Anda di halaman 1dari 4

Nama : RANDI NOFRIZON

Kelas : XI PMIA 3

Biografi Sir Alex Ferguson -Mantan Pelatih Manchester United


Sir Alexander Chapman "Alex" Ferguson CBE lahir 31
Desember 1941 di Govan, Glasgow,Skotlandia. Alexander
Chapman Ferguson lahir dari pasangan Alexander Beaton
Ferguson, seorang buruh pekerja galangan kapal dengan
Elizabeth Hardie. Ia menghabiskan masa kecilnya di
daerah Govan,Skotlandia bersama adiknya Martin
Ferguson. Karier sepak bola Ferguson dimulai ketika ia
bergabung dengan klub amatir Queens Park pada umur
16 tahun. Berposisi sebagai striker ia mencetak 20 gol
pada musim debutnya dan pindah pada musim
berikutnya ke klub amatir St. Johnstone. Di klub barunya,
Ferguson mengejutkan publik dengan mencetak hattrick melawan klub idolanya Glasgow Rangers.

Performanya membuat ia dikontrak profesional oleh Dunfermline. Pada musim pertamanya Ferguson
berhasil mencapai final Piala Skotlandia melawan Glasgow Celtic akan tetapi kalah 3-2. Ferguson sendiri
tidak tampil dalam final karena penampilan buruknya ketika melawan St. Jonstone pada pertandingan
sebelumnya. Musim keduanya bersama Dunfermline, ia berhasil keluar sebagai pencetak gol terbanyak
Liga Skotlandia bersama Joe McBride dengan 31 gol. Prestasi ini akhirnya mengantarkan Ferguson ke
klub impiannya sejak kecil, Glasgow Rangers. Masa-masa di Rangers ternyata tidak menyenangkan
Ferguson.

Ia sering dicadangkan dan berlatih dengan tim junior. Hal ini membuat Fergie tidak betah dan hanya
bertahan 2 musim bersama Rangers. Ia kemudian ditawari pindah oleh klub Inggris, Nottingham Forest.
akan tetapi istrinya, Cathie tidak menyetujui kepindahan mereka ke Inggris. Ia lalu memilih untuk pindah
ke klub Falkirk. Ferguson dipromosikan sebagai pelatih merangkap pemain. Namun tak lama kemudian
jabatannya digantikan oleh John Prentice. Ferguson kemudian memilih untuk pindah ke Ayr United
dimana ia bermain disana sampai pensiun sebagai pemain pada 1974. Sebagai pemain Ferguson telah
mencetak total 170 gol dalam 317 pertandingan.

Pada bulan Juni tahun 1974, sesaat setelah ia pensiun sebagai pemain, Ferguson ditunjuk sebagai
manajer paruh waktu unutk East Stirlingshire pada usia 32 tahun. Kariernya di East Stirlingshire hanya
bertahan sebentar karena pada bulan Oktober 1974 ia menerima pinangan St. Mirren untuk menjadi
manajer.

Kariernya di St. Mirren berlangsung gemilang, selama 4 musim menangani klub tersebut (1974-1978).
Ferguson mengangkat klub kecil yang tadinya hanya ditonton oleh 1000 orang dalam pertandingan
kandanganya itu menjadi juara Liga Skotlandia pada musim 1977 dengan permainan menyerangnya.
Selain itu ia berjasa dalam menemukan bakat-bakat muda dalam diri Billy Stark, Tony Fitzpatrick, Bobby
Reid dan Peter Weir. Kesuksesan Ferguson dalam mengangkat St. Mirren ternyata berujung pada
pemecatan pada tahun 1978 karena konflik internal antara Ferguson sendiri dengan staffnya. Presiden
klub St. Mirren, Willie Todd bahkan mengatakan bahwa Ferguson "tidak mempunyai kemampuan
manajerial yang baik". Dengan demikian St. Mirren adalah klub satu-satunya yang pernah memecat
Ferguson sepanjang karier manajerialnya.

Ferguson kemudian menjadi manajer Aberdeen menggantikan Billy McNeil yang pindah ke Glasgow
Celtic, ia diharapkan untuk mengembalikan masa kejayaan Aberdeen yang menjuarai Liga Skotlandia
terakhir kali pada 1955. Namun karena usia Ferguson yang terbilang cukup muda (36 tahun) tetap saja ia
kesulitan meraih respek dari para pemain yang beberapa diantaranya lebih tua dari manajer mereka
sendiri. Pada musim debutnya, Aberdeen meraih peringkat ke 4 walaupun tidak pernah kalah sebelum
Desember 1978. Ferguson juga membawa Aberdeen ke semifinal Piala Skotlandia dan Piala Liga
Skotlandia. Pada musim berikutnya Aberdeen kembali kalah dalam final ajang Piala Liga Skotlandia oleh
Dundee United setelah pertandingan replay. Ferguson menyalahkan dirinya sendiri yang seharusnya
mengubah taktik dan komposisi pemain dalam pertandingan replay tersebut. Setelah pertandingan final
itu, performa Aberdeen mengalami peningkatan sampai mereka menjadi juara Liga Skotlandia pada
akhir musim 1979/80. Hal ini membuat Ferguson mendapatkan kepercayaan dan respek dari para
pemain dan direktur klub. Ia tetap menjadi manajer yang penuh disiplin sehingga pemain-pemainnya
menjulukinya "Furious Fergie" atau "Fergie yang Galak".

Pada musim yang sama, Ferguson adalah salah satu staf pelatih dalam tim nasional Skotlandia ketika
menghadapi ajang Piala Dunia 1986. Namun meninggalnya pelatih utama mereka, Jock Stein, membuat
Ferguson ditunjuk menjadi pelatih utama Skotlandia pada Piala Dunia 1986. Ia kemudian menunjuk
Archie Knox menjadi asisten manajer yang mana adalah juga asistennya di Aberdeen. Karena jasa-
jasanya di Aberdeen, Ferguson kemudian diusulkan untuk menjadi salah satu direktur di klub tersebut,
namun Fergie menolaknya dan mengatakan bahwa ia berniat untuk pindah dari Aberdeen pada akhir
musim 1985/86. Walaupun ia tetap berada bersama Aberdeen pada awal musim 1986/87, namun pada
November 1986, Ferguson akhirnya menerima pinangan Manchester United untuk menjadi manajer
mereka menggantikan jabatan yang dipegang Ron Atkinson.

Awal kariernya di Old Trafford tidaklah semulus yang ia kira. Saat itu MU terbelit dalam masalah
alkohol yang kritis. Beberapa pemain andalan mereka (Norman Whiteside, Paul McGrath dan Bryan
Robson), mempunyai hobi menenggak minuman keras dan mempunyai level kebugaran yang
"menyedihkan". Ferguson, bersama-sama dengan Archie Knox yang diangkat menjadi asisten manajer
saat itu, secara perlahan-lahan mengubah kebiasaan buruk itu dan menanamkan disiplin ketat bagi para
pemain, hal yang masih berlaku sampai saat ini di MU.

Musim 1989/90, Ferguson kembali mendatangkan pemain baru Paul Ince, Mike Phelan, Neil Webb dan
bek Gary Pallister. Pada awal musim United berhadapan dengan juara bertahan Arsenal dimana Setan
Merah berhasil menang 4-1 namun performa United menurun dan setelah kekalahan memalukan 5-1
dari rival sekota Manchester City, spanduk yang meminta Fergie untuk mundur mulai bermunculan di
Old Trafford. Fergie sendiri menggambarkan bulan Desember 1989 adalah "masa-masa tergelap selama
kariernya dalam dunia sepak bola" dimana United manjadi salah satu calon klub yang akan mengalami
degradasi dari Liga Inggris. Dewan direktur klub tetap mempercayai Fergie sebagai manajer. Mereka bisa
mentoleransi penampilan buruk klub karena beberapa pemain kunci cedera dan mereka juga puas atas
peran serta Ferguson yang mengubah sistim pelatihan dan pencarian bakat di United. Kepercayaan
dewan direksi klub dijawab Ferguson dengan kemenangan 1-0 pada final replay Piala FA melawan
Crystal Palace yang saat itu diperkuat oleh Ian Wright. Raihan trofi ini adalah yang pertama untuk Fergie
selama menangani United dan disebut-sebut sebagai trofi penyelamat kariernya di MU.

Musim 1994/95 merupakan ujian berat bagi Fergie, karena Cantona harus absen selama 8 bulan
karena menendang seorang suporter Crystal Palace di Selhurst Park, kandang Palace. Selain larangan
tampil selama 8 bulan, Cantona juga mendekam di penjara selama 12 hari dan harus menjalankan tugas
sosial selama 120 jam. Untuk mengisi posisi Cantona, maka United mentransfer Andy Cole dari
Newcastle United sebesar £7 juta plus Keith Gillespie untuk Newcastle. Selain itu musim ini juga menjadi
musim debut para pemain muda dari skuat 1992 yang menjuarai Piala FA Junior : Paul Scholes, Gary
Neville, Nicky Butt dan David Beckham setelah sebelumnya Ryan Giggs (yang berpromosi dari skuat 92)
telah mendapat tempat reguler dalam tim inti United. Namun United gagal mempertahankan gelar juara
setelah imbang 1-1 melawan West Ham United pada pertandingan terakhir musim itu.

Mengawali musim 1997/98 dengan skuat belia yang makin matang, Fergie menambah kedalaman
skuat dengan mentransfer striker Inggris, Teddy Sheringham, yang memakai kostum no. 10 milik
Beckham, untuk mengisi posisi yang ditinggalkan Cantona dan bek Henning Berg dari Norwegia. Musim
ini berakhir dengan kegagalan bagi United dalam semua ajang. Pada musim panas 1998, Fergie kembali
mentransfer seorang striker, Dwight Yorke dari Aston Villa, bek tangguh dari Belanda, Jaap Stam dan
winger serba bisa Jesper Blomqvist dengan total nilai transfer mencapai hampir £30 juta. Dengan
kedalaman skuat United mereka, Setan Merah mencapai kesuksesan mereka pada musim ini dengan
raihan 3 trofi juara dalam semusim (dikenal dengan nama "The Treble")

Pada musim 1999/00 dominasi United bersama Fergie semakin terlihat di klasemen akhir Liga Inggris,
dimana Setan Merah unggul jauh atas rival mereka dengan 18 poin. Pada Desember 1999 United meraih
trofi Piala Toyota mereka yang pertama dalam sejarah klub dengan mengalahkan Palmeiras di final.
Giggs keluar sebagai pemain United pertama yang meraih gelar pemain terbaik pada ajang ini.
Kepiwaian Fergie dalam mengembangkan United sebagai merek global tutur mendongkrak performa
klub pada ajang kompetisi. Hal ini membuat United menjadi magnet bagi pesepak bola terbaik dunia
untuk bergabung di Old Trafford.

Pada awal musim 2001/02 diwarnai dengan penjualan kontroversial bek Jaap Stam ke Lazio seharga
£16 juta, yang mana membuat keseimbangan skuat Fergie terganggu. Absennya Stam di lini belakang
United tidak mampu ditutupi oleh bek United lainnya dan keputusan ini pun disesali kemudian oleh
Ferguson yang kerepotan mencari suksesor sang bek. Performa United menukik tajam dengan
menempati peringkat 9 pada paruh musim. Performa United membaik seiring bergabungnya bek tua (36
tahun) Laurent Blanc dari Inter Milan pada Januari 2002 dan United pun menang dalam 8 laga Liga
sehingga melaju ke peringkat atas Klasemen Liga. Namun hasil tersebut hanya bisa membawa United
berakhir di peringkat 3 klasemen. Musim ini pun seharusnya menjadi musim terakhir Fergie menangani
United karena faktor usia dan penurunan prestasi. Namun Fergie membatalkan niatnya unutk mundur
dan tetap menangani United untuk 3 tahun ke depan.

Awal musim 2006/07 menjadi suatu ujian bagi sisi manajerial Fergie. 2 orang pemain utamanya
Cristiano Ronaldo dan Wayne Rooney terlibat perselisihan pada ajang Piala Dunia 2006. Insiden itu
membuat rumor soal kepergian Ronaldo dari United makin membesar. Namun Fergie berhasil
membujuknya agar bertahan di United dan mendamaikan kedua orang itu. Keberhasilan Fergie
meredam emosi keduanya menjadi bahan bakar utama skuat United dalam menjalani awal musim baru.
Awal musim berlangsung baik bagi United yang untuk pertama kalinya memenangkan 4 pertandingan
liga secara beruntun. Sekali lagi Fergie membuktikan dirinya sebagai master dalam mendatangkan
pemain yang cocok dengan skema permainan yang diinginkan. Pada akhir musim United tidak terkejar
dan mengamankan gelar juara Liga Inggris. Pada ajang Eropa, Fergie mengantarkan United mencapai
semifinal dengan mencetak rekor kemenangan atas AS Roma 7-1 pada laga perempat final di Old
Trafford. Pada laga semifinal United kalah dari AC Milan dengan agregat 3-5 setelah unggul 3-2 di Old
Trafford. Walaupun begitu hasil ini merupakan tanda kebangkitan dari Setan Merah.

Awal musim 2007/08, Fergie kembali mendatangkan pemain untuk memperkuat skuatnya. gelandang
bertahan Owen Hargreaves yang sukses bersama tim nasional Inggris di Piala Dunia 2006,sayap serba
bisa Nani dari Portugal, gelandang serang Anderson dari Brazil dan striker Carlos Tevez resmi bergabung
dengan Fergie di Old Trafford. Dengan kedalaman skuatnya, Fergie mengincar pencapaian gelar Eropa
kedua bersama Setan Merah. Namun harapan Fergie sepertinya akan terbang seiring dengan performa
dibawah standar United yang hanya meraih hasil imbang dalam 2 laga awal serta kalah 0-1 dari rival
sekota Manchester City. Namun Fergie berhasil memotivasi skuatnya dan penampilan United sonta
berubah drastis menjadi kompetitor dalam meraih gelar juara Liga Inggris bersama Arsenal dan Chelsea.
Musim ini juga merupakan musim terbaik dari Cristiano Ronaldo yang secara luar biasa mencetak 42 gol
dalam semua ajang yang diikuti oleh United, meraih trofi Sepatu Emas sebagai top-scorer Eropa, top-
scorer Liga Inggris (35 gol) dan menjadi kandidat Pemain Terbaik Dunia FIFA. Pada akhir musim, Fergie
kembali tampil di Final Liga Champion berhadapan dengan Chelsea, Ronaldo membawa United unggul 1-
0 pada babak pertama sebelum disamakan oleh Chelsea pada babak kedua. Lewat drama adu pinalti,
Fergie sukses memenangkan gelar Liga Champion keduanya sepanjang kariernya sebagai manajer. Fergie
juga berhasil membawa United meraih trofi Piala Dunia Antarklub yang pertama bagi United.

Pada akhir musim ini Fergie mengumumkan dirinya akan mundur dari jabatan manajer Manchester
United pada tahun 2011, sesuatu yang kemudian diralatnya sendiri dengan mengatakan akan terus
menjadi menajer United selama fisiknya masih memungkinkan. Musim berikutnya Fergie kembali
meraih trofi juara Liga Inggris untuk ke 11 kalinya dan mengantar United menyamai rekor Liverpool yang
telah menjuarai Liga Inggris 18 kali. Akhir musim 2008/09 juga menjadi musim terakhir bagi Cristiano
Ronaldo yang pindah ke Real Madrid dengan rekor transfer dunia sampai saat ini, £80 juta.
Menjadikannya pemain termahal yang pernah dijual Fergie selama kariernya sebagai menejer klub.

Anda mungkin juga menyukai