Laporan Farfis p1 - Bab 3
Laporan Farfis p1 - Bab 3
𝑟 = 𝑘[𝐴]𝑚 [𝐵]𝑛
1. Konsentrasi reaktan
2. Luas permukaan
3. Tekanan
4. Energi aktivasi
5. Temperatur,
6. Keberadaan ataupun ketiadaan katalis.
Pada praktikum kali ini, dilakukan sebuah percobaan tentang kinetika kimia, yaitu
pengkajian laju reaksi kimia. Praktikan dalam percobaan ini akan mengamati pengaruh
temperatur terhadap laju reaksi, dan membandingkan hasil percobaan dengan teori yang telah
diajarkan.D a l a m m e l a k u k a n p e r c o b a a n i n i , k i t a m e m e r l u k a n p e n c a t a t waktu
untuk mencatat waktu yang diperlukan untuk bereaksi. Laju reaksi di ukur dengan
mengamati kekeruan larutan dan menyimpan kertas dengan tanda silang di bawah wadah
larutan, di ukur waktu yang diperluan hinggan tanda silang tidak dapat terlihat dari atas.
Percobaan ini dilakukan menggunakan 50 ml larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3)
dan 2 ml asam klorida (HCl). Dalam percobaan ini dilakukan pencampuran kedua larutan
dengan variasi 4 suhu yang berbeda (suhu ruang / 25℃, 35 ℃, 45℃, dan 55℃).
Pada awalnya kedua larutan tidak berwarna, tetapi ketika dicampurkan terbentuk larutan
keruh kekuningan. Warna tersebut merupakan pembentukan dan pengendapan belerang yang
terbentuk dari hasil reaksi. Selain menghasilkan endapan belerang juga menghasilkan gas
belerang disulfida sehingga menimbulkan bau. Na2S2O3 merupakan basa, sedangkan HCl
merupakan asam, jika asam dan basa dicampur maka akan menghasilkan garam, pada
percobaan ini garamnya adalah Nacl. Berikut reaksinya:
Asam klorida (HCl) juga berfungsi sebagai katalis pada percobaan ini. Katalis adalah zaat
yang mengubah lintasan (mekanisme) suatu reaksi dan akan meningkatkan laju reaksi dengan
menurunkan energi aktivasi yang diperlukan agar reaksi dapat berjalan.
Didapatkan data hasil pengamatan bahwa ternyata pada saat Pencampuran larutan
HCl dan Na2S2O3 pada suhu kamar (25℃), terjadi kekeruhan pada detik ke-. Sementara
pada percobaan berikutnya yaitu pada suhu 35℃, kekeruhan terjadi pada detik ke- dan suhu
45℃ pada detik ke- , dan suhu 55℃ pada detik ke- . Hasil ini menunjukkan gambaran yang
jelas tentang pengaruh temperatur terhadap laju reaksi. Semakin tinngi temperatur, semakin
cepat reaksi berlangsung, karena pada suhu tinggi, jumlah partikel yang bertumbukan lebih
banyak dibandingkan pada suhu rendah. Hal ini disebabkan karena pada suhu tinggi energi
kinetik partikel akan lebih besar. Hal ini menyebabkan jumlah tumbukan semakin banyak
sehingga laju reaksi akan meningkat.
k = Ae-Ea/RT
dengan:
k = tetapan laju reaksi
Ea = energy aktivasi
T = suhu mutlak
A = frekuensi tumbukan
E = energy aktivasi
R = tetapan gas = 8.314
Untuk setiap kenaikan temperature akan memberikan kenaikan harga k. semakin besar
harga k, maka kecepatan reaksi akan semakin besar pula. Dibawah ini adalah grafik yang
menggambarkan laju reaksi dan laju degradasi percobaan:
GRAFIK