luwes
karena dapat dipakai untuk berbagai tujuan pembelajaran dengan mengubah
alat dan persoalannya sedikit saja, mampu meningkatkan kemampuan
komunikatif pebelajar, mampu mengatasi keterbatasan pebelajar yang sulit
belajar dengan metode tradisional, dan dalam penyajiannya mudah dibuat
serta diperbanyak.12

12
file:///C:/Users/Toshiba/Downloads/Dosen%20Kimia%20Dari%20Tanah%20Rencong%20%20
MEDIA%20PEMBELAJARAN%20dan%20APLIKASI%20dalam%20PEMBELAJARAN%20KI
MIA.htm

Anda mungkin juga menyukai