Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

LONGSORNYA TEMBOK BETON UNDERPASS BANDARA


SOEKARNO HATTA (SOETTA)

Dosen Pengampu : Dr. Sudarno, S.T., M.T.

Disusun oleh :
1. Nazila Dewi Navitasari (1510503009)
2. Yudhi Pratama (1510503015)
3. Siti Nurobingatun (1510503019)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TIDAR
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah


melimpahka rahmat, taufik dan hdayahnya, ehingga kmi dappat menyusun
makalah ini engan baik dan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas besar yang diberian oleh Dosen Mata Kuliah Metode
Pelaksanaan Proyek, bapak Dr. Sudarno, S.T.,M.T.. Dalam makalah ini kami akan
menjelaskan tentang pemasalahn proyek dengan judul Longsornya Tembok Beton
Underpass Soetta. Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai
pihak untuk menyelesaikan tantangan dan hambatan dalam mengerjakan makala
ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa masih
banyak kekurangan pada penyusunan makalah ini, maka kami mengundang
pembaca untuk memberikan kritik maupun saran yang dapat menggugah kami.
Kritik dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya. Demikian yag dapat kami samaikan, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bai kita semua.

Magelang, 30 Maret 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 3
D. Manfaat Penulisan ....................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Analisis Longsornya Tembok Beton Underpass Soetta ................................ 4
B. Hukum yang Mengikat Longsornya Tembok Beton Underpass Soetta ........ 5
C. Solusi Permasalahan Longsornya Tembok Beton Underpass Soetta ............ 5
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 8

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proyek adalah suatu kegiatan yang bersifat unik yang dibatasi oleh
waktu dan sumber daya, baik berupa manusia, material, biaya ataupun alat,
sehingga hal ini membutuhkan suatu manajemen proyek mulai dari fase
awal hingga fase penyelesaian proyek.
Underpass merupakan bangunan terowongan yang termasuk sebagai
sarana transportasi barang dan manusia berbentuk jalan kereta (railway).
Menurut Asiyanto dalam hand outnya, setelah perencana menetapkan
penampang dalam terowongan yang dikehendaki (inside cross-section), maka
segera diikuti dengan keputusan material apa yang akan digunakan untuk
penyangga sementara galian terowongan. Material yang digunakan umumnya
adalah kayu dan besi. Kadang – kadang suatu terowongan melalui berbagai
jenis tanah. Untuk tanah yang stabil diperlukan penyangga yang lebih
sedikit/kecil dibanding untuk tanah yang kurang stabil, karena berbeda beban
yang harus dipikul penyangga tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut
digunakan dimensi yang berbeda tetapi jaraknya dipasang sama. Untuk beban
yang berat dimensi besi penyangga lebih besar. Antar penyangga yang satu
dengan yang lain harus disatukan dengan pengaku, agar menjadi satu
kesatuan kaku, sehingga tidak mengalami perubahan posisi/pergerakan,
terutama selama proses peledakan untuk penggalian terowongan.
Dalam hand outnya Asiyanto juga mengatakan problem yang dihadapi
untuk pelaksanaan terowongan adalah stabilitas struktur tanah yang terganggu
akibat galian terowongan (tunnel driving) dan air tanah yang mengganggu
pelaksanaan pekerjaan. Untuk menghadapi jenis tanah yang lunak biasanya
lebih sulit karena segera setelah penggalian, tanah harus segera disupport
(ditahan supaya tidak runtuh). Dengan demikian proses penggalian tidak
dapat dilakukan dengan kecepatan yang tinggi.
Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan bertujuan untuk
mendukung distribusi lalu lintas barang maupun manusia dan membentuk
struktur ruang wilayah (Renstra Kementerian PU 2010-2014,2010), sehingga
pembangunan infrastruktur memiliki 2 (dua) sisi yaitu : tujuan pembangunan
dan dampak pembangunan. Setiap kegiatan pembangunan yang dilaksanakan
pasti menimbulkan dampak terhadap lingkungan baik dampak positif maupun
dampak negatif, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana melaksanakan
pembangunan untuk mendapatkan hasil dan manfaat yang maksimum dengan
dampak negatif terhadap lingkungan yang minimum.
Kegagalan konstruksi adalah suatu kondisi penyimpangan, kesalahan,
dan atau kerusakan hasil pekerjaan konstruksi yang dapat mengakibatkan
keruntuhan konstruksi.
2

Berdasarkan UU-RI No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, Bab 1,


Pasal 1 ayat 6 menyatakan kegagalan bangunan adalah keadaan bangunan,
yang setelah diserah terimakan oleh penyedia jasa kepada penguasa jasa,
menjadi tidak berfungsi hak secara keseluruhan maupun sebagian dan/atau
tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak kerja konstruksi
atau pemanfaatannya yang menyimpang sebagai akibat kesalahan penyedia
jasa dan/atau pengguna jasa.
Longsor yang terjadi di Bandara Soetta menurut Asosiasi Kontraktor
Indonesia dinilai sebagai kegagalan konstruksi. Lintas bawah yang longsor
itu merupakan pelintasan kereta api Bandara Soetta yang pengerjaannya
dilakukan oleh PT Waskita Karya. Lintas bawah tersebut mulai digunakan
sejak November 2017 dan dibuat sebagai akses jalan kendaraan mobil dan
motor di Jalan Perimeter.
Berdasarkan pasal 15 ayat 1 Undang-Undang Nomor 13 tahun 1992
tentang perkeretaapian perpotongan antara jalur kereta api dengan jalan raya
sebaiknya dibuat dengan prinsip tidak sebidang yang berarti menggunakan
underpass sehingga tidak terjadi perpotongan sebidang dan dapat
meminimalkan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Hal tersebut mengingat
karakter dari kereta api yang tidak dapat diberhentikan secara mendadak
berbeda dengan moda transportasi jalan raya.
Keputusan Mentri Perhubungan nomor KM 53 Tahun 2000 tentang
perpotongan dan/atau persinggungan antara jalur kereta api dengan bangunan
lain pada pasal 8.1. b. membahas tentang jalan dibawah jalur kereta api
(underpass)
Dan pada pasal 8.3. Jalan dibawah jalur Kereta Api (underpass)
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
a. Konstruksi harus memenuhi persyaratan teknis jalan
b. Jarak permukaan jalan dibawah jalur kereta api minimal 5 meter dihitung
dari permukaan jalan sampai gelagar jembatan kereta api paling bawah
c. Letak sisi teratas konstruksi underpass minimal 4 m dibawah kepala rel
d. Pembangunan lintas di bawah jalur kereta api diperhitungkan ruang bebas
untuk mengantisipasi rencana pembangunan jalur ganda kereta api.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, didapat beberapa rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana analisis longsornya tembok beton underpass Soetta?
2. Apa saja hukum yang mengikat longsornya tembok beton underpass
Soetta?
3. Bagaimana solusi untuk menyelesaikan masalah longsornya tembok beton
underpass Soetta?
3

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui dan menganalisis longsornya tembok beton underpass Soetta.
2. Mengetahui hukum yang mengikatlongsornya tembok beton underpass
Soetta.
3. Memberikan solusi yang tepat untuk mencegah kegagalan konstruksi agar
tidak terjadi lagi.

D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bermanfaat bagi pembaca, sebagai bahan pembelajaran dalam
menganalisis masalah tentang kasus-kasus hukum pembangunan yang ada
di Indonesia.
2. Bermanfaat bagi penulis untuk menambah wawasan dan mengetahui
permasalahan hukum pembangunan yang ada.
4

BAB II
PEMBAHASAN

A. Analisis Longsornya Tembok Beton Underpass Soetta


Dinding lintas bawah atau underpass longsor terjadi di Jalan Perimater
Selatan, dekat samping Terowongan Jalur Kereta Api bandara Soekarno-Hatta,
Kota Tangerang pada Senin 6 Februari 2018 sekitar pukul 18.10. Menurut
Asosiasi Kontraktor Indonesia dinilai karena kegagalan konstruksi. Lintas
bawah yang longsor itu merupakan pelintasan kereta api Bandara Soetta yang
pengerjaannya dilakukan oleh PT Waskita Karya. Lintas bawah tersebut
mulai digunakan sejak November 2017 dan dibuat sebagai akses jalan
kendaraan mobil dan motor di Jalan Perimeter.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Kontraktor Indonesia Joseph Pangalila
menuturkan bahwa kejadian di wilayah Bandara Soekarno-Hatta tersebut
termasuk kegagalan konstruksi sehingga perlu dikaji ulang apa yang
menyebabkan dinding tersebut ambruk. Joseph menuturkan bahwa
"Investigasi, apakah dari sisi desain atau dari sisi pelaksana konstruksinya.
Kalau sanksi kewenangannya ada di Kementerian PUPR tapi kalau
diinvestigasi dan ada kelalaian, bisa diminta pertanggungjawabannya”.
Menurutnya, kegagalan konstruksi yang mennyebabkan itu terjadi bukan
karena waktu pekerjaan proyek yang sebentar. Pasalnya pekerjaan itu sesuai
dengan standard, operating & procedure dan waktu yang ditentukan.
Dinding yang longsor memiliki panjang 30 meter dan tinggi sekitar 4
meter, pada saat longsor terdapat satu unit mobil yang melintasi jalur dengan
dua penumpang dari karyawan Garuda Indonesia. Dua penumpang terebut
yaitu 1 orang meninggal dunia (Dianti Dyah Ayu Cahyani Putri) dan 1 orang
luka berat (Mutmainah). Penyebab dari kejadian ini yaitu karena faktor alam
pada pukul 15.00 WIB sudah terjadi hujan deras sehingga tekanan air
menjadi lebih besar. Tekanan air yang besar diduga mendorong tembok
tersebut sehingga longsor. Pasalnya, daya tekanan air lebih besar
dibandingkan dengan daya tekanan tanah. Penyebab lain yaitu kurangnya
Controlling dari pengawas proyek tersebut.
Humas Proyek PT Waskita Karya, Daud Harahap pihaknya mengatakan
ada sumber mata air yang mengalir deras dari rongga tanah dinding
terowongan yang longsor. Titik mata aiar itu sudah terdeteksi sejak
pembangunan dinding tersebut namun masih kecil dan sekarang sudah
menjadi besar, maka perlu pemasangan tiang pancang sheet pile.
5

B. Hukum yang Mengikat Longsornya Tembok Beton Underpass Soetta


Permasalahan dari longsornya tembok beton underpass Soetta menyalahi
beberapa hukum yang berlaku di Indonesia diantaranya:
1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi, Menteri
harus menetapkan penilai ahli untuk memeriksa tingkat kepatuhan terhadap
standar keamanan, keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan dalam
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
2. PT Waskita Karya untuk bertanggung jawab sebagaimana diatur pasal 63
UU Jasa Konstruksi bahwa “Jika memang nanti penilai ahli menemukan
adanya kegagalan bangunan, Penyedia Jasa wajib bertanggung jawab ataas
kegagalan bangunan, termasuk mengganti rugi”.
3. Pasal 96 setiap Penyedia Jasadan/atau Pengguna Jasa yang tidak
memenuhi standar keamanan, keselamatan, kesehatan dankeberlanjutan
dalam penyelenggaraan jasa dikenai sanksi administrasi berupa
peringatan, denda hingga pencabutan izin.

C. Solusi untuk Menyelesaikan Masalah Longsornya Tembok Beton


Underpass Soetta
Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Syarif
Burhanuddin menuturkan bahwa saat ini tim penilai ahli tengah melakukan
investigasi menyeluruh. Polres Bandara Soekarno Hatta, Puslabfor Polri dan
pihak terkait kembali mengeruk tanah longsor dari underpass jalan Parimeter
Selatan Bnadara Soetta Tangerang Banten. Pengerukan material dilakukan
pukil 11.45 WIB dengan menggunakan alat berat. Pihak Waskita Karya telah
melakukan pembersihan lokasi dan pemasangan bronjong kawat baja untuk
6

proteksi temporary atau yang dapat menahan longsor dan rembesan air.
Perbaikan ini membutuhkan waktu sekitar 2-3 bula.
7

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai masalah Longsornya Underpass
Soetta dapat disimpilkan sebagai berikut:
- Dinding lintas bawah atau underpass longsor terjadi di Jalan Perimater Selatan,
dekat samping Terowongan Jalur Kereta Api bandara Soekarno-Hatta, Kota
Tangerang pada Senin 6 Februari 2018 sekitar pukul 18.10. Penyebab
terjadinya yaitu karena Faktor alam, kurangnya Controlling dan titik mata air
yang besar di dinding underpass.
- Permasalahan tersabut melanggar hukum Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2017 tentang Jasa Konstruksi pasal 63 dan 96.
- Solusi untuk menyelesaikan masalah yaitu dengan melakukan pembersihan
jalan dan pemasangan bronjong kawat baja selama 2-3 bulan.
8

DAFTAR PUSTAKA

BandaraSoekarnoHattaCom. 2018. Mulai Diperbaiki Underpass Bandara Soetta


Ditargetkan Rampung dalam 3 Bulan. http://bandarasoekarnohatta.com/mulai-
diperbaiki-underpass-bandara-soetta-ditargetkan-rampung-dalam-3-bulan.info.
(Diakses 7-04-2018 pukul 06.34)
Tempo.Co. 2018. Ada Mata Air di Longsoran Underpass Bandara Soekarno
Hatta. https://metro.tempo.co/read/1059954/ada-mata-air-di-longsoran-underpass-
bandara-soekarno-hatta?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C9197917188. (Diakses 7-
04-2018 pukul 6.37)
Tempo.Co. 2018. Longsor di Bandara Soetta Ada Retakan Lain di Dinding
Underpass. https://metro.tempo.co/read/1058121/longsor-di-bandara-soetta-ada-
retakan-lain-di-dinding-underpass?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C2690649481.
(Diakses 7-04-2018 pukul 06.49)
Okezone News. 2018. Ini Penyebab Gerbang Kereta Bandara Soetta Roboh.
https://news.okezone.com/read/2018/02/13/338/1859134/ini-penyebab-
longsornya-underpass-bandara-
soetta#lastread?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C7744137028. (Diakses 7-04-2018
pukul 07.12)
CNN Indonesia. 2018. Ahli Konstruksi Sebut Underpass Soetta Rubuh Karena
Hujan. https://m.cnnindonesia.com/ekonomi/20180206115510-92-274181/ahli-
konstruksi-sebut-underpass-soetta-rubuh-karena-
hujan?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C7699528836. (Diakses 7-04-2018 pukul
07.39)

Anda mungkin juga menyukai