Anda di halaman 1dari 2

Bunga Markisa mempunyai mahkota bunga berwarna ungu keputih-putihan.

Bunga Bunganya besar


dan berbentuk mangkok/ cawan (urceolatus). Warnanya keunguan dan harum. Bunganya
berkelamin dua (hermafrodit) dan beraroma khas harum. Semua jenis markisa (Passiflora) termasuk
penyerbuk silang dengan bantuan lebah madu. Namun, penyerbukan sendiri masih dapat
berlangsung baik.

Dasar bunga :Pendukung benang sari dan putik atau androginofor (androgynophorum), bagian dasar
bunga yang biasanya meninggi dan mendukung benang sari dan putik di atasnya. Pada bagian luar
bunga yaitu pada bagian petiola menghasilkan madu oleh karena itu bunganya selalu dikunjungi
berbagai macam binatang (serangga, burung) untuk mendapatkan madu tadi. Sehingga
penyerbukannya adalah penyerbukan dengan serangga.

Memiliki 5 sepala (daun – daun kelopak bunga) dan 5 helai petala (daun mahkota bunga),
aksilar( letak biji (placenta)di sudut tengah), indah, berdiameter 7,5 cm-10 cm, pedunkulus
triangularis, panjang 2-5 cm, dekat apeks, berdaun tiga, braktea (daun pelindung) ovalus-oblong
menjalar, bagian bawah kuning kehijauan, bagian atas putih, bagian tepi dengan lebih dari 4
kelenjar, apeks dengan bagian seperti 2, lima petal, bebas, putih dan berselang-seling, dengan lobus
kalilis. Korong terdiri dari dua barisan terluar-berombak, benang tersebar, panjang 2-3cm berwarna
putih dengan dasar ungu, dan tiga barisan lebih dalam berupa papilla pendek berujung ungu.
Stamen (benang sari )berjumlah 5, filamen bersatu dalam pipa melingkar ginotor kira-kira 1 cm dan
kemudian terbagi dengan luas 1 cm. Antena besar, ovarium ginotor, ovoid, satu lokular dengan tiga
plasenta palietal. Stilus berjumlah 3, horizontal, klaratus, dengan alur longitudinal

Dari bunga di atas dapat dilihat mengenai bagian2 sbb:

1. stigma berjumlah 3

2. stamena ( benang sari ) berjumlah 5

3. corona (mahkota tambahan)

4. petala (daun – daun mahkota) berjumlah 5

5. sepala ( daun – daun kelopak) berjumlah 5

Bunga markisa harum baunya, sangat menarik lebah madu, diameternya 5-7,5 cm. Bunga tersebut
tumbuhnya sendiri-sendiri atau soliter. Bunga markisa mempunyai 3 daun penumpu, 5 kelopak dan
5 mahkota bunga berwarna putih, benang sarinya 5 dengan kepala sari yang besar, putiknya
bercabang tiga, setiap cabang mempunyai kepala putik sendiri, serta mempunyai satu bakal buah
yang berisi ratusan ruang yang akan menjadi biji kecil bila terserbuki.

Bunga markisa ungu mekar menjelang fajar dan kemudian menutup pada siang hari berikutnya.
Bunga markisa kuning membuka pada siang hari dan menutup pada sore hari berikutnya. Nektar
diproduksi dibagian bawah tangkai sari.

Tangkai putiknya tumbuh tegak pada saat tangkai membuka, tetapi kemudian membengkok,
sehingga tingginya hampir sama dengan kepala sari. Sebelum bunga menutup kembali tangkai putik
ini tegak lagi. Perubahan ini kira-kira memerlukan waktu satu jam. Beberapa jenis tangkai putik tetap
tumbuh tegak tanpa membengkok. Beberapa jenis markisa bersifat betina mandul, walaupun tepung
sarinya subur. Waktu yang terbaik untuk mengadakan penyerbukan adalah sesudah tangkai putik
membengkok. Dengan posisi ini, memungkinkan terjadinya penyerbukan sendiri. Kepala putik
resiptif pada saat bunga mulai mekar hingga menutup kembali. Sedangkan tepung sari tersebar
sebelum bunga membuka dan sebelum kepala putik resiptif. Tepung sari tersebut kelihatannya
bukan tipe yang mudah disebarkan angin.

Bunga markisa bersifat self-sterile dan beberapa jenis inkompatibel sendiri. Karenanya, seleksi jenis
markisa sangat penting untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Banyaknya tepung sari yang dapat
menyerbuki kepala putik juga menentukan jumlah biji yang terbentuk, di samping itu, tanaman
markisa tidak partenokarpi. Oleh karenanya, sel telur harus dibuahi agar berbiji banyak. Satu buah
markisa dapat berisi 350 biji. Apabila jumlah biji hanya 100 butir, maka buah agak hampa atau
berongga dan cairan jusnya sedikit. Mengingat terdapat kaitan antara jumlah biji dengan ukuran
buah, berat buah dan jumlah jus maka tepung sari harus sebanyak-banyaknya disebarkan pada
kepala putik, oleh karenanya, peranan lebah sangat penting dalam hal ini.

Lebah madu dan carpenters bee (Xylocopa sonorina) merupakan lebah penyerbuk utama bagi bunga
markisa. Apabila jumlah tanaman atau bunga markisa sangat besar maka lebah carpenter lebih
efektif dibandingkan dengan lebah madu, karena ukuran tubuhnya lebih besar. Namun demikian,
lebah ini biasanya sukar hadir pada bunga markisa. Selain jenis lebah madu, ada pula jenis serangga
lainnya. Namun, jenis ini biasanya hanya mengumpulkan nektar dan terbang tanpa membantu
penyerbukan. Di Brazil, Trigona spp. dan Epicaris spp. juga sering mengunjungi bunga markisa,
namun jenis lebah tersebut berbahaya karena menyengat dan beracun terhadap manusia. Di
India, Aphis cerana merupakan penyerbuk alami yang utama.

Dengnan bantuan penyerbukan oleh manusia, jenis markisa kuning meningkat produksinya sebesar
21%, sedangkan jenis markisa besar atau erbis (P. quadranguralis) meningkat sebanyak 84%.

Salah satu hambatan dalam budidaya markisa adalah rendahnya friut-set. Hal ini hanya dapat diatasi
apabila serangga penyerbuk mencukupi. Dengan kata lain, lebah madu harus dipelihara. Satu
lebah carpenter dapat melayani 15 m barisan markisa atau satu ekor lebah madu untuk 4 bunga
sudah cukup membantu penyerbukan.

Anda mungkin juga menyukai