LANDASAN TEORI
Baja adalah bahan komoditas tinggi terdiri dari Fe dalam bentuk kristal
dan karbon. Besarnya unsur karbon adalah 1,6%. Pembuatan baja dilakukan
dengan pembersihan dalam temperatur tinggi. Besi mentah tidak dapat ditempa.
Dimana pembuatan baja dengan menggunakan proses dapur tinggi dengan bahan
mentahnya biji besi (Fe) dengan oksigen (O) dan bahan-bahan lainnya. Baja juga
diartikan sebagai logam paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan karbon
sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja berkisar antara
0,21% sampai 2,1% berat sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah
sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal
Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah mangan,
unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan. Penambahan
kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa
kekerasan ( hardness ) dan kekuatan tariknya ( tensile strength ), namun disisi lain
Di masa sekarang ini, kita harus bisa lebih lagi menerapkan ilmu
pengetahuan dan teknologi dan lebih peka dalam mendengar informasi khususnya
8
dalam hal bangunan, misalnya bangunan gedung perkantoran, pabrik, rumah sakit,
sekolah, dll.
2.1 Umum
dalam struktur bangunan sipil. Karena kekuatan yang tinggi dan ketahanan
terhadap gaya luar yang besar maka baja ini juga telah menjadi bahan pilihan
untuk konstruksi menara air rangka baja. Struktur baja bisa dibagi atas tiga
kategori umum :
suatu bagian struktur. Sifat mekanisme yang sangat penting pada baja diperoleh
Robert Hooke pada tahun 1678. jika benda mengalami pembebanan, didapatkan
beban yang dipasang. Jika bahan terbuat dari bahan terbuat dari bahan
9
elastic yang penampangnya sama dibebani menurut sumbunya, tegangannya
sama pada seluruh penampang dan besarnya sama dengan besar beban dibagi
P
A
LO L
LU
.E
A = luas penampang
E = modulus elastisitas
zat arang yang ringan ( mild carbon steel ), semakin tinggi kadar zat arang yang
bahan struktur yang paling penting dari baja adalah sebagai berikut :
10
1. Modulus Elastisitas ( E )
tidak tergantung dari kuat leleh ) adalah 28000 sampai 30000 ksi
nilai modulus elastisitas baja adalah 2,1 x 106 kg/cm² atau 2,1 x 105
MPa.
2. Modulus Geser ( G )
E
G
2(1 )
77000 MPa.
105 MPa.
11
3. Koefisien Ekspansi ( α )
4. Tegangan Leleh ( σ1 )
Sifat – sifat ini termasuk massa jenis baja, yang sama dengan 490
pcf atau 7,850 t/m3, atau dalam berat satuan, nilai untuk baja sama
dengan 490 pcf atau 76, 975 kN/m³, berat jenis baja umumnya
dapat dilakukan dengan uji tarik di laboratorium. Sebagian besar percobaan atas
baja akan menghasilkan bentuk hubungan antara tegangan dan regangan seperti
Gambar 2.1 Hubungan Tegangan – Regangan Uji Tarik Pada Baja Lunak.
12
Keterangan gambar :
σ = tegangan baja
ε = regangan baja
C = titik putus
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa sampai titik A hubungan antara
tegangan dan regangan masih linier atau keadaan masih mengikuti hukum Hooke.
Kemiringan garis OA menyatakan besarnya modulus elastisitas E. Diagram
regangan untuk baja lunak memiliki titik leleh atas ( upper yield point ), σyu dan
daerah leleh datar. Secara praktis, letak titik leleh atas ini, A’ tidaklah
terlalu berarti sehingga pengaruhnya sering diabaikan. Titik A’ sering juga
disebut sebagai titik batas elastis ( elasticity limit ). Sampai batas ini bila gaya
tarik dikerjakan pada batang baja maka batang tersebut akan berdeformasi.
Selanjutnya bila gaya itu dihilangkan maka batang akan kembali ke bentuk
semula. Dalam hal ini batang tidak mengalami deformasi permanen.
Bila beban yang bekerja bertambah, maka akan terjadi pertambahan
regangan tanpa adanya pertambahan tegangan. Sifat pada daerah AB inilah yang
disebut sebagai keadaan plastis. Lokasi titik B, yaitu titik batas plastis.
nilai maksimum yang disebut sebagai tegangan tarik batas ( Ultimate tensile
13
strength ). Akhirnya bila beban semakin bertambah besar lagi maka titik C batang
akan putus.
Tegangan leleh adalah tegangan yang terjadi pada saat baja mulai
regangan sebesar
0.2 %.
Sifat fisik batangan tulangan baja yang paling penting, untuk digunakan
dan modulus elastiisitas (E). Tegangan leleh (titik leleh) baja ditentukan melalui
prosedur pengujian standar sesuai dengan SII 0136-84, dengan ketentuan bahwa
tegangan leleh adalah tegangan baja pada saat meningkatnya tegangan tidak
beton bertulang pada umumnya nilai tegangan leleh baja tulangan diketahui atau
14
Disamping usaha standarisasi yang telah dilakukan masing – masing
negara produsen baja, kebanyakan negara produsen baja pada dewasa ini masih
produksi baja tulangan dan baja struktur telah diatur sesuai dengan
harus memenuhi standar yang telah ditetapkan. Menurut sifatnya baja merupakan
sangat tinggi terutama Fe (Ferum) dalam bentuk Kristal dan zat arang (C), dalam
kemudian akan diperoleh besi kasar dari dapur pemroses (tanur tinggi). Untuk
menjamin daktilitas dari baja, maka persentase maksimum dari zat arang, posfor
adalah 1,7 % zat arang(C) ; 1,65 % Mangan (Mn) ; 0,6 % Silikjon ; 0,60 %
Tembaga (Cu).
Kekuatan baja ini tergantung kepada kadar karbon dan mangan yang
15
tetapi mengurangi daktilitas, sehingga sukar dilas. Pengelasan akan ekonomis dan
memuaskan bila kandungan karbon baja tersebut tidak lebih dari 0,30 %.
tegangan leleh dari bermacam-macam baja bangunan diperlihatkan pada tabel 2.1
di atas.
Kekuatan baja ini tergantung kepada kadar karbon dan mangan yang
tetapi mengurangi daktilitas, sehingga sukar dilas. Pengelasan akan ekonomis dan
memuaskan bila kandungan karbon baja tersebut tidak lebih dari 0,30 %.
16
• Nilai kesatuan yang tinggi per satuan berat
terhadap waktu
terbatas
kecil
fatigue.
Semua bahan bangunan yang telah dikenal dan dipakai dalam konstruksi
bahan baja, seperti misalnya kayu (terlalu lemah), batu (terlalu besar volumenya),
mempunyai daya tahan terhadap kekuatan tarik dan terlalu getas terhadap
benturan (batu dan beton). Disamping kekuatannya yang besar untuk menahan
kekuatan tarik dan tekan tanpa membutuhkan banyak volume baja juga
17
mempunyai sifat-sifat lain yang menguntungkan sehingga menjadikannya sebagai
salah satu bahan bangunan yang sangat umum dipakai dewasa ini. Penjelasan
singkat tentang beberapa sifat- sifat baja akan diutarakan berikut ini:
1. Kekuatan Tinggi
atau oleh tegangan tarik batas Fu. Bahan baja walaupun dari
dipakai.
2. Kemudahan Pemasangan
konstruksi baja yang telah ada juga bisa dilakukan dengan mudah
18
standard dan sifat-sifat yang tertentu dan mudah diperoleh dimana-
mana.
3. Keseragaman
4. Daktilitas
pengaruh tegangan tarik yang tinggi tanpa hancur atau putus disebut
keperluan lainnya.
19
4. Komponen-komponen yang sudah tidak dapat digunakan lagi
baja akan menurun secara drastis dan untuk mencegah supaya bangunan
tidak roboh secara tiba-tiba, struktur baja harus dilindungi dengan bahan
tahan api atau dengan cara-cara perlindungan lainnya yang sejenis. Cara
umum untuk melindungi konstruksi baja dari bahaya api adalah dengan
beton, atau dengan lapisan lain dari bahan yang tahan api seperti gips atau
bahan lainnya.
20
2. 3 Profil Baja
a. Hot rolled shapes: Disini profil baja dibentuk dengan cara blok-blok baja
yang panas diproses melalui rol-rol dalam pabrik. Hot rolled shapes ini
b. Cold formed shapes: Profil semacam ini dibentuk dari pelat-pelat yang
sudah jadi, menjadi profil baja dengan temperatur atmosfir (dalam keadaan
dingin, ingat mengenai strain aging). Tebal pelat yang dibentuk menjadi
profil disini tebalnya kurang dari 3/16 inch. Profil macam ini ringan dan
tersendiri. Beberapa jenis profil baja yang dipakai dalam penulisan Tugas
flens yang miring, dan web yang relative lebih tebal. Profil ini jarang digunakan
dalam konstruksi, tetapi masih digunakan terutama untuk beban terpusat yang
Profil siku atau profil L adalah profil yang sangat cocok untuk digunakan
sebagai bracing dan batang tarik. Profil ini biasa digunakan secara
gabungan, yang lebih dikenal sebagai profil siku ganda. Profil ini sangat
21
Profil C atau kanal mempunyai karakteristik flens pendek, yang
digunakan sebagai penampang tersusun, bracing tie, ataupun elemen dari bukan
web yang hampir sama tebalnya. Biasanya digunakan sebagai fondasi tiang
pancang. Bisa juga digunakan sebagai balok dan kolom, tetapi umumnya kurang
efisien.
Profil IWF terutama digunakan sebagai elemen struktur balok dan kolom.
Semakin tinggi profil ini, maka semakin ekonomis untuk banyak aplikasi.
2.4 Pembebanan
Beban adalah gaya luar yang bekerja pada suatu struktur. Penentuan
secara pasti besarnya beban yang bekerja pada suatu struktur selama
umur layannya merupakan salah satu pekerjaan yang cukup sulit. Dan pada
Meskipun beban yang bekerja pada suatu lokasi dari struktur dapat
beban – beban yang bekerja pada struktur telah diestimasi, maka masalah
dominan yang mungkin bekerja pada struktur tersebut. Besar beban yang
22
berlaku, sedangkan masalah dari kombinasi beban – beban yang bekerja
Ada tiga jenis beban dalam keadaan statik yang bekerja pada
a) 1,4 D
23
D adalah beban mati yang diakibatkan oleh berat konstruksi
Beban mati adalah berat dari semua bagian suatu gedung / bangunan
beban ini adalah berat struktur, pipa - pipa , saluran listrik , AC,
24
besarnya beban mati dari suatu gedung / bangunan diperlihatkan
berikut ini ;
Beban mati yang terdapat pada struktur menara air adalah berat
Beban hidup adalah beban gravitasi yang bekerja pada struktur dalam
25
lokasi beban yang senantiasa berubah-ubah, maka penentuan beban
hidup secara pasti adalah merupakan suatu hal yang cukup sulit.
banguanan berikut :
26
• Untuk cerobong, tekanan tiup dalam kg/m2 harus
Beban gempa adalah semua beban statik ekivalen yang bekerja pada
C I Wt
V
R
Dari mekanika bahan kita ketahui bahwa batang tekan yang pendek akan
dapat dibebani sampai beban meleleh. Batang tekan yang panjang akan runtuh
akibat tekuk elastis. Pada keadaan umum kehancuran akibat tekan terjadi diantara
27
keruntuhan akibat tekuk elastis, setelah bagian penampang melintang
(inelastic buckling). Kasus semacam ini berada diantara kasus (1) dan kasus
(2), dimana pada saat menekuk sejumlah seratnya menjadi inelastic maka
Kestabilan batang ini sangat baik sehingga tidak perlu lagi ditinjau dalam
perencanaan. Batang tarik biasa digunakan pada struktur rangka atap, struktur
dinding, struktur atap gantung, dan batang prategangan struktur rangka batang
bentang panjang.
28
2.5.1 Tipe Batang Tarik
seperti tali kawat, batang bulat dengan ujung bandul berulir, batang mata,
tarik efisiensi tinggi namun tidak dapat mendukung beban tekan. Selain tipe
diatas, terdapat juga profil – profil struktural dan profil tersusun yang dapat
dilihat pada gambar 2.6. Batang tarik tipe ini terutama dipakai dalam
direncanakan terhadap tarik dibatasi sebesar 240 untuk batang primer, dan
Nu ≤ Nn
Dengan Nn adalah kuat tarik rencana yang besarnya diambil sebagai harga
Nn
Ag
pr
29
An Ag U
U = koefisien reduksi
beban kerja. Faktor tahanan untuk kondisi fraktur diambil lebih kecil
dapat dikemukakan bahwa faktor panjang tekuk untuk kolom portal yang
tidak bergoyang lebih kecil atau sama dengan 1 (Kc ≤ 1), sedangakan
faktor panjang tekuk untuk kolom yang bergoyang lebih besar dari 1 (Kc
> 1).
ujung kolom bebas, sendi atau jepit sempurna. Kolom ideal jarang
30
struktur sesungguhnya, ujung – ujung kolom dihubungkan dengan batang –
batang lain menggunakan alat sambung berupa baut, paku keling, atau las.
Tentu saja sifat sambung tidak persis suatu anggapan untuk keadaan
31
batang diasumsikan sendi sempurna. Struktur seperti ini dapat dipandang
L Kc
200
imin
Dimana :
32
L = panjang batang
batang sekunder dan sebesar 240 untuk batang primer. Batang – batang
yang ditentukan oleh gaya tarik, namun dapat berubah menjadi tekan yang
tidak dominan pada kondisi pembedaan yang lain, tidak perlu memenuhi
2 (dua) jenis yaitu baja tulangan beton polos dan baja tulangan beton
sirip.
BjTP.
Baja tulangan beton sirip adalah baja tulangan beton dengan bentuk
33
menahan gerakan membujur dari batang secara relatif terhadap beton,
disingkat BjTS.
Luas penampang
Diameter Berat nominal
No. Penamaan Nominal (L)
nominal per meter
(d) (mm) (cm2)
(kg/m)
34